• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dengan teknik pemetaan gagasan tentang materi energi alternatif mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dengan teknik pemetaan gagasan tentang materi energi alternatif mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DENGAN TEKNIK PEMETAAN GAGASAN

TENTANG MATERI ENERGI ALTERNATIF MATA PELAJARAN IPA

SISWA KELAS 4 SD PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Antonius Tonny Budisantoso

091134190

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan di kelas IV SD Pangudi Luhur

3 Yogyakarta termasuk dalam kelompok mata pelajaran pokok dipelajari

sesuai dengan kurikulum sekolah dan standar nasional. Kelompok mata

pelajaran llmu Pengetahuan Alam sendiri bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa SD untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif dalam

mengenal, menggunakan dan memecahkan masalah atau menerima informasi

yang ada di lingkungan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari.

Kesulitan yang selama ini muncul adalah bahwa IPA merupakan

pelajaran yang memiliki kesan “mudah” dipelajari bagi siswa, karena

dirasakan hanya bersifat hafalan yang mengakibatkan siswa merasa malas

belajar. Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran

agar siswa menjadi tertarik dan berprestasi. Pembelajaran kontekstual

diharapkan sangat sesuai jika diterapkan dalam proses pembelajaran IPA.

Untuk dapat menarik perhatian siswa, guru hendaknya kreatif dalam memilih

metode dan teknik pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas dan

kreativitas siswa. Dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,

menyenangkan, gembira, dan berbobot (Paikem Gembrot), siswa diharapkan

dapat tertarik dengan materi yang diajarkan oleh guru. Pelajaran IPA juga

(19)

Akhir Sekolah) di kelas 6 yang bahannya diambil dari pelajaran kelas IV

sebanyak 20%.

Dalam pembelajaran IPA dengan materi menjelaskan energi

alternatif dan penggunaannya, nilai dari 37 siswa masih di bawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). Siswa idealnya mendapatkan nilai sesuai

dengan KKM yang ditentukan sekolah, yaitu : 70. Namun kenyataannya, 60

% siswa belum mampu menguasai materi tersebut. Buktinya, dari hasil tes 37

orang siswa di kelas IV Pangudi Luhur 3 Yogyakarta, 22 siswa mendapatkan

hasil yang kurang memenuhi KKM. Akibatnya dari hasil tes yang diujikan

pada kompetensi dasar tersebut, nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya

63,78.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, diperoleh keterangan

mengenai minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA sudah cukup

besar. Hal tersebut terjadi karena siswa merasa senang memperhatikan materi

dalam bentuk teori ataupun peragaan yang disampaikan oleh guru. Gejala

yang tampak adalah siswa telah aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan

mengerjakan tugas-tugas. Walaupun kebanyakan pada akhirnya siswa

menerima pelajaran yang bersifat verbalistis akan tetapi, siswa memiliki

motivasi yang baik. Masalah utama yang terdapat kelas ini adalah

kebanyakan siswa tidak mudah mengingat suatu materi, sehingga

mengakibatkan siswa tidak mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.

Oleh sebab itu siswa menjadi kurang teliti terhadap materi yang diberikan,

(20)

sebenarnya tidak ingat betul dengan jawaban dari pertanyaan tersebut.

Disamping itu persepsi siswa terutama di usia SD tentang prestasi belajar

belum utuh. Hal ini sangat dipengaruhi oleh psikologi anak, lingkungan, pola

didik orang tua, kemajuan teknologi (TV, game, dll). Untuk itu guru harus

berusaha kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran agar dapat

menarik perhatian dan minat siswa. Kemudian untuk yang perlu dilakukan

saat ini adalah menentukan strategi pembelajaran dengan mempergunakan

teknik, metode dan alat peraga yang menarik bagi siswa.

Peneliti akan mencoba meningkatkan prestasi belajar siswa tentang

materi energi alternatif dan cara penggunaannya dengan mempergunakan

teknik pemetaan gagasan. Teknik ini merupakan salah satu alternatif yang

dapat diterapkan untuk membantu siswa belajar. Pemetaan gagasan

diharapkan dapat membantu siswa untuk melatih daya ingatnya terhadap

suatu materi tertentu yang telah dipelajari.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih satu masalah yang akan

dilakukan tindakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi. Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi pelajaran IPA di SD

maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada kompetensi dasar 8.2

(21)

siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 semester genap tahun pelajaran

2010/2011.

2. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti akan mempergunakan

teknik pemetaan gagasan.

C. Perumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah, masalah pembatasan, masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah pembelajaran menggunakan teknik pemetaan gagasan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi energi alternatif dan

cara penggunaannya pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3

Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?

D. Pemecahan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat

dalam rumusan masalah, masalah rendahnya prestasi belajar tentang materi

energi alternatif akan coba diatasi oleh peneliti dengan teknik pemetaan

gagasan. Pada teknik tersebut pelaksanaan pembelajarannya, diusahakan

semua siswa dapat terlibat aktif.

E. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaaan dan tidak menimbulkan multi

(22)

pengertian. Seperti yang telah diuraikan di atas, maka yang dimaksud

dengan:

1. Prestasi belajar adalah suatu perolehan hasil baik atau kurangnya sebuah

kemampuan siswa dalam hal pencapaian materi pelajaran yang diberikan

oleh guru dengan menggunakan tes sebagai alat ukur.

2. Pemetaan gagasan atau dikenal juga dengan istilah mind mapping adalah

suatu teknik untuk mempermudah mengingat suatu materi pelajaran

dengan cara memilah, menyusun, dan mengulang materi pelajaran dalam

bentuk bagan-bagan yang kreatif, bercabang-cabang dan penuh

warna-warni serta dengan simbol-simbol bermakna yang mewakili kata kunci

dari sub materi-materi yang dipelajari.

3. Energi alternatifadalah adalah energi pengganti yang dapat digunakan

untuk menggantikan peranan minyak bumi sebagai sumber energi utama

saat ini.

F. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Apakah teknik pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi siswa

yang nampak pada nilai evaluasi kelas IV SD Pangudi Luhur 3

Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011 tentang materi

berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

2. Apakah teknik pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi siswa

(23)

IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Genap Tahun Pelajaran

2010/2011 tentang materi berbagai energi alternatif dan cara

penggunaannya.

G. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis hasil penelitian tersebut dapat menambah

wawasan tentang salah satu model pembelajaran, yang dapat

meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam mata pelajaran

IPA.

2. Secara Praktis :

a. Bagi peneliti sendiri, merupakan pengalaman yang berharga dalam

memilih dan menggunakan teknik pembelajaran yang sesuai

dengan materi pelajaran, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan

prestasi siswa kelas IV SD dalam pelajaran IPA.

b. Bagi rekan-rekan guru, peningkatan prestasi belajar siswa dalam

menjelaskan kepada para siswa tentang energi alternatif dengan

menggunakan teknik pemetaan gagasan dapat dijadikan sebagai

pedoman pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam berbagai

materi pokok, mata pelajaran dan kelas yang lain.

c. Bagi sekolah, dengan meningkatnya prestasi belajar siswa akan

memberikan sumbangan bagi perbaikan mutu sekolah.

d. Bagi perpustakaan sekolah, skripsi penelitian tindakan kelas yang

(24)

menggunakan teknik pemetaan gagasan dalam menjelaskan energi

alternatif pada mata pelajaran IPA ini dapat menambah koleksi

bacaan di perpustakaan. Skripsi penelitian ini bermanfaat bagi

rekan-rekan guru atau pihak terkait yang akan melaksanakan

penelitian tindakan kelas dan bisa juga dijadikan sebagai bahan

pembandingan.

e. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penulisan penelitian

tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah koleksi

kepustakaan dan dapat menjadi referensi bagi teman-teman

mahasiswa yang akan melakukan penulisan penelitian tindakan

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976 : 768), prestasi

adalah hasil yang telah dicapai/dilakukan, dikerjakan. Prestasi dapat

diartikan keberhasilan yang telah dicapai/dilakukan dan penguasaan

pengetahuan siswa dalam hal pencapaian materi pelajaran. Prestasi belajar,

kita ketahui bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang

bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non kognitif

seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan.

B. Hakikat Belajar

Kata belajar, menurut pandangan masyarakat adalah usaha

mencari, menambah, dan mengumpulkan pengetahuan di sekolah.

Pengertian belajar yang lebih modern diungkapkan oleh Morgan dkk dalam

Sumantri (2001 : 13). yaitu belajar sebagai setiap perubahan tingkah laku

yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman.

Sedangkan belajar menurut Sudjana (2004 : 28) adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti

(26)

keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan,

dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut.

Menurut Morgan dalam Baharuddin (2002 : 14), belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan

atau pengalaman.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan

untuk menambah ilmu, mengubah perilaku baik dari pengalaman ataupun

latihan untuk memenuhi kebutuhan diri, kecerdasan yang belum dimilikinya

melalui pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

C. Prestasi Belajar

Sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai-sikap dalam proses belajar mengajar dapat diketahui

tingkat keberhasilannya dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian

sifat suatu objek dalam kegiatan belajar yang khas, yang dilakukan dengan

secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap,

dan nilai.

Hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan dengan secara

sengaja sebagai hasil suatu pengukuran akan disebut sebagai prestasi belajar

(27)

Prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses

belajar yang telah dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan

dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan

mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas

(Gagne dalam Baharuddin, 2002:18).

Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang

merupakan hasil belajar sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian

macam kondisi belajar untuk pencapaiannya.

Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah :

a. Keterampilan intelektual, sejuklah pengetahuan mulai dari baca, tulis,

hitung sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan intelektual

tergantung kepada kapasitas intelektual kecerdasan seseorang dan pada

kesempatan belajar yang tersedia.

b.Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam

arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta

d.Ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain ketrampilan

menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional

yang dimiliki seseorang, sebagai mana dapat disimpulkan dari

kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.

Belajar tidak sebatas memperoleh informasi tetapi belajar untuk

(28)

melakukan apa yang dimiliki berdasarkan segala pengalaman yang telah

dialami. Memahami menyangkut proses membuat keterkaitan (koneksi),

menggunakan pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk

suatu wawasan yang bermakna. Apa yang dapat dilakukan dalam kelas

untuk menumbuhkan iklim belajar yang mampu mengembangkan

pemahaman seperti yang dimaksud itu?

Menurut tim pengembang PGSD (tim pengembang PGSD, 2001:3),

ada tiga macam elemen penting dalam belajar untuk pemahaman, yaitu :

a. Pengembangan topik generatif yang bisa mendorong anak untuk

secara mendalam dan bergairah melakukan connection making.

b. Pengajaran ditekankan kepada pembentukan pemahaman dan

kebermaknaan.

c. Assesment dalam konteks, dimana tes bukan bagian terpisah yang

berdiri sendiri melainkan terpadu di dalam pengajaran dan tugas-tugas

yang dihadapkan kepada anak bersifat otentik.

Dalam berbagai jenis belajar, kita senantiasa melibatkan ingatan.

Jika kita tidak dapat mengingat sesuatu pun mengenai informasi yang kita

terima, kitapun tidak akan dapat belajar apa-apa. Tanpa ingatan kita tidak

dapat melakukan sesuatupun karena segala perbuatan dan perkataan kita

terjadi berdasarkan ingatan yang telah terekam terlebih dahulu. Untuk dapat

mengingat, kekuatan ingatan dibagi dalam tiga tahapan. Pertama ketika kita

diperkenalkan, dengan sesuatu cara kita memasukkan informasi yang ada ke

(29)

selama waktu tertentu. Dan ketiga, kita akan dapat menemukan kembali

informasi tersebut jika suatu saat dibutuhkan.

Ingatan sendiri dapat dibedakan berdasarkan waktu, yaitu ingatan

jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek yaitu

ingatan yang menyimpan materi dalam jangka waktu yang pendek saja.

Sedangkan ingatan jangka panjang, materi yang masuk menjadi unit-unit

yang besar dan bermakna sehingga informasi tersebut disimpan dalam

ingatan jangka panjang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat

dilihat dari perilaku, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik.

Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan

mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil

belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan

angka atau huruf, seperti angka 0 – 100 pada pendidikan dasar atau sampai

menengah. Hasil belajar inilah yang disebut prestasi belajar yang berhasil

diperoleh siswa (Syaodih, 2005:103).

Prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh tenaga pendidikan

yang profesional yang memiliki kompetensi dengan kemajuan yang dapat

diandalkan, berdaya guna, dan berhasil guna untuk melayani dan membantu

siswa dalam proses belajar mengajar. Karena tuntutan profesi, maka tugas

guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti memberi

bimbingan kepada anak agar dapat berkembang seoptimal mungkin dan

(30)

memberikan pengajaran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Melatih berarti memberikan diri untuk menjadi fasilitator bagi

anak untuk berlatih. Dan faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah

bagimana guru dapat menciptakan situasi belajar yang membuat anak

menjadi merasa nyaman dan bahagia dalam menjalani proses belajar di

sekolah (Aprilianto, 2008:155). Pengukuran penguasaan hasil belajar/

prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes prestasi atau tes hasil belajar.

Maka metode dan alat evaluasi harus menentukan hasil akhir perilaku

maupun pemahaman terhadap materi, sehingga prestasi yang diberikan oleh

siswa benar-benar mencakup hasil belajar yang harus dicapainya (Winkel,

2004:620).

Winkel (2004:620) mengutip pendapat Herman Ebbinghaus (1913)

yang mengadakan suatu rangkaian penelitian yang cukup berbobot

mengenai belajar, terutama menghafal. Ia menggunakan dirinya sendiri

sebagai subyek percobaan dan memakai kata yang tidak artinya? namun dari

kata yang tidak ada artinya itu, dia dapat dengan mudah mengingat sesuatu.

Berbagai kegiatan belajar perlu dilakukan dalam rangka menjawab

pertanyaan-pertanyaan dan tugas. Selama proses belajar berlangsung ,

siswa membutuhkan hasil penggalian dari ingatannya pada saat:

a. Unit pelajaran, yang belum selesai dipelajari seutuhnya, akan

dilanjutkan,misalnya pada pelajaran berikutnya.

b. Hasil belajar akan diterapkan di luar lingkup bidang studi yang

(31)

c. Harus memberikan prestasi pada akhir proses belajar, yang

membuktikan bahwa belajar memang diperoleh atau tujuan

instruksional telah tercapai.

D. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena

alam semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994)

dijelaskan pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa

pengetahun, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar,

yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan

dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu

secara sistematis tentang alam semesta.

IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan sebagaimana yang ditulis oleh Poppy K. Devi dan Sri Anggraeni (2008: 4). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar diharapkan menjadi wahana

bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Dalam

mata pelajaran ini juga harus menekankan pada pemberian pengalaman

secara langsung. Oleh karena itu, siswa perlu dibantu belajar

mengembangkan dan mengetahui cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,

(32)

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang

didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta

dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,

teori-teori dan hipotesis-hipotesis ( Purnell’s, 1983 dalam Srini M. Iskandar,

2001:2 ). Fakta-fakta IPA merupakan hasil dari kegiatan empirik sedangkan

konsep-konsep IPA, prinsip-prinsip IPA dan teori-teori IPA merupakan

hasil dari kegiatan analitik (Srini M. Iskandar, 2001: 2). Dengan penjelasan

sebagai berikut :

a. Fakta

Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang

benda-benda yang benar ada, atau sebuah peristiwa yang

benar-benar terjadi. Contoh: Bumi merupakan planet ke 3 dalam sistem tata

surya.

b. Konsep

Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan atau

menghubungkan fakta-fakta IPA yang memiliki hubungan satu sama

lain. Contoh: semua zat tersusun atas partikel-partikel.

c. Prinsip

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara

konsep-konsep IPA. Prinsip dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti

(33)

memuai. Contoh tersebut menghubungkan konsep udara, panas dan

memuai. Prinsipnya, jika udara dipanaskan maka akan memuai.

d. Teori

Teori merupakan model atau gambaran yang dibuat oleh

ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Seperti halnya prinsip, teori

juga dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti baru yang berlawanan

dengan teori tersebut. Contoh : teori geosentrik alam semesta yang

menonjol lima ratus tahun yang lalu sekarang hanyalah merupakan

bagian dari sejarah.

Untuk membahas hakikat IPA, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan seperti yang dikemukakan oleh Hardy & Fleer (1996:15)

sehingga memungkinkan para guru memahami IPA dalam perspektif yang

lebih luas. Menurut mereka, sekurang-kurangnya ada 7 ruang lingkup

pemahaman IPA yaitu sebagaimana berikut.

a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan

IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai

konsep IPA yang sangat luas. IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi

berbagai pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai

penemuan pengetahuan yang sangat baru. Pengetahuan tersebut berupa

fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan alam.

b. IPA sebagai suatu proses penelusuran (investigation)

IPA sebagai suatu proses penelusuran umumnya merupakan suatu

(34)

dengan kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Dalam kategori ini

IPA dipandang sebagai sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat,

objektif, dan suatu proses yang bebas nilai

c. IPA sebagai kumpulan nilai

IPA sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan penekanan IPA

sebagai proses. Bagaimanapun juga, pandangan ini menekankan pada

aspek nilai ilmiah yang melekat pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai

kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan.

d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia

Proses IPA dipengaruhi oleh cara di mana orang memahami kehidupan

dan dunia di sekitarnya. IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara di mana

manusia mengerti dan memberi makna pada dunia di sekeliling mereka,

selain juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dunia beserta

isinya dengan segala keterbatasannya.

e. IPA sebagai institusi sosial

Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai

kumpulan para profesional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih dan

diberi penghargaan akan hasil karya. Para ilmuwan ini sangat terikat

dengan kepentingan institusi, pemerintah, politik, bahkan militer.

f. IPA sebagai hasil konstruksi manusia

Pandangan ini menunjuk pada pengertian bahwa IPA sebenarnya

(35)

semesta alam. Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan akumulasi

kebenaran. Hal pokok dalam pandangan ini adalah IPA merupakan

konstruksi pemikiran manusia. Oleh karenanya, dapat saja apa yang

dihasilkan IPA memiliki sifat bias dan sementara.

g. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari

Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA. Bukan saja

pemakaian berbagai jenis produk teknologi sebagai hasil investigasi dan

pengetahuan, melainkan pula cara bagaimana orang berpikir mengenai

situasi sehari-hari sangat kuat dipengaruhi oleh pendekatan ilmiah

(scientific approach).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung dengan penggunaan keterampilan proses seperti

ketrampilan mengamati dengan seluruh indera, menggunakan alat indera

dan bahan belajar secara benar, mengajukan pertanyaaan,

mengkomunikasikan hasil temuan, secara beragam dan sikap ilmiah dalam

menghadapi situasi dan melakukan sebuah pengalaman yang berhubungan

(36)

E. Energi alternatif dan Cara Penggunaannya Dalam Mata Pelajaran IPA

di Kelas IV Sekolah Dasar.

1. Pengertian Energi Alternatif

Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional yaitu minyak bumi, tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut.

Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar

hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dari emisi karbon dioksida

yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah

berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang

berbeda dalam penggunaannya.

Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu teknologi, selain teknologi

yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi

alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi

masalah dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar

fosil.

2. Sejarah perkembangan energi alternatif

Dalam sejarahnya, kebutuhan manusia terhadap energi semakin lama

semakin meningkat. Energi yang digunakan saat ini berasal dari minyak

bumi. Namun, eksploitasi yang berlebihan terhadap minyak bumi

mengakibatkan persediaannya semakin menipis. Tuhan menganugrahkan

(37)

teknologi-teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi-teknologi juga telah sampai pada

penggunaan energi alternatif sebagai pengganti sumber energi utama yang

semakin sedikit jumlahnya. Akhirnya transisi penggunaan energi alternatif

berdasarkan faktor ekonomi, hadirnya suatu sumber energi baru bertujuan untuk menggantikan sumber energi yang lama yang semakin langka dan

mahal, tidak ekonomis lagi, atau tidak dapat diakses lagi.

3. Macam-macam contoh sumber energi alternatif

Berbagai sumber-sumber di alam yang dapat dimanfaatkan sebagai

energi alternatif sebenarnya mudah didapatkan. Dengan usaha manusia untuk

memperolehnya dengan menggunakan tekonologi yang telah ada, maka

energi alternatif dapat diperoleh. Beberapa macam contoh sumber energi

alternatif antara lain :

a. Energi matahari

Hampir semua energi yang berada di bumi berasal dari matahari.

Energi radiasi sinar matahari dapat diubah menjadi energi listrik dan energi

kalor.

Peralatan yang menggunakan sel-sel surya dapat langsung mengubah

energi radiasi sinar matahari menjadi energi listrik. Pada saat ini, sel-sel surya

(38)

Gambar 1 : Turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik tenaga surya.

sumber: www.Team Andriewongso.com

Sel-sel surya ini dapat mengubah energi radiasi sinar matahari

menjadi energi kalor (panas). Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan

untuk memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain. Pada saat

ini, sel- sel surya sudah biasa dijumpai di atap-atap rumah, rumah sakit, dan

hotel-hotel. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi ini

adalah matahari tidak bersinar sepanjang hari.

b. Energi Panas Bumi

Bumi sesungguhnya tersusun dari beberapa lapisan. Pusat bumi

terbentuk dari lapisan batu yang panas. Hal ini memungkinkan bumi menjadi

sumber energi panas. Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh

magma di dalam perut bumi. Energi panas bumi disebut juga energi

geotermal. Energi tersebut banyak digunakan terutama di daerah-daerah

(39)

air di sekitarnya sehingga dihasilkan sumber uap panas atau geiser. Sumber

uap panas tersebut kemudian dibor. Uap panas yang keluar dari lubang

pengeboran, setelah disaring, dapat digunakan untuk menggerak-kan turbin

yang akan memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.

Gambar 2 : pemanfaatan energi alternatif panas bumi.

Sumber: http://www.flickr.com/photos/47860895@N05/4424300318/in/photostream.

Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas bumi disebut

Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Contoh PLTP di Indonesia, antara

lain, PLTP Kawah Kamojang di Jawa Tengah dan PLTP Bayongbong di

Garut, Jawa Barat. Masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi panas

bumi adalah sulitnya pengeboran tanah, biaya yang tinggi, dan sedikitnya

(40)

c. Energi Air

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Aliran air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat

digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Misalnya pada suatu

bendungan, air yang jatuh dari bagian atas bendungan akan menghasilkan

arus yang sangat deras. Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk

menggerakkan turbin yang memutar generator. Generator yang berputar

menghasilkan energi listrik. Selain bendungan, gerakan pasang surut air laut

juga dapat digunakan untuk membangkitkan listrik.

Gambar 3: perawatan rutin terhadap kincir air. Sumber : beta.matanews.com

d. Energi Angin

Banyak kegiatan yang memanfaatkan energi angin. Misalnya, pada

(41)

angin yang sangat besar dapat menimbulkan bencana. Angin adalah sumber

energi alternatif yang murah dan tidak mengakibatkan polusi. Energi angin

juga dapat dipakai pada kincir angin yang menghasilkan listrik.

Gambar 4 : Turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik tenaga angin.

sumber: www.kabarindonesia.com

Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat apabila ada angin

besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin pada suatu

pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan sumber

pembangkit energi listrik. Di negara Belanda, kincir angin digunakan untuk

memompa air guna mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga

(42)

banyaknya kincir angin di negara Belanda, sampai negara tersebut dijuluki

negara Kincir Angin.

4. Penggunaan Energi Alternatif

Energi alternatif digunakan saat ini karena sumber energi yang biasa

digunakan, yaitu minyak bumi jumlahnya semakin sedikit. Kendaraan

bermotor dahulu hingga saat ini menggunakan bahan bakar bensin atau solar.

Namun demikian, di beberapa negara maju sudah dikembangkan kendaraan

dengan sumber tenaga matahari. Selain itu, di negara kita saat ini juga sedang

dikembangkan energi biogas. Beberapa ilmuwan kita telah merancang

kompor dengan bahan bakar dari biogas yang ramah lingkungan. Selain

mobil dan kompor, benda lain yang juga telah menggunakan energi alternatif

adalah perahu layar. Tanpa menggunakan mesin, perahu ini dapat melaju

dengan bantuan energi angin. Belanda angin digunakan sebagai sumber

energi listrik dengan menggunakan kincir angin. Juga mulai ditemukan

minyak jarak dan minyak dari kelapa sawit mentah untuk menggantikan solar

sebagai bahan- bahan penggerak diesel.

F. Teknik Pembelajaran Pemetaan Gagasan

1. Teknik Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dan dipersiapkan oleh

seorang guru untuk proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan

yang maksimal. Seorang guru dalam menjalankan profesinya selain dituntut

(43)

mengembangkan sistem pengajaran, mengenal karakteristik siswa,

menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung proses belajar dan kreatif

menggunakan metode, teknik kegiatan belajar mengajar sehingga siswa

merasa senang belajar dan akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang

memuaskan.

Teknik pembelajaran merupakan cara/prosedur yang digunakan untuk

melaksanakan proses pembelajaran agar suatu metode tertentu dapat

terimplementasikan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang sudah

direncanakan dapat tercapai. Memilih sebuah teknik yang akan digunakan

akan lebih efektif bila kita mengenal karakteristik siswa SD yang secara

umum dikemukakan Bassett, Jack, dan Logan (1983) dalam Sumantri,

Permana (2001 ) adalah seperti berikut ini :

a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan

tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri;

b. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang;

c. Mereka suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai

hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha baru.

d. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk

berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami

ketidakpuasan dan kegagalan-kegagalan

e. Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan

(44)

f. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif,

dan mengajar anak-anak lainnya.

Ketepatan seorang guru dalam memilih dan menggunakan teknik

pembelajaran atau cara terefektif yang akan digunakan untuk

menyampaikan materi pembelajaran sangat penting agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

2. Pemetaan Gagasan

Kata pemetaan gagasan merupakan terjemahan dari kata Mind

mapping yang berasal dari bahasa Inggris, mind yang berarti otak dan

mapping yang berarti memetakan. Pemetaan gagasan adalah yaitu suatu

teknik untuk memaksimalkan potensi pikiranmanusia dengan menggunakan

otak kanan dan otak kiri seseorang secara seimbang. Teknik ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris. Dalam arti luas pemetaan gagasan adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan cara

kerja otak dan yang membantu untuk mengembangkan cara berpikir ke

segala arah, mengembangkan imajinasi, mengingat, memahami, mencatat,

kreatif, tetap berminat pada suatu masalah, berkonsentrasi dan

merencanakan, serta memilah informasi kemudian memetakannya,

sehingga akan sangat membantu seseorang untuk mengingat dan

mengulang pelajaran karena pemetaan gagasan merupakan cara termudah

(45)

luar dari otak – pemetaan gagasan (Mind Mapping) adalah cara mencatat

yang kreatif, efektif, dan secara harafiah untuk ”memetakan” pikiran –

pikiran kita dengan mudah serta sederhana (Tony Buzan, 2010 : 4).

Pada hasil suatu produk dari pemetaan gagasan akan nampak jelas

perbedaan antara siswa yang cerdas dengan yang tidak, yaitu terlihat dari

kelengkapan konsep yang dapat disusun, pemberian simbol dan warna

yang jelas serta menarik. Seorang siswa yang cerdas akan lebih dapat

mengimajinasikan dan mengasosiasikan gagasan awal dengan gagasan

yang lebih luas dibandingkan siswa yang kurang cerdas.

a. Keunggulan pemetaan gagasan dalam pembelajaran

Pemetaan gagasan sangat membantu siswa untuk mengulang

pelajaran karena membuat dan mendorong percepatan aliran berbagai

pikiran kreatif dan inovatif berdasarkan sifat multi-ordinasi yang dimiliki

oleh kita dan kenyataan. Sebuah pemetaan gagasan akan :

1). Memberikan tinjauan menyeluruh atas sebuah subyek/ area yang

luas

2). Membuat mampu merencanakan rute/membuat pilihan serta

menunjukkan arah tujuan dan keberadaan siswa

3). Menghimpun dan menyimpan sejumlah besar data

4). Mendukung proses pemecahan masalah dengan menemukan

jalan baru yang kreatif

5). Membuat mampu bersikap sangat efisien

(46)

7). Menarik dan menahan perhatian mata/otak

b.Kelemahan pemetaan gagasan

1) Membutuhkan waktu yang cukup lebih lama untuk memperoleh

hasil berpikir siswa dalam mengungkapkan ide/gagasan berupa

materi yang telah dipelajarinya.

2) Pemberian warna dari peralatan berupa pewarna seperti crayon,

spidol, dan pensil warna membuat pemetaan gagasan sering

menjadi kabur/tidak jelas.

c. Langkah-langkah Mengulang Pelajaran

Mengulang pelajaran bagi siswa menjadi masalah karena

membutuhkan waktu, keterbatasan otak untuk mengingat banyak konsep,

dan membosankan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengulang pelajaran adalah

mengetahui cara-caranya dan itu hanya membutuhkan lima langkah, yaitu:

1) Pengulangan pertama harus dilakukan lebih dari satu jam setelah

membaca atau mempelajari sesuatu.

2) Pengulangan kedua adalah sehari sesudahnya.

3) Pengulangan ketiga adalah sekitar satu minggu kemudian

4) Pengulangan keempat satu bulan kemudian

5) Pengulangan terakhir adalah enam bulan kemudian

Dengan demikian siswa selain mengulang pelajaran juga sekaligus

mengembangkan imajinasinya dengan cara kreatif, inovatif, dan

(47)

d.Bahan dan alat untuk membuat pemetaan gagasan

1) Otak

2) Kertas polos/ tidak bergaris

3) Pensil, pena, pewarna (crayon, pensil warna, atau spidol

warna-warni).

e. Langkah- langkah membuat pemetaan gagasan

1). Ambil kertas kosong dan posisikan mendatar.

2). Membuat gambar utama yang mewakili gagasan pokok dan

membuat tulisan dengan huruf besar agar pikiran tetap terfokus

pada gagasan utama.

3). Gagasan itu kemudian dikembangkan sesuai imajinasi otak dengan

garis yang keluar dari gambar tengah mewakili subtopik.

4). Gagasan dari sub topik dikembangkan dengan membuat garis-garis

kecil bervariasi keluar dari sub topik, kegiatan ini akan membuat

siswa sibuk berimajinasi dan kreatif.

5). Buatlah gambar atau simbol untuk sesuatu yang berkesan!

6). Akan lebih menarik lagi bila pemetaan gagasan dibuat dengan

menggunakan spidol berwarna-warni.

7). Petunjuk untuk membuat pemetaan gagasan pelajaran IPA materi

energi alternatif dan cara penggunaannya:

 Mengerti tentang energi alternatif

(48)

 Meringkas dan mengingat fakta-fakta

 Mengingat macam-macam energi alternatif yang saat ini

mulai dikembangkan oleh beberapa negara.

 Memahami hubungan antara kejadian dan peristiwa

G. Diagram Sistematika

Membuat pemetaan gagasan dilakukan dua kali dalam satu kali

pertemuan, yaitu ketika mengerjakan LKS secara berkelompok dan

mengerjakan di papan tulis bersama dengan kelompoknya tersebut dan

seluruh kelompok lainnya. Siswa diharapkan dan diberi motivasi untuk aktif

mengembangkan imajinasinya dengan diberi kesempatan untuk

menambahkan konsep yang dimiliki pada pemetaan gagasan yang sudah

dibuat.

Proses membuat pemetaan gagasan akan lebih berhasil jika

dilakukan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dan pendekatan yang

memperhatikan perkembangan individual siswa sehingga pembelajaran akan

efektif dan efisien. Kelebihan pembelajaran yang peneliti sajikan yaitu:

1). Pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, menyenangkan, inovatif,

Gembira, dan berbobot (Paikem Gembrot)

2). Setiap siswa didorong untuk bisa mengembangkan kreativitas dan

kemampuannya secara optimal

3). Mengembangkan kepemimpinan siswa dan pengajaran ketrampilan

(49)

Gambar 5 : contoh pemetaan gagasan sederhana Sumber : http://www.pkab.wordpress.com

Pada contoh gambar diatas terdapat gagasan utama yaitu “Aku dan

Lingkunganku” yang kemudian dilingkari dan mulai dibuat sub-gagasan yang

sesuai dengan gagasan utamanya. Setiap cabang diberikan warna yang

berbeda-beda sebagai simbol suatu sub-gagasan. Setiap pemberian istilah dalam pemetaan

gagasan juga perlu ditambahkan gambar-gambar (simbol) yang sesuai agar

menjadi lebih menarik.

H. Penelitian terdahulu dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan

untuk peningkatan prestasi belajar materi menjelaskan berbagai energi

alternatif dan cara penggunaannya

Teknik pembelajaran pemetaan gagasan serupa pernah diujicobakan

dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan oleh M. Bisri, S.Pd.

dalam peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS

semester I di SD Negeri Bukir, Kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan Tahun

pelajaran 2008/2009. Dalam penelitian tersebut siklus I dari 30 siswa 13%

(50)

siswa mencapai 96 % dari 28 siswa dengan nilai rata-rata 81,4.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Benedecta

Maryudani, S.Pd dengan materi mengenal tokoh-tokoh perjuangan melawan

Jepang pada mata pelajaran IPS kelas V semester genap tahun pelajaran

2009/2010 dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan, juga mengalami

peningkatan prestasi belajar. Pada siklus I dari 32 siswa diperoleh hasil

melebihi kriteria ketuntasan minimalnya yaitu 61,00 menjadi 69,00 dengan

persentase mencapai 65,6%, kemudian di dalam siklus II terjadi peningkatan

rata-rata nilainya menjadi 80,00 dengan persentase ketuntasan sebesar

84,75%.

I. Kerangka Berpikir.

Pada dasarnya anak usia Sekolah Dasar senang bermain dengan

gambar, simbol, dan warna, dengan bermain mereka lebih leluasa

mengkreasikan diri dengan apa yang mereka pelajari. Seandainya

pembelajaran IPA disajikan dalam bentuk bermain gambar dan

warna-warna, maka peserta didik akan merasa senang dan akan merasa mudah

menyerap materi pelajaran. Teknik yang dikemukakan oleh Tony Buzan

dapat menjadi salah satu teknik yang dapat dikembangkan oleh guru

terhadap pencapaian prestasi belajar.

Seorang siswa akan menghafal dan memahami dengan konsentrasi

(51)

memperkuat ingatan-ingatan. Maka sesudah proses belajar berakhir, siswa

membutuhkan hasil penggalian dari ingatannya pada saat:

a. Mempelajari unit pelajaran lain di bidang studi lain. Hasil dari belajar

yang dahulu itu diperlukan dalam rangka pengolahan materi yang lain.

b. Mengulang kembali garis-garis besar dari materi pelajaran untuk

beberapa pokok bahasan, sebagai persiapan untuk menempuh ulangan.

c. Memberikan prestasi pada waktu mengerjakan ulangan yang meliputi

sejumlah satuan pelajaran yang telah selesai dipelajari.

Menurut pandangan Woodworth (Winkel, 2004:622), gejala lupa

disebabkan bekas-bekas ingatan yang tidak digunakan, lama kelamaan

terhapus dengan berlangsungnya waktu, terjadi proses penghapusan yang

mengakibatkan suatu bekas ingatan menjadi kabur dan lama kelamaan

hilang sendiri. Pandangan ini dikaitkan dengan proses fisiologis yang

berlangsung dalam sel-sel otak. Dalam sel otak ini terus menerus terjadi

proses pertukaran zat. Apabila suatu kesan ingatan sama sekali tidak

digunakan dan kadang-kadang tidak diperbarui, sisa/bekas ingatan itu

lambat laun akan segera terhapus.

Dengan demikian menjadi semakin jelas, bahwa gejala lupa

menunjukkan pada kesulitan untuk menggali (dari ingatan) apa yang telah

diperhatikan, diolah, dan dimasukkan ke dalam ingatan jangka panjang.

Untuk mengatasi masalah ”lupa”, Tony Buzan, dalam pengalaman

pribadinya berhasil menemukan suatu teknik mengingat yang ia sebut

(52)

teknis yang mengajak siswa untuk” melihat kembali”, mengulang suatu

fakta, agar otak dapat mempelajari, memikirkan, dan mengingatnya

kembali.

Teknik pemetaan gagasan yang ditawarkan oleh Tony Buzan

mengajak kita untuk mulai mengubah cara mengulang pelajaran sebagai

sesuatu yang sulit dan membosankan menjadi suatu kegiatan mengulang

pelajaran yang menggembirakan. Cara ini dapat dilakukan dengan

bermain-main, mengembangkan kreativitas, dan membantu membangun kepercayaan

diri karena pemetaan gagasan dapat menunjukkan seberapa banyak

pengetahuan yang telah kita miliki tentang suatu fakta dan fakta-fakta lain

yang saling berhubungan khususnya tentang materi energi alternatif.

Harapan dari kegiatan penelitian ini adalah prestasi siswa dapat meningkat

dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan khususnya pada materi

energi alternatif.

J. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berdasarkan uraian

kerangka pikir diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa

penggunaan pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya bagi

siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta semester genap tahun

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dikemukakan Kemmis dan MC Taggart pada

hakekatnya berupa perangkat-perangkat dan untaian-untaian dengan satu

perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian

tersebut dipandang sebagai satu siklus, (Kusumah dan Dwitagama.

2008:21).

Gambar 6 : Jenis penelitian Kemmis dan Mc Taggart Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan 

Refleksi  Pelaksanaan 

(54)

B. Setting Penelitian.

1. Tempat penelitian

SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta merupakan tempat dimana penelitian

ini akan dilaksanakan yaitu terletak di Jalan Panembahan Senopati

No.18 Yogyakarta.

2. Subyek penelitian

Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta tahun pelajaran

2010/2011 dengan jumlah siswa 32, terdiri dari 13 Putra dan 19 putri.

3. Obyek penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar tentang

materi energi alternatif dan cara penggunaannya.

4. Agenda penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun

pelajaran 2010/2011 yakni bulan Januari hingga Juni yang kemudian

dilanjutkan pada bulan Juli dan Agustus tahun 2011.

Tabel 1 : Agenda Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Proposal V V V

2 Pengumpulan data V

3 Pengolahan data V

4 Analisis data V

5 Penyusunan laporan V

6 Ujian skripsi V

7 Pembuatan artikel V

(55)

C. Rencana Tindakan.

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus

pertama dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan sederhana.

Siklus kedua dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan yang lebih

lengkap, serta setiap akhir siklus diadakan evaluasi.

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala SD Pangudi Luhur 3 untuk

melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh

gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa

c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran

sepintas mengenai prestasi belajar siswa dalam menjelaskan

berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya

d. Identifikasi masalah yang ada adalah kurangnya prestasi belajar

siswa dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara

penggunaannya

e. Analisis masalah belajar siswa dalam menjelaskan berbagai energi

alternatif dan cara penggunaannya dikarenakan pelajaran yang

disampaikan oleh guru kurang menarik minat anak. Hal ini

disebabkan oleh faktor kreativitas guru dalam menciptakan suasana

pembelajaran agar dapat menarik perhatian dan minat siswa

dengan mempergunakan teknik, metode dan alat peraga yang

(56)

dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara

penggunaannya dengan mempergunakan teknik pemetaan gagasan.

f. Perumusan masalah

g. Perumusan hipotesis

h. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus

i. Membuat gambaran awal mengenai prestasi belajar dalam

mendeskripsikan energi alternatif siswa kelas IV dengan

melakukan diskusi dan tanya jawab.

j. Penyusunan silabus, RPP, LKS, Kisi-kisi soal, tes dan instrumen

penelitian

k. Pelaksanaan penelitian

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan

kelas sebagai berikut:

Siklus I

a. Siklus I (2 pertemuan)

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,

dimana setiap pertemuan adalah 2 JP.

b. Perencanaan Tindakan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), teknik pemetaan gagasan

dengan membuat gambar simbol-simbol dan tes pemahaman di

(57)

c. Pelaksanaan Tindakan I

i. Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan

dicapai, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

ii. Berdiskusi singkat tentang konsep energi alternatif dan

sumber-sumbernya serta memperlihatkan contoh peta

konsep dengan berbagai macam tema.

iii. Siswa membuat simbol-simbol dari isilah-istilah yang

berhubungan dengan energi alternatif sesuai dengan

perintah yang ada pada LKS secara berkelompok yang

masing-masing terdiri dari 4-5 siswa.

iv. Bersama kelompok mencoba menggabungkan

simbol-simbol tersebut menjadi sebuah pemetaan gagasan.

v. Memberi kesempatan kepada siswa untuk membahas

simbol yang sudah dikerjakan di kelas.

vi. Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menanggapi, menyanggah,atau memberikan tambahan.

vii.Mengadakan evaluasi pembelajaran (siklus I pertemuan

ke 2).

d. Observasi

Data yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik

diukur dengan tes tertulis yaitu saat evaluasi

pembelajaran.

(58)

Refleksi yang dilakukan peneliti adalah:

i. Mengevaluasi kembali apa yang dilakukan pada pelaksanaan

siklus I, tentang apa yang berhasil, kendala dan hambatan

yang dihadapi peserta didik.

ii. Membandingkan hasil tes pemahaman dan observasi yang

sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan.

iii. Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil tes pemahaman

dan observasi untuk dilakukan pada siklus II.

● Siklus II

a. Siklus II (2 pertemuan)

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,

dimana setiap pertemuan adalah 2 JP.

b. Perencanaan Tindakan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), teknik pemetaan gagasan

dengan menyambung gambar simbol-simbol yang pernah

dilakukan saat siklus I sehingga gambar pemetaan gagasan sudah

terbentuk lebih kompleks dan diakhiri dengan tes pemahaman di

akhir siklus II.

(59)

i.Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan

dicapai, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

ii. Menggali kembali secara singkat konsep energi

alternatif dan cara penggunaannya.

iii. Siswa membuat simbol-simbol dari isilah-istilah

yang berhubungan dengan energi alternatif sesuai

dengan perintah yang ada pada LKS secara

berkelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5

siswa.

iv. Memberi kesempatan kepada seorang siswa untuk

membahas peta konsep yang sudah dikerjakan di kelas

(presentasi kelompok).

v. Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

nenanggapi, menyanggah, atau memberikan tambahan.

vi. Mengadakan evaluasi pembelajaran (siklus II

pertemuan ke 2).

d. Observasi

Data yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik

diukur dengan hasil/produk karya siswa berupa gambar

pemetaan gagasan dan tes tertulis dengan bentuk soal isian.

e.Refleksi

(60)

i. Mengevaluasi kembali apa yang dilakukan pada

pelaksanaan siklus II, tentang apa yang berhasil,

kendala dan hambatan yang dihadapi.

ii. Membandingkan hasil tes dan observasi yang sudah

dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus

dilanjutkan atau tidak.

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya.

Tes dilaksanakan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui apakah

terjadi peningkatan prestasi siswa setelah proses pembelajaran tersebut

dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut: .

Tabel 2 : Pengumpulan data dan instrumennya.

Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

Prestasi

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yaitu data yang berkaitan dengan pemahaman

(61)

pemetaan gagasan untuk pemahaman peserta didik tentang energi alternatif

diukur dengan tes pemahaman atau evaluasi serta pembuatan produk berupa

pemetaan gagasan.

2.Instrumen

Penelitian ini akan menggunakan 2 instrumen tes dan non tes, sebagai berikut:

a. Tes tertulis (soal tes pemahaman)

Soal tes pemahaman (soal evaluasi) berupa soal isian yang dikembangkan

sendiri oleh penulis dengan bimbingan dosen pembimbing mengacu pada

kisi-kisi soal. Soal isian berjumlah 20 nomor, yang masing-masing nomor

mempunyai bobot 1.

Dengan ketentuan: Skor 1: Jika jawaban benar

Skor 0 : Jika jawaban salah

Berikut kisi-kisi soal tes pemahaman (soal evaluasi) siklus I dan siklus II:

Tabel 3: Kisi-kisi Soal pada Siklus I

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Bentuk soal

No. Soal

(62)

kelemahan bahan bakar fosil.

8.2.3 Menyebutkan sumber energi yang termasuk tak terbatas

8.2.4 Menjelaskan manfaat dari sumber energi bagi kehidupan mahkluk hidup.

8.2.5 Menjelaskan perubahan bentuk energi yang satu ke bentuk lain

Dasar Indikator

Bentuk energi dan cara penggunaannya

pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi alternatif

(63)

keuntungan dan

Tabel 5 : Rincian Pemberian Skor

No Jenis Soal Jumlah

b. Penilaian Produk Pemetaan Gagasan (non-tes).

Penilaian produk adalah penilaian yang berasal dari karya siswa

(64)

dengan bantuan petunjuk terlebih dahulu kemudian diberikan

saran-saran dari guru agar hasil kreasi dapat menjadi baik. Di sini produk

yang dihasilkan berupa gambar pemetaan gagasan yang dibuat pada

siklus pertama dan siklus kedua. Penilaian produk hanya dilakukan

pada siklus yang kedua, karena pada siklus pertama siswa belum

paham dengan langkah dan inti dari pemetaan gagasan, jadi hanya

bersifat pengenalan. Maka untuk memperoleh nilai dari produk

tersebut penulis menggunakan lembar pengamatan yang disusun

sendiri yaitu sebagai berikut ini:

Petunjuk Penilaian:

Nilai tingkat pelaksanaan siswa dengan skala penilaian sebagai

berikut:

Tabel 6 : Rubrik pengamatan dan penilaian Produk Pemetaan

Gagasan Siswa.

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar * sebagian kecil benar *sebagian besar salah * tidak mengerjakan

4

* Sangat lengkap * lengkap * cukup

(65)

* kadang-kadang aktif * tidak aktif

* tidak membuat

2

Validitas pada penelitian ini menggunakan expert judgement, yakni

instrumen disusun sebaik mungkin dengan mengacu pada kisi-kisi soal

evaluasi, selanjutnya dikonsultasikan pada orang yang lebih ahli, dalam hal

ini adalah dosen pembimbing sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil

pengalaman (Suharsini, 1984:53). Validitas sebuah tes adalah sampai di

mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,

1995:244).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis validitas isi. Validitas

isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes

atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan

(Masidjo, 1995:243). Pokok-pokok penting dalam validitas isi yaitu dalam

suatu tes perlu mewakili masalah yang akan diuji dan dalam satu tes

seharusnya sesuai, biasanya didasarkan pada penilaian para ahli dalam

bidang tersebut (Masri, 1985:100).

(66)

3. Analisis Data

Analisis diskriptif teknik tertulis dalam pemahaman tentang energi

alternatif yaitu dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan (mind

mapping). Dalam penelitian ini pemahaman peserta didik, dinyatakan

dengan skor hasil tes pemahaman dan pembuatan produk. Untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman peserta didik diukur

dari tes evaluasi tertulis dengan langkah-langkah analisisnya adalah:

a. Siklus I (pertama)

Dihitung nilai tes pemahaman peserta didik dengan rumus:

Nilai = 100

Sedangkan untuk nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

Nilai rata-rata (N) = n

N

Nilai rata-rata =

didik

dengan ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa

n = Jumlah seluruh siswa

b. Siklus II (kedua)

Dihitung nilai tes pemahaman dan produk peserta didik dengan

(67)

%

Sedangkan untuk nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

Rata-rata nilai (N) = n

N

Nilai rata-rata =

siswa

dengan ∑N : Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa

n : Jumlah seluruh siswa

c. Dihitung persentase peserta didik yang telah mencapai nilai KKM

dengan rumus:

Persentase =

E. Indikator Keberhasilan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran IPA yang harus

dikuasai siswa kelas IV semester genap SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta

tahun pelajaran 2010/2011 adalah 70. Dalam menyusun indikator

keberhasilan, yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah

pencapaian nilai rata-rata tes siswa pada siklus I adalah 70 dan pada akhir

siklus II adalah 75. Jika di akhir siklus II nilai rata-rata tes peserta didik

mencapai 75 atau lebih, maka pembelajaran dikatakan berhasil. Sedangkan

nilai tes pemahaman siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh

dari hasil tes dan produk pemetaan gagasan kemudian diolah dengan rumus

(68)

Tabel 7: Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan

Nilai Kondisi

Awal

Kondisi yang

diharapkan Instrumen Siklus I Siklus II

Nilai hasil tes pemahaman siswa (dihitung rata-rata kelas)

63,78 70 75 Tes tertulis

dan non

tertulis Persentase siswa yang

mencapai KKM

40% 70 % 80%

(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus (tiap siklus terdapat 2 pertemuan)

yang dilaksanakan masing-masing siklusnya menjadi empat tahapan, yaitu

rencana kegiatan, tindakan kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Berikut

penjelasan hasil penelitian dari setiap siklus:

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan LKS teknik pemetaaan gagasan yaitu

petunjuk membuat gambar simbol-simbol dan tes pemahaman di

akhir siklus I. Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali

pertemuan, dimana setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 jp (70

menit). Materi yang disampaikan pada siklus I adalah mencari

informasi tentang sumber-sumber energi alternatif dan peristiwa

perubahan energi.

b. Pelaksanaan Tindakan.

i. Siklus I Pertemuan Pertama

Tindakan pada siklus I pertemuan pertama ini dilakukan

pada hari Jumat, 6 Mei 2011. Subyek penelitian yang digunakan

(70)

berjumlah 32 siswa (13 putra dan 19 putri).

Kegiatan diawali dengan menyampaikan tujuan dan

kompetensi dasar yang akan dicapai, serta rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan. Guru menceritakan sebuah peristiwa

kelangkaan BBM dari sebuah artikel dan bacaan mengenai

sumber yang terbatas. kemudian membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok kecil (masing-masing terdiri dari 4-5

siswa). Dengan perlahan-lahan guru menjelaskan teknik

pemetaan gagasan kepada siswa sebagai cara menuangkan ide

atau pengetahuan yang telah dipelajari dalam bentuk gambar.

Siswa membaca informasi mengenai sumber utama bahan

bakar yang saat ini digunakan dan mendiskusikan dengan teman

kelompoknya tentang kelebihan dan kelemahan bahan bakar

fosil. Setiap anggota kelompok mencari informasi dari buku

paket tentang sumber energi yang termasuk tak terbatas seperti

air, matahari, panas bumi dan angin.

Guru dan siswa bersama-sama bertanya jawab tentang

materi yang telah didiskusikan oleh siswa dalam kelompoknya

tentang sumber energi yang biasa digunakan dan

sumber-sumber energi alternatif. Kemudian membagikan LKS untuk

petunjuk pembuatan simbol-simbol dari istilah-istilah yang

terdapat pada materi hari ini (sesuai indikator yang dipelajari).

(71)

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan membuat

gambar simbol-simbol di papan tulis yang disambung oleh

kelompok lain. Pada akhir pelajaran guru bersama siswa

membuat rangkuman dari materi yang telah disampaikan dan

dipelajari hari ini (sesuai indikator).

Sebelum menutup pelajaran peneliti bersama siswa

merefleksikan kegiatan pembelajaran hari itu dan tidak lupa

memberi PR. Tugasnya yaitu mencari sumber-sumber informasi

yang bisa diperoleh dari media cetak, radio, televisi, dan

internet tentang macam-macam bentuk sumber energi alternatif

sebagai persiapan mengikuti pelajaran IPA berikutnya.

ii. Siklus I Pertemuan Kedua

Tindakan pada siklus I pertemuan kedua ini dilakukan

pada hari Sabtu, 7 Mei 2011. Pertemuan kedua ini, peneliti

bersama siswa membahas kesulitan-kesulitan yang dialami saat

melakukan percobaan pada pertemuan pertama. Kemudian

para siswa dijelaskan tentang sebuah peristiwa perubahan

energi yang satu ke bentuk yang lain dari suatu benda atau alat

seperti : kipas angin yang menghasilkan energi listrik dan

diubah menjadi energi gerak.

Peneliti menjelaskan teknik pemetaan gagasan kepada

siswa sebagai cara menuangkan ide atau pengetahuan yang

(72)

menggabungkan simbol-simbol yang telah dibuat pertemuan

sebelumnya. Siswa mendiskusikan materi hari itu bersama

kelompok, kemudian bertanya jawab dengan teman dan

peneliti agar selalu tercipta suasana yang aktif. Tiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

dan membuat gambar pemetaan gagasan di papan tulis yang

disambung oleh kelompok lain.

Kegiatan pada siklus I pertemuan kedua ini siswa

mengerjakan evaluasi (berdasarkan indikator pertemuan lalu

dan hari ini) dengan bentuk soal isian untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi ini

pertemuan 1 dan 2.

c. Observasi

Diskusi kelompok pada siklus I, siswa diminta

untuk mencari istilah-istilah yang berhubungan dengan

sumber-sumber energi alternatif. Pada siklus pertama ini

siswa belum terbiasa untuk bekerja dalam kelompok,

sehingga ada siswa yang hanya diam saja. Kemudian, guru

membimbing siswa dalam kerja kelompok melalui lembar

kerja yang telah dibagikan.

Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya, hal ini untuk melatih percaya diri

(73)

mempresentasikannya dengan baik, walaupun ada siswa yang

masih gugup saat berada di depan teman-temannya

Hasil penelitian siklus I diperoleh dari tes tertulis

dengan evaluasi berupa isian. Berikut ini merupakan hasil

evaluasi yang diperoleh:

Tabel 8 : Nilai Evaluasi Siklus I

Nomor

Urut Jumlah

(74)

B

Berdasarkan data di atas persentase siswa yang mencapai KKM

pada Siklus I, yaitu:

= 100% 31 28

x

= 90,32 %

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat

pembelajaran berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh:

1) Adanya siswa yang hanya diam saja saat kerja kelompok

berlangsung, peneliti menegur dan mengarahkan siswa

tersebut agar aktif dalam kelompok tersebut.

23 17 85 √ 

24 15 75 √ 

25 14 70 √ 

26 15 75 √ 

27 15 75 √ 

28 18 90 √ 

29 15 75 √ 

30 16 80 √ 

31 11 55 √

32 18 90 √

Jumlah 2495

(75)

2) Kesulitan siswa pada siklus I ini yaitu siswa belum terbiasa

dengan langkah-langkah pembuatan pemetaan gagasan

walaupun sudah dibagikan lembar kerja dalam

kelompoknya, sehingga saat memulai sebagian besar

membuat dengan caranya sendiri dan menjadi tidak sesuai

yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti kemudian

membahas kesulitan siswa pada pertemuan kedua. Dengan

harapan, agar siswa lebih jelas dan lebih faham akan

materi dan teknik pembelajaran yang disampaikan oleh

peneliti.

3) Pemahaman siswa meningkat, hal ini terbukti dengan hasil

evaluasi pada siklus I tentang sumber-sumber energi

alternatif dan perubahan bentuk satu energi ke bentuk lain,

siswa yang memenuhi KKM pada siklus I mencapai

90,32% dengan nilai rata-rata kelas 80,48.

4) Perubahan juga tampak dari cara belajar para siswa yang

sebelumnya lebih banyak mendengarkan menjadi aktif

mencari materi dari sumber belajar dan bersosioalisasi

dalam kelompok.

2. Siklus II

a. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II yaitu

(76)

RPP, LKS, soal evaluasi, dan mempersiapkan lembar

penilaian produk dan tes tertulis. Materi yang disampaikan

pada siklus II adalah pemanfaatan sumber energi alternatif

dan peralatan-peralatan yang menggunakan energi

alternatif.

b. Tindakan Kegiatan

1) Siklus II Pertemuan Pertama

Tindakan pada siklus II pertemuan pertama ini

dilakukan pada hari Jumat,13 Mei 2011. Subyek

penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas IV SD

Pangudi Luhur 3 Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa.

Peneliti menunjukkan gambar/slide foto-foto

pemanfaatan sumber energi alternatif yang dapat

dilakukan dan dibuat seperti PLTA, PLTU, dsb.

Kemudian menjelaskan kembali kepada siswa tentang

teknik pembuatan pemetaan gagasan dan membagikan

LKS. Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan teknik

pemetaan gagasan lebih lanjut kepada siswa sebagai cara

menuangkan ide atau pengetahuan yang telah dipelajari

dalam bentuk tulisan/isitilah-istilah dan gambar

kemudian meminta siswa mengerjakannya dalam

kelompok masing-masing (4-5 orang seperti pertemuan

Gambar

Gambar 1 : Turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik tenaga surya.
Gambar 5 : contoh pemetaan gagasan sederhana
Tabel 1 : Agenda Penelitian
Tabel 3:  Kisi-kisi Soal pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Hasil perhitungan analisis usaha tani memberikan indikasi bahwa pola agroforestry Nyamplung layak dikembangkan di lahan sempit dengan pilihan jenis tanaman kelapa,

Sistem idenifikasi otomatis untuk sidik jari, yang berfungsi membandingkan sidik jari sebagai input dengan sekumpulan data sidik jari dalam suatu , menyandarkan

Dalam data flow diagram level 1, sistem memiliki beberapa proses yang digunakan oleh masing- masing user untuk melaksanakan kegiatan test online bagi siswa dan

22 siswa menyukai pelajaran matematika, 18 siswa menyukai pelajaran IPS, dan 6 siswa tidak menyukai keduanya, maka banyak siswa yang menyukai pelajaran matematika dan IPS

Teman-teman Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sudah mendukung, membantu dan

Ossa cranium, ossa verterbrae, ossa costae, urostylus vertebralis termasuk dalam skeleton axial, sedangkan ossa appendicularis terdiri dari sepasang sirip dada,

Banyak factor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, antaranya yaitu factor insentif, lingkungan kerja, sehubungan dengan itu kepemimpinan perusahaan menempuh