• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Kondisi Geografis

Kampung Budaya Sindangbarang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Desa Pasir Eurih berada pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut dan merupakan kawasan yang berbukit di kaki Gunung Salak. Kondisi ini menyebabkan udara yang sejuk dengan suhu rata-rata 230

C – 300

C. Desa Pasir Eurih terdiri dari 14 Rukun Warga (RW) dan 52 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk mencapai kurang lebih 12.000 jiwa. Letak Desa Pasir Eurih berjarak lima kilometer dari Kota Bogor serta 60 kilometer dari Ibukota Jakarta. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah pengrajin sepatu dan sendal serta petani. Penduduknya mayoritas beragama Islam dan masih memegang sistem kekeluargaan yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-harinya.

Kecamatan Tamansari merupakan kawasan resapan air dan kawasan hijau dengan melestarikan tanaman tahunan dan mengadakan rehabilitasi lahan kritis dengan penanaman pohon. Komoditas pertanian yang dihasilkan Kecamatan Tamansari adalah jagung, talas, singkong, kacang-kacangan, pepaya, durian, rambutan sirsak, dan mentimun. Kecamatan Tamansari juga dikenal sebagai sentra tanaman hias karena pemasarannya telah memasuki pangsa lokal, regional, dan mancanegara.

Kecamatan Tamansari memiliki batas wilayah sebagai berikut : 1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciomas dan Bogor Selatan. 2) Sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Salak.

3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya dan Dramaga. 4) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk.

Jaringan transportasi di Kecamatan Tamansari cukup baik, kondisi jalan relatif baik, sebagian besar telah beraspal dan seluruh wilayah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat sepanjang tahun. Pelayanan jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menjangkau seluruh wilayah yang dimanfaatkan untuk pemukiman, perkantoran, industri, perdagangan, dan jasa. Penerangan Jalan Umum (PJU) cukup baik dan setiap tahunnya dilakukan penambahan PJU demi

(2)

PT. Telkom dan telepon selular yang dimiliki masyarakat. Akses internet yang dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Tamansari umumnya berasal dari warnet. 5.2. Keragaan Umum Perusahaan

5.2.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Kampung Budaya Sindangbarang didirikan oleh H. Achmad Mikami Sumawijaya pada bulan Maret 2007 dan diresmikan pada bulan September 2007 oleh Gubernur Jawa Barat H. Danny Setiawan. Achmad Mikami yang lebih dikenal dengan panggilan Bapak Maki sendiri adalah tokoh masyarakat sekaligus ketua kelompok kesenian sunda setempat yang bernama Sundagiripura. Ide awal untuk mendirikan Kampung Budaya Sindangbarang bermula dari acara Serentaun di tahun 2006 yang dipelopori oleh Bapak Maki sendiri. Serentaun merupakan acara panen tahunan dalam kebudayaan sunda yang dilakukan untuk mengapresiasikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang diperoleh. Serentaun 2006 sukses mendapatkan apresiasi baik dari masyarakat maupun pemerintah. Upacara Serentaun 2006 merupakan upacara Serentaun yang pertama diadakan sejak 32 tahun yang lalu.

Kesuksesan tersebut membuat Bapak Maki dikenal sebagai pelopor sekaligus pelestari kebudayaan sunda baik oleh masyarakat setempat maupun pemerintah. Keberhasilannya dalam menghidupkan lagi budaya sunda setempat membuat beliau diundang dalam acara seminar kebudayaan nasional tahun 2006 yang diadakan oleh pemerintah Jawa Barat dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. Dalam acara tersebut Bapak Maki bertemu dengan tokoh kebudayaan sunda H. Anis Djatisunda. Mereka kemudian melakukan diskusi dan kemudian menghasilkan ide untuk membentuk Kampung Budaya Sindangbarang.

Ide tersebut didukung baik oleh pemerintah. Dukungan tersebut direalisasikan dengan bantuan modal yang diberikan untuk pendirian Kampung Budaya Sindangbarang baik dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Konsep obyek wisata yang dibentuk adalah agrowisata yang memiliki unsur dan nilai kebudayaan dan kehidupan masyarakat sunda. Konsep tersebut akhirnya direalisasikan dengan pendirian Kampung Budaya Sindangbarang di lahan seluas 8600 m2 milik Bapak Maki sendiri. Bapak

(3)

Maki berpendapat bahwa usaha Kampung Budaya Sindangbarang ini tidak hanya untuk mencari keuntungan semata namun juga ikut berpartisipasi dalam memelihara kebudayaan sunda dan melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan usahanya.

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan agrowisata yang unik karena memadukan konsep edukasi pertanian dengan kebudayaan sunda. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dapat menikmati fasilitas edukasi pertanian beserta keindahan alamnya, tetapi juga dapat menikmati pertunjukkan kesenian sunda serta melihat situs purbakala. Nuansa kebudayaan sunda sangat terlihat dan direfleksikan oleh seluruh bangunannya yang memiliki arsitektur khas sunda. Kampung Budaya Sindangbarang memiliki tenaga kerja yang ahli dalam menceritakan, mempertunjukan, dan memainkan kesenian dan sejarah sunda. Kegiatan pertunjukan kesenian sunda yang menjadi salah satu daya tarik Kampung Budaya Sindangbarang dipentaskan oleh tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang dan kelompok kesenian Sundagiripura.

Lokasi Kampung Budaya Sindangbarang yang berada di kaki Gunung Salak memberikan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah serta menciptakan suasana pedesaan yang asri. Hamparan sawah yang dapat dilihat di sekitar lokasi usaha juga semakin menambah suasana yang nyaman, indah, dan asri.

Keunikan yang lain dari Kampung Budaya Sindangbarang adalah tersebarnya situs sejarah di sekitar lokasi usaha. Fasilitas unik yang ditawarkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang kepada wisatawan adalah pengenalan situs sejarah. Situs sejarah ini berupa menhir, dolmen, punden berundak, ataupun lokasi bersejarah peninggalan dari Kerajaan Pajajaran. Salah satu situs sejarah yang terkenal adalah Sumur Jalatunda dan Taman Sri Baginda. Kampung Budaya Sindangbarang terlibat aktif di dalam melestarikan keberadaan situs sejarah ini dan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dalam melakukan penelitian, dokumentasi dan menyelenggarakan seminar sejarah.

Sejak awal didirikannya, mayoritas wisatawan Kampung Budaya Sindangbarang adalah rombongan pelajar TK sampai dengan SMA baik dari Bogor maupun luar Bogor seperti Jakarta. Pada umumnya wisatawan ini ingin

(4)

menikmati suasana pedesaan yang masih asri sekaligus terlibat aktif di dalam kegiatannya seperti menanam padi, menangkap ikan, dan menumbuk padi. Hal ini tidak bisa mereka temukan pada daerah asalnya. Tidak sedikit juga wisatawan yang datang merupakan rombongan keluarga inti dan rombongan karyawan dari suatu perusahaan. Biasanya mereka ingin menikmati suasana pedesaan yang masih asri dengan melakukan kegiatan gathering di Kampung Budaya Sindang Barang.

Kampung Budaya Sindangbarang juga mengadakan acara dan kegiatan yang lain di luar kegiatan bisnisnya. Acara yang paling terkenal adalah Upacara Serentaun yang diadakan satu tahun sekali oleh Kampung Budaya Sindangbarang. Sebagian pendapatan usaha yang diterima oleh Kampung Budaya Sindangbarang disisihkan untuk mengadakan kegiatan ini. Upacara Serentaun telah menjadi kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Kampung Budaya Sindangbarang dan masyarakat Kecamatan Tamansari. Upacara ini merupakan rangkaian kegiatan, dimulai dari iring-iringan penduduk setempat yang membawa hasil panennya untuk kemudian dikumpulkan di alun-alun Kampung Budaya Sindangbarang dan dilanjutkan dengan pertunjukan berbagai kesenian tradisional.

Upacara Serentaun mendapatkan apresiasi yang tinggi, tidak hanya dari masyarakat Bogor namun juga daerah di luar Bogor. Banyak wartawan yang meliput acara ini dan memberitakannya, baik di media massa maupun internet. Dampaknya dirasakan oleh Kampung Budaya Sindangbarang yang semakin terkenal di mata wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Lokasi usaha Kampung Budaya Sindangbarang juga beberapa kali dijadikan lokasi shooting

acara televisi diantaranya adalah Good Morning in the Weekend dan Jelajah dari salah satu stasiun televisi swasta Trans TV.

5.2.2. Organisasi

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan obyek wisata berkonsep agrowisata dengan bentuk badan usaha perseorangan. Kampung Budaya Sindangbarang mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari ketua (pemilik usaha), wakil ketua, divisi hubungan masyarakat dan pemasaran, divisi kesejarahan, divisi kesenian, divisi keagamaan, dan divisi keamanan. Dalam

(5)

melaksanakan kegiatannya, ketua dibantu wakil ketua yang membawahi setiap divisi.

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki motto dengan menggunakan bahasa Sunda yaitu “Budaya Urang Sadayana” yang berarti “budaya kita semua”.

Sesuai dengan motto yang dimiliki, Kampung Budaya Sindangbarang menawarkan suatu konsep agrowisata yang unik dengan memasukkan nuansa kebudayaan Sunda dalam usahanya dan dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Konsep agrowisata yang memiliki unsur kebudayaan sunda juga tergambar dalam logo perusahaan. Gambar bangunan tradisional sunda pada logo perusahaan menunjukkan arsitektur bangunan yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang yang seluruhnya bernuansa tradisional sunda. Warna hijau dalam tulisan

Kampung” menunjukkan unsur pertanian sesuai dengan konsep agrowisata yang

dijalankan. Warna merah dalam tulisan “Budaya” menggambarkan unsur

keterlibatan masyarakat dalam kegiatan usaha. Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Logo Kampung Budaya Sindangbarang

Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang (2010)

5.2.3. Fasilitas dan Kegiatan

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki berbagai fasilitas yang dapat dibagi menjadi bangunan, fasilitas lainnya, dan kegiatan. Untuk bangunan, Kampung Budaya Sindangbarang memiliki 28 bangunan bernuansa tradisional sunda. Bangunan tersebut adalah sebagai berikut :

(6)

1) Rumah pangiwa, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang memiliki dua kamar tidur dengan kapasitas delapan orang (Gambar 5). Rumah pangiwa berjumlah tiga unit dan digunakan untuk tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya Sindangbarang.

Gambar 5. Rumah Pangiwa

2) Rumah panengen, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang memiliki dua kamar tidur dengan kapasitas delapan orang. Rumah panengen berjumlah empat unit dan digunakan untuk tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya Sindangbarang.

3) Rumah pasangrahan, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang memiliki empat kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas 15 orang (Gambar 6). Rumah pasangrahan berjumlah satu unit dan digunakan untuk tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya Sindangbarang.

(7)

4) Rumah girang serat, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang memiliki dua kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas delapan orang. Rumah girang serat berjumlah satu unit dan digunakan untuk kegiatan administrasi. Rumah girang serat juga dapat berfungsi sebagai tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya Sindangbarang apabila rumah yang lainnya sedang digunakan.

5) Rumah besar, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang memiliki tiga kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas delapan orang. Rumah besar berjumlah satu unit dan digunakan untuk tempat tinggal ketua (pemilik usaha) Kampung Budaya Sindangbarang (Gambar 7). Rumah besar juga dapat berfungsi sebagai tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya Sindangbarang apabila rumah yang lain sedang digunakan.

Gambar 7. Rumah Besar

6) Toilet, merupakan toilet dengan arsitektur tradisional sunda. Toilet berjumlah enam unit.

7) Bale pangriungan, merupakan aula besar dengan arsitektur tradisional sunda. Bale pangriungan berjumlah satu unit dengan kapasitas 150 orang. Bale pangriungan digunakan sebagai tempat berkumpulnya rombongan wisatawan yang berjumlah besar. Wisatawan dapat melakukan kegiatan yang membutuhkan tempat luas seperti rapat, mendengarkan penuturan cerita sejarah sunda, ataupun berlatih tari tradisonal sunda.

(8)

8) Musholla, merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat ibadah muslim. Musholla berjumlah satu unit dengan kapasitas 60 orang.

9) Saung lisung, merupakan bangunan yang digunakan untuk kegiatan menumbuk padi. Saung lisung berjumlah satu unit.

10) Leuit, merupakan bengunan yang digunakan sebagai tempat menyimpan padi yang telah dipanen. Leuit berjumlah delapan unit.

11) Saung talu, merupakan aula kecil yang digunakan sebagai tempat pertunjukkan kesenian sunda. Saung talu berjumlah satu unit dengan kapasitas 50 orang.

Selain bangunan, Kampung Budaya Sindangbarang juga memiliki beberapa fasilitas yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Fasilitas tersebut adalah :

1) Sawah, merupakan lahan yang digunakan wisatawan untuk belajar menanam padi.

2) Kolam menangkap ikan, merupakan lahan yang digunakan wisatawan untuk belajar menangkap ikan.

3) Tempat penyimpanan alat masak tradisonal, merupakan tempat yang digunakan wisatawan untuk mengenal dan mempelajari penggunaan alat masak tradisional sunda.

4) Alun-alun, merupakan lapangan besar yang digunakan sebagai tempat berkumpulnya wisatawan dengan jumlah besar dan lahan bermain.

5) Free Wi-fi, Kampung Budaya Sindangbarang memiliki koneksi internet yang

terhubung dengan wi-fi. Wisatawan dapat menikmati internet gratis di dalam area Kampung Budaya Sindangbarang.

Kampung Budaya Sindangbarang menawarkan berbagai kegiatan yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

1) Belajar menanam padi. Wisatawan dapat menikmati sarana edukasi pertanian dengan belajar menanam padi yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang. Bibit padi yang digunakan diperoleh dari petani sekitar. Cara tanam padi yang digunakan biasanya disebut dengan nandur

(9)

belakang. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh rombongan wisatawan dari kalangan pelajar dan anak-anak.

2) Belajar menangkap ikan. Wisatawan dapat menikmati sarana edukasi pertanian dengan belajar menangkap ikan yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang. Jenis ikan yang digunakan adalah ikan mas yang diperoleh dari petani ikan sekitar. Ikan mas disebar ke dalam kolam ikan dan wisatawan belajar menangkap ikan dengan tangan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh rombongan wisatawan dari kalangan pelajar dan anak-anak. 3) Belajar menumbuk padi. Wisatawan dapat menikmati sarana edukasi

pertanian dengan belajar menumbuk padi yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang. Padi yang digunakan diperoleh dari petani sekitar yang kemudian disimpan di leuit. Kegiatan yang dilakukan di Saung Lisung ini dilakukan dengan cara menumbuk padi hasil panen agar beras yang masih menempel di padi terlepas. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh rombongan wisatawan kalangan pelajar dan anak-anak.

4) Belajar kesenian tradisional sunda. Wisatawan dapat mempelajari kesenian tradisional Sunda seperti tari tradisional sunda dan memainkan alat musik tradisional Sunda. Kegiatan belajar tari tradisional dilakukan di Bale Pangriungan, sedangkan kegiatan belajar memainkan alat musik tradisional dilakukan di Saung Talu. Kegiatan ini dipandu oleh tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang.

5) Pertunjukan kesenian tradisional sunda. Wisatawan dapat menikmati pertunjukan kesenian tradisional sunda seperti drama tradisional dan pertunjukan musik tradisional. Kegiatan ini dilakukan di Saung talu.

6) Pengenalan alat masak tradisional. Wisatawan dapat mengenal alat masak tradisional sunda yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang. Biasanya, pengenalan alat masak tradisional ini dipandu langsung oleh wakil ketua karena pengetahuannya terhadap budaya sunda setempat. Alat masak yang dikenalkan adalah hawu yang menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya.

7) Penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang. Wisatawan dapat mengetahui sejarah Kampung Budaya Sindangbarang dan adat kebudayaan

(10)

sunda setempat. Kegiatan ini dipandu langsung oleh wakil ketua karena pengetahuannya terhadap budaya Sunda setempat. Kegiatan ini biasanya dilakukan di Bale Pangriungan dan menjadi acara pembuka bagi wisatawan yang datang.

8) Mandi di sungai. Wisatawan dapat menikmati kegiatan mandi di sungai seperti kebanyakan masyarakat pedesaan. Sungai yang digunakan adalah sungai Ciapus yang terletak tidak jauh dari area Kampung Budaya Sindangbarang. Tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang membimbing wisatawan dalam melakukan tracking dari Kampung Budaya melewati hamparan sawah dan perumahan penduduk desa sekitar sampai ke sungai Ciapus untuk melakukan kegiatan mandi di sungai..

9) Pengenalan dan pendampingan ke situs sejarah. Di sekitar Kampung Budaya Sindangbarang tersebar berbagai situs sejarah. Situs sejarah tersebut berasal dari peninggalan kerajaan sunda Padjajaran berupa menhir, dolmen, punden berundak, ataupun lokasi bersejarah. Wisatawan dapat didampingi untuk menuju lokasi dan melihat secara langsung situs-situs sejarah tersebut.

5.2.4. Paket Wisata

Seluruh kegiatan dikemas ke dalam paket wisata. Wisatawan dapat memilih paket yang sesuai dengan keinginannya dalam kunjungannya ke Kampung Budaya Sindangbarang. Paket tersebut adalah sebagai berikut :

1) Paket Mulih ka Lembur (paket kunjungan sehari)

Merupakan paket kunjungan sehari tanpa menginap. Dalam paket ini wisatawan dapat menikmati kegiatan penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang, belajar menanam padi, belajar menangkap ikan, belajar menumbuk padi, belajar kesenian tradisional, pengenalan alat masak tradisional, mandi di sungai, pengenalan dan pendampingan ke situs sejarah, dan menikmati pertunjukan kesenian. Harga yang ditawarkan pada paket ini adalah sebagai berikut :

a) Pelajar / Mahasiswa : Rp 55.000 per orang dengan jumlah minimal 40 orang.

(11)

c) Wisatawan asing : Rp 90.000 per orang dengan jumlah minimal 30 orang.

d) Anak-anak usia dibawah lima tahun : Rp 35.000 per orang dengan jumlah minimal 30 orang.

2) Paket Saweungi di Kampung Budaya (Paket Menginap)

Merupakan paket kunjungan menginap. Dalam paket ini wisatawan dapat memilih antara menginap saja atau menginap dengan menikmati kegiatan penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang, belajar menanam padi, belajar menangkap ikan, belajar menumbuk padi, belajar kesenian tradisional, pengenalan alat masak tradisional, mandi di sungai, pengenalan dan pendampingan ke situs sejarah, dan menikmati pertunjukan kesenian Sunda. Khusus untuk paket menginap, disediakan konsumsi makanan sebanyak 3 kali dengan menu makanan tradisional sunda. Harga yang ditawarkan dalam paket ini adalah sebagai berikut :

a) Menginap di Rumah Panengen : Rp 800.000 per rumah (menginap saja) atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati kegiatan).

b) Menginap di Rumah Pangiwa : Rp 800.000 per rumah (menginap saja) atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati kegiatan).

c) Menginap di Rumah Pasangrahan : Rp 1.250.000 per rumah (menginap saja) atau Rp 2.500.000 per rumah (menginap dan menikmati kegiatan). 3) Paket Tentatif

Kampung Budaya Sindangbarang juga menyediakan paket tentatif bagi wisatawan yang ingin menikmati kegiatan di luar paket yang ditawarkan. Harga paket dinegosiasikan dengan manajemen Kampung Budaya Sindangbarang berdasarkan pemilihan kegiatan wisata. Paket tentatif yang pernah diambil oleh wisatawan sampai tahun 2010 adalah paket dengan beberapa kegiatan pilihan yaitu belajar menanam padi, berlatih kesenian, dan makan bersama di malam hari dengan harga Rp 75.000,- per orang.

Gambar

Gambar 4.   Logo Kampung Budaya Sindangbarang
Gambar 6. Rumah Pasangrahan
Gambar 7. Rumah Besar

Referensi

Dokumen terkait

Usulan perbaikan yang diberikan yaitu rancangan perbaikan stasiun pencetakan upper, perbaikan desain meja pada aktivitas mendesain dan menggambar pola, perbaikan

Berdasarkan perhitungan effect size tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Student Teams Achievement Division t erdapat pengaruh (efek) terhadap

Hasil pemeriksaan sidik jari menunjukkan bahwa keempat pola sidik jari yaitu arch (A), loop ulnar (LU), loop radial (LR), dan whorl (W) terdapat pada keempat sub soroh (Brahmana

Seorang laki-laki, umur 20 tahun, selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata. Keluhan juga timbul bila udara berdebu. Keluhan ini sudah

Selain itu ada beberapa tujuan yang bisa diharapkan dari permainan ini, yaitu: (1) tujuan utama yaitu membentuk anak didik secara menyeluruh baik jasmani, rohani maupun sosial,

sebelumnya diuji cobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, dan

Peran dari fungsi pengawasan untuk mengawal berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memenuhi prinsip tata kelola

Menurut hasil penelitian berupa angket motivasi belajar dengan model pembelajaran make a match pada siswa kelas X MIA MAN 2 Pontianak, motivasi belajar siswa kelas X MIA