• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Protokol Jaringan

Menurut Mulyanta (2005, p. 5), “Apabila dua buah sistem saling berkomunikasi, hal yang pertama dibutuhkan adalah kesamaan bahasa yang digunakan, sehingga dapat memahami alur proses komunikasi”. Untuk itu, dibutuhkan sebuah mekanisme pengaturan bahasa yang dapat dipahami oleh dua buah sistem tersebut sehingga pertukaran informasi antarsistem akan terjadi dengan benar.

Sekumpulan aturan untuk mengatur proses komunikasi ini disebut sebagai protokol komunikasi data. Protokol ini diimplementasikan dalam bentuk program komputer (software) yang terdapat pada komputer dan peralatan komunikasi data lainnya. Untuk itu, badan dunia yang menangani masalah standarisasi IOS

(International Organization for Standarization) membuat aturan baku yang

dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Inerconnection).

2.1.1. OSI Reference Model

Badan dunia yang menangani masalah standarisasi IOS (International

Organization for Standardization) membuat aturan baku yang dikenal dengan

nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Model OSI terdiri dari tujuh layer, yaitu physical layer, data link layer, network layer, transport layer,

(2)

peranan layering serta proses pertukaran data dalam sistem yang berlainan akan melalui sebuah hierarki atau tingkat protokol komunikasi.

Ketujuh layer dari model referensi OSI dapat dibagai dua kategori utama, yaitu layer atas dan layer bawah (Mulyanta, 2005).

Layer atas pada model OSI berkaitan dengan aplikasi dan implementasi secara

umum sebuah software dengan layer tertinggi, yaitu layer application merupakan

layer yang paling dekat dengan pengguna.

Layer di bawahnya berhubungan dengan penanganan transpotasi data.

Physical layer dan data link layer diimplementasikan dalam hardware dan

software sedangkan layer yang lain secara umum diimplementasikan hanya dalam

lingkungan software. Layer yang paling dekat dengan media jaringan adalah

physical layer. Pembagian kategori pada model refersi OSI ditunjukkan pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1. Pembagian Kategori OSI Reference Model (Mulyanta, 2005).

Application

Presentation

Session

Transport

Network

Data Link

Physical

Application

Transport

(3)

Begitu rumitnya pertukaran data antar jaringan, sehingga desain jaringan komputer harus disederhanakan dalam bentuk bagian-bagian tersendiri dalam lapisan-lapisan layer yang mempunyai fungsi dan desain yang berbeda-beda. Setiap layer akan memberikan informasi untuk dapat diterapkan dan dipahami oleh layer di atasnya.

Pertukaran paket antar sistem jaringan akan diperantarai oleh sebuah bahasa komunikasi atau disebut protokol. Protokol tersebut berfungsi antara lain untuk, menentukan jenis konektor, pengalamatan titik-titik komunikasi, identifikasi

interface, aturan-aturannya, pengaturan aliran data, menjaga ketersediaan data,

laporan kesalahan, sinkronisasi, dan lain-lain. Pada praktiknya terdapat beberapa fungsi yang terangkum dalam kumpulan fungsi prokocol, dimana setiap protokol menangani satu aspek saja dalam proses komunikasi.

(4)

Pada OSI reference model, layer bawah didesain untuk berurusan dengan ketersediaan atau memfasilitasi komunikasi dengan user. Layer ini menyembunyikan detail kerumitan fungsi pertukaran data secara fisik. Layer di atasnya (middleware) bertanggung jawab terhadap konversi data pada apa yang disebut program aplikasi atau software. Secara fungsional terdapat layer yang bertugas mengatur transportasi data. Layer ini bertanggung jawab terhadap koneksi antar layer di atas (application oriented) dan layer bawah (network

oriented). Diagram fungsional protokol dapat dilihat pada gambar 2.2.

Berikut penjelasan dari ketujuh layer pada OSI reference model :

Tabel 2.1. OSI Reference Model

Layer Keterangan

Application Membuka komunikasi dengan user lain dan memberikan

layanan seperti file transfer ataupun e-mail ke user lain dalam jaringan. Layer ini berfungsi menentukan format data yang akan dipindahkan antar aplikasi dan menyediakan layanan berupa transformasi format data, enkripsi, dan kompresi.

Presentation Menentukan format data yang dipindahkan di antara aplikasi

dan mengelola informasi yang disediakan oleh Application

layer supaya informasi yang dikirim dapat dibaca oleh

Application layer pada system lain. Layer ini juga menentukan

syntax yang digunakan antar aplikasi.

Session Lapisan ini bertanggung jawab atas sesi komunikasi antara

(5)

proses, dan user.

Transport Berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-paket

data yang akan dikirim dan menyusun kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang dapat diterima. Dua protokol umum pada lapisan ini adalah TCP yang berorientasi koneksi dan UDP yang tidak berorientasi koneksi.

Network Layer ini bertanggung jawab dalam routing paket data dari

node sumber ke node tujuan. Selain itu, layer ini juga bertanggung jawab dalam pengalamatan node, sehingga RIP dan OSPF berada pada layer ini.

Data Link Mengubah paket-paket data dalam bentuk frame,

menghasilkan alamat fisik, pesan-pesan kesalahan, pemesanan pengiriman data. Layer ini juga mengupayakan agar physical

layer dapat bekerja dengan baik dengan menyediakan layanan

untuk mengaktifkan, mempertahankan, dan menonaktifkan hubungan.

Physical Mentransmisikan data dalam bentuk bit antar devices melalui

jalur komunikasi dengan cara mengatur karakteristik tinggi tegangan, periode perubahan tegangan, lebar jalur tegangan, jarak maksimuk komunikasi dan koneksi.

(6)

2.1.2. TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol)

Menurut Purbo (1999, p. 22), TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area.

Network (WAN). Pada TCP/IP protokol yang satu tidak perlu mengetahui

cara kerja protokol yang lain, sepanjang ia masih bisa saling mengirim dan menerima data, sehingga TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel.

Gambar 2.3. Layer TCP/IP (Menurut Purbo (1999, p. 22)),

Pada gambar 2.3. dijelaskan bahwa TCP/IP terdiri dari empat lapisan kumpulan beritingkat. Keempat lapisan tersebut adalah :

1. Network Interface Layer

2. Internet Layer

3. Transport Layer

4. Application Layer

Pada TCP/IP setiap protokol membutuhkan informasi dari protokol lain. Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut setelah itu data diteruskan ke layer di bawahnya dan sebaliknya, jika suatu protokol menerima

TCP/IP Stack

(7)

data dari protokol lain yang di bawahnya, jika dianggap valid protokol tersebut akan melepas informasi tambahan tersebut untuk kemudian meneruskan data itu ke protokol lain yang berada di atasnya (Purbo, 1999).

Gambar 2.4. Pergerakan Data Dalam Layer TCP/IP (Menurut Purbo (1999, p. 22),

Berikut ini tabel penjelasan tentang fungsi dan tugas-tugas keempat layer protokol pada TCP/IP :

Tabel 2.2. Layer pada TCP/IP

Layer Keterangan

Application Layer

Layer ini menangani representasi, encoding, serta control

dialog. Pada layer ini terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP.

Transport Layer Berisi protokol yang bertanggung jawab untuk

mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Kedua protokol tersebut adalah TCP (Transmission

(8)

Internet Protokol Layer ini bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tetap. Pada layer ini terdapat tiga macam protokol, yaitu IP, ARP, dan ICMP.

Network Interface Layer

Bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik berupa kabel, serat optik, atau gelombang radio, sehingga protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.

2.1.3. Perbandingan Umum Model OSI dengan TCP/IP

Secara umum perbedaan antara model OSI dan model TCP/IP sebagai berikut: 1. Pada model OSI pengimplementasiannya menekankan pada penyediaan layanan transfer data yang reliable, sementara TCP/IP memperlakukan

reliability sebagai masalah end-to-end.

2. Setiap layer pada model OSI mendeteksi dan menangani kesalahan pada semua data yang dikirim. Pada model OSI layer transport memeriksa

reliability di source-to-destination.

3. Pada TCP/IP, kontrol reliability dikonsentrasikan pada Layer Transport.

Layer Transport menangani semua kesalahan yang terdeteksi dan

memulihkannya. Layer ini juga menggunakan checksum, acknowledgement,

dan timeout untuk mengontrol transmisi dan menyediakan verifikasi

(9)

2.2. Routing Protocol

Sebuah routing protocol adalah seperangkat aturan atau standar yang menentukan bagaimana router pada jaringan berkomunikasi dan bertukar informasi satu sama lain, memungkinkan mereka untuk memilih rute terbaik ke sebuah jaringan yang dituju. Routing protocol melakukan beberapa kegiatan, termasuk: Network discovery.

2.2.1. Secara umum ada tiga jenis metode yang digunakan oleh routing protocol, yaitu:

1. Distance Vector (Path Vector) Protocol

Disebut distance vector protocol karena penentuan routing berdasarkan distance atau jarak terpendek, antara titik asal paket dengan titik tujuan. Distance vector dikembangkan menggunakan algoritma Bellman-Ford. Contoh distance vector yaitu RIP (Routing Information Protocol), dan IGRP

(Interior Gateway Routing Protocol).

2. Link State Protocol

Disebut link state protocol karena penentuan routing dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari router-router lain. Link state dikembangkan menggunakan algoritma shortest path, seperti algoritma dijkstra‟s.

Algoritma dijkstra‟s merupakan algoritma yang paling sering digunakan dalam pencarian rute terpendek, sederhana penggunaannya dengan menggunakan simpul-simpul sederhana pada jaringan jalan yang tidak rumit. Adapun nama algoritma dijkstra‟s sendiri berasal dari penemunya yaitu Edsger dijkstra‟s. Dalam mencari solusi, algoritma dijkstra‟s menggunakan prinsip greedy, yaitu mencari

(10)

solusi optimum pada setiap langkah yang dilalui, dengan tujuan untuk mendapatkan solusi optimum contoh link state adalah OSPF. (Imron Fauzi Pencarian, Tercepat, & Rute, 2011).

3. Hybrid

Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing protocol jenis

distance vector dan link state. Contoh hybrid adalah EIGRP (Enhanced Interior

Gateway Routing Protocol).

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performa Quality of service (QOS) pada Routing Protocol

Faktor-faktor yang mempengaruhi performa Quality of Service pada

routing protocol menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. Throughput

2. Delay

3. Jitter

4. Packet Loss

a. Throughput

Throughput jaringan adalah nilai rata-rata pada pengiriman pesan yang

sukses melalui sebuah kanal komunikasi. Throughput biasanya diukur dalam bit per detik (bit/s atau bps), dan terkadang dalam paket data per detik atau paket data per satuan waktu. Semakin tinggi nilai throughput, maka jaringan memiliki performa yang lebih baik.

(11)

b. Delay

Delay dapat didefenisikan sebagai rata-rata waktu antara pada saat sebuah

paket data dikirim oleh sumber data dan pada saat paket data diterima oleh penerima data.

c. Jitter

Jitter didefinisikan sebagai variasi delay yang diakibatkan oleh panjang

queue dalam suatu pengolahan data dan reassemble paket-paket data di akhir

pengiriman akibat kegagalan sebelumnya. Secara umum jitter merupakan masalah dalam slow speed links. Diharapkan bahwa peningkatan QoS dengan mekanisme

priority buffer, bandwidth reservation (RSVP, MPLS, dan lain-lain) serta high

speedconnections dapat mereduksi masalah jitter di masa yang akan datang.

d. Packet Loss

Packet loss terjadi ketika satu paket data atau lebih yang melintas sebuah

jaringan komputer gagal mencapai tujuan. Packet loss dibedakan sebagai salah satu dari tiga error yang dihadapi dalam komunikasi digital, dua yang lain adalah

bit error dan paket yang bersifat seperti tiruan oleh karena noise. Pecahan dari

paket yang hilang bertambah sebagaimana intensitas lalu lintas jaringan. 2.2.3. Topologi Jaringan

Topologi Jaringan merupakan suatu konsep menghubungkan satu device ke

device lain. Berdasarkan bentuknya, dikenal dua macam bentuk topologi, yaitu:

1. Topologi Fisik adalah struktur jaringan secara fisik (layout jaringan yang dapat dilihat secara nyata). Beberapa bentuk topologi fisik adalah:

(12)

a. Topologi Star Topologi star ini menggunakan sebuah konsentrator untuk menghubungkan semua device yang ada pada jaringan. Topologi ini juga disebut sebagai Hub and Spoke Topology.

Gambar 2.5. Topologi Star (Fall & Varadhan, 2011)

b. Topologi Bus Pada topologi bus, satu kabel utama menghubungkan tiap simpul ke saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali komputer di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul lainnya.

Gambar 2.6. Topologi Bus (Fall & Varadhan, 2011)

2. Topologi Logik adalah struktur yang menentukan bagaimana beberapa host dalam jaringan dapat saling berkomunikasi Contoh:

(13)

a. Broadcast

Pada topologi broadcast, maka sistem yang dianut adalah first

come first serve. Dimana setiap device pada jaringan mempunyai hak

yang sama untuk mengirimkan data ke device lainnya. Dengan demikian, bisa terjadi pengiriman data secara bersamaan.

Gambar 2.7. Topologi Broadcast (Fall & Varadhan, 2011). b. Token

Teknologi token ring disamakan berdasarkan IEEE 802.5 yang dikembangkan oleh IBM. Jaringan token ring umumnya bekerja pada kecepatan 4 Mbps dan 16 Mbps. Metode ini sederhananya adalah sebagai berikut: sebuah tiket (token) yang bebas mengalir melalui setiap node di jaringan telah berputar – putar. Saat sebuah node mengirimkan paket, node itu meraih dan meletakkan informasi/frame atau paketnya ke token tersebut sehingga tidak dapat digunakan lagi oleh node yang lain sampai data mencapai tujuannya. Jika informasi telah sampai, maka token dilepaskan lagi oleh originating station. Token mengalir di jaringan dalam satu arah dan setiap node satu persatu.

(14)

Gambar 2.8.Topologi Token (Fall & Varadhan, 2011).

2.2.4. Device pada Jaringan

Dalam sebuah Jaringan komputer, terdapat berbagai macam device yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer tersebut. Macam-macam device yang dipakai secara umum antara lain switch dan router.

1. Router

Router adalah suatu alat/program yang mengarahkan paket-paket data

dalam jaringan hingga mencapai tujuannya. Dalam melakukan tugasnya,

router menggunakan „algoritma routing‟ untuk menentukan rute terbaik

dalam proses penghantaran paket data tersebut. ‟Rute terbaik‟ ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain ‟hop‟ (lintasan yang dilalui paket data dari satu router ke router lain dalam suatu jaringan). Router merupakan device layer 3 karena membuat keputusan dalam meneruskan paket data berdasarkan IP address tujuan yang terdapat pada paket data yang diterimanya. Router memiliki routing table yang salah satunya berisi alamat dari network yang terhubung dengannya.

(15)

2. Switch

Switch adalah sebuah alat yang menyaring dan melewatkan paket

yang ada di sebuah LAN. Switcher bekerja pada layer data link (layer 2) dan terkadang di Network Layer (layer 3) berdasarkan referensi OSI Layer Model sehingga dapat bekerja untuk paket protokol apapun. LAN yang menggunakan switch untuk berkomunikasi di jaringan maka disebut dengan Switched LAN atau dalam fisik ethernet jaringan disebut dengan

Switched Ethernet LANs. Switch mempunyai fungsi hampir sama seperti

hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode

full-duplex dan mampu mengalihkan jalur serta menyaring informasi dan

tujuan yang spesifik, sedangkan hub tidak dapat menyaring serta mengalihkan jalur hubungan.

Hampir sama seperti bridge, switch bekerja atas dasar informasi MAC address. Hanya saja switch mempunyai kemampuan dan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bridge, karena switch selain bekerja secara software juga bekerja di atas hardware. Switch menggunakan algoritma store and forward dan cut through pada saat melakukan pengiriman data. Secara tipikal, switch mempunyai beberapa port yang menghubungkan beberapa segmen LAN lain dan port pada switch ini berkecepatan tinggi. Oleh karena itu, switch mampu menyediakan media

(16)

2.3. Routing information Protocol (RIP)

RIP merupakan salah satu contoh dari algoritma Distance vector (DV). RIP mengirimkan semua isi routing table ke router tetangga yang terhubung secara langsung (directly connected), secara periodik setiap 30 detik. Router yang menerima routing update akan meng-update routing table-nya dan kemudian mengirimkan routing update ke router di sampingnya lagi. Proses ini akan terus berulang melalui semua router yang ada pada jaringan. Setiap perpindahan 1

router maka nilai hop count akan bertambah 1. Bila paket data telah melalui 15

router, maka paket tersebut akan di-discard (dimusnahkan), meskipun mungkin

belum mencapai tujuannya, dan network tujuan juga akan dianggap

unreachability (tidak dapat dicapai). RIP menggunakan hop count sebagai metrik

dengan maksimal hop count adalah 15 sebagai upaya agar tidak sampai terjadi

count to infinity dan routing loop.

2.4. Routing Protocol OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF (Open Shortest Path First) bekerja berdasarkan algoritma Shortest

Path First yang dikembangkan berdasarkan algoritma Dijkstra. Sebagai Interior

Gateway protocol (IGP). Interior Gateway protocol atau Interior Routing Protocol

dikembangkan untuk menghubungkan router-router dibawah kendali administrator jaringan. OSPF mendistribusikan informasi routing-nya di dalam

router-router yang tergabung ke dalam suatu AS (Administrator). AS adalah

jaringan yang dikelola oleh administrator setempat. OSPF menggunakan routing

protocol link-state, didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses

(17)

menutupi kelemahan RIP. OSPF juga merupakan routing protocol yang menggunakan prinsip multipath (multi path protocol) dapat mempelajari berbagai rute dan memilih lebih dari satu rute ke host tujuan.

OSPF digunakan bersamaan dengan IP, maksudnya paket OSPF dikirim bersamaan dengan header paket data IP (inter prot). Setiap router mempunyai

database yang identik yang menggambarkan topologi suatu Autonomous System

yang disebut dengan Link State database (Topological database). Dari database ini, perhitungan Shortest Path First dilakukan untuk membentuk routing tabel. Perhitungan ulang terhadap Shortest Path First dilakukan apabila terjadi perubahan pada topologi jaringan.

OSPF memungkinkan beberapa jaringan untuk dikelompokkan bersama. Pengelompokkan seperti ini dinamakan dengan area dan topologinya tersembunyi dari seluruh AS (Administrator). Informasi yang tersembunyi ini memungkinkan penurunan traffic routing. Dengan menggunakan konsep area sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi. Dengan adanya distribusi

routing yang teratur.

2.5. NS2 (Network Simulator)

Network simulator merupakan alat simulasi jaringan yang bersifat open source

yang banyak digunakan untuk mempelajari struktur dinamik dari jaringan komunikasi. NS2 pertama kali dibangun sebagai varian dan real network

simulator pada tahun 1989 di University of California Barkeley. Sejak tahun

1995 Defense Advanced Research Project Agency (DARPA) mendukung pembangunan NS untuk proyek Virtual InterNetwork Testbed (VINT) dan

(18)

sekarang National Science Foundation (NSF) bergabung untuk pengembangannya (Issariyakul & Hossain, 2009, p. 34).

2.5.1. Arsitektur Dasar NS2

NS2 terdiri dari dua bahasa pemrograman, yaitu C++ dan Object-oriented

Tool Command Language (OTcl). Ketika C++ mendefenisikan mekanisme

internal dari objek simulasi, OTcl menyiapkan simulasi dengan merakit dan mengkonfigurasi objek serta penjadwalan event. C++ dan OTcl dihubungkan satu dengan yang lain dengan menggunakan TCLTL. Di dalam NS2 C++ menyimpan semua fungsi untuk pengelolaan sedangkan OTcl bertindak sebagai bagian depan yang berinteraksi langsung dengan user dan objek OTcl yang lain.

Gambar 2.9. Arsitektur Dasar NS2 (Issariyakul & Hossain, 2007).

Beberapa tool yang mendukung kinerja dari NS2 adalah dilengkapi denga NAM yang menciptakan animasi dalam simulasi.

Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan NS2 sebagai simulator jaringan: 1. Mudah digunakan

2. Didukung bahasa pemrograman C++ yang mudah untuk dipahami oleh pengguna

(19)

3. Didukung protokol TCP/IP pada lapisan OSI yang berbeda. Berikut ini adalah gambar struktur flow diagram pada NS2 :

Gambar 2.10. Flow Diagram NS2

NS2 secara luas digunakan untuk penelitian tetapi memiliki beberapa keterbatasan. Menggunakan jejak dan monitor untuk pengumpulan data. Memantau hanya memberikan tampilan informasi perilaku antrian di jaringan sedangkan Trace memberikan informasi log dari antrian paket, forwarding, dan lain-lain.

(20)

NS2 tidak mendukung keterlambatan pemrosesan namun dukungan yang berbeda seperti penundaan, propagasi, dan antrian. Tetapi transmisi ini memiliki fungsi terbatas bila skenario jaringan besar (Faishal, 2013).

2.5.2. Definisi AWK

Awk adalah sebuah perograman filter untuk teks, seperti halnya perintah "grep". Awk dapat digunakan untuk mencari bentuk/model dalam sebuah file teks. Awk juga dapat mengganti bentuk satu teks ke dalam bentuk teks lain. Awk dapat juga digunakan untuk melakukan proses aritmatika seperti yang dilakukan oleh perintah "expr". Awk adalah sebuah pemrograman seperti pada shell atau C yang memiliki karakteristik yaitu sebagai tool yang cocok untuk jobs juga sebagai pelengkap (complicated) untuk filter standard. Jika kecepatan merupakan hal yang pokok, awk adalah sesuatu produk bahasa yang sangat sesuai. Tetapi hanya untuk even jobs dimana kecepatan menjadi sesuatu hal yang esensial/pokok atau utama, maka awk dapat digunakan sebagai bentuk prototipe-nya. Meskipun awk dan shell keduanya adalah bahasa pemrograman, keduanya adalah spesia lis untuk aplikasi yang berbeda. Awk sangat baik untuk manipulasi file teks, sedangkan shell sangat baik untuk pelaksana perintah Unix, Ubuntu, Linux, Windows. (Reni Modul Pratikum 11 Program Filter AWK).

2.5.3. Metodelogi

Metodelogi yang digunakan pada penelitian ini yaitu metodelogi adopsi dari waterfall. Model Waterfall ini awalnya ditemukan oleh Winston W. Royce pada tahun 1970. Dia menulis sebuah artikel ilmiah yang berisi pandangan pribadinya pada pengembangan perangkat lunak. Pada paruh pertama dari artikel, ia membahas sebuah proses yang dia sebut ” megah ”. Dia bahkan menggambar

(21)

sosok model, dan lain yang menunjukkan mengapa hal itu tidak bekerja ( karena persyaratan selalu berubah). Model ini adalah air terjun dia menggunakannya sebagai contoh dari proses yang sama sekali tidak bekerja. Di paruh kedua artikel ia menggambarkan proses berulang-ulang bahwa ia dianggap jauh lebih baik. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement.

Gambar 2.11. Waterfall (darmo, 2013).

Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan (darmo, 2013).

Gambar

Gambar 2.1. Pembagian Kategori OSI Reference Model  (Mulyanta, 2005). Application Presentation Session Transport Network Data Link Physical Application Transport
Gambar 2.2. Diagram Fungsional Protokol  (Mulyanta, 2005).
Tabel 2.1. OSI Reference Model
Gambar 2.3. Layer TCP/IP  (Menurut Purbo (1999, p. 22)),
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengisian discharge planning itu dari awal dari pasien masuk sudah dikerjakan dari depan nanti kami yang di maintenance ini melanjutkan apa yang sudah dikerjakan

Pengasutan motor induksi tanpa menggunakan peralatan  pengasutan mengakibatkan jatuh tegangan pada bus, karena arus yang ditarik motor sangat tinggi 5,6 kali dari arus nominal

Penurunan nilai k eff yang terjadi dari fraksi packing TRISO 15% sampai 30% karena rasio jumlah partikel TRISO lebih besar daripada volume matriks grafit dalam bahan bakar pebble

Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pemakaian Backpack dengan terjadinya keluhan muskulosketal pada

Periode Tahun 1969 - 1979  Tanggal 1 sampai dengan 3 Oktober 1970,   Tanggal 1 sampai dengan 3 Oktober 1970, diadakan rapat kerja sama Pos dan Telekomunikasi di

mengunjungi objek wisata yang mereka kelola, sehingga wisatawan dapat mengambil keputusan untuk mengunjungi objek wisata tersebut (Kotler dan Keller, 2012:161)

1) Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama didepan koma dan angka kedua di belakang koma. Jika angka yang ketiga.. sama dengan atau lebih

Botol yang keluar dari  filler   filler   dan  dan crowner  crowner   selanjutnya akan dibasuh dengan  selanjutnya akan dibasuh dengan air yang bertujuan untuk membersihkan