Analisis Perbandingan Sistem Pengasutan
Analisis Perbandingan Sistem Pengasutan
Motor Induksi 3 Fasa
Motor Induksi 3 Fasa Sebagai Penggerak Pompa
Sebagai Penggerak Pompa
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Wendit Malang
Wendit Malang
Andyk Probo Prasetya, Abdul Hamid dan Yusuf Ismail Nakhoda Andyk Probo Prasetya, Abdul Hamid dan Yusuf Ismail Nakhoda
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang
probo_rip@yahoo.co.id probo_rip@yahoo.co.id
Abstrak
Abstrak—Tulisan ini menjelaskan masalah pengasutan—Tulisan ini menjelaskan masalah pengasutan motor induksi 3 fasa pada PDAM Wendit Malang. Persoalan motor induksi 3 fasa pada PDAM Wendit Malang. Persoalan yang paling utama adalah besarnya arus pengasutan yang yang paling utama adalah besarnya arus pengasutan yang tinggi antara 4 sampai 7 kali arus nominal. Arus pengasutan tinggi antara 4 sampai 7 kali arus nominal. Arus pengasutan yang besar ini mengakibatkan penurunan tegangan sesaat yang besar ini mengakibatkan penurunan tegangan sesaat (sag) pada sistem jaringan. Untuk mengurangi arus asut yang (sag) pada sistem jaringan. Untuk mengurangi arus asut yang besar tersebut, maka perlu dipasang peralatan pengasutan. besar tersebut, maka perlu dipasang peralatan pengasutan. Peralatan pengasutan tersebut berupa ototrafo, resistor dan Peralatan pengasutan tersebut berupa ototrafo, resistor dan reaktor. Pengujian dilakukan pada salah satu unit motor reaktor. Pengujian dilakukan pada salah satu unit motor induksi
induksi 3 fasa, 380 3 fasa, 380 V, 354 V, 354 A, A, 200 kW 200 kW dengan cdengan cos os sebesar 0,86sebesar 0,86 sebagai penggerak pompa dengan dengan bantuan Software sebagai penggerak pompa dengan dengan bantuan Software ETAP. Dari pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa dengan ETAP. Dari pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa dengan menggunakan ototrafo terjadi penurunan arus pengasutan menggunakan ototrafo terjadi penurunan arus pengasutan yang cukup signifikan dari sebesar 2016,73 A tanpa bantuan yang cukup signifikan dari sebesar 2016,73 A tanpa bantuan alat pengasutan menjadi sebesar 578,32 A dengan bantuan alat alat pengasutan menjadi sebesar 578,32 A dengan bantuan alat pengasutan atau sama dengan penurunan arus asut sebesar pengasutan atau sama dengan penurunan arus asut sebesar 71.32%.
71.32%. Kata
Kata kunci—kunci—Motor induksi, pengasutan motor, dan arusMotor induksi, pengasutan motor, dan arus pengasutan.
pengasutan.
I.
I. PPENDAHULUANENDAHULUAN
Dalam pengoperasian motor induksi adalah sangatlah Dalam pengoperasian motor induksi adalah sangatlah penting
penting untuk untuk memperhatikan memperhatikan arus arus awal awal pada pada saat saat motormotor dijalankan. Pengasutan tegangan penuh yang dilakukan dijalankan. Pengasutan tegangan penuh yang dilakukan dengan beban yang tinggi motor akan menarik arus yang dengan beban yang tinggi motor akan menarik arus yang sangat besar, dimana hal
sangat besar, dimana hal ini akan mengakibatkanini akan mengakibatkan voltage dipvoltage dip pada beban-beban
pada beban-beban yang lain. yang lain. Serta Serta dapat dapat merusak merusak motor motor ituitu sendiri. Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sendiri. Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wendit Malang diperlukan pengoperasian motor yang tepat, Wendit Malang diperlukan pengoperasian motor yang tepat, guna kelancaran dalam pendistribusian air bersih. Dalam guna kelancaran dalam pendistribusian air bersih. Dalam penelitian
penelitian ini ini dilakukan dilakukan pengujian pengujian pada pada salah salah satu satu unitunit motor 3 fasa sebagai penggerak pompa dengan kapasitas motor 3 fasa sebagai penggerak pompa dengan kapasitas sebesar 200 kW sebelum dan sesudah pemasangan alat sebesar 200 kW sebelum dan sesudah pemasangan alat bantu
bantu pengasutan. pengasutan. Pengujian Pengujian ini ini dilakukan dilakukan dengan dengan bantuanbantuan software ETAP Power Station.
software ETAP Power Station. II.
II. TTEORIEORIDDASAR ASAR A.
A. Motor Induksi Motor Induksi[1][1]
Motor arus bolak-balik (motor induksi) adalah suatu Motor arus bolak-balik (motor induksi) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik mesin yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga gerak ini berupa perputaran pada poros motor. Salah satu gerak ini berupa perputaran pada poros motor. Salah satu jenis
jenis motor motor AC AC ini ini adalah adalah motor motor induksi induksi atau atau motor motor taktak
Dinamakan motor tak serempak (
Dinamakan motor tak serempak (asynchrone) karenaasynchrone) karena putaran poros
putaran poros motor tidak sama dengan putmotor tidak sama dengan put aran medanaran medan fluks fluks magnet stator. Dengan kata lain, bahwa antara putaran rotor magnet stator. Dengan kata lain, bahwa antara putaran rotor dan putaran
dan putaran fluks fluks magnet terdapat selisih putaran yang magnet terdapat selisih putaran yang disebut
disebutslipslip.. Motor induksi
Motor induksi polyphase polyphase banyak dipakai dikalangan banyak dipakai dikalangan industri. Ini berkaitan dengan beberapa keuntungannya, industri. Ini berkaitan dengan beberapa keuntungannya, antara lain:
antara lain:
1. Sangat sederhana dan daya tahan kuat (konstruksi 1. Sangat sederhana dan daya tahan kuat (konstruksi hampir tak pernah mengalami kerusakan, khususnya tipe hampir tak pernah mengalami kerusakan, khususnya tipe rotor sangkar bajing).
rotor sangkar bajing). 2.
2. Harga relHarga relatif matif murah dan urah dan perawatan mperawatan mudah.udah. 3.
3. Efisiensi Efisiensi tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak dibutuhkan sikat dan karenanya rugi daya yang dibutuhkan sikat dan karenanya rugi daya yang ditimbulkan dapat dikurangi (khususnya motor induksi ditimbulkan dapat dikurangi (khususnya motor induksi rotor belitan).
rotor belitan). B.
B. Prinsip Kerja Motor InduksiPrinsip Kerja Motor Induksi [12][12]
Berputarnya rotor pada motor induksi ditimbulkan oleh Berputarnya rotor pada motor induksi ditimbulkan oleh adanya medan putar yang dihasilkan dalam kumparan adanya medan putar yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini akan terjadi apabila kumparan statornya. Medan putar ini akan terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa. stator dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa. Prinsip kerjanya diuraikan sebagai berikut.
Prinsip kerjanya diuraikan sebagai berikut. 1.
1. Apabila sumber tegangan 3 phasa dipasang padaApabila sumber tegangan 3 phasa dipasang pada kumparan stator akan timbul medan putar dengan kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, kecepatan, p p f f n nss ==120120 rpm rpm (1)(1) 2.
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batangMedan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor sehingga pada kumparan rotor konduktor pada rotor sehingga pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (GGL Induksi).
timbul tegangan induksi (GGL Induksi). 3.
3. Karena kumparan rotor merupakan rangkaianKarena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka akan mengalir arus (I). Kawat tertutup, maka akan mengalir arus (I). Kawat penghantar
penghantar (kumparan (kumparan rotor) rotor) yang yang dialiri dialiri arus arus yangyang berada dalam medan magnet akan menimbulkan gaya berada dalam medan magnet akan menimbulkan gaya
(F) pada rotor. (F) pada rotor. 4.
4. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) padaBila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
stator. 5.
5. Seperti halnya telah dijelaskan bahwa teganganSeperti halnya telah dijelaskan bahwa tegangan induksi akan timbul karena adanya terpotongnya induksi akan timbul karena adanya terpotongnya batang
batang konduktor konduktor (rotor) (rotor) oleh oleh medan medan putar putar stator.stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
6. Perbedaan kecepatan antara nr dan nsdisebut slip (S ) dinyatakan dengan: % x n n n S s r s − 100 = (2)
7. bila nr = ns tegangan tidak akan terinduksi dan arus
tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor ditimbulkan apabilanr lebih kecil dari ns.
8. Dilihat dari cara kerjanya motor induksi disebut juga motor tak serempak atau asinkron.
C. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi [7]
Kerja motor induksi seperti juga kerja pada transformator adalah berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Oleh karena itu motor induksi dipandang sebagai transformator yang mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:
1. Stator sebagai sisi primer.
2. Rotor sebagai sisi sekunder yang penghantar- penghantarnya dihubung-singkat dan berputar.
3. Kopling antara sisi primer dan sisi sekunder dipisahkan oleh celah udara ( air gap).
Gambar 1. Rangkaian ekivalen motor induksi.
Rangkaian ekivalen Gambar 1 memperlihatkan bahwa daya keseluruhan yang dialihkan pada celah udara dari stator (masukan daya ke rotor) adalah:
s R I
Pr =3 r 2 r (3)
Rugi tembaga rotor, r r r I R
P =3 2 (4)
Dari pers. (3) dan (4), daya mekanis yang dibangkitkan oleh motor induksi, s ) s ( R I R I s R I P P Pm= r − cu=3 r 2 r −3 r 2 r =3 r 2 r 1− (5) ) s ( T T Pm = ω r = ω s 1− (6) dimana:
T = Torsi Motor dalam N-m r
ω = Kecepatan Rotor dalam Rad/detik
s
ω = Kecepatan Stator dalam Rad/detik
Sedangkan besarnya torsi dan arus rotor dapat dihitung dengan penggunakan persamaan (7) dan (8),
s R I T r s r s ω 3 = (7) 2 2 ) X X ( ) s R R ( V I r s r s s r + + + = (8)
Dalam analisa rangkaian ekivalen sering disederhanakan dengan menghilangkan resistansi ( Rc)
s R ) X X ( ) s R R ( V I s r s s s s s r 2 2 2 3 + + + = ω (9)
Torsi pengasutan (T st) dapat dihitung pada saat slip =1,
2 2 2 3 ) X X ( ) R R ( R V T r s r s r s s st + + + = ω (10) D. Pengasutan Motor [1]
Arus yang ditarik pada saat pengasutan mencapai 4 sampai 7 kali arus nominal. Pada motor induksi berkapasitas besar hal ini akan mengakibatkan voltage dip pada sistem jaringan dan dapat merusak motor induksi itu sendiri. Cara yang paling mudah adalah dengan menurunkan tegangan terminal motor.
Pengasutan Auto-Trafo[4]
Pada waktu pengasutan, tegangan terminal dari motor dikurangai 50%-80% dari tegangan penuh dengan Auto-Trafo, untuk membuat arus asut menjadi kecil.
(
)
2 2 r s r s s st X X s R R ) Tap .(% V I+
+
+
=
(11)(
) (
2)
2 3 r s r s r s s st X X R R R ). Tap .(% V . T + + + = ω (12) Pengasutan Resistor[4]Arus pengasutan dapat dikurangi dengan menggunakan
resistor dalam rangkaian stator yang dihubungkan seri dengan saklar hubung singkat pada jaringan 3 phasa. Pada saat asut arus menjadi turun setelah motor berputar, maka
resistor dilepas, st st R.I I
=
(13) sc st R T T = 2 (14) Pengasutan Reactor [4]Cara lain untuk menurunkan arus awal adalah dengan menghubungkan Reactor yang dipasang seri dengan stator. Dengan saklar hubung singkat yang tersambung dengan jaringan 3 phasa. Setelah motor berputar maka Reactor
dilepas, st st X I . I = (15) sc st X T T = 2 (16)
E. Etap Power Station
ETAP Power Station merupakan program untuk menganalisa kondisi transient suatu system kelistrikan.
ETAP Power Station memungkinkan antar muka secara grafis dan komputasi yang sempurna dan secara langsung kita dapat menggambar single line diagram.
Performa Steady State. Kondisi motor dalam keadaan Steady State adalah kondisi dimana motor dalam keadaan mantap. Dimana hampir tidak ada perubahan arus, tegangan, torsi, serta kecepatan. Keadaan Steady State ini merupakan gambaran secara keseluruhan dari motor tersebut yang dapat dijadikan acuan untuk penggunaanya.
Performa Transient. Keadaan transient atau perubahan
merupakan kondisi motor sesaat dimana keadaan berubah-ubah dan dapat menentukan beberapa faktor penting dalam pengendalian motor, sedangkan keadaan Steady State kondisi dimana motor dalam keadaan mantap. Gambar 2 memperlihatkan diagram alir pengasutan motor induksi 3 fasa.
Start
Y
T StartingMotor Tanpa
Pengasutan Apakah Ist = 4 – 7 x Ifl ? Running Cetak Hasil Stop Spesifikasi Motor Pemodelan One Line Diagram
= = = = = = = P V I Cosθ F Putaran p StartingMotor Dengan Pengasutan( Auto-Trafo, Resistor, Reaktor )
Gambar 2.Flowchart analisa pengasutan motor induksi 3 fasa.
III. HASILA NALI SIS PENGASUTANMOTOR
Dengan menggunakan Software ETAP Power Station simulasi One-Line Diagram yang terlihat dalam Gambar 3. Dengan memasukkan data pada Name Plate motor didalam Menu Induction Machine Editor program ETAP Power Station. Kemudian memilih peralatan pengasutan motor yang akan digunakan untuk menganalisa. Dengan mensetting waktu asut dan total simulasi pada menu motor Starting Study Case, kemudian menjalankan program Run Dinamic Motor Starting yang terletak dipojok kanan atas
dalam tampilan menu program.
Gambar 3. PemodelanOne-Line Diagram Simulasi PDAM Wendit Malang. Gambar 4 memperlihatkan pemodelan motor induksi penggerak pompa unit 1 di PDAM Wendit.
Gambar 4. Pemodelan Motor Pompa Wendit Unit I di PDAM Wendit Malang.
A. Hasil Simulasi Pengasutan Motor
Motor dengan kapasitas 200 kW di asut tanpa alat bantu pengasutan dengan setingan waktu t = 0. Dengan arus beban penuh (I fl) sebesar 354 A, motor menarik arus 2016,73 A
yang mengakibatkan terjadi penurunan tegangan sesaat pada bus hingga 358,49 V dengan arus kadaan ajek sebesar
333,39 A.
Gambar 5. Profil tegangan Bus tanpa peralatan pengasutan motor.
Gambar 6. Profil tegangan Bus tanpa peralatan pengasutan motor .
Gambar 7, 8, dan 9, masing-masing memperlihatkan profil
Bus13 0 . 3 8 k V Bus12 0 . 3 8 k V Bus11 0 . 3 8 k V Bus10 2 0 k V Bus9 0 . 3 8 k V Bus8 0 . 3 8 k V Bus7 2 0 k V Bus6 2 0 k V Bus5 0 . 3 8 k V Bus4 0 . 3 8 k V Bus2 2 0 k V Bus1 2 0 k V
Penyulang Sekar Puro 416MVAsc CB1 CB2 CB3 NO Cable1 CB4 Cable2 Cable3 CB5 CB6 NO CB7 Trafo Wendit I 1250 kVA Cable4 CB8 CB9 NO CB10 CB11 NO CB12NO CB13NO CB14NO CB15NO Chlor Room 0 . 2 k V A Wendit I (1) 2 0 0 k W Wendit I (2) 200kW Wendit I (3) 2 0 0 k W Wendit I (4) 200kW Wendit I Cadangan 9 0 k W CB16 CB17 CB18 NO Penerangan(1) 0 . 2 k V A CB19 416MVAsc CB20 NO C B2 1 C B2 2 Cable5 Cable6 Cable7 CB23 NO CB24 CB25 Trafo Wendit I II 1250 kVA CB26 CB27 NO CB28 Cable8 CB29 NO CB3 0 CB31 CB32 CB33 CB34 Wendit III (1) 147kW Wendit III (2) 1 4 7 k W Wendit III (3) 147kW Wendit II I (4) 1 4 7 k W Penerangan(2) 0 . 2 k V A CB35 NO CB36 CB37 Trafo Wendit II 1250 kVA CB38 CB39NO CB40 Cable9 CB41 NO CB42 CB4 3 CB4 4 CB4 5 Wendit II (1) 200kW Wendit II (2) 2 0 0 k W Wendit II (3) 2 0 0 k W Wendit I I (4) 200kW Generator Cummins CB48 Cable10 0.85MW CB46 NO Generator Perkins 0.85MW CB47 CB49 CB50 Cable11 Cable12
Gambar 7. Profil arus asut (A) terhadap seting tap (%).
Gambar 8. Profil tegangan terminal motor (V) terhadap seting tap (%).
Gambar 9. Profil torsi asut (N-m ) terhadap seting tap (%).
B. Pengasutan menggunakan Autotrafo
Dengan menggunakan peralatan pengasutan Auto-trafo dengan tap 50% dan switch off t = 2 detik, arus awal mengalami penurunan menjadi 1,63 kali arus beban penuh atau sama dengan 578,32 A.
Gambar 10. Profil tegangan Bus saat pengasutan menggunakan autotrafo.
Sehingga tegangan pada bus turun menjadi 194,02 V seperti diperlihatkan Gambar 10. Namun penurunan tegangan terminal motor berdampak pada penurunan torsi awal sebesar 54,90 N-m. Arus kondisi mantap yaitu 333,39 A seperti diperlihatkan Gambar 11.
Gambar 11. Profil arus pengasutan menggunakan auto-trafo.
C. Pengasutan menggunakan Resistor
Dengan menggunakan peralatan pengasutan resistor dengan tap 50% dan switch off t = 2 detik, arus naik sebesar 1149,79 A dan turun lagi sampai kondisi mantap yaitu 333,39ª seperti diperlihatkan Gambar 12. Tegangan pada bus mengalami penurunan pada saat pengasutan sebesar
191,67 V seperti diperlihatkan Gambar 13.
Gambar 12. Profil tegangan Bus saat pengasutan dengan resistor.
Gambar 13. Profil arus saat pengasutan menggunakan resistor
D. Hasil Simulasi Pengasutan Reaktor
Profil arus pengasutan motor induksi 3 fasa menggunakan reaktor diperlihatkan Gambar 14.
Gambar 14. Profil tegangan Bus saat pengasutan dengan reaktor.
Pada pengasutan menggunakan reaktordengan tap 50% dan switch off t = 2 detik memperlihatkan arus naik menjadi 1130,56 A dan turun lagi sampai kondisi mantap menjadi 333,39 A. Sedangkan tegangan pada bus mengalami penurunan hingga 188,51 V seperti diperlihatkan Gambar
Gambar 15. Profil arus pengasutan menggunakan reaktor.
E. Perhitungan Beban Pemakaian Motor Induksi 200 kW pada PDAM Wendit.
Penjadwalan pengoperasian motor pompa disesuaikan dengan kondisi beban puncak pada PLN sebagai penyuplai energi listrik dan juga kebutuhan pasokan air bersih yang didistribusikan oleh PDAM itu sendiri dan yang terutama tarif listrik atas pemakaian energi listrik.
Gambar 16. Jadwal pengoperasian motor pompa.
Dengan data spesifikasi motor induksi dan jadwal pengoperasiannya, maka dapat d iperoleh perbandingan daya waktu pengasutan dan besar energi yang terpakai selama 1 bulan sebagai berikut.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Pengasutan Motor Tanpa Pengasutan. Dengan adanya penjadwalan pengoperasian dalam satu hari terdapat 1 kali pengasutan motor pompa dengan kapasitas daya 200 kW, dengan t = 1,7802 detik, daya awal yang dibutuhkan motor sebesar 1141,538 kW dan pemakaian energinya sebesar 16,932 kWh selama 30 hari.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Starting Motor dengan Pengasutan Autotrafo. Pengasutan menggunakan
autotrafo, untukt =3,540 detik, daya awal yang dibutuhkan
sebesar 167,197 kW sedangkan pemakaian energinya sebesar 4,932 kWh.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Starting Motor dengan Pengasutan Resistor. Untuk pengasutan motor dengan menggunakan resistor dengan waktu t = 3,560 detik, daya awal yang dibutuhkan sebesar 326,828 kW sedangkan pemakaian energinya sebesar 9,695 kWh.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Starting Motor dengan Pengasutan Reaktor. Pengasutan menggunakan reaktor, dengan waktu t = 3,5802 detik, membutuhkan daya awal sebesar 317,458 kW sedangkan pemakaian energinya sebesar 9,470 kWh. Untuk melihat secara detail perhitungan daya dan energi yang terpakai seperti yang diperlihatkan Tabel I.
TABEL I
PERHITUNGANDAYAAWALSTART DANE NERG I YAN GTERPAKAI
Sedangkan perhitungan pemakaian energi motor selama 30 hari tanpa dan dengan 3 jenis peralatan pengasutan autotrafo, resistor dan reaktor masing-masing dapat dilihat pada Tabel II, III, IV dan V.
TABEL II
PEMAKAIANE NERGITANPAPENGASUTAN
Motor Pompa Wasut (kWh) Wnormal (kWh) ΣW (kWh) Keterangan (operasi) Motor I 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor II 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor III 16,932 136.752,52 136.752,52 off 20.30; on 22.15
Motor IV 0 0 0 Cadangan
Total pemakain energi selama 1 bln 425.311,032 TABEL III
PEMAKAIANE NERGIMENGGUNAKANPENGASUTANAUTOTRAFO
Motor Pompa Wasut (kWh) Wnormal (kWh) ΣW (kWh) Keterangan (operasi) Motor I 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor II 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor III 4,932 136.752,52 136.752,52 off 20.30; on 22.15
Motor IV 0 0 0 Cadangan
Total pemakain energi selama 1 bln 425.311,032 TABEL IV
PEMAKAIANE NERG IMENGGUNAKANPENGASUTANR ESISTOR
Motor Pompa Wasut (kWh) Wnormal (kWh) ΣW (kWh) Keterangan (operasi) Motor I 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor II 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor III 9,695 136.752,52 136.752,22 off 20.30; on 22.15
Motor IV 0 0 0 Cadangan
Total pemakain energi selama 1 bln 425.303,70 TABEL V
PEMAKAIANE NERGIMENGGUNAKANPENGASUTANR EAKTOR
Motor Pompa Wasut (kWh) Wnormal (kWh) ΣW (kWh) Keterangan (operasi) Motor I 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor II 0 144.270,79 144.270,79 24 jam Motor III 9,47 136.752,52 136.761,99 off 20.30; on 22.15
Motor IV 0 0 0 Cadangan
Gambar 17. Profil arus dari masing-masing peralatan pengasutan.
IV. K ESIMPULAN
Dari pengujian dan analisis yang dilakukan terhadap model peralatan pengasutan motor induksi 3 fasa 220 kW diatas,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Pengasutan motor induksi tanpa menggunakan peralatan pengasutan mengakibatkan jatuh tegangan pada bus, karena arus yang ditarik motor sangat tinggi 5,6 kali dari arus nominal atau sama dengan 2016,73 A, dan torsi pengasutan sebesar 543,43 N. m dengan energi awal start
yang terpakai sebesar 16,932 kWh.
2. Pengoperasian motor dengan peralatan pengasutan dapat menurunkan arus awal, tetapi penurunan arus awal juga berdampak pada penurunan torsi dimana jika tegangan
diturunkan menggunakan pengasutan Autotrafo dengan
tap 50%, didapat arus awal sebesar 1,63 kali arus nominal atau sama dengan 578,32 A. Torsi pengasutan juga mengalami penurunan 54,90 N.m, sedangkan pemakaian energi awal start listrik sebesar 4,932 kWh dengan selisih 12 kW. dari pemakaian energi awal start tanpa pengasutan.
3. Pengasutan motor dengan menggunakan resistor dengan
tap 50% untuk energi awal yang terpakai sebesar 9, 695 kWh dengan selisih 7,237 kWh dari pemakaian energi awal tanpa pengasutan, diperoleh arus awal sebesar 3,2 kali arus nominal atau sama dengan 1144,79 A, dan torsi pengasutan juga mengalami penurunan 44,20 N.m. 4. Pengasutan motor dengan menggunakan peralatan
reactor dengan tap 50 % diperoleh arus awal yang
hampir sama dengan pengasutan menggunakan resistor
yaitu sebesar 3,1 kali arus nominal atau sama dengan 1130,56 A dengan energi awal start yang terpakai sebesar 9,470 kWh dengan selisih 7,462 kWh dari pemakaian energi awal tanpa pengasutan. Sedangkan torsi pengasutan juga mengalami penurunan 42,29 N.m. 5. Pemakaian energi dalam 30 hari dengan pengasutan
autotrafo dengan nilai terkecil yaitu sebesar 425299,032
kWh dibandingkan dengan pengasutan Resistor sebesar
425303,795 kWh dan pengasutan Reaktor 425303,57
kWh. Sedangkan tanpa pengasutan sebesar 425311,032 kWh.
6. Dari hasil semua pengasutan dengan menggunakan
software ETAP Power Station didapat pengasutan dengan hasil arus yang paling kecil yaitu dengan menggunakan pengasutan autotrafo
7. Pengasutan menggunakan peralatan autotrafo lebih baik dikarenakan di pengasutan tersebut terdapat fasilitas untuk mengatur tegangan, dimana tegangan tersebut bisa diatur secara bertahap (pengaturan secara halus / smooth).
DAFTARPUSTAKA
[1] Kadir, Abdul. 2003.”Mesin Induksi” Penerbit Djambatan. [2] Zuhal. 1991.”Dasar Tenaga Listrik” Bandung, Penerbit ITB.
[3] Ir. Purnomo, Heri. 2005.”Mesin Listrik II” Malang, Jurusan Teknik Elektro ITN Malang.
[4] Dubey, G K. 1995.”Fundamentals of Electrical Drivers”Toppan Company (S) Pte Ltd.Singapore
[5] Paul, C R. Nasar, S A. Unnewehr, L E. 1986.” Introduction to Electrical Engineering”Mcgraw-Hill.
[6] Jimenez, Pedro. and Vera, Luiz. 2006. “ Motor Starting Study for Large Motor ”. Case: VALCOR PDVSA Project, Venezuela: IEEE PES Transmission and Distribution Conference and Exposition Latin Amerika.
[7] Achyanto, Djoko. 1997. “Mesin-Mesin Listrik”. Edisi Keempat Penerbit Erlangga.
[8] Theraja, B. L. “Electrical Technology”. Ram Nagar, New Delhi-110055: Publycation Division of Nirja Construction and Development Co.(P) LTD.
[9] Petruzella, Frank D. 2001.“Elektronik Industri”. Yogyakarta: Edisi Bahasa Indonesia Penerbit Andi.
[10] Gupta, B. R. 2001. “Principles of Electrical Engineering”. Ram Nagar, New Delhi-110055: S. Chand and Company LTD.
[11] Laporan Penelitian Ismujianto; Arus starting motor induksi metoda Extrapolasi; Politeknik Negeri Jakarta 2002
[12] Ismujianto,Isdawimah; Buku ajar Mesin Listrik 1&2;Politeknik Negeri Jakarta 2007.
[13] Bill Drury; The Control Technicques Drives and Controls Handbook ;IEE 2001