DENGAN TEKNIK PEMETAAN GAGASAN
TENTANG MATERI ENERGI ALTERNATIF MATA PELAJARAN IPA
SISWA KELAS 4 SD PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Antonius Tonny Budisantoso
091134190
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan di kelas IV SD Pangudi Luhur
3 Yogyakarta termasuk dalam kelompok mata pelajaran pokok dipelajari
sesuai dengan kurikulum sekolah dan standar nasional. Kelompok mata
pelajaran llmu Pengetahuan Alam sendiri bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa SD untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif dalam
mengenal, menggunakan dan memecahkan masalah atau menerima informasi
yang ada di lingkungan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari.
Kesulitan yang selama ini muncul adalah bahwa IPA merupakan
pelajaran yang memiliki kesan “mudah” dipelajari bagi siswa, karena
dirasakan hanya bersifat hafalan yang mengakibatkan siswa merasa malas
belajar. Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
agar siswa menjadi tertarik dan berprestasi. Pembelajaran kontekstual
diharapkan sangat sesuai jika diterapkan dalam proses pembelajaran IPA.
Untuk dapat menarik perhatian siswa, guru hendaknya kreatif dalam memilih
metode dan teknik pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas dan
kreativitas siswa. Dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan, gembira, dan berbobot (Paikem Gembrot), siswa diharapkan
dapat tertarik dengan materi yang diajarkan oleh guru. Pelajaran IPA juga
Akhir Sekolah) di kelas 6 yang bahannya diambil dari pelajaran kelas IV
sebanyak 20%.
Dalam pembelajaran IPA dengan materi menjelaskan energi
alternatif dan penggunaannya, nilai dari 37 siswa masih di bawah KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Siswa idealnya mendapatkan nilai sesuai
dengan KKM yang ditentukan sekolah, yaitu : 70. Namun kenyataannya, 60
% siswa belum mampu menguasai materi tersebut. Buktinya, dari hasil tes 37
orang siswa di kelas IV Pangudi Luhur 3 Yogyakarta, 22 siswa mendapatkan
hasil yang kurang memenuhi KKM. Akibatnya dari hasil tes yang diujikan
pada kompetensi dasar tersebut, nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya
63,78.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, diperoleh keterangan
mengenai minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA sudah cukup
besar. Hal tersebut terjadi karena siswa merasa senang memperhatikan materi
dalam bentuk teori ataupun peragaan yang disampaikan oleh guru. Gejala
yang tampak adalah siswa telah aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan
mengerjakan tugas-tugas. Walaupun kebanyakan pada akhirnya siswa
menerima pelajaran yang bersifat verbalistis akan tetapi, siswa memiliki
motivasi yang baik. Masalah utama yang terdapat kelas ini adalah
kebanyakan siswa tidak mudah mengingat suatu materi, sehingga
mengakibatkan siswa tidak mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.
Oleh sebab itu siswa menjadi kurang teliti terhadap materi yang diberikan,
sebenarnya tidak ingat betul dengan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Disamping itu persepsi siswa terutama di usia SD tentang prestasi belajar
belum utuh. Hal ini sangat dipengaruhi oleh psikologi anak, lingkungan, pola
didik orang tua, kemajuan teknologi (TV, game, dll). Untuk itu guru harus
berusaha kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran agar dapat
menarik perhatian dan minat siswa. Kemudian untuk yang perlu dilakukan
saat ini adalah menentukan strategi pembelajaran dengan mempergunakan
teknik, metode dan alat peraga yang menarik bagi siswa.
Peneliti akan mencoba meningkatkan prestasi belajar siswa tentang
materi energi alternatif dan cara penggunaannya dengan mempergunakan
teknik pemetaan gagasan. Teknik ini merupakan salah satu alternatif yang
dapat diterapkan untuk membantu siswa belajar. Pemetaan gagasan
diharapkan dapat membantu siswa untuk melatih daya ingatnya terhadap
suatu materi tertentu yang telah dipelajari.
B. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih satu masalah yang akan
dilakukan tindakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi pelajaran IPA di SD
maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada kompetensi dasar 8.2
siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 semester genap tahun pelajaran
2010/2011.
2. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti akan mempergunakan
teknik pemetaan gagasan.
C. Perumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah, masalah pembatasan, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah pembelajaran menggunakan teknik pemetaan gagasan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi energi alternatif dan
cara penggunaannya pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3
Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?
D. Pemecahan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat
dalam rumusan masalah, masalah rendahnya prestasi belajar tentang materi
energi alternatif akan coba diatasi oleh peneliti dengan teknik pemetaan
gagasan. Pada teknik tersebut pelaksanaan pembelajarannya, diusahakan
semua siswa dapat terlibat aktif.
E. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaaan dan tidak menimbulkan multi
pengertian. Seperti yang telah diuraikan di atas, maka yang dimaksud
dengan:
1. Prestasi belajar adalah suatu perolehan hasil baik atau kurangnya sebuah
kemampuan siswa dalam hal pencapaian materi pelajaran yang diberikan
oleh guru dengan menggunakan tes sebagai alat ukur.
2. Pemetaan gagasan atau dikenal juga dengan istilah mind mapping adalah
suatu teknik untuk mempermudah mengingat suatu materi pelajaran
dengan cara memilah, menyusun, dan mengulang materi pelajaran dalam
bentuk bagan-bagan yang kreatif, bercabang-cabang dan penuh
warna-warni serta dengan simbol-simbol bermakna yang mewakili kata kunci
dari sub materi-materi yang dipelajari.
3. Energi alternatifadalah adalah energi pengganti yang dapat digunakan
untuk menggantikan peranan minyak bumi sebagai sumber energi utama
saat ini.
F. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Apakah teknik pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi siswa
yang nampak pada nilai evaluasi kelas IV SD Pangudi Luhur 3
Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011 tentang materi
berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
2. Apakah teknik pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi siswa
IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Genap Tahun Pelajaran
2010/2011 tentang materi berbagai energi alternatif dan cara
penggunaannya.
G. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis hasil penelitian tersebut dapat menambah
wawasan tentang salah satu model pembelajaran, yang dapat
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam mata pelajaran
IPA.
2. Secara Praktis :
a. Bagi peneliti sendiri, merupakan pengalaman yang berharga dalam
memilih dan menggunakan teknik pembelajaran yang sesuai
dengan materi pelajaran, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan
prestasi siswa kelas IV SD dalam pelajaran IPA.
b. Bagi rekan-rekan guru, peningkatan prestasi belajar siswa dalam
menjelaskan kepada para siswa tentang energi alternatif dengan
menggunakan teknik pemetaan gagasan dapat dijadikan sebagai
pedoman pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam berbagai
materi pokok, mata pelajaran dan kelas yang lain.
c. Bagi sekolah, dengan meningkatnya prestasi belajar siswa akan
memberikan sumbangan bagi perbaikan mutu sekolah.
d. Bagi perpustakaan sekolah, skripsi penelitian tindakan kelas yang
menggunakan teknik pemetaan gagasan dalam menjelaskan energi
alternatif pada mata pelajaran IPA” ini dapat menambah koleksi
bacaan di perpustakaan. Skripsi penelitian ini bermanfaat bagi
rekan-rekan guru atau pihak terkait yang akan melaksanakan
penelitian tindakan kelas dan bisa juga dijadikan sebagai bahan
pembandingan.
e. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penulisan penelitian
tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah koleksi
kepustakaan dan dapat menjadi referensi bagi teman-teman
mahasiswa yang akan melakukan penulisan penelitian tindakan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976 : 768), prestasi
adalah hasil yang telah dicapai/dilakukan, dikerjakan. Prestasi dapat
diartikan keberhasilan yang telah dicapai/dilakukan dan penguasaan
pengetahuan siswa dalam hal pencapaian materi pelajaran. Prestasi belajar,
kita ketahui bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang
bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non kognitif
seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan.
B. Hakikat Belajar
Kata belajar, menurut pandangan masyarakat adalah usaha
mencari, menambah, dan mengumpulkan pengetahuan di sekolah.
Pengertian belajar yang lebih modern diungkapkan oleh Morgan dkk dalam
Sumantri (2001 : 13). yaitu belajar sebagai setiap perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman.
Sedangkan belajar menurut Sudjana (2004 : 28) adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti
keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan,
dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut.
Menurut Morgan dalam Baharuddin (2002 : 14), belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan
atau pengalaman.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan
untuk menambah ilmu, mengubah perilaku baik dari pengalaman ataupun
latihan untuk memenuhi kebutuhan diri, kecerdasan yang belum dimilikinya
melalui pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
C. Prestasi Belajar
Sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai-sikap dalam proses belajar mengajar dapat diketahui
tingkat keberhasilannya dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian
sifat suatu objek dalam kegiatan belajar yang khas, yang dilakukan dengan
secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap,
dan nilai.
Hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan dengan secara
sengaja sebagai hasil suatu pengukuran akan disebut sebagai prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses
belajar yang telah dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan
dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan
mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas
(Gagne dalam Baharuddin, 2002:18).
Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang
merupakan hasil belajar sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian
macam kondisi belajar untuk pencapaiannya.
Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah :
a. Keterampilan intelektual, sejuklah pengetahuan mulai dari baca, tulis,
hitung sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan intelektual
tergantung kepada kapasitas intelektual kecerdasan seseorang dan pada
kesempatan belajar yang tersedia.
b.Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam
arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
d.Ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain ketrampilan
menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagai mana dapat disimpulkan dari
kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.
Belajar tidak sebatas memperoleh informasi tetapi belajar untuk
melakukan apa yang dimiliki berdasarkan segala pengalaman yang telah
dialami. Memahami menyangkut proses membuat keterkaitan (koneksi),
menggunakan pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk
suatu wawasan yang bermakna. Apa yang dapat dilakukan dalam kelas
untuk menumbuhkan iklim belajar yang mampu mengembangkan
pemahaman seperti yang dimaksud itu?
Menurut tim pengembang PGSD (tim pengembang PGSD, 2001:3),
ada tiga macam elemen penting dalam belajar untuk pemahaman, yaitu :
a. Pengembangan topik generatif yang bisa mendorong anak untuk
secara mendalam dan bergairah melakukan connection making.
b. Pengajaran ditekankan kepada pembentukan pemahaman dan
kebermaknaan.
c. Assesment dalam konteks, dimana tes bukan bagian terpisah yang
berdiri sendiri melainkan terpadu di dalam pengajaran dan tugas-tugas
yang dihadapkan kepada anak bersifat otentik.
Dalam berbagai jenis belajar, kita senantiasa melibatkan ingatan.
Jika kita tidak dapat mengingat sesuatu pun mengenai informasi yang kita
terima, kitapun tidak akan dapat belajar apa-apa. Tanpa ingatan kita tidak
dapat melakukan sesuatupun karena segala perbuatan dan perkataan kita
terjadi berdasarkan ingatan yang telah terekam terlebih dahulu. Untuk dapat
mengingat, kekuatan ingatan dibagi dalam tiga tahapan. Pertama ketika kita
diperkenalkan, dengan sesuatu cara kita memasukkan informasi yang ada ke
selama waktu tertentu. Dan ketiga, kita akan dapat menemukan kembali
informasi tersebut jika suatu saat dibutuhkan.
Ingatan sendiri dapat dibedakan berdasarkan waktu, yaitu ingatan
jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek yaitu
ingatan yang menyimpan materi dalam jangka waktu yang pendek saja.
Sedangkan ingatan jangka panjang, materi yang masuk menjadi unit-unit
yang besar dan bermakna sehingga informasi tersebut disimpan dalam
ingatan jangka panjang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat
dilihat dari perilaku, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik.
Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan
mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil
belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan
angka atau huruf, seperti angka 0 – 100 pada pendidikan dasar atau sampai
menengah. Hasil belajar inilah yang disebut prestasi belajar yang berhasil
diperoleh siswa (Syaodih, 2005:103).
Prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh tenaga pendidikan
yang profesional yang memiliki kompetensi dengan kemajuan yang dapat
diandalkan, berdaya guna, dan berhasil guna untuk melayani dan membantu
siswa dalam proses belajar mengajar. Karena tuntutan profesi, maka tugas
guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti memberi
bimbingan kepada anak agar dapat berkembang seoptimal mungkin dan
memberikan pengajaran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Melatih berarti memberikan diri untuk menjadi fasilitator bagi
anak untuk berlatih. Dan faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah
bagimana guru dapat menciptakan situasi belajar yang membuat anak
menjadi merasa nyaman dan bahagia dalam menjalani proses belajar di
sekolah (Aprilianto, 2008:155). Pengukuran penguasaan hasil belajar/
prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes prestasi atau tes hasil belajar.
Maka metode dan alat evaluasi harus menentukan hasil akhir perilaku
maupun pemahaman terhadap materi, sehingga prestasi yang diberikan oleh
siswa benar-benar mencakup hasil belajar yang harus dicapainya (Winkel,
2004:620).
Winkel (2004:620) mengutip pendapat Herman Ebbinghaus (1913)
yang mengadakan suatu rangkaian penelitian yang cukup berbobot
mengenai belajar, terutama menghafal. Ia menggunakan dirinya sendiri
sebagai subyek percobaan dan memakai kata yang tidak artinya? namun dari
kata yang tidak ada artinya itu, dia dapat dengan mudah mengingat sesuatu.
Berbagai kegiatan belajar perlu dilakukan dalam rangka menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan tugas. Selama proses belajar berlangsung ,
siswa membutuhkan hasil penggalian dari ingatannya pada saat:
a. Unit pelajaran, yang belum selesai dipelajari seutuhnya, akan
dilanjutkan,misalnya pada pelajaran berikutnya.
b. Hasil belajar akan diterapkan di luar lingkup bidang studi yang
c. Harus memberikan prestasi pada akhir proses belajar, yang
membuktikan bahwa belajar memang diperoleh atau tujuan
instruksional telah tercapai.
D. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena
alam semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994)
dijelaskan pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa
pengetahun, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar,
yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan
dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu
secara sistematis tentang alam semesta.
IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan sebagaimana yang ditulis oleh Poppy K. Devi dan Sri Anggraeni (2008: 4). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar diharapkan menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Dalam
mata pelajaran ini juga harus menekankan pada pemberian pengalaman
secara langsung. Oleh karena itu, siswa perlu dibantu belajar
mengembangkan dan mengetahui cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang
didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta
dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,
teori-teori dan hipotesis-hipotesis ( Purnell’s, 1983 dalam Srini M. Iskandar,
2001:2 ). Fakta-fakta IPA merupakan hasil dari kegiatan empirik sedangkan
konsep-konsep IPA, prinsip-prinsip IPA dan teori-teori IPA merupakan
hasil dari kegiatan analitik (Srini M. Iskandar, 2001: 2). Dengan penjelasan
sebagai berikut :
a. Fakta
Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang
benda-benda yang benar ada, atau sebuah peristiwa yang
benar-benar terjadi. Contoh: Bumi merupakan planet ke 3 dalam sistem tata
surya.
b. Konsep
Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan atau
menghubungkan fakta-fakta IPA yang memiliki hubungan satu sama
lain. Contoh: semua zat tersusun atas partikel-partikel.
c. Prinsip
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara
konsep-konsep IPA. Prinsip dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti
memuai. Contoh tersebut menghubungkan konsep udara, panas dan
memuai. Prinsipnya, jika udara dipanaskan maka akan memuai.
d. Teori
Teori merupakan model atau gambaran yang dibuat oleh
ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Seperti halnya prinsip, teori
juga dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti baru yang berlawanan
dengan teori tersebut. Contoh : teori geosentrik alam semesta yang
menonjol lima ratus tahun yang lalu sekarang hanyalah merupakan
bagian dari sejarah.
Untuk membahas hakikat IPA, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti yang dikemukakan oleh Hardy & Fleer (1996:15)
sehingga memungkinkan para guru memahami IPA dalam perspektif yang
lebih luas. Menurut mereka, sekurang-kurangnya ada 7 ruang lingkup
pemahaman IPA yaitu sebagaimana berikut.
a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan
IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai
konsep IPA yang sangat luas. IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi
berbagai pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai
penemuan pengetahuan yang sangat baru. Pengetahuan tersebut berupa
fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan alam.
b. IPA sebagai suatu proses penelusuran (investigation)
IPA sebagai suatu proses penelusuran umumnya merupakan suatu
dengan kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Dalam kategori ini
IPA dipandang sebagai sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat,
objektif, dan suatu proses yang bebas nilai
c. IPA sebagai kumpulan nilai
IPA sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan penekanan IPA
sebagai proses. Bagaimanapun juga, pandangan ini menekankan pada
aspek nilai ilmiah yang melekat pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai
kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan.
d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia
Proses IPA dipengaruhi oleh cara di mana orang memahami kehidupan
dan dunia di sekitarnya. IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara di mana
manusia mengerti dan memberi makna pada dunia di sekeliling mereka,
selain juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dunia beserta
isinya dengan segala keterbatasannya.
e. IPA sebagai institusi sosial
Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai
kumpulan para profesional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih dan
diberi penghargaan akan hasil karya. Para ilmuwan ini sangat terikat
dengan kepentingan institusi, pemerintah, politik, bahkan militer.
f. IPA sebagai hasil konstruksi manusia
Pandangan ini menunjuk pada pengertian bahwa IPA sebenarnya
semesta alam. Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan akumulasi
kebenaran. Hal pokok dalam pandangan ini adalah IPA merupakan
konstruksi pemikiran manusia. Oleh karenanya, dapat saja apa yang
dihasilkan IPA memiliki sifat bias dan sementara.
g. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA. Bukan saja
pemakaian berbagai jenis produk teknologi sebagai hasil investigasi dan
pengetahuan, melainkan pula cara bagaimana orang berpikir mengenai
situasi sehari-hari sangat kuat dipengaruhi oleh pendekatan ilmiah
(scientific approach).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung dengan penggunaan keterampilan proses seperti
ketrampilan mengamati dengan seluruh indera, menggunakan alat indera
dan bahan belajar secara benar, mengajukan pertanyaaan,
mengkomunikasikan hasil temuan, secara beragam dan sikap ilmiah dalam
menghadapi situasi dan melakukan sebuah pengalaman yang berhubungan
E. Energi alternatif dan Cara Penggunaannya Dalam Mata Pelajaran IPA
di Kelas IV Sekolah Dasar.
1. Pengertian Energi Alternatif
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional yaitu minyak bumi, tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut.
Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar
hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dari emisi karbon dioksida
yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah
berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang
berbeda dalam penggunaannya.
Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu teknologi, selain teknologi
yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi
alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi
masalah dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar
fosil.
2. Sejarah perkembangan energi alternatif
Dalam sejarahnya, kebutuhan manusia terhadap energi semakin lama
semakin meningkat. Energi yang digunakan saat ini berasal dari minyak
bumi. Namun, eksploitasi yang berlebihan terhadap minyak bumi
mengakibatkan persediaannya semakin menipis. Tuhan menganugrahkan
teknologi-teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi-teknologi juga telah sampai pada
penggunaan energi alternatif sebagai pengganti sumber energi utama yang
semakin sedikit jumlahnya. Akhirnya transisi penggunaan energi alternatif
berdasarkan faktor ekonomi, hadirnya suatu sumber energi baru bertujuan untuk menggantikan sumber energi yang lama yang semakin langka dan
mahal, tidak ekonomis lagi, atau tidak dapat diakses lagi.
3. Macam-macam contoh sumber energi alternatif
Berbagai sumber-sumber di alam yang dapat dimanfaatkan sebagai
energi alternatif sebenarnya mudah didapatkan. Dengan usaha manusia untuk
memperolehnya dengan menggunakan tekonologi yang telah ada, maka
energi alternatif dapat diperoleh. Beberapa macam contoh sumber energi
alternatif antara lain :
a. Energi matahari
Hampir semua energi yang berada di bumi berasal dari matahari.
Energi radiasi sinar matahari dapat diubah menjadi energi listrik dan energi
kalor.
Peralatan yang menggunakan sel-sel surya dapat langsung mengubah
energi radiasi sinar matahari menjadi energi listrik. Pada saat ini, sel-sel surya
Gambar 1 : Turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik tenaga surya.
sumber: www.Team Andriewongso.com
Sel-sel surya ini dapat mengubah energi radiasi sinar matahari
menjadi energi kalor (panas). Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan
untuk memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain. Pada saat
ini, sel- sel surya sudah biasa dijumpai di atap-atap rumah, rumah sakit, dan
hotel-hotel. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi ini
adalah matahari tidak bersinar sepanjang hari.
b. Energi Panas Bumi
Bumi sesungguhnya tersusun dari beberapa lapisan. Pusat bumi
terbentuk dari lapisan batu yang panas. Hal ini memungkinkan bumi menjadi
sumber energi panas. Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh
magma di dalam perut bumi. Energi panas bumi disebut juga energi
geotermal. Energi tersebut banyak digunakan terutama di daerah-daerah
air di sekitarnya sehingga dihasilkan sumber uap panas atau geiser. Sumber
uap panas tersebut kemudian dibor. Uap panas yang keluar dari lubang
pengeboran, setelah disaring, dapat digunakan untuk menggerak-kan turbin
yang akan memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Gambar 2 : pemanfaatan energi alternatif panas bumi.
Sumber: http://www.flickr.com/photos/47860895@N05/4424300318/in/photostream.
Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas bumi disebut
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Contoh PLTP di Indonesia, antara
lain, PLTP Kawah Kamojang di Jawa Tengah dan PLTP Bayongbong di
Garut, Jawa Barat. Masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi panas
bumi adalah sulitnya pengeboran tanah, biaya yang tinggi, dan sedikitnya
c. Energi Air
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Aliran air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Misalnya pada suatu
bendungan, air yang jatuh dari bagian atas bendungan akan menghasilkan
arus yang sangat deras. Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin yang memutar generator. Generator yang berputar
menghasilkan energi listrik. Selain bendungan, gerakan pasang surut air laut
juga dapat digunakan untuk membangkitkan listrik.
Gambar 3: perawatan rutin terhadap kincir air. Sumber : beta.matanews.com
d. Energi Angin
Banyak kegiatan yang memanfaatkan energi angin. Misalnya, pada
angin yang sangat besar dapat menimbulkan bencana. Angin adalah sumber
energi alternatif yang murah dan tidak mengakibatkan polusi. Energi angin
juga dapat dipakai pada kincir angin yang menghasilkan listrik.
Gambar 4 : Turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik tenaga angin.
sumber: www.kabarindonesia.com
Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat apabila ada angin
besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin pada suatu
pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan sumber
pembangkit energi listrik. Di negara Belanda, kincir angin digunakan untuk
memompa air guna mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga
banyaknya kincir angin di negara Belanda, sampai negara tersebut dijuluki
negara Kincir Angin.
4. Penggunaan Energi Alternatif
Energi alternatif digunakan saat ini karena sumber energi yang biasa
digunakan, yaitu minyak bumi jumlahnya semakin sedikit. Kendaraan
bermotor dahulu hingga saat ini menggunakan bahan bakar bensin atau solar.
Namun demikian, di beberapa negara maju sudah dikembangkan kendaraan
dengan sumber tenaga matahari. Selain itu, di negara kita saat ini juga sedang
dikembangkan energi biogas. Beberapa ilmuwan kita telah merancang
kompor dengan bahan bakar dari biogas yang ramah lingkungan. Selain
mobil dan kompor, benda lain yang juga telah menggunakan energi alternatif
adalah perahu layar. Tanpa menggunakan mesin, perahu ini dapat melaju
dengan bantuan energi angin. Belanda angin digunakan sebagai sumber
energi listrik dengan menggunakan kincir angin. Juga mulai ditemukan
minyak jarak dan minyak dari kelapa sawit mentah untuk menggantikan solar
sebagai bahan- bahan penggerak diesel.
F. Teknik Pembelajaran Pemetaan Gagasan
1. Teknik Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dan dipersiapkan oleh
seorang guru untuk proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan
yang maksimal. Seorang guru dalam menjalankan profesinya selain dituntut
mengembangkan sistem pengajaran, mengenal karakteristik siswa,
menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung proses belajar dan kreatif
menggunakan metode, teknik kegiatan belajar mengajar sehingga siswa
merasa senang belajar dan akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang
memuaskan.
Teknik pembelajaran merupakan cara/prosedur yang digunakan untuk
melaksanakan proses pembelajaran agar suatu metode tertentu dapat
terimplementasikan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan dapat tercapai. Memilih sebuah teknik yang akan digunakan
akan lebih efektif bila kita mengenal karakteristik siswa SD yang secara
umum dikemukakan Bassett, Jack, dan Logan (1983) dalam Sumantri,
Permana (2001 ) adalah seperti berikut ini :
a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan
tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri;
b. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang;
c. Mereka suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai
hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha baru.
d. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk
berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami
ketidakpuasan dan kegagalan-kegagalan
e. Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan
f. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif,
dan mengajar anak-anak lainnya.
Ketepatan seorang guru dalam memilih dan menggunakan teknik
pembelajaran atau cara terefektif yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran sangat penting agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.
2. Pemetaan Gagasan
Kata pemetaan gagasan merupakan terjemahan dari kata Mind
mapping yang berasal dari bahasa Inggris, mind yang berarti otak dan
mapping yang berarti memetakan. Pemetaan gagasan adalah yaitu suatu
teknik untuk memaksimalkan potensi pikiranmanusia dengan menggunakan
otak kanan dan otak kiri seseorang secara seimbang. Teknik ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris. Dalam arti luas pemetaan gagasan adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan cara
kerja otak dan yang membantu untuk mengembangkan cara berpikir ke
segala arah, mengembangkan imajinasi, mengingat, memahami, mencatat,
kreatif, tetap berminat pada suatu masalah, berkonsentrasi dan
merencanakan, serta memilah informasi kemudian memetakannya,
sehingga akan sangat membantu seseorang untuk mengingat dan
mengulang pelajaran karena pemetaan gagasan merupakan cara termudah
luar dari otak – pemetaan gagasan (Mind Mapping) adalah cara mencatat
yang kreatif, efektif, dan secara harafiah untuk ”memetakan” pikiran –
pikiran kita dengan mudah serta sederhana (Tony Buzan, 2010 : 4).
Pada hasil suatu produk dari pemetaan gagasan akan nampak jelas
perbedaan antara siswa yang cerdas dengan yang tidak, yaitu terlihat dari
kelengkapan konsep yang dapat disusun, pemberian simbol dan warna
yang jelas serta menarik. Seorang siswa yang cerdas akan lebih dapat
mengimajinasikan dan mengasosiasikan gagasan awal dengan gagasan
yang lebih luas dibandingkan siswa yang kurang cerdas.
a. Keunggulan pemetaan gagasan dalam pembelajaran
Pemetaan gagasan sangat membantu siswa untuk mengulang
pelajaran karena membuat dan mendorong percepatan aliran berbagai
pikiran kreatif dan inovatif berdasarkan sifat multi-ordinasi yang dimiliki
oleh kita dan kenyataan. Sebuah pemetaan gagasan akan :
1). Memberikan tinjauan menyeluruh atas sebuah subyek/ area yang
luas
2). Membuat mampu merencanakan rute/membuat pilihan serta
menunjukkan arah tujuan dan keberadaan siswa
3). Menghimpun dan menyimpan sejumlah besar data
4). Mendukung proses pemecahan masalah dengan menemukan
jalan baru yang kreatif
5). Membuat mampu bersikap sangat efisien
7). Menarik dan menahan perhatian mata/otak
b.Kelemahan pemetaan gagasan
1) Membutuhkan waktu yang cukup lebih lama untuk memperoleh
hasil berpikir siswa dalam mengungkapkan ide/gagasan berupa
materi yang telah dipelajarinya.
2) Pemberian warna dari peralatan berupa pewarna seperti crayon,
spidol, dan pensil warna membuat pemetaan gagasan sering
menjadi kabur/tidak jelas.
c. Langkah-langkah Mengulang Pelajaran
Mengulang pelajaran bagi siswa menjadi masalah karena
membutuhkan waktu, keterbatasan otak untuk mengingat banyak konsep,
dan membosankan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengulang pelajaran adalah
mengetahui cara-caranya dan itu hanya membutuhkan lima langkah, yaitu:
1) Pengulangan pertama harus dilakukan lebih dari satu jam setelah
membaca atau mempelajari sesuatu.
2) Pengulangan kedua adalah sehari sesudahnya.
3) Pengulangan ketiga adalah sekitar satu minggu kemudian
4) Pengulangan keempat satu bulan kemudian
5) Pengulangan terakhir adalah enam bulan kemudian
Dengan demikian siswa selain mengulang pelajaran juga sekaligus
mengembangkan imajinasinya dengan cara kreatif, inovatif, dan
d.Bahan dan alat untuk membuat pemetaan gagasan
1) Otak
2) Kertas polos/ tidak bergaris
3) Pensil, pena, pewarna (crayon, pensil warna, atau spidol
warna-warni).
e. Langkah- langkah membuat pemetaan gagasan
1). Ambil kertas kosong dan posisikan mendatar.
2). Membuat gambar utama yang mewakili gagasan pokok dan
membuat tulisan dengan huruf besar agar pikiran tetap terfokus
pada gagasan utama.
3). Gagasan itu kemudian dikembangkan sesuai imajinasi otak dengan
garis yang keluar dari gambar tengah mewakili subtopik.
4). Gagasan dari sub topik dikembangkan dengan membuat garis-garis
kecil bervariasi keluar dari sub topik, kegiatan ini akan membuat
siswa sibuk berimajinasi dan kreatif.
5). Buatlah gambar atau simbol untuk sesuatu yang berkesan!
6). Akan lebih menarik lagi bila pemetaan gagasan dibuat dengan
menggunakan spidol berwarna-warni.
7). Petunjuk untuk membuat pemetaan gagasan pelajaran IPA materi
energi alternatif dan cara penggunaannya:
Mengerti tentang energi alternatif
Meringkas dan mengingat fakta-fakta
Mengingat macam-macam energi alternatif yang saat ini
mulai dikembangkan oleh beberapa negara.
Memahami hubungan antara kejadian dan peristiwa
G. Diagram Sistematika
Membuat pemetaan gagasan dilakukan dua kali dalam satu kali
pertemuan, yaitu ketika mengerjakan LKS secara berkelompok dan
mengerjakan di papan tulis bersama dengan kelompoknya tersebut dan
seluruh kelompok lainnya. Siswa diharapkan dan diberi motivasi untuk aktif
mengembangkan imajinasinya dengan diberi kesempatan untuk
menambahkan konsep yang dimiliki pada pemetaan gagasan yang sudah
dibuat.
Proses membuat pemetaan gagasan akan lebih berhasil jika
dilakukan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dan pendekatan yang
memperhatikan perkembangan individual siswa sehingga pembelajaran akan
efektif dan efisien. Kelebihan pembelajaran yang peneliti sajikan yaitu:
1). Pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, menyenangkan, inovatif,
Gembira, dan berbobot (Paikem Gembrot)
2). Setiap siswa didorong untuk bisa mengembangkan kreativitas dan
kemampuannya secara optimal
3). Mengembangkan kepemimpinan siswa dan pengajaran ketrampilan
Gambar 5 : contoh pemetaan gagasan sederhana Sumber : http://www.pkab.wordpress.com
Pada contoh gambar diatas terdapat gagasan utama yaitu “Aku dan
Lingkunganku” yang kemudian dilingkari dan mulai dibuat sub-gagasan yang
sesuai dengan gagasan utamanya. Setiap cabang diberikan warna yang
berbeda-beda sebagai simbol suatu sub-gagasan. Setiap pemberian istilah dalam pemetaan
gagasan juga perlu ditambahkan gambar-gambar (simbol) yang sesuai agar
menjadi lebih menarik.
H. Penelitian terdahulu dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan
untuk peningkatan prestasi belajar materi menjelaskan berbagai energi
alternatif dan cara penggunaannya
Teknik pembelajaran pemetaan gagasan serupa pernah diujicobakan
dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan oleh M. Bisri, S.Pd.
dalam peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS
semester I di SD Negeri Bukir, Kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan Tahun
pelajaran 2008/2009. Dalam penelitian tersebut siklus I dari 30 siswa 13%
siswa mencapai 96 % dari 28 siswa dengan nilai rata-rata 81,4.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Benedecta
Maryudani, S.Pd dengan materi mengenal tokoh-tokoh perjuangan melawan
Jepang pada mata pelajaran IPS kelas V semester genap tahun pelajaran
2009/2010 dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan, juga mengalami
peningkatan prestasi belajar. Pada siklus I dari 32 siswa diperoleh hasil
melebihi kriteria ketuntasan minimalnya yaitu 61,00 menjadi 69,00 dengan
persentase mencapai 65,6%, kemudian di dalam siklus II terjadi peningkatan
rata-rata nilainya menjadi 80,00 dengan persentase ketuntasan sebesar
84,75%.
I. Kerangka Berpikir.
Pada dasarnya anak usia Sekolah Dasar senang bermain dengan
gambar, simbol, dan warna, dengan bermain mereka lebih leluasa
mengkreasikan diri dengan apa yang mereka pelajari. Seandainya
pembelajaran IPA disajikan dalam bentuk bermain gambar dan
warna-warna, maka peserta didik akan merasa senang dan akan merasa mudah
menyerap materi pelajaran. Teknik yang dikemukakan oleh Tony Buzan
dapat menjadi salah satu teknik yang dapat dikembangkan oleh guru
terhadap pencapaian prestasi belajar.
Seorang siswa akan menghafal dan memahami dengan konsentrasi
memperkuat ingatan-ingatan. Maka sesudah proses belajar berakhir, siswa
membutuhkan hasil penggalian dari ingatannya pada saat:
a. Mempelajari unit pelajaran lain di bidang studi lain. Hasil dari belajar
yang dahulu itu diperlukan dalam rangka pengolahan materi yang lain.
b. Mengulang kembali garis-garis besar dari materi pelajaran untuk
beberapa pokok bahasan, sebagai persiapan untuk menempuh ulangan.
c. Memberikan prestasi pada waktu mengerjakan ulangan yang meliputi
sejumlah satuan pelajaran yang telah selesai dipelajari.
Menurut pandangan Woodworth (Winkel, 2004:622), gejala lupa
disebabkan bekas-bekas ingatan yang tidak digunakan, lama kelamaan
terhapus dengan berlangsungnya waktu, terjadi proses penghapusan yang
mengakibatkan suatu bekas ingatan menjadi kabur dan lama kelamaan
hilang sendiri. Pandangan ini dikaitkan dengan proses fisiologis yang
berlangsung dalam sel-sel otak. Dalam sel otak ini terus menerus terjadi
proses pertukaran zat. Apabila suatu kesan ingatan sama sekali tidak
digunakan dan kadang-kadang tidak diperbarui, sisa/bekas ingatan itu
lambat laun akan segera terhapus.
Dengan demikian menjadi semakin jelas, bahwa gejala lupa
menunjukkan pada kesulitan untuk menggali (dari ingatan) apa yang telah
diperhatikan, diolah, dan dimasukkan ke dalam ingatan jangka panjang.
Untuk mengatasi masalah ”lupa”, Tony Buzan, dalam pengalaman
pribadinya berhasil menemukan suatu teknik mengingat yang ia sebut
teknis yang mengajak siswa untuk” melihat kembali”, mengulang suatu
fakta, agar otak dapat mempelajari, memikirkan, dan mengingatnya
kembali.
Teknik pemetaan gagasan yang ditawarkan oleh Tony Buzan
mengajak kita untuk mulai mengubah cara mengulang pelajaran sebagai
sesuatu yang sulit dan membosankan menjadi suatu kegiatan mengulang
pelajaran yang menggembirakan. Cara ini dapat dilakukan dengan
bermain-main, mengembangkan kreativitas, dan membantu membangun kepercayaan
diri karena pemetaan gagasan dapat menunjukkan seberapa banyak
pengetahuan yang telah kita miliki tentang suatu fakta dan fakta-fakta lain
yang saling berhubungan khususnya tentang materi energi alternatif.
Harapan dari kegiatan penelitian ini adalah prestasi siswa dapat meningkat
dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan khususnya pada materi
energi alternatif.
J. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berdasarkan uraian
kerangka pikir diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa
penggunaan pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya bagi
siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta semester genap tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dikemukakan Kemmis dan MC Taggart pada
hakekatnya berupa perangkat-perangkat dan untaian-untaian dengan satu
perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian
tersebut dipandang sebagai satu siklus, (Kusumah dan Dwitagama.
2008:21).
Gambar 6 : Jenis penelitian Kemmis dan Mc Taggart Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Refleksi Pelaksanaan
B. Setting Penelitian.
1. Tempat penelitian
SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta merupakan tempat dimana penelitian
ini akan dilaksanakan yaitu terletak di Jalan Panembahan Senopati
No.18 Yogyakarta.
2. Subyek penelitian
Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta tahun pelajaran
2010/2011 dengan jumlah siswa 32, terdiri dari 13 Putra dan 19 putri.
3. Obyek penelitian
Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar tentang
materi energi alternatif dan cara penggunaannya.
4. Agenda penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun
pelajaran 2010/2011 yakni bulan Januari hingga Juni yang kemudian
dilanjutkan pada bulan Juli dan Agustus tahun 2011.
Tabel 1 : Agenda Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Proposal V V V
2 Pengumpulan data V
3 Pengolahan data V
4 Analisis data V
5 Penyusunan laporan V
6 Ujian skripsi V
7 Pembuatan artikel V
C. Rencana Tindakan.
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus
pertama dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan sederhana.
Siklus kedua dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan yang lebih
lengkap, serta setiap akhir siklus diadakan evaluasi.
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala SD Pangudi Luhur 3 untuk
melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut
b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh
gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa
c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran
sepintas mengenai prestasi belajar siswa dalam menjelaskan
berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya
d. Identifikasi masalah yang ada adalah kurangnya prestasi belajar
siswa dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara
penggunaannya
e. Analisis masalah belajar siswa dalam menjelaskan berbagai energi
alternatif dan cara penggunaannya dikarenakan pelajaran yang
disampaikan oleh guru kurang menarik minat anak. Hal ini
disebabkan oleh faktor kreativitas guru dalam menciptakan suasana
pembelajaran agar dapat menarik perhatian dan minat siswa
dengan mempergunakan teknik, metode dan alat peraga yang
dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara
penggunaannya dengan mempergunakan teknik pemetaan gagasan.
f. Perumusan masalah
g. Perumusan hipotesis
h. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus
i. Membuat gambaran awal mengenai prestasi belajar dalam
mendeskripsikan energi alternatif siswa kelas IV dengan
melakukan diskusi dan tanya jawab.
j. Penyusunan silabus, RPP, LKS, Kisi-kisi soal, tes dan instrumen
penelitian
k. Pelaksanaan penelitian
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan
kelas sebagai berikut:
● Siklus I
a. Siklus I (2 pertemuan)
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,
dimana setiap pertemuan adalah 2 JP.
b. Perencanaan Tindakan
Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), teknik pemetaan gagasan
dengan membuat gambar simbol-simbol dan tes pemahaman di
c. Pelaksanaan Tindakan I
i. Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan
dicapai, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
ii. Berdiskusi singkat tentang konsep energi alternatif dan
sumber-sumbernya serta memperlihatkan contoh peta
konsep dengan berbagai macam tema.
iii. Siswa membuat simbol-simbol dari isilah-istilah yang
berhubungan dengan energi alternatif sesuai dengan
perintah yang ada pada LKS secara berkelompok yang
masing-masing terdiri dari 4-5 siswa.
iv. Bersama kelompok mencoba menggabungkan
simbol-simbol tersebut menjadi sebuah pemetaan gagasan.
v. Memberi kesempatan kepada siswa untuk membahas
simbol yang sudah dikerjakan di kelas.
vi. Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menanggapi, menyanggah,atau memberikan tambahan.
vii.Mengadakan evaluasi pembelajaran (siklus I pertemuan
ke 2).
d. Observasi
Data yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik
diukur dengan tes tertulis yaitu saat evaluasi
pembelajaran.
Refleksi yang dilakukan peneliti adalah:
i. Mengevaluasi kembali apa yang dilakukan pada pelaksanaan
siklus I, tentang apa yang berhasil, kendala dan hambatan
yang dihadapi peserta didik.
ii. Membandingkan hasil tes pemahaman dan observasi yang
sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
iii. Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil tes pemahaman
dan observasi untuk dilakukan pada siklus II.
● Siklus II
a. Siklus II (2 pertemuan)
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,
dimana setiap pertemuan adalah 2 JP.
b. Perencanaan Tindakan
Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), teknik pemetaan gagasan
dengan menyambung gambar simbol-simbol yang pernah
dilakukan saat siklus I sehingga gambar pemetaan gagasan sudah
terbentuk lebih kompleks dan diakhiri dengan tes pemahaman di
akhir siklus II.
i.Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan
dicapai, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
ii. Menggali kembali secara singkat konsep energi
alternatif dan cara penggunaannya.
iii. Siswa membuat simbol-simbol dari isilah-istilah
yang berhubungan dengan energi alternatif sesuai
dengan perintah yang ada pada LKS secara
berkelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5
siswa.
iv. Memberi kesempatan kepada seorang siswa untuk
membahas peta konsep yang sudah dikerjakan di kelas
(presentasi kelompok).
v. Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
nenanggapi, menyanggah, atau memberikan tambahan.
vi. Mengadakan evaluasi pembelajaran (siklus II
pertemuan ke 2).
d. Observasi
Data yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik
diukur dengan hasil/produk karya siswa berupa gambar
pemetaan gagasan dan tes tertulis dengan bentuk soal isian.
e.Refleksi
i. Mengevaluasi kembali apa yang dilakukan pada
pelaksanaan siklus II, tentang apa yang berhasil,
kendala dan hambatan yang dihadapi.
ii. Membandingkan hasil tes dan observasi yang sudah
dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus
dilanjutkan atau tidak.
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya.
Tes dilaksanakan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui apakah
terjadi peningkatan prestasi siswa setelah proses pembelajaran tersebut
dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut: .
Tabel 2 : Pengumpulan data dan instrumennya.
Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
Prestasi
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini yaitu data yang berkaitan dengan pemahaman
pemetaan gagasan untuk pemahaman peserta didik tentang energi alternatif
diukur dengan tes pemahaman atau evaluasi serta pembuatan produk berupa
pemetaan gagasan.
2.Instrumen
Penelitian ini akan menggunakan 2 instrumen tes dan non tes, sebagai berikut:
a. Tes tertulis (soal tes pemahaman)
Soal tes pemahaman (soal evaluasi) berupa soal isian yang dikembangkan
sendiri oleh penulis dengan bimbingan dosen pembimbing mengacu pada
kisi-kisi soal. Soal isian berjumlah 20 nomor, yang masing-masing nomor
mempunyai bobot 1.
Dengan ketentuan: Skor 1: Jika jawaban benar
Skor 0 : Jika jawaban salah
Berikut kisi-kisi soal tes pemahaman (soal evaluasi) siklus I dan siklus II:
Tabel 3: Kisi-kisi Soal pada Siklus I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk soal
No. Soal
kelemahan bahan bakar fosil.
8.2.3 Menyebutkan sumber energi yang termasuk tak terbatas
8.2.4 Menjelaskan manfaat dari sumber energi bagi kehidupan mahkluk hidup.
8.2.5 Menjelaskan perubahan bentuk energi yang satu ke bentuk lain
Dasar Indikator
Bentuk energi dan cara penggunaannya
pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi alternatif
keuntungan dan
Tabel 5 : Rincian Pemberian Skor
No Jenis Soal Jumlah
b. Penilaian Produk Pemetaan Gagasan (non-tes).
Penilaian produk adalah penilaian yang berasal dari karya siswa
dengan bantuan petunjuk terlebih dahulu kemudian diberikan
saran-saran dari guru agar hasil kreasi dapat menjadi baik. Di sini produk
yang dihasilkan berupa gambar pemetaan gagasan yang dibuat pada
siklus pertama dan siklus kedua. Penilaian produk hanya dilakukan
pada siklus yang kedua, karena pada siklus pertama siswa belum
paham dengan langkah dan inti dari pemetaan gagasan, jadi hanya
bersifat pengenalan. Maka untuk memperoleh nilai dari produk
tersebut penulis menggunakan lembar pengamatan yang disusun
sendiri yaitu sebagai berikut ini:
Petunjuk Penilaian:
Nilai tingkat pelaksanaan siswa dengan skala penilaian sebagai
berikut:
Tabel 6 : Rubrik pengamatan dan penilaian Produk Pemetaan
Gagasan Siswa.
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar * sebagian kecil benar *sebagian besar salah * tidak mengerjakan
4
* Sangat lengkap * lengkap * cukup
* kadang-kadang aktif * tidak aktif
* tidak membuat
2
Validitas pada penelitian ini menggunakan expert judgement, yakni
instrumen disusun sebaik mungkin dengan mengacu pada kisi-kisi soal
evaluasi, selanjutnya dikonsultasikan pada orang yang lebih ahli, dalam hal
ini adalah dosen pembimbing sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil
pengalaman (Suharsini, 1984:53). Validitas sebuah tes adalah sampai di
mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,
1995:244).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis validitas isi. Validitas
isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes
atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan
(Masidjo, 1995:243). Pokok-pokok penting dalam validitas isi yaitu dalam
suatu tes perlu mewakili masalah yang akan diuji dan dalam satu tes
seharusnya sesuai, biasanya didasarkan pada penilaian para ahli dalam
bidang tersebut (Masri, 1985:100).
3. Analisis Data
Analisis diskriptif teknik tertulis dalam pemahaman tentang energi
alternatif yaitu dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan (mind
mapping). Dalam penelitian ini pemahaman peserta didik, dinyatakan
dengan skor hasil tes pemahaman dan pembuatan produk. Untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman peserta didik diukur
dari tes evaluasi tertulis dengan langkah-langkah analisisnya adalah:
a. Siklus I (pertama)
Dihitung nilai tes pemahaman peserta didik dengan rumus:
Nilai = 100
Sedangkan untuk nilai rata-rata dihitung dengan rumus:
Nilai rata-rata (N) = n
N
Nilai rata-rata =
didik
dengan ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa
n = Jumlah seluruh siswa
b. Siklus II (kedua)
Dihitung nilai tes pemahaman dan produk peserta didik dengan
%
Sedangkan untuk nilai rata-rata dihitung dengan rumus:
Rata-rata nilai (N) = n
N
Nilai rata-rata =
siswa
dengan ∑N : Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa
n : Jumlah seluruh siswa
c. Dihitung persentase peserta didik yang telah mencapai nilai KKM
dengan rumus:
Persentase =
E. Indikator Keberhasilan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran IPA yang harus
dikuasai siswa kelas IV semester genap SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta
tahun pelajaran 2010/2011 adalah 70. Dalam menyusun indikator
keberhasilan, yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah
pencapaian nilai rata-rata tes siswa pada siklus I adalah 70 dan pada akhir
siklus II adalah 75. Jika di akhir siklus II nilai rata-rata tes peserta didik
mencapai 75 atau lebih, maka pembelajaran dikatakan berhasil. Sedangkan
nilai tes pemahaman siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh
dari hasil tes dan produk pemetaan gagasan kemudian diolah dengan rumus
Tabel 7: Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan
Nilai Kondisi
Awal
Kondisi yang
diharapkan Instrumen Siklus I Siklus II
Nilai hasil tes pemahaman siswa (dihitung rata-rata kelas)
63,78 70 75 Tes tertulis
dan non
tertulis Persentase siswa yang
mencapai KKM
40% 70 % 80%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus (tiap siklus terdapat 2 pertemuan)
yang dilaksanakan masing-masing siklusnya menjadi empat tahapan, yaitu
rencana kegiatan, tindakan kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Berikut
penjelasan hasil penelitian dari setiap siklus:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan LKS teknik pemetaaan gagasan yaitu
petunjuk membuat gambar simbol-simbol dan tes pemahaman di
akhir siklus I. Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali
pertemuan, dimana setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 jp (70
menit). Materi yang disampaikan pada siklus I adalah mencari
informasi tentang sumber-sumber energi alternatif dan peristiwa
perubahan energi.
b. Pelaksanaan Tindakan.
i. Siklus I Pertemuan Pertama
Tindakan pada siklus I pertemuan pertama ini dilakukan
pada hari Jumat, 6 Mei 2011. Subyek penelitian yang digunakan
berjumlah 32 siswa (13 putra dan 19 putri).
Kegiatan diawali dengan menyampaikan tujuan dan
kompetensi dasar yang akan dicapai, serta rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan. Guru menceritakan sebuah peristiwa
kelangkaan BBM dari sebuah artikel dan bacaan mengenai
sumber yang terbatas. kemudian membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil (masing-masing terdiri dari 4-5
siswa). Dengan perlahan-lahan guru menjelaskan teknik
pemetaan gagasan kepada siswa sebagai cara menuangkan ide
atau pengetahuan yang telah dipelajari dalam bentuk gambar.
Siswa membaca informasi mengenai sumber utama bahan
bakar yang saat ini digunakan dan mendiskusikan dengan teman
kelompoknya tentang kelebihan dan kelemahan bahan bakar
fosil. Setiap anggota kelompok mencari informasi dari buku
paket tentang sumber energi yang termasuk tak terbatas seperti
air, matahari, panas bumi dan angin.
Guru dan siswa bersama-sama bertanya jawab tentang
materi yang telah didiskusikan oleh siswa dalam kelompoknya
tentang sumber energi yang biasa digunakan dan
sumber-sumber energi alternatif. Kemudian membagikan LKS untuk
petunjuk pembuatan simbol-simbol dari istilah-istilah yang
terdapat pada materi hari ini (sesuai indikator yang dipelajari).
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan membuat
gambar simbol-simbol di papan tulis yang disambung oleh
kelompok lain. Pada akhir pelajaran guru bersama siswa
membuat rangkuman dari materi yang telah disampaikan dan
dipelajari hari ini (sesuai indikator).
Sebelum menutup pelajaran peneliti bersama siswa
merefleksikan kegiatan pembelajaran hari itu dan tidak lupa
memberi PR. Tugasnya yaitu mencari sumber-sumber informasi
yang bisa diperoleh dari media cetak, radio, televisi, dan
internet tentang macam-macam bentuk sumber energi alternatif
sebagai persiapan mengikuti pelajaran IPA berikutnya.
ii. Siklus I Pertemuan Kedua
Tindakan pada siklus I pertemuan kedua ini dilakukan
pada hari Sabtu, 7 Mei 2011. Pertemuan kedua ini, peneliti
bersama siswa membahas kesulitan-kesulitan yang dialami saat
melakukan percobaan pada pertemuan pertama. Kemudian
para siswa dijelaskan tentang sebuah peristiwa perubahan
energi yang satu ke bentuk yang lain dari suatu benda atau alat
seperti : kipas angin yang menghasilkan energi listrik dan
diubah menjadi energi gerak.
Peneliti menjelaskan teknik pemetaan gagasan kepada
siswa sebagai cara menuangkan ide atau pengetahuan yang
menggabungkan simbol-simbol yang telah dibuat pertemuan
sebelumnya. Siswa mendiskusikan materi hari itu bersama
kelompok, kemudian bertanya jawab dengan teman dan
peneliti agar selalu tercipta suasana yang aktif. Tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
dan membuat gambar pemetaan gagasan di papan tulis yang
disambung oleh kelompok lain.
Kegiatan pada siklus I pertemuan kedua ini siswa
mengerjakan evaluasi (berdasarkan indikator pertemuan lalu
dan hari ini) dengan bentuk soal isian untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi ini
pertemuan 1 dan 2.
c. Observasi
Diskusi kelompok pada siklus I, siswa diminta
untuk mencari istilah-istilah yang berhubungan dengan
sumber-sumber energi alternatif. Pada siklus pertama ini
siswa belum terbiasa untuk bekerja dalam kelompok,
sehingga ada siswa yang hanya diam saja. Kemudian, guru
membimbing siswa dalam kerja kelompok melalui lembar
kerja yang telah dibagikan.
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya, hal ini untuk melatih percaya diri
mempresentasikannya dengan baik, walaupun ada siswa yang
masih gugup saat berada di depan teman-temannya
Hasil penelitian siklus I diperoleh dari tes tertulis
dengan evaluasi berupa isian. Berikut ini merupakan hasil
evaluasi yang diperoleh:
Tabel 8 : Nilai Evaluasi Siklus I
Nomor
Urut Jumlah
B
Berdasarkan data di atas persentase siswa yang mencapai KKM
pada Siklus I, yaitu:
= 100% 31 28
x
= 90,32 %
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat
pembelajaran berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh:
1) Adanya siswa yang hanya diam saja saat kerja kelompok
berlangsung, peneliti menegur dan mengarahkan siswa
tersebut agar aktif dalam kelompok tersebut.
23 17 85 √
24 15 75 √
25 14 70 √
26 15 75 √
27 15 75 √
28 18 90 √
29 15 75 √
30 16 80 √
31 11 55 √
32 18 90 √
Jumlah 2495
2) Kesulitan siswa pada siklus I ini yaitu siswa belum terbiasa
dengan langkah-langkah pembuatan pemetaan gagasan
walaupun sudah dibagikan lembar kerja dalam
kelompoknya, sehingga saat memulai sebagian besar
membuat dengan caranya sendiri dan menjadi tidak sesuai
yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti kemudian
membahas kesulitan siswa pada pertemuan kedua. Dengan
harapan, agar siswa lebih jelas dan lebih faham akan
materi dan teknik pembelajaran yang disampaikan oleh
peneliti.
3) Pemahaman siswa meningkat, hal ini terbukti dengan hasil
evaluasi pada siklus I tentang sumber-sumber energi
alternatif dan perubahan bentuk satu energi ke bentuk lain,
siswa yang memenuhi KKM pada siklus I mencapai
90,32% dengan nilai rata-rata kelas 80,48.
4) Perubahan juga tampak dari cara belajar para siswa yang
sebelumnya lebih banyak mendengarkan menjadi aktif
mencari materi dari sumber belajar dan bersosioalisasi
dalam kelompok.
2. Siklus II
a. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II yaitu
RPP, LKS, soal evaluasi, dan mempersiapkan lembar
penilaian produk dan tes tertulis. Materi yang disampaikan
pada siklus II adalah pemanfaatan sumber energi alternatif
dan peralatan-peralatan yang menggunakan energi
alternatif.
b. Tindakan Kegiatan
1) Siklus II Pertemuan Pertama
Tindakan pada siklus II pertemuan pertama ini
dilakukan pada hari Jumat,13 Mei 2011. Subyek
penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas IV SD
Pangudi Luhur 3 Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa.
Peneliti menunjukkan gambar/slide foto-foto
pemanfaatan sumber energi alternatif yang dapat
dilakukan dan dibuat seperti PLTA, PLTU, dsb.
Kemudian menjelaskan kembali kepada siswa tentang
teknik pembuatan pemetaan gagasan dan membagikan
LKS. Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan teknik
pemetaan gagasan lebih lanjut kepada siswa sebagai cara
menuangkan ide atau pengetahuan yang telah dipelajari
dalam bentuk tulisan/isitilah-istilah dan gambar
kemudian meminta siswa mengerjakannya dalam
kelompok masing-masing (4-5 orang seperti pertemuan