• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan - PENINGKATAN KINERJA MELALUI BUDAYA ORGANISASI KEMAMPUAN MANAJEMEN DAN STRATEGI BISNIS (Studi pada Perusahaan Meubel di Kecamatan Tahunan Kab. Jepara) - UNISNU Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan - PENINGKATAN KINERJA MELALUI BUDAYA ORGANISASI KEMAMPUAN MANAJEMEN DAN STRATEGI BISNIS (Studi pada Perusahaan Meubel di Kecamatan Tahunan Kab. Jepara) - UNISNU Repository"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang Masalah

Industri mebel dan ukir di Jepara telah menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Jepara.Oleh karena itu data keberadaan industri tersebut dapat mewakili gambaran tentang industri yang ada. Keberadaan usaha mebel di Jepara terlihat kuat di daerah tengah kabupaten yang meliputi Kecamatan Tahunan, Jepara, Mlonggo, Batealit, Bangsri dan Pakisaji. Jepara sebagai pusat industri mebel dikenal di Indonesia dan dunia.Industri mebel dan ukiran kayu Jepara menyumbang 26% ekonomi lokal dan 10% ekspor mebel Indonesia. Pada tahun 2010 terdapat11.981 unit usaha mebel di Jepara yang terdiri atas 92% unit kecil, 6% unit menengah, dan 2% unit besar, dengan memperkerjakan lebih dari 100.000 orang. Angka ini mengindikasikan penurunan yang signifikan dari temuan Roda et al (2007) yang menyatakan bahwa terdapat15.000 unit usaha mebel dan kerajinan Kayu Jepara yang ditemukan di tahun 2005.

Hasil dari mebel dan kerajinan kayu Jepara pada umumnya dijual di Ruang Pamer atau Showroom, disamping terdapat beberapa brak yang menjual langsung tanpa mengirimkan produknya ke Ruang Pamer. Produk yang dijual langsung di brak biasanya adalah produk setengah jadi. Jumlah ruang pamer sebanyak 2.072 unit. Penerimaan kotor dari ruang pamer berkisar 190 juta rupiah per tahun, dengan 2% memiliki omset di atas 1 milyar rupiah dan 2% beromset 500 juta hingga 1 milyar rupiah per tahun. Umumnya showroom terletak di

(2)

Kecamatan Tahunan, khususnya sepanjang Jalan utama Ruas Jepara – Pati.Daerah ini juga dikenal sebagai salah satu ikon Jepara sebagai ruang pamer mebel terpanjang.

Pada tahun 2009, volume perdagangan mebel yang berasal dari Kabupaten Jepara mencapai 2.734.256 buah (set) dengan nilai Rp 1,23 triliun (BPS 2010). Dari jumlah tersebut sebagian dijual di pasar domestik dan diekspor. Terdapat kecenderungan peningkatan negara tujuan ekspor mebel Jepara dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2004 jumlah negara tujuan ekspor mencapai 78 negara dan pada tahun 2009 bertambah menjadi 102 negara.

Peningkatan ini tidak disertai dengan meningkatnya industri pengekspor dan volume jati yang diekspor. Tercatat 325 unit industri pengekspor dengan volume ekspor sebesar 49.852.974 kg pada tahun 2003 dan menurun menjadi 256 unit ekspor dengan volume mencapai 34.000.761 kg di tahun 2011 (DISPERINDAG 2012). Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya negara produsen mebel jati seperti Cina, Amerika Serikat, Jepang dan Singapura serta berkurangnya permintaan mebel jati Jepara akibat krisis keuangan global. Selain masalah permintaan, kelesuan usaha mebel semakin terasa saat terkena dampak langsung dari kenaikan harga BBM yang mengakibatkan harga-harga bahan baku dan biaya transportasi mengalami peningkatan sementara di lain pihak harga jual mebel tetap dan pembeli asing sebagian besar menerapkan sistem pembayaran tidak kontan.

(3)

Besarnya alokasi untuk pasar domestik disebabkan oleh mutu bahan baku yang diminati di pasar eksporharus yang terbaik dengan rendemen yang rendah, dibandingkan pasar lokal yang tidak menjadikan mutu bahan baku menjadi tolok ukur melainkan model. Parlinah (2011) menyebutkan bahwa pada umumnya kualitas produk mebel yang dihasilkan untuk pasar domestik atau lokal masuk dalam grade B dan C, sedangkan mebel untuk pasar ekspor atau luar negeri masuk dalam grade A dan B. Produksi berbagai grade mebel tersebut terjadi mulai dari awal pembuatan mebel, sehingga ukuran dan kualitas bahan baku yang digunakan juga berbeda. Perbedaan grade tersebut berimplikasi terhadap perbedaan harga jual mebel.

Sari (2010) menyebutkan bahwa konsumen yang ingin membeli mebel Jepara lebih berdasarkan rekomendasi dari kenalan, saudara atau langsung ke ruang pamer mebel.Terdapat 73% konsumen berkunjung ke ruang pamer dan 80% melihat pameran di mal.Namun terdapat calon konsumen yang mengakses secara online untuk mencari mebel.

Pada tingkat nasional, total ekspor dan impor mebel berbahan baku kayu menunjukkan tren yang meningkat. Impor tinggi terjadi di tahun 2008 yang menyentuh angka 7,9 trilyun rupiah, dibandingkan ekspor yang mencapai 8,9 trilyun rupiah. Ekspor pada tahun 2010 mencapai 10,7 trilyun dan impor mencapai 8,5 trilyun rupiah.

(4)

broker/pengumpul kemudian showroom atau pengrajin, broker/pengumpul dan ekspor.Keberadaan broker/pengumpul di tengah saluran pemasaran mengakibatkan informasi pasar semakin tertutup.Hal ini agar akses pengrajin langsung ke konsumen menjadi kecil.Tujuannya adalah terdapat selisih antara harga yang ditawar oleh produsen dan kemampuan membeli oleh konsumen (Sari 2010).

Salah satu akses pemasaran yang dapat dimanfaatkan adalah adanya pameran atau showroom serta iklan elektronik. Namun, selama ini showroom dan pameran hanya terdapat di beberapa kota besar. Perdagangan lintas pulau pun semakin kecil yang disebabkan oleh tingginya harga jual di daerah tujuan.Permasalahan iklan elektronik dalam beberapa waktu terakhir ini mulai dapat tertanggulangi dengan banyaknya situs internet yang mengakomodir pemasaran mebel produksi kecamatan Tahunan Jepara. Berikut data kinerja perusahaan Meubel di Kecamatan Tahunan

Tabel 1.1.

Data Kinerja perusahaan Meubel di Kecamatan Tahunan

NO Tahun Jumlah

Perusahaan

Jumlah Kontiner dari Tahunan

1 2011 480 2.543

2 2012 478 2.432 

3 2013 495 3.253 

4 2014 449 3.021 

Sumber: Bag, Ekonomi Kecamatan Tahunan dan ASMINDO Jepara.

(5)

tetap stabil adalah, dengan inovasi produk terutama pada desain baru yang diminati pasar dengan kolaborasi antara pemesan dengan perusahaan.

Upaya lainnya adalah mempertahankan kualitas produk dengan kayu yang kering dari gunung kidul, banyuwangi dan kuningan jawa barat, walaupun kayu dari Blora sekarang jarang digunakan karena harganya yang mahal perusahaan ini tidak menggunakan kayu dari sumatera atau kalimantan yang cukup tinggi kadar airnya. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen perusahaan juga mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan dengan ketepan waktu pesanan dengan waktu order serta penanganan keluhan dengan perhatian dan service yang baik apabila terjadi lecet finishing pada furniture pasca pengiriman.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka ppenelitian ini mengambil judul, “PENINGKATAN KINERJA MELALUI BUDAYA ORGANISASI, KEMAMPUAN MANAJEMEN DAN STRATEGI BISNIS (Studi pada Perusahaan Meubel di Kecamatan Tahunan Kab. Jepara)”.

1.2.Batasan Penelitian

Demi keberhasilan penelitian ini, maka dalan penelitian ini batasan masalah sebagai berikut:

1. Faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan dibatasi hanya pada budaya organisasi, kemampuan manajemen dan strategi. 2. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel kepada perusahaan mebel di

(6)

3. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode regresi linier berganda.

1.3.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan?

2. Bagaimana pengaruh kemampuan manajemen terhadap kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan?

3. Bagaimana pengaruh strategi terhadap kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan?

4. Bagaimana pengaruh budaya organisasi, kemampuan manajemen dan strategi secara bersama-sama terhadap kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan?

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukanya penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan.

2. Menganalisis pengaruh kemampuan manajemen terhadap kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan.

(7)

4. Menganalisis pengaruh budaya organisasi, kemampuan manajemen dan strategi secara bersama-sama terhadap kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan.

1.5.Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pemasaran khususnya tentang kinerja perusahaan mebel di kecamatan Tahunan.

b. Manfaat Praktis

i. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan khususnya mengenai kinerja perusahaan, serta sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

ii. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas keilmuan peneliti, sehingga dengan adanya teori yang didapat selama di bangku kuliah dapat dipraktekkan.

iii. Bagi perusahaan mebel di Tahunan.

(8)

1.6.Sistematika Penulisan

Adapun susunan sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan mengenai pengertian pemasaran, kualitas produk, merek, kemasan, model perilaku konsumen, dan keputusan pembelian. Selain teori tersebut pada bab ini juga menjelaskan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang variabel dan definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini merupakan pelaporan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaitkan dengan kerangka teori dan atau penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

BAB V PENUTUP

Gambar

Tabel 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin berkembang pula hardware komputer dengan spesifikasi yang beragam dan menggunakan teknologi yang baru. Penggunaan internet pada

Jumlah dan Pertumbuhan S.aureus dari sampel daging se’i babi dari Depot A dengan jenis kemasan serta kondisi dan lama penyimpanan yang berbeda.. Jumlah dan Pertumbuhan

Reformulate to allow restrictive constraints and clarify Requirements class extension (see generalization/specialization in UML and the extension/restriction mechanism of the XML

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik lagu anak (LA) secara musikal dengan memperhatikan kata-kata atau lirik yang ada dalam lagu anak

[r]

[r]

Pendapat-pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengedepankan aspek kegiatan belajar berkelompok yang

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui pendekatan investigasi pada siswa kelas VII E MTsN Kauman Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013 dapat