PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman serba modern sekarang ini, kasus kejadian Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang lazimnya ditemui pada orang tua yaitu banyak menyerang kaum pria usia 50 tahun
keatas. Karena BPH atau pembesaran prostat timbul seiring dengan bertambahnya usia sebab BPH erat kaitannya dengan proses penuaan.
Sekitar 30% penderita BPH adalah pria yang berumur 40 tahun sedangkan 75% penderita berumur 80 tahun. Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna pada populasi pria usia lanjut. Gejalanya
merupakan keluhan yang umum dalam bidang bedah urologi. Bila pembesaran prostat ini terjadi secara berlebihan hingga membengkak sebesar buah jeruk, efeknya dapat menekan aliran kemih. Diketahui bahwa
sepertiga dari pria berusia antara 50-79 tahun mengalami Hyperplasia Prostat (Hartono Prasetyo, 2009).
Menurut data WHO (2013), memperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus degeneratif. Salah satunya adalah BPH, dengan insidensi di negara maju sebanyak 19%, sedangkan di negara berkembang sebanyak 5,35%
kasus. Yang ditemukan pada pria dengan usia lebih dari 65 tahun dan dilakukan pembedahan setiap tahunnya. Tingginya kejadian BPH di
di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH, diantaranya diderita pada pria berusia di atas 60 tahun.
Suatu penelitian menyebutkan bahwa prevalensi Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yang bergejala pada pria berusia 40–49 tahun
mencapai hampir 15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia 50–59 tahun prevalensinya mencapai hampir 25% dan pada usia 60 tahun mencapai angka sekitar 43%. Angka kejadian BPH di
Indonesia sebagai gambaran hospital prevalensi di dua Rumah Sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan Sumberwaras selama 3 tahun (1994–1999)
terdapat 1040 kasus (Istikomah, 2010).
Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) merupakan salah satu penyakit yang ditakuti dikalangan pria usia lanjut. Kelenjar prostate sering
menimbulkan masalah dalam kehidupan kaum pria. Berdasarkan data, tidak kurang dari 70 % pria usia lanjut mengalami BPH. Biasanya BPH
mulai mengintai pria umur 50 tahun, dan 10 tahun kemudian sering mengganas (Mulyadi, 2009).
Gangguan BPH terjadi karena kelenjar prostat membesar sehingga
akhirnya menjepit saluran urine. Tingkatannya bisa ringan hingga berat. Ada sejumlah tanda awal gangguan pembesaran prostate, diantaranya
malam untuk BAK. Pada akhirnya gangguan ini mengakibatkan urine
tersumbat total (Hartono Prasetyo, 2009).
Hasil data catatan medis di ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah dr. R Goetheng Tharoneadibrata Purbalingga pada tahun 2016 dari
bulan Januari-April telah didapatkan 5 sistem teratas yang ditemukan dalam semua kasus secara berurutan dengan jumlah kasus yang ditemukan yaitu : Sistem imun menduduki peringkat pertama, peringkat kedua
kardiovaskuler, ketiga Gastrointestinal, keempat neuromuscular dan kelima perkemihan. Pada sistem perkemihan terdapat 5 kasus terbanyak
yang dijumpai dari bulan januari-April 2016 yaitu Hernia Inguinal dengan jumlah 76 kasus, Cytitis 74 kasus, BPH 59 Kasus, Cholelitiasis 33 kasus
dan cholecytitis 10 kasus.
Menurut data Rekam Medik RSUD dr. Goetheng Tharunadibrata diperoleh anggka kejadian BPH sebagai berikut Menur sebanyak 15 kasus
, Dahlia 37 kasus, Gardena lama 4 kasus, Gardena Baru 3 kasus. BPH menduduki peringkat kasus ke 3 dari sistem perkemihan yang merupakan pringkat ke 5 dari gangguan sistem yang ada di RSUD dr. Goetheng
Tharoenadibrata. Dari hasil data diatas maka perlu dilakukan tindakan Asuhan Keperawatan secara komperhensif pada pasien BPH. Karena
pembesaran prostat yang tidak ditangani secara benar akan menyebabkan penyumbatan pada saluran kemih dan dapat menyebabkan kematian. Sedangkan pada saat penulis melakukan praktek di Ruang Dahlia selama 2
besar penyakit yang ada di Ruang Dahlia RSUD dr. Goetheng
Tharunadibrata.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan secara komperhensif pada Tn. R dengan BPH dalam rangka
melakukan pendekatan proses keperawatan secara nyata pada masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Diperolehnya gambaran dan pengalaman nyata memberikan Asuhan Keperawatan pada orang dewasa dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hyperlasia (BPH).
2. Tujuan khusus, karya tulis ini penulis melakukan dokumentasi proses keperawatan secara komperhensif, penulis mampu melakukan :
a. Tahap pengkajian sampai dengan menegakan analisis data. b.Merumuskan dan mempriotitaskan Diagnosa Keperawatan
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan : BPH sehingga dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit.
2. Bagi Pendidikan
Tugas akhir ini diharapkan dapat menambah informasi yang nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan anak dengan Gangguan
Sistem Perkemihan : BPH sehingga dapat meningkatkan kualitas mahasiswa yang akan praktek dan meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan oleh institusi pendidikan.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
profesi keperawatan tentang asuhan keperawatan pada dengan Gangguan Sistem Perkemihan : BPH dan memberikan informasi tentang pendokumentasian selama pengelolaan kasus, sehingga
D. Pengumpulan Data
Penulisan laporan studi kasus ini menggunakan metode dekriptif
dengan memaparkan asuhan keperawatan yang dilakukan secara komperhensif. Pendekatan dalam proses keperawatan merupakan suatu
pendekatan dalam melaksanakan pelayanan keperawatan , terdiri dari beberapa kegiatanyang saling berkaitan. Proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perumusa diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
Penyusunan laporan ini, penulis menggunakan cara pengumpulan
sebagai berikut :
1. Observasi – partisipasif
Penulis mengamati pasien secara langsung mengenai keadaan fisik
dan responnya terhadap penderita atau keluhan yang dialami. Penulis juga melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. 2. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan
dengan keluhan atau masalah yang dihadapi pasien atau bias disebut anamnesa. Data yang diperoleh adalah data primer yang berasal dari
3. Studi literatur
Penulis mengumpulkan dan menggali sumber-sumber pengetahuan
melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien.
4. Data catatan medis
Data yang diperoleh secara langsung dari pasien dan orang terdekat, penulis juga mendapatkan data lain yang dibutuhkan melalui
catatn medis pasien antara lain perkembangan kesehatan , program pengobatan , diet , perawatan yang dilakukan, dan hasil pemeriksaan
laboratorium.
E. Tempat dan Waktu
Asuhan keperawatan pada Tn.R post operasi benigna prostat hipertropi di runag Dahlia RSUD dr. Goetheng Tharunadibrata
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan
Keperawatan pada pasien BPH yaitu : 1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan tugas akhir ,pengumpulan data, tempat dan waktu, sistematika penulisan tugas akhir.
2. Bab II Tinjauan Pustakan
Bab ini berisi tentang pengertian, etiologi, manifestasi klinis, anatomi,
fisiologi, patofisiologi, pathway, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksaan umum, konsep asuhan keperawatan, diagnosa keperawatan , rencana keperawatan.
3. Bab III Tinjauan Kasus
Bab ini berisi tentang pengkajian, analisa data dan perumusan
diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. 4. Bab IV Pembahasan
Bab ini menyajikan tentang pembahasan kasus BPH.
5. Bab V Penutup