• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL MATERI PECAHAN SEDERHANA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IIIA3 SEMESTER II TAHUN AJARAN 20082009 SD TARAKANITA I BUMIJO YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL MATERI PECAHAN SEDERHANA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IIIA3 SEMESTER II TAHUN AJARAN 20082009 SD TARAKANITA I BUMIJO YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN

MENGENAL MATERI PECAHAN SEDERHANA

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IIIA3

SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009

SD TARAKANITA I BUMIJO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Ch.Sri Retno Sundari

071134058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Suamiku tercinta Yohanes Budi Santosa

3. Anak-anakku Susan dan Chrisan

tersayang

Terimakasih atas semangat, dorongan,

(5)

MOTTO

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN

MENGENAL MATERI PECAHAN SEDERHANA

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IIIA3

SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009

SD TARAKANITA I BUMIJO YOGYAKARTA

Ch. Sri Retno Sundari

Universitas Sanata Dharma 2010

Matematika merupakan mata pelajaran yang cenderung menakutkan bagi siswa. Terlebih lagi, jika materi matematika sulit dipahami oleh siswa atau merupakan materi baru yang belum pernah diterima pada kelas di bawahnya.

Dari penelusuran beberapa kelas di SD Tarakanita I dan II, peneliti menemukan kurangnya pemahaman siswa akan nilai pecahan sederhana. Kurangnya pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya variasi metode yang digunakan oleh guru, sehingga masih banyak siswa yang mengalami ketidaktuntasan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami pecahan sederhana, sehingga siswa dapat mencapai nilai ketuntasan dan dapat meningkatkan nilai rata- rata kelas.

Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan metode demonstrasi, baik demonstrasi terbimbing maupun demonstrasi mandiri. Dengan metode demonstrasi tersebut, siswa mempunyai pengalaman langsung dalam pembelajaran. Pengalaman tersebut berupa memotong, mengarsir, dan menggambar sendiri nilai suatu pecahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa memahami nilai pecahan sederhana. Hal ini ditunjukkan pada siklus I semua siswa mengalami ketuntasan dan rata- rata kelas mencapai 85,1. Demikian juga pada siklus II semua siswa mengalami ketuntasan dan rata- rata kelas mencapai 93,7.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika terutama materi mengenal pecahan sederhana. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan skor nilai siswa yang mencapai ketuntasan dan peningkatan nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada saat pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.

(9)

ABSTRACT

THE INCREASING OF THE ABILITY IN UNDERSTANDING

SIMPLE FRACTION MATERIAL USING DEMONTRATION

METHOD OF CLASS III A3 OF TARAKANITA I BUMIJO

ELEMENTARY SCHOOL YOGYAKARTA AT SEMESTER II

SCHOOL YEAR 2008/2009

Ch. Sri Retno Sundari Sanata Dharma University

2010

Mathematics will be a terriflying lesson for students, moreover if they feel difficult to understand the material and never studied it yet at the lower grade.

Based on the researcher’s observation at some classes of Tarakanita Bumijo I and II Elementary School, The recearcher found that the students´ understanding on the value of simple fraction is still less. It is caused the limited method used by the teacher, so there are many students can not reach the standard score.

The aim of the research is to increase the students´ understanding of simple fraction, so they can reach the standard score and increase the class average score.

This research uses demonstration method, guided demonstration and also pure demonstration. By this method the students get direct learning experience. The experience is about cutting, hatching and drawing by the students themselves based on the value of the fraction.

The result of the research shows that by using this method the students´ understanding of simple fraction can increase. It can be seen from the fisrt and second cycles, in which all the students can reach the standard and the class average score can reach 85,1 for the first cycle and 93,7 for the second cycle.

Based on the result of the data analysis and discussion, we can concluded that using demonstration method can increase the students ability in learning mathematics especially in simple fraction . It is known from the increasing of the student´ score overstepping the completeness level and the class average score reached in the learning process by using this method.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan segala karunia dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi (Penelitian Tindakan Kelas) ini. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas berkat bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. T Sarkim, M,Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M,Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar, tekun, setia membimbing dan mendampingi penulisan proses penyusunan skripsi (Penelitian Tindakan Kelas) ini. 4. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah membantu dan membimbing penulisan selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Kepala Sekolah SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 6. Bapak dan Ibu Guru SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang

memberikan dorongan dan membantu pada saat proses penelitian berlangsung.

7. Para Suster, Bapak, dan Ibu pengurus Yayasan Tarakanita Yogyakarta yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

(11)

9. Teman-teman S1 PGSD sore yang telah memberikan motivasi, dorongan dan inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi (Penelitian Tindakan Kelas) ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, sumbang saran dari pembaca, penulis diharapkan. Akhirnya, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 12 Juni 2010 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Batasan Pengertian... 4

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A. Hakikat Matematika ... 7

(13)

E. Pecahan Sederhana ... 17

F. Kemampuan Mengenal Pecahan... 18

G. Kerangka Berpikir... 19

H. Hipotesis Tindakan... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A. Setting... 22

B. Rencana Tindakan... 22

1. Siklus I... 22

a. Rencana Tindakan... 22

b. Pelaksanaan Tindakan... 24

c. Observasi... 24

d. Refleksi... 24

1. Siklus II... 25

a. Rencana Tindakan... 25

b. Pelaksanaan Tidakan... 26

c. Observasi... 26

d. Refleksi... 26

C. Data, Pengumpulan data, dan Instrumen... 27

D. Penyusunan Instrumen... 27

E. Analisis Data... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31

A. Pelaksanaan Penelitian... 31

B. Deskripsi Data ... 33

C. Analisis Data... 39

D. Refleksi ... 40

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 44

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian (Siklus I)... 34

Tabel 2. Destribusi Frekuensi Skor Siswa Siklus I... 35

Tabel 3. Hasil Ulangan Harian (Siklus II)... 37

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jaringan Tema... 47

Lampiran 2 Silabus... 48

Lampiran 3 RPP... 53

Lampiran 4 LKS... 65

Lampiran 5 Kisi-kisi ... 69

Lampiran 6 Postes (Ulangan)... 82

Lampiran 7 Kunci jawaban... 88

(17)

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan sosok terdepan yang tidak dapat diabaikan peran serta dan kehadirannya. Dalam menjalankan tugasnya yang mulia, guru mempunyai tugas untuk mencerdaskan manusia-manusia muda demi masa depan bangsa. Dunia pendidikan merupakan dasar atau pondasi segala sesuatu yang ada di dunia ini. Tanpa pendidikan, semua bidang maupun faktor kehidupan tidak akan berjalan dengan baik sesuai tuntutan jaman.

Dalam pembelajaran di kelas, kehadiran guru memang bukan yang utama yang dapat membuat siswa menjadi cerdas dan pandai. Dua faktor yang muncul pada diri siswa juga mempunyai pengaruh besar dalam pembelajaran di kelas, yaitu faktor dari dalam diri dan dari luar diri siswa. Faktor dalam diri siswa dapat berupa semangat, motivasi,minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan faktor dari luar diri antara lain fasilitas belajar, lingkungan belajar, dukungan orang tua, metode pembelajaran dan media pembelajaran.

(18)

Pada waktu ikut ibu berbelanja anak belajar menyusun barang belanjaan dengan baik sehingga tidak rusak. Semua contoh kegiatan tersebut tidak dapat terlepas dari dunia Matematika.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Diberikannya mata pelajaran matematika sejak dini (Sekolah Dasar) bertujuan untuk membekali peserta didik sejak awal memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan zaman yang serba modern.

(19)
(20)

B. Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan

kemampuan siswa kelas IIIA3 SD Tarakanita Bumijo I tahun pembelajaran 2008/ 2009 untuk memahami pecahan sederhana sehingga semua siswa dapat mencapai ketuntasan?

2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas siswa kelas IIIA3 SD Tarakanita Bumijo I tahun pembelajaran 2008/ 2009 dibanding tahun sebelumnya ?

C. Batasan Masalah

Pada penelitian di kelas IIIA3 SD Tarakanita Bumijo I ini, proses belajar mengajar berorientasi pada pembelajaran Tematik di mana tema yang diambil adalah Kesehatan, namun penelitian secara khusus berpusat atau dibatasi pada pelajaran Matematika materi pecahan sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi.

D. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan salah persepsi mengenai beberapa kata kunci yang ada dalam penelitian ini, maka akan diberikan beberapa batasan pengertian untuk beberapa kata kunci tersebut antara lain :

(21)

Matematika dianggap sangat penting karena setiap hari semua kegiatan yang dilakukan anak tidak terlepas dari matematika.

2. Pengajaran Matematika adalah proses membantu siswa mempelajari Matematika dengan menggunakan perencanaan dan mewujudkannya dalam kondisi yang tepat sehingga tercapai hasil yang memuaskan. 3. Belajar dan mengajar

Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini di dalamnya terdapat proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan proses mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau guru 4. Metode demonstrasi adalah salah satu metode mengajar yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan menggunakan alat kerja berdasarkan prinsip tertentu dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

5.Pecahan Sederhana

Pecahan terjadi karena satu benda dibagi menjadi beberapa bagian sama besar. Bagian-bagian itu mempunyai nilai pecahan. Jadi dapat dikatakan bahwa pecahan adalah beberapa bagian dari keseluruhan. 6. Kemampuan Mengenal Pecahan adalah kemampuan memahami

(22)

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi, dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IIIA3 SD Tarakanita Bumijo I pada semester II tahun pembelajaran 2008/2009 memahami pecahan sederhana sehingga semua siswa dapat mencapai ketuntasan.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas siswa kelas IIIA3 SD Tarakanita Bumijo I tahun pembelajaran 2008/ 2009.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah

Memberi masukan bagi sekolah dalam penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika untuk mengenal pecahan.

2. Bagi guru

Memberi masukan bagi guru dalam penggunaan metode demonstrasi, sebagai salah satu metode pengajaran dalam mengenal pecahan.

3. Bagi siswa

Mempermudah siswa dalam meningkatkan kemampuan mengenal pecahan sederhana sehingga dapat mencapai ketuntasan.

4. Bagi peneliti

(23)

Bab II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Matematika

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting yang diberikan kepada anak. Matematika sangat penting karena setiap hari semua kegiatan yang dilakukan anak tidak terlepas dari matematika. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistimatis, kritis, kreatif, dan kemampuan kerjasama. Dengan memiliki kompetensi tersebut di atas, siswa diharapkan dapat bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem ),sehingga secara bertahap siswa dibimbing untuk menguasai konsep matematika (Puskur Depdiknas 2006:416 ).

Pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:

5. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep untuk memecahakan masalah. 6. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

(24)

7. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

8. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas masalah atau keadaan.

9. Memiliki sikap menghargai kegiatan matematika dalam kehidupan yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Matematika memiliki cakupan yang lebih luas daripada Aritmatika. Aritmatika merupakan bagian dari Matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih yang mempunyai kesulitan belajar. Hakekat Matematika menurut Hudoyo, (1980:45) dalam Vitalis

Listyaningrum, 2008:10-11) :

(25)

2. Matematika adalah bahasa, sebab matematika merupakan bahasa simbul yang berlaku secara universal dan sangat padat makna maupun pengertian.

3. Matematika adalah seni karena dalam matematika terlihat adanya unsur keteraturan dan ketetapan sehingga matematika indah dipandang dan diresapi seperti seni.

4. Matematika disebut ilmu tentang pola dan hubungan sebab dalam matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, keteraturan dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep tertentu sehingga dapat dibuat generalisasi untuk dibuktikan kebenarannya secara deduktif.

B. Pengajaran Matematika

(26)

dalam diri siswa terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, setelah proses pengajaran matematika selesai dilaksanakan. Siswa yang belum tahu, akhirnya menjadi tahu, yang belum terampil menjadi lebih terampil sehingga ilmu dan kerampilan siswa pada pengajaran matematika benar-benar telah berhasil. Masalah matematika dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu:

1. Soal mencari (Problem to find), yaitu siswa mencari, menentukan atau mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak diketahuinya dan memberi kondisi atau syarat yang sesuai dengan soal tersebut. Objek yang ditanyakan atau dicari, syarat yang memenuhi soal, atau data merupakan bagian terpenting atau pokok dari sebuah soal mencari, dan harus dikenali dengan baik pada saat awal memecahkan masalah.

2. Soal membuktikan (Problem to prove), yaitu prosedur untuk menentukan apakah suatu pernyataan benar atau tidak benar. Soal membuktikan terdiri atas bagian hipotesis dan kesimpulan. Untuk membuktikan suatu pernyataan tidak benar, cukup diberikan contoh penyangkalnya sehingga pernyataan tersebut menjadi tidak benar.

C. Belajar dan Mengajar

(27)

bermakna dan terarah sesuai tuntutan jaman.

1. Pengertian belajar

Menurut Oemar Hamalik,( 2008: 31) pengertian belajar adalah: a. memperoleh pengetahuan dengan latihan-latihan pembentukan

kebiasaan secara otomatis dan terus- menerus.

b. memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi juga memahami dan mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan tetapi pengubahan perilaku.

c. proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar merupakan proses yang dialami oleh siswa, bukan hanya tujuan. Melalui langkah-langkah pembelajaran, siswa melalui tahap kegiatan mengalami yang akhirnya siswa memiliki keterampilan yang diberikan oleh guru sehingga siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan tahap mengalami tersebut, berarti ada proses interaksi antara siswa dengan siswa maupun guru, dan interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Ciri- ciri belajar

Menurut Oemar Hamalik,( 2008:31) ciri- ciri belajar antara lain: a. Proses belajar ialah sebuah pengalaman, berbuat, mereaksi dan dapat

(28)

b. Berproses melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang berpusat pada tujuan tertentu.

c. Pengalaman belajar secara maksimal bermakna bagi kehidupan siswa. d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri

yang dapat mendorong motivasi siswa secara terus menerus.

e. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan sesuai dengan kematangan siswa.

f. Proses belajar yang terbaik apabila siswa mengetahui status dan kemajuannya.

g. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan guru yang merangsang dan membimbing tanpa paksaan dan tekanan.

h. Hasil-hasil belajar dapat diterima oleh siswa apabila memberikan kepuasan sebagai pemenuhan kebutuhan, berguna dan bermakna baginya.

i. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

(29)

3. Pengertian pengajaran

Menurut Oemar Hamalik,( 2008: 44-49) pengajaran adalah:

a. Pengajaran atau mengajar merupakan kegiatan yang berlangsung untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa supaya siswa dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Pengetahuan yang disampaikan oleh guru, dilaksanakan dengan metode yang dipilih dan dianggap tepat.

b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan di sekolah. Lembaga pendidikan sekolah memiliki kewajiban untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan budaya yang ada dan dihidupi oleh masyarakat, sehingga siswa diharapkan setelah proses belajar mengajar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadahi, serta kepribadian sesuai dengan harapan masyarakat.

c. Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Dalam hal ini sekolah menyiapkan program belajar, bahan pembelajaran, metode dan media. Untuk itu, sekolah harus menyiapkan kesediaan guru, suasana kelas, kelompok siswa dan lingkungan belajar yang bermakna bagi perkembangan siswa.

(30)

e. Mengajar adalah suatu proses untuk membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan pemasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa pengertian mengajar tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pendidikan mutu seorang guru sangatlah penting demi kemajuan bangsa ini.

D. Metode Demonstrasi.

Keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, tidak terlepas dari metode pelajaran yang bervariasi. Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi, siswa diberi banyak kesempatan untuk belajar secara aktif menggunakan alat peraga sederhana. Dengan alat peraga sederhana tersebut, siswa dapat memperoleh pengalaman berupa pengetahuan dan ketrampilan secara langsung sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

(31)

kerja berdasarkan prinsip tertentu dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.(Wens Tanlain, 2006:49).

Melalui metode demonstrasi, guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh siswa, sampai pada cara agar siswa dapat memecahkan masalah. (E.Mulyasa, 2008: 107-108). Agar pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah-langkah yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

a. Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi.

b. Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan.

c. Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh siswa maupun oleh guru.

d. Tetapkanlah apakah demonstrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh siswa, atau oleh guru kemudian diikuti oleh siswa.

(32)

f. Upayakanlah agar semua terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

g. Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar siswa.

Dasar pemilihan metode demonstrasi adalah:

a) Tujuan mengajar adalah menjadikan siswa terampil mengoperasikan suatu alat kerja sederhana berdasarkan prinsip tertentu.

b) Bahan ajar mencakup informasi, konsep, prinsip, dan ketrampilan menerapkan prinsip pada alat kerja tertentu.

c) Melalui proses latihan pengamatan siswa memahami bagaimana sesuatu terjadi atau berlangsung.

d) Melalui latihan siswa menjadi terampil menggunakan alat kerja. e) Jumlah siswa antara 3-10 orang. Bila kelas besar, maka harus dibagi

menjadi kelompok-kelompok kecil.

f) Guru mewujudkan ”makna” belajar mengajar dan meningkatkan peran aktif siswa dalam seluruh proses pembelajaran.

Metode Demonstrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; 1. Demonstrasi terbimbing

2. Demonstrasi mandiri

Cara melaksanakan metode demonstrasi:

(33)

permasalahan dalam pembelajaran, sedangkan siswa dengan seksama mengamati demonstrasi tersebut.

2. Demonstrasi mandiri dilakukan oleh siswa sendiri, sedangkan guru hanya sebagai pengamat yang mengarahkan jalannya demonstrasi oleh siswa.

Dengan metode demonstrasi ini siswa mengalami dan melihat sendiri permasalahan yang dihadapi sehingga dapat memecahkan permasalahan tersebut.

E. Pecahan Sederhana

Pecahan terjadi karena satu benda dibagi menjadi beberapa bagian sama besar. Bagian-bagian itu mempunyai nilai pecahan. Jadi dapat dikatakan bahwa pecahan adalah beberapa bagian dari keseluruhan. (Khafid Suyati 2007). Benda yang dipecah menjadi beberapa bagian tersebut , dalam keseharian dapat disengaja maupun tanpa sengaja terbagi. Namun jika pembagian suatu benda tersebut dikarenakan pecah atau bahkan remuk, tidak dapat dikatakan benda tersebut dapat terbagi sama besar bagiannya. Contoh:

(34)

2.

Luas bagian yang diarsir di atas adalah 4 1

bagian dari luas

keseluruhan, sedangkan daerah yang tidak diarsir 4 3

bagian. Pada

bagian 4 1

tersebut, bilangan 1 disebut pembilang dan 3 disebut

penyebut. Contoh dalam kehidupan sehari-hari: Ibu mempunyai satu buah roti bulu. Roti bolu tersebut dibagi menjadi 8 bagian sama besar untuk teman-temanku. Setiap temanku akan mendapatkan 1/8 bagian dari keseluruhan.

F. Kemampuan Mengenal Pecahan

Kemampuan mengenal pecahan adalah kemampuan memahami 8

1

4 1

(35)

menggambar sendiri sesuai nilai pecahan. Pada awal pembelajaran, siswa masih sebatas memotong dari gambar yang disiapkan peneliti yang sudah terbagi secara jelas bagian beserta arsirannya. Tahap kedua, siswa mengarsir sendiri pada gambar yang telah disiapkan sesuai nilai pecahannya. Tahap terakhir, siswa menggambar sendiri suatu benda atau bangun datar kemudian mengarsirnya sendiri sesuai nilai pecahan. Setelah mengalami ketiga tahap tersebut, siswa akan terlihat kemampuannya memahami pecahan sederhana. Kemampuan siswa mengenal pecahan dinyatakan dengan skor tes. Jika siswa sudah dapat memotong, mengarsir dan menggambar sendiri sesuai nilai pecahan, berarti siswa sudah benar- benar mengenal pecahan. Setelah mengenal pecahan sederhana, siswa akan mudah untuk membandingkan pecahan dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pecahan.

G. Kerangka Berpikir

Peranan dan kompetensi guru sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru dalam hal ini diharapkan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran, sehingga siswa semakin tinggi kemampuan belajarnya.

(36)

melalui interaksi yang kondusif antara guru dan siswa dalam meningkatkan kemampuan belajarnya.

Peserta didik yang memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran merupakan kekuatan untuk memusatkan segala perhatian pada obyek maupun aktifitas belajarnya. Jika obyek maupun aktifitas anak menyenangkan, maka penyampaian materi yang diberikan oleh guru menjadi lebih bermakna.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran adalah penggunaan metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar matematika khususnya materi pecahan sederhana.

Dengan metode demonstrasi, siswa dapat secara aktif melaksanakan pembelajaran tersebut sehingga mempunyai pengalaman langsung yang dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang lebih berarti dan bermakna.

Peneliti mengadakan penelitian tentang peningkatan kemampuan mengenal pecahan sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi baik demonstrasi terbimbing maupun mandiri dalam pembelajaran matematika.

H. Hipotesis Tindakan

(37)

a. Dengan metode demonstrasi, siswa kelas IIIA3 SD Tarakanita Bumijo I dapat ditingkatkan kemampuannya untuk memahami pecahan sederhana sehingga dapat mencapai ketuntasan.

(38)

Bab III

METODE PENELITIAN

A. Setting

1.Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Tarakanita Bumijo I pada semester II tahun pembelajaran 2008/2009.

2. Lama Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama dua minggu dengan dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan setiap pertemuan selama dua jam pelajaran.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Tarakanita Bumijo I yang beralamat di Jalan Sindunegaran Bumijo Yogyakarta.

B. Rencana Tindakan.

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama dua minggu dengan dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan setiap pertemuan selama dua jam pelajaran.

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan

1) Siklus I pertemuan pertama

(39)

Kegiatan pembelajaran:

Guru mempersiapkan buah apel, potongan kertas berbentuk lingkaran dan bunga.

Guru meminta dua siswa untuk maju di depan kelas.

Satu siswa menunjukkan buah apel yang dibelah dua bagian dan empat bagian sama besar dengan bantuan guru.

Guru menunjukkan kertas berbentuk lingkaran dan bunga untuk dipotong menjadi tiga bagian, empat bagian, enam bagian dan delapan bagian.

Guru menunjukkan bahwa apel dan potongan kertas melambangkan nilai pecahan.

Siswa dapat menceritakan isi teks pendek. Siswa menyebutkan jenis jenis gerak benda.

2) Siklus I pertemuan kedua

Siklus I pertemuan kedua masih akan dilaksanakan dengan metode demonstrasi terbimbing.

Kegiatan pembelajaran:

Guru menunjukkan potongan kertas berbentuk lingkaran, bujursangkar dan persegi panjang yang diarsir sesuai nilai pecahan. Guru meminta tiga siswa untuk maju ke depan kelas.

(40)

Siswa menunjukkan bahwa yang diarsir melambangkan nilai pecahan ½,1/3, ¼ dan seterusnya.

Siswa maju bercerita sesuai isi teks.

Siswa menjelaskan hal-hal yang memengaruhi gerak benda. b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I pertemuan pertama dan kedua merupakan siklus untuk merealisasikan bahwa siswa dapat mengenal bagian suatu benda, memotongnya dan mengarsir sesuai nilai pecahan.

c. Observasi

Dari pengamatan yang akan dilakukan oleh guru, akan terlihat berhasil tidaknya siswa dapat mengenal bagian suatu benda, memotong dan mengarsirnya. Jika siswa belum berhasil, maka akan dilanjutkan dengan rencana tindakan siklus II.

d. Refleksi:

(41)

2. Siklus II

a. Rencana Tindakan

Siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, setiap pertemuan 2 JP dengan metode demonstrasi mandiri.

1) Siklus II pertemuan pertama Kegiatan pembelajaran:

Guru menunjukkan potongan kertas berbentuk segitiga, lingkaran,

jajar genjang dan segi enam dengan arsiran sesuai nilai pecahan 3 2

;

4 2

; 4 3

; 6 4

dan seterusnya.

Guru meminta empat siswa maju ke depan kelas.

Siswa memotong kertas sesuai nilai pecahan dan menempelkan kembali di papan tulis.

Guru menjelaskan ulang dari apa yang telah ditunjukkan siswa. Siswa menceritakan kegiatan sehari – hari.

Siswa menggambar slogan tentang kesehatan.

2) Siklus II pertemuan kedua Kegiatan pembelajaran:

Guru menunjukkan potongan kertas berbentuk lingkaran yang sudah terbagi dalam beberapa bagian.

(42)

Guru menunjukkan hasil arsiran siswa.

Guru meminta empat siswa lain menggambar lingkaran kemudian mengarsir sendiri sesuai nilai pecahan.

Siswa dapat menjelaskan gerak benda dan kegunaannya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II pertemuan pertama dan kedua merupakan siklus untuk merealisasikan bahwa siswa dapat, memotong, mengarsir dan menggambar sendiri sesuai nilai pecahan.

c. Observasi

Dari pengamatan yang akan dilakukan oleh guru, nantinya akan terlihat berhasil tidaknya siswa memotong, mengarsir dan menggambar sendiri sesuai nilai pecahan. Jika sudah berhasil, artinya siswa sudah mengenal pecahan sederhana dengan optimal.

d. Refleksi

(43)

C. Data, Pengumpulan Data dan Instrumen.

Dalam penelitian ini diperlukan data yang menyatakan kondisi awal yang berupa kumpulan nilai ulangan harian selama dua tahun terakhir. Sedangkan instrumen untuk pengumpulan nilai ulangan pada postes I dan postes II berupa soal-soal ulangan.

D. Penyusunan Instrumen

(44)

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK Satuan Pendidikan :

Mata Pelajaran

Terkait :

Kelas / Semester : Aspek Terkait : Unit / Tema : Mata Pelajaran Kompetensi

Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Sumber Belajar Peni laia n RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK Satuan Pendidikan :

Hari / Tanggal : Kelas / Semester : Aspek Terkait : Unit / Tema : Alokasi Waktu :

Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sub Materi Pokok Kegiatan Pembelajar an Indika tor Penilaian

LEMBAR KERJA SISWA Satuan Pendidikan : Hari / Tanggal : Kelas / Semester : Aspek Terkait : Unit / Tema : Alokasi Waktu :

(45)

III. Kegiatan Belajar

IV. Refleksi

E. Analisis Data

Sebelum peneliti mengadakan penelitian, peneliti memeriksa kondisi awal anak dengan melihat nilai ulangan harian selama dua tahun terakhir dengan diperoleh hasil sebagai berikut

1. Tahun Pelajaran 2006 / 2007 siswa yang tidak tuntas mencapai 17 dari 35 siswa atau 48,6% dengan nilai rata – rata kelas 63,4.

2. Tahun Pelajaran 2007/ 2008 siswa yang tidak tuntas mencapai 11 dari 34 siswa atau 32% dengan nilai rata-rata kelas 67, 2.

(46)
(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 April sampai 8 Mei 2009 di SD Tarakanita Bumijo I Yogyakarta. Penelitian ini dibagi ke dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan dengan metode demonstrasi terbimbing, sedangkan siklus kedua menggunakan metode demonstrasi mandiri. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menentukan langkah-langkah sebagai berikut: pemeriksaan hasil ulangan siswa di kelas lain selama 2 tahun terakhir, mencari rata-rata kelas setiap hasil ulangan, melaksanakan penelitian, melaksanakan tes setiap akhir siklus, menghitung rata-rata hasil tes setiap akhir siklus, dan membandingkan indikator keberhasilan dengan rata-rata hasil hasil ulangan harian selama 2 tahun terakhir. Setelah menentukan langkah- langkah penelitian, peneliti melaksanakan penelitian tersebut. Penelitian pada siklus I pertemuan pertama dan kedua siswa diajak ke dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi terbimbing. Pelaksanaan penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Siklus I Pertemuan Pertama

(48)

Empat siswa memotong kertas berbentuk lingkaran dan bunga. Setelah empat siswa memotongnya, guru menunjukkan potongan kertas satu persatu. Guru menunjukkan potongan kertas tiga bagian, kemudian guru bertanya : Menjadi berapa bagiankah kertas yang dipotong temanmu ini? Kemudian siswa menjawab tiga bagian. Guru menunjukkan kembali potongan kertas empat bagian, enam bagian dan delapan bagian, kemudian guru menanyakan kembali pada siswa berapa bagian potongan yang ditunjukkan oleh guru.

Guru dan siswa menunjukkan bahwa potongan apel dan kertas merupakan bagian yang sama besar.

b. Siklus I Pertemuan Kedua

Guru menunjukkan kertas berbentuk lingkaran, bujursangkar dan persegi panjang yang telah diarsir sesuai nilai pecahan. Guru meminta tiga siswa maju untuk memotong kertas tersebut. Siswa memotong kertas sesuai nilai pecahan. Setelah tiga siswa tersebut memotongnya, siswa satu persatu menunjukkan dan guru menanyakan berapa nilai pecahan yang telah dipotong oleh temanmu ini ? Siswa secara bergantian menjawab bahwa potongan kertas tersebut menunjukkan pecahan

2 1 ,

3 1 , dan

4 1 .

Guru menegaskan bahwa potongan kertas yang ditunjukkan oleh ketiga temannya menunjukkan bahwa arsiran sesuai nilai pecahan.

Setelah siklus pertama pertemuan pertama dan kedua berakhir, siswa melaksanakan tes akhir (postes) untuk melihat hasil penelitian.

2. Siklus II

a. Siklus II Pertemuan Pertama

Guru menunjukkan potongan kertas berbentuk segitiga, lingkaran, jajar genjang, segi enam dengan arsiran sesuai nilai pecahan

3 2, 4 2, 4 3,dan 6 4 .

(49)

temannya sudah benar, kemudian guru menjelaskan dan menegaskan apa yang telah ditunjukkan oleh ke empat teman tersebut.

b. Siklus II Pertemuan Kedua

Guru menunjukkan potongan kertas berbentuk lingkaran yang sudah terbagi dalam beberapa bagian. Kemudian guru meminta keempat siswa maju masing-masing untuk mengarsir potongan kertas tersebut sesuai nilai pecahan yang berbeda tanpa bantuan dari guru. Guru menunjukkan hasil yang dikerjakan oleh keempat teman tersebut. Guru juga menanyakan apakah yang dikerjakan keempat teman tersebut juga sudah benar. Guru kemudian meminta empat siswa lain untuk menggambar sendiri masing-masing sebuah lingkaran yang berbeda nilai pecahannya dan mengarsirnya sesuai nilai pecahan tersebut. Kemudian guru juga menunjukkan hasil pekerjaan keempat teman tersebut dan menanyakan juga apakah hasilnya juga benar. Guru kemudian menegaskan bahwa hasil dari keempat teman tersebut benar. Kemudian guru memberi kesempatan semua siswa untuk menggambar dan mengarsir sendiri sesuai nilai pecahan yang ditentukan oleh guru. Setelah siklus kedua pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan, siswa melaksanakan tes akhir untuk melihat hasil penelitian.

B. Deskripsi Data

(50)

rata-ditingkatkan misalnya menjadi 70. Setelah peneliti mengadakan penelitian pada siklus I diperoleh hasil dari tes akhir/ postes sebagai berikut:

Tabel 1

HASIL ULANGAN HARIAN (Siklus 1) Kelas III A 3

SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008 / 2009

No No Nama Anak NILAI Keterangan

Induk

1 4175 Benedictus Desta Indrawan 85 Tuntas 2 4180 Eric Valdy Malakauseya 95 Tuntas 3 4199 Tiffany Angela 65 Tuntas 4 4296 Agnes Angela Karin Pramusita 100 Tuntas 5 4297 Agung Susilo Lo 75 Tuntas 6 4298 Albert Theodore 95 Tuntas 7 4299 Aldora Wibowo 85 Tuntas 8 4300 Angela Shannon Agnan Handoko 80 Tuntas 9 4301 Antonius Primerus Karel Brillianto 90 Tuntas 10 4302 Arcellia Aliza Budiman 80 Tuntas 11 4303 Aurea Emiris Prasetio 100 Tuntas 12 4304 Avellina Beatrice Carissa Hardono 85 Tuntas 13 4305 Chintya Deviani Rahardjo 70 Tuntas 14 4306 Christian Ekaputra 85 Tuntas 15 4308 Dimas Juniardy Wicaksono Subana 80 Tuntas

16 4309 Edwin 85 Tuntas

(51)

26 4319 Leonhard Owen Chrismanto 95 Tuntas 27 4320 Louis Alfian Wibowo 95 Tuntas 28 4322 Michael Siswanto 100 Tuntas 29 4323 Monica Anggraeni 95 Tuntas 30 4324 Nikita Mayllenia Soebagio 90 Tuntas 31 4325 Nikolaus Johan Tirtono 75 Tuntas 32 4326 Rafael Tirta Bayu Andika 90 Tuntas 33 4328 Sherly Laurensia Yuanto 65 Tuntas 34 4329 Valeria Shania Agnan Handoko 85 Tuntas 35 4330 Vanessa Abigail Dwipajana 70 Tuntas 36 4331 Vania Valencia 75 Tuntas 37 4332 Vincensa Regina Indarto 90 Tuntas 38 4333 Wilhelmina Wilma Wijaya 95 Tuntas

Setelah peneliti mengadakan tes akhir pada siklus I diperoleh hasil dengan rumus jumlah skor semua siswa dibagi jumlah siswa, diperoleh rata-rata kelas 85.1. Skor tertinggi yang diperoleh siswa mencapai 100 dan skor terendah 65. Semua siswa yang mengikuti postes I 100% mencapai ketuntasan sesuai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Adapun hasil postes I oleh peneliti dibuat grafik berdasarkan nilai yang diperoleh siswa.

Tabel 2, Destribusi Frekuensi Skor Siswa Siklus I

NO Interval Kumulatif Jumlah Siswa (Frekuensi)

1 91 - 100 9

2 81 - 90 17

3 71 - 80 8

(52)

0

5

10

15

20

JUMLAH

ANAK

91

-100

81

-90

71

-80

61

-70

51

-60

SKOR

PEROLEHAN NILAI POS TES 1

Gambar 1. Grafik Distribusi Frekuensi Skor Siswa Siklus I

(53)

Tabel 3

HASIL ULANGAN HARIAN (Siklus 2) Kelas III A 3

SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008 / 2009

No No Nama Anak NILAI Keterangan

Induk

1 4175 Benedictus Desta Indrawan 85 Tuntas 2 4180 Eric Valdy Malakauseya 100 Tuntas 3 4199 Tiffany Angela 80 Tuntas 4 4296 Agnes Angela Karin Pramusita 100 Tuntas 5 4297 Agung Susilo Lo 100 Tuntas 6 4298 Albert Theodore 100 Tuntas 7 4299 Aldora Wibowo 100 Tuntas 8 4300 Angela Shannon Agnan Handoko 100 Tuntas 9 4301 Antonius Primerus Karel Brillianto 90 Tuntas 10 4302 Arcellia Aliza Budiman 95 Tuntas 11 4303 Aurea Emiris Prasetio 100 Tuntas 12 4304 Avellina Beatrice Carissa Hardono 100 Tuntas 13 4305 Chintya Deviani Rahardjo 75 Tuntas 14 4306 Christian Ekaputra 100 Tuntas 15 4308 Dimas Juniardy Wicaksono Subana 75 Tuntas

16 4309 Edwin 95 Tuntas

(54)

30 4324 Nikita Mayllenia Soebagio 95 Tuntas 31 4325 Nikolaus Johan Tirtono 100 Tuntas 32 4326 Rafael Tirta Bayu Andika 80 Tuntas 33 4328 Sherly Laurensia Yuanto 85 Tuntas 34 4329 Valeria Shania Agnan Handoko 95 Tuntas 35 4330 Vanessa Abigail Dwipajana 95 Tuntas 36 4331 Vania Valencia 95 Tuntas 37 4332 Vincensa Regina Indarto 85 Tuntas 38 4333 Wilhelmina Wilma Wijaya 95 Tuntas

Dari data tersebut diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa mencapai 100 dan skor terendah 75. Adapun hasil postes II oleh peneliti dibuat grafik berdasarkan nilai yang diperoleh siswa.

Tabel 4, Destribusi Frekuensi Skor Siswa Siklus II

NO Interval Kumulatif Jumlah Siswa (Frekuensi)

1 91 - 100 27

2 81 - 90 7

3 71 - 80 4

4 61 - 70 0

(55)

0

5

10

15

20

25

30

JUMLAH

ANAK

91

-100

81

-90

71

-80

61

-70

51

-60

SKOR

PEROLEHAN NILAI POS TES 2

Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Skor Siswa Siklus II

C. Analisis Data

Setelah pelaksanaan siklus I dengan diakhiri Postes I hasil yang diperoleh adalah:

1. Nilai tertinggi yang dicapai siswa memperoleh 100 dan terendah 65. 2. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh dengan rumus jumlah skor semua

siswa dibagi jumlah siswa yaitu 38 3235

(56)

Setelah pelaksanaan Siklus II dengan diakhiri Postes II hasil yang diperoleh adalah:

1. Nilai tertinggi yang dicapai siswa memperoleh 100 dan terendah 75. 2. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh dengan rumus jumlah skor semua

siswa dibagi jumlah siswa yaitu 38 3560

= 93.7.

3. Jumlah siswa yang tuntas mencapai semua (38 siswa).

D. Refleksi 1. Siklus I

(57)

2. Siklus II

Setelah hasil pada siklus I diperoleh dan kemudian dilanjutkan pada siklus II, ternyata hasil dari rata-rata siswa mencapai 93.7 dan semua siswa tuntas. Ini berarti, dengan metode demonstrasi mandiri yang dialami siswa, siswa menjadi lebih memahami akan nilai pecahan sederhana. Siswa mengalami sendiri dalam pembelajaran yang menyenangkan tersebut sehingga hasilnya lebih memuaskan. Karena hasil yang diperoleh pada siklus II sudah lebih baik, bahkan memuaskan, maka peneliti merasa penelitian ini dapat dihentikan atau diakhiri.

Dari hasil pengamatan peneliti jalannya proses belajar mengajar secara umum berjalan dengan lancar. Materi pecahan sederhana yang tadinya dirasa sulit oleh siswa, ternyata dapat dipermudah oleh peneliti dengan menggunakan metode demonstrasi terbimbing. Dengan demonstrasi terbimbing, siswa sudah meningkat kemampuannya dalam memahami pecahan sederhana, kemudian lebih ditingkatkan lagi dengan metode demontrasi mandiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, anak terlihat merasa senang karena anak mengalami sendiri dalam memotong, menempel, menggambar, dan mengarsir sendiri sesuai nilai pecahan. Pengalaman tersebut sangat berarti bagi anak sehingga anak mampu memahami nilai pecahan sederhana.

E.Pembahasan Hasil Penelitian

(58)

sederhana. Siswa hanya sekedar melihat teman memotong benda atau kertas sesuai nilai pecahan, sehingga siswa belum memahaminya dengan baik. Kemudian pada Siklus II, setelah beberapa siswa berdemonstrasi tanpa bantuan guru semua siswa masuk dalam kelompok. Siswa-siswa yang pernah berdemonstrasi menyebar dalam kelompok sehingga mereka dapat menjadi nara sumber dan mengajari teman yang masih merasa kebingungan. Setelah Siklus II berakhir dengan Postes II, ternyata kemampuan siswa memahami pecahan sederhana dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Rata-rata kelas yang diperoleh ternyata dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi sehingga dapat mencapai rata-rata 93,7.

Peningkatan tersebut dapat dilihat kenaikannya pada interval 61-70 pada Postes I terdapat 4 siswa, kemudian pada Postes II tidak ada siswa yang memperoleh nilai antara 61-70 tersebut. Sedangkan pada interval 91-100 yang sebelumnya hanya 9 siswa, kemudian pada siklus II menjadi 27 siswa ( dapat dilihat pada grafik Postes II).

Dari hasil Postes II dapat dilihat hampir semua siswa mengalami kenaikan skor, hanya ada lima siswa yaitu Dimas, Owen, Monica, Bayu, dan Vincensa yang mengalami penurunan skor. Setelah peneliti mengetahui hal tersebut, maka peneliti mengadakan pendekatan dan mewawancarainya. Dari hasil pembicaraan dapat diketahui bahwa kelima siswa tersebut sebenarnya sudah dapat memahami nilai pecahan sederhana, namun mereka sudah merasa jenuh dan tidak serius sehingga hasilnya justru menurun. Dimas, Owen, dan Bayu hampir sama jawabannya yaitu sudah jenuh, kemarin sudah ulangan seperti itu kok diulangi lagi sehingga mereka mengerjakan sambil berbicara dengan teman. Lain halnya dengan Monica dan Vincensa, mereka mengatakan jenuh juga dan mengerjakannya tidak serius, ingin cepat selesai sehingga tidak teliti mengerjakannya.

(59)

yang menggunakan metode demonstrasi sudah mencapai target yang diharapkan.

Sebelum dilakukan dengan metode demontrasi, baik demonstrasi terbimbing maupun mandiri, siswa hanya sebatas melihat gambar dan mendengarkan guru menjelaskan saja. Siswa tidak mempunyai pengalaman sendiri secara langsung dalam pembelajaran. Siswa hanya pasif menerima teori-teori dari guru tanpa mempraktekkan langsung apa yang telah diterimanya. Siswa masih merasa abstrak dengan apa yang dilihatnya sehingga siswa cepat bosan, kurang serius dalam pembelajaran dan hasilnyapun rendah. Dengan diadakannya penelitian menggunakan metode demonstrasi, siswa menjadi bersemangat dan sangat antusias mengikutinya. Di sini siswa dapat mengalami secara langsung memotong kertas, menggambar dan mengarsir sendiri sesuai nilai pecahan sehingga siswa benar-benar dapat memahami pecahan sederhana tersebut. Secara konkrit siswa dapat memahami nilai pecahan sederhana dikarenakan apa yang ia alami sendiri menjadi lebih bermakna bagi dirinya.

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami nilai pecahan sederhana pada mata pelajaran Matematika, khususnya siswa kelas IIIA3 SD Tarakanita Bumijo I Yogyakarta tahun pembelajaran 2008/2009. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan prestasi siswa berdasarkan tes hasil belajar. Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pada kondisi awal nilai rata-rata kelas selama dua tahun terakhir yaitu tahun 2006/2007 hanya mencapai 63,4 dan siswa yang tidak dapat mencapai ketuntasan minimal terdapat 17 dari 35 siswa atau 48,6% siswa tidak tuntas. Sedangkan tahun 2007/2008 nilai rata-rata kelas mencapai 67,2 dan siswa yang tidak dapat mencapai ketuntasan minimal mencapai 11 dari 34 siswa atau 32% siswa tidak tuntas.

2. Pada siklus I rata-rata kelas yang dicapai siswa 85,1 dan 100% siswa dapat mencapai ketuntasan minimal (KKM).

3. Pada siklus II rata-rata kelas yang dicapai siswa 93,7 dan 100% siswa dapat mencapai ketuntasan (KKM).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti menyarankan bahwa: 1. Metode demonstrasi dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan pada mata

(61)

2. Pada tahun-tahun mendatang sekolah dapat meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan, yang sebelumnya KKM 65. Peneliti merasa KKM 65 masih terlalu rendah maka dapat ditingkatkan menjadi lebih tinggi misalnya 68 atau 70. Hal itu peneliti usulkan karena ternyata materi baru yang dirasa sulit oleh siswa pun dapat ditingkatkan hasilnya dengan menggunakan metode yang berbeda dengan sebelumnya, yaitu menggunakan metode demonstrasi.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Dwijawiyata dkk 1975. Mari Bermain. Yogyakarta. Kanisius

Griffiths, Rose. 1992. Bermatematika Sambil Bermain. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Hudoyo, Herman. 1990. Matematika. Jakarta. Depdikbud

Listyaningrum,V. 2008. Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD Kelas Rendah dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta: TA D2 PGSD

Mulyana E, 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.Bandung. Remaja Rosdakarya

Puskur Depdiknas 2006: 416

Suparno, Paul. 2000. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta. Kanisius

Suyati, M. Khafid. 2007. Matematika Kelas IV. Jakarta. Erlangga

Tanlain, Wens, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta. Modul Kuliah

(63)

Lampiran 1

JARINGAN TEMA

KESEHATAN

Bahasa Indonesia  Siswa dapat

menceritakan isi teks  Siswa berani maju

bercerita

 Siswa menceritakan kegiatan sehari-hari

Matematika

Siswa mengenal pecahan sederhana

IPA

 Siswa menyebutkan jenis-jenis gerak benda  Siswa menjelaskan

hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

 Siswa menjelaskan

SBK

 Siswa dapat

(64)

Lampiran 2

Mata Pelajaran

Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Sumber Belajar Penilaian

Bahasa Indonesia

Mendiskripsikan isi teks pendek

 Menceritakan

isi teks tentang “Aku Dulu dan Sekarang”

 Siswa maju

bercerita sesuai isi teks

 Siswa

menceritakan kegiatan sehari - hari

Teks pendek “Aku Dulu dan

Sekarang”

Pertemuan I

A. Kegiatan Awal

 Memberi salam,

apersepsi (bernyanyi)

B. Kegiatan Inti

 Siswa membelah

apel menjadi dua bagian dan empat bagian sama besar

 Siswa memotong

kertas berbentuk lingkaran dan bunga

 Guru bersama siswa

menunjukkan

 Muh. Darisman,

SPd, 2007.Ayo Belajar Berbahasa Indonesia, Bogor: Yudhistira  Test Tertulis SILABUS TEMATIK

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I

Mata Pelajaran Terkait : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, SBK

Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA

(65)

Matematika IPA Mengenal Pecahan Sederhana Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran  Mengenal bagian benda yang dipotong  Mengenal nilai pecahan sederhana  Menyebutkan jenis-jenis gerak benda  Menjelaskan hal-hal yang mempengaruh i gerak benda

 Menjelaskan gerak benda dan kegunaannya Pecahan sederhana Energi dan Perubahannya

bagian yang sama besar

 Siswa menceritakan

isi teks pendek

 Siswa menyebutkan

jenis-jenis gerak benda

C. Kegiatan Akhir

Evaluasi, refleksi

Pertemuan II

A. Kegiatan Awal

 Memberi salam,

apersepsi (bernyanyi )

B. Kegiatan Inti

 Siswa memotong

kertas sesuai nilai pecahan

 Siswa menunjukkan

bahwa arsiran menunjuk pecahan ½,1/3, ¼ dst

 Siswa maju

bercerita isi teks

(66)

SBK Mengekspresikan diri melalui gambar sederhana

Menggambar slogan tentang kesehatan

Slogan Kesehatan

hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

C. Kegiatan Akhir

 Evaluasi, refleksi

Pertemuan III

A. Kegiatan Awal

 Memberi salam ,

apersepsi ( bernyanyi )

B. Kegiatan Inti

 Siswa memotong

kertas sesuai nilai pecahan

 Siswa

menempelkan kembali potongan kertas dipapan tulis dan menunjukkan pecahan yang nilainya 2/3,2/4,3/5 dst

(67)

kegiatan sehari-hari

 Siswa menggambar

slogan tentang kesehatan

C. Kegiatan Akhir

 Evaluasi, refleksi

Pertemuan IV A. Kegiatan Awal

 Memberi salam,

apersepsi B.Kegiatan Inti

 Siswa mengarsir

potongan kertas sesuai nilai pecahan ½,2/3,3/4 dst

 Guru menunjukkan

hasil arsiran siswa

 Siswa menggambar

lingkaran kemudian mengarsir sesuai nilai pecahan 4/6,4/8, 5/6 dst

 Siswa menjelaskan

gerak benda dan

(68)
(69)

Lampiran 3 Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sub Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Sumber

Matematika Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah  Mengenal pecahan sederhana A. Kegiatan Awal  Guru memberi salam, mengabsen siswa dan mengajak siswa berdoa  Apersepsi guru mengajak  Menunjukka

n benda yang dibelah menjadi bagian yang sama besar  Menceritakan isi teks pendek  Menyebutkan jenis-jenis gerak benda Test Tertulis Kerjakan soal di bawah ini!

1.Tentukan ½ atau ¼ gambar berikut! 1 balok Tim Penulis, 2007.Pint ar Matemati ka, Jakarta: Grasindo RPP 1

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I

Hari / Tanggal : Senin, 27 April 2009

Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA

Unit / Tema : I / Kesehatan

(70)

Bahasa Indonesia

IPA

Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan Memahami berbagai cara gerak benda hubungannya dengan energi dan sumber energi  Mendeskripsikan

isi teks pendek

 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwea gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran “Kuberhitung ” B. Kegiatan Inti

 Dua siswa

maju untuk membelah apel menjadi dua bagiandan empat bagian dengan bantuan guru  Siswa memotong kertas berbentuk lingkaran dan bunga

 Guru dan

siswa menunjukkan bahwa potongan apel dan kertas menunjuk ……. Balok

(71)

sama besar

 Siswa

menceritakan isi teks pendek

 Siswa

menyebutkan jenis – jenis gerak benda

C. Kegiatan Akhir

 Guru

bersama siswa melakukan refleksi

Yogyakarta, 27 April 2009 Calon Guru

(72)

Lampiran

Mata Pelajaran

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Sub

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Sumber

Matematika Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Mengenal pecahan sederhana A.Kegiatan Awal  Guru memberi salam, mengabsen siswa dan mengajak siswa berdoa  Apersepsi guru mengajak Menunjukkan potongan kertas sesuai nilai pecahan ½, 1/3, ¼ dst.

Menceritakan sesuai isi teks pendek

Menjelaskan hal-hal yang

Test Tertulis Kerjakan soal di bawah ini!

1. Tentukan daerah yang diarsir dengan nilai pecahan! Tim Penulis, 2007. Pintar Matematika, Jakarta: Grasindo RPP 2

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I

Hari / Tanggal : Selasa, 28 April 2009

Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA

Unit / Tema : I / Kesehatan

(73)

Bahasa Indonesia

IPA

Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan Memahami berbagai cara gerak benda hubungannya dengan energi dan sumber energi Mendeskripsikan

isi teks pendek

Menyimpulkan hasil pengamatan bahwea gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran “Kuberhitung” B.Kegiatan Inti  Siswa memotong kertas sesuai nilai pecahan  Siswa menunjukkan bahwa arsiran menunjuk pecahan ½, 1/3,1/4 dst

 Siswa maju

bercerita dengan kalimatnya sendiri  Siswa menjelaskan hal-hal yang mempengaruh i gerak benda

C.Kegiatan Akhir

 Guru bersama

2. Berceritalah dengan kalimatmu sendiri ” Aku Dulu dan Sekarang”! 3. Jelaskan

(74)

Yogyakarta, 28 April 2009 Calon Guru

Ch. Sri Retno Sundari melakukan

(75)

Lampiran Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sub Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Sumber

Matematika Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah  Mengenal pecahan sederhana A. Kegiatan Awal

 Guru memberi

salam, mengabsen siswa dan mengajak siswa berdoa

B. Kegiatan Inti

 Siswa memotong kertas sesuai  Menunjukkan potongan kertas sesuai nilai pecahan 2/3, 2/4, 3/5 dst  Menceritakan kegiatan sehari-hari  Menggambar tentang slogan Test tertulis Kerjakan soal di bawah ini ! 1. Tentukan daerah yang diarsir sesuai nilai pecahan! Tim Penulis, 2007. Pintar Matematika, Jakarta: Grasindo RPP 3

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I

Hari / Tanggal : Senin, 4 Mei 2009

Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Matematika, B.Indonesia,SBK

Unit / Tema : I / Kesehatan

(76)

Bahasa Indonesia

Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan

 Mendeskripsi

kan isi teks pendek

 Siswa

menempelkan kembali di papan tulis dan menunjukkan pecahan yang nilainnya 2/3, 2/4, 3/5 dst

 Guru mempertegas penjelasan siswa  Siswa menceritakan kegiatan sehari-hari  Siswa menggambar tentang slogan kesehatan C. Kegiatan Akhir

Guru bersama

(77)

Yogyakarta, 4 Mei 2009 Calon Guru

(78)

Lampiran Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sub Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Sumber

Matematika Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Mengenal pecahan sederhana A. Kegiatan Awal

Guru memberi

salam, mengabsen siswa dan mengajak siswa berdoa Apersepsi Menunjukkan arsiran sendiri sesuai nilai pecahan Menggambar bentuk lingkaran dan arsiran sesuai nilai pecahan Menjelaskan gerak benda Test Tertulis Kerjakan soal di bawah ini! 1. Arsirlah potongan keretas di bawah ini sesuai nilai pecahan ! Tim Penulis, 2007. Pintar Matematika, Jakarta: Grasindo RPP 4

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I

Hari / Tanggal : Selasa, 5 Mei 2009

Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Matematika, IPA

Unit / Tema : I / Kesehatan

(79)

IPA Memahami berbagai cara gerak benda hubungannya dengan energi dan sumber energi Menyimpulk an hasil pengamatan bahwea gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran

B. Kegiatan Inti

 Siswa

mengarsir potongan kertas sesuai nilai pecahan ½, 2/3, ¾ dst

 Guru menunjukkan hasil arsiran siswa  Siswa menggambar lingkaran kemudian mengarsi sesuai nilai pecahan 4/6, 4/8, 5/6 dst

(80)

 Guru bersama siswa melakukan refleksi

3. Jelaskan gerak benda dan

kegunaanny a!

Yogyakarta, 5 Mei 2009 Calon Guru

(81)

Lampiran 4

I. Indikator Hasi Belajar

 Menunjukkan benda yang dibelah menjadi bagian yang sama besar

 Menceritakan isi teks pendek

 Menyebutkan jenis-jenis gerak benda

II. Petunjuk

 Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk gurumu!

 Tanyakan kepada gurumu jika kamu mengalami kesulitan!

III. Kegiatan Belajar

A. Kegiatan Belajar I

1. Tentukan ½ atau ¼ gambar berikut!

1 balok

……. Balok

……. Balok

B. Kegiatan Belajar II

Ceritakan isi teks “ Aku Dulu dan Sekarang” dengan kata-katamu sendiri!

C. Kegiatan Belajar III

Sebutkan jenis-jenis gerak benda

IV. Refleksi

1. Kesulitan apa yang kamu alami?

Jawab : ………..

LKS 1

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I Hari / Tanggal : Senin, 27 April 2009 Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA Unit / Tema : I / Kesehatan

(82)

Lampiran

I. Indikator Hasil Belajar

 Menunjukkan potongan kertas sesuai nilai pecahan ½, 1/3, ¼ dst.

 Menceritakan sesuai isi teks pendek

 Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

II. Petunjuk

a. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk gurumu!

b. Tanyakan kepada gurumu jika kamu mengalami kesulitan!

III. Kegiatan Belajar

A. Kegiatan Belajar I

Tentukan daerah yang diarsir sesuai nilai pecahan! =…. = …. = ….

B. Kegiatan Belajar II

Berceritalah di depan kelas dengan kalimatmu sendiri”Aku Dulu Sekarang”

C. Kegiatan Belajar III

Jelaskan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda!

IV. Refleksi

1. Kesulitan apa yang kamu alami?

Jawab : ………..

LKS 2

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I Hari / Tanggal : Selasa, 28 April 2009 Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA Unit / Tema : I / Kesehatan

(83)

Lampiran

I. Indikator Hasil Belajar

 Menunjukkan potongan kertas sesuai nilai pecahan 2/3, 2/4, 3/5 dst

 Menceritakan kegiatan sehari-hari

 Menggambar tentang slogan kesehatan

II. Petunjuk

a. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk gurumu!

b. Tanyakan kepada gurumu jika kamu mengalami kesulitan!

III. Kegiatan Belajar

A. Kegiatan Belajar I

Tentukan daerah yang diarsir sesuai nilai pecahan!

= …. = …. = ….

B. Kegiatan Belajar II

Ceritakan kegiatanmu sehari-hari !

C. Kegiatan Belajar III

Gambarlah sebuah slogan tentang kesehatan !

IV. Refleksi

1. Kesulitan apa yang kamu alami?

Jawab : ………..

2.Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari tema ini?

LKS 3

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I Hari / Tanggal : Senin, 4 Mei 2009 Kelas / Semester : III / Dua

Aspek Terkait : Matematika, B Indonesia, IPA, SBK Unit / Tema : I / Kesehatan

(84)

Lampiran

I. Indikator Hasil Belajar

 Menunjukkan arsiran sendiri sesuai nilai pecahan

 Menggambar bentuk lingkaran dan arsiran sesuai nilai pecahan

 Menjelaskan gerak benda dan kegunaannya

II. Petunjuk

a. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk gurumu!

b. Tanyakan kepada gurumu jika kamu mengalami kesulitan!

III. Kegiatan Belajar

A. Kegiatan Belajar I

Arsirlah potongan kertas di bawah ini sesuai nilai pecahan!

=1/2 =3/4 =2/3 Gambarlah lingkaran dan arsirlah sesuai nilai pecahan !

 4/6

 5/6

 4/8

B. Kegiatan Belajar II

Jelaskan gerak benda dan kegunaannya!

IV. Refleksi

1. Kesulitan apa yang kamu alami?

Jawab : ………..

LKS 4

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo I Hari / Tanggal : Selasa, 5 Mei 2009 Kelas / Semester : III / Dua

(85)

KISI-KISI DAN DISTRIBUSI SOAL POSTES I

Kompetensi Dasar

Indikator Jumlah Soal No Soal Mudah Sedang Sukar

3.1 Mengenal Pecahan sederhana

1. Mengenal bagian benda yang dipotong

5 1. Gambar yang menunjukan potongan bunga

2 1

bagian adalah….

a. c.

b. d.

2. Potongan lingkaran

4 1

bagian ditunjukkan

oleh gambar….

a. c.

b. d.

PG.1,6,10 Isian. 1,3

(86)

3. Nina akan membagi sebuah lingkaran menjadi 6 bagian sama besar, maka gambar lingkaran yang tepat adalah….

a. c.

b. d.

.

4.

Gambar b menunjukkan pecahan … bagian

(87)

4.

a b

5. Bunga pada gambar b menunjukan pecahan … bagian.

(88)

Mengenal nilai pecahan sederhana

10

6. Nilai pecahan

4 1

ditunjukkan oleh gambar

….

a. c.

b. d.

7. Nama pecahan tiga perlima ditunjukkan oleh lambang pecahan ….

a.

3 5

c.

5 1

b.

5 3

d.

15 3

PG.2,3,4,5,7,8,9 Isian. 2,4,5

(89)

Gambar

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian (Siklus I).............................................
Gambar 1. Grafik Distribusi Frekuensi Skor Siswa Siklus I..................      36
Tabel 1HASIL ULANGAN HARIAN (Siklus 1) Kelas III A 3
Tabel 2, Destribusi Frekuensi Skor Siswa Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait