• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERISISTEM PEMERINTAHAN KABUPATEN, KOTA DAN PROVINSI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DI KELAS IV SD NEGERI 1 PANGRASAN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERISISTEM PEMERINTAHAN KABUPATEN, KOTA DAN PROVINSI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DI KELAS IV SD NEGERI 1 PANGRASAN - repository perpustakaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Partisipasi

a) Pengertian Partisipasi

Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrowinoto (dalam Suryosubroto 2009:293) menyatakan partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.

Partisipasi menurut Liang Gie (dalam suryosubroto 2009:294), Yaitu partisipasi meliputi :

a. Suatu aktivitas untuk membangkitkan perasaan diikutsertakan dalam organisasi,

b. Ikut sertanya bawahan dalam organisasi.

(2)

siswa membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta, lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa lebih mudah menerima ide-ide baru dan lebih kreatif sekaligus mengembangkan hubungan yang lebih interpersoanal (manusiawi), sehingga inovasi yang timbul dari dalam diri siswa akan lebih mudah diterima. Sistem ini hanya dapat diikuti oleh siswa yang mau kerja sama dan kerja keras sekaligus mau mandiri. Oleh karena itu, siswa lebih bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka sendiri karena sebelumnya mereka telah memiliki daya partisipasi untuk belajar.

b) Prasyarat untuk meningkatkan partisipasi adalah melalui penanaman kesadar menurut Surbadiyah (dalam Suryosubroto 2009:296)

1. Rasa senasib sepenanggungan, ketergantungan, dan keterkaitan. 2. Keterlibatan anggota dengan tujuan yang jelas agar meningkatkan

ketetapan hati, kemauan keras, dan sikap tahan uji. 3. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan 4. Adanya prakarsa

c) Manfaat partisipasi menurut Keitsh Davis (dalam Suryosubroto 2009:296)

1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar.

2. Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para anggotanya.

(3)

membangun kepentingan bersama .

4. Lebih mendorong untuk bertanggung jawab.

5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan. Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar.Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi, disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Partisipasi akan bisa diperoleh beberapa mamfaat seperti terbentuk keputusan yang lebih baik karena banyaknya sumbangan dan pikiran, adanya peerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan diperlukan adanaya perasaan.

d) Perbedaan Partisipasi

(4)

mengerjakan materi pelajaran yang belum dan diajarkan secara inisiatif membuat catatan ringkasan. Jadi, apabila partisipasi kontributif dan inisiatif ditabulasiakan akan nampak sebagai berikut :

Tabel 2.1 Perbedaan Partisipasi Kontributif dan inisiatif Patisipasi Kontributif Partisispasi Inisiatif Menyampaikan pertanyaan,

pendapat, usul, sanggahan atau jawaban, termasuk partisipasi mengikuti pelajaran dengan baik, mengerjakan tugas terstuktur dikelas dan diruamah dengan baik.

Inisiatif siswa secara spontan dalam mengerjakan tugas mandiri tanpa terstuktur, inisiatif mempelajari dan mengerjakan materi pelajaran yang belum dan akan dipelajakan, insiatif membuat catatan ringkas

(Sukidin, dkk, 2002 : 154)

(5)

memiliki daya partisipasi untuk belajar 2. Prestasi Belajar

a) Pengertian Prestasi

Menurut Syah (2009:216), menyatakan bahwa prestasi berasal dari hasil belajar siswa yang mengarah pada ranah kognitif pada proses pembelajaran. Slameto (2010 : 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara itu prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu : prestasi dan belajar siswa dikatakan memiliki prestasi belajar yang baik dikarnakan hasil belajar yang diperolehnya juga baik. Sehingga prestasi tidak jauh berbeda dengan hasil belajar.

(6)

b) Faktor- faktor Prestasi Belajar

Menurut Ahmad dan Supriyanto (2003:138) faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor intern adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa.

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, stuktur tubuh, dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

1) Faktor intelektif yang meliputi:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, emosi, dan penyelesaian diri.

2) Faktor ekstern ialah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dari luar diri siswa. Berikut ini beberapa faktor ekstern; 1) Keadaan rumah

2) Keadaan sekolah 3) Lingkungan masyarakat

(7)

dikembangkan sebagai berikut: Pertama faktor intern yaitu faktor fisik dan psikologis yang mempengaruhi keadaan prestasi belajar peserta didik. fisik sesorang sangat mempengaruhi prestasi belajar karena jika seseorang mempunyai penglihatan dan pendengaran, stuktur tubuh yang bagus maka siswa tidak mampu balajar dengan maksimal dibandingkan siswa yang mempunyai keadaan fisik yang normal. Jika keadaan fisik siswa kurang baik maka pada proses pembelajaran kurang maksimal karena kemungkinaan besar tidak mampu menangkap semua materi yang telah disampaikan oleh guru. Faktor fisik juga mempengaruhi psikologi anak jika keadaan fisiknya kurang baik akan membuat siswa merasa kurang percaya diri dalam belajar ataupun terhadap teman sebayanya, sehingga akan mempengaruhi prestasinya. Kecerdasaan siswa sangat mempengaruhi pestasi belajarnya karena dengan mempunyai kecerdasan yang bagus maka siswa akan lebih cepat menangkap yang disampaikan guru dalam proses belajar mengajar.

(8)

mempengaruhi keberhasilan sisiwa dalam menggapai presatsi belajar yang baik bahkan lebih baik. Perhatian orang tua juga sangat mempengaruhi belajar siswa. Dengan perhatian orang tua siswa akan lebih termotivasi dalam belajar sehingga akan tekun dalam belajar.

3. Pembelajaran kooperatif

Menurut Anita lie (dalam Isjoni 2010:17) mengatakan bahwapembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajarn gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstuktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kemompok atau suatu sistem yang didalamnya siswa bekerja kelompok terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja.

Menurut Solihatin dan Raharjo (2009:4) pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam stuktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua atau lebih dimana keberhasilan sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok.

(9)

terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi, keberhasialan dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara untuh, melainkan perolehan itu akan baik apa bila dilakukan bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstuktur dengan baik.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokan siswa dalam satu kelas ke kompok-kelompok kecil atau tim yang bertujuan untuk melatih siswa bekerja sama dalam proses belajar mengajar,saling menghargai satu sama lain.

4. Pembelajaran koperatif tipe NHT

1) Pengertian NHT (Numbered Heads Together)

Menurut Lie (2010:59) NHT merupakan salah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dipertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan (1993). Tehnik number heard together atau kepala bernomor terstuktur ini memudahkan dalam pembagian tugas. Dengan tehnik ini siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling berkaiatan dengan rekan-rekan kelompoknya.Sedangkan menurut A’la (2010:10) Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu metode belajar secara kelompok dan setiap siswa diberi nomor kemudian guru memanggil nomor dari siswa secara acak.

(10)

kelompok secara terstuktur yaitu dengan setiap siswa diberi nomor untuk memudahkan dalam pembagian tugas.

2) Langkah-langkah NHT

Menurut Trianto (2010:82) langkah-langkah penerapan penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut:

1. Penomoran (Numbering)

2. Pengajuan pertanyaan (Questioning) 3. Berpikir bersama (Heads Togerher) 4. Pemberian jawaban (Answering)

Penomoran merupakan langka pertama dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada tahap ini, guru membagi siswa kekelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda-beda

Langkah berikutnya, guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa.Pertanyaan dapat diambil dari materi yang memang sedang dipelajari, pertanyaan yang dibuat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.

(11)

Langkah yang terakhir guru memanggil satu nomor dan siswa dari tiap kelompok yang nomornya sesuai, mengangkat tangannya dan mencoba untuk menjawab seluruh pertanyaan untuk satu kelas.

Saat ini belum ada pedoman penilaian NHT, maka pada evaluasi/penilaian dan memberi penghargaan pada kelompok, penulis menggunakan metode penilaian dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan mengguanakan langkah-langkah dalam Slavin (2008:151) sebagai berikut:

a. Menghitung skor individu

• Langkah 1 : Menetapkan skor dasar

Setiap siswa diberiakan skor berdasarkan skor yang lalu atau skor diambil dari kuis yang pertama kali diadakan oleh guru. • Langkah 2 : Menghitung skor terkini

Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini.

(12)

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan skor individu

memperhatikan skor dasar atau awal)

30 poin Rusman (2010:216)

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok tersebut.

Tabel 2.3penghargaan tim

No Rata-rata Skor Kelompok Penghargaan

1 0-5 -

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

(13)

3) Kelebihan dan kelemahan NHT

Menurut A’la (2010:100) pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. Setiap siswa dalam belajar menjadi siap semua b. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh

c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. 2. Kekurangan

a. Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil guru.

(14)

5. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran

a. Pengertian Pendidiakan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan menurut azra (dalam Tukiran,dkk 2009:2) adalah pendidikan yang mencakup lebih luas daripada Pendidikan Demokrasi dan Pendidikan HAM. Karena, Pendidikan Kewarnegaraan mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintahan, konstitusi dan lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi, partisipasi aktif dan keterlibatan warga negara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi, publik dan sistem hukum, pengetahuan tentang proses seperti kewarganegaraan aktif, refleksi, kritis, penyelidikan dan kerja sama, keadilan sosial, pengertian antara budaya dan keadilan social, pengertian antara budaya dan kelestarian lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

(15)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan dirancang untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang pengetahuan dan pengetahuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara, sehingga akan menghasilkan generasi muda yang mempunyai mental yang cerdas, berketuhanan, cinta tanah air.

b. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi waraga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 Undang-Undang No 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional)

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

(16)

Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang dirancang untuk mewujudkan generasi yang berpengetahuan luas dan lebih cinta terhadap tanah air.

d. Materi PKn.

Stuktur Pemerintahan Kabupaten/Kota, dan Provinsi StandarKompetensi:

Memahami sistem pemerintahan kabupaten,kota dan provinsi Kompetensi Dasar:

Menggambarkan stuktur pemerintahan kabupaten,kota dan provinsi Indikator :

1. Hakikat pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi

2. Susunan, tugas dan wewenang pemerintahan kabupaten/kota 3. Susunan, tugas dan wewenang pemerintahan provinsi

4. menggambarkan stuktur pemeritahan kabupaten/kota dan provinsi

1. Pemerintahan Kabupaten/Kota

(17)

pemerintahan, setiap kabupaten/kota dibekali dengan hak dan kewajiban tertentu.

Hak-hak daerah:

a. Mengatur dan mengurusi sendiri urusan pemerintahannya. b. Memilih pemimpin daerah.

c. Mengelola pegawai daerah.

d. Mendapatkan sumber-sumber pendapatanlain yang sah.

e. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Kewajiban daerah:

a. Menyediakan sarana sosial dan sarana umum yang layak. b. Mengembangkan sistem jaminan sosial.

c. Menyusun perencanaan dan tata ruang pada daerah yang bersangkutan.

d. Melestarikan lingkungan hidup.

e. Membentuk dan menerapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan kewenangannya.

2. Pemerintahan Provinsi

(18)

berdasarkan aspirasi masyarakat.Pelaksanaannya disesuaikan dengan Undang-Undang.Jumlah provinsi di Indonesia sekarang sekitar 33 proinsi.Sebelumnya, hanya ada sekitar 27 provinsi.Jumlah ini karena pemekaran provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua lembaga pemerintahan, yaitu kepala daerah (gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD).

a. Gubernur

b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya berjumlah 35 orang dan paling banyak berjumlah 100 orang.

DPRD memiliki fungsi, di antaranya: 1. legislasi (menyusun peraturan daerah); 2. anggaran;

3. pengawasan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi, antara lain sebagai berikut.

1. perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. pelayanan kependudukan dan catatan sipil; 3. pengendalian lingkungan hidup;

4. penyediaan sarana dan prasarana umum; 5. penanganan bidang kesehatan.

(19)

1. Pemerintahan Kabupaten/Kota

Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah.Rencana kerja tersebut dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah (RAPBD).Kemudian dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah.Pemerintahan kabupaten/kota memiliki kepala daerah dan wakil kepala daerah.

a. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Pemerintah daerah terdiri atas kepala daerah dan wakil kepala daerah.Kepala daerah dibantu oleh seorang wakil kepala daerah.Kepala daerah provinsi disebut gubernur, dan wakilnya disebut wakil gubernur.Sementara itu, kepala daerah kabupaten/kota disebut bupati/walikota dan wakilnya disebut wakil bupati/wakil walikota.

b. Perangkat Daerah

Pemerintahan daerah memiliki perangkat daerah. Adapun perangkat daerah kabupaten/ kota adalah sebagai berikut.

1) Sekretariat daerah 2) Sekertarisan DPR 3) Dinas daerah

(20)

6) Kelurahan

7) Polisi pamong praja

Gambar 2.1. Susunan pemerintahan kabupaten/kota

2. Pemerintahan Provinsi

Selain gubernur, di pemerintahan provinsi, terdapat juga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), yang mempunyai kewenangan dan tugas sesuai dengan fungsinya.

Tugas dan wewenang DPRD:

a. Bersama gubernur membuat peraturan daerah (perda). b. Bersama dengan gubernur membahas dan menyetujui

rancangan APBD.

c. Melaksanakan bentuk pengawasan terhadap perda dan peraturan perundang-undangan lainnya.

(21)

menteri dalam negeri.

e. Memilih wakil kepala daerah jika terjadi kekosongan jabatan.

f. Memberikan pendapat dan pertimbangan terhadap rencana perjanjian internasional di daerah

g. Memberikan persetujuan rencana kerja sama internasional. h. Meminta laporan pertanggungjawaban kepala daerah. i. Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah. j. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama

antardaerah. Hak DPRD:

a. Interpelasi, yaitu hak DPRD untuk meminta keterangan kepada gubernur/bupati/ walikota. Biasanya, mengenai kebijakan yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Misalnya, pendirian tempat pembuangan sampah akhir (TPA), apakah sudah sesuai AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

b. Angket, yaitu hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan kepala daerah

(22)

Adapun kewajiban DPRD, antara lain sebagai Berikut

a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD NKRI tahun 1945, dan menaati segala peraturan perundang-undangan. b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) d. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di

daerah.

e. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

f. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.

g. Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggota DPRD terhadap daerah pemilihannya sebagai bentuk tanggung jawab moral dan politis.

h. Menaati peraturan, tata tertib, kode etik, dan sumpah/janji anggota DPRD.

(23)

Gambar 2.1 Susunan Pemerintahan provinsi

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan skripsi Muhammad Taufik Akbar (2008) yang berjudul “Peningkatan peran aktif siswa melalui pembelajaran kooperatipe kooperatif tipe NHT (Nambered Heard Togerher). Pada siswa kelas IV di MI Muhammadiyah I Pinggit Banjarnegara” disimpulkan bahwa peran aktif siswa dalam pemelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan skor rata-ratasebesar 1,65 poin dari 2,94 kurang baik menjadi 4,59 dengan kriteria baik

C.Kerangka Berpikir

(24)

Pemilihan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar mengakibatkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan partisipasi belajar meningkat, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariatif pada tahan orientasi guru akan sangat membantu keefektifan proses belajar mengajar dalam menyampaikan pesan da misi pelajaran pada saat itu.

Tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mendukung. Salah satu faktor yang memiliki peran dalam rangka mencapai tujuan adalah ketepatan mengorganisir peserta didik. Guru sebagai pemegang kendali di kelas, mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mencari model atau metode pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar pada pola pikir siswa dalam peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa, yaitu dengan menggunakan variasi metode pembelajaran, diantaranya dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT.

(25)

sendiri.Pembelajaran kooperatif tipe NHT dimaksudkan untuk meningkatan partisipasi belajar dan prestasi belajar.

D. HipotesisTindakan

Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi struktur pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi di kelas IV SD Negeri 1 Pangrasan.

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Partisipasi Kontributif  dan inisiatif
Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan skor individu
Gambar 2.1. Susunan pemerintahan kabupaten/kota
Gambar 2.1 Susunan Pemerintahan provinsi

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada interaksi perlakuan dua varietas bawang merah dan dosis pupuk kompos guano (M x G) berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 40 hst dan 50

sejarah bangsanya sendiri, sehingga dengan sikap mereka menyebabkan sejarah yang selama ini ada menjadi terlupakan bahkan hilang karena Lampion, kepada masyarakat

Kontribusi yang diberikan oleh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru cukup besar, artinya bahwa kepemimpinan kepala sekolah serta

Pembahasan: Kemandirian merupakan salah satu soft skill yang sangat penting dalam dunia kerja karena setiap individu dituntut untuk dapat bekerja cepat, efektif dan efisien

Hasil hasil yang diperoleh dari seluruh kegiatan pembuatan penggerak elektrik pintu sekat hotcell ini adalah :.

Dengan mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Pikaev dengan sistem aliran aerosol seperti Gambar 2, maka proses detoksifikasi dan desinfeksi limbah cair dari

Siswa diajak untuk belajar dan bekerja (individu / kelompok) pada situasi masalah, untuk menyelesaikan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran, sehingga

Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh IntanNur Fadlilah (2012) yan g berjudul “ Identifikasi Kandungan Kimia Dan Uji Potensi Minyak Atsiri Lengkuas (Alpine