KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 2008/2009: SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK
HOWARD GARDNER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh : Fausca Yesiana Tri Nugroho
031114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
KECENDERUNGAN KEGIATAN INTELEKTUAL PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 2008/2009: SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK
HOWARD GARDNER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh : Fausca Yesiana Tri Nugroho
031114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
(Mazmur 1: 3)
Skripsi ini kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberiku talenta dalam hidup ini
Orang tuaku:
Bapak Agustinus Ismanto dan Ibu Christiana Wahyu Harsiwi
Kakakku:
Stefanus Ferry Eko Nugroho dan Ignatius Andy Cahyo Nugroho
Lentera Hidupku:
Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo
KECENDERUNGAN KEGIATAN INTELEKTUAL PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 2008/2009:
SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK HOWARD GARDNER
Fausca Yesiana Tri Nugroho Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma 2008
Masalah penelitian adalah bagaimana kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner?
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada, dan membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner. Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan putri kelas VIII Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah 232 siswa, yang terdiri atas 93 siswa putra dan 139 siswa putri. Sampel penelitian sebanyak 229 siswa, yang terdiri atas 93 siswa putra dan 136 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dalam Kegiatan Pengajaran, Muatan Lokal, Bimbingan dan Konseling dengan bentuk tertutup yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu 1) bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian; 2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai kecenderungan kegiatan intelektualsiswa yang terdiri dari 92 item. Pedoman yang digunakan untuk membedakan kategori rendah dan tinggi dalam kegiatan belajar mandiri adalah skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dan skor < Mean termasuk ketegori rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada kegiatan intelektual bidang intra pribadi, antar pribadi, linguistik, logika-matematika, musik; 2) jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada kegiatan intelektual bidang ruang, dan gerakan-badan; 3) jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang kegiatan intelektual belum mencapai separuh dari jumlah siswa keseluruhan.
ABSTRACT
THE TENDENCY OF INTELLECTUAL ACTIVITY OF STELLA DUCE I YOGYAKARTA JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS GRADE 8th ON 2008/2009 ACADEMIC YEAR: ANALYSIS WITH APPROACH OF
HOWARD GARDNER MULTIPLE INTELLIGENCES Fausca Yesiana Tri Nugroho
Guidance and Counselling Study Programme Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The problem of research was what the tendency of the tendency of intellectual activity of Stella Duce I Yogyakarta Junior High School students grade 8th on 2008/2009 academic year is according approach of Howard Gardner multiple intelligences?
This research was a descriptive research using the survey method. The survey was to describe the existing conditions, and to compare the determined criterions. The aim of this research was to describe the tendency of intellectual activity of Stella Duce I Yogyakarta Junior High School students grade 8th on 2008/2009 academic year according to approach of Howard Gardner multiple intelligences. They were 232 students (93 male students and 139 female students). There were 229 students as the sample of this research (consisted of 93 male students and 136 female students). This sample was an incidental sample. In collecting data, the researcher used closed questionnaire for the tendency of intellectual activity of Stella Duce I Yogyakarta Junior High School students grade 8th on 2008/2009 academic year in academic activity, guidance and councelling subject. It has two parts. The first part was: introduction, identity, and filling up guidance. The second part was: statements about tendency of students intellectual activity which is consisted of 92 items. The orientations to differ between low and high category in self-learning activities were: score ≥ Mean was high category and score < was low category.
The result of research showed that 1) the amount of students which include in high category was more on intellectual activity intra personal and relation with other personal, linguistic, logical math, music; 2) the amount of students which include on low category was more on intellectual activity on space subject and body movement; 3) the amount of students which include on high category had not achieved half of the total students.
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang selalu penuh kasih dan
lembut hati, atas segala bimbingan-Nya selama penyelesaian skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas
VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun 2008/2009: Suatu Analisis Dengan
Menggunakan Pendekatan Kecerdasan Majemuk Howard Gardner”. Penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari
berbagi pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi
penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin memyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Drs. Wens Tanlain, M.Pd. Pembimbing utama yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan pengetahuan untuk membimbing,
membantu dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat dimulai dan
diselesaikan.
2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
yang telah memberikan dorongan semangat yang berguna bagi penulis.
3. Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum. yang telah membimbingku secara pribadi
sejak awal penulisan skripsi hingga saat ini.
Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu
pengetahuan.
5. Drs. C. Haryono. Kepala Sekolah SMP Stella Duce I Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian.
6. Ibu Bernadetta Evy Prihartini, S.Pd. Guru BK SMP Stella Duce I Yogyakarta
yang telah membantu mencarikan waktu untuk penelitian.
7. Ibu Theresia Wahyuni, S.Pd., M.M. Guru BK SMP Stella Duce I Yogyakarta
yang telah membantu peneliti dalam proses pengumpulan data.
8. Para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta yang
telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
9. Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo, S.Pd. yang selalu setia mendampingi,
memberikan dorongan dan semangat, membantu dalam pengolahan data, serta
berpartisipsi dalam proses pengumpulan data.
10.Bapak dan Ibu Agustinus Ismanto yang telah memberikan biaya, sarana,
perhatian dan cinta kasih yang tulus, dukungan dan semangat, serta doa yang
tak pernah berhenti selama penyusunan skripsi ini.
11.Keluarga Stefanus Fery Eko Nugroho, S.Sos yang telah memberikan
dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
12.Keluarga Ignatius Andy Dwi Cahyo Nugroho, S.E yang telah memberikan
dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
13.Keluarga Besar Mulyo Suyoto dan Stefanus Suharjo yang selalu memberikan
doa dengan tulus sehingga studi ini dapat selesai.
14.Romo Hari Kustono, Pr dan Romo Tri Wahyono, Pr yang selalu memberikan
dorongan semangat, serta doa selama penyusunan skripsi ini.
15.Bapak dan Ibu Thomas Wahyudi sekeluarga yang telah memberikan dukungan
dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
16.Hayu, Heny, Ida, dan Suster Gaudent yang telah memberiku warna dalam
hidup dan semangat selama menempuh studi di Bimbingan dan Konseling.
17.Teman-teman PPL dan KKN (Mas Ardi, Mama Surmi, Frater Paul, Bertha,
Veny) yang telah mengisi hari-hari kebersamaan dengan senyuman dan
tangisan selama PPL dan KKN.
18.Yunar yang selalu menemani dan menghiburku saat bersama-sama bimbingan
skripsi.
19.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat pula bagi mereka
yang mendalami bimbingan di sekolah.
Penulis
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
ABSTRAK... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Definisi Istilah dan Variabel ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Sekolah Menengah Pertama... 6
1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama... 6
2. Siswa Sekolah Menengah Pertama ... 7
3. Struktur Kurikulum SMP ... 8
4. Keterkaitan Tugas Perkembangan dan Struktur Kurikulum ... 9
B. Perkembangan Intelektual Siswa ... 10
a. Pengertian Intelek dan Kecerdasan ... 10
b. Unsur-Unsur Intelek ... 11
a. Unsur Bawaan (Potensial)... 11
b. Unsur Perolehan (Aktual) ... 11
c. Macam Inteligensi Menurut Howard Gardner ... 11
a. Musik ... 12
b. Gerakan-Badan... 12
c. Logika-Matematika ... 12
d. Linguistik ... 12
e. Ruang ... 12
f. Antar Pribadi ... 13
g. Intra Pribadi ... 13
C. Kegiatan Siswa SMP Untuk Perkembangan Intelektual Siswa ... 13
1. Kegiatan Siswa Dalam Mata Pelajaran ... 13
a. Pendidikan Agama ... 14
b. Pendidikan Kewarganegaraan... 14
c. Bahasa Indonesia ... 15
d. Bahasa Inggris ... 16
f. Ilmu Pengetahuan Alam... 18
g. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 19
h. Seni Budaya ... 19
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ... 20
j. Keterampilan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi .... 21
2. Kegiatan Siswa Dalam Muatan Lokal ... 21
a. Bahasa Daerah (Jawa) ... 21
b. Kesenian Daerah ... 22
3. Kegiatan Siswa Dalam Bimbingan dan Konseling ... 23
4. Rangkuman ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26
B. Alat Pengumpul Data ... 26
1. Kuesioner ... 26
2. Penyusunan Kuesioner ... 26
3. Pemberian Skor-Skor ... 28
4. Penentuan Kategori ... 28
5. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 28
a. Validitas Kuesioner... 28
b. Reliabilitas Kuesioner ... 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
D. Pengumpulan Data ... 32
1. Tahap Persiapan ... 32
2. Tahap Pelaksanaan ... 32
E. Teknik Analisis Data... 33
1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa... 33
2. Perhitungan Validitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa ... 34
3. Perhitungan Mean ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35
1. Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap Bidang Kecerdasan ... 35
2. Urutan Kegiatan Intelektual Tiap Bidang Kecerdasan Berdasarkan Kualifikasi Siswa Secara Keseluruhan ... 37
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 38
1. Pembahasan... 38
2. Rekomendasi ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42
B. Saran... 43
LAMPIRAN... 45
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Struktur kurikulum SMP... 8
Tabel 2 : Keterkaitan tugas perkembangan dengan struktur kurikulum SMP .. 9
Tabel 3 : Kecenderungan kegiatan intelektual siswa dalam bidang mata
pelajaran dan non mata pelajaran di SMP ... 24
Tabel 4 : Kisi-kisi Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa ... 27
Tabel 5 : Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas
VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ... 30
Tabel 6 : Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Suatu Alat Ukur ... 30
Tabel 7 : Sampel Penelitian Para Siswa Kelas VIII SMP
Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ... 31
Tabel 8 : Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal Kuesioner
Untuk Korelasi Reliabilitas ... 51
Tabel 9 : Nilai Mean Tiap Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap
Bidang Kecerdasan ... 35
Tabel 10 : Keadaan Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas
VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ... 36
Tabel 11 : Jumlah Siswa Menurut Urutan Kualifikasi Secara Keseluruhan... 37
mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP ... 40
Tabel 13 : Skor-Skor Tiap Kegiatan Intelektual dan Perhitungan Mean
Tiap Kegiatan Intelektual ... 58
Tabel 14 : Kategori Tinggi/Rendah Untuk Tiap Kegiatan Intelektual... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual ... 45
Lampiran 2 : Tabel 8. Perhitungan Koefisien Korelasi Skor
Genap-Gasal Kuesioner Untuk Korelasi Reliabilitas... 51
Lampiran 3 : Tabel 13. Skor-Skor Tiap Kegiatan Intelektual dan
Perhitungan Mean Tiap Kegiatan Intelektual ... 58
Lampiran 4 : Tabel 14. Kategori Tinggi/Rendah Untuk Tiap
Kegiatan Intelektual ... 59
Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian ... 65
Lampiran 6 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 66
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat pada
perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan
kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (Winkel, 1996: 51). Siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah siswa yang sedang mengembangkan
kemampuan potensialnya. Hasilnya antara lain berupa kemampuan intelektual
nyata yang disebut kecerdasan.
Siswa SMP berusia antara 13 sampai 15 tahun dan termasuk dalam
kategori masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Kata remaja berasal dari kata Latin adolescere
yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock 2004: 206).
Pada masa ini remaja mempunyai minat pada pendidikan dan pekerjaan.
Remaja berminat terhadap pendidikan sekolah, sebab pendidikan sekolah
merupakan jalan ke dunia kerja. Remaja yang bersekolah disebut siswa.
Siswa menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang akan berguna
dalam bidang pekerjaan yang dipilih. Siswa biasanya mulai memikirkan masa
depan mereka secara sungguh-sungguh. Minat siswa terhadap pendidikan
nampak dalam kegiatan-kegiatan yang ditempuh baik dalam mata pelajaran
maupun dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling. Kegiatan yang menonjol
adalah kegiatan intelektual, sebab terpusat pada ilmu pengetahuan dan
2
teknologi. Kegiatan intelektual menghasilkan kemampuan intelektual yang
lazim disebut kecerdasan (inteligensi).
Menurut Howard Gardner (2003: 22) inteligensi atau kecerdasan adalah
kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan produk yang
berharga dalam satu atau berberapa lingkungan budaya dan masyarakat. Suatu
kemampuan disebut kecerdasan bila menunjukkan suatu kemahiran dan
keterampilan seseorang untuk memecahkan persoalan dan kesulitan yang
ditemukan dalam hidupnya. Kecerdasan yang dimiliki seseorang dapat
mempengaruhi bakat orang tersebut. Bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Muhibbin, 1997: 135).
Jadi, setiap orang memiliki kecerdasan dan untuk itu ia harus melakukan
kegiatan intelektual. Kegiatan intelektual merupakan upaya mewujudkan
kecerdasan. Kegiatan intelektual yang dilakukan siswa merupakan upaya
pengembangan kecerdasan siswa. Kegiatan intelektual siswa berlangsung
dalam berbagai mata pelajaran, kegiatan muatan lokal, dan kegiatan
Bimbingan dan Konseling.
Kegiatan-kegiatan intelektual yang akan dilaksanakan siswa di sekolah
ada yang dirancang oleh guru, ada yang dirancang oleh guru dan siswa, dan
ada yang dirancang oleh siswa. Kegiatan bimbingan lazimnya dirancang oleh
guru dan siswa, sehingga siswa menjadi sadar akan diri, akan kemampuannya,
Siswa menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi modern dibutuhkan
untuk pekerjan dewasa ini.
Berdasarkan pengalaman selama berpraktek di SMP, nampak bahwa ada
sebagian siswa tekun dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, tetapi ada
juga siswa yang kurang tekun. Keadaan ini menimbulkan pertanyaaan sejauh
mana kegiatan intelektual para siswa dalam pendidikan sekolah? Ada berbagai
mata pelajaran yang diikuti, ada muatan lokal dan kegiatan Bimbingan dan
Konseling.
Kegiatan intelektual siswa terikat pada program pendidikan (kurikulum)
SMP. Sehubungan dengan ini, cara menjawab pertanyaan di atas dapat melalui
pandangan Howard Gardner tentang kecerdasan majemuk. Menurut Howard
Gardner (2003: 24-47) ada 7 kecerdasan yang dimiliki oleh manusia.
Kecerdasan tersebut adalah:
4
Penelitian ini dibatasi pada para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I
Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang ditemukan di atas dirumuskan secara tegas menjadi:
Bagaimana kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas VIII SMP
Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut pendekatan
kecerdasan majemuk Howard Gardner?
C. Definisi Istilah dan Variabel 1. Definisi Istilah
Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau
menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan
budaya dan masyarakat.
2. Definisi Variabel
Kecenderungan kegiatan intelektual siswa adalah kecondongan
aktivitas-aktivitas siswa mengembangkan kemampuan-kemampuan kecerdasan
dalam kategori-kategori: kegiatan musik, kegiatan gerak badan, kegiatan
logika-matematika, kegiatan linguistik, kegiatan ruang, kegiatan antar
pribadi, kegiatan intra pribadi; dan akan diukur dengan Kuesioner
Akademik Siswa serta ditunjuk oleh skor yang diperoleh siswa dalam tiap
kategori kegiatan intelektual.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kecenderungan kegiatan
intelektual para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun
ajaran 2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard
Gardner.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling
untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling, khususnya
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Sekolah Menengah Pertama
1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama
Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat
pada perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan
kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (Winkel, 1996: 51).
Sekolah merupakan jalur pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan
pendidikan secara berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah merupakan
pendidikan formal dengan serangkaian kegiatan terencana dan
terorganisasi.
Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai
dari kelas VII sampai kelas IX. Sekolah Menengah Pertama merupakan
jenjang pendidikan dasar yang merupakan lanjutan dari Pendidikan
Sekolah Dasar. Hal ini sejalan dengan rumusan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 18 ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan menengah merupakan
lanjutan pendidikan dasar.
Siswa selama tiga tahun melaksanakan tugas perkembangan masa
remaja dan tugas-tugas pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Di bawah
ini dijelaskan lebih lengkap tentang masa remaja dan tugas-tugas
perkembangannya.
2. Siswa Sekolah Menengah Pertama
Siswa SMP disebut remaja karena mereka berusia di antara 13 - 15
tahun. Siswa SMP memasuki masa remaja awal. Menurut Hurlock (2004:
206) awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16/17
tahun. Pada masa ini siswa SMP mengalami perubahan fisik maupun
psikis. Pada masa ini juga terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus
mereka lakukan. Tugas perkembangan setiap remaja berbeda-beda, karena
setiap remaja SMP itu unik (tidak sama).
Menurut Havighurst (Hurlock, 2004: 10) tugas-tugas perkembangan
yang dihadapi oleh siswa selama rentan usia 13-15 tahun adalah:
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karier ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis.
Tugas-tugas perkembangan tersebut diharapkan dapat membantu
siswa dalam memahami dirinya secara optimal. Guru pembimbing dapat
mendampingi siswa dalam menghadapi persoalan-persoalannya dalam
hidupnya.
Isi kurikulum Sekolah Menengah Pertama sesuai dengan Pasal 37
8
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Kurikulum pendidikan dasar
dan menengah wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa;
d. matematika
e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga; i. keterampilan atau kejuruan; dan j. muatan lokal.
3. Struktur Kurikulum SMP
Kurikulum sekolah harus memiliki struktur yang jelas. Struktur
kurikulum merupakan pola dan sususan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik.
Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut.
Tabel 1. Struktur kurikulum SMP
Kelas dan Alokasi Waktu Komponen
VII VIII IX A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
10. Keterampilan atau Teknologi Informasi
dan Komunikasi 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
Ekuivalen 2 jam pembelajaran
4. Keterkaitan Tugas Perkembangan dan Struktur Kurikulum SMP Secara garis besar dapat dikemukakan relevansi/keterkaitan tugas
perkembangan masa remaja (Havighurst) dengan struktur kurikulum SMP.
Agar nampak jelas pengertian bahwa tugas perkembangan dirumuskan
dalam kurikulum sekolah. Keterkaitan tugas perkembangan menjadi
struktur kurikulum SMP dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tabel 2. Keterkaitan tugas perkembangan dengan struktur kurikulum SMP
Tugas Perkembangan Struktur Kurikulum SMP Mencapai hubungan baru yang lebih
matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
-pendidikan agama
-pendidikan kewarganegaraan -pengembangan diri
Mencapai peran sosial pria, dan wanita
-ilmu pengetahuan sosial -bahasa
-pengembangan diri Menerima keadaan fisiknya dan
menggunakan tubuhnya secara efektif
-pendidikan jasmani dan olahraga
-pengembangan diri Mengharapkan dan mencapai
perilaku sosial yang bertanggung jawab
-pendidikan agama
-pendidikan kewarganegaraan -pengembangan diri
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
-pendidikan agama
-pendidikan kewarganegaraan -ilmu pengetahuan sosial -pengembangan diri Mempersiapkan karier ekonomi. -matematika
-ilmu pengetahuan sosial Mempersiapkan perkawinan dan
keluarga.
-pendidikan agama
Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis
-pendidikan agama
10
B. Perkembangan Intelektual Siswa 1. Pengertian Intelek dan Kecerdasan
Menurut Chaplin (Kartini Kartono, 2006: 252) intelek adalah proses
kognitif berfikir, daya menghubungkan, serta kemampuan menilai dan
mempertimbangkan. Intelek memuat kemampuan mental atau inteligensi.
Intelektual berarti menyinggung soal inteligensi. Sedangkan inteligensi
atau kecerdasan menurut Chaplin (Kartini Kartono, 2006: 253) adalah
kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru
secara cepat dan efektif.
Menurut Howard Gardner (2003: 22) kecerdasan (inteligensi) adalah
kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan produk yang
berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya dan masyarakat.
Menurut Baller and Charles kecerdasan (inteligensi) biasanya diartikan
sebagai kemampuan seseorang untuk mempelajari, menyesuaikan diri dan
untuk memecahkan persoalan-persoalan baru (A.A.A Raden Cahaya,
1982: 10). Woodworth mendefinisikan kecerdasan (inteligensi) sebagai
suatu tindakan yang bijaksana dalam menghadapi setiap situasi secara
cepat, tepat, dan berhasil (A.A.A Raden Cahaya, 1982: 10).
Dari definisi-definisi di atas dapat diartikan bahwa kecerdasan
(inteligensi) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan fungsi
kognisinya khususnya pikiran untuk mempelajari persoalan-persoalan baru
unsur potensial dan aktual. Perkembangan intelektual individu dapat
diketahui melalui kecerdasannya.
2. Unsur-Unsur Intelek
a. Unsur Bawaan (Potensial)
Menurut Howard Gardner (2003: 25) kecerdasan (inteligensi)
dimiliki sejak kita lahir. Hal yang paling penting adalah kita mengenali
dan memelihara semua kecerdasan yang kita miliki. Kecerdasan
sebagai bahan baku, potensial biologis, yang dapat dipandang dalam
bentuk murni hanya dalam individu, dalam arti teknis. Kecerdasan
setiap orang cenderung bekerja bersama untuk mengatasi masalah,
untuk menghasilkan berbagai jenis bentuk akhir budaya-profesi,
kegemaran, dan hal-hal yang serupa.
b. Unsur Perolehan (Aktual)
Menurut Chaplin intelektual berarti menyinggung soal inteligensi
(Kartini Kartono, 2006: 253). Intelektual adalah mencirikan seseorang
dengan minat-minat yang terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan
belajar. Kegiatan intelektual adalah proses seseorang untuk menjadi
cerdas, berakal, dan berpikir jernih berdasarkan ilmu pengetahuan.
3. Macam Inteligensi Menurut Howard Gardner
Kecerdasan majemuk adalah kemampuan-kemampuan seseorang
yang dimiliki lebih dari satu untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dalam
12
yang dimilikinya, maka digunakan teori Howard Gardner. Menurut
Howard Gardner (2003: 24-47) ada 7 kecerdasan yang dimiliki oleh
manusia yang ikut menentukan intelektual seseorang. Kecerdasan tersebut
adalah:
a. Musik, yaitu kemampuan memiliki reaksi yang kuat pada suara
tertentu dan kemajuannya yang cepat dalam memainkan instrumen.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dia secara biologis dipersiapkan
untuk keterampilan itu.
b. Gerakan-Badan, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau
produk mode dengan menggunakan seluruh badan seseorang atau
sebagian badan. Kecerdasan ini juga dapat digunakan seseorang untuk
menyatakan emosi, untuk melakukan permainan, atau untuk
menciptakan produk baru.
c. Logika-Matematika, yaitu kemampuan untuk melakukan deduksi dan
pengamatan yang menggunakan logika-matematika. Di dalam
kecerdasan ini terdapat daerah tertentu dari otak lebih menonjol dalam
pertihutang matematika daripada daerah yang lain.
d. Linguistik, yaitu kemampuan menghasilkan kalimat yang benar secara
tata bahasa, dapat memahami kata-kata dan kalimat dengan baik, dan
dapat menyusun kata-kata menjadi kalimat.
e. Ruang, yaitu kemampuan untuk membentuk model mental dari dunia
ruang dan mampu melakukan berbagai tindakan dan operasi
f. Antar Pribadi, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa
yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana
bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini memungkinkan orang
dewasa untuk memiliki kemampuan keterampilan membaca kehendak
dan keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan itu disembunyikan.
g. Intra Pribadi, yaitu kemampuan dapat merasa hidup dari diri sendiri,
rentang emosi sendiri, serta keemampuan untuk mempengaruhi
diskriminasi di antara emosi-emosi. Seseorang dengan kecerdasan
intra pribadi yang baik mempunyai model yang hidup dan efektif dari
dirinya sendiri.
Howard Gardner berteori bahwa kecerdasan majemuk seseorang
merupakan hasil perkembangan yang dipengaruhi oleh potensi bawaan
dan kegiatan-kegiatannya dilingkup sosial-budayanya.
C. Kegiatan Siswa SMP Untuk Perkembangan Intelektual Siswa 1. Kegiatan Siswa Dalam Mata Pelajaran
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran, baik dilakukan di dalam kelas
maupun di luar kelas. Kegiatan siswa terpusat pada memahami dan
terampil dalam cara mempelajari mata pelajaran. Hal ini menggunakan
atau menerapkan isi tiap mata pelajaran (ilmu) demi perkembangan
dirinya, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan siswa
14
Kegiatan-kegiatan siswa dalam tiap mata pelajaran secara garis besar
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama terpusat
pada usaha siswa untuk berlatih memahami dan mengenal diri sebagai
pria atau wanita, memahami dan mengenal orang lain, menjalin
persahabatan dengan teman, mencintai orang lain, mengasah kepekaan
terhadap kebutuhan sesama, mengerti hukum agama dan berperilaku
yang benar sesuai dengan hukum agama yang dianut. Kegiatan siswa
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama antara lain adalah siswa
berlatih mempersiapkan diri sebelum berdoa, siswa berlatih menerima
teman apa adanya.
Siswa berlatih memahami dan mengenal diri sebagai pria atau
wanita, berperilaku tepat terhadap diri, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih memahami dan mengenal
orang lain, menjalin persahabatan dengan teman, mencintai orang lain,
mengasah kepekaan terhadap kebutuhan sesama, berperilaku tepat
terhadap orang lain, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa
yang menurut Howard Gardner disebut kecerdasan antar pribadi.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan
Pancasila, tentang undang-undang yang berlaku di Indonesia,
menerapkan perilaku demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan, serta
menghargai orang lain sebagai sesama warga negara. Kegiatan siswa
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara lain adalah
siswa berlatih bersikap di masyarakat sesuai dengan nilai keadilan
sosial, siswa berlatih menghargai teman yang berbeda suku.
Siswa berlatih tentang nilai-nilai Pancasila, tentang
undang-undang yang berlaku di Indonesia, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih menerapkan perilaku
demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan, serta menghargai orang
lain sebagai sesama warga negara, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan antar pribadi.
c. Bahasa Indonesia
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terpusat
pada usaha siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan benar secara
lisan atau tertulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar, siswa berlatih mengungkapkan perasaan secara lisan atau
tertulis. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia antara
lain adalah siswa berlatih berbahasa lisan, siswa berlatih menanggapi
16
Siswa berlatih mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
Gardner disebut kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih
berkomunikasi yang baik dan benar secara lisan atau tertulis dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
Gardner disebut kecerdasan antar pribadi. Siswa berlatih
berkomunikasi yang baik dan benar secara lisan atau tertulis dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan berlatih
mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis, keadaan semacam
ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan linguistik.
d. Bahasa Inggris
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris terpusat
pada usaha siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan benar dengan
orang mancanegara secara lisan atau tertulis dengan menggunakan
Bahasa Inggris yang baik dan benar, siswa berlatih mengungkapkan
perasaan secara lisan atau tertulis. Kegiatan siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris antara lain adalah siswa berlatih berbahasa
lisan menurut aturan tata bahasa Inggris, siswa berlatih mengemukakan
pendapat secara lisan menurut aturan tata bahasa Inggris, siswa
Siswa berlatih mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis
dengan menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar, keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
Gardner disebut kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih
berkomunikasi yang baik dan benar secara lisan atau tertulis dengan
menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar, keadaan semacam
ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan antar pribadi. Siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan
benar dengan orang mancanegara secara lisan atau tertulis dengan
menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar, dan berlatih
mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis keadaan semacam
ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan linguistik.
e. Matematika
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Matematika terpusat pada
usaha siswa berlatih menggunakan angka-angka dan rumus,
menggunakan bangun ruang, menggunakan garis-garis, serta berlatih
berpikir menggunakan logika. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran
Matematika antara lain adalah siswa berlatih menggunakan
rumus-rumus untuk menghitung, siswa berlatih menggambar bangun ruang,
siswa berlatih menghitung luas bangun ruang dengan menggunakan
18
Siswa berlatih menggunakan angka-angka dan rumus, berlatih
berpikir menggunakan logika, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan logika-matematika. Siswa berlatih menggunakan bangun
ruang, menggunakan garis-garis, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan ruang.
f. Ilmu Pengetahuan Alam
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
terpusat pada usaha siswa berlatih tentang tumbuh dan berkembang,
berlatih tentang gerak pada manusia, berlatih tentang cahaya dan
macam-macam alat optik. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam antara lain adalah siswa berlatih bergerak, siswa
berlatih melakukan perhitungan cahaya, siswa berlatih mengenal
macam-macam alat optik.
Siswa berlatih tentang tumbuh dan berkembang, keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
Gardner disebut kecerdasan ruang. Siswa berlatih tentang gerak pada
manusia, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang
menurut Howard Gardner disebut kecerdasan gerakan-badan. Siswa
berlatih tentang cahaya dan macam-macam alat optik, keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
g. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
terpusat pada usaha siswa berlatih memahami kebutuhan manusia,
berlatih tentang sistem perekonomian di Indonesia, berlatih memahami
letak geografis negara-negara di dunia. Kegiatan siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain adalah siswa berlatih
menggambar negara yang ada di dunia sesuai dengan letak
geografisnya, siswa berlatih menerapkan sistem perekonomian
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa berlatih memahami kebutuhan manusia, keadaan semacam
ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih tentang sistem perekonomian
di Indonesia, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang
menurut Howard Gardner disebut kecerdasan antar pribadi. Siswa
berlatih memahami letak geografis negara-negara di dunia, keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
Gardner disebut kecerdasan ruang.
h. Seni Budaya
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya terpusat pada
usaha siswa berlatih menyanyi lagu daerah, berlatih menari, berlatih
memainkan alat musik daerah. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran
20
tarian, siswa berlatih menyanyikan lagu daerah, siswa berlatih
mementaskan tarian.
Siswa berlatih menyanyi lagu daerah, keadaan semacam ini
untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan linguistik. Siswa berlatih menari, keadaan semacam ini
untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan gerakan-badan. Siswa berlatih memainkan alat musik
daerah, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang
menurut Howard Gardner disebut kecerdasan musik.
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan terpusat pada usaha siswa berlatih lompat
tinggi, lompat jauh, tolak peluru, basket, dan volly, siswa juga berlatih
untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani dengan yang baik dan
benar. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan antara lain adalah siswa berlatih
mempraktekkan lompat tinggi, siswa berlatih permainan basket, siswa
berlatih menjalankan pola hidup yang sehat.
Siswa berlatih lompat tinggi dan lompat jauh, keadaan semacam
ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan gerakan-badan. Siswa berlatih tolak peluru, basket, dan
volly, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut
menjaga kesehatan jasmani dan rohani dengan baik dan benar,
keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut
Howard Gardner disebut kecerdasan intra pribadi.
j. Keterampilan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Keterampilan atau
Teknologi Informasi dan Komunikasi terpusat pada usaha siswa
berlatih membuat keterampilan tangan seperti menganyam, membuat
bangun ruang, dan siswa juga berlatih untuk mengoperasikan
komputer. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Keterampilan atau
Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain adalah siswa berlatih
mengoperasikan komputer, siswa berlatih mengoperasikan program
komputer, siswa berlatih membuat kerajinan tangan anyaman.
Siswa berlatih membuat keterampilan tangan seperti
menganyam, membuat bangun ruang, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan ruang. Siswa berlatih untuk mengoperasikan komputer,
keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut
Howard Gardner disebut kecerdasan logika-matematika.
2. Kegiatan Siswa Dalam Muatan Lokal a. Bahasa Daerah (Jawa)
Kegiatan siswa dalam muatan lokal terdapat mata pelajaran
Bahasa Daerah (Jawa) terpusat pada usaha siswa berlatih
22
menggunakan Bahasa Daerah (Jawa), siswa berlatih menyanyi lagu
daerah, berlatih tari-tarian daerah, berlatih tentang alat musik daerah.
Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) antara lain
adalah siswa berlatih berkomunikasi secara lisan dengan menggunakan
Bahasa Daerah (Jawa), siswa berlatih menulis huruf jawa yang baik
dan benar.
Siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan benar lisan atau
tertulis dengan menggunakan Bahasa Daerah (Jawa), keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
Gardner disebut kecerdasan linguistik. Siswa berlatih tari-tarian
daerah, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang
menurut Howard Gardner disebut kecerdasan gerakan-badan. Siswa
berlatih tentang alat musik daerah dan menyanyi lagu daerah keadaan
semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard
Gardner disebut kecerdasan musik.
b. Kesenian Daerah
Kegiatan siswa dalam muatan lokal terdapat mata pelajaran
Kesenian Daerah terpusat pada usaha siswa berlatih memahami dan
menyanyikan lagu daerah, berlatih tari-tarian daerah, berlatih tentang
alat musik daerah, berlatih membuat kerajinan tangan seperti wayang
dari kertas. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Kesenian Daerah
daerah, siswa berlatih membuat kerajinan tangan seperti wayang dari
kertas.
Siswa berlatih memahami dan menyanyikan lagu daerah dan
berlatih tentang alat musik daerah, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan musik. Siswa berlatih tari-tarian daerah, keadaan semacam
ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan gerakan-badan. Siswa berlatih berlatih membuat kerajinan
tangan seperti wayang dari kertas, keadaan semacam ini untuk
mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut
kecerdasan ruang.
3. Kegiatan Siswa Dalam Bimbingan dan Konseling
Kegiatan siswa di sekolah yang dapat membantu siswa untuk
pengembangan dirinya adalah melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling.
Ada empat bidang di dalam Bimbingan dan Konseling yaitu bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan akademik/belajar, bimbingan karir.
Bidang bimbingan yang sesuai untuk siswa memahami tentang
perkembangan intelektualnya adalah bimbingan dan konseling bidang
karir.
Kegiatan intelektual yang utama dilakukan siswa dalam Bimbingan
dan Konseling pribadi adalah mengenal, memahami, dan menerima
dirinya; dalam Bimbingan dan Konseling sosial adalah siswa dapat
24
dan Konseling akademik/belajar adalah siswa dapat mengenal, memahami,
dan menerima program pendidikan; dalam Bimbingan dan Konseling karir
adalah siswa dapat mengenal, memahami, dan menerima cita-citanya.
Kegiatan intelektual ini dapat membantu siswa menggambarkan apa yang
menurut Howard Gardner disebut kecerdasan intra pribadi, dan kecerdasan
antar pribadi.
4. Rangkuman
Kegiatan siswa dalam kurikulum sekolah yang berkaitan dengan
kegiatan intelektual bersifat kompleks dan kait-mengait, serta terpadu
dalam diri siswa yang menampilkan spektrum perilaku cerdas dan yang
dapat menggambarkan pola-pola tertentu seperti yang dikemukakan oleh
Howard Gardner.
Secara keseluruhan uraian di atas dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Kecenderungan kegiatan intelektual siswa dalam bidang mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP
Kegiatan Intelektual Mata Pelajaran SMP
I II III IV V VI VII
1. Pendidikan Agama √ √
2. Pendidikan Kewarganegaraan √ √
3. Bahasa Indonesia √ √ √
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
10. Keterampilan atau Teknologi
Informasi dan Komunikasi
√ √
11.Muatan Lokal
a. Bahasa Daerah (Jawa) √ √ √
b. Kesenian Daerah √ √ √
12.Bimbingan dan Konseling √ √
Jumlah 3 5 3 4 6 6 7
Keterangan:
I. Musik
II. Gerakan-Badan
III. Logika-Matematika
IV. Linguistik
V. Ruang
VI. Antar Pribadi
VII.Intra Pribadi
Pada tabel di atas nampak kecenderungan kegiatan intelektual siswa
dengan urutan (tertinggi sampai dengan tersedikit) terkait dengan bidang
mata pelajaran, muatan lokal, Bimbingan dan Konseling, sebagai berikut:
Tertinggi I : intra pribadi
II : ruang
III : antar pribadi
IV : gerakan-badan
V : linguistik
Terendah : logika-matematika dan musik
Jadi, ada pola-pola kegiatan intelektual siswa dalam berbagai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.
“Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
gejala saat penelitian dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Penelitian ini
dimaksudkan untuk melukiskan kecenderungan kegiatan intelektual para siswa
kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut
pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner.
B. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII
SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dalam Kegiatan
Pengajaran, Muatan Lokal, Bimbingan dan Konseling dengan bentuk
tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang
disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut”
(Furchan, 2005: 260).
2. Penyusunan Kuesioner
Kuesioner yang disusun sendiri dan mencakup aspek-aspek kegiatan
intelektual siswa yaitu intra pribadi, antar pribadi, ruang, gerakan-badan,
linguistik, musik, logika-matematika. Kuesioner kecenderungan kegiatan
intelektual siswa ini terdiri atas: (1) bagian pengantar, identitas, dan
petunjuk pengisian. (2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai
kecenderungan intelektual siswa. Kisi-kisi kuesioner kecenderungan
kegiatan intelektual siswa digambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa Mata Pelajaran dan No. Item
Kegiatan Intelektual VI. Antar Pribadi
3-58-912-13 VII. Intra Pribadi
1-26-710-11
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
28
11. Bahasa Daerah (Jawa)
12. Kesenian Daerah
13. Bimbingan dan Konseling
3. Pemberian skor-skor
Kuesioner ini menggunakan sistem skoring. Skoring jawaban item
kuesioner yang digunakan sebagai berikut:
a. Jawaban selalu memiliki skor 4.
b. Jawaban banyak kali memiliki skor 3.
c. Jawaban kadang-kadang memiliki skor 2.
d. Jawaban tidak pernah memiliki skor 1.
4. Penentuan Kategori
Penentuan kategori rendah dan kategori tinggi berdasarkan Mean,
dikarenakan Mean mempunyai stabilitas yang terbesar (Hadi, 2004: 59).
Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi. Skor < Mean termasuk kategori
rendah. Mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi
dengan jumlah kasus (Furchan, 2005 : 158).
5. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a. Validitas Kuesioner
Validitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui sejauh
mana alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukurnya. Validitas
menunjuk kepada “sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur” (Furchan, 2005 : 293). Validitas yang dipakai
item-item dari kuesioner kecenderungan kegiatan intelektual siswa
merupakan penjabaran dari teori yang tersaji dalam bab II yang
mencakup kegiatan intelektual musik, gerak badan, logika-matematika,
linguistik, ruang, antar pribadi, intra pribadi. Hal ini dilakukan untuk
menyusun validitas kuesioner. Validitas isi (content validity)
menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi
yang dikehendaki (Furchan, 2005 : 295). Pengesahan validitas isi
didasarkan pada pertimbangan melalui evaluasi eksternal. Dalam
pelaksanaannya peneliti meminta pendapat dan mengkonsultasikan
kuesioner kecenderungan kegiatan intelektual siswa kepada dosen
pembimbing untuk memeriksa setiap butir item pernyataan kuesioner
kecenderungan kegiatan intelektual siswa tersebut, supaya setiap item
pernyataan yang dibuat tepat dengan rumusan masalah, definisi istilah
variabel, aspek-aspek kegiatan intelektual siswa, dan sesuai dengan
tujuan penelitian kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas
VIII di SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009
menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner.
Penyusunan demikian menjamin item-item tetap mengukur apa yang
hendak diukur.
b. Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui
keajegan suatu alat dalam mengukur apa yang hendak diukurnya.
30
mengukur apa saja yang diukurnya” (Furchan, 2005 : 310). Pendekatan
yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah teknik
belah dua gasal-genap (Split Half Method). Bagian pertama berupa
item-item yang bernomor gasal (46 item), dan bagian kedua berupa
item-item yang bernomor genap (46 item).
Hasil penghitungan koefisien reliabilitas dan validitas kuesioner
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
Koefisien Siswa putra dan siswa putri
Reliabilitas 0,97
Validitas 0,98
Garrett (1967: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang
penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut.
Tabel 6. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Alat Ukur
Koefisien Korelasi Kualifikasi ± 0,70 −± 1,00 Tinggi atau sangat tinggi ± 0,40 −± 0,70 Cukup
± 0,20 −± 0,40 Rendah
0,00 −± 0,20 Tidak ada atau sangat rendah
Berdasarkan tabel kualifikasi di atas disimpulkan bahwa
koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner termasuk sangat
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah “semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek
yang telah dirumuskan secara jelas” (Furchan, 2005 : 193). Populasi penelitian
ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran
2008/2009 dengan jumlah 232 siswa, yang terdiri atas 93 siswa putra dan 139
siswa putri. Ada tiga siswa yang tidak masuk, yang terdiri atas 3 siswa putri.
Jadi sampel penelitian sebanyak 229 siswa, yang terdiri atas 93 siswa
putra dan 136 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Sampel
insidental adalah sampel yang diambil hanya itu saja karena yang tersedia
hanya itu saja. Menurut Donald Ary dkk, sampel adalah “sebagian dari
populasi” (Furchan, 2005 : 193).
Tabel 7. Sampel Penelitian Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
Kelas Putra Putri Total
VIII Bratawali 16 23 39
VIII Gandarusa 17 21 38
VIII Kapulaga 15 24 39
VIII Pranajiwa 16 20 36
VIII Sambilata 16 24 40
VIII Sidaguri 13 24 37
32
D. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan
a. Meminta ijin kepala sekolah SMP Stella Duce I Yogyakarta untuk
melakukan penelitian.
b. Menemui koordinator bimbingan untuk meminta jadwal bimbingan
klasikal untuk dijadikan jadwal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Juli 2008.
1) KelasVIII Gandarusa : 07.00 – 07.45 (45 menit)
2) KelasVIII Pranajiwa : 07.45 – 08.30 (45 menit)
3) KelasVIII Sambilata : 08.30 – 09.15 (45 menit)
4) KelasVIII Sidaguri : 10.15 – 11.00 (45 menit)
5) KelasVIII Kapulaga : 11.15 – 12.00 (45 menit)
6) KelasVIII Bratawali : 12.00 – 12.45 (45 menit)
Peneliti membagikan kuesioner kecenderungan kegiatan intelektual
siswa kepada para siswa, siswa mengisi kuesioner dan peneliti menunggu
di dalam kelas masing-masing pada jam pelajaran Bimbingan dan
Konseling (BK), dan pengumpulan kembali kuesioner yang telah diisi oleh
siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kuesioner diedarkan oleh peneliti
E. Teknik Analisis Data
1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa
Langkah a: Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item
genap menggunakan Product Moment dari Pearson dengan rumus:
(
)( )
r = korelasi skor-skor belahan gasal dan genap
N = jumlah subyek
X = skor item belahan gasal
Y = skor item belahan genap
XY= hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Langkah b: Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner kecenderungan
kegiatan intelektual para siswa kelas VIII di SMP Stella Duce I
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 menggunakan rumus
Spearman-Brown:
r koefisien reliabilitas
=
gg
34
2. Perhitungan Validitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa
Menghitung koefisien validitas kuesioner kecenderungan kegiatan
intelektual siswa kelas VIII di SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 menggunakan rumus (Guilford, 1965: 443):
tt
t
r
r
∞=
Keterangan:
∞
t
r
= koefisien validitastt
r = koefisien reliabilitas
3. Perhitungan Mean
Menghitung Mean menggunakan rumus:
N X
M = Σ
Keterangan:
M = Mean
ΣX = jumlah semua skor
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap Bidang Kecerdasan
Kegiatan intelektual para siswa dalam tiap bidang kecerdasan
masing-masing memiliki nilai Mean dan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 9. Nilai Mean Tiap Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap Bidang Kecerdasan
Kegiatan Intelektual Mean
I. Musik 26
II. Gerakan-Badan 28
III. Logika-Matematika 36
IV. Linguistik 32
V. Ruang 33
VI. Antar Pribadi 35
VII. Intra Pribadi 42
Skor siswa ≥ mean termasuk kategori Tinggi (T). Skor siswa < mean
termasuk kategori Rendah (R). Secara keseluruhan kecenderungan
kegiatan intelektual para siswa dalam tiap bidang kecerdasan disajikan
pada tabel berikut.
36
Tabel 10. Keadaan Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
Kategori Kegiatan Intelektual
R (f %) T (f %)
I. Musik 111 (48,47) 118 (51,53)
II. Gerakan-Badan 118 (51,53) 111 (48,47)
III. Logika-Matematika 110 (48,03) 119 (51,97)
IV. Linguistik 108 (47,16) 121 (52,84)
V. Ruang 118 (51,53) 111 (48,47)
VI. Antar Pribadi 101 (44,10) 128 (55,90)
VII. Intra Pribadi 101 (44,10) 128 (55,90)
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan:
a. Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada
kegiatan intelektual bidang:
1) intra pribadi
2) antar pribadi
3) linguistik
4) logika-matematika
5) musik
b. Jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada
kegiatan intelektual bidang:
1) ruang
2. Urutan Kegiatan Intelektual Tiap Bidang Kecerdasan Berdasarkan Kualifikasi Siswa Secara Keseluruhan
Tabel 11. Jumlah Siswa Menurut Urutan Kualifikasi Secara Keseluruhan Kegiatan Intelektual Berdasarkan Kategori
Tinggi dan Rendah
T7 T6 R1 T5 R2 T4 R3 T3 R4 T2 R5 T1 R6 R7
Total
41 20 26 35 25 27 31 24 229
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa
yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang kegiatan intelektual
38
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan
Hasil penelitian kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas
VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
menunjukkan:
(1) Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada
kegiatan intelektual bidang intra pribadi, antar pribadi, linguistik,
logika-matematika, musik.
(2) Jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada
kegiatan intelektual bidang ruang, dan gerakan-badan.
(3) Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang
kegiatan intelektual belum mencapai separuh dari jumlah siswa
keseluruhan.
Kegiatan intelektual yang dilakukan para siswa dalam bidang (1)
mata pelajaran mencakup Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Keterampilan atau Teknologi Informasi
dan Komunikasi; (2) muatan lokal mencakup Bahasa Daerah (Jawa),
Kesenian Daerah; (3) pengembangan diri mencakup Bimbingan dan
Konseling.
Hasil di atas menandakan bahwa kegiatan intelektual pada mata
pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri pada dasarnya mengutamakan
dan tertulis menurut cara berfikir logis, seperti menggunakan kata,
menyusun kalimat, menarik kesimpulan.
Kegiatan intelektual pada mata pelajaran tertentu seperti musik,
olahraga, matematika menggunakan juga gambar, bidang, gerak kurang
mendapat perhatian.
Kiranya kegiatan akademik dan pengembangan diri merupakan
kegiatan yang sangat mendominasi waktu, tenaga para siswa. Kegiatan
intelektual yang dilakukan para siswa dalam bidang Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Keterampilan atau
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Daerah (Jawa), Kesenian
Daerah, Bimbingan dan Konseling termasuk kegiatan siswa yang
menggunakan cara berfikir verbal. Sedangkan kegiatan intelektual yang
dilakukan para siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam, dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan termasuk kegiatan siswa
yang menggunakan cara berfikir non verbal atau dapat menggunakan
gambar, gerak otot, dan penginderaan.
Dalam tujuh kecerdasan (inteligensi) masih ada sebagian besar para
siswa yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan intelektual pada
bidang ruang dan gerakan-badan. Kegiatan siswa berlatih mengembangkan
keterampilan dan cara berpikir konkrit menggunakan alat dan benda
40
siswa perlu berlatih secara tekun dan hal ini dapat didasarkan pula pada
minat / kegemaran.
Sebagian besar dari para siswa belum mencapai apa yang diharapkan
yaitu tinggi dalam ketujuh bidang kegiatan intelektual. Perlu
dikembangkan program Bimbingan dan Konseling yang mendorong siswa
mengembangkan berbagai kegiatan intelektual.
2. Rekomendasi
Guru Pembimbing sebaiknya membantu siswa mengembangkan
orientasi intelektual dengan menggunakan teori Howard Gardner terhadap
kurikulum sekolah. Kegiatan siswa dalam kurikulum sekolah yang
berkaitan dengan kegiatan intelektual bersifat kompleks dan kait-mengait,
serta terpadu dalam diri siswa yang menampilkan spektrum perilaku
cerdas dan yang dapat menggambarkan pola-pola tertentu seperti yang
dikemukakan oleh Howard Gardner. Kecenderungan kegiatan intelektual
siswa dalam bidang mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Kecenderungan kegiatan intelektual siswa dalam bidang mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP
Kegiatan Intelektual Mata Pelajaran SMP
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
√ √ √
10. Keterampilan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi
√ √
11.Muatan Lokal
a. Bahasa Daerah (Jawa) √ √ √
b. Kesenian Daerah √ √ √
12.Bimbingan dan Konseling √ √
Jumlah 3 5 3 4 6 6 7
Howard Gardner berteori bahwa kecerdasan majemuk seseorang
merupakan hasil perkembangan yang dipengaruhi oleh potensi bawaan
dan kegiatan-kegiatannya dilingkup sosial-budayanya. Kegiatan siswa
dalam kehidupan sekolah terkait dengan pelaksanaan kurikulum
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Masalah penelitian yaitu Bagaimana kecenderungan kegiatan intelektual
para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran
2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner?
2. Sampel penelitian
Populasi penelitian terdiri dari para siswa putra dan putri kelas VIII
SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah 232
siswa, yang terdiri dari 93 siswa putra dan 139 siswa putri. Sampel
penelitian adalah sampel insidental (sampel penelitian sebanyak 229
siswa, yang terdiri dari 93 siswa putra dan 136 siswa putri).
3. Hasil penelitian:
a. Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada
kegiatan intelektual bidang intra pribadi, antar pribadi, linguistik,
logika-matematika, musik.
b. Jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada
kegiatan intelektual bidang ruang, dan gerakan-badan.
c. Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang
kegiatan intelektual belum mencapai separuh dari jumlah siswa
keseluruhan.
B. Saran
Sejalan dengan hasil penelitian dikemukakan saran sebagai berikut:
(1) perlu peningkatan kegiatan intelektual pada aspek non verbal: musik pada
membaca tangga nada, menyanyi; matematika pada menggambar grafik,
menggambar bangun ruang; penjas olahraga pada lompat tinggi, lompat jauh,
gerak lari; (2) kegiatan pengembangan diri (BK dan ekstrakurikuler) perlu
peningkatan kegiatan intelektual pada mengembangkan bakat dan minat,
mengenal diri sendiri, menerima dirinya sendiri.
Para siswa yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan intelektual pada
bidang ruang dan gerakan-badan sangat perlu berlatih mengembangkan
perilaku memahami dan terampil dalam cara mempelajari mata pelajaran,
muatan lokal, Bimbingan dan Konseling yang berhubungan dengan kegiatan
intelektual bidang ruang dan gerakan-badan agar siswa lebih mahir dalam
berlatih mengembangkan perilaku memahami dan terampil pada kegiatan
intelektual bidang ruang dan gerakan-badan.
Kegiatan para siswa untuk menyadarkan intelektual yang dimilikinya
dipusatkan pada perilaku memahami dan terampil dalam cara mempelajari
mata pelajaran, muatan lokal, Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan
44
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelligences. Jakarta: Interaksara.
Garrett, Henry. E. 1967. Statistic In Psychology And Education. London: Longmans Green and Co, Ltd.
Guilford, J.P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4th. Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Prabu, Cahaya. A.A.A. 1982. Perkembangan Taraf Inteligensi Anak. Bandung: Angkasa.
Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.