• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECENDERUNGAN KEGIATAN INTELEKTUAL PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 20082009: SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK HOWARD GARDNER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KECENDERUNGAN KEGIATAN INTELEKTUAL PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 20082009: SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK HOWARD GARDNER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan "

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 2008/2009: SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK

HOWARD GARDNER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh : Fausca Yesiana Tri Nugroho

031114001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

KECENDERUNGAN KEGIATAN INTELEKTUAL PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 2008/2009: SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK

HOWARD GARDNER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh : Fausca Yesiana Tri Nugroho

031114001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

(3)
(4)
(5)

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,

yang menghasilkan buahnya pada musimnya,

dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

(Mazmur 1: 3)

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberiku talenta dalam hidup ini

Orang tuaku:

Bapak Agustinus Ismanto dan Ibu Christiana Wahyu Harsiwi

Kakakku:

Stefanus Ferry Eko Nugroho dan Ignatius Andy Cahyo Nugroho

Lentera Hidupku:

Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo

(6)
(7)

KECENDERUNGAN KEGIATAN INTELEKTUAL PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN 2008/2009:

SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KECERDASAN MAJEMUK HOWARD GARDNER

Fausca Yesiana Tri Nugroho Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma 2008

Masalah penelitian adalah bagaimana kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner?

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada, dan membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner. Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan putri kelas VIII Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah 232 siswa, yang terdiri atas 93 siswa putra dan 139 siswa putri. Sampel penelitian sebanyak 229 siswa, yang terdiri atas 93 siswa putra dan 136 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dalam Kegiatan Pengajaran, Muatan Lokal, Bimbingan dan Konseling dengan bentuk tertutup yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu 1) bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian; 2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai kecenderungan kegiatan intelektualsiswa yang terdiri dari 92 item. Pedoman yang digunakan untuk membedakan kategori rendah dan tinggi dalam kegiatan belajar mandiri adalah skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dan skor < Mean termasuk ketegori rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada kegiatan intelektual bidang intra pribadi, antar pribadi, linguistik, logika-matematika, musik; 2) jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada kegiatan intelektual bidang ruang, dan gerakan-badan; 3) jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang kegiatan intelektual belum mencapai separuh dari jumlah siswa keseluruhan.

(8)

ABSTRACT

THE TENDENCY OF INTELLECTUAL ACTIVITY OF STELLA DUCE I YOGYAKARTA JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS GRADE 8th ON 2008/2009 ACADEMIC YEAR: ANALYSIS WITH APPROACH OF

HOWARD GARDNER MULTIPLE INTELLIGENCES Fausca Yesiana Tri Nugroho

Guidance and Counselling Study Programme Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The problem of research was what the tendency of the tendency of intellectual activity of Stella Duce I Yogyakarta Junior High School students grade 8th on 2008/2009 academic year is according approach of Howard Gardner multiple intelligences?

This research was a descriptive research using the survey method. The survey was to describe the existing conditions, and to compare the determined criterions. The aim of this research was to describe the tendency of intellectual activity of Stella Duce I Yogyakarta Junior High School students grade 8th on 2008/2009 academic year according to approach of Howard Gardner multiple intelligences. They were 232 students (93 male students and 139 female students). There were 229 students as the sample of this research (consisted of 93 male students and 136 female students). This sample was an incidental sample. In collecting data, the researcher used closed questionnaire for the tendency of intellectual activity of Stella Duce I Yogyakarta Junior High School students grade 8th on 2008/2009 academic year in academic activity, guidance and councelling subject. It has two parts. The first part was: introduction, identity, and filling up guidance. The second part was: statements about tendency of students intellectual activity which is consisted of 92 items. The orientations to differ between low and high category in self-learning activities were: score ≥ Mean was high category and score < was low category.

The result of research showed that 1) the amount of students which include in high category was more on intellectual activity intra personal and relation with other personal, linguistic, logical math, music; 2) the amount of students which include on low category was more on intellectual activity on space subject and body movement; 3) the amount of students which include on high category had not achieved half of the total students.

(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang selalu penuh kasih dan

lembut hati, atas segala bimbingan-Nya selama penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas

VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun 2008/2009: Suatu Analisis Dengan

Menggunakan Pendekatan Kecerdasan Majemuk Howard Gardner”. Penyusunan

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari

berbagi pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi

penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin memyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Drs. Wens Tanlain, M.Pd. Pembimbing utama yang telah banyak

menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan pengetahuan untuk membimbing,

membantu dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat dimulai dan

diselesaikan.

2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

yang telah memberikan dorongan semangat yang berguna bagi penulis.

3. Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum. yang telah membimbingku secara pribadi

sejak awal penulisan skripsi hingga saat ini.

(11)

Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu

pengetahuan.

5. Drs. C. Haryono. Kepala Sekolah SMP Stella Duce I Yogyakarta yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian.

6. Ibu Bernadetta Evy Prihartini, S.Pd. Guru BK SMP Stella Duce I Yogyakarta

yang telah membantu mencarikan waktu untuk penelitian.

7. Ibu Theresia Wahyuni, S.Pd., M.M. Guru BK SMP Stella Duce I Yogyakarta

yang telah membantu peneliti dalam proses pengumpulan data.

8. Para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta yang

telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

9. Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo, S.Pd. yang selalu setia mendampingi,

memberikan dorongan dan semangat, membantu dalam pengolahan data, serta

berpartisipsi dalam proses pengumpulan data.

10.Bapak dan Ibu Agustinus Ismanto yang telah memberikan biaya, sarana,

perhatian dan cinta kasih yang tulus, dukungan dan semangat, serta doa yang

tak pernah berhenti selama penyusunan skripsi ini.

11.Keluarga Stefanus Fery Eko Nugroho, S.Sos yang telah memberikan

dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

12.Keluarga Ignatius Andy Dwi Cahyo Nugroho, S.E yang telah memberikan

dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

(12)

13.Keluarga Besar Mulyo Suyoto dan Stefanus Suharjo yang selalu memberikan

doa dengan tulus sehingga studi ini dapat selesai.

14.Romo Hari Kustono, Pr dan Romo Tri Wahyono, Pr yang selalu memberikan

dorongan semangat, serta doa selama penyusunan skripsi ini.

15.Bapak dan Ibu Thomas Wahyudi sekeluarga yang telah memberikan dukungan

dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

16.Hayu, Heny, Ida, dan Suster Gaudent yang telah memberiku warna dalam

hidup dan semangat selama menempuh studi di Bimbingan dan Konseling.

17.Teman-teman PPL dan KKN (Mas Ardi, Mama Surmi, Frater Paul, Bertha,

Veny) yang telah mengisi hari-hari kebersamaan dengan senyuman dan

tangisan selama PPL dan KKN.

18.Yunar yang selalu menemani dan menghiburku saat bersama-sama bimbingan

skripsi.

19.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat pula bagi mereka

yang mendalami bimbingan di sekolah.

Penulis

(13)

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Definisi Istilah dan Variabel ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Sekolah Menengah Pertama... 6

(14)

1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama... 6

2. Siswa Sekolah Menengah Pertama ... 7

3. Struktur Kurikulum SMP ... 8

4. Keterkaitan Tugas Perkembangan dan Struktur Kurikulum ... 9

B. Perkembangan Intelektual Siswa ... 10

a. Pengertian Intelek dan Kecerdasan ... 10

b. Unsur-Unsur Intelek ... 11

a. Unsur Bawaan (Potensial)... 11

b. Unsur Perolehan (Aktual) ... 11

c. Macam Inteligensi Menurut Howard Gardner ... 11

a. Musik ... 12

b. Gerakan-Badan... 12

c. Logika-Matematika ... 12

d. Linguistik ... 12

e. Ruang ... 12

f. Antar Pribadi ... 13

g. Intra Pribadi ... 13

C. Kegiatan Siswa SMP Untuk Perkembangan Intelektual Siswa ... 13

1. Kegiatan Siswa Dalam Mata Pelajaran ... 13

a. Pendidikan Agama ... 14

b. Pendidikan Kewarganegaraan... 14

c. Bahasa Indonesia ... 15

d. Bahasa Inggris ... 16

(15)

f. Ilmu Pengetahuan Alam... 18

g. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 19

h. Seni Budaya ... 19

i. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ... 20

j. Keterampilan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi .... 21

2. Kegiatan Siswa Dalam Muatan Lokal ... 21

a. Bahasa Daerah (Jawa) ... 21

b. Kesenian Daerah ... 22

3. Kegiatan Siswa Dalam Bimbingan dan Konseling ... 23

4. Rangkuman ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26

B. Alat Pengumpul Data ... 26

1. Kuesioner ... 26

2. Penyusunan Kuesioner ... 26

3. Pemberian Skor-Skor ... 28

4. Penentuan Kategori ... 28

5. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 28

a. Validitas Kuesioner... 28

b. Reliabilitas Kuesioner ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

(16)

D. Pengumpulan Data ... 32

1. Tahap Persiapan ... 32

2. Tahap Pelaksanaan ... 32

E. Teknik Analisis Data... 33

1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa... 33

2. Perhitungan Validitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa ... 34

3. Perhitungan Mean ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

1. Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap Bidang Kecerdasan ... 35

2. Urutan Kegiatan Intelektual Tiap Bidang Kecerdasan Berdasarkan Kualifikasi Siswa Secara Keseluruhan ... 37

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 38

1. Pembahasan... 38

2. Rekomendasi ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran... 43

(17)

LAMPIRAN... 45

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Struktur kurikulum SMP... 8

Tabel 2 : Keterkaitan tugas perkembangan dengan struktur kurikulum SMP .. 9

Tabel 3 : Kecenderungan kegiatan intelektual siswa dalam bidang mata

pelajaran dan non mata pelajaran di SMP ... 24

Tabel 4 : Kisi-kisi Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa ... 27

Tabel 5 : Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas

VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ... 30

Tabel 6 : Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Suatu Alat Ukur ... 30

Tabel 7 : Sampel Penelitian Para Siswa Kelas VIII SMP

Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ... 31

Tabel 8 : Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal Kuesioner

Untuk Korelasi Reliabilitas ... 51

Tabel 9 : Nilai Mean Tiap Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap

Bidang Kecerdasan ... 35

Tabel 10 : Keadaan Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas

VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ... 36

Tabel 11 : Jumlah Siswa Menurut Urutan Kualifikasi Secara Keseluruhan... 37

(19)

mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP ... 40

Tabel 13 : Skor-Skor Tiap Kegiatan Intelektual dan Perhitungan Mean

Tiap Kegiatan Intelektual ... 58

Tabel 14 : Kategori Tinggi/Rendah Untuk Tiap Kegiatan Intelektual... 59

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual ... 45

Lampiran 2 : Tabel 8. Perhitungan Koefisien Korelasi Skor

Genap-Gasal Kuesioner Untuk Korelasi Reliabilitas... 51

Lampiran 3 : Tabel 13. Skor-Skor Tiap Kegiatan Intelektual dan

Perhitungan Mean Tiap Kegiatan Intelektual ... 58

Lampiran 4 : Tabel 14. Kategori Tinggi/Rendah Untuk Tiap

Kegiatan Intelektual ... 59

Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian ... 65

Lampiran 6 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 66

(21)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat pada

perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan

kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (Winkel, 1996: 51). Siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP) adalah siswa yang sedang mengembangkan

kemampuan potensialnya. Hasilnya antara lain berupa kemampuan intelektual

nyata yang disebut kecerdasan.

Siswa SMP berusia antara 13 sampai 15 tahun dan termasuk dalam

kategori masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa. Kata remaja berasal dari kata Latin adolescere

yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock 2004: 206).

Pada masa ini remaja mempunyai minat pada pendidikan dan pekerjaan.

Remaja berminat terhadap pendidikan sekolah, sebab pendidikan sekolah

merupakan jalan ke dunia kerja. Remaja yang bersekolah disebut siswa.

Siswa menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang akan berguna

dalam bidang pekerjaan yang dipilih. Siswa biasanya mulai memikirkan masa

depan mereka secara sungguh-sungguh. Minat siswa terhadap pendidikan

nampak dalam kegiatan-kegiatan yang ditempuh baik dalam mata pelajaran

maupun dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling. Kegiatan yang menonjol

adalah kegiatan intelektual, sebab terpusat pada ilmu pengetahuan dan

(22)

2

teknologi. Kegiatan intelektual menghasilkan kemampuan intelektual yang

lazim disebut kecerdasan (inteligensi).

Menurut Howard Gardner (2003: 22) inteligensi atau kecerdasan adalah

kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan produk yang

berharga dalam satu atau berberapa lingkungan budaya dan masyarakat. Suatu

kemampuan disebut kecerdasan bila menunjukkan suatu kemahiran dan

keterampilan seseorang untuk memecahkan persoalan dan kesulitan yang

ditemukan dalam hidupnya. Kecerdasan yang dimiliki seseorang dapat

mempengaruhi bakat orang tersebut. Bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang

(Muhibbin, 1997: 135).

Jadi, setiap orang memiliki kecerdasan dan untuk itu ia harus melakukan

kegiatan intelektual. Kegiatan intelektual merupakan upaya mewujudkan

kecerdasan. Kegiatan intelektual yang dilakukan siswa merupakan upaya

pengembangan kecerdasan siswa. Kegiatan intelektual siswa berlangsung

dalam berbagai mata pelajaran, kegiatan muatan lokal, dan kegiatan

Bimbingan dan Konseling.

Kegiatan-kegiatan intelektual yang akan dilaksanakan siswa di sekolah

ada yang dirancang oleh guru, ada yang dirancang oleh guru dan siswa, dan

ada yang dirancang oleh siswa. Kegiatan bimbingan lazimnya dirancang oleh

guru dan siswa, sehingga siswa menjadi sadar akan diri, akan kemampuannya,

(23)

Siswa menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi modern dibutuhkan

untuk pekerjan dewasa ini.

Berdasarkan pengalaman selama berpraktek di SMP, nampak bahwa ada

sebagian siswa tekun dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, tetapi ada

juga siswa yang kurang tekun. Keadaan ini menimbulkan pertanyaaan sejauh

mana kegiatan intelektual para siswa dalam pendidikan sekolah? Ada berbagai

mata pelajaran yang diikuti, ada muatan lokal dan kegiatan Bimbingan dan

Konseling.

Kegiatan intelektual siswa terikat pada program pendidikan (kurikulum)

SMP. Sehubungan dengan ini, cara menjawab pertanyaan di atas dapat melalui

pandangan Howard Gardner tentang kecerdasan majemuk. Menurut Howard

Gardner (2003: 24-47) ada 7 kecerdasan yang dimiliki oleh manusia.

Kecerdasan tersebut adalah:

(24)

4

Penelitian ini dibatasi pada para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I

Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang ditemukan di atas dirumuskan secara tegas menjadi:

Bagaimana kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas VIII SMP

Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut pendekatan

kecerdasan majemuk Howard Gardner?

C. Definisi Istilah dan Variabel 1. Definisi Istilah

Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau

menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan

budaya dan masyarakat.

2. Definisi Variabel

Kecenderungan kegiatan intelektual siswa adalah kecondongan

aktivitas-aktivitas siswa mengembangkan kemampuan-kemampuan kecerdasan

dalam kategori-kategori: kegiatan musik, kegiatan gerak badan, kegiatan

logika-matematika, kegiatan linguistik, kegiatan ruang, kegiatan antar

pribadi, kegiatan intra pribadi; dan akan diukur dengan Kuesioner

Akademik Siswa serta ditunjuk oleh skor yang diperoleh siswa dalam tiap

kategori kegiatan intelektual.

(25)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kecenderungan kegiatan

intelektual para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun

ajaran 2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard

Gardner.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling

untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling, khususnya

(26)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Sekolah Menengah Pertama

1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama

Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat

pada perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan

kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (Winkel, 1996: 51).

Sekolah merupakan jalur pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan

pendidikan secara berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah merupakan

pendidikan formal dengan serangkaian kegiatan terencana dan

terorganisasi.

Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai

dari kelas VII sampai kelas IX. Sekolah Menengah Pertama merupakan

jenjang pendidikan dasar yang merupakan lanjutan dari Pendidikan

Sekolah Dasar. Hal ini sejalan dengan rumusan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 18 ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan menengah merupakan

lanjutan pendidikan dasar.

Siswa selama tiga tahun melaksanakan tugas perkembangan masa

remaja dan tugas-tugas pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Di bawah

ini dijelaskan lebih lengkap tentang masa remaja dan tugas-tugas

perkembangannya.

(27)

2. Siswa Sekolah Menengah Pertama

Siswa SMP disebut remaja karena mereka berusia di antara 13 - 15

tahun. Siswa SMP memasuki masa remaja awal. Menurut Hurlock (2004:

206) awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16/17

tahun. Pada masa ini siswa SMP mengalami perubahan fisik maupun

psikis. Pada masa ini juga terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus

mereka lakukan. Tugas perkembangan setiap remaja berbeda-beda, karena

setiap remaja SMP itu unik (tidak sama).

Menurut Havighurst (Hurlock, 2004: 10) tugas-tugas perkembangan

yang dihadapi oleh siswa selama rentan usia 13-15 tahun adalah:

a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.

f. Mempersiapkan karier ekonomi.

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis.

Tugas-tugas perkembangan tersebut diharapkan dapat membantu

siswa dalam memahami dirinya secara optimal. Guru pembimbing dapat

mendampingi siswa dalam menghadapi persoalan-persoalannya dalam

hidupnya.

Isi kurikulum Sekolah Menengah Pertama sesuai dengan Pasal 37

(28)

8

tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Kurikulum pendidikan dasar

dan menengah wajib memuat:

a. pendidikan agama;

b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa;

d. matematika

e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial g. seni dan budaya;

h. pendidikan jasmani dan olahraga; i. keterampilan atau kejuruan; dan j. muatan lokal.

3. Struktur Kurikulum SMP

Kurikulum sekolah harus memiliki struktur yang jelas. Struktur

kurikulum merupakan pola dan sususan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik.

Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut.

Tabel 1. Struktur kurikulum SMP

Kelas dan Alokasi Waktu Komponen

VII VIII IX A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2

10. Keterampilan atau Teknologi Informasi

dan Komunikasi 2 2 2

(29)

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

Jumlah 32 32 32

Ekuivalen 2 jam pembelajaran

4. Keterkaitan Tugas Perkembangan dan Struktur Kurikulum SMP Secara garis besar dapat dikemukakan relevansi/keterkaitan tugas

perkembangan masa remaja (Havighurst) dengan struktur kurikulum SMP.

Agar nampak jelas pengertian bahwa tugas perkembangan dirumuskan

dalam kurikulum sekolah. Keterkaitan tugas perkembangan menjadi

struktur kurikulum SMP dapat dirumuskan sebagai berikut.

Tabel 2. Keterkaitan tugas perkembangan dengan struktur kurikulum SMP

Tugas Perkembangan Struktur Kurikulum SMP Mencapai hubungan baru yang lebih

matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita

-pendidikan agama

-pendidikan kewarganegaraan -pengembangan diri

Mencapai peran sosial pria, dan wanita

-ilmu pengetahuan sosial -bahasa

-pengembangan diri Menerima keadaan fisiknya dan

menggunakan tubuhnya secara efektif

-pendidikan jasmani dan olahraga

-pengembangan diri Mengharapkan dan mencapai

perilaku sosial yang bertanggung jawab

-pendidikan agama

-pendidikan kewarganegaraan -pengembangan diri

Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya

-pendidikan agama

-pendidikan kewarganegaraan -ilmu pengetahuan sosial -pengembangan diri Mempersiapkan karier ekonomi. -matematika

-ilmu pengetahuan sosial Mempersiapkan perkawinan dan

keluarga.

-pendidikan agama

Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis

-pendidikan agama

(30)

10

B. Perkembangan Intelektual Siswa 1. Pengertian Intelek dan Kecerdasan

Menurut Chaplin (Kartini Kartono, 2006: 252) intelek adalah proses

kognitif berfikir, daya menghubungkan, serta kemampuan menilai dan

mempertimbangkan. Intelek memuat kemampuan mental atau inteligensi.

Intelektual berarti menyinggung soal inteligensi. Sedangkan inteligensi

atau kecerdasan menurut Chaplin (Kartini Kartono, 2006: 253) adalah

kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru

secara cepat dan efektif.

Menurut Howard Gardner (2003: 22) kecerdasan (inteligensi) adalah

kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan produk yang

berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya dan masyarakat.

Menurut Baller and Charles kecerdasan (inteligensi) biasanya diartikan

sebagai kemampuan seseorang untuk mempelajari, menyesuaikan diri dan

untuk memecahkan persoalan-persoalan baru (A.A.A Raden Cahaya,

1982: 10). Woodworth mendefinisikan kecerdasan (inteligensi) sebagai

suatu tindakan yang bijaksana dalam menghadapi setiap situasi secara

cepat, tepat, dan berhasil (A.A.A Raden Cahaya, 1982: 10).

Dari definisi-definisi di atas dapat diartikan bahwa kecerdasan

(inteligensi) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan fungsi

kognisinya khususnya pikiran untuk mempelajari persoalan-persoalan baru

(31)

unsur potensial dan aktual. Perkembangan intelektual individu dapat

diketahui melalui kecerdasannya.

2. Unsur-Unsur Intelek

a. Unsur Bawaan (Potensial)

Menurut Howard Gardner (2003: 25) kecerdasan (inteligensi)

dimiliki sejak kita lahir. Hal yang paling penting adalah kita mengenali

dan memelihara semua kecerdasan yang kita miliki. Kecerdasan

sebagai bahan baku, potensial biologis, yang dapat dipandang dalam

bentuk murni hanya dalam individu, dalam arti teknis. Kecerdasan

setiap orang cenderung bekerja bersama untuk mengatasi masalah,

untuk menghasilkan berbagai jenis bentuk akhir budaya-profesi,

kegemaran, dan hal-hal yang serupa.

b. Unsur Perolehan (Aktual)

Menurut Chaplin intelektual berarti menyinggung soal inteligensi

(Kartini Kartono, 2006: 253). Intelektual adalah mencirikan seseorang

dengan minat-minat yang terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan

belajar. Kegiatan intelektual adalah proses seseorang untuk menjadi

cerdas, berakal, dan berpikir jernih berdasarkan ilmu pengetahuan.

3. Macam Inteligensi Menurut Howard Gardner

Kecerdasan majemuk adalah kemampuan-kemampuan seseorang

yang dimiliki lebih dari satu untuk memecahkan persoalan dan

menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dalam

(32)

12

yang dimilikinya, maka digunakan teori Howard Gardner. Menurut

Howard Gardner (2003: 24-47) ada 7 kecerdasan yang dimiliki oleh

manusia yang ikut menentukan intelektual seseorang. Kecerdasan tersebut

adalah:

a. Musik, yaitu kemampuan memiliki reaksi yang kuat pada suara

tertentu dan kemajuannya yang cepat dalam memainkan instrumen.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dia secara biologis dipersiapkan

untuk keterampilan itu.

b. Gerakan-Badan, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau

produk mode dengan menggunakan seluruh badan seseorang atau

sebagian badan. Kecerdasan ini juga dapat digunakan seseorang untuk

menyatakan emosi, untuk melakukan permainan, atau untuk

menciptakan produk baru.

c. Logika-Matematika, yaitu kemampuan untuk melakukan deduksi dan

pengamatan yang menggunakan logika-matematika. Di dalam

kecerdasan ini terdapat daerah tertentu dari otak lebih menonjol dalam

pertihutang matematika daripada daerah yang lain.

d. Linguistik, yaitu kemampuan menghasilkan kalimat yang benar secara

tata bahasa, dapat memahami kata-kata dan kalimat dengan baik, dan

dapat menyusun kata-kata menjadi kalimat.

e. Ruang, yaitu kemampuan untuk membentuk model mental dari dunia

ruang dan mampu melakukan berbagai tindakan dan operasi

(33)

f. Antar Pribadi, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa

yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana

bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini memungkinkan orang

dewasa untuk memiliki kemampuan keterampilan membaca kehendak

dan keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan itu disembunyikan.

g. Intra Pribadi, yaitu kemampuan dapat merasa hidup dari diri sendiri,

rentang emosi sendiri, serta keemampuan untuk mempengaruhi

diskriminasi di antara emosi-emosi. Seseorang dengan kecerdasan

intra pribadi yang baik mempunyai model yang hidup dan efektif dari

dirinya sendiri.

Howard Gardner berteori bahwa kecerdasan majemuk seseorang

merupakan hasil perkembangan yang dipengaruhi oleh potensi bawaan

dan kegiatan-kegiatannya dilingkup sosial-budayanya.

C. Kegiatan Siswa SMP Untuk Perkembangan Intelektual Siswa 1. Kegiatan Siswa Dalam Mata Pelajaran

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran, baik dilakukan di dalam kelas

maupun di luar kelas. Kegiatan siswa terpusat pada memahami dan

terampil dalam cara mempelajari mata pelajaran. Hal ini menggunakan

atau menerapkan isi tiap mata pelajaran (ilmu) demi perkembangan

dirinya, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan siswa

(34)

14

Kegiatan-kegiatan siswa dalam tiap mata pelajaran secara garis besar

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pendidikan Agama

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama terpusat

pada usaha siswa untuk berlatih memahami dan mengenal diri sebagai

pria atau wanita, memahami dan mengenal orang lain, menjalin

persahabatan dengan teman, mencintai orang lain, mengasah kepekaan

terhadap kebutuhan sesama, mengerti hukum agama dan berperilaku

yang benar sesuai dengan hukum agama yang dianut. Kegiatan siswa

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama antara lain adalah siswa

berlatih mempersiapkan diri sebelum berdoa, siswa berlatih menerima

teman apa adanya.

Siswa berlatih memahami dan mengenal diri sebagai pria atau

wanita, berperilaku tepat terhadap diri, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih memahami dan mengenal

orang lain, menjalin persahabatan dengan teman, mencintai orang lain,

mengasah kepekaan terhadap kebutuhan sesama, berperilaku tepat

terhadap orang lain, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa

yang menurut Howard Gardner disebut kecerdasan antar pribadi.

b. Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan

(35)

Pancasila, tentang undang-undang yang berlaku di Indonesia,

menerapkan perilaku demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan, serta

menghargai orang lain sebagai sesama warga negara. Kegiatan siswa

dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara lain adalah

siswa berlatih bersikap di masyarakat sesuai dengan nilai keadilan

sosial, siswa berlatih menghargai teman yang berbeda suku.

Siswa berlatih tentang nilai-nilai Pancasila, tentang

undang-undang yang berlaku di Indonesia, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih menerapkan perilaku

demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan, serta menghargai orang

lain sebagai sesama warga negara, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan antar pribadi.

c. Bahasa Indonesia

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terpusat

pada usaha siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan benar secara

lisan atau tertulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik

dan benar, siswa berlatih mengungkapkan perasaan secara lisan atau

tertulis. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia antara

lain adalah siswa berlatih berbahasa lisan, siswa berlatih menanggapi

(36)

16

Siswa berlatih mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis

dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

Gardner disebut kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih

berkomunikasi yang baik dan benar secara lisan atau tertulis dengan

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

Gardner disebut kecerdasan antar pribadi. Siswa berlatih

berkomunikasi yang baik dan benar secara lisan atau tertulis dengan

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan berlatih

mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis, keadaan semacam

ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan linguistik.

d. Bahasa Inggris

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris terpusat

pada usaha siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan benar dengan

orang mancanegara secara lisan atau tertulis dengan menggunakan

Bahasa Inggris yang baik dan benar, siswa berlatih mengungkapkan

perasaan secara lisan atau tertulis. Kegiatan siswa dalam mata

pelajaran Bahasa Inggris antara lain adalah siswa berlatih berbahasa

lisan menurut aturan tata bahasa Inggris, siswa berlatih mengemukakan

pendapat secara lisan menurut aturan tata bahasa Inggris, siswa

(37)

Siswa berlatih mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis

dengan menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar, keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

Gardner disebut kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih

berkomunikasi yang baik dan benar secara lisan atau tertulis dengan

menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar, keadaan semacam

ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan antar pribadi. Siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan

benar dengan orang mancanegara secara lisan atau tertulis dengan

menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar, dan berlatih

mengungkapkan perasaan secara lisan atau tertulis keadaan semacam

ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan linguistik.

e. Matematika

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Matematika terpusat pada

usaha siswa berlatih menggunakan angka-angka dan rumus,

menggunakan bangun ruang, menggunakan garis-garis, serta berlatih

berpikir menggunakan logika. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran

Matematika antara lain adalah siswa berlatih menggunakan

rumus-rumus untuk menghitung, siswa berlatih menggambar bangun ruang,

siswa berlatih menghitung luas bangun ruang dengan menggunakan

(38)

18

Siswa berlatih menggunakan angka-angka dan rumus, berlatih

berpikir menggunakan logika, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan logika-matematika. Siswa berlatih menggunakan bangun

ruang, menggunakan garis-garis, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan ruang.

f. Ilmu Pengetahuan Alam

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

terpusat pada usaha siswa berlatih tentang tumbuh dan berkembang,

berlatih tentang gerak pada manusia, berlatih tentang cahaya dan

macam-macam alat optik. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam antara lain adalah siswa berlatih bergerak, siswa

berlatih melakukan perhitungan cahaya, siswa berlatih mengenal

macam-macam alat optik.

Siswa berlatih tentang tumbuh dan berkembang, keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

Gardner disebut kecerdasan ruang. Siswa berlatih tentang gerak pada

manusia, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang

menurut Howard Gardner disebut kecerdasan gerakan-badan. Siswa

berlatih tentang cahaya dan macam-macam alat optik, keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

(39)

g. Ilmu Pengetahuan Sosial

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

terpusat pada usaha siswa berlatih memahami kebutuhan manusia,

berlatih tentang sistem perekonomian di Indonesia, berlatih memahami

letak geografis negara-negara di dunia. Kegiatan siswa dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain adalah siswa berlatih

menggambar negara yang ada di dunia sesuai dengan letak

geografisnya, siswa berlatih menerapkan sistem perekonomian

Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa berlatih memahami kebutuhan manusia, keadaan semacam

ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan intra pribadi. Siswa berlatih tentang sistem perekonomian

di Indonesia, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang

menurut Howard Gardner disebut kecerdasan antar pribadi. Siswa

berlatih memahami letak geografis negara-negara di dunia, keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

Gardner disebut kecerdasan ruang.

h. Seni Budaya

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya terpusat pada

usaha siswa berlatih menyanyi lagu daerah, berlatih menari, berlatih

memainkan alat musik daerah. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran

(40)

20

tarian, siswa berlatih menyanyikan lagu daerah, siswa berlatih

mementaskan tarian.

Siswa berlatih menyanyi lagu daerah, keadaan semacam ini

untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan linguistik. Siswa berlatih menari, keadaan semacam ini

untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan gerakan-badan. Siswa berlatih memainkan alat musik

daerah, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang

menurut Howard Gardner disebut kecerdasan musik.

i. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan terpusat pada usaha siswa berlatih lompat

tinggi, lompat jauh, tolak peluru, basket, dan volly, siswa juga berlatih

untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani dengan yang baik dan

benar. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan antara lain adalah siswa berlatih

mempraktekkan lompat tinggi, siswa berlatih permainan basket, siswa

berlatih menjalankan pola hidup yang sehat.

Siswa berlatih lompat tinggi dan lompat jauh, keadaan semacam

ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan gerakan-badan. Siswa berlatih tolak peluru, basket, dan

volly, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut

(41)

menjaga kesehatan jasmani dan rohani dengan baik dan benar,

keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut

Howard Gardner disebut kecerdasan intra pribadi.

j. Keterampilan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Keterampilan atau

Teknologi Informasi dan Komunikasi terpusat pada usaha siswa

berlatih membuat keterampilan tangan seperti menganyam, membuat

bangun ruang, dan siswa juga berlatih untuk mengoperasikan

komputer. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Keterampilan atau

Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain adalah siswa berlatih

mengoperasikan komputer, siswa berlatih mengoperasikan program

komputer, siswa berlatih membuat kerajinan tangan anyaman.

Siswa berlatih membuat keterampilan tangan seperti

menganyam, membuat bangun ruang, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan ruang. Siswa berlatih untuk mengoperasikan komputer,

keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut

Howard Gardner disebut kecerdasan logika-matematika.

2. Kegiatan Siswa Dalam Muatan Lokal a. Bahasa Daerah (Jawa)

Kegiatan siswa dalam muatan lokal terdapat mata pelajaran

Bahasa Daerah (Jawa) terpusat pada usaha siswa berlatih

(42)

22

menggunakan Bahasa Daerah (Jawa), siswa berlatih menyanyi lagu

daerah, berlatih tari-tarian daerah, berlatih tentang alat musik daerah.

Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) antara lain

adalah siswa berlatih berkomunikasi secara lisan dengan menggunakan

Bahasa Daerah (Jawa), siswa berlatih menulis huruf jawa yang baik

dan benar.

Siswa berlatih berkomunikasi yang baik dan benar lisan atau

tertulis dengan menggunakan Bahasa Daerah (Jawa), keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

Gardner disebut kecerdasan linguistik. Siswa berlatih tari-tarian

daerah, keadaan semacam ini untuk mengembangkan apa yang

menurut Howard Gardner disebut kecerdasan gerakan-badan. Siswa

berlatih tentang alat musik daerah dan menyanyi lagu daerah keadaan

semacam ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard

Gardner disebut kecerdasan musik.

b. Kesenian Daerah

Kegiatan siswa dalam muatan lokal terdapat mata pelajaran

Kesenian Daerah terpusat pada usaha siswa berlatih memahami dan

menyanyikan lagu daerah, berlatih tari-tarian daerah, berlatih tentang

alat musik daerah, berlatih membuat kerajinan tangan seperti wayang

dari kertas. Kegiatan siswa dalam mata pelajaran Kesenian Daerah

(43)

daerah, siswa berlatih membuat kerajinan tangan seperti wayang dari

kertas.

Siswa berlatih memahami dan menyanyikan lagu daerah dan

berlatih tentang alat musik daerah, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan musik. Siswa berlatih tari-tarian daerah, keadaan semacam

ini untuk mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan gerakan-badan. Siswa berlatih berlatih membuat kerajinan

tangan seperti wayang dari kertas, keadaan semacam ini untuk

mengembangkan apa yang menurut Howard Gardner disebut

kecerdasan ruang.

3. Kegiatan Siswa Dalam Bimbingan dan Konseling

Kegiatan siswa di sekolah yang dapat membantu siswa untuk

pengembangan dirinya adalah melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling.

Ada empat bidang di dalam Bimbingan dan Konseling yaitu bimbingan

pribadi, bimbingan sosial, bimbingan akademik/belajar, bimbingan karir.

Bidang bimbingan yang sesuai untuk siswa memahami tentang

perkembangan intelektualnya adalah bimbingan dan konseling bidang

karir.

Kegiatan intelektual yang utama dilakukan siswa dalam Bimbingan

dan Konseling pribadi adalah mengenal, memahami, dan menerima

dirinya; dalam Bimbingan dan Konseling sosial adalah siswa dapat

(44)

24

dan Konseling akademik/belajar adalah siswa dapat mengenal, memahami,

dan menerima program pendidikan; dalam Bimbingan dan Konseling karir

adalah siswa dapat mengenal, memahami, dan menerima cita-citanya.

Kegiatan intelektual ini dapat membantu siswa menggambarkan apa yang

menurut Howard Gardner disebut kecerdasan intra pribadi, dan kecerdasan

antar pribadi.

4. Rangkuman

Kegiatan siswa dalam kurikulum sekolah yang berkaitan dengan

kegiatan intelektual bersifat kompleks dan kait-mengait, serta terpadu

dalam diri siswa yang menampilkan spektrum perilaku cerdas dan yang

dapat menggambarkan pola-pola tertentu seperti yang dikemukakan oleh

Howard Gardner.

Secara keseluruhan uraian di atas dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Kecenderungan kegiatan intelektual siswa dalam bidang mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP

Kegiatan Intelektual Mata Pelajaran SMP

I II III IV V VI VII

1. Pendidikan Agama √ √

2. Pendidikan Kewarganegaraan √ √

3. Bahasa Indonesia √ √ √

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

(45)

10. Keterampilan atau Teknologi

Informasi dan Komunikasi

√ √

11.Muatan Lokal

a. Bahasa Daerah (Jawa) √ √ √

b. Kesenian Daerah √ √ √

12.Bimbingan dan Konseling √ √

Jumlah 3 5 3 4 6 6 7

Keterangan:

I. Musik

II. Gerakan-Badan

III. Logika-Matematika

IV. Linguistik

V. Ruang

VI. Antar Pribadi

VII.Intra Pribadi

Pada tabel di atas nampak kecenderungan kegiatan intelektual siswa

dengan urutan (tertinggi sampai dengan tersedikit) terkait dengan bidang

mata pelajaran, muatan lokal, Bimbingan dan Konseling, sebagai berikut:

Tertinggi I : intra pribadi

II : ruang

III : antar pribadi

IV : gerakan-badan

V : linguistik

Terendah : logika-matematika dan musik

Jadi, ada pola-pola kegiatan intelektual siswa dalam berbagai

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.

“Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status

gejala saat penelitian dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Penelitian ini

dimaksudkan untuk melukiskan kecenderungan kegiatan intelektual para siswa

kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 menurut

pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner.

B. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dalam Kegiatan

Pengajaran, Muatan Lokal, Bimbingan dan Konseling dengan bentuk

tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang

disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut”

(Furchan, 2005: 260).

2. Penyusunan Kuesioner

Kuesioner yang disusun sendiri dan mencakup aspek-aspek kegiatan

intelektual siswa yaitu intra pribadi, antar pribadi, ruang, gerakan-badan,

(47)

linguistik, musik, logika-matematika. Kuesioner kecenderungan kegiatan

intelektual siswa ini terdiri atas: (1) bagian pengantar, identitas, dan

petunjuk pengisian. (2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai

kecenderungan intelektual siswa. Kisi-kisi kuesioner kecenderungan

kegiatan intelektual siswa digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa Mata Pelajaran dan No. Item

Kegiatan Intelektual VI. Antar Pribadi

3-58-912-13 VII. Intra Pribadi

1-26-710-11

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Bahasa Inggris

5. Matematika

6. Ilmu Pengetahuan Alam

7. Ilmu Pengetahuan Sosial

8. Seni Budaya

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

(48)

28

11. Bahasa Daerah (Jawa)

12. Kesenian Daerah

13. Bimbingan dan Konseling

3. Pemberian skor-skor

Kuesioner ini menggunakan sistem skoring. Skoring jawaban item

kuesioner yang digunakan sebagai berikut:

a. Jawaban selalu memiliki skor 4.

b. Jawaban banyak kali memiliki skor 3.

c. Jawaban kadang-kadang memiliki skor 2.

d. Jawaban tidak pernah memiliki skor 1.

4. Penentuan Kategori

Penentuan kategori rendah dan kategori tinggi berdasarkan Mean,

dikarenakan Mean mempunyai stabilitas yang terbesar (Hadi, 2004: 59).

Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi. Skor < Mean termasuk kategori

rendah. Mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi

dengan jumlah kasus (Furchan, 2005 : 158).

5. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a. Validitas Kuesioner

Validitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui sejauh

mana alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukurnya. Validitas

menunjuk kepada “sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur” (Furchan, 2005 : 293). Validitas yang dipakai

(49)

item-item dari kuesioner kecenderungan kegiatan intelektual siswa

merupakan penjabaran dari teori yang tersaji dalam bab II yang

mencakup kegiatan intelektual musik, gerak badan, logika-matematika,

linguistik, ruang, antar pribadi, intra pribadi. Hal ini dilakukan untuk

menyusun validitas kuesioner. Validitas isi (content validity)

menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi

yang dikehendaki (Furchan, 2005 : 295). Pengesahan validitas isi

didasarkan pada pertimbangan melalui evaluasi eksternal. Dalam

pelaksanaannya peneliti meminta pendapat dan mengkonsultasikan

kuesioner kecenderungan kegiatan intelektual siswa kepada dosen

pembimbing untuk memeriksa setiap butir item pernyataan kuesioner

kecenderungan kegiatan intelektual siswa tersebut, supaya setiap item

pernyataan yang dibuat tepat dengan rumusan masalah, definisi istilah

variabel, aspek-aspek kegiatan intelektual siswa, dan sesuai dengan

tujuan penelitian kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas

VIII di SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009

menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner.

Penyusunan demikian menjamin item-item tetap mengukur apa yang

hendak diukur.

b. Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui

keajegan suatu alat dalam mengukur apa yang hendak diukurnya.

(50)

30

mengukur apa saja yang diukurnya” (Furchan, 2005 : 310). Pendekatan

yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah teknik

belah dua gasal-genap (Split Half Method). Bagian pertama berupa

item-item yang bernomor gasal (46 item), dan bagian kedua berupa

item-item yang bernomor genap (46 item).

Hasil penghitungan koefisien reliabilitas dan validitas kuesioner

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

Koefisien Siswa putra dan siswa putri

Reliabilitas 0,97

Validitas 0,98

Garrett (1967: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang

penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut.

Tabel 6. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Alat Ukur

Koefisien Korelasi Kualifikasi ± 0,70 −± 1,00 Tinggi atau sangat tinggi ± 0,40 −± 0,70 Cukup

± 0,20 −± 0,40 Rendah

0,00 −± 0,20 Tidak ada atau sangat rendah

Berdasarkan tabel kualifikasi di atas disimpulkan bahwa

koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner termasuk sangat

(51)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah “semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek

yang telah dirumuskan secara jelas” (Furchan, 2005 : 193). Populasi penelitian

ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran

2008/2009 dengan jumlah 232 siswa, yang terdiri atas 93 siswa putra dan 139

siswa putri. Ada tiga siswa yang tidak masuk, yang terdiri atas 3 siswa putri.

Jadi sampel penelitian sebanyak 229 siswa, yang terdiri atas 93 siswa

putra dan 136 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Sampel

insidental adalah sampel yang diambil hanya itu saja karena yang tersedia

hanya itu saja. Menurut Donald Ary dkk, sampel adalah “sebagian dari

populasi” (Furchan, 2005 : 193).

Tabel 7. Sampel Penelitian Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

Kelas Putra Putri Total

VIII Bratawali 16 23 39

VIII Gandarusa 17 21 38

VIII Kapulaga 15 24 39

VIII Pranajiwa 16 20 36

VIII Sambilata 16 24 40

VIII Sidaguri 13 24 37

(52)

32

D. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Meminta ijin kepala sekolah SMP Stella Duce I Yogyakarta untuk

melakukan penelitian.

b. Menemui koordinator bimbingan untuk meminta jadwal bimbingan

klasikal untuk dijadikan jadwal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Juli 2008.

1) KelasVIII Gandarusa : 07.00 – 07.45 (45 menit)

2) KelasVIII Pranajiwa : 07.45 – 08.30 (45 menit)

3) KelasVIII Sambilata : 08.30 – 09.15 (45 menit)

4) KelasVIII Sidaguri : 10.15 – 11.00 (45 menit)

5) KelasVIII Kapulaga : 11.15 – 12.00 (45 menit)

6) KelasVIII Bratawali : 12.00 – 12.45 (45 menit)

Peneliti membagikan kuesioner kecenderungan kegiatan intelektual

siswa kepada para siswa, siswa mengisi kuesioner dan peneliti menunggu

di dalam kelas masing-masing pada jam pelajaran Bimbingan dan

Konseling (BK), dan pengumpulan kembali kuesioner yang telah diisi oleh

siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kuesioner diedarkan oleh peneliti

(53)

E. Teknik Analisis Data

1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa

Langkah a: Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item

genap menggunakan Product Moment dari Pearson dengan rumus:

(

)( )

r = korelasi skor-skor belahan gasal dan genap

N = jumlah subyek

X = skor item belahan gasal

Y = skor item belahan genap

XY= hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Langkah b: Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner kecenderungan

kegiatan intelektual para siswa kelas VIII di SMP Stella Duce I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 menggunakan rumus

Spearman-Brown:

r koefisien reliabilitas

=

gg

(54)

34

2. Perhitungan Validitas Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa

Menghitung koefisien validitas kuesioner kecenderungan kegiatan

intelektual siswa kelas VIII di SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun

Ajaran 2008/2009 menggunakan rumus (Guilford, 1965: 443):

tt

t

r

r

=

Keterangan:

t

r

= koefisien validitas

tt

r = koefisien reliabilitas

3. Perhitungan Mean

Menghitung Mean menggunakan rumus:

N X

M = Σ

Keterangan:

M = Mean

ΣX = jumlah semua skor

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap Bidang Kecerdasan

Kegiatan intelektual para siswa dalam tiap bidang kecerdasan

masing-masing memiliki nilai Mean dan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 9. Nilai Mean Tiap Kegiatan Intelektual Para Siswa Dalam Tiap Bidang Kecerdasan

Kegiatan Intelektual Mean

I. Musik 26

II. Gerakan-Badan 28

III. Logika-Matematika 36

IV. Linguistik 32

V. Ruang 33

VI. Antar Pribadi 35

VII. Intra Pribadi 42

Skor siswa ≥ mean termasuk kategori Tinggi (T). Skor siswa < mean

termasuk kategori Rendah (R). Secara keseluruhan kecenderungan

kegiatan intelektual para siswa dalam tiap bidang kecerdasan disajikan

pada tabel berikut.

(56)

36

Tabel 10. Keadaan Kecenderungan Kegiatan Intelektual Para Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

Kategori Kegiatan Intelektual

R (f %) T (f %)

I. Musik 111 (48,47) 118 (51,53)

II. Gerakan-Badan 118 (51,53) 111 (48,47)

III. Logika-Matematika 110 (48,03) 119 (51,97)

IV. Linguistik 108 (47,16) 121 (52,84)

V. Ruang 118 (51,53) 111 (48,47)

VI. Antar Pribadi 101 (44,10) 128 (55,90)

VII. Intra Pribadi 101 (44,10) 128 (55,90)

Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan:

a. Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada

kegiatan intelektual bidang:

1) intra pribadi

2) antar pribadi

3) linguistik

4) logika-matematika

5) musik

b. Jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada

kegiatan intelektual bidang:

1) ruang

(57)

2. Urutan Kegiatan Intelektual Tiap Bidang Kecerdasan Berdasarkan Kualifikasi Siswa Secara Keseluruhan

Tabel 11. Jumlah Siswa Menurut Urutan Kualifikasi Secara Keseluruhan Kegiatan Intelektual Berdasarkan Kategori

Tinggi dan Rendah

T7 T6 R1 T5 R2 T4 R3 T3 R4 T2 R5 T1 R6 R7

Total

41 20 26 35 25 27 31 24 229

Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa

yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang kegiatan intelektual

(58)

38

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan

Hasil penelitian kecenderungan kegiatan intelektual para siswa kelas

VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

menunjukkan:

(1) Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada

kegiatan intelektual bidang intra pribadi, antar pribadi, linguistik,

logika-matematika, musik.

(2) Jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada

kegiatan intelektual bidang ruang, dan gerakan-badan.

(3) Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang

kegiatan intelektual belum mencapai separuh dari jumlah siswa

keseluruhan.

Kegiatan intelektual yang dilakukan para siswa dalam bidang (1)

mata pelajaran mencakup Pendidikan Agama, Pendidikan

Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu

Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Keterampilan atau Teknologi Informasi

dan Komunikasi; (2) muatan lokal mencakup Bahasa Daerah (Jawa),

Kesenian Daerah; (3) pengembangan diri mencakup Bimbingan dan

Konseling.

Hasil di atas menandakan bahwa kegiatan intelektual pada mata

pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri pada dasarnya mengutamakan

(59)

dan tertulis menurut cara berfikir logis, seperti menggunakan kata,

menyusun kalimat, menarik kesimpulan.

Kegiatan intelektual pada mata pelajaran tertentu seperti musik,

olahraga, matematika menggunakan juga gambar, bidang, gerak kurang

mendapat perhatian.

Kiranya kegiatan akademik dan pengembangan diri merupakan

kegiatan yang sangat mendominasi waktu, tenaga para siswa. Kegiatan

intelektual yang dilakukan para siswa dalam bidang Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Keterampilan atau

Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Daerah (Jawa), Kesenian

Daerah, Bimbingan dan Konseling termasuk kegiatan siswa yang

menggunakan cara berfikir verbal. Sedangkan kegiatan intelektual yang

dilakukan para siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam, dan

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan termasuk kegiatan siswa

yang menggunakan cara berfikir non verbal atau dapat menggunakan

gambar, gerak otot, dan penginderaan.

Dalam tujuh kecerdasan (inteligensi) masih ada sebagian besar para

siswa yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan intelektual pada

bidang ruang dan gerakan-badan. Kegiatan siswa berlatih mengembangkan

keterampilan dan cara berpikir konkrit menggunakan alat dan benda

(60)

40

siswa perlu berlatih secara tekun dan hal ini dapat didasarkan pula pada

minat / kegemaran.

Sebagian besar dari para siswa belum mencapai apa yang diharapkan

yaitu tinggi dalam ketujuh bidang kegiatan intelektual. Perlu

dikembangkan program Bimbingan dan Konseling yang mendorong siswa

mengembangkan berbagai kegiatan intelektual.

2. Rekomendasi

Guru Pembimbing sebaiknya membantu siswa mengembangkan

orientasi intelektual dengan menggunakan teori Howard Gardner terhadap

kurikulum sekolah. Kegiatan siswa dalam kurikulum sekolah yang

berkaitan dengan kegiatan intelektual bersifat kompleks dan kait-mengait,

serta terpadu dalam diri siswa yang menampilkan spektrum perilaku

cerdas dan yang dapat menggambarkan pola-pola tertentu seperti yang

dikemukakan oleh Howard Gardner. Kecenderungan kegiatan intelektual

siswa dalam bidang mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Kecenderungan kegiatan intelektual siswa dalam bidang mata pelajaran dan non mata pelajaran di SMP

Kegiatan Intelektual Mata Pelajaran SMP

(61)

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

√ √ √

10. Keterampilan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi

√ √

11.Muatan Lokal

a. Bahasa Daerah (Jawa) √ √ √

b. Kesenian Daerah √ √ √

12.Bimbingan dan Konseling √ √

Jumlah 3 5 3 4 6 6 7

Howard Gardner berteori bahwa kecerdasan majemuk seseorang

merupakan hasil perkembangan yang dipengaruhi oleh potensi bawaan

dan kegiatan-kegiatannya dilingkup sosial-budayanya. Kegiatan siswa

dalam kehidupan sekolah terkait dengan pelaksanaan kurikulum

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Masalah penelitian yaitu Bagaimana kecenderungan kegiatan intelektual

para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran

2008/2009 menurut pendekatan kecerdasan majemuk Howard Gardner?

2. Sampel penelitian

Populasi penelitian terdiri dari para siswa putra dan putri kelas VIII

SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah 232

siswa, yang terdiri dari 93 siswa putra dan 139 siswa putri. Sampel

penelitian adalah sampel insidental (sampel penelitian sebanyak 229

siswa, yang terdiri dari 93 siswa putra dan 136 siswa putri).

3. Hasil penelitian:

a. Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi lebih banyak pada

kegiatan intelektual bidang intra pribadi, antar pribadi, linguistik,

logika-matematika, musik.

b. Jumlah siswa yang termasuk kategori rendah lebih banyak pada

kegiatan intelektual bidang ruang, dan gerakan-badan.

c. Jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam semua bidang

kegiatan intelektual belum mencapai separuh dari jumlah siswa

keseluruhan.

(63)

B. Saran

Sejalan dengan hasil penelitian dikemukakan saran sebagai berikut:

(1) perlu peningkatan kegiatan intelektual pada aspek non verbal: musik pada

membaca tangga nada, menyanyi; matematika pada menggambar grafik,

menggambar bangun ruang; penjas olahraga pada lompat tinggi, lompat jauh,

gerak lari; (2) kegiatan pengembangan diri (BK dan ekstrakurikuler) perlu

peningkatan kegiatan intelektual pada mengembangkan bakat dan minat,

mengenal diri sendiri, menerima dirinya sendiri.

Para siswa yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan intelektual pada

bidang ruang dan gerakan-badan sangat perlu berlatih mengembangkan

perilaku memahami dan terampil dalam cara mempelajari mata pelajaran,

muatan lokal, Bimbingan dan Konseling yang berhubungan dengan kegiatan

intelektual bidang ruang dan gerakan-badan agar siswa lebih mahir dalam

berlatih mengembangkan perilaku memahami dan terampil pada kegiatan

intelektual bidang ruang dan gerakan-badan.

Kegiatan para siswa untuk menyadarkan intelektual yang dimilikinya

dipusatkan pada perilaku memahami dan terampil dalam cara mempelajari

mata pelajaran, muatan lokal, Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan

(64)

44

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelligences. Jakarta: Interaksara.

Garrett, Henry. E. 1967. Statistic In Psychology And Education. London: Longmans Green and Co, Ltd.

Guilford, J.P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4th. Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.

Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Prabu, Cahaya. A.A.A. 1982. Perkembangan Taraf Inteligensi Anak. Bandung: Angkasa.

Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Struktur kurikulum SMP
Tabel 2. Keterkaitan tugas perkembangan dengan struktur kurikulum SMP
Tabel 3.  Kecenderungan kegiatan intelektual siswa dalam bidang mata
Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Kecenderungan Kegiatan Intelektual Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Proses penulisan skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data di Master Studio serta didukung oleh studi pustaka dari berbagai sumber literatur dan perkuliahan yang

K= 4 dari data parameter calon siswa yang dapat dilihat pada Gambar 4.23. Sedangkan centroid akhir bisa dilihat pada

Perancangan robot lengan pemindah barang ini ini dilakukan dengan beberapa kali pengujian untuk menganalisa putaran motor servo dan sensor photodiode sebagai

Yang dimaksud oleh peneliti keluarga bahagia dalam penelitian ini adalah berfungsinya seluruh keluarga merasa ketentraman, penuh dengan kasih sayang,

Diabetes melitus merupakan sebuah penyakit yang dipelajari pada materi sistem peredaran manusia yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi batas normal..

Sesuai dengan data yang diperoleh maka penulis memiliki ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan kejahatan, diantaranya adalah jumlah penduduk yang tergolong

Untuk mengatasinya digunakan alat yang memakai prinsip pantulan dari cermin, dimana perubahan posisi cermin yang sangat kecil ( akibat perpanjangan batang) menyebabkan

Saudara dapat meminta penjelasan lebih lanjut terkait informasi di dalam Buku Panduan ini kepada staf Kantor Admisi Asrama atau kepada penyelia Asrama setempat, apabila Buku Panduan