• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi karyawan untuk mengikuti program pelatihan dan pengaruh program pelatihan pada produktivitas dan kepuasan kerja : studi kasus pada karyawan PT. Intan Sejati Klaten - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Motivasi karyawan untuk mengikuti program pelatihan dan pengaruh program pelatihan pada produktivitas dan kepuasan kerja : studi kasus pada karyawan PT. Intan Sejati Klaten - USD Repository"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Keyakinan didapat dari diri sendiri, bukan dari orang lain. Kekuatan terbesar ada pada keyakinan diri sendiri.

Aku berjuang demi orang-orang yang aku cintai dan mereka yang mencintai aku. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.

(Filipi 4 : 13)

Ada kekuatan di dalam KASIH…..

Dan orang yang mengasihi adalah orang yang kuat.

Karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

“Ia

 

membuat

 

segala

 

sesuatu

 

indah

 

pada

 

waktunya,

 

bahkan

 

Ia

 

memberikan

 

kekekalan

 

dalam

 

hati

 

mereka.

 

Tetapi

 

manusia

 

tidak

 

dapat

 

menyelami

 

pekerjaan

 

yang

 

dilakukan

 

ALLAH

 

dari

 

awal

 

sampai

 

akhir”

 

(6)

Tuhan Yesus Kristus di surga

“Sebagai penerang jalan kehidupan”

Tempat aku memohon kemudahan dan kelancaran

Papa dan ibuku yang aku sayangi,

Memberiku doa dan dorongan, menemani dan menjagaku

kakakku Riko Agus Sarwoko

my little Hero…..

kaA..bawel, JelexX

yang membantuku untuk menyelesaikannya.

 

 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

 

(7)
(8)

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

 

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dwi Ana Putri Purnama Sari 

Nomor Mahasiswa : 06 2214 015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MOTIVASI KARYAWAN UNTUK MENGIKUTI PROGRAM PELATIHAN DAN PENGARUH PROGRAM PELATIHAN PADA PRODUKTIVITAS DAN

KEPUASAN KERJA

Studi Kasus pada Karyawan PT. Intan Sejati Klaten

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta 31 Oktober 2011 Yang menyatakan

Dwi Ana Putri Purnama Sari

(9)

MOTIVASI KARYAWAN UNTUK MENGIKUTI PROGRAM

PELATIHAN DAN PENGARUH PROGRAM PELATIHAN PADA

PRODUKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA

Studi Kasus pada Karyawan PT. Intan Sejati Klaten

Dwi Ana Putri Purnama Sari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik karyawan yaitu usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja yang mempengaruhi motivasi karyawan untuk mengikuti program pelatihan dan mengetahui adanya pengaruh persepsi terhadap program pelatihan pada produktivitas dan kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. Intan Sejati.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah systematic random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis anova satu arah dan analisis regresi sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antar kelompok usia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja tidak ada perbedaan yang nyata yaitu sama-sama berada dalam tingkat tinggi dalam motivasi untuk mengikuti program pelatihan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi terhadap program pelatihan mampu memberikan pengaruh positif pada peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja karyawan.

Kata kunci : motivasi, program pelatihan, produktivitas, kepuasan kerja.

 

 

 

 

(10)

THE EMPLOYEES’ MOTIVATION TO ATTEND TRAINING

PROGRAMS AND THE INFLUENCE OF TRAINING PROGRAMS ON

EMPLOYEES’ PRODUCTIVITY AND WORK SATISFACTION

A Case Study of PT. Intan Sejati’s Employees in Klaten

Dwi Ana Putri Purnama Sari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study was aimed at finding out the characteristics, that is age, education level, work experience, which influence employees’ motivation to attend training programs and to examining influence of training programs’ perception on employees’ productivity and satisfaction in the production division of PT. Intan Sejati.

The sampling techique in this study was systematic random sampling. The data gathering instrument was questionnaire. The data were analyzed through one way Anova analysis technique and simple regression analysis technique.

The study result shows that the motivation level of attending a training program was high. Also, there was no difference in motivation based on age, education level, and work experience. Lastly, perception on toward training program attected productivity and work satisfaction positively.

Key words: motivation, training programs, productivity, work experience.

 

 

 

(11)

Puji syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang bertahta di kerajaanNya atas cinta kasih, karunia serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Motivasi Karyawan Untuk Mengikuti Program Pelatihan Dan Pengaruh Program Pelatihan Pada Produktivitas dan Kepuasan Kerja”. Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono., M.Si., Akt.,Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

dukungan doa dan nasehatnya yang menguatkan aku untuk tetap terus berjuang. 6. Bapak Pramusetyo Tri Waluyo Jati selaku Direktur Utama PT. Intan Sejati dan

Bapak Kino selaku Kepala HRD PT. Intan Sejati yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas buku-buku dan juga tempat untuk transit selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk My Daddy and My Mom, terima kasih atas cinta, kasih sayang yang selalu menyertaiku, serta dorongan, kerja keras dan kesabarannya dalam mendidik dan membimbing aku selama ini sehingga menghasilkan buah yang baik.

9. Untuk kakakku Riko Agus Sarwoko terima kasih sudah memberi pinjaman komputer selama proses penyelesaian skripsi ini.

10. Untuk Si Stefanus Albert B, terima kasih sudah menemaniku dalam mengerjakan skripsiku ini sampai larut malam. I love my little HERO…

11. Untuk Adi Cahya Mahardika, terima kasih telah membantuku dan menemaniku dalam proses penyelesaian skipsi. Membuatku tertawa, menangis dan membuatku belajar tentang arti sebuah kesetiaan, kesabaran.

(13)

Tista, Asta, Paula, Zita, Ikhe, Tantri, Ajeng, Fendy, Angkit, Dika, Igna, Joko, Taufik. Kebersamaannya dalam susah senang dalam proses skripsi ini. Kalian semua hebat.

14. Untuk seluruh keluarga besar komunitas UKMK USD YOGYAKARTA terima kasih karena aku telah diijinkan untuk ikut menjadi bagian keluarga serta berproses dengan kalian selama ini. Bersama kalian, aku bisa menjadi lebih nyata. 15. Untuk keluarga di Sambu Ceria (Uli, Sari, Vivi, Rea, Yola, Tasya, Winda, Cinta, Mbak Ivon Ria) walaupun aku udah mendahului kalian untuk menjadi Eks.Sambu, tapi semoga persaudaraan kita tetap ada ya...Makasih untuk kebersamaan kita selama ini.

(14)

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Oktober 2011

Penulis

Dwi Ana Putri P.S.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(15)

      Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI……… iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. iv

PERNYATAAAN KEASLIAN ……… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKSI ... vii

ABSTRAK ………. viii

ABSTRACT ………... ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ………. xiv

DAFTAR TABEL ………. xviii

DAFTAR GAMBAR ……… xix

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 4

C. Batasan Masalah ………. 4

D. Tujuan Penelitian ……… 5

E. Manfaat Penelitian ………... 5

BAB II TINJAUAN LITERATUR dan PERUMUSAN HIPOTESI …………. 7

A. Motivasi ………... 7

1. Pengertian Motivasi……….. 7

2. Faktor yang mempengaruhi motivasi……… 8

3. Teori motivasi………... 9

B. Pelatihan………. 13

1. Pengerrtian pelatihan……….... 13

2. Tujuan pelatihan……… 14

3. Manfaat pelatihan………. 16

(16)

pelatihan ……… 23

6. Relasi karakteristik pengalaman kerja terhadap motivasi mengikuti pelatihan……… 24

7. Relasi karakteristik latar belakang pendidikan terhadap motivasi mengikuti pelatihan ……….. 25

C. Produktivitas ………. 27

1. Pengertian produktivitas………... 27

2. Faktor yang mempengaruhi produktivitas……… 28

3. Penilaian produktivitas………. 31

D. Kepuasan Kerja ………. 32

1. Persepsi program pelatihan pada produktivitas……… 35

2. Persepsi program pelatihan pada kepuasan kerja………. 36

(17)

A. Sejarah Umum PT. Intan Sejati ……… 51

2. Deskripsi persepsi pada program pelatihan ……… 73

(18)

E. Hasil Pengujian Regresi Sederhana ……… 89

1. Regresi sederhana pengaruh persepsi terhadap program Pelatihan pada produktivitas ……… 89

2. Regresi sederhana pengaruh persepsi terhadap program Pelatihan pada kepuasan kerja ……….. 92

F. Pembahasan ……… 94

1. Analisis Anova Satu Arah ……… 94

2. Analisis Regresi Sederhana ……….. 95

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL ……… 96

A. Kesimpulan ………. 96

B. Implikasi manajerial ……… 97

C. Implikasi untuk penelitian lebih lanjut ……… 101

DAFTAR PUSTAKA ……….. 103

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Jumlah Karyawan………... 56

Tabel V. 1 Karakteristik responden berdasarkan usia……… 68

Tabel V. 2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin………. 69

Tabel V. 3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan……… 70

Tabel V. 4 Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja……….. 70

Tabel V. 5 Data deskripsi motivasi mengikuti program pelatihan………. 71

Tabel V. 6 Data deskripsi persepsi pada program pelatihan……….. 73

Tabel V. 7 Data deskripsi produktivitas……… 74

Tabel V. 8 Data deskripsi kepuasan kerja………. 76

Tabel V. 9 Uji validitas KMO and Bartett’s Test………. 77

Tabel V.10 Rotated Component matrix……… 78

Tabel V.11 Hasil pengujian reliabilitas………. 79

Tabel V.12 Hasil pengujian anova satu arah per kelompok pendidikan ………. 86

Tabel V.13 Hasil pengujian anova satu arah per kelompok pengalaman kerja …….. 87

Tabel V.14 Hasil pengujian anova satu arah per kelompok usia ……… 88

Tabel V.15 Nilai ANOVA regresi sederhana pada produktivitas ……….. 90

Table V.16 Nilai koefisien regresi sederhana pada produktivitas ………... 90

Table V.17 Nilai ANOVA regresi sederhana pada kepuasan kerja ………... 92

(20)

Gambar IV.1 Perusahaan PT. Intan Sejati……… 52

Gambar IV.2 Stuktur Organisasi PT. Intan Sejati……… 54

Gambar IV.3 Bagan Metode Pelatihan PT. Intan Sejati………... 61

Gambar IV.4 Mesin Imagesetter………... 64

Gambar IV.5 Mesin Cetak Heidelberg……… 65

Gambar IV.6 Mesin Cetak Web……….. 66

Gambar IV.7 Mesin Jilid Kawat………. 66

Gambar V.1 Grafik Plot Standardized Residual Regresi Produktivitas……… 81

Gambar V.2 Grafik Plot Standardized Residual Regresi KepuasanKerja…………. 82

Gambar V.3 Scatterplot Standardized Predicted Value Produktivitas………. 83

(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi menyebabkan persaingan antar perusahaan dalam mengejar keuntungan yang sebanyak-banyaknya dan memaksa setiap perusahaan agar usaha yang dijalankannya maju dan berkembang dengan pesat. Di dalam perusahaan mencari dan mengejar keuntungan tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor keuangan, sumber daya manusia, dan lingkungan bisnis. Dalam setiap perusahaan mencapai keberhasilan tersebut, faktor sumber daya manusia atau karyawan memegang peranan yang penting sehingga diperlukan pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang baik dan karyawan bisa membantu mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian di semua bidang terutama dalam bidang sumber daya manusia.

(22)

untuk mengikuti program pelatihan dalam usahanya untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki karyawan.

Pada dasarnya pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dalam pekerjaannya. Dengan adanya pelatihan diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi (Sofyadi, 2008 : 114).

Program pelatihan yang diadakan oleh suatu perusahaan merupakan salah satu perencanaan bagi pengembangan dan pembinaan karyawan sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka pelaksanaan tugas. Dalam hal ini perusahaan mengadakan program pelatihan bagi karyawannya yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan agar bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan

(23)

faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. (Manullang, 2000 : 165 ).

Dalam usahanya yang semakin maju dan berkembang perusahaan akan mempunyai banyak tantangan salah satunya adalah bagaimana menciptakan kepuasan kerja bagi para karyawan. Salah satu kepuasan kerja karyawan adalah mampu menjalankan tugas-tugasnya diperusahaan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Ada beberapa studi telah dilakukan untuk melihat pengaruh beberapa variabel terkait dengan penelitian tersebut seperti yang telah dilakukan oleh Rubiyanti (2002) yang menunjukkan bahwa dari semua faktor yang diduga berpengaruh, yaitu motivasi dan prestasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan ternyata motivasi dan prestasi kerja secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Selain itu penelitian juga dilakukan oleh Kusnandari (1999) yang menyebutkan bahwa adanya tanggapan yang positif terhadap program pelatihan yang telah di ikuti oleh para karyawan dan pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan.

(24)

karyawan untuk mengikuti program pelatihan dan pengaruh program pelatihan itu sendiri terhadap produktivitas dan kepuasan kerja.

Melihat dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya motivasi karyawan dan program pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui motivasi dan pengaruh program pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan, maka penulis memilih judul “Motivasi Karyawan Untuk Mengikuti Program Pelatihan dan Pengaruh Pelatihan pada Produktivitas dan Kepuasan Kerja” .

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang akan di teliti tersebut, maka penulis merumuskan 2 masalah sebagai berikut :

1. Apakah karakteristik (usia,pengalaman kerja, latar belakang pendidikan) mempengaruhi motivasi karyawan untuk mengikuti program pelatihan? 2. Apakah program pelatihan yang sudah diikuti oleh karyawan

berpengaruh pada peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja karyawan?

C. Batasan Masalah

(25)

kepuasan kerja. Dalam hal ini penulis akan menganalisis karakteristik terhadap motivasi untuk mengikuti program pelatihan dan pengaruh tersebut di lihat dari cara kerja karyawan dan hasil kerja kerja yang diberikan setiap karyawan selama masa pelatihan dan sesudah pelatihan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik yang mempengaruhi motivasi karyawan akan adanya program pelatihan yang diselenggarakan dari pihak perusahaan.

2. Untuk menguji pengaruh program pelatihan yang sudah diikuti oleh karyawan pada produktivitas dan kepuasan kerja karyawan.

E. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah : 1) Bagi Perusahaan

(26)

2) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberikan suatu masukan terhadap masyarakat mengenai program pelatihan yang akan diikuti karyawan dalam sebuah perusahaan.

3) Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dengan adanya program pelatihan maka perusahaan dapat lebih maju dan berkembang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(27)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Motivasi

Salah satu aspek memanfaatkan karyawan ialah pemberian motivasi (daya perangsang) kepada karyawan, dengan istilah populer sekarang pemberian kegairahan bekerja kepada karyawan. Perusahaan memberikan motivasi kepada karyawan hal ini di lakukan agar para karyawan dapat memberikan kontribusi yang lebih kepada perusahaan. Motivasi ini di lakukan untuk memberikan daya perangsang kepada karyawan, agar para karyawan dapat bekerja sesuai dengan daya upayanya (Manullang, 2002)

1. Pengertian Motivasi

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikolog yang memakai istilah yang berbeda-beda dalam desakan menyebut sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang menyebut sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini akan menggunakan istilah motivasi.

(28)

kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Menurut Mitchell (Winardi, 2002) motivasi adalah merupakan proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor yang mempengaruhi motivasi (Saydam, 2005 : 370) yaitu : a. Faktor internal yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri, meliputi :

1) Kematangan pribadi (usia) 2) Tingkat pendidikan

3) Keinginan dan harapan pribadi 4) Kebutuhan

5) Kelelahan dan kebosanan 6) Kepuasan kerja

b. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri karyawan, meliputi : 1) Lingkungan kerja yang menyenangkan

2) Kompensasi yang memadai 3) Supervisi yang baik

(29)

3. Teori-teori Motivasi

Teori motivasi diklasifikasikan menjadi tiga kelompok (Syadam, 2005:337) : a. Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori ini menekankan arti pentingnya faktor-faktor yang ada didalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu (Heidjrachman dan Suad Husnan).

Teori yang terkenal salah satunya yaitu teori motivasi 2 faktor dari Frederick Herzberg. Teori motivasi dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg menyatakan bahwa ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi yaitu :

1) Faktor penyebab kepuasan kerja (motivator)

Menurut teori Herzberg, faktor yang berperan sebagai motivator terhadap pegawai yakni yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik. Faktor tersebut terdiri dari :

a) Keberhasilan Pelaksanaan (Achievement) b) Pengakuan (Recognition)

c) Pekerjaan itu sendiri (Job It Self ) d) Tanggung Jawab (Responsibilities) e) Pengembangan (Advancement)

(30)

2) Faktor penyebab ketidakpuasan kerja (Hygienic Factor)

Hygienic Factor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai terdiri dari :

a) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (Company Policy and Administration)

b) Supervisi (Technical Supervisor)

c) Hubungan antar pribadi dengan atasan (Interpersonal Supervisor)

d) Kondisi kerja (Working Condition) e) Gaji (Wages)

Bila faktor hygiene ini dapat diperbaiki maka tidak ada pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif, tetapi jika dibiarkan saja menjadi tidak sehat yang mengakibatkan pegawai merasa kecewa dan tidak puas. Faktor hygiene melukiskan hubungan kerja dengan konteks atau lingkungan dimana pegawai melaksanakan pekerjaannya (Job Content).

b. Teori Proses (Process Theory)

(31)

1) Menurut Vroom, orang dimotivasi untuk bekerja bila mereka mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarah ke balas jasa tertentu dan menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka. Vroom mengemukakan bahwa untuk mengukur motivasi ditunjukkan sebagai berikut:

Motivasi = ( Valence ) x ( Expectancy )

Valence merupakan penilaian individu terhadap balas jasa sebagai hasil dari usahanya. Expectany (pengharapan) merupakan suatu usaha yang akan mengarah ke peningkatan balas jasa.

2) Menurut teori Maslow, kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi membuat orang tersebut termotivasi untuk bekerja. Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong manusia untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang lebih rendah (sebelumnya) telah dipuaskan. Kelima kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki kebutuhan maslow, antara lain : a) Kebutuhan Fisiologis (Phisiological Needs), yaitu kebutuhan seperti rasa haus, lapar, seks, perumahan, tidur, dan sebagainya.

b) Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman dan perampasan ataupun pemecatan dari pekerjaan.

(32)

lain, kepuasan dan perasaan saling memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.

d) Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs), yaitu kebutuhan kan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization-Needs), yaitu kebutuhan pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi diri, pengembangan diri, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas, yang senantiasa didambakan oleh setiap individu, maka setiap manajer sangat perlu mempelajari secara seksama tingkat-tingkat kebutuhan bagi tiap individu karyawannya. Dengan berpegang pada teori Maslow ini, maka dalam melakukan motivasi kepada bawahannya, manajer perlu senantiasa bertindak secara adil.

c. Teori Penguatan ( Reinforcement Theory )

(33)

penguatan bila dianggap menguntungkan dan mendapat pelemahan jika merugikan.

B. Pelatihan

Bila mana seseorang akan mengerjakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang asing baginya, terasalah perlunya terlebih dahulu mempelajari cara bagaimana mengerjakan. Hampir tidak ada seseorang yang mampu melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik, bila mana tidak dipelajarinya terlebih dahulu. Dalam suatu perusahaan dimana ditempatkan karyawan baru untuk suatu jabatan tertentu, atau dimana karyawan lama ditugaskan memangku jabatan baru, bila diharapkan karyawan tersebut sukses mengerjakan tugas-tugasnya, perlulah karyawan tersebut dididik atau dilatih terlebih dahulu. Pemberian latihan kepada karyawan dalam suatu perusahaan merupakan tanggung jawab setiap manajer lini.

1. Pengertian Pelatihan

(34)

a. Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya yang lebih efektif dan efisien. Menurut Rae (dalam Sofyadi, 2008 : 113). b. Pelatihan adalah usaha untuk memperbaiki penguasaan berbagai

keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang pendek.( Martoyo, 2000 : 63 ).

c. Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan.( Simamora, 2004 : 273 ).

Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pelatihan merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap serta suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan agar lebih efektif dan efisien dalam jangka waktu tertentu.

2. Tujuan Pelatihan

(35)

a. Reduce learning time to teach acceptable performance, maksudnya dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan karyawan untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan akan lebih cepat pula menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapi.

b. Improve performance on present job, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi.

c. Attitude formation, pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah laku para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dititikberatkan pada peningkatan partisipasi dari para karyawan, kerjasama antar karyawan dan loyalitas terhadap perusahaan.

d. Aid in solving operation problem, pelatihan membantu memecahkan masalah-masalah operasional perusahaan sehari-hari seperti mengurangi kecelakan kerja, mengurangi absen, mengurangi labor turnover, dan lain-lain.

e. Fill manpower needs, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan.

(36)

membuat karyawan yang bersangkutan memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaannya sehingga menimbulkan kepuasan dalam dirinya.

3. Manfaat Pelatihan

Pelatihan berperan besar dalam menentukan efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan. Beberapa manfaat nyata yang dihubungkan dengan program pelatihan adalah sebagai berikut (Simamora, 2004:278) :

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitasnya.

b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar-standar kinerja yang dapat diterima.

c. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan. d. Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja.

e. Meningkatkan komitmen karyawan.

f. Memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya manusia g. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja.

h. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka

.

4. Metode Pelatihan

(37)

dapat bekerja secara optimal. Penulis akan menguraikan beberapa metode pelatihan berikut ini (Effendi, 2002:186) :

a. On-The-Job Training

Metode On The Job Training adalah pelatihan langsung pada jabatan, yang bertujuan untuk mengenalkan secara langsung kepada trainee (peserta pelatihan) tentang seluk beluk tugas tersebut. Metode ini cocok untuk pelatihan bagi karyawan baru, karyawan magang (apprenticeship), penggunaan teknologi baru dan karyawan yang baru dipromosikan pada jabatan yang baru. Karena alasan-alasan itu kemampuan dan keahlian karyawan perlu diperbaharui (upgrade).

Kekuatan atau manfaat dari metode On The Job Training adalah

1) Karyawan melakukan pekerjaan yang sesungguhnya, bukan tugas-tugas yang disimulasikan.

2) Karyawan mendapatkan instruksi-instruksi dari karyawan senior atau penyelia yang berpengalaman yang telah melaksanakan tugasnya.

3) Pelatihan dilaksanakan dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya, dibawah kondisi normal dan tidak membutuhkan fasilitas khusus.

4) Pelatihannya informal, relatif tidak mahal dan mudah dijalankan.

(38)

6) Program ini sangat relevan dengan pekerjaan, menyita biaya keluar kantong (out-of-pocket) yang relative rendah dan membantu memotivasi kinerja yang kuat.

Disamping mempunyai kekuatan atau manfaat, metode On-The-Job Training juga mempunyai kelemahan-kelemahan potensial yaitu :

1) Pelatih mungkin tidak termotivasi untuk melatih atau memikul tanggung jawab untuk pelatihan sehingga pelatihan dapat menjadi serampangan.

2) Pelatih mungkin melaksanakan pekerjan dengan baik, namun kurang memiliki kemampuan melatih orang lain agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.

3) Pelatih mungkin tidak memiliki waktu untuk melatih dan menghapuskan elemen penting dari proses pelatihan.

4) Karyawan yang tidak terlatih mungkin memiliki dampak negative pada pekerjaan dan kinerja organisasional.

5) On-The-Job Training mungkin tidak efektif biaya, apabila dibandingkan dengan program pelatihan terstruktur, karena karyawan yang berkeahlian sangat tinggi digunakan sebagai pelatih dan pelatihan biasanya digunakan satu persatu.

(39)

Metode-metode On-The-Job Training yang sering dipakai adalah : a) Apprenticeship

Pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan prektek di lapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta, peserta dibawa prektek ke lapangan.. b) Job instruction training

Dalam metode ini peserta program pelatihan diberikan latihan langsung di tempat pekerjaan yang sebenarnya dibawah instruksi seorang trainer, supervisor, atau karyawan senior yang sudah berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengajar para karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka.. c) Job rotation

Program pelatihan yang direncanakan secara formal dengan cara menugaskan karyawan pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian yang sama atau bisa juga berbeda dengan perusahaan untuk menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam perusahaan. Ini biasanya dilakukan untuk pengembangan karyawan untuk memahami aktivitas perusahaan yang lebih luas.

d) Coaching

(40)

mereka oleh atasan dengan membimbing karyawan melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana.

b. Off –The-Job Training

Metode Off-The-Job Training ini ditujukan bagi peningkatan kemampuan atau keahlian yang tidak terkait dengan pekerjaan secara langsung tetapi sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan. Misalnya kemampuan mengambil keputusan. Kemampuan ini harus dimiliki setiap manajer pada setiap level jabatan. Pada jabatan yang lebih tinggi, biasanya persoalan yang dihadapi lebih kompleks, sehingga manajer yang bersangkutan perlu menambah kemampuannya melalui pelatihan dengan metode Off-The-Job Training. Keunggulan dari metode Off-The-Job Training yaitu :

1) Biaya pelatihan yang efisien karena pelatihan dilakukan secara berkelompok bukan perindividu.

2) Pelatih biasanya instruktur purnawaktu atau staf pelatih, sehingga kemungkinan lebih berkompeten dibanding dengan On-The-Job Trainer yang biasanya hanya mengorbankan sebagian kecil waktu mereka untuk memberikan pelatihan.

(41)

4) Membuka wawasan karyawan terhadap perusahan-perusahaan lain dan memungkinkan peserta untuk mempelajari metode-metode dan teknik-teknik disamping materi-materi baru yang disajikan selama program berjalan.

5) Memindahkan pelatihan dari pekerjaan memungkinkan karyawan berkonsentrasi guna mempelajari keahlian-keahlian dan sikap baru tanpa harus secara bersamaan mengkhawatirkan kinerja pekerjaan.

6) Mengurangi resiko bagi orang untuk menggunakan karyawan yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai.

Sedangkan kelemahan dari metode Off-The-Job Training adalah :

1) Karyawan tidak melakukan pekerjaan mereka, sehingga mengakibatkan tambahan biaya pelatihan, meskipun dalam jangka panjang manfaat pelatihan tersebut akan melebihi biaya yang dikeluarkan.

2) Kelemahan terbesar dari metode pelatihan ini adalah pada masalah transfer belajar (transfer or learning), yang seringkali terjadi adalah peserta pelatihan tidak bisa menerapkan apa yang didapat selama pelatihan pada dunia kerja mereka yang sebenarnya.

3) Kecocokan antara tipe-tipe pelatihan ini dan kebutuhan-kebutuhan yang dinilai sangat rendah.

(42)

Metode-metode Off-The-Job Training yang lazim digunakan oleh perusahaan adalah :

a) Kuliah (Lecture)

Merupakan metode yang menyajiakan informasi-informasi mengenai pekerjaan secara lisan.

b) Studi Kasus (Case Studies)

Merupakan metode yang menyajikan informasi-informasi mengenai pekerjaan secara tertulis dalam bentuk narasi dan serangkaian permasalahan, kemudian dianalisis dan dipecahkan oleh peserta pelatihan.

c) Simulasi (Simulation)

Metode ini mengacu pada materi-materi yang berupaya menciptakan suatu lingkungan pengambilan keputusan yang realistik bagi peserta pelatihan.

d) Pelatihan Beranda (Vestibule Training)

Merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pelatihan dalam sebuah ruangan kelas bagi pekerjaan-pekerjaan semi ahli. Penekanan dari jenis pelatihan ini lebih pada belajar daripada produksi.

e) Permainan peran (Role Playing)

(43)

f) Peniruan Perilaku

Metode pelatihan yang berorientasi kelas yang umumnya digunakan untuk mengajarkan ketangkasan-ketangkasan pemecahan masalah kepada penyelia-penyelia lini pertama. g) Pelatihan di Alam Terbuka

Merupakan program pengembangan manajemen dan eksekutif yang berlangsung dialam terbuka, misalnya pendakian gunung, pelayaran, arung jeram, sepeda gunung, dan lain-lain.

1. a) Perumusan Hipotesis : Relasi karakteristik usia terhadap motivasi

karyawan untuk mengikuti program pelatihan.

(44)

keahlian agar mendapatkan kualitas-kualitas yang diperlukan oleh perusahaan yang bersangkutan. (Martoyo, 2000:52)

Oleh karena itu berdasarkan tingkat kemampuan mengikuti pelatihan maka penulis membagi menjadi tiga kelompok usia dan dipilih kelompok usia pertama yaitu 20 tahun – 30 tahun, kelompok usia kedua yaitu 31 tahun – 40 tahun dan kelompok usia ketiga yaitu 41 tahun – 50 tahun.

Oleh karena itu diajukan hipotesis 1a : usia karyawan 31 tahun – 40

tahun mempunyai motivasi paling tinggi untuk mengikuti program

pelatihan dibanding kelompok usia 20 tahun – 30 tahun dan usia 41

tahun – 50 tahun.

b)Perumusan Hipotesis : Relasi karakteristik pengalaman kerja

terhadap motivasi karyawan untuk mengikuti program pelatihan.

(45)

menyelesaikan suatu jenis pekerjaan yang diberikannya. Pengalaman merupakan kualifikasi yang juga diperhatikan dalam program pelatihan. (Manullang, 2004:102)

Oleh karena itu berdasarkan pengalaman yang dimiliki untuk mengikuti program pelatihan yang nantinya akan berhubungan dengan pelaksanaan tugas yang akan diberikan, maka penulis membagi menjadi tiga kelompok pengalaman kerja dan dipilih kelompok pengalaman kerja pertama yaitu pengalaman kerja kurang dari 2 tahun, pengalaman kerja 2-5 tahun dan pengalaman kerja 6-10 tahun.

Oleh karena itu diajukan hipotesis 1b : kelompok pengalaman kerja

karyawan kurand dari 2 tahun mempunyai motivasi paling tinggi

untuk mengikuti program pelatihan dibanding kelompok pengalaman

kerja karyawan 2-5 tahun dan pengalaman kerja 6-10 tahun.

c) Perumusan Hipotesis : Relasi karakteristik latar belakang

pendidikan terhadap motivasi karyawan untuk mengikuti program

pelatihan.

(46)

latar belakang pendidikan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini para pelajar baik SLTP, SLTA dan Mahasiswa mempunyai mutu atau kualitas mengikuti program pelatihan yang berbeda sesuai dengan tingkat pendidikan masing-masing, dan dari segi usia, semakin dewasa usia seseorang maka kebutuhan akan berbagai jenis pelatihan juga semakin bervariasi. Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu kualifikasi dari seorang karyawan yang akan mengikuti program pelatihan dalam bekerja. Karena itu perusahaan dapat melakukan pengarahan dan pengendalian dengan meningkatkan mutu penyeliaan dengan seleksi dan pelatihan yang lebih baik dan merencanakan kembali proses pengarahan dan pengendalian agar dapat digunakan dengan hemat dan selektif sehingga tujuan motivasi pelatihan dapat terwujud (Manullang 2004:105) .

Oleh karena itu berkaitan dengan segi usia dan tingkat pendidikannya maka dipilih pula faktor tingkat pendidikan yaitu SLTP, SLTA dan Diploma 3

Oleh karena itu diajukan hipotesis 1c : latar belakang pendidikan

Diploma 3 mempunyai motivasi paling tinggi untuk mengikuti

program pelatihan dibanding latar belakang pendidikan SLTP dan

(47)

C. Produktivitas

Produktivitas merupakan suatu proses yang sangat vital artinya demi suksesnya perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, dimana manusia sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan motor penggerak terhadap faktor-faktor produksi lainnya.

1. Pengertian Produktivitas

Pengertian produktivitas kerja tidak dapat dipisahkan dari pengertian produksi, karena keduanya saling berkaitan. Namun perlu diingat bahwa produktivitas berbeda dengan produksi. Produksi mempunyai arti membuat barang atau produk, sedangkan produktivitas adalah rasio perbandingan antara hasil dan masukan.

Produktivitas merupakan rasio output dan input suatu proses produksi dalam periode tertentu. Input terdiri atas manajemen, tenaga kerja, biaya produksi, peralatan serta waktu. Output meliputi produksi, produk penjualan, pendapatan, pangsa pasar, dan kerusakan produk. (Mangkuprawira & Hubeis, 2007 : 102)

(48)

a. Jumlah produksi meningkat karena menggunakan sumber daya yang sama

b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang

c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan penambahan sumber daya yang relatif kecil

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

Menurut Siagian (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:

a. Pendidikan

Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan akan mempunyai produktivitas kerja yang baik. Dengan bekal pendidikan, orang akan lebih mudah dalam mempelajari hal yang bersifat baru dalam suatu cara atau sistem kerja.

b. Motivasi

Dengan adanya motivasi kerja pada setiap karyawan pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan akhirnya mendukung tercapainya produktivitas yang tinggi. c. Disiplin kerja

(49)

akan memberi pengaruh yang positif tehadap produktivitas kerja karyawan.

d. Ketrampilan

Semakin seseorang terampil dalam bekerja semakin memberikan hasil yang lebih. Ketrampilan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus dan latihan.

e. Sikap etika kerja

Sikap seseorang yang serasi, selaras,seimbang didalam kelompok kerja yang lain dan etika dalam hubungan kerja sangat penting dalam suatu perusahaan.

f. Gizi dan kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan dan semua itu akan mempengaruhi aktivitas dalam perusahaan.

g. Tingkat penghasilan

Dengan adanya penghasilan yang cukup akan memberi semangat kerja bagi setiap karyawan untuk memacu prestasi. Hal tersebut akan didorong lagi dengan adanya penghasilan bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi.

(50)

Lingkungan kerja disini termasuk hubungan kerja antar karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu dan lingkungan kerja serta penerangan. Ruang kerja yang tidak menyenangkan akan mengganggu kerja karyawan.

i. Teknologi

Adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih, akan dapat mendukung produksi dan mempermudah sumber daya manusia dalam melaksanakan pekerjaannya.

j. Sarana produksi

Dengan adanya sarana produksi yang memenuhi akan mendukung kelancaran proses produksi.

k. Jaminan sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada karyawan akan menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan adanya jaminan sosial yang baik diharapakan karyawan semakin mempunyai semangat untuk bekerja.

l. Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya. Dengan diberikannya kesempatan berprestasi maka karywan akan meningkatkan produktivitasnya.

(51)

Seorang karyawan tentu menginginkan hasil kerjanya diketahui oleh pemimpin perusahaan tempat ia bekerja. Tujuannya supaya pemimpin dapat mengetahui prestasi kerja yang telah diraihnya dan bersedia memberikan upah yang memadai dengan hasil kerjanya.

a. Pengertian penilaian produktivitas

Penilaian produktivitas adalah proses yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan (Saydam, 2005:461). Penilaian produktivitas pada umumnya mencangkup aspek kualitatif dan kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan.

b. Tujuan penilaian produktivitas

Penilaian produktivitas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan umum penilaian produktivitas adalah menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan produktivitas karyawan. Sedangkan tujuan khusus penilaian produktivitas bisa bersifat evaluatif dan pengembangan.

1) Tujuan evaluatif

Untuk menentukan tingkat kompensasi yang seharusnya dibayar oleh perusahaan.

2) Tujuan pengembangan

Meliputi pengembangan karir, penilaian manajemen personalia dalam hal pengadaan tenaga kerja perbaikan kinerja dan komunikasi.

(52)

Penilaian produktivitas yang dilakukan perusahaan memiliki manfaat yaitu perusahaan dapat membedakan antara karyawan yang produktif dengan karyawan yang tidak produktif. Bagi karyawan yang produktif mungkin bisa mempromosikannya ke jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan karyawan yang tidak produktif, perusahaan harus mengambil tindakan tegas. Misalnya memberikan peringatan atau mengeluarkannya. Karena karyawan yang tidak produktif hanya menjadi beban bagi perusahan disebabkan karena perusahaan harus terus memberi upah tetapi tidak menerima sumbangan hasil yang berarti dari karyawaan.

D. Kepuasan Kerja

Karyawan adalah makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi setiap perusahaan. Mereka menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif harus dibina, sedangkan sikap-sikap negatif hendaknya dihindari sedini mungkin.

(53)

mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasaan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

Kepuasaan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasaan yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasaan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.

Kepuasaan kerja diluar pekerjaan adalah kepuasaan kerja karyawan yang dinikmati diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasaannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya.

Kepuasaan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasaan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaanya. Karyawan yang lebih menikmati kepuasaan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak.

(54)

Kepuasan kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut (Hasibuan, 2001:199-200) :

1. Balas jasa yang adil dan layak

2. Penempatan yang tepat sesuai keahlian 3. Berat ringannya pekerjaan

4. Suasana dan lingkungan pekerjaan

5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan 6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya

7. Sikap pekerjaan monoton atau tidak

Sedangkan menurut Hezberg (Manullang, 2004:177-180) , faktor-faktor atau sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya kepuasan kerja adalah :

1. Pengakuan (Recognition)

Artinya karyawan memperoleh pengakuan dari pihak perusahaan bahwa ia adalah orang berprestasi, dikatakan baik, diberi penghargaan, pujian.

2. Tanggung jawab (Responsibility)

Artinya karyawan diserahi tanggung jawab dalam pekerjaan. 3. Prestasi (Achievement)

Artinya karyawan memperoleh kesempatan untuk memperoleh hasil yang baik.

(55)

5. Pekerjaan itu sendiri (Job is self)

Artinya untuk memang pekerjaan yang dilaksanakan itu sesuai dan menyenangkan bagi karyawan.

2. a) Perumusan Hipotesis : Relasi pengaruh program pelatihan pada

peningkatan produktivitas

Pelatihan merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh suatu organisasi. Karena pelatihan sebagai salah satu metode pengembangan sumber daya manusia agar ketrampilan dan keahlian karyawan terus berkembang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi, serta dapat menyesuaikan dengan perubahan baik yang terjadi dalam organisasi maupun di luar organisasi. Melaksanakan pelatihan bagi karyawan memang pengorbanan yang tidak kecil tetapi hasil yang diperoleh jauh lebih besar daripada pengorbanan tersebut. Hal ini disebabkan dengan dilaksanakan pelatihan pekerjaan akan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih baik, kerusakan dapat diperkecil, pemborosan dapat ditekan, peralatan dapat digunakan secara baik, kecelakaan dapat diperkecil dan sebagainya.

(56)

mernghasilkan produk sesuai dengan standar yang dibutuhkan dalam satuan waktu.

Oleh karena itu diajukan hipotesis 2a : persepsi terhadap program

pelatihan berpengaruh positif pada peningkatan produktivitas.

b) Perumusan Hipotesis : Relasi pengaruh program pelatihan pada

kepuasan kerja.

Kepuasaan kerja (Job satisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Kepuasaan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasaan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

Kepuasaan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasaan yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasaan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jas itu penting.

(57)

dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun ditugaskan kepadanya di lingkungan kerjanya.

Oleh karena itu diajukan hipotesis 2b : persepsi terhadap program

pelatihan berpengaruh positif pada kepuasan kerja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yang merupakan suatu

jenis penelitian terperinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu

tertentu pula termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup

mendalam dan menyeluruh, dimana hasil penelitian hanya berlaku pada

perusahaan tersebut dan tidak berlaku pada obyek lainnya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT.Intan Sejati bertempat di jalan Kopral Sayom,

Klaten. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2011.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

Subjek penelitian yang akan penulis jadikan sampel dalam penelitian ini

adalah karyawan-karyawan perusahaan yang merupakan tenaga kerja langsung

khususnya yang menentukan tingkat positif dari motivasi untuk mengikuti

program pelatihan serta pengaruh program pelatihan pada peningkatan

(59)

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan subjek penelitian yang mempunyai karakteristik

tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, sebagai populasi adalah

karyawan bagian produksi di dalam perusahaan yang sudah mengikuti

pelatihan. Jumlah populasi seluruhnya adalah 110 karyawan.

2. Sampel

Karena jumlah populasi yang terlalu besar yaitu 110 dan keterbatasan waktu,

serta ijin dari perusahaan yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan

diambil sebanyak 80 responden yang terdapat dalam populasi tersebut.

Jumlah sampel tersebut diambil menggunakan rumus slovin dengan nilai kritis sebesar 5%. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

karyawan bagian produksi yang sudah mengikuti pelatihan meliputi pracetak,

cetak dan finishing. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik acak sistematis (systematic random sampling). Cara pengambilan sampel dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden dengan

menyusun kerangka sampel (daftar nama populasi) dalam kelompok dengan

cara membagi jumlah populasi dengan jumlah responden. Kemudian pilihlah

satu kelompok yang ada dengan cara acak. Karakteristik yang akan diteliti

adalah usia, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan yang

mempengaruhi motivasi untuk mengikuti program pelatihan serta

pengaruhnya pada peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja karyawan.

Sedangkan kriteria respondenya adalah karyawan perusahaan yang sudah

(60)

3. Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini dalam pengumpulan datanya ada beberapa metode

pengumpulan data. Penulis menggunakan metode kuisioner. Kuisioner

merupakan daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa oleh penulis dan

harus diisi oleh responden. Tujuan kuisioner adalah untuk mencari informasi

yang lengkap dan valid mengenai suatu masalah. Penulis akan menyebarkan

kuisioner kepada karyawan yang sudah pernah mengikuti pelatihan yang

diadakan oleh perusahaan.

D. Jenis Data

Untuk mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam

penulisan ini adalah dengan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh

dari objek penelitian yang belum diolah dengan metode kuisioner tentang

karakteristik (usia, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan) yang

memotivasi untuk mengikuti program pelatihan serta pengaruh program

pelatihan pada peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja.

E. Definisi dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual Variabel

a. Motivasi

Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan

(61)

proses psikologi dapat timbul dari faktor dalam dan luar

seseorang.

b. Pelatihan

Pelatihan adalah salah satu metode pengembangan sumber daya

manusia yang ada dalam perusahaan dan merupakan aspek

penting yang harus dilakukan agar ketrampilan dan keahlian

karyawan terus berkembang sesuai dengan arah dan tujuan

organisasi.

c. Produktivitas

Produktivitas merupakan kemampuan memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan

menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin

maksimal.

d. Kepuasaan Kerja

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan

atau tidak menyenangkan dengan bagaimana karyawan

memandang pekerjaan mereka.

2. Operasionalisasi

a. - Tingkat Motivasi Karyawan untuk mengikuti Program Pelatihan,

akan dioperasionalisasikan sebagai berikut:

1) Karyawan terdorong untuk memberikan yang terbaik bagi

(62)

2) Karyawan merasa dapat meningkatkan ketrampilan.

3) Karyawan merasa dapat mengembangkan kemampuan.

4) Karyawan terdorong untuk meningkatkan prestasi kerja.

5) Karyawan merasa dapat menambah pengetahuan dan

penguasaan teknik dalam bekerja.

- Beberapa karakteristik yang mempengaruhi motivasi karyawan

untuk melaksanakan program pelatihan :

a) Usia : diperoleh dari data yang ada di kolom usia pada

Kartu Tanda Penduduk (KTP) responden. Variabel ini

akan dioperasionalkan sebagai berikut :

Kelompok pertama usia kurang dari 20 tahun, kelompok

kedua usia 20 – 30 tahun, kelompok ketiga usia 31 – 40

tahun dan kelompok keempat usia 41– 50 tahun.

b) Pengalaman Kerja : diperoleh dari surat lamaran kerja,

curriculum vitae (CV). Variabel ini akan dioperasionalkan sebagai berikut :

Pengalaman kerja kurang dari 2 tahun , pengalaman kerja

2-5 tahun dan pengalaman kerja 6-10 tahun.

c) Latar Belakang Pendidikan : diperoleh dengan

menanyakan pendidikan terakhir yang berhasil

ditamatkan oleh responden.  Variabel ini akan

dioperasionalkan sebagai berikut :

(63)

b. Persepsi terhadap Program Pelatihan Karyawan, akan

dioperasionalisasikan sebagai berikut :

1) Membantu karyawan untuk memahami program pelatihan

yang telah diikuti.

2) Memberikan program pelatihan yang bermanfaat bagi

karyawan.

3) Memberikan program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan dalam bekerja.

4) Memberikan metode pelatihan yang menarik bagi

karyawan.

5) Menyediakan materi-materi yang lengkap dalam

pelaksanaan pekerjaan.

6) Menyediakan pelatih yang professional yang dapat

mendidik karyawan bekerja sesuai dengan bidangnya.

7) Menyediakan sarana dan prasarana pendukung dengan baik.

c. Peningkatan Produktivitas, akan dioperasionalisasikan sebagai

berikut :

1) Karyawan mampu menggunakan waktu kerja secara efektif.

2) Karyawan mampu menghasilkan produk yang berkualitas.

3) Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan hasil

(64)

4) Karyawan mampu menggunakan peralatan secara optimal

untuk menyelesaikan pekerjaannya.

5) Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari

target.

6) Karyawan mampu merawat peralatan yang mendukung

proses produksi.

7) Karyawan menggunakan bahan baku produksi secara

efisien.

d. Kepuasaan Kerja, akan dioperasionalisasikan sebagai berikut :

1) Karyawan merasa senang dalam menyelesaikan tugasnya.

2) Karyawan bangga menjadi bagian dalam perusahaan.

3) Karyawan nyaman bekerja dalam perusahaan.

4) Karyawan merasa senang dengan penempatan kerja yang

diberikan perusahaan.

5) Karyawan merasa senang dengan fasilitas yang diberikan

perusahaan dalam bekerja

6) Karyawan merasa pekerjaan yang dilakukan menarik dan

(65)

F. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala

rasio,ordinal dan interval. Skala rasio adalah pengukuran yang mempunyai nilai

nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Skala rasio ini digunakan untuk

mengetahui usia karyawan yang mengikuti program pelatihan. Skala ordinal

ialah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang terendah

sampai yang lebih tinggi. Dalam hal ini skala ordinal digunakan untuk mengukur

tingkat pengalaman kerja dan latar belakang pendidikannya. Sedangkan skala

interval akan menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain,

menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan besaran perbedaan dalam

variabel. Dan dalam jenis skala interval, untuk penelitian ini penulis

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk motivasi karyawan untuk mengikuti program pelatihan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Hal pertama-tama sebelum melakukan analisis data yang diperoleh,

kuisioner yang telah dibagi akan dilakukan tes validitas dan realiabilitas dahulu.

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah alat pengukuran yang menunjukkan

seberapa jauh suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan

dalam melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan analisis faktor

(CFA). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah metode sampling

(66)

(Kaiser-Mayer-Olkin) juga digunakan dalam analisis faktor dimana untuk

mengetahui apakah data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut atau

tidak dengan analisis factor. Rumusan uji KMO adalah :

KMO

Dimana: rij = Koefisisen korelasi sederhana antara peubah i dan j

aij = Koefisien korelasi parsial antara peubah i dan j

Penilaian uji KMO dari matrik antar peubah adalah sebagai

berikut:

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi

suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama

(67)

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen itu sudah dianggap baik.

Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara

konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala

yang sama walau digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung

arti bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan, dan tetap. Untuk

mengetahui reliabilitas akan dilihat dari Cronbach Alpha yang didapat dari perhitungan dengan SPSS 17 , apabila > 0,60 maka reliabel.

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah

model regresi, variabel independen dan variabel normal atau tidak.

Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data normal. Keduanya

digunakan Kolmongrov-Smirnov dengan signifikan (α) = 5% dan untuk pengambilan keputusan dengan pedoman sebagai berikut

(dalam Sujianto, 2009:83):

a. Nilai signifikan (α) atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data adalah tidak normal.

b. Nilai signifikan (α) atau nilai probabilitas >0,05, distribusi data adalah normal.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual dari

(68)

dari suatu pengamatan kepengamatan yang lain, maka disebut

homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedasitisitas

(Ghozali, 2007:125). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar

Scatterplot model tersebut. Tidak terdapat heterskodastisitas jika: (1) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola; (2) titik-titik data

menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0; dan (3)

titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja (dalam

Sujianto, 2009:79).

Selanjutnya penulis akan menguji hipotesis 1(a), 1(b) dan 1(c),

dengan menggunakan ANOVA Satu (1) Arah, dengan

langkah-langkah sebagai berikut (Irianto, 2007) :

1. Menentukan hasil pengumpulan data dengan tabel :

(69)

2

X

= total X2

2. Menentukan Alpha (0,05)

3. Menentukan derajat kebebasan :

dk SSt = N - 1

F hitung > F tabel, maka HA diterima

F hitung < F tabel, maka H0 diterima

Setelah hipotesis 1(a),1((b),1(c) diterima maka selanjutnya penulis

(70)

Analisis Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan

persamaan linier sebagai berikut (Irianto, 2007) :

K

Dimana:

Y : variabel dependen

a : Pendugaan dari α

b : Pendugaan dari β

X : variabel independen

e : Disturbance error

1. Untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak

maka diadakan pengujian uji signifikan dengan statistik uji t yaitu:

Dimana:

: nilai yang dicari

: koefisien regresi

: kesalahan standar koefisien regresi

Membandingkan nilai dengan ketentuan:

Ha diterima bila =

Ha ditolak bila = atau

(71)

BAB IV

GAMBARAN

PERUSAHAAN

A.

Sejarah Umum

PT. Intan Sejati adalah Perusahaan Percetakan yang berlokasi di Jalan

Kopral Sayom, Klaten Utara berdiri pada tanggal 20 Juli 1987 dengan

penanggung jawab Drs. Pramusetyo Tri Waluyo Jati. PT. Intan Sejati terus

berkembang hingga saat ini dibawah pengendalian sistem manajemen yang

professional. PT. Intan Sejati telah mendapatkan kepercayaan dalam pengerjaan

berbagai proyek skala nasional antara lain percetakan Buku petunjuk Telepon

(Yellow Pages)

serta proyek pengadaan Buku Sekolah Nasional dari beberapa

penerbit di Indonesia seperti PT. Intan Pariwara dan PT.Macanan Jaya

Cemerlang. Dimulai tahun 1990 PT. Intan Sejati mengembangkan usaha ke

industri kemasan dengan mengerjakan percetakan label dan kemasan beberapa

produk makanan dan beberapa perusahaan makanan seperti Garuda Food.

Prinsip untuk memudahkan pelanggan, membuat PT. Intan Sejati ingin

lebih mendekatkan diri dengan cara mendirikan kantor pemasaran di Jakarta

dan Yogyakarta pada tahun 1995. Didukung sumber daya yang berpengalaman

dan berbagai peralatan produksi yang dimiliki, PT. Intan Sejati yakin konsumen

tidak perlu bersusah payah berurusan dengan berbagai pihak dalam

(72)

 

304 orang serta sarana dan prasarana lainnya yang dikelola dengan sistem

manajemen yang profesional, PT. Intan Sejati akan senantiasa siap dalam

menghadapi perkembangan zaman. Efisiensi, produktivitas dan kualitas

merupakan jaminan, sedangkan tujuannya adalah kepuasan semua pihak.

Percayakan produk cetak Anda kepada PT. Intan Sejati, maka Anda akan

merasakan kemudahan dan pelayanan

“ONE STOP PRODUCTION, ONE

STOP SERVICE, ONE STOP SATISFACTION”

B.

Letak Perusahaan

Gambar IV.1

Letak Perusahaan PT.INTAN SEJATI

PT. Intan Sejati berlokasi di Jalan Kopral Sayom

(Ring Road)

, Klaten

Utara 57431 menempati areal seluas 20.875 meter persegi dengan luas

bangunan 7.790 meter persegi. Lokasi ini turut memperlancar lalu lintas

(73)

 

memperhatikan aspek kecepatan dan kelancaran proses produksi PT. Intan

Sejati.

C.

Visi Dan Misi PT.Intan Sejati

1.

Visi

Komitmen untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan dan diversifikasi

produk, disertai dengan usaha untuk mencari inovasi-inovasi terbaru dan

selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru, membuat PT. Intan Sejati

menjadi percaya diri untuk menangani kebutuhan konsumen dalam bidang

jasa cetak.

2.

Misi

PT. Intan Sejati menjadikan pelanggan sebagai mitra bisnis dengan tujuan

kerja sama yang lebih erat dan menjadi mitra bisnis yang saling

menguntungkan. PT.Intan Sejati siap untuk selalu mengutamakan

KUALITAS dan KETEPATAN WAKTU dengan HARGA YANG

KOMPETITIF tanpa memandang skala pekerjaan yang konsumen berikan.

PT.Intan Sejati selalu bertanggung jawab dan sanggup menjaga kepercayaan

yang telah diberikan oleh konsumen dan senantiasa memberikan solusi yang

(74)

 

D.

Struktur Organisasi

Gambar IV.2

Struktur Organisasi PT. Intan Sejati Klaten

MR

QMR

KORAMI

TIM ISO

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR 1

DIREKTUR 2

(75)

 

Struktur organisasi PT. Intan Sejati dipegang oleh Direktur Utama di

bawah pengawasan dari QMR KORAMI TIM ISO dengan dibantu oleh

Direktur 1 dan Direktur 2. Direktur 1 bertugas untuk mengawasi dan

bertanggung jawab terhadap kerja dari bagian PPIC,

Finishing

, Pengiriman,

Gudang dan WIP. Direktur 2 bertugas untuk mengawasi dan bertanggung jawab

terhadap kerja dari bagian Pra Cetak. Ekspedisi, Cetak, Teknisi dan IT, Satpam

dan Rumah Tangga. Selain memimpin secara langsung perusahaan Direktur

Utama juga bertugas untuk mengawasi dan bertanggung jawab terhadap kerja

dari bagian Pembelian, Pemasaran, Keuangan, Personalia dan Sekretariat.

E.

Personalia

1.

Jumlah Karyawan

Sumber daya manusia merupakan faktor penting untuk berlangsungnya

proses produksi, pemasaran, keuangan dalam suatu perusahaan. Di bawah ini

perincian mengenai jumlah karyawan di PT. Intan Sejati Klaten sesuai

dengan jabatannya masing-masing menurut data jumlah tenaga kerja yang

tercatat pada bulan Oktober 2010.

Tabel IV.1

Fungsional Staff Tetap Kontrak Harian

 1 

Direktur

0  0  3  0  ‐  3 

(76)

 

Berdasarkan data di atas jumlah karyawan di PT. Intan Sejati berjumlah 304orang.

2.

Waktu dan Istirahat Kerja

a.

Waktu kerja

Waktu Kerja adalah waktu pekerja melakukan aktivitas pekerjaan

beserta rangkaiannya yang telah ditentukan oleh perusahaan

sebagaimana tersebut dibawah ini:

a)

Waktu Kerja Kelompok

General Shift

adalah waktu kerja bagi

pekerja selama 6 (enam) hari kerja dengan jam kerja pk.

07.30-15.45 WIB, dengan waktu istirahat 1 jam yang waktunya

disesuaikan, dimana hari Minggu sebagai hari istirahat mingguan

Gambar

Gambar IV.1
Gambar IV.2
Tabel IV.1
Gambar IV.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas

kolum B boleh dijelaskan sebagai benar pada tingkat keyakinan (level of confidence) 95%. Nilai ‘sig’ perlulah sentiasa diterjemah terlebih dahulu sebelum melihat kepada

Pelaksanaan pekejaan Gedung Perkantoran Menara Palma terdiri dari tahapan pelaksanaan struktur bawah yang terdiri dari pekerjaan pondasi dengan menggunakan pondasi bore pile

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan umur, paritas, pengetahuan, sikap, jarak puskesmas dan bimbingan tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan

Pada kelompok yang diberi α -tokoferol sebelum stres, sesudah stres ataupun kombinasi keduanya pada jaringan ginjal menunjukkan tingginya aktivitas SOD yang secara statistik

Adapun hipotesa dalam penelitian ini memberikan pengaruh atau tidak penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 4-E terhadap hasil belajar siswa pada

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta