• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah perilaku budaya demokrasi dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah perilaku budaya demokrasi dalam"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari

Perilaku Budaya Demokrasi

Dalam Kehidupan sehari-hari

Nama Kelompok 6 :

Al Baqy Wulandari

Danang Kurniawan

Febriani Eka Putri

Pradita Noviani N U

Ryan Bentar A

DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan... 3

A. Latar Belakang... 3

B. Tujuan... 3

BAB II Pembahasan... 4

A. Rumusan Masalah... 4

B. Pembahasan... 4

BAB III Penutup... 16

A. Simpulan... 16

B. Saran... 16

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan istilah “demokrasi”sebagai sistem politik negara merupakan suatu bentuk tandingan bagi bentuk pemerintahan lama yang bersifat totaliter atau otokratis dan yang otoriter.sebagaimana kita ketahui bahwa pemerintahan demokrasi dihasilkan oleh ahli-ahli politik sebagai jawaban atau jalan keluar untuk mengatasi kemelut yang dialami masyarakat yang selama ini telah “dipaksa” menerima nilai dan sikap budaya politik yang otoriter (monarki/feodalis)

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk: 1. Memberikan informasi tentang budaya Demokrasi

2. Mengatahui perilaku budaya demokrasi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

(3)

A. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah pelaksanaan budaya demokrasi dala kehidupan sehari-hari di Indonesia

B. PEMBAHASAN

1) Sumber : http://minayuki.blogspot.com/2013/06/perilaku-budaya-demokrasi-dalam.html

Perilaku Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Perilaku budaya demokrasi harus terus dikembangkan dalam kehidupan demokrasi, baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi yang dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban. Kondisi demikian merupakan iklim yang cukup mendukung terwujudnya masyarakat madani.

Untuk membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga negara.

A. Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi ,yaitu sebagai berikut :

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.

2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah.

3. Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.

4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal. 5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman. 6. Menjamin tegaknya keadilan.

Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi, diantaranya melalui hal-hal berikut :

1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.

2. Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan pengawasan.

3. Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.

4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.

5. Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan.

Sikap yang harus dikembangkan untuk membudayakan perilaku yang mendukung tegaknya prinsip demokrasi, antara lain :

1. Terbuka dan transparan untuk memupuk kepercayaan terhadap satu sama lain. 2. Terbiasa melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah, sehingga timbul sikap

toleransi.

3. Menghargai pendapat orang lain.

4. Toleransi atau belajar menerima keberagaman. 5. Menghargai kelompok minoritas.

6. Menutamakan kepentingan umum.

(4)

6. Kerja sama keterhubungan;

Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah hal-hal berikut :

1. Menjunjung tinggi persamaan :

Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, kritik dan saran dari orang lain.

2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :

Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku dapat dipatuhi. 3. Membudayakan sikap yang bijak dan adil :

Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain ,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan

5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional :

Makna penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagaimana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan profesi yang kita miliki.

Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia :

1. Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan menjauhkan diri dari sifat golput (golongan putih artinya tidak ikut memilih dalam pemilu).

2. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.

3. Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil). 4. Menaati hukum.

5. Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama. 6. Saling mendukung setiap usaha pembelaan negara.

7. Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai agama dan kepercayaan-Nya itu.

Membiasakan diri melaksanakan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan di lingkungan keluarga ,maupun lingkungan sekolah, di organisasi masyarakat (ormas) dan partai politik (parpol), serta di DPR sebagai lembaga pembuat Undang-Undang.

1. Di Lingkungan Keluarga

Dalam kehidupan keluarga, budaya demokrasi juga memegang peranan penting. Setiap anggota keluarga mempunyai kebebasan yang sama. Kebebasan ini hendaknya dihormati oleh masing-masing anggota keluarga. Oleh karena itu, tindakan sesuka hati sendiri hendaknya dihindari. Mereka hendaknya saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang ada. Dengan demikian, semua anggota keluarga akan merasa betah di rumah.

(5)

· Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara; · Menghargai pendapat anggota keluarga lainya; · Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;

· Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

· Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya.

· Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat.

· Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. 2. Di Lingkungan Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat diperlukan kerjasama untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Untuk itu, sikap saling menghormati sangat diperlukan. Jika masing-masing oranghanya menonjolkan kepentingan, urusan, dan kehiduoan pribadinya, niscaya upaya pencapaian tersebut akan terhambat.

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

· Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;

· Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi; · Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;

· Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;

· Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain. · Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.

· Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih. · Mengikuti kegiatan rembug desa.

· Mengikuti kegiatan kerja bakti.

· Bersama-sama memberikan usulan demi kemajuan masyarakat. 3. Di Lingkungan Sekolah

Penerapan demokrasi di sekolah hendaknya mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan bersama. Hal ini bertujuan, untuk membentuk rasa solidartas bersama.

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

· Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan cantik jeleknya seseorang;

· Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama; · Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;

· Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah; Sikap anti kekerasan.

· Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.

· Berani mengajukan petisi (saran/usul).

· Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. · Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.

(6)

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

· Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;

· Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat warganya;

· Memiliki kejujuran dan integritas;

· Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik; · Menghargai hak-hak kaum minoritas;

· Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;

· Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.

2) Sumber : http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2011/04/05/perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari Posted on April 5, 2011 by fredypurbaya

Budaya demokrasi pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi pancasila mengakui adanya sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Rumusan sila keempat pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan dasar politik Negara yang di dalamnya terkandung unsure kerakyatan, permusyawaratan, dan kedaulatan rakayat merupakan cita-cita kefilsafatan dari demokrasi pancasila. Oleh sebab itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalh hal-hal berikut :

1. Menjunjung tinggi persamaan

Budaya demokrasi mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan harkat dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan yang maha esa. Oleh sebab itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu membuat dan bertindak untuk menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri untuk menerima keberagaman dalam masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain. 2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Setiap manusia menerima fitrah hak asasi dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hak hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah sesutu yang mutlak tanpa batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan normayang berlaku dan di patuhi. Untuk itu, dalam uoaya mewujudkan tatanan kehidupan sehari-hariyang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang lain perlu dengan sebaik-baiknya.

3. Membudayakan sikap yang adil

(7)

dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain dan proporsional. Masyarakat kita perku mengembangkan budaya bijak dan adil dalam rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat sekitar.

4. Membijaksanakan musyaearah mufakat dalam mengambil keputusan

Mengambil keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sejak lama telah diperaktikkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu, sebelum suatu keputusan di terapkan selalu di dahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga selalu di upayakan untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada. Keputusan dengan musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu memuaskan banyak pihak sehingga dapat terhindar dari konflik-konflik vertical maupun horizontal.

5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sikap untuk lebih mengutamakan kepentingan orang lain / umum dari kepentingan peribadi yang sangat penting untuk di tumbuhkan. Kesadaran setiap waraga Negara untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan merupakan wujud cinta dan bangsa terhadap bangsa dan Negara. Kita harus mampu berfikir cerdas dan bekerja keras untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan Negara melalui berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan. Makna penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagai mana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan propesi yang kita miiliki.

3) Sumber : http://tarinwish.wordpress.com/2011/11/01/bab-2-budaya-demokrasi-dalam-masyarakat-madani-perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan

Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari Budaya Demokrasi dalam Masyarakat Madani

Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Perilaku budaya demokrasi harus terus dikembangkan dalam kehidupan demokrasi, baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi yang dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban. Kondisi demikian merupakan iklim yang cukup mendukung terwujudnya masyarakat madani.

Untuk membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga negara. Prinsip demokrasi adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi tersebut antara lain : adil, terbuka, menghargai, mengakui perbedaan, anti kekerasan, damai, tanggung jawab ,dan kerja sama.

Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi ,yaitu sebagai berikut :

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.

(8)

3. Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.

4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal. 5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman. 6. Menjamin tegaknya keadilan.

Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi, diantaranya melalui hal-hal berikut :

1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.

2. Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan pengawasan.

3. Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.

4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.

5. Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan.

Sikap yang harus dikembangkan untuk membudayakan perilaku yang mendukung tegaknya prinsip demokrasi, antara lain :

1. Terbuka dan transparan untuk memupuk kepercayaan terhadap satu sama lain. 2. Terbiasa melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah, sehingga timbul sikap

toleransi.

3. Menghargai pendapat orang lain.

4. Toleransi atau belajar menerima keberagaman. 5. Menghargai kelompok minoritas.

6. Menutamakan kepentingan umum.

Menurut Rusli Karim ,perilaku dan ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian yang demokrasi adalah : Demokrasi Pancasila. Budaya demokrasi Pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keinginan rakyat dapat tersalurkan baik dalam lembaga suprastruktur politik (lembaga negara), maupun dalam infrastruktur politik (partai politik, organisasi massa, dan media politik lainnya).

Peran serta warga negara dalam memantapkan pelaksanaan Demokrasi Pancasila, diantaranya dengan menjunjung tinggi budaya Demokrasi Pancasila yang meliputi semangat :

1. Kebersamaan 2. Kekeluargaan 3. Keterbukaan

(9)

Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah hal-hal berikut :

1. Menjunjung tinggi persamaan :

Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.

2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :

Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku dapat dipatuhi. 3. Membudayakan sikap yang bijak dan adil :

Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain ,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat sekitar.

4. membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan : Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan untuk memutuskan.

5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional : Makna penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagaimana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan profesi yang kita miliki.

Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia :

a. Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan menjauhkan diri dari sifat golput (golongan putih artinya tidak ikut memilih dalam pemilu).

b. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.

c. Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil). d. Menaati hukum.

e. Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama. f. Saling mendukung setiap usaha pembelaan negara.

g. Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai agama dan kepercayaan-Nya itu.

4) Sumber : http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2012/08/perilaku-budaya-demokrasi.html

PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang

berlaku.

b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani. c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.

d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis.

(10)

f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah. g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara.

h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab. i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.

B.Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari a. Lingkungan Keluarga

1) Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya.

2) Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat.

3) Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga. 4) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. 5)Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara.

6)Menghargai pendapat anggota keluarga lainya. 7)Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja.

8)Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

b. Lingkungan Sekolah

1) Berusaha selalu berkomunikasi individual.

2) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.

3) Berani mengajukan petisi (saran/usul).

4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. 5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.

6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS. 7)Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan.

8)Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama. 9)Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita.

c. Lingkungan masyarakat

1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.

2) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih. 3) Mengikuti kegiatan rembug desa.

4) Mengikuti kegiatan kerja bakti.

5) Bersama-sama memberikan usulan demi kemajuan masyarakat.

C. Uraian Perilaku Yang Mencerminkan Budaya Demokrasi a. Kehidupan Keluarga

(11)

b. Kehidupan Sekolah

Penerapan demokrasi di sekolah hendaknya mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan bersama. Hal ini bertujuan, untuk membentuk rasa solidartas bersama.

c. Kehidupan Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat diperlukan kerjasama untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Untuk itu, sikap saling menghormati sangat diperlukan. Jika masing-masing oranghanya menonjolkan kepentingan, urusan, dan kehiduoan pribadinya, niscaya upaya pencapaian tersebut akan terhambat.

5) Sumber : http://agumuawan.blogspot.com/2012/07/penerapan-budaya-demokrasi-dalam.html

PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Di Lingkungan Keluarga

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara; Menghargai pendapat anggota keluarga lainya; Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;

Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

Di Lingkungan Masyarakat

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;

2. Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi; 3. Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;

4. Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;

5. Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.

Di Lingkungan Kuliahan

 Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Bersedia bergaul dengan teman kuliah tanpa membeda-bedakan cantik jeleknya seseorang;

2. Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama; 3. Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;

4. Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah; 5. Sikap anti kekerasan.

Di Lingkungan Kehidupan Bernegara

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;

(12)

3. Memiliki kejujuran dan integritas;

4. Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik; 5. Menghargai hak-hak kaum minoritas;

6. Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;

7. Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.

BAB III PENUTUP A. Simpulan

Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum membudayakannya.

Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.

Perilaku budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain menjunjung tinggi persamaan, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan serta mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.

B. Saran

Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:

1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.

2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.

Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari

(13)

demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Daftar Pustaka

1. http://minayuki.blogspot.com/2013/06/perilaku-budaya-demokrasi-dalam.html 2. :

http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2011/04/05/perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/

3. http://tarinwish.wordpress.com/2011/11/01/bab-2-budaya-demokrasi-dalam-masyarakat-madani-perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan

(14)

PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT

PENDAHULUAN

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan

kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh

sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).

Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian

masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).

Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-nilai demokrasi baik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun masyarakat.

(15)

- Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasnyarakat, berbangsa dan bernegara.

- Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.

- Tidak adanya kehidupan berpartisipasi dalam kehidupan bersama (musyawarah untuk mencapai mufakat).

Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini akan memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, penulis menyusun makalah ini dengan judul “BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”.

TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Unutuk mengetahui pengertian demokrasi.

2. Untuk mengetahui sumber hukum apa yang menjadi landasan demokrasi. 3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi.

(16)

PEMBAHASAN

1. Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Menurut Internasional Commision of Jurits, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.

Menurut Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).

Menurut C.F Strong, demkrasi merupakan suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.

2. Landasan Demokrasi

Pembukaan UUD 1945

1) Alinea pertama

Kemerdekaan ialah hak segala bangsa. 2) Alinea kedua

Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

3) Alinea ketiga

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.

4) Alinea keempat

(17)

Batang Tubuh UUD 1945

Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan

kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat.

Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.

(18)

4. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan

Bentuk Pemerintahan dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Pemerintahan yang baik

 Monarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.

 Aristokrasi. Yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.

 Demokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.

b. Pemerintahan yang buruk

 Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi.

 Oligarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang dan dijalankan untuk kelompok itu sendiri.

 Mobokrasi / Okhlokrasi / Anarki, yaitu suatu bentuk pemerintah yang dipegang oleh rakyat, tetapi rakyat yang tidak tahu apa – apa, rakyat yang tidak berpendidikan, dan rakyat yang tidak paham tentang pemerintahan, yang akhirnya pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak malahan menimbulkan kekacauan.

Dalam pemerintahan demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat mengandung tiga pengertian, yaitu :

a) Pemerintahan berasal dari rakyat

Kekuasaan yang diperoleh pemerintahan adalah kekuasaan yang berasal dari kehendak rakyat. Pemerintahan itu mendapat dukungan dan pengakuan dari rakyat. Kekuasaan tersebut didapatkan melalui pemilihan umum dari rakyat bukan dari wangsit.

b) Pemerintahan dijalankan oleh rakyat

Pemerintah menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas kehendak sendiri. Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah juga berada di bawah pengawasan rakyat, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

c) Pemerintah ditujukan untuk rakyat

Kekuasaan yang diamanatkan rakyat kepada pemerintah itu ditujukan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat diutamakan dan harus didahulukan dari pada kepentingan diri sendiri dan golongan.

5. Budaya Demokrasi

Pada masa sekarang, demokrasi tidak hanya dipahami sebagai bentuk

pemerintahan saja tetapi menjadi pola kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendapat para ahli tentang demokrasi tersebut adalah sebagi berikut :

a) John Dewey, demokrasi adalah pandangan hidup yang dicerminkan dari perlunya partisipasi warga Negara dalam membentuk nilai – nilai yang mengatur kehidupan bersama.

b) Padmo Wahyono, demokrasi adalah pola kehidupan berkelompok yang sesuai dengan keinginan dan pandangan hidup orang – orang yang berkelompok tersebut.

(19)

Berdasarkan pendapat tersebut, maka demokrasi dipahami tidak hanya sebagi bentuk pemerintah tetapi juga pola hidup atau pendangan hidup dari pemerintah dan masyarakat yang mencerminkan adanya nilai – nilai demokrasi.

Jadi, suatu Negara dikatakan Negara demokrasi apabila memenuhi dua kriteria, yaitu :

a. Pemerintahan demokrasi yang berwujud pada adanya institusi demokrasi, b. Masyarakat demokratis yang berwujud pada adanya budaya (kultur) demokrasi.

6. Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan

Budaya demokrasi pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi pancasila mengakui adanya sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Rumusan sila keempat pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan dasar politik Negara yang di dalamnya terkandung unsure kerakyatan, permusyawaratan, dan kedaulatan rakayat merupakan cita-cita kefilsafatan dari demokrasi pancasila. Oleh sebab itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalh hal-hal berikut :

1. Menjunjung tinggi persamaan

Budaya demokrasi mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan harkat dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan yang maha esa. Oleh sebab itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu membuat dan bertindak untuk menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri untuk menerima keberagaman dalam masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.

2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

(20)

kehidupan sehari-hariyang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang lain perlu dengan sebaik-baiknya.

3. Membudayakan sikap yang adil

Salah satu perbuatan mulia yang dapat di wujudkan da;am kehidupan sehari-hari baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil. Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbutan yang benar-benar dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain dan proporsional. Masyarakat kita perku mengembangkan budaya bijak dan adil dalam rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat sekitar.

4. Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan

Mengambil keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sejak lama telah diperaktikkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu, sebelum suatu keputusan di terapkan selalu di dahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga selalu di upayakan untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada. Keputusan dengan musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu memuaskan banyak pihak sehingga dapat terhindar dari konflik-konflik vertical maupun horizontal.

5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional

(21)

7. Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Di Lingkungan Keluarga

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara; 2. Menghargai pendapat anggota keluarga lainya; 3. Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;

4. Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

Di Lingkungan Masyarakat

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;

2. Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi; 3. Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya

4. Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;

5. Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.

Di Lingkungan Sekolah

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;

2. Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama; 3. Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;

4. Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah; 5. Sikap anti kekerasan.

Di Lingkungan Kehidupan Bernegara

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;

2. Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat warganya;

3. Memiliki kejujuran dan integritas;

4. Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik; 5. Menghargai hak-hak kaum minoritas;

6. Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;

7. Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.

PENUTUP

Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum membudanyakannya.

(22)

demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan Orang-orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.

Perilaku budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain menjunjung tinggi persamaan, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan serta mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.

Saran

Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:

1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.

2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

1. Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005. Kewarganegaraan (Citizenship).

Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.

2. Hasan Suryono, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Surakarta: UNS Press

3. David Held. 2004. Demokrasi dan Tatanan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Hasan Suryono. 2005. Pancasila Progresif. Surakarta: UPT MKU UNS dan

Pustaka Candra

5. Abdullah Hamidi. 1994. Apakah Demokrasi Itu. Jakarta: USIA

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa tanaman galur 4D dan 5D padi transgenik Nipponbare-OsDREB1A generasi T1 pada pengujian salinitas 25 mM NaCl menunjukkan respon pertumbuhan yang lebih baik

terintegrasi. Dukungan dana yang terbatas sehingga pelaksanaan kaji terap dan diseminasi teknologi oleh penyuluh pertanian dilapangan belum optimal. Kurangnya

(2007), karakter bunga memang merupakan karakter yang paling berguna di dalam klasifikasi Angiospermae, namun karakter vegetatif tertentu seperti panjang daun, lebar daun,

Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk an- organik bertujuan agar pupuk tersedia sampai ditingkat petani secara tepat waktu, jumlah, jenis dan

Syukur Alhamdulillah dan Subhanallah atas segala rahmat, karunia Allah SWT, sehingga penulis memiliki kekuatan, kesabaran, dan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas

Persamaan tersebut sesuai dengan rumus regresi linier sederhana yaitu Y=α+bX, dimana Y merupakan lambang dari variabel terikat, α konstanta dan b koefisien

80 mg/ml memiliki daya hambat yang lebih kecil dibandingkan ekstrak kulit batang tanaman lain seperti Kemuning ( Murraya paniculata (L) Jack) pada konsentrasi

Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMK Al-Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian besar siswa putri secara keseluruhan mempunyai