• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian - 10.40.0219 Bernadetha Chintya Ayu Argarani BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian - 10.40.0219 Bernadetha Chintya Ayu Argarani BAB III"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, hal ini disesuaikan dengan sifat masalah yang akan diteliti, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari masalah dan dinamika hubungan seksual pranikah. Penelitian kualitatif akan menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video yang kemudian diterjemahkan ke dalam pandangan-pandangna dasar interpretative dan fenomenologis.

(2)

Dijelaskan lebih lanjut leh Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2000, h.3) metode penelitian kualitatf adalah sebagai prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada individu dan lingkungan secara holostik (meyeluruh).

B. Tema yang diungkap

Tema yang diungkap pada penelitian ini adalah :

1. Sebab-Proses-Akibat Hubungan Seksual Pranikah Ramaja

2. Aspek biologis, yaitu reaksi individu terhadap hasrat dorongan seksual, perubahan, perkembangan, dan pertumbuhan organ-organ seksual. 3. Aspek psikologis, yaitu proses belajar individu untuk mengungkap

dorongan seksual dalam pikiran, peranan, dan tingkah laku individu. 4. Aspek sosial, yaitu dorongan seksual yang diungkapkan melalui atau

dengan cara menjalin hubungan dengan orang lain yang lebih dalam. 5. Aspek moral, yaitu dorongan seksual yang diekspresikan berdasarkan

norma-norma sosial dalam masyarakat.

(3)

mengenai kesehatan reproduksi khususnya tentang akibat-akibat perilaku seks pranikah;

7. Meningkatnya libido seksual yakni seorang remaja mendapatkan motivasinya dari meningkatnya energi seksual atau libido, energi seksual ini berkaitan erat dengan kematangan fisik;

8. Mediainformasi yakni rangsangan seksual melalui media massa yaitu dengan adanya teknologi yang canggih seperti, internet, majalah, televisi, dan video;

9. Norma agama dimananorma-norma agama tetap berlaku dimana orang tidak boleh melaksanakan hubungan seksual sebelum menikah;

10. Orang tua artinya ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang masih menabukan pembicaraan seks dengan anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak;

(4)

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif umumnya penenentuan subjek penelitian dilakukan dengan pendekatan purposive yaitu subjek penelitian yang dipilih erat kaitannya dengan perolehan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Prosedur pengambilan subjek dalam penelitaian kualitatif, umumnya menampilkan karakteristik

a. Tidak pada jumlah sampel yang besar, elankan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan dalam penelitan

b. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tatapi dapat berubah baik dalam jumlah maupun karakteristik sampelnya sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam proses penelitian c. Tidak diarahkan pada keterwakilan melainkan pada kecocokan konterks

Penelitian kualitatif yang akan dilaksanakan penulis ini akan memilih subjek penelitian dengan kriteria sebagai berikut:

1. Remaja putra-putri yang pernah melakukan hubungan seksual 2. Pernah/sedang pacarandan belum menikah

3. Usia 18-23 tahun

(5)

D. Metode Pengumpulan Data

Poerwandari (1998, h. 40) menjelaskan bahwa metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sifatnya terbuka, luwes, dan sangat beragam, disesuaikan denan masalah, tujuan serta sifat objek yang diteliti. Metode pengumpulan data yang dilakukan antara lain observasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Secara luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan secara langsung tetapi juga pengamatan yang dilakukan tidak secara langsung (Hadi, 1994, h. 136).

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan. Observasi ini umumnya digunakan dalam penelitian yang sifatnya eksploratif (Hadi, 1994, h. 141). Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Materi observasi

(6)

dilihat melalui observasi ini adalah gejala-gejala pada rasa cemas, rasa malu dan stres karena dampak psikologis ini yang dijelaskan mempunyai efek secara fisiologis terhadap subjek (Hadi, 1994, h. 142).

Observasi dilakukan untuk mengamati ekspresi wajah, bahasa tubuh atau gerak tubuh tertentu yang muncul saat menjawab pertanyaan dari peneliti. Peneliti akan mengamati gerakan tangan, gerakan mata dan ekspresi untuk melihat munculnya ciri-ciri cemas, malu dan stres.

b. Cara pencatatan

(7)

c. Hubungan antara observer dan observee

Hal yang perlu diperhatikan dalam observasi ini adalah mencegah adanya kecurigaan dari subjek, good rapport dan menjaga agar situasi tetap wajar (Hadi, 1994, h. 145).

Alat observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anecdotal record atau biasa disebut daftar riwayat kelakuan. Alat ini merupakan alat untuk mencatat perilaku-perilaku luar biasa (typical

behavior). Pencatatan dilakukan langsung setelah perilaku tersebut terjadi. Selain menggunakan anecdotal, penelitian ini juga menggunakan catatan berkala yang didasarkan pada definisi operasional (Hadi, 1994, h. 150).

Observasi yang dilakukan terhadap subjek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:

1. Keadaan fisik subjek: warna kulit, perawakan, serta penampilan 2. Keadaan lingkungan tempat tinggal: di perumahan, dikampung 3. Ekspresi subjek saat diwawancara: ceria, tidak suka, cemas,

ketakutan, dan lain sebagainya.

(8)

tangan, memegang sesuatu, menghindari pertanyaan, berpikir lama untuk menjawab pertanyaan, dan lain sebagainya.

5. Cara menjawab apakah dalam menjawab ada dalam tekanan maupun penggulangan.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2002, h. 135), antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain.

Wawancara adalah suatu proses tanya-jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinganya sendiri (Hadi, 1994, h. 192).

(9)

semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku dan informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan pengecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli atau perspektif tunggal. Jenis wawancara ini lebih bebas (fleksibel) dalam memberikan pertanyaan dan disesuaikan dengan keadaan dan ciri unik dari subjek (Moleong, 2002, h. 139).

Pencatatan dalam wawancara ini dilakukan melalui taperecorder dan pencatatan secara langsung oleh interviewer (pewawancara). Interviewer bertanya dengan membawa beberapa catatan pertanyaan (interview guide) serta dapat pula memberikan pertanyaan yang sehubungan dengan penelitian di luar interview guide. Setelah wawancara selesai dilakukan, maka interviewer perlu membuat transkrip atau salinan hasil wawancara ke dalam kertas (Moleong, 2002, h. 151).

Hal-hal yang ingin diungkap melalui wawancara adalah sebagai berikut:

(10)

b. Masa remaja: pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan sekitar rumah, pengetahuan tentang seks sejak dini, media informasi, pergaulan bebas.

c. Masa sekarang: pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan lingkungan rumah dan luar rumah, pendidikan seksual, pergaulan bebas, media informasi, waktu, tempat, kondisi melakukan hubungan seksual, motivasi melakukan, dorongan dari pasangan, hubungan seksual, conditioning.

d. Relasi sosial; penerimaan lingkungan sekitar. e. Sosial ekonomi;

f. Penyebab;

g. Motivasi dalam keluarga;

h. Dampak; dampak psikologis, dampak sosial, dampak fisik.

E. Uji Keabsahan Data

(11)

1. Ketekunan Pengamat

Ketekunan pengamat bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2002, h. 177).

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pengecekan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil pengamatan dan hasil wawancara serta membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2002, h. 178). Penelitin ini menggunakan dua macam triangulasi data yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teori.

a. Triangulasi Sumber: Untuk mengecek balik derajat kepercayaan info melalui wawancara dan dari orang lain atau dapat dengan jalan membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

(12)

Moleong (2000, h. 178), oleh karena itu dalam hal ini jika peneliti talah menganalisis uaraian pola, hubunganm dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka penting untuk mencari tema atau penjelasan pembanding, yaitu melalui buku-buku referensial.

3. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Dengan demikian temuan penelitian menjadi lebih kredibel (Sugiyono, 2003, h.345)

F. Analisis Data

(13)

Secara umum proses analisis data kualitatif mencakup: 1. Reduksi data

a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat

koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap satuan, agar supaya tetap dapat ditelusuri data/satuannya berasal dari sumber mana.

2. Kategorisasi

a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.

b. Setiap kategori diberi nama yang disebut “label”. 3. Pemeriksaan keabsahan data

(14)

4. Penafsiran data

Tujuan yang ingin dicapai dalam penafsiran data ini adalah deskripsi analitik yang merupakan rancangan organisasional dan dikembangan dalam kategori-kategori yang ditemukan dan hubungan yang muncul dari data.

5. Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

bagi Cina pada tahun 2010 dengan volume sebesar 55 juta ton untuk kebutuhan. pembangkit listrik maupun rumah tangga

Untuk memahami komunikasi yang baik antara suami yang berasal dari papu dan istri yang berasal dari jawa haruslah keduanya adanya saling mengerti satu masa

Metoda Pengujian Kimia Produk Perikanan Penentuan Kandungan Indol Dalam Udang Metoda Pengujian Kimia Produk Perikanan Penentuan Kandungan Karbohidrat Metoda Pengujian Kimia

Hasil penelitian yang dilakukan Kusumawati (2010) yaitu potensi pasar coklat praline sebesar 69,35% responden menyetujui coklat praline dijadikan oleh-oleh khas

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jombang Nomor 23/PID.B/2016/PN.JBG Tentang Penggelapan Dalam Jabatan.. Identifikasi dan

PERTAMA : Menetapkan cara untuk menyepakati waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan yang mencerminkan kesepakatan bersama dengan masyarakat (melalui