TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Oleh :
Paskalia Siwi Setianingrum NIM: 151442011
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Oleh :
Paskalia Siwi Setianingrum NIM: 151442011
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
METODE ITERASI VARIASIONAL
T]NTTJKMEI{YELNSAIKAN
PERSAMAAN GELOMBANG
NRI}ANGKAL
DAI\TELASTIK
Oleh:
Pasknlia Siwi Setianingrum
1{Il}I:
l5l4420ll
Telnh disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
I t I
i
PERSAMAAN GELOMBAIIG AIR DANGKAL
DAFIELASTIK
Dipersiapkm
&n ditfis
olehPaskalia Siwi Setianirgrum
Nllvt
l5l4H,20lldip€rbhar*alr Panitia Feryqii
rda
'!! P G--*i
Stnman ir= ilE inusAndy Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota :t&Ae,M.si.
.ga 1 . -- 3_tk-.," Dr. Dr'Hmgki.Itdie,MSiYogy*rt4
24 Februari 20lzFakultas Kegmran dan
Ilmupdidikan
!
iv
If you want to find the secrets of the universe, think in terms of energy, frequency, and vibration.
~ Nikola Tesla ~
“Seseorang yang berhenti belajar adalah orang lanjut usia meskipun umurnya masih
remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi
pemuda”. – Henry Ford -
J.E.N.I.U.S
adalah 1% inspirasi dan 99% keringat.
“Hiduplah seakan kamu akan mati besok, belajarlah seakan kamu akan hidup selamanya”. –
Mahatma Gandhi –
Matematika adalah ratu dari ilmu dan ilmu hitung (aritmetika) adalah ratu dari matematika. Ia sering berkenan merendahkan diri menyumbang kepada astronomi dan ilmu alam lainnya,
tetapi dalam semua hubungan ia berhak mendapat peringkat pertama.
v
Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih, kupersembahkan tesis ini untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku
Bapakku dan Ibuku tercinta yang memberikan doa, dukungan dan cinta Kakakku yang memotivasi diriku
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Februari 2017
Penulis,
vii
ABSTRAK
Paskalia Siwi Setianingrum, 2017. Metode Iterasi Variasional Untuk Menyelesaikan Persamaan Gelombang Air Dangkal Dan Elastik. Tesis. Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dapat dimodelkan secara matematis. Suatu model matematika perlu diselesaikan untuk menemukan solusi dari masalah-masalah nyata. Solusi analitis model matematika umumnya sulit ditemukan jika model matematika mengandung banyak variabel dan rumit. Oleh karena itu, dengan metode pendekatan analitis dapat diperoleh solusi dari model matematika.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode iterasi variasional untuk menyelesaikan persamaan gelombang air dangkal dan elastik. Solusi iterasi dari metode iterasi variasional semakin lama akan konvergen menuju solusi eksak. Solusi yang dihasilkan dari beberapa persamaan gelombang berupa pendekatan analitis yang dihitung dengan bantuan Software Maple dan Software MATLAB. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan solusi persamaan gelombang air dangkal, persamaan gelombang elastik, dan mengetahui analisis konvergensi solusi iterasi dari persamaan gelombang difusi.
Metode iterasi variasional telah berhasil menyelesaikan persoalan tentang persamaan gelombang nonlinear dimensi satu karena memiliki nilai galat yang semakin kecil (mendekati nol). Persamaan gelombang air dangkal dan penyederhanaannya serta persamaan gelombang elastik dan penyederhanaannya memiliki solusi yang konvergen menuju solusi eksak. Kekonvergenan masing-masing persamaan gelombang berbeda-beda karena persamaan gelombang yang berbeda dan nilai awal yang dipilih berbeda. Persamaan gelombang difusi telah terbukti konvergen berdasarkan analisis konvergensinya.
viii
ABSTRACT
Paskalia Siwi Setianingrum, 2017. Variational Iteration Methods for Solving Shallow Water and Elastic Wave Equations. Thesis. Master of Mathematics Education Study Program, Mathematics and Science Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
Real problems in daily life can be modelled mathematically. A mathematical model needs to be solved in order to find solutions to the real problems. Analytical solution of mathematical models are generally hard to find if mathematical models consist of many variable and complicated. Therefore, solution of mathematical models can be find using analytical approximation method.
Variational iteration method can be used for solving one dimension of nonlinear wave equations. The solution of variational iteration method will convergent to exact solution. The iteration solution from some wave equations are in form of approximation analyticly which can be calculated by Maple Software and by MATLAB Sofware. The goals of this thesis is proceed solution shallow water wave equation, the elastics wave equation and know convergence analytical of iteration solution difussion wave equations.
Variational iteration method has been successful to solve one dimension of nonlinear wave equation problems because has small error. The shallow water wave equations and its simplification, the elastics equation and its simplification has convergent solution to exact solution. Each wave equation has different convergence because the wave equations and initial condition is different. The diffusion wave equation has been give proceed of convergent based on convergence analytical.
ix
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Paskalia Siwi Setianingrum
Nomor Mahasiswa : 151442011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma suatu karya ilmiah yang berjudul :
METODE ITERASI VARIASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GELOMBANG AIR DANGKAL DAN ELASTIK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 24 Februari 2017
Yang menyatakan
x
DAFTAR PUBLIKASI HASIL PENELITIAN TESIS
Sebagian hasil tesis ini telah dipresentasikan dalam konferensi internasional dan/atau dipublikasikan dalam jurnal internasional sebagai berikut:
[1]. P. S. Setianingrum. dan S. Mungkasi, “Variational iteration method used to
solve steady state problems of shallow water flows,“ AIP Conference Proceedings, Volume 1746, Nomor Artikel 020057, Tahun 2016, (terindeks
scopus), Laman Artikel: http://dx.doi.org/10.1063/1.4953982
[2]. P. S. Setianingrum dan S. Mungkasi, “Variational iteration method used to
solve the-one dimensional acoustics equation” diterima dan akan terbit
dalam Journal of Physics: Conference Series (terindeks scopus), Laman
Jurnal: http://iopscience.iop.org/journal/1742-6596
Selain itu, sebagian hasil lain sedang dalam persiapan untuk
dikembangkan menjadi artikel ilmiah yang disusun oleh pembimbing
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga tesis dengan judul “Metode Iterasi Variasional untuk Menyelesaikan Persamaan Gelombang Air Dangkal dan Elastik” ini dapat penulis selesaikan. Penulis menyusun tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Magister Pendidikan Matematika.
Selama penyusunan tesis ini penulis telah melalui berbagai macam kesulitan yang dialami. Akan tetapi dari semua itu telah penulis lalui dengan adanya dukungan dari banyak pihak sehingga kesulitan yang penulis alami dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan sepenuh hati penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada beberapa pihak yang telah membantu, diantaranya :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa menjaga dan menyertai setiap perjalanan penulis dalam penyusunan tesis ini hingga selesai.
2. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan berupa beasiswa kepada penulis untuk menempuh Program Magister Pendidikan Matematika selama kuliah.
3. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Agustinus Sajimin, S.Pd. dan Ibu Sri Lugiwiyatun, S.Pd. yang senantiasa memberi dukungan lewat doa, memberi semangat, kasih sayang dan perhatian dari awal studi sampai selesai penyusunan tesis ini.
4. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing tesis yang dengan kesabaran hati bersedia membimbing penulis dari awal penyusunan hingga penyelesaian tesis ini. Terima kasih atas segala dukungan, kritik maupun saran selama ini.
5. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah mengesahkan penulisan tesis ini.
xii
6. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan bimbingan, masukan dan saran selama penulis berkuliah di Universitas Sanata Dharma ini.
7. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku dosen penguji tesis yang telah memberikan saran yang baik dan membangun untuk penulis.
8. Segenap dosen Magister Pendidikan Matematika, khususnya dosen-dosen yang telah mengajar, mendidik, membagikan ilmu kepada penulis hingga penulis kaya akan ilmu pengetahuan terkait dengan matematika selama masa kuliah. 9. Pendamping setia penulis yaitu Erasmus Jala, A.Md. yang telah mendoakan
penulis, membantu penulis dengan penuh kesabaran, mendukung, memotivasi, mendampingi penulis selama kuliah dan pada saat penyusunan tesis sampai selesai.
10. Segenap staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma karena telah memberikan pelayanan yang baik selama penulis meminjam referensi untuk belajar selama kuliah dan selama penyusunan tesis ini.
11. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu memberikan pelayanan dengan baik.
12. Teman baik penulis yaitu Mas Billy Arifa Tengger, M.Sc. karena telah membantu penulis dalam memahami materi tesis ini.
13. Kakak Andreas Yudha Fery Nugroho, S.Psi. dan Mba Erlin yang memberi semangat kepada penulis.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
DAFTAR PUBLIKASI HASIL PENELITIAN TESIS ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR SIMBOL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Tinjauan Pustaka ... 3 C. Rumusan Masalah ... 5 D. Tujuan Penulisan ... 5 E. Manfaat Penulisan ... 6 F. Batasan Masalah ... 6 G. Metode Penulisan ... 7 H. Sistematika Penulisan ... 9 I. Kebaruan Penelitian ... 10
BAB II : LANDASAN TEORI ... 11
xiv
B. Kalkulus Variasi ... 12
C. Pemodelan Matematika ... 13
D. Persamaan Diferensial Parsial ... 14
E. Gelombang ... 16
F. Metode Iterasi Variasional ... 17
G. Teorema Titik Tetap Banach ... 20
H. Ruang Metrik dan Ruang Vektor Bernorma ... 21
I. Ruang Hilbert ... 22
J. Barisan Konvergen dan Deret Konvergen ... 22
K. Barisan Cauchy ... 22
L. Ruang Hasil Kali Dalam ... 24
BAB III : METODE ITERASI VARIASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN BEBERAPA PERSAMAAN GELOMBANG ... 25
A. Persamaan Gelombang Air Dangkal ... 25
B. Persamaan Gelombang Difusi ... 30
C. Persamaan Gelombang Gravitasi ... 33
D. Persamaan Gelombang Kinematik ... 36
E. Persamaan Gelombang Elastik ... 39
F. Persamaan Gelombang Akustik ... 43
BAB IV : KONVERGENSI METODE ITERASI VARIASIONAL ... 48
A. Pendekatan Alternatif Metode Iterasi Variasional ... 48
B. Analisis Konvergensi ... 50
C. Pendekatan Metode Iterasi Variasional dan Hasil Konvergensi ... 55
D. Contoh Penggunaan Konvergensi Metode Iterasi Variasional pada Persamaan Gelombang Difusi ... 56
BAB V : ASPEK PENDIDIKAN ... 58
A. Pelajar SMA ... 59
xv
C. Refleksi Pengalaman Penelitian Bidang Matematika ... 63
BAB V : PENUTUP ... 68
D. Kesimpulan ... 68
E. Saran ... 69
xvi
DAFTAR SIMBOL
A, B, C, ..., Z : suatu fungsi
a, b, c, ..., z : suatu fungsi
𝛿 : turunan variasional
λ : suatu pengali Lagrange yang dapat diidentifikasi secara optimal dengan teori variasional
𝜏 : suatu fungsi
𝜌 : massa jenis
𝜀 : regangan
∞ : jumlah tak terhingga
∈ : elemen/anggota
≠ : tidak sama dengan
< : lebih kecil dari
≤ : lebih kecil dari atau sama dengan
≥ : lebih besar dari atau sama dengan
> : lebih besar dari
! : faktorial
⋮ : dan seterusnya
∪ : gabungan
xvii
𝑞̃ : suatu variasi terbatas
ℎ̃ : suatu variasi terbatas ỹ : suatu variasi terbatas
𝜕 : turunan parsial
∑ : jumlahan dari suatu deret atau barisan ξ : suatu fungsi
ℕ : natural number (bilangan asli)
ℝ : real number (bilangan real)
∀ : untuk semua, setiap
∃ : beberapa, ada, terdapat, sebagian
‖𝑣‖ : norm dari 𝑣
∎ : akhir dari suatu bukti + : operasi penjumlahan
- : operasi pengurangan
∫ : integral . : perkalian
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Grafik hasil iterasi ℎ2(𝑥, 𝑡) dan 𝑢2(𝑥, 𝑡) pada
Persamaan Gelombang Air Dangkal. ... 29
Gambar 3.2 Grafik hasil iterasi konsentrasi polutan 𝑞4(𝑥, 𝑡) pada
Persamaan Gelombang Difusi. ... 32
Gambar 3.3 Grafik hasil iterasi ℎ3(𝑥, 𝑡) dan 𝑞3(𝑥, 𝑡) pada
Persamaan Gelombang Gravitasi. ... 35
Gambar 3.4 Grafik hasil iterasi ℎ2(𝑥, 𝑡) pada Persamaan
Gelombang Kinematik. ... 39
Gambar 3.5 Grafik hasil iterasi 𝜀3(𝑥, 𝑡) dan 𝑢3(𝑥, 𝑡) pada Persamaan
Gelombang Elastik. ... 42
Gambar 3.6 Grafik hasil iterasi 𝜀3(𝑥, 𝑡) dan 𝑢3(𝑥, 𝑡) pada Persamaan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dapat dimodelkan secara
matematis. Masalah nyata yang terjadi terkait dengan peristiwa alam yang
disebabkan oleh gelombang air dapat disimulasikan dan dicari solusinya. Suatu
model matematika perlu diselesaikan untuk menemukan solusi dari
masalah-masalah nyata. Solusi eksak atau solusi analitis dari model matematika
umumnya sulit ditemukan jika model matematika mengandung banyak variabel
dan rumit. Oleh karena itu, dengan metode pendekatan analitis dapat diperoleh
solusi dari model matematika.
Sebagian besar fenomena yang muncul dalam matematika dapat
dijelaskan dengan persamaan diferensial terutama Persamaan Diferensial
Parsial (PDP). Banyak metode yang dapat menyelesaikan permasalahan
tentang persamaan diferensial parsial seperti metode volume hingga, metode
beda hingga, metode heun, metode deret taylor, metode euler dan lain-lain.
Hal-hal yang terkait tentang fenomena fisik yaitu masalah fluida dapat
dijelaskan dengan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial parsial
menjadi alat yang berguna untuk merepresentasikan fenomena alam terkait
suatu model matematika. Oleh karena itu beberapa persamaan gelombang
Fluida merupakan salah satu dari sekian banyak masalah fisis yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh bencana yang terjadi di
Indonesia yang terkait dengan masalah fluida misalnya bencana tsunami yang
terjadi di Aceh tahun 2004, bobolnya tanggul Situ Gintung di Ciputat,
Tangerang Selatan yang terjadi pada tahun 2009 dan bencana banjir yang kerap
terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Bencana alam tersebut disebabkan oleh
gelombang air.
Gelombang air yang dapat dimodelkan secara matematis yaitu dengan
persamaan air dangkal serta penyederhanannya berupa persamaan gelombang
gravitasi, persamaan gelombang difusi dan persamaan gelombang kinematik.
Selain gelombang air, gelombang elastik dapat pula dimodelkan secara
matematis yaitu persamaan gelombang elastik dan penyederhanannya yaitu
persamaan gelombang akustik.
Salah satu metode yang dapat menyelesaikan persamaan gelombang air
dangkal serta penyederhanaannya dan persamaan gelombang elastik serta
penyederhanannya adalah Metode Iterasi Variasional (MIV) dikembangkan
oleh Ji-Huan He (2007). Dalam tesis ini, penulis hanya fokus pada
menyelesaikan persamaan air dangkal dan penyederhanaanya serta persamaan
gelombang elastik dan penyederhanaanya dengan menggunakan metode iterasi
variasional. Jadi, dalam sebagian tesis ini penulis membahas sesuatu yang baru
dan belum pernah dikerjakan oleh orang lain dengan menggunakan metode
iterasi variasional. Solusi yang dihasilkan dari persamaan-persamaan
B.Tinjauan Pustaka
Berikut ini adalah diagram sebagai gambaran dari hal-hal yang dibahas dalam
penulisan tesis.
Persamaan diferensial parsial dibagi dua jenis berdasarkan ekspresi variabel bebas dan turunan-turunannya
Persamaan diferensial parsial linear
Persamaan diferensial parsial non linear
Persamaan diferensial parsial non linear orde satu
Persamaan gelombang Persamaan gelombang air dangkal Persamaan gelombang elastik Persamaan gelombang difusi Persamaan gelombang gravitasi Persamaan gelombang kinematik Persamaan gelombang akustik
Analisis konvergensi dengan menggunakan Teorema titik
tetap Banach
Metode iterasi variasional
Oleh He (2007)
Oleh Abdou dan Soliman (2005)
Oleh Setianingrum dan Mungkasi (2016) Oleh Setianingrum (2016) Oleh LeVeque (2002) Oleh Odibat (2010)
Oleh Martins, Leandro dan Djordjevic (2002)
Keterangan diagram
1. : pengelompokkan persamaan-persamaan
2. : persamaan yang diselesaikan oleh penulis dalam tesis
3. : orang yang menyelesaikan persamaan
4. : hubungan antara persamaan yang satu dengan yang lain
Penelitian yang terkait dengan tujuan penulisan yaitu karya He (2007).
Penelitian ini membahas tentang konsep dasar dari metode iterasi variasional.
Konsep dasar yang dibahas dalam artikel jurnal ini terdiri dari konsep pengali
umum Lagrange, syarat stasioner dan variasi terbatas. Konsep dasar tersebut
menjadi hal penting dan mendasar dalam mempelajari metode iterasi
variasional. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode
iterasi variasional. Konsep dasar metode iterasi variasional menjadi pedoman
penting dalam proses menemukan solusi iterasi yang dihasilkan dari suatu
persamaan gelombang.
Referensi lainnya yang terkait dengan tujuan penulisan adalah karangan
LeVeque (2002). Di dalam artikel ini terdapat persamaan gelombang elastik
dimensi satu dan persamaan gelombang akustik dimensi satu. Penulis
menggunakan persamaan gelombang tersebut dengan beberapa asumsi untuk
menemukan solusi dengan menggunakan metode iterasi variasional.
Referensi lainnya yang terkait dengan tujuan penulisan adalah karya
Martins, Leandro, dan Djordjevic (2002). Di dalam artikel ini terdapat
menggunakan persamaan gelombang tersebut dengan beberapa asumsi untuk
menemukan solusi dengan menggunakan metode iterasi variasional.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat dirumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam penulisan
ini adalah:
1. Bagaimana solusi persamaan gelombang air dangkal dan
penyederhanaannya dengan menggunakan metode iterasi variasional?
2. Bagaimana solusi persamaan gelombang elastik dan penyederhanaannya
dengan menggunakan metode iterasi variasional?
3. Bagaimana konvergensi metode iterasi variasional pada persamaan
diferensial parsial nonlinear?
D.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan penulisan ini adalah:
1. Untuk menghasilkan solusi persamaan gelombang air dangkal dan
penyederhanaannya dengan menggunakan metode iterasi variasional.
2. Untuk menghasilkan solusi persamaan gelombang elastik dan
penyederhanaannya dengan menggunakan metode iterasi variasional.
3. Untuk mengetahui konvergensi metode iterasi variasional pada persamaan
E.Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan yang telah dipaparkan di atas, maka
manfaat penulisan ini adalah:
1. Manfaat bagi penulis sendiri adalah dapat mengetahui keberhasilan
metode iterasi variasional dalam menyelesaikan beberapa persamaan
gelombang dan mengetahui syarat agar suatu persamaan dapat konvergen
menuju solusi eksak.
2. Manfaat bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika adalah dapat
mengenalkan dan memberikan informasi baru tentang penyelesaian
beberapa persamaan gelombang menggunakan metode iterasi variasional.
3. Manfaat untuk ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dapat memberikan
kontribusi baru tentang penggunaan metode iterasi variasional dalam
menyelesaikan beberapa persamaan gelombang.
4. Manfaat bagi masyarakat adalah dapat mengetahui bahwa penelitian
bidang matematika dapat diterapkan dalam kehidupan nyata (tidak hanya
teori yang tergambar secara abstrak).
F. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan tesis ini adalah metode yang digunakan
untuk menyelesaikan beberapa persamaan gelombang berupa metode iterasi
variasional dengan nilai awal yang diberikan. Persamaan diferensial parsial
dalam penulisan ini berorde satu agar tidak terlalu luas dan lebih fokus. Dalam
bertujuan agar pembahasan pada penulisan ini tidak terlalu luas dan
memfokuskan pada variabel x dan t saja sehingga dapat mempermudah bagi
para pembaca untuk memahami penulisan ini. Persamaan gelombang dalam
penulisan tesis ini berdimensi satu (bergantung pada variabel ruang dan waktu)
dan bersifat nonlinear (perkalian antara suatu fungsi dan turunannya).
G.Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah metode studi
pustaka yaitu mempelajari dan memahami materi yang diperoleh dari
referensi-referensi terkait dengan metode iterasi variasional, mengumpulkan informasi
dan menyusun tulisan ini menjadi suatu bentuk penulisan yang runtut dan jelas
sehingga dapat mempermudah pembaca. Langkah-langkah yang dilakukan oleh
penulis sebagai berikut
1. Mencari referensi tentang metode iterasi variasional, persamaan gelombang
air dangkal dan elastik.
2. Memahami materi tentang persamaan gelombang air dangkal. Mencari
solusi persamaan gelombang air dangkal dengan menggunakan
langkah-langkah metode iterasi variasional. Menghitung iterasi persamaan
gelombang air dangkal dengan bantuan Software Maple dan menggambar
grafik dengan bantuan Software MATLAB. Dari grafik hasil iterasi dapat
dilihat perilaku gelombang air dangkal terhadap ruang dan waktu.
3. Meemahami materi tentang persamaan gelombang difusi. Mencari solusi
metode iterasi variasional. Menghitung iterasi dari persamaan gelombang
difusi dengan bantuan Software Maple dan menggambar grafik dengan
bantuan Software MATLAB. Dari grafik hasil iterasi dapat dilihat perilaku
gelombang difusi terhadap ruang dan waktu.
4. Memahami materi tentang persamaan gelombang gravitasi. Mencari solusi
dari persamaan gelombang gravitasi dengan menggunakan langkah-langkah
metode iterasi variasional. Menghitung iterasi dari persamaan gelombang
gravitasi dengan bantuan Software Maple dan menggambar grafik dengan
bantuan Software MATLAB. Dari grafik hasil iterasi dapat dilihat perilaku
gelombang gravitasi terhadap ruang dan waktu.
5. Memahami materi tentang persamaan gelombang kinematik. Mencari solusi
dari persamaan gelombang kinematik dengan menggunakan
langkah-langkah metode iterasi variasional. Menghitung iterasi dari persamaan
gelombang kinematik dengan bantuan Software Maple dan menggambar
grafik dengan bantuan Software MATLAB. Dari grafik hasil iterasi dapat
dilihat perilaku gelombang kinematik terhadap ruang dan waktu.
6. Memahami materi tentang persamaan gelombang elastik. Mencari solusi
dari persamaan gelombang elastik dengan menggunakan langkah-langkah
metode iterasi variasional. Menghitung iterasi dari persamaan gelombang
elastik dengan bantuan Software Maple dan menggambar grafik dengan
bantuan Software MATLAB. Dari grafik hasil iterasi dapat dilihat perilaku
7. Memahami materi tentang persamaan gelombang akustik. Mencari solusi
dari persamaan gelombang akustik dengan menggunakan langkah-langkah
metode iterasi variasional. Menghitung iterasi dari persamaan gelombang
akustik dengan bantuan Software Maple dan menggambar grafik dengan
bantuan Software MATLAB. Dari grafik hasil iterasi dapat dilihat perilaku
gelombang akustik terhadap ruang dan waktu.
8. Menganalisis kekonvergenan dari persamaan gelombang difusi karena
persamaan gelombang difusi telah terlihat solusi iterasinya konvergen
menuju solusi eksak dengan sangat cepat.
H.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama yaitu Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah,
metode penelitian, sistematika penulisan, tinjauan pustaka dan kebaruan
penelitian.
Bab kedua yaitu Landasan Teori yang memuat teori-teori dasar yang
terkait dengan isi penulisan sehingga dapat memudahkan pembaca dalam
memahami pembahasan tesis ini.
Bab ketiga yaitu Metode Iterasi Variasional untuk menyelesaikan
persamaan gelombang air dangkal dan elastik. Pada bab ketiga dibahas
penyelesaian beberapa persamaan gelombang dengan menggunakan metode
gelombang konvergen menuju solusi eksak dengan waktu yang berbeda-beda
karena bergantung pada nilai awal yang dipilih.
Bab keempat yaitu Konvergensi Metode Itrerasi Variasional pada
persamaan diferensial parsial nonlinear. Pada bab keempat ini terdapat tiga
teorema yang mendasari konvegensi metode iterasi variasional dan analisis
konvergensi sebagai bukti bahwa suatu persamaan gelombang konvergen
dengan beberapa syarat.
Bab kelima atau bab terakhir yaitu Penutup yang terdiri dari kesimpulan
saran penulis dan pembaca untuk mengembangkan topik tesis.
I. Kebaruan Penelitian
Dalam sebagian penulisan tesis ini, penulis membahas ide baru yang
belum pernah dikerjaan oleh orang lain yaitu menyelesaikan penyederhanaan
dari persamaan gelombang air dangkal yaitu persamaan gelombang gravitasi,
persamaan gelombang difusi, persamaan gelombang kinematik serta persamaan
gelombang elastik dan penyederhanaannya yaitu persamaan gelombang akustik
dengan menggunakan metode iterasi variasional. Selain membahas hal
tersebut, penulis menganalisis konvergensi metode iterasi variasional pada
persamaan gelombang difusi yang memiliki kekonvergenan sangat cepat
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas pengertian dari fungsi, kalkulus variasi,
pemodelan matematika, konsep dasar persamaan diferensial parsial, gelombang,
dan metode iterasi variasional serta hal-hal yang mendukung pembahasan tesis
tentang persamaan-persamaan gelombang.
A.Fungsi
Bahasan tentang fungsi ini berasal dari referensi buku karangan Gelfand dan
Fomin (1963). Dalam bahasan ini akan dijelaskan definisi fungsi.
Fungsi adalah suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan
hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan variabel lain. Suatu fungsi
dibentuk oleh beberapa unsur. Unsur-unsur pembentuk fungsi adalah variabel,
koefisien, dan konstanta. Variabel dan koefisien senantiasa terdapat dalam setiap
bentuk fungsi tetapi tidak demikian halnya dengan konstanta. Suatu fungsi yang
secara konkret dinyatakan dalam bentuk persamaan dapat mengandung suatu
konstanta ataupun tidak. Walaupun suatu persamaan tidak mengandung konstanta,
tidak akan mengurangi arti dari suatu fungsi.
Fungsi banyak digunakan dalam beberapa cabang ilmu sains untuk
menyajikan model matematis dari fenomena di dunia nyata. Salah satu contoh
penggunaan fungsi untuk mendeskripsikan fenomena di dunia nyata adalah gerak
yang merupakan bentuk dari fungsi kuadrat. Dengan memahami kemampuan
meriamnya dan pengetahuan tentang lintasan pelurunya, seorang prajurit dapat
menghitung posisi meriam atau sudut tembakan agar peluru tepat mengenai
sasaran.
Contoh jenis fungsi yang termasuk dalam fungsi aljabar yaitu fungsi
kuadrat. Fungsi kuadrat merupakan suatu fungsi yang memiliki pangkat terbesar
pada variabelnya adalah pangkat dua. Fungsi memiliki bentuk hampir sama
dengan persamaan tetapi berbeda pada bentuk penulisannya. Bentuk umum fungsi
kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥2+ 𝑏𝑥 + 𝑐 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 suatu bilangan real dan 𝑎 ≠ 0.
B.Kalkulus Variasi
Bahasan tentang kalkulus variasi ini berasal dari referensi buku karangan
Gelfand dan Fomin (1963). Dalam bahasan ini akan dijelaskan tentang kalkulus
variasi terkait dengan syarat stasioner dari metode iterasi variasional.
Kalkulus variasi adalah cabang matematika yang berhubungan dengan
fungsi dari fungsi-fungsi yang berbeda dari kalkulus biasa, yakni berhubungan
dengan fungsi-fungsi dari bilangan-bilangan. Fungsi yang demikian misalnya
dapat dibentuk sebagai integral yang melibatkan sebuah fungsi sembarang dan
turunannya. Hal yang ingin dicapai pada kalkulus variasi adalah fungsi-fungsi
yang dapat mencapai nilai maksimum atau minimum.
Kunci dari kalkulus variasi adalah persamaan Euler-Lagrange. Persamaan
Euler-Lagrange berhubungan dengan syarat stasioner dari suatu fungsional
Analisis perubahan kecil yang terjadi yang mendekati solusi yang diduga haruslah
memenuhi sebuah syarat yakni turunan pertama bernilai nol. Syarat perlu itu
belum termasuk syarat cukup. Pengujian kedua dilakukan dengan melihat turunan
keduanya memiliki nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari nol.
C.Pemodelan Matematika
Bahasan tentang kalkulus variasi ini berasal dari referensi buku karangan
Haberman (1977). Dalam bahasan ini akan dijelaskan tentang pemodelan
matematika dan langkah-langkah untuk memodelkan masalah nyata.
Untuk keperluan analisis, biasanya suatu sistem digambarkan ke dalam
suatu model. Model adalah representasi dari suatu sistem yang dikembangkan
untuk tujuan pemecahan masalah dari sistem yang ada berdasarkan dasar teori.
Pemodelan dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan model dari suatu
sistem tersebut dengan menggunakan bahasa formal tertentu. Pemodelan
matematika merupakan proses untuk menjelaskan suatu masalah nyata secara
matematis. Hasil dari pemodelan tersebut berupa persamaan matematika itu
sendiri. Dalam menurunkan model matematika diperlukan asumsi-asumsi agar
penurunan matematis lebih mudah dilakukan, tetapi faktor-faktor yang paling
dominan dari masalah nyata harus tetap dilibatkan.
Dalam pemodelan matematika terdapat langkah-langkah yang perlu
dilakukan agar suatu model sesuai terhadap masalah nyata. Langkah pertama yaitu
menemukan masalah nyata yang terdapat di sekitar kehidupan sehari-hari.
nyata. Langkah ketiga yaitu memilih faktor-faktor yang paling dominan, dengan
bantuan dari bidang ilmu yang lain maka dicari hubungan matematika dengan
faktor-faktor yang paling dominan. Langkah keempat yaitu menyusun model
matematika dari masalah nyata. Langkah kelima yaitu menguji (validasi)
kesesuaian model terhadap masalah nyata. Jika model matematika sudah sesuai
terhadap masalah nyata maka dapat diperoleh solusi dari masalah nyata.
D.Persamaan Diferensial Parsial
Bahasan tentang persamaan diferensial parsial ini berasal dari referensi buku
karangan Wazwaz (2009) dan Aryati (2011). Dalam bahasan ini akan dijelaskan
tentang definisi persamaan diferensial parsial dan hal-hal yang terkait dengan
persamaan diferensial parsial.
Persamaan diferensial parsial telah berkembang pesat dalam menyelesaikan
permasalahan tentang fluida. Persamaan diferensial parsial memiliki bentuk
parsial di dalam persamaannya baik persamaan diferensial parsial linear maupun
nonlinear. Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang memuat variabel
terikat (variabel yang belum diketahui) dan turunan parsialnya (memuat lebih dari
satu variabel bebas). Berbeda dengan persamaan diferensial biasa, variabel terikat
pada persamaan diferensial parsial, 𝑢 = 𝑢(𝑥, 𝑡) atau 𝑢 = 𝑢(𝑥, 𝑦, 𝑡) bergantung lebih dari satu variabel terikat. Jika 𝑢 = 𝑢(𝑥, 𝑡), maka fungsi u bergantung pada
variabel bebas x, dan pada variabel waktu t. Bagaimanapun juga, jika 𝑢 =
𝑢(𝑥, 𝑦, 𝑡), maka fungsi u bergantung pada variabel ruang x, y, dan pada variabel
Diketahui bahwa sebagian besar fenomena yang muncul dalam bidang
fisika, matematika, dan bidang teknik dapat dijelaskan dengan persamaan
diferensial parsial. Seperti contoh berikut di bidang fisika yaitu aliran panas dan
fenomena perambatan gelombang dapat dijelaskan oleh persamaan diferensial
parsial. Dalam bidang ekologi, sebagian besar model dari populasi dapat
dijelaskan oleh persamaan diferensial parsial. Bahan reaktif dari dispersi kimia
pula dapat dijelaskan dengan persamaan diferensial parsial. Sebagai tambahan,
fenomena fisik dinamika fluida, mekanika kuantum, listrik, plasma fisika,
pergerakan gelombang air dangkal, dan beberapa model lainnya dapat dijelaskan
oleh persamaan diferensial parsial.
Persamaan diferensial parsial telah menjadi alat yang berguna untuk
menggambarkan fenomena alam yang berasal dari ilmu pengetahuan dan rekayasa
model. Dewasa ini telah terdapat metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan tentang persamaan diferensial parsial. Metode
dekomposisi Adomian dan metode iterasi variasional yang baru-baru
dikembangkan telah terbukti handal, akurat dan efektif baik untuk solusi analitik
dan solusi numerik. Dalam beberapa kasus, kedua metode tersebut telah terbukti
dapat konvergen menuju solusi eksak. Kedua metode tersebut membutuhkan nilai
awal untuk mendapatkan solusinya.
Order suatu persamaan diferensial adalah order tertinggi dari semua turunan
yang terdapat pada persamaan diferensial. Berdasarkan variabel bebasnya,
persamaan diferensial dapat dibedakan menjadi persamaan diferensial linear dan
terikat dan semua turunan dalam persamaan diferensialnya muncul dalam bentuk
linear, memenuhi syarat berikut ini
1. variabel-variabel terikat dan semua turunannya muncul derajat satu.
2. tidak ada perkalian antara variabel-variabel terikat atau turunannya.
3. tidak ada fungsi transenden (fungsi non-aljabar) dari variabel-variabel terikat
atau turunannya.
Suatu persamaan diferensial dikatakan nonlinear apabila terdapat salah satu syarat
tersebut tidak dipenuhi.
E.Gelombang
Pada bahasan tentang gelombang berikut ini berasal dari referensi buku
karangan Prasetio, dkk (1992). Dalam bahasan ini akan dijelaskan tentang
gelombang dan perambatan gelombang.
Di negara kita, negara Indonesia kerap terjadi bencana alam yang
disebabkan oleh air. Misalnya bencana banjir, bencana tsunami, bencana bobolnya
waduk atau bendungan. Bencana yang disebabkan oleh air biasanya karena
pengaruh besarnya gelombang. Saat terjadi bencana tsunami, gelombang air laut
sangat tinggi sekali hingga menghantam daerah di sekitarnya.
Gelombang merupakan getaran yang merambat sehingga dapat dipandang
sebagai perpindahan momentum dari suatu titik di dalam ruang ke titik lain tanpa
perpindahan materi. Terdapat berbagai macam gelombang seperti gelombang air,
transversal, gelombang longitudinal, dan lain-lain. Dalam sebagian penulisan tesis
ini akan membahas perilaku dari gelombang air pada persamaan gelombang air
dangkal dan penyederhanaannya serta gelombang bunyi pada persamaan
gelombang elastik dan penyederhanaannya.
Dalam ilmu gelombang dikatakan bahwa gelombang itu merambat. Oleh
karena ciri khas suatu gerakan adalah hadirnya besaran kecepatan, maka dalam
hal ini gelombang memiliki kecepatan rambat (𝑣). Dengan demikian, gelombang
adalah getaran yang merambat. Gelombang memiliki panjang gelombang dan
memiliki arah rambat gelombang.
F. Metode Iterasi Variasional
Pada bahasan tentang metode iterasi variasional berikut ini berasal dari
referensi buku karangan Wazwaz (2009). Dalam bahasan ini akan dijelaskan
tentang keunggulan penggunaan metode iterasi variasional.
Metode iterasi variasional telah berkembang pesat baru-baru ini. Metode
iterasi variasional telah dikembangkan oleh Ji-Huan He (2007), seorang ahli
matematika dari China yang telah menangani berbagai macam rekayasa ilmiah
tentang permasalahan linear dan nonlinear, homogen dan nonhomogen. Hal ini
pula menunjukkan bahwa metode iterasi variasional efektif dan dapat diandalkan
untuk menemukan solusi analitik. Keunggulan dari metode ini adalah memberikan
hasil yang konvergen menuju solusi eksak. Metode iterasi variasional tidak perlu
penanganan khusus pada masalah nonlinear karena metode ini dapat
yang tinggi. Pada kasus tertentu, penggunaan metode iterasi variasional dapat
memberikan solusi pendekatan analitis menuju solusi eksak dengan bantuan
beberapa iterasi. Tetapi dalam kasus tertentu pula, telah terlihat bahwa solusi
analitiknya konvergen menuju solusi eksak hanya dengan sedikit iterasi saja.
Terdapat beberapa konsep dasar dari metode iterasi variasional yaitu pengali
Lagrange umum, kondisi stasioner, fungsi koreksi dan variasi terbatas.
Konsep-konsep dasar tersebut yang dapat membentuk rumus iterasi. Metode iterasi
variasional dapat menghasilkan solusi pendekatan analitik sehingga efektif dan
efisien digunakan dalam kondisi apapun bersama nilai awal yang diberikan.
Diberikan Persamaan Diferensial (PD) berikut:
𝐿𝑢 + 𝑁𝑢 = 𝑔(𝑡), (2.1)
dimana 𝐿 adalah operator linear, 𝑁 adalah operator non-linear, dan 𝑔(𝑡) adalah suatu bentuk suku non-homogen.
Dengan menggunakan metode iterasi variasional dapat dibentuk suatu fungsi
koreksi dari persamaan (2.1) yaitu sebagai berikut:
𝑢𝑛+1(𝑡) = 𝑢𝑛(𝑡) + ∫ 𝜆(𝜉){0𝑡 𝐿𝑢𝑛(𝜉) + 𝑁ũ𝑛(𝜉) − 𝑔(𝜉)}𝑑𝜉, 𝑛 ≥ 0 (2.2)
dimana 𝜆 adalah suatu pengali Lagrange yang dapat diidentifikasi secara optimal dengan teori variasional, dan 𝑢̃𝑛 adalah suatu variasi terbatas yang melambangkan
bahwa 𝛿𝑢̃𝑛 = 0.
Dengan menggunakan teknik integral parsial berikut ini, dapat diperoleh nilai
pengali Lagrange 𝜆(𝜉) ∫ 𝜆(𝜉)𝑢′
∫ 𝜆(𝜉)𝑢′′
𝑛(𝜉)𝑑𝜉= 𝜆(𝜉)𝑢′𝑛(𝜉) − 𝜆′(𝜉)𝑢𝑛(𝜉) + ∫ 𝜆"(𝜉)𝑢𝑛(𝜉) 𝑑𝜉. (2.4)
Berikut ini contoh penggunaan metode iterasi variasional untuk menyelesaikan
persamaan diferensial parsial non-homogen
𝑢𝑦+ 𝑥𝑢𝑥 = 3𝑢, 𝑢(𝑥, 0) = 𝑥2, 𝑢(0, 𝑦) = 0. (2.5)
Solusi
Dari persamaan (2.5), dapat dibentuk suatu fungsi koreksi seperti pada persamaan
(2.2) sebagai berikut
𝑢𝑛+1(𝑥, 𝑦) = 𝑢𝑛(𝑥, 𝑦) + ∫ 𝜆(𝜉)0𝑦 (𝜕𝑢𝑛(𝑥,𝜉)
𝜕𝜉 + 𝑥
𝜕ũ𝑛(𝑥,𝜉)
𝜕𝑥 − 3ũ𝑛(𝑥, 𝜉)) 𝑑𝜉. (2.6)
Dari persamaan (2.6), dapat diperoleh kondisi stasioner sebagai berikut
𝑢𝑛(𝑥, 𝜉): {𝜆
′(𝛿) = 0, (2.7a)
1 + 𝜆(𝛿) = 0, (2.7b)
dan memberikan nilai pengali Lagrange yaitu
𝜆(𝜉) = −1. (2.8) Sekarang, kita substitusikan persamaan (2.8) ke persamaan (2.6) sehingga
membentuk rumus iterasi sebagai berikut
𝑢𝑛+1(𝑥, 𝑦) = 𝑢𝑛(𝑥, 𝑦) − ∫ (𝜕𝑢𝑛(𝜉,𝑦) 𝜕𝜉 + 𝑥 𝜕𝑢𝑛(𝜉,𝑦) 𝜕𝑥 − 3𝑢𝑛(𝜉, 𝑦)) 𝑦 0 𝑑𝜉, 𝑛 ≥ 0. (2.9)
Kita dapat memilih 𝑢0(𝑥, 𝑦) = 𝑢(𝑥, 0) = 𝑥2 dari persamaan (2.10). Substitusikan
𝑢0(𝑥, 𝑦) = 𝑢(𝑥, 0) = 𝑥2 ke persamaan (2.9) dan kita peroleh pendekatan iterasi
𝑢0(𝑥, 𝑦) = 𝑥2, 𝑢1(𝑥, 𝑦) = 𝑢0(𝑥, 𝑦) − ∫ (𝜕𝑢0(𝑥,𝜉) 𝜕𝜉 + 𝑥 𝜕𝑢0(𝑥,𝜉) 𝜕𝑥 − 3𝑢0(𝑥, 𝜉)) 𝑦 0 𝑑𝜉 = 𝑥2+ 𝑥2𝑦, 𝑢2(𝑥, 𝑦) = 𝑢1(𝑥, 𝑦) − ∫ ( 𝜕𝑢1(𝑥,𝜉) 𝜕𝜉 + 𝑥 𝜕𝑢1(𝑥,𝜉) 𝜕𝑥 − 3𝑢1(𝑥, 𝜉)) 𝑦 0 𝑑𝜉 = 𝑥2+ 𝑥2𝑦 + 1 2!𝑥 2𝑦2, 𝑢3(𝑥, 𝑦) = 𝑢2(𝑥, 𝑦) − ∫ (𝜕𝑢2(𝑥,𝑠) 𝜕𝑠 + 𝑥 𝜕𝑢2(𝑥,𝑠) 𝜕𝑥 − 3𝑢2(𝑥, 𝑠)) 𝑦 0 𝑑𝑠, = 𝑥2+ 𝑥2𝑦 + 1 2!𝑥 2𝑦2 + 1 3!𝑥 2𝑦3 ⋮ = ⋮ 𝑢𝑛(𝑥, 𝑦) = 𝑥2(1 + 𝑦 +1 2!𝑦 2+ 1 3!𝑦 3+ ⋯ ).
Jadi, secara umum hasil dari iterasi tersebut dapat dituliskan dalam bentuk
sebagai berikut
𝑢(𝑥, 𝑦) = lim
𝑛→∞𝑢𝑛(𝑥, 𝑦).
Solusi eksak dari persamaan (2.3) adalah
𝑢(𝑥, 𝑦) = 𝑥2𝑒𝑦.
G.Teorema Titik Tetap Banach
Bahasan tentang Teorema Titik Tetap Banach ini berasal dari referensi buku
karangan Kreyszig (1989). Dalam bahasan ini akan dibahas tentang definisi dari
Teorema Titik Tetap Banach merupakan teorema ketunggalan dari suatu
titik tetap pada suatu pemetaan yang disebut kontraksi dari ruang metrik lengkap
ke dalam dirinya sendiri. Ruang Banach sendiri memiliki arti yaitu ruang vektor
bernorma yang lengkap (jika barisan Cauchy konvergen).
Teorema Titik Tetap Banach memberikan syarat cukup suatu fungsi dari
ruang metrik lengkap terhadap dirinya sendiri yang memiliki titik tetap tunggal.
Teorema Titik Tetap Banach diterapkan untuk menjamin eksistensi dan
ketunggalan penyelesaian persamaan diferensial linear orde satu. Setiap pemetaan
kontraksi di ruang metrik lengkap hanya mempunyai titik tetap tunggal.
H.Ruang Metrik dan Ruang Vektor Bernorma
Bahasan tentang ruang metrik dan ruang vektor bernorma ini berasal dari
referensi buku karangan Muslikh (2012).
Ruang metrik memperluas konsep jarak. Definisi dari metrik bermanfaat
untuk mengetahui aplikasi yang lebih umum dari konsep jarak.
Ruang metrik (X;d) adalah himpunan X dan metrik pada X (fungsi jarak
pada X) didefinisikan sebagai fungsi 𝑑 ∶ 𝑋×𝑋 → ℝ, yang memenuhi:
a. 𝑑(𝑥; 𝑦) ≥ 0 untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋, dengan 𝑥 ≠ 𝑦.
b. 𝑑(𝑥; 𝑥) = 0 untuk setiap 𝑥 𝜖 𝑋, jika dan hanya jika 𝑥 = 𝑥.
c. 𝑑(𝑥; 𝑦) = 𝑑(𝑦; 𝑥) untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋.
d. 𝑑(𝑥; 𝑧) ≤ 𝑑(𝑥; 𝑦) + 𝑑(𝑦; 𝑧) untuk setiap 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑋.
Ruang metrik 𝑋 disebut ruang metrik lengkap jika setiap barisan Cauchy di 𝑋
Ruang vektor bernorma adalah ruang vektor X dengan pemetaan ∥ ∥: 𝑋 → 𝑅+,
dengan sifat-sifat
a. ∥ 𝑥 ∥ ≥ 0 untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑋.
b. ∥ 𝑥 ∥ = 0 jika dan hanya jika 𝑥 = 0 (𝑥 ∈ 𝑋). c. ∥ 𝑎𝑥 ∥ = |𝑎| ∥ 𝑥 ∥ untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑋 dan skalar a.
d. ∥ 𝑥 + 𝑦 ∥ ≤ ∥ 𝑥 ∥ +∥ 𝑦 ∥ untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋.
I. Ruang Hilbert
Bahasan tentang ruang Hilbert ini berasal dari referensi diktat Suryawan
(2014).
Ruang Hilbert adalah ruang hasil kali dalam yang lengkap (ruang metriknya
lengkap). Ruang Hilbert pula merupakan suatu ruang vektor bernorma yang
lengkap yang normanya itu diinduksi dari hasil kali dalam. Ruang hasil kali dalam
seringkali disebut ruang pra-Hilbert.
J. Barisan Konvergen dan Deret Konvergen
Teori tentang barisan konvergen dan deret konvergen ini berasal dari
referensi diktat Sukarjono (2008). Dalam bahasan ini akan dipaparkan tentang
definisi barisan dan deret serta barisan konvergen dan deret konvergen.
Barisan adalah suatu pemetaan yang berkorespondensi satu-satu dari
himpunan bilangan asli ke himpunan bilangan real. Barisan dapat dikatakan
secara tunggal. Barisan biasanya ditulis dengan lambang 〈𝑎𝑛〉 atau 〈𝑥𝑛〉 atau 〈𝑦𝑛〉 dan sebagainya. Barisan merupakan himpunan unsur-unsur yang telah diurutkan
menurut urutan bilangan asli seperti 〈𝑎𝑛〉 = 〈𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, … , 𝑎𝑛, … 〉.
Barisan 〈𝑎𝑛〉 dikatakan konvergen jika terdapat dengan sifat 𝑎 ∈ ℝ untuk
setiap bilangan 𝜀 > 0 terdapat bilangan asli ℕ sehingga untuk setiap bilangan asli
𝑛 𝜖 ℕ berlaku |𝑎𝑛 − 𝑎| < 𝜀.
Deret bisa dikatakan jumlahan dari suatu barisan. Misalkan terdapat suatu
barisan bilangan real 〈𝑎𝑛〉 = 〈𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, … , 𝑎𝑛, … 〉, kemudian bilangan-bilangan
tersebut dijumlahkan, hasilnya menjadi suatu deret yang biasanya ditulis dengan
lambang 𝑠𝑛. Jadi, 𝑠𝑛 = 𝑎0+ 𝑎1+ 𝑎2+ ⋯ + 𝑎𝑛 = ∑𝑛𝑛=0𝑎𝑛.
Deret ∑𝑛𝑛=0𝑎𝑛 dikatakan konvergen apabila 𝑛→∞lim 𝑠𝑛ada. Tetapi jika lim 𝑛→∞𝑠𝑛
tidak ada (atau ∞) maka deret divergen. Jika lim
𝑛→∞𝑠𝑛 = 𝑆, maka S disebut deret itu
konvergen ke jumlah S.
K.Barisan Cauchy
Bahasan tentang barisan Cauchy dan barisan konvergen ini berasal dari
referensi buku karangan Soematri (2012).
Barisan (𝑥𝑛) di ruang metrik 𝑋 = (𝑋; 𝑑) disebut barisan Cauchy jika untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat bilangan 𝑁 𝜖 ℕ sehingga untuk bilangan asli 𝑚, 𝑛 > 𝑁
L.Ruang Hasil Kali Dalam
Bahasan tentang ruang hasil kali dalam ini berasal dari referensi buku
karangan Anton (1987).
Untuk memahami definisi ruang hasil kali dalam maka perlu diketahui
definisi dari hasil kali dalam. Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Hasil kali
dalam (inner product) adalah suatu fungsi (operasi) yang memetakan sepasang
vektor 𝑢⃗ , 𝑣 ∈ 𝑉 dengan sebuah bilangan real yang ditulis dengan 〈𝑢⃗ , 𝑣 〉 dan memenuhi sifat-sifat berikut untuk setiap 𝑢⃗ , 𝑣 , 𝑤⃗⃗ ∈ 𝑉
1. 〈𝑢⃗ , 𝑣 〉 = 〈𝑣,⃗⃗⃗ 𝑢⃗ 〉 (aksioma simetris)
2. 〈𝑢⃗ + 𝑣 , 𝑤⃗⃗ 〉 = 〈𝑢⃗ , 𝑤⃗⃗ 〉 + 〈𝑣 , 𝑤⃗⃗ 〉 (aksioma aditif/penjumlahan) 3. 〈𝛼𝑢⃗ , 𝑣 〉 = 𝛼〈𝑢⃗ , 𝑣 〉 untuk setiap 𝛼 ∈ ℝ (aksioma kehomogenan)
4. 〈𝑢⃗ , 𝑢⃗ 〉 ≥ 0 dan 〈𝑢⃗ , 𝑢⃗ 〉 = 0 jika dan hanya jika 〈𝑢⃗ 〉 = 0⃗ (aksioma kepositifan) Suatu ruang vektor 𝑉 disebut sebagai ruang hasil kali dalam (inner product
space) apabila V adalah sebuah ruang vektor yang dilengkapi dengan suatu hasil
kali dalam. Suatu ruang hasil kali dalam adalah lengkap jika setiap barisan
25
BAB III
METODE ITERASI VARIASIONAL UNTUK
MENYELESAIKAN BEBERAPA PERSAMAAN GELOMBANG
Pada bab ini akan dibahas tentang solusi pendekatan analitik dari persamaan
gelombang air dangkal serta penyederhanaannya yaitu persamaan gelombang
difusi, persamaan gelombang gravitasi dan persamaan gelombang kinematik serta
persamaan gelombang elastik serta penyederhanaannya yaitu persamaan
gelombang akustik.
A.Persamaan Gelombang Air Dangkal
Pada bab sebelumnya telah dipaparkan pengertian singkat tentang
gelombang, maka di bagian ini akan disajikan solusi iterasi pendekatan analitik
dengan menggunakan metode iterasi variasional untuk persamaan gelombang air
dangkal. Referensi pada bagian ini dikaji ulang dari Mungkasi dan Wiryanto
(2016), Setianingrum dan Mungkasi (2016) serta buku karangan Wazwaz (2009).
Suatu model matematika yang terkenal untuk aliran air di tempat terbuka
adalah persamaan Saint-Venant (sistem Saint-Venant), juga dikenal sebagai
persamaan gelombang air dangkal. Persamaan gelombang air dangkal diturunkan
dari hukum kekekalan massa dan momentum. Persamaan ini berpengaruh pada
gelombang air dan aliran air, seperti aliran air dalam suatu saluran, banjir,
solusi analitik yang dapat ditulis dalam bentuk eksplisit. Oleh karena itu, metode
pendekatan sangat diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Gelombang air dangkal adalah gelombang yang terjadi pada permukaan air
dangkal dimana panjang gelombangnya cukup besar dibandingkan kedalamannya.
Persamaan gelombang air dangkal merupakan suatu sistem persamaan diferensial
parsial nonlinear orde satu. Dinamika dari fenomena gelombang air dangkal dapat
diketahui melalui solusi persamaan diferensial parsial. Solusi yang diperoleh
bermanfaat untuk memprediksi arah aliran air, kecepatan aliran air, luas daerah
dampak air yang datang dan rute penyelamatan untuk lari ke daerah yang lebih
aman sehingga harapannya, pemodelan beserta solusi persamaan gelombang air
dangkal bermanfaat bagi penelitian di bidang lain untuk membuat sistem
peringatan dini (early warning systems) bencana yang disebabkan oleh aliran air.
Pemodelan persamaan gelombang air dangkal memiliki asumsi bahwa skala
vertikal lebih kecil dari skala horizontal, yaitu kedalaman air laut lebih kecil
dibandingkan dengan panjang perairan laut. Bidang aplikasi persamaan
gelombang air dangkal dapat dilakukan untuk melihat aliran pasang surut di
muara atau di daerah pantai, sungai, dan waduk. Persamaan air dangkal atau
Shallow Water Equation (SWE) berlaku untuk fluida homogen yang memiliki
massa jenis konstan, tidak kental, tidak dapat ditekan dan mengalir secara tidak
berotasi.
Persamaan yang akan digunakan untuk memodelkan masalah dalam bahasan
penulisan ini adalah persamaan gelombang air dangkal dimensi satu (bergantung
permasalahan sehingga mempermudah dalam perhitungan. persamaan gelombang
air dangkal dimensi satu sangat relevan untuk menentukan aliran sungai.
Diberikan persamaan gelombang air dangkal sebagai berikut
{
𝑢ℎ𝑡+ 𝑢ℎ𝑥+ ℎ𝑢𝑥 = 0,𝑡 + ℎ𝑥+ 𝑢𝑢𝑥 = −𝑧𝑥,
(3.1)
di sini fungsi ℎ(𝑥, 𝑡) adalah kedalaman atau ketinggian air, fungsi 𝑢(𝑥, 𝑡) adalah kecepatan aliran air, 𝑧(𝑥) adalah topografi, t adalah variabel waktu dan x adalah
variabel ruang.
Diasumsikan kondisi awal dari persamaan (3.1) sebagai berikut
ℎ(𝑥, 0) = 2 + exp(−𝑥 2) 1 + exp(−𝑥2),𝑢(𝑥, 0) = 1 ℎ(𝑥, 0),𝑧(𝑥) = − exp(−𝑥2) 1 + exp(−𝑥2). (3.2)
Dari persamaan (3.2) berarti permukaan air mendatar secara horisontal memiliki
persamaan ℎ(𝑥, 0) + 𝑧(𝑥) = 2, dan debit air selalu konstan dimanapun memiliki persamaan 𝑢(𝑥, 0). ℎ(𝑥, 0) = 1.
Dengan menggunakan metode iterasi variasional, dapat dibentuk suatu fungsi
koreksi dari sistem persamaan (3.1) sebagai berikut
ℎ𝑛+1(𝑥, 𝑡) = ℎ𝑛(𝑥, 𝑡) + ∫ 𝜆1(𝜉)(ℎ𝑛𝑡 𝑡 0 + ũ𝑛ℎ𝑛𝑥+ ℎ𝑛ũ𝑛𝑥)𝑑𝜉, (3.3) 𝑢𝑛+1(𝑥, 𝑡) = 𝑢𝑛(𝑥, 𝑡) + ∫ 𝜆2(𝜉)(𝑢𝑛𝑡 𝑡 0 + ℎ𝑛𝑥+ 𝑢𝑛ũ𝑛𝑥− 𝑧 ′(𝑥))𝑑𝜉, (3.4)
dimana 𝜆1 dan 𝜆2 adalah pengali Lagrange; ũ𝑛𝑥 dan ℎ̃𝑛𝑥 adalah variasi terbatas. Teknik integral parsial seperti pada persamaan (2.3) dan (2.4) sangat diperlukan
untuk memperoleh kondisi stasioner sebagai berikut
𝜆′
1(𝜉) = 0, (3.5a)
1 + 𝜆1(𝜉)|𝜉=𝑡 = 0, (3.5b)
𝜆′
2(𝜉) = 0, (3.6a)
1 + 𝜆2(𝜉)|𝜉=𝑡 = 0, (3.6b)
Persamaan (3.5a) dan (3.6a) adalah persamaan Euler-Lagrange. Persamaan
(3.5b) dan (3.6b) adalah syarat batas. Dari syarat batas tersebut diperoleh nilai
pengali Lagrange 𝜆1 = 𝜆2= −1. Subtitusi nilai pengali Lagrange ke dalam fungsi koreksi persamaan (3.3) dan (3.4) sehingga memberikan rumus iterasi variasional
sebagai berikut ℎ𝑛+1(𝑥, 𝑡) = ℎ𝑛(𝑥, 𝑡) − ∫ (ℎ𝑛𝜉 𝑡 0 + 𝑢𝑛ℎ𝑛𝑥+ ℎ𝑛𝑢𝑛𝑥)𝑑𝜉, (3.7) 𝑢𝑛+1(𝑥, 𝑡) = 𝑢𝑛(𝑥, 𝑡) − ∫ (𝑢𝑛𝑡 𝑡 0 + ℎ𝑛𝑥+ 𝑢𝑛𝑢𝑛𝑥− 𝑧 ′(𝑥))𝑑𝜉. (3.8)
Dengan menggunakan rumus iterasi variasional (3.7) dan (3.8) dapat
diperoleh nilai pendekatan pertama dan kedua dari solusi analitik berikut
ℎ0(𝑥, 𝑡) = 2 + exp(−𝑥2) 1+exp(−𝑥2) (3.9) 𝑢0(𝑥, 𝑡) = 1 2 + exp(−𝑥2) 1+exp(−𝑥2) (3.10) ℎ1(𝑥, 𝑡) = ℎ0(𝑥, 𝑡) (3.11) 𝑢1(𝑥, 𝑡) = −
(2𝑥 ∗ exp(−𝑥2) 𝑡 − 9 exp(−2𝑥2) − 12 exp(−𝑥2) − 4)(1 + exp(−𝑥2)
(2 + 3exp(−𝑥2)3
(3.12)
ℎ2(𝑥, 𝑡) = −
1
(2 + 3exp(−𝑥2)3(1 + exp(−𝑥2))(−6 exp(−3𝑥
2) ∗ 𝑡2𝑥2
− 2 exp(−2𝑥2) ∗ 𝑡2𝑥2− 3 exp(−3𝑥2) ∗ 𝑡2+ 4 exp(−𝑥2) ∗ 𝑡2𝑥2
− 81 exp(−4𝑥2) − 5 exp(−2𝑥2) ∗ 𝑡2− 216 exp(−3𝑥2)
− 2 exp(−𝑥2) ∗ 𝑡2− 216 exp(−2𝑥2) − 96 exp(−𝑥2) − 16
(3.13) 𝑢2(𝑥, 𝑡) = − 1 3 1 (2+3exp(−𝑥2)7((−192 − 6480 exp(−2𝑥 2) − 16 exp(−2𝑥2) ∗ 𝑡3𝑥3+
486 exp(−5𝑥2) ∗ 𝑡𝑥 + 20 exp(−3𝑥2) ∗ 𝑡3𝑥 + 1296 exp(−4𝑥2) ∗ 𝑡𝑥 +
8𝑥 ∗ exp(−2𝑥2) ∗ 𝑡3+ 1296 exp(−3𝑥2) ∗ 𝑡𝑥 + 576 exp(−2𝑥2) ∗ 𝑡𝑥 +
24 exp(−4𝑥2) ∗ 𝑡3𝑥3− 162 exp(−5𝑥2) ∗ 𝑡2𝑥2+ 16 exp(−3𝑥2) ∗ 𝑡3𝑥3+
12 exp(−4𝑥2) ∗ 𝑡3𝑥 − 378 exp(−4𝑥2) ∗ 𝑡2𝑥2+ 96𝑥 ∗ exp(−𝑥2) ∗ 𝑡 −
2187 exp(−6𝑥2) − 8748 exp(−5𝑥2) − 180 exp(−3𝑥2) ∗ 𝑡2𝑥2+
72 exp(−2𝑥2) ∗ 𝑡2𝑥2− 14580 exp(−4𝑥2) − 81 exp(−5𝑥2) ∗ 𝑡2−
243 exp(−4𝑥2) ∗ 𝑡2− 270 exp(−3𝑥2) ∗ 𝑡2− 132 exp(−2𝑥2) ∗ 𝑡2−
12960 exp(−3𝑥2) − 1728 exp(−𝑥2) + 48 exp(−𝑥2) ∗ 𝑡2𝑥2)(1 +
exp(−𝑥2))
Berikut ini adalah grafik perilaku yang menggambarkan solusi iterasi variasional.
(a) ℎ2(𝑥, 𝑡) (b) 𝑢2(𝑥, 𝑡)
Gambar 3.1. Grafik hasil iterasi ℎ2(𝑥, 𝑡) dan 𝑢2(𝑥, 𝑡) pada persamaan gelombang air dangkal.
Grafik pada Gambar 3.1 diperoleh dengan bantuan Software Maple dimensi tiga.
Dari grafik tersebut dapat diamati bahwa jika variabel waktu semakin membesar,
maka perilaku grafik menunjukkan tidak realistis secara fisik karena permukaan
air akan semakin menuju tak hingga. Oleh karena itu, saat waktu membesar solusi
dari iterasi variasional tidak akurat. Agar solusi iterasi variasional lebih akurat
maka dibutuhkan iterasi yang lebih besar. Iterasi yang dihasilkan dari persamaan
gelombang air dangkal akan konvergen menuju solusi eksak dengan waktu yang
sangat lambat. Dalam kasus ini, metode iterasi variasional hanya berlaku untuk
B.Persamaan Gelombang Difusi
Pada bagian ini akan disajikan solusi iterasi pendekatan analitik dengan
menggunakan metode iterasi variasional untuk persamaan gelombang difusi.
Referensi pada bagian ini dikaji ulang dari buku karangan Wazwaz (2009).
Difusi merupakan suatu peristiwa perpindahan molekul-molekul dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses difusi akan terjadi terus-menerus
hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan
kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi.
Pokok bahasan yang akan dibahas dalam penulisan ini tentang bentuk difusi
sederhana. Difusi sederhana terjadi secara spontan jika molekul suatu zat sama
dengan kerapatannya dalam suatu ruangan. Contoh penerapan dalam kehidupan
sehari-hari misalnya satu semprotan parfum akan menyebar ke seluruh ruangan
(difusi gas di dalam medium udara) dan molekul dari sesendok gula akan
menyebar ke seluruh volume air di dalam suatu gelas meskipun tanpa diaduk
(difusi zat padat di dalam medium air).
Persamaan yang akan digunakan untuk memodelkan masalah difusi tersebut
adalah persamaan gelombang difusi dimensi satu (bergantung pada variabel ruang
dan waktu). Persamaan gelombang difusi adalah suatu bentuk penyederhanaan
dari persamaan gelombang air dangkal dengan beberapa asumsi. Penyederhanaan
dilakukan untuk memudahkan perhitungan. Persamaan gelombang difusi dimensi
satu sangat relevan untuk menentukan konsentrasi dari polutan. Perbedaan
konsentrasi. Difusi dapat terjadi ketika molekul dan ion yang terlarut dalam air
bergerak secara acak dengan konstan.
Diberikan persamaan gelombang difusi sebagai berikut
𝑞𝑡+ 𝑞𝑥 = 𝑞(𝑞𝑥𝑥) + 𝑥 (3.15)
di sini fungsi 𝑞(𝑥, 𝑡) adalah konsentrasi polutan, fungsi t adalah variabel waktu
dan x adalah variabel ruang (posisi).
Diasumsikan kondisi awal dari persamaan (3.15) sebagai berikut
𝑞(𝑥, 0) = 𝑞0 = 1. (3.16)
Dengan menggunakan langkah-langkah pada metode iterasi variasional, dapat
dibentuk suatu fungsi koreksi dari sistem persamaan (3.15)
𝑞𝑛+1(𝑥, 𝑡) = 𝑞𝑛(𝑥, 𝑡) + ∫ 𝜆(𝜉) [ 𝜕𝑞𝑛(𝑥,𝜉) 𝜕𝜉 + 𝜕𝑞̃𝑛(𝑥,𝜉) 𝜕𝑥 − 𝑞̃𝑛(𝑥, 𝜉) ( 𝜕2𝑞̃𝑛(𝑥,𝜉) 𝜕𝑥2 ) − 𝑥] 𝑡 0 𝑑𝜉, (3.17)
dimana 𝜆 adalah pengali Lagrange; 𝑞̃𝑛𝑥 adalah suatu variasi terbatas. Teknik integral parsial seperti pada persamaan (2.3) dan (2.4) sangat diperlukan untuk
memperoleh kondisi stasioner berikut
𝜆′(𝜉) = 0, (3.18a)
1 + 𝜆(𝜉)|𝜉=𝑡 = 0. (3.18b)
Persamaan (3.18a) adalah persamaan Euler-Lagrange. Persamaan (3.18b)
adalah syarat batas. Kita peroleh nilai pengali Lagrange yaitu 𝜆 = −1. Subtitusi nilai pengali Lagrange ke dalam fungsi koreksi persamaan (3.17) sehingga
membentuk rumus iterasi
𝑞𝑛+1(𝑥, 𝑡) = 𝑞𝑛(𝑥, 𝑡) − ∫ [ 𝜕𝑞𝑛(𝑥,𝜉) 𝜕𝜉 + 𝜕𝑞𝑛(𝑥,𝜉) 𝜕𝑥 − 𝑞𝑛(𝑥, 𝜉) ( 𝜕2𝑞𝑛(𝑥,𝜉) 𝜕𝑥2 ) − 𝑥] 𝑡 0 𝑑𝜉, (3.19)
Dengan menggunakan rumus iterasi variasional (3.19) dapat diperoleh nilai
pendekatan pertama, kedua, ketiga dan keempat dari solusi analitik berikut
𝑞0(𝑥, 𝑡) = 1 (3.20) 𝑞1(𝑥, 𝑡) = 𝑡𝑥 + 1 (3.21) 𝑞2(𝑥, 𝑡) = 𝑡𝑥 + 1 −1 2𝑡 2 (3.22) 𝑞3(𝑥, 𝑡) = 𝑡𝑥 + 1 − 1 2𝑡 2 (3.21) 𝑞4(𝑥, 𝑡) = 𝑡𝑥 + 1 − 1 2𝑡 2 (3.22)
Berikut ini adalah grafik perilaku yang menggambarkan solusi iterasi variasional.
(a) 𝑞4(𝑥, 𝑡) dimensi tiga (b) 𝑞4(𝑥, 𝑡) dimensi dua
Gambar 3.2. Grafik hasil iterasi konsentrasi polutan 𝑞4(𝑥, 𝑡) pada persamaan
gelombang difusi.
Grafik pada Gambar 3.2a diperoleh dengan bantuan Software Maple dimensi tiga
dan untuk Gambar 3.2b diperoleh dengan bantuan Sofware MATLAB dimensi
dua. Gradien menggambarkan perubahan konsentrasi polutan (q) terhadap
perubahan posisi (x). Dari Gambar 3.2b terlihat bahwa konsentrasi polutan
membentuk garis lurus yang artinya bahwa semakin waktu bertambah maka
gradien konsentrasi polutan akan semakin besar. Pada grafik tersebut
titik potong sehingga semakin waktu bertambah maka perubahan posisi (x) akan
semakin cepat.
C.Persamaan Gelombang Gravitasi
Bagian ini akan disajikan solusi iterasi pendekatan analitik dengan
menggunakan metode iterasi variasional untuk persamaan gelombang gravitasi.
Referensi pada bagian ini dikaji ulang oleh Martins, Leandro, dan Djordjevic
(2016), serta dari buku karangan Wazwaz (2009).
Persamaan Saint-Venant atau sering dikenal sebagai persamaan gelombang
air dangkal dapat disederhanakan menjadi beberapa persamaan gelombang.
Persamaan gelombang gravitasi dimensi satu (bergantung pada variabel waktu dan
ruang) merupakan bentuk penyerhanaan dari persamaan gelombang air dangkal
dengan mengabaikan suku konvektif dan mengabaikan gesekan topografi serta
kemiringan topografi. Tujuan dari penyederhanaan adalah untuk kepentingan
kepraktisan, penghitungan komputasi lebih cepat dan dapat menggambarkan
masalah nyata secara fisik. Persamaan gelombang air dangkal merupakan suatu
persamaan yang dapat dimodelkan secara matematis dari fenomena fisik aliran air
dimensi satu.
Gelombang gravitasi merupakan suatu riak gangguan di alam semesta
berbentuk gelombang lengkung yang bergerak semakin menjauhi sumbernya.
Gelombang gravitasi memerlukan medium untuk merambat. Gelombang gravitasi
dihasilkan oleh obyek di alam semesta ini yang bergerak dengan kecepatan dan