BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jumlah klien hipertensi di Indonesia diperkirakan terus meningkat akibat beberapa faktor risiko seperti gaya hidup, obesitas, dan penambahan usia. Penyakit ini menjadi momok bagi masyarakat di seluruh dunia. Meski beberapa gejala dan faktor risiko yang menjadi pemicu penyakit mematikan nomor satu di dunia ini sudah diketahui, berbagai upaya penyembuhan tetap dilakukan sebagai cara memperpanjang angka harapan hidup pasien (Wulandari, 2006).
Menurut Chobanian et al (2003), tekanan darah tinggi memiliki prevalensi tinggi pada populasi dan terkait dengan resiko terjadinya infark miokard, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal.
Hipertensi akan menimpa hingga sepertiga dari seluruh penduduk dunia pada tahun 2025. Oleh karena itu, strategi pengobatan yang penting untuk mengontrol penyakit ini dengan olahraga sebagai manfaat anti hipertensi (Hamer, 2006).
jumlah orang dewasa dengan hipertensi pada tahun 2025 diperkirakan meningkat sekitar 60%.
Hipertensi memang bukan pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer atau pembunuh diam-diam (Myrank,2009). Tekanan darah seseorang akan meningkat seiring bertambahnya usia. Semakin tua usianya semakin besar kemungkinan menderita hipertensi. Hasil penelitian Ramadani (2010) menunjukan bahwa ada hubungan usia dengan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolic terus naik sampai usia 55-60 tahun.
Berdasarkan the Sevent Report of the Joint national Commite on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preassure, 58 juta penduduk Amerika (29%) populasi menderita tekanan darah tinggi, atau hipertensi (Chobanian et al, 2003). Menurut Asosiasi Jantung Amerika (2005), kira-kira 4 dari 10 orang Amerika-Afrika menderita tekanan darah tinggi, dibandingkan dengan 3 dari 10 orang Amerika-Meksiko dan kulit putih (Divine, 2012).
Banyumas dengan jumlah kasus sebesar 35.085 ( Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2010 ).
Berdasarkan survey data kunjungan di puskesmas Sokaraja I, penyakit hipertensi saat ini masuk dalam laporan 5 besar penyakit dan menempati peringkat ke-3. Di hitung dari tahun 2010 sampai sekarang penyakit hipertensi mengalami peningkatan. Kebanyakan kasus ini terjadi pada usia lansia, usia lansia memang sangat rentan terhadap terjadinya hipertensi. Penyebabnya baik dari konsumsi makanan, gaya hidup maupun emosional. Ini seringkali menjadi pemicu terjadinya hipertensi.(Data Puskesmas, 2012).
Menurut Appel et al (2006), peran diet sangat penting dalam pencegahan hipertensi khususnya efektifitas meningkatkan konsumsi makanan nabati (buah dan sayuran) untuk mengurangi resiko berkembangnya hipertensi.
Bagi orang – orang yang sudah menderita hipertensi pengobatan dapat menggunakan terapi buah pisang, di samping effek samping yang di timbulkan rendah dibandingkan pengobatan secara klinis. Tindakan pencegahan baik yang belum pernah menderita hipertensi yaitu dengan perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat yang utama adalah makanan yang kita konsumsi serta di perbanyak mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan ( Muhammadun, 2010 ).
kalium, magnesium, besi, fosfor dan kalsium, mengandung vitamin B, B6 dan C, serta mengandung serotonin yang aktif sebagai neutranmitter untuk kelancaran fungsi otak (Suyanti, 2008).
Kandungan garam yang rendah dan adanya kandungan kalium yang tinggi pada pisang menjadikan pisang buah yang cocok dikonsumsi untuk penderita darah tinggi/ hipertensi. Sebuah pisang kira-kira dapat menyumbang kalium sebesar 440 mg. Pisang yang akan digunakan untuk penelitian adalah pisang ambon karena mengandung kalium paling tinggi diantara pisang lain. Kalium berfungsi antara lain untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh, kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah dan membantu pengiriman oksigen kedalam otak (Kesner, 2008).
Rendahnya kandungan natrium dan adanya kandungan kalium yang tinggi pada pisang menjadikan pisang aman dikonsumsi bagi penderita tekanan darah tinggi. Kalium berfungsi antara lain untuk kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah (Astawan, 2006). Penderita hipertensi yang mengkonsumsi dua buah pisang setiap hari mengalami penurunan tekanan darah sampai 10 % dalam satu minggu (Megia, 2008)
Menurut Mindy pada penelitiannya tahun 2006 di Las Vegas, mengkonsumsi buah pisang sebanyak 4 sampai 6 buah dalam seminggu dapat menurunkan tekanan darah sampai dengan lebih dari 3 poin.
dikonsumsi setiap hari. Tetapi, di sini peneliti hanya menggunakan satu jenis pisang yang mengandung kalium paling tinggi, dan peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh buah pisang ambon untuk merubah (menurunkan) tekanan darah pada hipertensi.
Berdasarkan survey pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas 1 Sokaraja, penyakit hipertensi termasuk 5 besar. Terapi yang sering di gunakan para penderita hipertensi tersebut adalah dengan mengkonsumsi obat fitofarmaka dan diet rendah garam. Dari hasil survey tersebut peneliti ingin memberikan sebuah intervensi berupa khasiat buah pisang ambon dalam perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.
B. Rumusan Masalah
pengaruh buah pisang ambon terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi di Puskesmas 1 Sokaraja Kabupaten Banyumas.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh buah pisang ambon terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Sokaraja, Kabupaten Banyumas tahun 2012.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pekerjaan, status pendidikan dan perkawinan.
b. Untuk mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik pada klien hipertensi sebelum dan sesudah mengkonsumsi buah pisang ambon. c. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah mengkonsumsi buah pisang ambon. d. Untuk mengetahui besarnya pengaruh buah pisang ambon terhadap
perubahan tekanan darah pada klien hipertensi.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti
2. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini bisa dipublikasikan secara luas kepada pihak-pihak akademis sehingga dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dalam memberikan terapi konsumsi buah pisang ambon bagi responden yang mengalami hipertensi.
3. Bagi klien
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih pengobatan alternatif yang lebih ekonomis dan alami dalam menurunkan tekanan darah, khususnya dengan pisang ambon pada penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas 1 Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
4. Bagi Ilmu Keperawatan
E. Penelitian Terkait
Tabel 1.1.penelitian terkait
No. Pengarang Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan
1 Maria kulit pisang raja terhadap
penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah. rata tekanan darah sistolik dan darah sistolik dan diastolik
sesudahnya menjadi