• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN DIVERSI OLEH PENYIDIK DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA (Studi di Polres Malang Kota)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN DIVERSI OLEH PENYIDIK DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA (Studi di Polres Malang Kota)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia telah meratifikasi konvensi hak anak melalui

Keppress No. 36 tahun 1990. Peratifikasian ini sebagai upaya negara untuk

memberikan perlindungan terhadap anak. Dari berbagai isu yang ada dalam

konvensi hak anak salah satunya yang sangat membutuhkan perhatian khusus

adalah anak, anak yang memerlukan perlindungan khusus diantaranya anak yang

berkonflik dengan hukum. Dalam hukum nasional perlindungan khusus anak yang

berhadapan dengan hukum juga diatur dalam Undang-undang Perlindungan Anak

No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 Tahun 2002

dan juga Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak. Perlindungan Anak merupakan pekerjaan penting yang harus terus

dilakukan oleh seluruh unsur negara kita. Bentuk-bentuk perlindungan anak inipun

dilakukan dari segala aspek, mulai pada pembinaan pada keluarga, kontrol sosial

terhadap pergaulan anak, dan penanganan yang tepat melalui peraturan-peraturan

yang baik yang dibuat oleh sebuah negara.

Namun dalam perjalanan panjangnya hingga saat ini apa yang diamanatkan

dalam undang-undang tersebut terkendala dengan sarana dan prasarana yang

disediakan oleh Pemerintah, misalnya penjara khusus anak yang hanya ada di

kota-kota besar. Hal ini tentu saja menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak anak

(2)

tersebut. Selain itu kurangnya sosialisasi yang terpadu dan menyeluruhyang

dilakukan kepada aparat penegak hukum termasuk kepolisian hingga ke jajaran

paling bawah menyebabkan tidak efektifnya pemberian perlindungan hukum

terhadap anak.

Anak merupakan harapan orang tua, harapan bangsa dan negara yang akan

melanjutkan tongkat estafet pembangunan serta memiliki peran strategis,

mempunyai ciri atau sifat khusus yang akan menjamin kelangsungan eksistensi

bangsa dan negara pada masa depan. Oleh karena itu, setiap anak harus

mendapatkan pembinaan dari sejak dini, anak perlu mendapat kesempatan yang

seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik,

mental maupun sosial. Terlebih lagi bahwa masa kanak-kanak merupakan periode

penaburan benih, pendirian tiang pancang, pembuatan pondasi, yang dapat disebut

juga sebagai periode pembentukan watak, kepribadian dan karakter diri seorang

manusia, agar mereka kelak memiliki kekuatan dan kemampuan serta berdiri tegar

dalam meniti kehidupan1

Anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan

bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang

menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.2 Sehingga

kewajiban setiap masyarakat untuk memberikan perlindungan dalam rangka untuk

kepentingan terbaik bagi anak. Pada hakikatnya anak tidak dapat melindungi diri

1

Maidin Gultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Bandung, Refika Aditama, hal. 1

2

(3)

sendiri dari berbagai macam tindakan yang menimbulkan kerugian mental, fisik,

sosial dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan. Anak harus dibantu

oleh orang lain dalam melindungi dirinya, mengingat situasi dan kondisinya,

khususnya dalam pelaksanaan peradilan anak yang asing bagi dirinya. Anak perlu

mendapat perlindungan dari kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan

yang diberlakukan terhadap dirinya, yang menimbulkan kerugian mental, fisik,

dan sosial.3

Salah satu persoalan yang sering muncul ke permukaan dalam kehidupan

masyarakat ialah tentang kejahatan berupa pencurian. Ironisnya tindak pidana

pencurian ini dilakukan oleh anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa

di masa datang kelak.

Perbuatan anak yang nyata-nyata bersifat “melawan hukum”, dirasakan

sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Akibatnya, kehidupan masyarakat

menjadi resah, perasaan tidak aman bahkan menjadi ancaman bagi usaha mereka.

Oleh karena itu perlunya perhatian terhadap usaha penanggulangan dan

penanganannya, khususnya di bidang hukum pidana beserta hukum acaranya. Hal

ini erat hubungannya dengan perlakuan khusus terhadap pelaku tindak pidana yang

masih muda usianya, sebab adalah hak setiap anak untuk diperlakukan secara

manusiawi, walaupun ia terlibat tindak pidana.

Jika hal ini terjadinya, tentunya akan mempengaruhi sikap mentalnya, ia

akan merasa sangat ketakutan, mengalami tekanan kejiwaan. Hal ini sangat

(4)

merugikan kepentingan anak, jangan sampai nantinya setelah menjalani masa

hukuman, anak menjadi bertambah kenakalannya. Oleh karena itu dalam

menangani perkara anak terutama bagi petugas hukum diperlukan perhatian yang

khusus, pemeriksaannya atau perlakuannya tidak dapat disamaratakan dengan

orang dewasa.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemerintah bersama Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) membentuk suatu undang-undang yaitu

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dengan

lahirnya Undang-Undang tersebut, tampak bahwa sesungguhnya pemerintah telah

bertekad untuk mewujudkan suatu peradilan anak yang baik. Dengan demikian

diharapkan anak yang terkena kasus pelanggaran hukum tidak dirugikan secara

fisik maupun mental. Dalam hal ini Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dimaksudkan untuk memberikan

perlindungan hukum bagi anak dalam proses acara pidananya. Dengan

diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak, maka diharapkan penanganan perkara anak sudah dibedakan dengan

perkara orang dewasa demi perkembangan psikologis anak.

Salah satu solusi yang dapat ditempuh dalam penanganan perkara tindak

pidana anak adalah pendekatan restorative juctice, yang dilaksanakan dengan cara

pengalihan (diversi). Restorative justice merupakan proses penyelesaian yang

dilakukan di luar sistem peradilan pidana (Criminal Justice System) dengan

(5)

pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu tindak pidana yang terjadi untuk

mencapai kesepakatan dan penyelesaian. Restorative justice dianggap cara

berfikir/paradigma baru dalam memandang sebuah tindak kejahatan yang

dilakukan oleh seorang.

Polisi sebagai garda terdepan dalam penegakan hukum memiliki

tanggung-jawab yang cukup besar untuk mensinergikan tugas dan wewenang Polri

sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu bahwa Kepolisian Republik Indonesia

memiliki tugas:4

a. Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

b. Menegakkan Hukum.

c. Memberikan Perlindungan, Pengayoman, dan Pelayanan Masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya tersebut polisi harus

senantiasa melihat kepentingan masyarakat. Salah satu tugas polisi yang sering

mendapat sorotan masyarakat adalah penegakan hukum. Pada prakteknya

penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi senantiasa mengandung 2 (dua)

pilihan. Pilihan pertama adalah penegakan hukum sebagaimana yang disyaratkan

oleh undang-undang pada umumnya, dimana ada upaya paksa yang dilakukan oleh

polisi untuk menegakkan hukum sesuai dengan hukum acara yang diatur dalam

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Sedangkan pilihan kedua

4

(6)

adalah tindakan yang lebih mengedepankan keyakinan yang ditekankan pada

moral pribadi dan kewajiban hukum untuk memberikan perlindungan kepada

anggota masyarakat. Hal ini dikenal dengan nama diskresi. Tindakan tersebut

diatur di dalam Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dan

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dimana

polisi telah diberi kebebasan yang bertanggung-jawab untuk melaksanakan hal

tersebut.

Oleh karena itu penyidik, khususnya penyidik Satreskrim Polres Malang

Kota dituntut mampu melakukan tindakan diversi dalam menangani perkara tindak

pidana anak. Pengalihan proses peradilan anak atau yang disebut dengan diversi

berguna untuk menghindari efek negatif dari proses-proses peradilan selanjutnya

dalam administrasi peradilan anak, misalnya labelisasi akibat pernyataan bersalah

maupun vonis hukuman.

Keberadaan diversi berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak memang seharusnya dikedepankan oleh

penyidik dalam hal penyidikan terhadap anak yang melakukan tindak pidana anak.

Menurut ketentuan Pasal 1 poin 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak bahwa yang dimaksud Diversi adalah pengalihan

penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan

pidana. Diversi wajib diupayakan oleh penyidik hal itu sesuai dengan ketentuan

(7)

(1) Pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara anak di

pengadilan negeri wajib diupayakan diversi.

(2) Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam hal tindak

pidana yang dilakukan:

a. Diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun; dan

b. Bukan merupakan pengulangan tindak pidana.

Dari hal-hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul PENERAPAN DIVERSI OLEH PENYIDIK DALAM PROSES

PENYIDIKAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA.

(Studi di Polres Malang Kota)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan diversi oleh penyidik dalam proses penyidikan

terhadap anak yang melakukan tindak pidana?

2. Apa saja faktor penghambat dalam penerapan diversi oleh penyidik dalam

proses penyidikan terhadap anak yang melakukan tindak pidana?

C. Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan diversi oleh penyidik dalam proses

penyidikan terhadap anak yang melakukan tindak pidana.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dalam penerapan diversi oleh

penyidik dalam proses penyidikan terhadap anak yang melakukan tindak

(8)

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu

hukum pidana secara umum dan khususnya yaitu dalam pertimbangan

penyidik untuk menerapkan diversi terhadap anak yang melakukan tindak

pidana pencurian

2. Manfaat Praktis

a) Manfaat Bagi Penulis

Penulisan hukum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dalm

mengembangkan ilmu pengetahuan hukum khususnya dibidang hukum

pidana terhadap anak.

b) Manfaat bagi Polres Malang Kota dan Instansi Terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

pertimbangan bagi aparat (polisi, jaksa, dan hakim), dalam menangani

perkara anak khususnya dalam usaha memberikan perlindungan pada

anak.

c) Manfaat Bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terkait pemenuhan hak anak untuk

dirahasiakan dalam hal anak sebagai pelaku tindak pidana diharapkan

(9)

E.Kegunaan penelitian

Untuk dapat menjadi bahan masukan bagi aparat penegak hukum, khususnya

Kepolisian Resort Malang Kota dalam rangka melakukan penerapan diversi oleh

penyidik dalam proses penyidikan terhadap anak yang melakukan tindak pidana

pencurian.

F.Metode penulisan 1. Metode Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis

(socio-legal research) bahwa hukum sebagai gejala sosio empirik dapat dipelajari di

satu sisi sebagai independent variable yang menimbulkan efek-efek pada

pelbagai kehidupan sosial, dan dilain sisi, sebagai suatu dependent variable

yang muncul sebagai resultante berbagai ragam kekuatan dalam proses sosial

(studi menegenai law in process) , dengan tujuan penelitian hukum yang hendak

menelaah efektivitas suatu peraturan perundang-undangan (berlakunya hukum)

pada dasarnya merupakan penelitian perbandingan antara realitas hukum

dengan ideal hukum. Dipandang sebagai yuridis dalam penelitian ini adalah

ketentuan Pasal 1 poin 7 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 Tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak, kemudian yang dipandang sebagai sosiologis

adalah pelaksanaan dari Pasal 1 poin 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, mengenai realitas empiris pelaksanaan

(10)

2. Alasan pemilihan lokasi penelitian

Penulis memilih tempat lokasi penelitian di KEPOLISIAN RESOR (POLRES)

Malang Kota, dengan pertimbangan bahwa POLRES Malang Kota banyak

terjadi perkara anak yang melakukan tindak pidana khususnya tindak pidana

pencurian.

3. Jenis Data:

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Data Primer adalah jenis data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian

yaitu Polresta Malang tentang penerapan diversi yang dilakukan oleh

penyidik terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian. Cara yang

digunakan untuk memperoleh data ini adalah dengan menggunakan teknik

wawancara, studi dokumen, informasi serta pendapat dari sumber informasi

utama yaitu Penyidik Polres Malang Kota.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data pendukung dari data primer. Data sekunder

diperoleh dari kajian kepustakaan dan undang-undang, buku-buku literatur

maupun hasil penelitian terdahulu sebagai acuan tambahan bagi penulis.

Sumber data yang terkait antara lain:

1) Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana

(11)

2) Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Perlindungan Anak

3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

4) Undang- Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

c. Data Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang diperoleh dari ensklopedia,

jurnal hukum, kamus hukum dan kamus besar bahasa Indonesia. Penulis

menggunakan bahan hukum tersier sebagai bahan hukum yang memberikan

petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan

sekunder.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah:

a) Wawancara

Wawancara yaitu metode bertatap muka dengan responden untuk

menanyakan fakta-faka yang ada, pendapat maupun persepsi dari responden

pelaku, diantaranya adalah penyidik berwenang melakukan proses

penyidikan.

b) Studi Dokumen

Yaitu berupa pengumpulan data-data yang dimiliki oleh pihak yang berkaitan

(12)

c) Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah dengan melakukan pencarian atau penelusuran

bahan-bahan kepustakaan seperti berbagai literature atau buku-buku atau jurnal.

5. Teknik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian tentang penerapan diversi oleh penyidik dalam

penyidikan terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu yang cara memaparkan semua

data yang dihasilkan dari data primer maupin data skunder dan di analisis secara

sistematis guna menjawab permasalahan yang ada.

a) Kualitatif

Yaitu metode analisis data yang mengelompokkan dan meyeleksi data yang

diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya,

kemudian dihubungkan dengan teori teorin yang diperoleh dari studi

kepustakaan, sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.

b) Deskriptif

Yaitu metode analisis data dengan memilih data yang menggambarkan

sebenarnya di lapangan. Dalam analisis ini menggunakan cara berpikir

induktif yaitu menyimpulkan hasil penelitian dari hal yang sifatnya khusus ke

(13)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penulisan ini, peneliti akan membuat sistematika penulisan

dengan tujuan dapat dijadikan acuan dalam penulisan, dapat dipertanggung

jawabkan, mempermudah penulisan, dan agar terlihat sitematis.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang yang berisi tentang dasar pemikiran

pengambilan judul skripsi seperti halnya yang dipaparkan oleh penulis diatas.

Permasalahan berisi tentang titik –titik masalah hukum yang akan dibahas oleh

penulis dalam penulisan hukum ini. Tujuan penulisan, berisi tentang manfaat

penulisan hukum ini bagi berbagai pihak mulai dari penulis sendiri sampai pada

kalangan praktisi dan masyarakat pada umumnya. Metode penelitian, berkaitan

dengan metode yang akan dipakai untuk penulisan hukum baik metode analisa

maupun jenis data dan metode pengumpulan datanya. Sistematika penulisan

merupakan kerangka dari penulisan hukum ini nantinya.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisikan deskripsi atau uraian tentang bahan-bahan teori, doktrin

atau pendapat sarjana dan kajian yuridis berdasarkan ketentuan hukum yang

berlaku, yang terkait langsung dan menjadi kerangka ilmiah permasalahan yang

menjadi obyek penulisan hukum yakni berisikan tentang tinjauan mengenai tindak

(14)

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang uraian pembahasan permasalahan yang diutarakan serta

dianalisa secara sosiologis-yuridis berkaitan dengan permasalahan tersebut.

Adapun konsentrasi atau fokus pembahasan ini terletak pada kategorisasi yang

dilakukan oleh undang-undang terhadap anak terkait dengan penerapan diversi

yang dirumuskan dengan dua permasalahan yaitu apakah ketentuan diversi dalam

undang-undang No.11 tahun 2012 tentang system peradilan pidana anak terjadi

bentuk diskriminasi dan bagaimanakah cara menerapkan asas nondiskriminasi

terkait diversi dalam undang-undang no.11 tahun 2012 tentang system peradilan

pidana anak.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada

bab-bab sebelumnya dan berisi saran-saran yang perlu untuk disampaikan guna dalam

memberikan masukan terhadap hasil penulisan dan untuk menjawab

(15)

(Studi di Polres Malang Kota)

PENULISAN HUKUM

Oleh:

JANINDRA KURNIAWAN 2010101103111118

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

(16)
(17)

dan rahmat yang begitu besar dari-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir

penulisan hokum dengan judul “PENERAPAN DIVERSI OLEH PENYIDIK

DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN

TINDAK PIDANA” (Studi di Polres Malang Kota)

Tak lupa sholawat serta salam penulis hantarkan kepada junjungan Nabi

Besar Muhammad SAW karena berkat beliau penulis mampu hidup di zaman

yang terang benderang dan jauh dari kata kebodohan.

Dalam proses penyusunan tugas akhir penulisan hukum ini, penulistidak

terlepas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa moril

maupun materiil sehingga penulisan hokum ini dapat terselesaikan. Dari hal itu

penulis ingin mengucapkan beribu terima kasih kepada :

1. Tuhanku Maha Besar Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya yang begitu luar biasa dalam kehidupanku. Tiada Tuhan selain

Allah SWT.

2. Yang tercinta orang tuaku Almarhum Bapak Basuki Suminto Adi dan Ibu

Widiastoeti, terima kasih karena telah menjadi orang tua yang luar biasa yang

senantiasa terus mencintai, mendidik, menasehati, mendukung, hadir dan

menjadi orangtua paling berharga dalam hidupku.

3. Yang Terhormat Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Dr.

(18)

5. Bapak Dr. Sulardi, SH.,M.Siselaku Dekan Faultas Hukum UMM yang telah

membawa Fakultas Hukum selangkah lebih maju dan lebih baik.

6. Bapak Dr. Tongat, SH.,M.Hum dan Bapak Sofyan Arief, SH., M.Kn selaku

Pembantu Dekan 1 dan Pembantu Dekan 3

7. Ibu Fifik Wiryani, SH., M.Si., M.Hum selaku Pembantu Dekan 2 sekaligus

pembimbing 2 yang selalu saba rmembimbing dan mengarahkan sehingga

saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan hasil yang baik walaupun di

tengan kesibukan beliau yang sangat padat.

8. Bapak Wasis Suprayitno S.H., M.Si selaku pembimbing 1 yang telah

memberikan arahan dan nasehat baik dari awal perkuliahan sampai dengan

tugas akhir ini terselesaikan.

9. Seluruh dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang

telah memberikan ilmu yang sangat luar biasa bermanfaat bagi saya sehingga

mempunyai ilmu yang matang untuk terjun ke masyarakat kedepannya.

10.Segenap jajaran TU Fakultas Hukum UMM yang selalu melayani kami

dengan baik dalamm pengurusan administrasi di Fakultas dan seluruh team

Rosidar yang selalu menjaga kebersihan Universitas terutama kelas Fakultas

Hukum yang membuat kami nyaman dalam melaksanakan system belajar

rmengajar. Kemudian Team parkiran yang senatiasa menjaga kendaraan kami

(19)

12.Seluruh saudaraku HAMAM BULAN dan Paseban „Sang Merah Putih Garuda

Pancasila Jati‟ Sarasehan Budaya, Mas Tara Ismaya, Mas Bambang, Mas

Wahyu, Mas Nono, Mas Hasan, Mas Viky dll, selalu memberi dukungan yang

tak pernah lelah dan menjadi saudara yang baik.

13.Seluruh teman sekaligus sahabat di rumah ARGAPANO, Mas Wel, Mas Eko,

Mas Wdi, Mas Diar, CakMus dll, yang selalu mendukung untuk mencapai

cita-cita penulis.

14.Seluruh teman-teman mahasiswa FakultasHukum UMM angkatan 2010,

khususnya KAMETA!!!terimakasih karena sudah mengRocknRollkan

kehidupan kampusku. Sukses selalu untuk kitasemua.

15.Saudara-saudaraku di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum

UMM yang telah memberikan begitu banyak ilmu yang tidak bias saya

dapatkan di dalam bangku perkuliahan. Terimakasih sudah mendidik saya

menjadi mahasiswa yang .Bahagia HMI.. YAKUSA!!!

16.Terimakasih penuh cinta untuk Shella Fanditha Yulitasari yang selalu ada saat

aku bahagi amaupun saat aku bersedih. Selalu menemani, mendukung,

membantu, mendoakan, member semangat, membuatku tertawa dan menjadi

(20)

pihak.

Malang, 11 November 2015

Penulis,

(21)

SuratPernyataan ... iii

Motto ... iv

Abstraksi ... v

Abstract ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... viii

DaftarTabel ... ix

DaftarBagan ... x

DaftarLampiran ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanPermasalahan ... 7

C. TujuanPenelitian... 7

D. ManfaatPenelitian ... 8

E. KegunaaanPenelitan ... 9

F. MetodePenulisan ... 9

G. SistematikaPenelitian... 13

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTentangTindakPidana Yang DI LakukanAnak ... 15

1. PengertianAnak ... 15

2.Hak-HakAnak ... 17

3.PerlindunganTerhadapAnak ... 20

B. TinjauanTentangPenyidik Dan Penyelidikan ... 22

1. Pengertian pengertianPenyidik ... 22

2. PengertianPenyidikan Dan Penyelidikan ... 26

3. TugasdanWewenangPenyidikdanPenyelidik...28

C. TinjaunTentangDiversidan Restorative Justice...30

1. PengertianDiversi...322.

Macam-macam Diversi. ... 34

(22)

Kota ... 46 1. GambaranUmumPolres Malang Kota ... 46 2. Unit PPA ... 46

B. Proses PenyidikanTerhadapTindakPidana yang dilakukanolehAnak

di Polres Malang Kota ... 48

1. Mekanisme Proses PenyidikanterhadapAnak yang

MelakukanTindak

Pidana...48

C. PelaksanaanDiversiTerhadapAnak yang MelakukanTindakPidana

... 63 1. ContohKasusdanInisialPelaku...63

2. PenerapanDiversi yang dilakukanPenyidikPolres Malang

Kota... 64

D. HambatanPenerapanDiversidalam Proses PenyidikanterhadapAnak

yang MelakukanTindakPidana...69 BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

(23)
(24)

dengan Hukum, Buku Saku untuk Polisi, Unicef, Jakarta

Darwan Prinst, 2003, Hukum Anak Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti

Gerson Bawengan, 1997, Penyidikan Perkara Pidana dan Teknik Introgasi,

Jakarta, Pradya Paramita

Irma Setyowati, Soematri, 1990, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta, Bumi Aksara

MaidinGultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan

Pidana Anak di Indonesia, Bandung, Refika Aditama

Marlina, DiversidanResorative Justice sebagai Alternatif Perlindungan terhadap

Anak yang Berhadapan dengan Hukum, dalam Mahmul Siregar dkk, Pedoman Praktis

Melindungi Anak dengan Hukum pada Situasi Emergensi dan Bencana Alam, Medan

Marlina, 2010, Pengantar Konsep Diversi dan Restorative Justice dalam Hukum

Pidana, Medan, USU Press

Marlina, Diversidan Restorative Justice sebagai Alternatif Perlindungan

terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum

Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Pengembangan Konsep Diversi

dan Restorative Justice, Bandung, Refika Editama

Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan perancangan buku esai foto ini adalah merancang buku esai foto batik khas kediri yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia mengenai

Penyelesaian perkara tindak pidana perkelahian antar warga di Bagansiapiapi sejalan dengan sifat hukum pidana sebagai hukum publik karena penyelesaian tersebut

orang Karo berada dalam posisi kalimbubu bisa saja mereka akan berada di posisi anak beru

Bedasarkan tabel 5.18 dapat dilihat bahwa nilai

Tujuan penelitian : untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi musik religius dan deep breathing terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi

Siswa yang tidak terbiasa atau kurang percaya diri mengungkapkan gagasan secara aktif, akan mulai berlatih dan terbiasa untuk mengungkapkan gagasan yang dimilikinya

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,.. konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun

• Pemerataan pembangunan antar wilayah dan antar sektor untuk memperbaiki kondisi wilayah yang belum berkembang dengan tetap. mempertimbangkan pertumbuhan dan