• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti dengan pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan. Seperti diketahui bersama bahwa Wilayah kedaulatan dan yuridiksi Indonesia terbentang dari 6°LU - 11°15’LS dan dari 94°45’BT - 141°05’BT terletak di posisi geografis sangat strategis, karena menjadi penghubung dua samudera dan dua benua, Samudera India dengan Samudera Pasifik, dan Benua Asia dengan Benua Australia, serta 3/5 dari wilayah negara kita merupakan wilayah perairan dengan dikelilingi oleh ± 17.508 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km serta luas laut terbesar di dunia yaitu 5.8 juta km2 dan negara kepulauan terbesar di dunia yang banyak menyimpan kekayaan sumberdaya alam laut yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Gambar 1.1 Peta Indonesia

Berdasarkan Deklarasi Juanda wilayah perairan Indonesia terbagi atas 3 bagian yaitu: Laut Teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan Perairan pedalaman. dengan pembagian ini maka terbentuk konsep negara kepulauan Indonesia yang berdaulat. Sebagai sebuah negara yang memiliki budaya maritim yang luhur, Indonesia sejak jaman dahulu sudah sangat terkenal dengan para pelautnya yang ulung yang dapat

(2)

melakukan penjelajahan bahkan sampai ke wilayah perairan Madagaskar dan perairan Ceylon yang ditempuh oleh para pelaut kita dengan menggunakan kapal tradisional.

Sebagai sebuah negara maritim Indonesia memiliki nilai strategis yang memperoleh pengakuan dari dunia internasional. Pada konsep hukum laut yang kita anut ada 3 aspek pengembangan yang menjadi sasaran pembangunan berkelanjutan bagi kelautan Indonesia, yaitu aspek ekonomi berupa hak untuk mengeksploitasi dan mengeksplorasi hasil-hasil kelautan, aspek ekologi yaitu upaya pelestarian dan pengelolaan potensi laut, aspek sosial budaya pelestarian budaya bahari. Ketiga aspek ini menjadi sangat penting dan memerlukan dukungan ilmu dan teknologi.

Bidang kelautan yang didefinisikan sebagai sektor perikanan, pariwisata bahari, pertambangan laut, industri maritim, perhubungan laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan, merupakan andalan dalam menjawab tantangan dan peluang tersebut. Potensi sumberdaya kelautan yang sebesar 75% wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah laut dan selama ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional. Sumbangan yang sangat berarti dari sumberdaya kelautan tersebut, antara lain berupa penyediaan bahan kebutuhan dasar, peningkatan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, perolehan devisa dan pembangunan daerah. Dengan potensi wilayah laut yang sangat luas dan sumberdaya alam serta sumberdaya manusia yang dimiliki Indonesia. kelautan sesungguhnya memiliki keunggulan komparatif, keunggulan kooperatif dan keunggulan kompetitif untuk menjadi sektor unggulan dalam kiprah pembangunan nasional dimasa depan.

Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi SDM adalah sekitar 60% penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir, sehingga pusat kegiatan perekonomian seperti: Perdagangan, Perikanan tangkap, Perikanan Budidaya, Pertambangan, Transportasi laut, dan Pariwisata bahari. Potensi penduduk yang berada menyebar di pulau-pulau merupakan aset yang strategis untuk peningkatan aktivitas ekonomi antar pulau sekaligus pertahanan keamanan negara.

(3)

Potensi dan prospek pembangunan sektor kelautan dan perikanan sangat besar. Hal ini ditunjukkan dengan total nilai ekonomi potensi sumber daya perikanan Indonesia diperkirakan US$82,06 miliar. Kini pencapaian sektor kelautan dan perikanan secara perlahan mulai menunjukkan adanya peningkatan. Produk Domestik Bruto atau PDB perikanan meningkat 37,06% dari tahun 2007, produksi perikanan naik 5,70%, volume ekspor perikanan naik 13,3%, tingkat konsumsi ikan dalam negeri naik 9,88%, penyerapan tenaga kerja sektor kelautan dan perikanan naik 6,36%, realisasi investasi usaha perikanan sebesar Rp 2,56 triliun dan penerimaan pajak sektor perikanan naik 11,89%

Jasa kelautan yang terdiri dari segala jenis kegiatan yang bersifat menunjang dan mempelancar kegiatan sektor kelautan seperti jasa pelayan pelabuhan, keselamatan pelayaran, perdagangan, pengembangan sumberdaya kelautan seperti pendidikan, pelatihan dan penelitian. Peluang pasar pada jasa kelautan yang potensial harus dipersiapkan dari sekarang karena karakteristik bisnisnya yang memerlukan kualifikasi sumberdaya manusia yang prima dan dukungan sarana informasi, komunikasi serta dukungan teknologi maju. Pemerintah memerlukan visi jangka panjang dan segera melakukan investasi untuk mendorong bisnis di masa depan yang menjanjikan aktivitas ekonomi.

Selain itu pembangunan kontruksi di pesisir dan laut memerlukan kemampuan rekayasa yang sesuai dengan kondisi alam (Design with the Nature) pesisir dan laut yang memiliki kondisi ekosistem dan fisik berbeda dengan daratan. Dengan demikian faktor bangunan kelautan (kegiatan penyiapan lahan sampai kontruksi di pesisir dan bangunan lepas pantai) harus dikaji dengan seksama agar tidak menimbulkan bencana yang berdampak pada manusia dan lingkungan serta sumberdaya alam.

Serdang Bedagai Visi Dan Misi Visi

(4)

Visi pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

“Menjadikan Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten yang terbaik di Indonesia dengan masyarakatnya yang Pancasilais, Religius, Modern dan Kompetitif”

Misi

Untuk mencapai visi disusun misi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut:

 Mendayagunakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam secara optimal dalam bingkai wawasan nasional dan wawasan kebangsaan.

 Mendorong penegakan supremasi hukum guna terciptanya iklim yang kondusif bagi pemerintahan yang bersih dan berwibawa, kegairahan perekonomian dan berkembangnya kehidupan sosial kemasyarakatan.

 Memanfaatkan dinamika kemajemukan masyarakat Serdang Bedagai sebagai factor pendukung terbinanya masyarakat yang kooperatif dan kompetitif.

Potensi Perikanan Serdang Bedagai

Total produksi perikanan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2004 sebanyak 24.377,4 ton yang terdiri dari hasil tangkapan laut 22.406,1 ton, perairan umum 147,9 ton, hasil budi daya air payau 245,6 ton dan budi daya air tawar 1.577,9 ton. Total produksi perikanan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2005 sebanyak 23.873,5 ton yang terdiri dari hasil tangkapan laut 21.821,8 ton, perairan umum 111,4 ton, hasil budi daya air payau 255,3 ton dan budi daya air tawar 1.685 ton. Dilihat dari total produksi perikanan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2% dari sebelumnya, hanya dari total produksi budidaya air payau mengalami kenaikan 2,1%.

Tabel 1.1 Produksi Perikanan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2004 dan 2005

Jumlah (Ton) No. Jenis Produksi Ikan

(5)

1. Penangkapan Ikan Laut 22.406,1 21.821,8

2. Perairan Umum 147,9 111,4

3. Budidaya Air Payau 245,5 255,3

4. Budidaya Air Tawar 1.577,9 1.685,0

Jumlah 24.377,4 23.873,5

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006

Agar tidak terjadi penurunan produksi perikanan maka dari itu didirikanlah Sekolah Tinggi Perikanan Serdang Bedagai

Di Serdang Bedagai ini memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Adapun beberapa fokus pengembangan perikanan di kabupaten ini yaitu:

 Pengembangan perikanan air tawar terdiri dari intensifikasi dan ekstensifikasi kolam air tenang, kolam air deras, jaring apung, keramba di sungai, dan intensifikasi mina padi.

 Pengembangan perikanan tangkap dan budidaya di pantai termasuk di dalamnya intensifikasi perikanan tangkap dan pengembangan budidaya air payau.

Perikanan tangkap

Panjang garis pantai sepanjang 95 km mencakup lima kecamatan yaitu: Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Bandar Khalifah. Beberapa daerah pantai ini seharusnya dipertimbangkan sebagai objek wisata karena mempunyai pemandangan yang cukup indah. Keterbelakangan beberapa desa pantai umumnya disebabkan oleh kurangnya investasi, sumberdaya manusia yang rendah, manajemen usaha dan beberapa aspek teknis lainnya. Pada tahun 2006 produksi baru mencapai 21.808,2 ton dengan jumlah nelayan sebanyak 1.210 orang. Hal ini menunjukkan masih cukup besar potensi untuk pengembangan produksi karena angka ini jauh di bawah angka potensi lestari perikanan Selat Malaka sebesar 239.200 ton/ tahun. Kondisi ini

(6)

membuka peluang pengembangan usaha perikanan tangkapan melalui pengadaan sarana dan prasarana penangkapan.

Budi daya air payau

Pengembangan budidaya air payau terdiri beberapa komoditi seperti udang, ikan nila, dan kerapu. Ada sekitar 4.500 ha potensi budidaya air payau tersebar di beberapa kecamatan, yang dimanfaatkan sampai saat ini sekitar 892 ha.

 Kecamatan Pantai Cermin. Potensi lahan budidaya mencapai 600 Ha, dengan jenis paling banyak dibudidayakan adalah udang windu dengan produksi 29,6 ton, udang putih (24,2 ton), udang vanamei (4,6 ton) dan kepiting (4,3 ton). Untuk pembesaran dan pengerasan kepiting, peluang investasi masih terbuka lebar. Investasi tersebut dapat dilakukan di Desa Kuala Lama, Kotapari, Lubuk Saban dan Naga Kisar. Di keempat desa tersebut juga berpeluang bagi pengembangan budidaya udang vanameri. Untuk mendukung usaha budidaya ikan, di Pantai Cermin telah terdapat fasilitas pendukung berupa hatchery.

Berdasarkan visi misi Kabupaten Serdang maka kabupaten ini yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar, untuk itu perlu adanya pengembangan sumber daya manusia untuk memenuhi tenaga kerja ahli dan trampil dalam bidang perikanan. Sehingga dapat mengembangkan potensi perikanan daerah kabupaten Serdang Bedagai.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Sekolah Tinggi Perikanan Serdang Bedagai ini adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan di tanah air, khusunya Sumatera Utara. Peluang pasar pada jasa kelautan yang potensial harus dipersiapkan dari sekarang karena memerlukan kualifikasi sumberdaya manusia yang prima dan dukungan sarana informasi, komunikasi serta dukungan kemajuan teknologi.

(7)

 Menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan baik akademik maupun professional untuk memenuhi tenaga kerja ahli dan trampil dalam bidang perikanan.

 Menyelenggarakan penelitian terapan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan.

 Memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas kerja dari para taruna-taruna sekolah tinggi perikanan tersebut.

 Meningkatkan potensi daerah kabupaten Serdang Bedagai dalam bidang perikanan dengan meningkatkan sumberdaya manusianya.

 Diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

 Mendesain bangunan yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan iklim setempat sehingga pengguna bangunan merasa nyaman dalam proses belajar mengajar. Bangunan ini diharapkan dapat menjadi bangunan yang hemat energi dalam pemakaiannya serta dapat menghasilkan energi alternatif sendiri dengan memanfaatkan potensi dan iklim setempat sehingga dapat mengurangi beban pasokan listrik di kawasan tersebut.

1.3. PERUMUSAN MASALAH

Masalah perancangan yang ada pada kasus proyek ini adalah: a. Masalah bangunan

1. Programming

Bagaimana cara membuat program ruang yang sesuai dan dapat menampung segala kegiatan/ aktifitas para taruna sehingga dapat meningkatkan kinerja para taruna tersebut.

2. Sirkulasi

Merencanakan sirkulasi yang efektif baik di dalam bangunan maupun sirkulasi antar bangunan bahkan ruang di dalam bangunan dengan di luar bangunan.

3. Bentuk Bangunan

Bagaimanan mendesain bangunan yang dapat memecahkan masalah-masalah bangunan tropis dengan menyesuaikan dengan iklim serta kondisi lingkungan setempat sehingga dapat meningkatkan nilai estetika bangunan.

(8)

Bagaimana merancang suatu desain yang sesuai dengan aspek bioklimatik sehingga bangunan tersebut tidak mengganggu lingkungan dan ekosistem kawasan tersebut.

c. Masalah Struktur

Struktur yang digunakan merupakan struktur yang dapat dibangun di daerah pantai. d. Masalah Teknologi Bangunan

Teknologi yang dipakai nantinya dapat mendukung desain bangunan bioklimatik yang sesuai dengan iklim kawasan tersebut serta pemilihan material yang tahan terhadap korosi pada kawasan pesisir pantai.

e. Konsep dan Data yang Dapat Mendukung Desain

Mengumpulkan data serta bahan-bahan yang dapat mendukung perencanaan desain dan konsep bangunan yang hemat energi beserta dengan energi alternatifnya serta dapat menciptakan suatu rancangan desain yang tidak mengganggu ekosistem kawasan tersebut. f. Penerapan tema Bioklimatik ke dalam Bangunan.

1.3 PENDEKATAN

Konsep yang digunakan dalam desain Sekolah Tinggi Perikanan ini yang dapat menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung fungsi bangunan serta dapat menerapkan konsep-konsep desain bioklimatik terhadap bangunan tersebut sehingga bangunan ini merupakan bangunan yang hemat dalam pemakaian energi serta ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem setempat.

1.4 BATASAN MASALAH

Batasan dan lingkup kajian yang akan dibahas pada kasus proyek ini adalah bagaimana menerapkan konsep-konsep arsitektur bioklimatik hemat dalam pemakaian energi serta desain bangunan yang tanggap terhadap cuaca, iklim dan topografi daerah tersebut.

Adapun beberapa teknologi yang dipakai dalam bangunan ini, yaitu:

 Green roof

Pemakaian green roof ini tidak hanya mempertahankan area hijau yang hilang, tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan flush kloset.

(9)

Memanfaatkan panas matahari daerah khatulistiwa yang bersinar sepanjang tahun lalu mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk memenuhi pemakaian listrik bangunan.

 Wind turbine

Memanfaatkan kecepatan hembusan angin pesisir pantai yang akan diubah menjadi energi listrik.

 Batu Bata Limbah Sawit

Sebagian lahan di Serdang Bedagai ditanami oleh perkebunan sawit. Oleh karena itu limbah yang dihasilkan oleh pohon kelapa sawit itu masih dapat dimanfaatkan yaitu bisa dibuat menjadi batu bata sebagai bahan untuk membuat dinding.

1.5 LINGKUP MASALAH

Dalam hal ini akan dibahas sejauh mana hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Sekolah Tinggi Perikanan Serdang Bedagai.

 Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan dan pembentukan ruang.

 Perencanaan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung proses belajar mengajar.

(10)

1.6 KERANGKA BERFIKIR

ANALISA

 Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan 

sempadan bangunan. 

 Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.  Analisa penerapan struktur pada bangunan.

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan 

konsep bangunan 

LATAR BELAKANG KASUS

 Indonesia yang merupakan Negara maritime terbesar di dunia

 Visi misi kabupaten Serdang Bedagai yaitu Mendayagunakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam secara optimal dalam bingkai wawasan nasional dan wawasan kebangsaan

 Kabupaten Serdang Bedagai memiliki potensi perikanan yang sangat besar.

MAKSUD 

 Meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam bidang teknologi perikanan sehingga dapat meningkatkan

dan mengembangkan kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki potensi perikanan yang besar.

 Menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan baik akademik maupun professional untuk

memenuhi tenaga kerja ahli dan trampil dalam bidang perikanan.

 Diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga akan berdampak kepada

kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

 Mendesain bangunan yang hemat energy dalam pemakaiannya bahkan dapat mengolah dan

menghasilkan energy alternative sendiri serta merancang bangunan yang ramah lingkungan.

PERMASALAHAN

 

 Memadukan kompleksitas kegiatan pendidikan dalam satu kawasan.  Penerapan teknologi bangunan yang tepat bagi bangunan tepi pantai  Penerapan tema bioklimatik ke dalam perancangan bangunan

STUDI LITERATUR dan

STUDI BANDING  Fasilitas interchange.  Kajian tema dengan bentuk

bangunan. STUDI SITE  Ukuran site  Peraturan pemerintah  Sempadan bangunan  Batas bangunan  potensi PENGUMPULAN DATA  Studi literature  Studi banding F eed back

Sekolah Tinggi Perikanan Serdang Bedagai Tema: Bioklimatik

(11)

1.7 METODOLOGI PEMBAHASAN a. STUDI LITERATUR

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan – bahan terkait baik itu dari buku, majalah, internet, ataupun koran yang membahas tentang topik yang berkaitan.

b. STUDI LAPANGAN

Dilakukan dengan survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan dan wawancara langsung dengan orang pihak yang terkait dan penduduk setempat. c. STUDI ANALISA

Menganalisa data dan permasalahan yang muncul, khususnya dalam kaitannya dengan fungsi bangunan sebagai sarana pendidikan serta wisata edukatif dalam bidang perikanan.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Sekolah Perikanan Serdang Bedagai

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang pengertian judul, tinjauan kasus proyek, tinjauan fungsi dan studi banding terhadap kasus proyek sejenis yang lain.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama. BAB IV ANALISA PERANCANGAN

(12)

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian. DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini. LAMPIRAN

Gambar

Gambar 1.1 Peta Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Jumlah Jam Kerja Sehari Dengan Keracunan Merkuri Hasil analisis bivariat antara lama jam kerja penambang dengan kejadian keracunan diperoleh hasil dari 23

Hasil ini menunjukkan pula bahwa pewarna sintetis yang terdapat pada sebagian besar sampel yang dijual di lokasi sampling merupakan pewarna yang diizinkan penggunaannya untuk

“Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Sumber: Majalah Galeri : Media Komunikasi Galeri Nasional Indonesia Hal.. menjadi badan seorang wanita, dimana nada-nadanya berubah menjadi kaleng sarden. Latar yang

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,

Norma subjektif terhadap kepatuhan pajak adalah kekuatan pengaruh pandangan orang-orang disekitar Wajib Pajak terhadap perilaku kepatuhan yang dilakukannya. Norma

ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Untuk Mendiskripsikan solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala dalam Tata Kelola Penyelenggara Pemerintahan Desa menurut PP No 72 Tahun 2005 di Desa