• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK

MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU

DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA

(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

ERLINA YOSHEFA NIM : 061334029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii 

(3)

iii 

(4)

iv 

 

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai ucapan syukur dan

terimakasih kepada:

 

Tuhan Jesus dan bunda Maria

Kedua orangtuaku

Kakak dan adikku

Teman-teman, keluargaku, dan

(5)

 

MOTTO

Apa saja yang Kau minta dalam Doa, percayalah bahwa Kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan padaMu

†Markus 11:24

   

Jangan mencari kawan yang membuat Anda merasa nyaman tetapi carilah kawan yang memaksa Anda terus berkembang

≈Thomas J.Watson≈

Manusia tidak dapat melakukan segala yang Baik, tetapi selalu dapat melakukan sesuatu yang Baik, dan inilah yang harus

dilakukan

(6)

vi 

(7)

vii 

(8)

viii 

 

ABSTRAK

MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK,

DAN PEKERJAAN ORANGTUA

(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Erlina Yoshefa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (2) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (3) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. yang berjumlah 635 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2007, 2008, dan 2009 sejumlah 100 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik

Proportionate Stratified dan Convenience Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda mean (uji t) dan analisis Varian (ANOVA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (sig 0,172 > 0,05), (2) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (sig 0,829 > 0,05), (3) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua (sig

(9)

ix 

 

ABSTRACT

THE INTEREST OF ACCOUNTING STUDENTS TO FOLLOW TEACHER’S PROFESSIONAL EDUCATION PERCEIVED FROM SEX,

GPA AND PARENTS’ OCCUPATION

A Case Study on University Students of Accounting 2007-2009 batch Faculty of Economics Sanata Dharma University

Erlina Yoshefa Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this study is to find out the different interest of the Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from: (1) gender, (2) commulative GPA, (3) and parents’ occupation.

The population of this study was 635 University Students of Accounting Faculty of Economics Sanata Dharma University. The samples were 100 students of 2007, 2008, and 2009 batch. The samples were drawn by applying

Proportionate Stratified and Convenience Sampling technique. The data were analysed by the mean difference test (t test) and Varian analisisys (ANOVA).

The result shows that: (1) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from gender (sig 0,172 > 0,05), (2) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceive from commulative GPA (sig 0,829 > 0,05), (3) there isn’t any different interestof Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from parents’ occupation (sig 0,145 > 0,05).

(10)

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI

PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK,

DAN PEKERJAAN ORANGTUA”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik

(11)

xi 

 

5. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. selaku Wakil Rektor I, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan penelitian;

6. Bapak Drs. Yusef Widya Karsana, Akt., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan

ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

7. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun

saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

8. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik,

maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

9. Dosen-dosen pengampu mata kuliah Program Studi Pendidikan Akuntansi

yang telah meberikan banyak pengetahuan dalam proses perkuliahan;

10.Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu proses kelancaran belajar selama ini;

11.Kedua orangtuaku yang aku sayangi, terimakasih atas bantuannya baik

spiritual maupun materiil, sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan

juga;

12.Kakakku tercinta mbk Titin, terimakasih telah memberikan motivasi dan doa;

13.Adikku Lukas yang tercinta dan yang paling aku sayangi, dan Hendrik

(sepupuku) terimakasih telah memberikan banyak semangat, sehingga skripsi

(12)

xii 

 

14.Keluargaku: Simbahku yang tercinta yang selalu mendoakan aku supaya

cepat lulus... (semoga simbah (bude) selalu sehat...dan diberi umur panjang).

Dan terimakasih buat semua Bude, Pakde, Om, tante, dan adik-kakak

(sepupuku) yang selalu menberikan motivasi;

15.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya dan

kebersamaannya...semangat kita semua pasti Bisa;

16.Teman-teman seperjuangan waktu pendadaran: Yosef, Sisil, Beni, Daru, Mbk Ratna, Mas Acong, Mas Lutvi, terimakasih atas dukungannya dan informasinya sehingga kita bisa lulus sama-sama, selain itu buat Tika, Ninin, Nita, Niken, Priska, Johan, Tio, Feri, wahyu, Ardi, Feri CB, terimakasih atas dukungan serta bantuannya dalam memberikan kritik maupun saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya..);

17.Sahabat-sahabatku:

™ Retno, Mela, Deta, Inggit, Robin, Umi, Eris, Yupita, Siska kecil, Dwi

gedhe (horre akhirnya aku bisa menyusul kalian dan Good Luck buat

kita semua, (semoga kita bertemu kembali saat wisuda...kangen

jalan-jalan bareng)

™ Mbk Dwi dan Mbk Rini (ayo semangat kalian pasti bisa Doa dan

Usaha itu adalah kuncinya cepet nyusul ya)

™ Lena dan Yosafat (ayo berjuang menyelesaikan skripsi, cepet nyusul

ya);

(13)

xiii 

(14)

xiv 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ...   1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

(15)

xv 

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teoritik ... 8

1. Minat ... 8

2. Pendidikan Profesi Guru ... 13

3. Minat terhadap Pendidikan Profesi Guru ... 21

4. Jenis Kelamin ... 22

5. IPK ... 23

6. Pekerjaan Orangtua ... 25

B Kerangka Berpikir ... 26

C Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 32

D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ... 33

E. Variabel Penelitian ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Pengujian Instrumen ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 42

(16)

xvi 

 

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 54

B. Analisis Data ... 61

C. Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Keterbatasan ... 76

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 81

(17)

xvii 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis Kompetensi Lulusan S1 Kependidikan dan Non

Kependidikan ... 19

Tabel 2.2 Kerangka Kurikulum untuk Lulusan S1 Kependidikan dan Non Kependidikan ... 20

Tabel 3.1 Rancangan Strata Proporsional ... 35

Tabel 3.2 Operasionalisasi Minat ... 36

Tabel 3.3 Skor Variabel Minat ... 38

Tabel 3.4 Operasionalisasi Jenis Kelamin ... 38

Tabel 3.5 Operasionalisasi IPK ... 38

Tabel 3.6 Operasionalisasi Pekerjaan Orangtua ... 39

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas ... 41

Tabel 3.8 Pedoman Reliabilitas Instrumen ... 43

Tabel 3.9 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas... 43

Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Interprestasi IPK Mahasiswa ... 55

Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Orangtua ... 55

Tabel 4.4 Intreprestasi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ... 56

(18)

xviii 

 

Tabel 4.6 Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan

Profesi Guru ditinjau dari IPK ... 58

Tabel 4.7 Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua ... 60

Tabel 4.8 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.9 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas IPK ... 62

Tabel 4.10 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas Pekerjaan Orangtua ... 63

Tabel 4.11 Hasil Rangkuman Pengujian Homogenitas ... 64

Tabel 4.12 Hasil Pengujian ditinjau dari Jenis Kelamin ... 65

Tabel 4.13 Hasil Pengujian ditinjau dari IPK ... 66

Tabel 4.14 Hasil Pengujian ditinjau dari Pekerjaan Orangtua ... 67

 

(19)

xix 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1. Kuesioner ... 81

Lampiran 2. Validitas Dan Reliabilitas ... 87

Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 94

Lampiran 4. Deskripsi Data dan Variabel Penelitian ... 100

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting

bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia

yang pantas dan layak dalam kehidupan masyarakat serta tidak menyusahkan

orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju

mengakui bahwa pendidik atau guru merupakan satu diantara sekian banyak

unsur pembentuk utama calon anggota masyarakat. Berdasarkan sistem

pendidikan nasional saat ini, harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan

untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan

lokal, nasional, dan global. Maka tujuan pendidikan nasional sangat

bergantung pada unsur-unsur yang berkaitan dengan sistem pendidikan,

LPTK, Guru, kurikulum, dan lainnya yang saling berkaitan erat satu sama

lain. Misalnya murid yang berkualitas ditentukan oleh guru yang berkualitas

pula yang memiliki kompetensi layaknya seorang guru profesional yang telah

ditetapkan dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan

Dosen bahwa kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,

sosial, dan profesional. Dan untuk mendapatkan guru dengan kualifikasi

seperti di atas tentunya sangat ditentukan juga oleh kualitas LPTK yang

(21)

sebuah jabatan profesional yang tentunya untuk menuju hal tersebut harus

melalui jalur pendidikan yang sesuai, yakni kependidikan dan keprofesian.

Sehingga ke depan kebutuhan akan guru yang memang memiliki jiwa

pendidik dapat terpenuhi dan tentu akan memberikan pengaruh yang sangat

positif di dunia pendidikan. Tetapi sering kita temui di sekolah-sekolah

adanya guru yang hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, atau kasus

lain adanya guru yang monoton dalam hal pengajaran, metode, dan informasi

yang diberikan cenderung tidak disenangi murid serta tidak mampu

menambah informasi baru bagi muridnya, hal ini karena sangat sedikit guru

yang mau mengembangkan kemampuannya, ada guru yang menjadikan

profesinya itu hanyalah sebuah pelarian karena tidak mampu memiliki

pekerjaan sesuai dengan bidangnya yang dapat dengan mudah mengikuti program akta, sehingga orang yang tidak memiliki jiwa pendidik pun bisa

menjadi guru dengan mudahnya. Dan banyak lagi permasalahan-permasalahan

yang ada terkait dengan kualitas dan profesionalitas guru di negeri ini.

Dalam era globalisasi ini, Pemerintah telah menyelenggarakan suatu

program mengenai pendidikan profesi yaitu dikenal dengan istilah PPG

(Pendidikan Profesi Guru). Pendidikan ini ditujukan untuk mahasiswa yang

berbasis kependidikan dan non kependidikan (FKIP dan Non FKIP). Menurut

buku Panduan Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan atau PPG adalah

sebagaimana diatur dalam UU No. 20 / 2003 tentang SPN, bahwa Pendidikan

Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk

(22)

dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional

serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar

nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No.

14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.

Dengan adanya informasi baru tersebut, maka akan menambah peluang

baru bagi mahasiswa Non FKIP untuk ikut berperan serta dalam dunia kerja

yang menyangkut tentang kependidikan dan dapat dijadikan sebagai informasi

yang penting bagi mahasiswa yang nantinya berminat akan mengikuti

Program Pendidikan Profesi Guru, sehingga diharapkan dapat menghasilkan

calon guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan nasional dan

memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah. Dengan adanya minat serta berbagai faktor

yang mendukung seperti perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam

hal perhatian, pandangan, cara berpikir dan perasaan akan berpengaruh

terhadap profesi guru (Gilarso, 1995:5). Sehingga dari pendapat tersebut akan

mempengaruhi perbedaan minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan

Profesi Guru. Sedangkan menurut Hurlock (1980:220), besarnya minat remaja

terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan,

kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka

(23)

mengarahkan minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru

tidak lepas dari diri mahasiswa itu sendiri yang dapat dilihat dari prestasi

belajar berupa Indeks Prestasi Komulatif (IPK) serta tidak lepas dari faktor

keluarga yaitu yang terkait dengan pekerjaan orangtua.

Faktor IPK menjadi tolak ukur kecerdasan akademik seseorang dalam

bidang tertentu di kampus. IPK yang tinggi pun menjadi sasaran utama

mahasiswa agar memiliki akses yang lebih mudah dalam berbagai hal, dari

melamar beasiswa, program pertukaran pelajar, lamaran kerja di perusahaan

yang bagus, melanjutkan jenjang lanjut hingga untuk “memuaskan” diri

sendiri dan orangtua. Oleh karena itu pekerjaan orangtua merupakan salah atu

faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan

Profesi Guru, dimana bapak atau ibunya ada yang menjadi seorang guru sehingga mahasiswa ingin mengikuti jejak orangtuanya atau mahasiswa suka

dengan anak-anak sehingga hal tersebut mendorong seseorang untuk menjadi

guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain disebutkan beberapa

alasan kenapa berminat menjadi calon guru yaitu: ikut membantu negara,

merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak, dan tidak banyak

menyita waktu. Selain itu juga banyak hal yang bisa mempengaruhi siswa

menjadi guru yaitu dikarenakan peluang kerja menjadi guru masih banyak,

tenaga guru masih dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak.

Tidak jarang peran serta orangtua juga berpengaruh terhadap pilihan

dan keinginan mahasiswa, karena dukungan dari orangtua adalah modal

(24)

menjadi panutan dan masih dibutuhkan oleh masyarakat untuk

mengembangkan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan yang ada,

sehingga bagi mahasiswa Non FKIP yang memiliki bakat dan minat menjadi

guru mereka dapat mengikuti Pendidikan Profesi Guru dengan tujuan agar

menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh

sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat

pendidik (sesuai UU No. 14/2005). Dari realita tersebut maka diperlukan

sebuah dukungan dari orangtua akan masa depan anaknya dalam meneruskan

pendidikan yang lebih tinggi agar bisa menghadapi persaingan global.

Berdasarkan pada uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian

mengenai ”MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK

MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA”.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian tentang

minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru

(25)

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin?

2. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK?

3. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan

Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis

kelamin.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan

Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan

Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari

(26)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

beberapa pihak antara lain:

1. Bagi Mahasiswa: Khususnya mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan

Jurusan Akuntansi yakni dapat dijadikan sebagai pengetahuan mengenai

Program Pendidikan Profesi Guru.

2. Bagi Universitas: Penulis berharap laporan penelitian ini dapat menjadi

masukan yang bermanfaat bagi Universitas, selain itu juga menambah

referensi perpustakaan.

3. Bagi LPTK: Penulis berharap LPTK untuk terus memberikan informasi

(27)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Minat

a. Pengertian Minat

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Menurut Mulyasa (2003:39) minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Winkel (1984:25) menyebutkan minat adalah kecenderungan

yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu

dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Perasaan senang

akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang

positif, seperti rasa puas, rasa gembira, dan rasa simpati. Sedangkan

penilaian yang negatif akan terungkap dalam ”perasaan tidak senang”

(rasa enggan, rasa benci, dan rasa takut).

Sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk

mengetahui dan mempelajari obyek yang diinginkan itu sebagai

wawasan pengetahuan bagi dirinya, orang tersebut akan melakukan tindakan yang nyata untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu

yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Oleh karena itu, minat

(28)

cita-citakan, merupakan hasil kesesuaian antara kondisi dan situasi dengan

kebutuhan yang ia harapkan.

Menurut Fudyartanta (2002:36) minat adalah kesadaran

seseorang bahwa sesuatu objek, seseorang, suatu soal, atau situasi

mengandung sangkut paut dengan dirinya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas tentang minat maka

disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan menetap yang

didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang pada suatu

objek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada

kegiatan yang berkaitan dengan objek tersebut.

b. Macam-macam Minat

Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat (Carl Safran, B.Sc., M.Ed, Ed.D., th.1985, hal. 4) dalam Dewa Ketut (1988:

61):

1) Minat yang diekspresikan (Expressed interest)

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan

kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa

ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara,

dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang

logam.

2) Minat yang diwujudkan (Manifest interest)

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata

(29)

dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta

menjadi anggota klub musik, drama, sains, matematika.

3) Minat yang diinventarisasikan (Inventoried interest)

Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab

terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk

kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini

sering disebut inventori minat.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Menurut Giyatama (1990:6) minat dapat digolongkan menjadi dua

yaitu sebagai berikut:

1) Secara Intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam

individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat

timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat,

jenis kelamin, dan intelegensi.

(a) Sikap

Sikap adalah kencenderungan dalam subyek menerima atau

menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu,

sebagai obyek yang berharga/baik. Dalam sikap terhadap aspek

(30)

(b)Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses

penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus

oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses

sensoris (Walgito, 2005:99).

(c) Prestasi belajar

Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang

yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan

menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam

sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara

nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu

tes (Winkel, 1986:48). Menurut Syah (1997:141), prestasi

belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu. (c) Bakat

Setiap individu memiliki bakat yang berbeda. Bakat merupakan

kemampuan anak yang dibawa sejak lahir (Suryabrata

(31)

(d)Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam

identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan (Mahmud,

1990:63).

(e) Intelegensi

Kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di

dalamnya berpikir main peranan (winkel, 1984:24).

2) Secara Ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat

pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain

karena latar belakang ekonomi, minat orangtua, dan teman sebaya.

(a) Latar belakang ekonomi

Keadaan sosio-ekonomis menunjuk pada kemampuan finansial

siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa, keadaan

ini dapat bertaraf baik-cukup-kurang. Keadaan sosio-ekonomis

keluarga yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang

menghambat dalam belajar; siswa berpikir “mengapa belajar

rajin, semua kebutuhan toh akan dipenuhi” sebaliknya siswa

yang berasal dari lingkungan yang lemah ekonominya kerap

(32)

bersama dengan anak-anak yang kaya minder (winkel,

1984:32).

(b)Minat orangtua

Sikap orangtua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan

dalam dua hal. Pertama, orangtua mendesak anak untuk tertarik

pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi,

tanpa mempedulikan minat dan sikap anak, dan kedua, mereka

menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu

karena dianggap tidak menguntungkan (Elizabeth B. Hurlock,

1978:144).

(c) Minat teman sebaya

Semua anak menemukan bahwa suatu kondisi yang sangat

membantu penerimaan sosial adalah minat yang sama dengan

anggota kelompok teman sebaya (Elizabeth B. Hurlock,

1978:144).

2. Pendidikan Profesi Guru (PPG)

a. Pengertian Profesi Guru

Menurut Uno (2007:15) guru merupakan suatu profesi, yang

berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru

(33)

pendidikan. Sedangkan menurut Suparlan (2006:31) bahwa guru

memiliki tugas yang paling sulit, karena pekerjaannya membuat

peserta didik memahami, Suparlan membedakan pengertian mendidik,

membimbing, mengajar, dan melatih secara terminologis akademis

sebagai berikut:

1) Mendidik

Dalam mendidik, guru lebih berperan sebagai panutan yang

memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladan

siswa. Sikap dan perilaku guru baik di dalam maupun di luar kelas

secara tidak langsung merupakan alat pendidikan yang akan

membentuk kepribadian siswa di masa mendatang. Contoh dan

keteladanan dalam bersikap dan berperilaku, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah,

sosial, dan sopan santun terhadap sesama menjadi bahan ajar yang

akan ditiru oleh siswanya.

2) Membimbing

Dalam membimbing, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk

membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa

dapat menepikan faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat

mengganggu proses pembelajaran di dalam dan di luar sekolah,

serta memberikan arahan dan pembinaan karir siswa sesuai dengan

(34)

3) Mengajar

Dalam mengajar, guru harus memiliki pengetahuan yang luas

tentang disiplin ilmu yang diampu untuk ditransfer kepada siswa.

Guru harus menguasai materi, menguasai penggunaan strategi dan

metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan

bahan ajar dan menentukan alat evaluasi yang digunakan untuk

menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas, dan

dasar-dasar pendidikan.

4) Melatih

Dalam melatih, guru diharapkan memberikan banyak kesempatan

pada siswa untuk menerapkan konsep atau teori dalam praktik yang

akan digunakan langsung dalam kehidupan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya

kepada siswa untuk mempraktikkan berbagai jenis keterampilan

yang mereka butuhkan.

Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu

kompleknya, maka profesi ini memerlukan persyaratan antara lain

dikemukakan sebagai berikut (Usman Uzer, 1995:15):

1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori

ilmu pengetahuan yang mendalam.

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai

dengan bidang profesinya.

(35)

4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan

yang dilaksanakannya.

5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika

kehidupan. (Drs. Moh. Ahli, 1985).

Menurut Nurdin (Sudarman, 2008:101), profesi diartikan

sebagai suatu pekerjaan yang mensyaratkan persiapan spesialisasi

akademik dalam waktu yang relatif lama di perguruan tinggi, baik

dalam bidang sosial, eksakta maupun seni, dan pekerjaan itu lebih

bersifat mental intelektual daripada fisik manual, yang dalam

mekanisme kerjanya dikuasai oleh kode etik. Sedangkan pekerjaan

profesional adalah pekerjaan yang dipersiapkan melalui proses

pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya, maka semakin tinggi pula derajat profesi yang

diembannya. Tinggi rendahnya pengakuan profesioanalisme sangat

bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuh.

b. Pengertian Pendidikan Profesi Guru

Menurut UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana

yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan

persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian maka Pendidikan

Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan

untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang

(36)

guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh

sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh

sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

d. Tujuan Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Mengacu pada UU No. 20/2003 Pasal 3, tujuan umum program

PPG adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan tujuan khusus

program PPG seperti yang tercantum dalam Permendiknas No 8 Tahun

2009 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki

kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai

pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan

pembimbingan, dan pelatihan peserta didik, serta melakukan

penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara

berkelanjutan.

e. Kurikulum Pendidikan Profesi Guru

Menurut Panduan PPG, dalam menyusun kurikulum PPG perlu

(37)

UU no 14/2005 tentang Guru dan Dosen, yakni kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional, yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun

demikian pengelompokan kompetensi ini tidak dapat dijadikan sebagai

pengelompokan mata kuliah, oleh karena kompetensi ini merupakan

hasil akhir dari proses pendidikan, dan kompetensi-kompetensi itu

dapat tertampung dalam beberapa mata kuliah, misalnya mata kuliah

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia,

dan bahasa inggris dapat menampung kompetensi kepribadian dan

sosial.

Dengan demikian dalam penyusunan kurikulum PPG

kompetensi yang ingin dicapai dapat disederhanakan menjadi kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi

akademik adalah seluruh bekal yang bersifat basis keilmuan dari

kegiatan mendidik yang akan diaplikasikan secara otentik dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan di lapangan. Sedangkan

kompetensi profesional adalah seluruh kemampuan mengaplikasikan

prinsip-prinsip keilmuan dalam praktik nyata di sekolah yang memiliki

struktur, yang terdiri atas orientasi, latihan terbimbing, latihan mandiri,

mengatasi masalah-masalah belajar siswa, dan berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan non mengajar yang terjadi di sekolah.

Pada program PPG untuk lulusan S-1 kependidikan perlu

(38)

pedagogy (pendidikan bidang studi) dan program pengalaman lapangan (PPL) kependidikan, sedangkan pada program PPG pasca

S1/D-IV Non kependidikan diberikan mata kuliah mengenai

kompetensi akademik pendidikan (pedagogik), bidang studi dalam

bentuk subject specific pedagogy (pendidikan bidang studi), dan latihan mengajar atau program pangalaman lapangan (PPL). Hasil

analisis itu dapat dikemukakan seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Analisis Kompetensi Lulusan 1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan

No Kompetensi Lulusan S-1 Kependidikan

Lulusan S-1/D-IV Non kependidikan

1 Akademik Telah menguasai konsep dan landasan kependidikan

Memahami peserta didik dengan baik

Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran Telah menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya Belum menguasai konsep dan landasan kependidikan

Belum memahami peserta didik karena tidak diprogramkan dalam pembelajaran

Telah menguasai bidang studi secara mendalam tetapi belum mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran Belum menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya 2 Profesional Telah memiliki

(39)

walaupun belum sempurna

dalam

pembelajarannya

Berdasarkan perbedaan kompetensi lulusan S-1 kependidikan

dan S-1 /D-IV Non kependidikan tersebut dilakukan kajian kurikulum

yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Kerangka Kurikulum untuk Lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan

Program Pendidikan Profesi Guru No Kompetensi Lulusan S-1

Kependidikan

Lulusan S-1/D-IV Non kependidikan

1 Akademik Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy)

Kajian tentang teori pendidikan dan pembelajaran

Kajian tentang peserta didik

Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy) Pembentukan kompetensi

kepribadian pendidik 2 Profesional PPL kependidikan PPL kependidikan

f. Persyaratan Pendidikan Profesi Guru

Adapun persyaratan calon peserta PPG adalah sebagai berikut

(Tn, 2010 dalam http://sakobere.blogspot.com/2010/04/dibuka-kesem

atan-pendidikan-profesi.html) [10 April 2010]:

1) Memiliki kualifikasi akademik minimal S.1/D.IV yang dibuktikan

(40)

(apabila Perguruan Tinggi jauh dari lokasi guru dapat dilegalisasi

oleh kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota).

2) Guru TK/SD/SMP/SMK/SLB baik guru PNS maupun guru bukan

PNS yang mengajar di sekolah negeri atau swasta dibuktikan

dengan surat keterangan dari kepala sekolah.

3) Guru bukan PNS adalah guru tetap yayasan dengan masa kerja

minimal 5 tahun, dan memiliki nomor unik pendidik dan tenaga

kependidikan (NUPTK).

4) Usia maksimum 50 tahun.

5) Diijinkan oleh kepala sekolah dibuktikan dengan Surat Ijin Belajar

dan diketahui oleh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota.

6) Tidak ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio dibuktikan dengan surat keterangan

dari kepala sekolah.

7) Biaya PPG bagi guru dalam jabatan dibebankan pada para peserta.

8) Tunduk pada peraturan tentang pelaksanaan PPG bagi guru dalam

jabatan.

3. Minat terhadap Pendidikan Profesi Guru

Telah diuraikan di atas bahwa minat adalah suatu kecenderungan

menetap yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang

pada suatu objek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi

(41)

minat yang dimaksud adalah perasaan senang atau ketertarikan seseorang,

perhatian dan partisipasi pada Pendidikan Profesi Guru, khususnya pada

mahasiswa Non FKIP yaitu mahasiswa Jurusan Akuntansi.

Mahasiswa yang memiliki minat terhadap Pendidikan Profesi Guru

tentu memiliki perasaan senang terhadap tugas dan tanggung jawab

sebagai seorang guru. Winkel (1984:25) menyebutkan minat adalah

kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada

bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Sehingga mahasiswa yang berminat pada Pendidikan Profesi Guru tentu

akan memberikan perhatian yang lebih pada tugas dan tanggung jawab

seorang guru dalam dunia pendidikan. Perhatian nampak dari adanya rasa

ingin tahu mahasiswa untuk mempelajari dan memahami bahkan ikut serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan bidang pendidikan atau

kegiatan mahasiswa baik di dalam maupun di luar yang berhubungan

dengan bidang pendidikan.

4. Jenis Kelamin

Menurut Mahmud (1990:63) jenis kelamin adalah suatu komponen

yang kritis dalam identititas seseorang. Sejak lahir, anak laki-laki dan anak

perempuan dibiasakan berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan

masyarakat sehubungan dengan perilaku mana yang semestinya untuk

laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi anak perempuan.

(42)

sedangkan sikap seperti lemah lembut, ramah, dan empatik dianggap

feminin.

Ada anggapan bahwa tekanan-tekanan untuk berperilaku sesuai

dengan cara-cara yang tepat bagi pria atau wanita semakin meningkat pada

masa remaja, khususnya pada remaja putri. John mill dan mary allen lynch

(1983), dari penelitiannya memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Remaja putri menjadi lebih self-conscious (perasa terhadap diri

sendiri) dan lebih banyak mengalami gangguan dalam citra diri

ketimbang remaja-remaja pria.

b. Remaja-remaja putri lebih menonjol dalam prestasinya di bidang

ketrampilan-ketrampilan verbal (kata-kata), sedangkan remaja-remaja

pria di bidang ketrampilan spasial (ruang).

c. Remaja-remaja putri menjadi lebih suka membentuk

persahabatan-persahabatan yang kental.

Tetapi satu hal yang jelas ialah bahwa remaja pria yang tidak

berperilaku cukup maskulin dan remaja putri yang tidak berperilaku cukup

feminin akan kurang populer dan kurang diterima oleh teman-temannya

yang sejenis kelamin dan yang bukan sejenis kelamin.

5. Indeks Prestasi Komulatif (IPK)

Menurut Winkel (1996:162) prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

(43)

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang

diberikan oleh guru. Prestasi belajar sering dikaitkan dengan tes hasil

belajar atau tes prestasi.

Prestasi akademik atau prestasi belajar biasanya diukur dari nilai

sehari-hari hasil tes hasil belajar dan lamanya bersekolah. Faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi akademik selama masa remaja adalah

(Dimyati Mahmud, 1990:83):

a. Status sosial ekonomi orangtua.

b. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual

dan motivasi.

c. Perbedaan sosial ekonomi dan kesempatan.

Prestasi belajar dalam lingkungan perguruan tinggi disebut dengan

istilah prestasi akademik. Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam

studi yang berupa nilai-nilai yang tercermin pada indeks prestasi (IP).

Indeks prestasi (IP) adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang

dinyatakan dengan bilangan yang ditulis sampai dengan dua angka

dibelakang koma. Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar

kredit (K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang

direncanakan, sedangkan indeks prestasi komulatif (IPK) adalah nilai akhir

(44)

6. Pekerjaan Orangtua

Menurut Sutikno (1988:30) pekerjaan adalah sekumpulan

kedudukan yang memiliki kesamaan kewajiban atau tugas-tugas pokok.

Satu pekerjaan dilakukan oleh satu orang atau beberapa orang yang

menduduki jabatan tersebut diberbagai tempat. Pekerjaan orang tua adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan setiap

bulan di suatu instansi pemerintahan, swasta, atau wiraswasta.

Menurut Dewi (2004:32) pekerjaan dapat dibedakan menjadi dua

(2) jenis, yaitu:

a. Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimilki oleh

seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini

adalah tetap.

b. Pekerjaan sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau

dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh

penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat dari

pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Pekerjaan dalam penelitian ini dikhususkan pada pekerjaan

orangtua sebagai guru dan bukan guru. Orangtua memiliki pengaruh yang

kuat kepada anaknya. Ibu (orangtua) adalah tokoh yang mendidik

(45)

mempengaruhi anaknya dalam setiap aktivitasnya (Gunarsa, 1986:153).

Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Hurlock (1980:

118) bahwa anak akan meniru sikap dan perilaku orangtuanya.

B. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti

Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin

Jenis kelamin yang dimaksud adalah mahasiswa laki-laki dan

perempuan. Secara psikologi dan fisiologis ternyata laki-laki dan

perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Pengaitan dan

pembatasan kesempatan berjabatan tertentu pada jenis kelamin pria atau

wanita dan lingkup kebudayaan atau golongan sosial akan membawa akibat terhadap cara masyarakat luas berpikir tentang dunia kerja.

Sifat kepribadian yang dimiliki antara pria dan wanita

berbeda-beda. Perbedaan kepribadian ini akan membawa akibat terhadap cara

masyarakat berfikir luas tentang dunia kerja. Seorang perempuan lebih

mempunyai sifat keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih

feminim. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat maskulin, kasar dan lebih

perkasa. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku mutlak karena ada laki-laki

yang bersifat keibuan, lemah lembut, berperasaan, dan lebih feminim.

Sedangkan ada perempuan yang bersifat maskulin, kasar dan lebih

perkasa. Perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal

(46)

persepsi seseorang tentang profesi guru yang pada akhirnya akan

berpengaruh pada minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi

Guru.

Ada anggapan bahwa profesi guru lebih cocok untuk perempuan,

karena perempuan mempunyai sifat keibuan, lemah lembut, berperasaan

dan lebih feminim sehingga perempuan lebih peka terhadap kebutuhan

belajar siswa maupun masalah-masalah yang menyangkut kepribadian atau

psikologi siswa. Faktor lain berkaitan dengan anggapan bahwa profesi

guru merupakan profesi yang aman bagi perempuan, karena perempuan

dapat menjadi guru sambil menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah

tangga. Tugas seorang ibu adalah mendidik anak maka secara tidak

langsung perempuan juga mendidik siswa-siswanya seperti anak-anak sendiri oleh karena itu secara alamiah anak lebih dekat dan mudah

berkomunikasi dengan ibunya. Realitas ini terbawa masuk sampai ke

sekolah, sehingga di sekolah seorang murid menemukan “ibunya” yang

kali ini menjadi guru baginya.

Profesi guru kurang cocok untuk laki-laki karena sifat laki-laki

maskulin, kasar, dan lebih perkasa, sehingga kurang peka terhadap siswa

dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan

(47)

2. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti

Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK

Prestasi belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu hasil

yang dicapai. Prestasi belajar mahasiswa nampak dalam hasil studi yang

berupa nilai-nilai yang tercermin dalam Indeks Prestasi Komulatif (IPK).

Perbedaan tinggi rendahnya IPK mahasiswa dapat mempengaruhi cara

pandang mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Mahasiswa yang

memiliki IPK tinggi cenderung mempunyai kemampuan dan pengetahuan

yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki IPK rendah karena

mahasiswa yang memiliki IPK tinggi cenderung memiliki gairah belajar

yang tinggi dan mempunyai pengetahuan yang luas. Oleh karena itu

mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK tinggi cenderung berminat setelah lulus kuliah akan lebih memilih untuk bekerja sebagai

Akuntan atau Profesi Akuntan dalam lingkup pekerjaan yang dilakukan

oleh Akuntan sebagai Akuntan Publik seperti pekerjaan Audit, Akuntansi

Pajak, Konsultan manajemen, dll, karena tidak sedikit dari mahasiswa

yang memiliki IPK tinggi kemudian direkrut sebuah perusahaan saat lulus

dari bangku kuliah dan mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin,

memperoleh harta kekayaan yang banyak, dan memiliki kekuasaan yang

cukup. Sedangkan mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK

rendah akan cenderung mempunyai minat untuk mengikuti Pendidikan

Profesi Guru, karena beranggapan Profesi Guru akan menciptakan peluang

(48)

3. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti

Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua

Pekerjaan orangtua adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

orangtua untuk mendapatkan penghasilan. Setiap orangtua mahasiswa

memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini pekerjaan

dibedakan menjadi guru dan bukan guru dengan pertimbangan bahwa

mahasiswa memiliki minat yang berbeda untuk mengikuti Pendidikan

Profesi Guru. Jenis pekerjaan orangtua secara tidak langsung berkaitan

erat dengan pola pengasuhan anak sehingga ikut mempengaruhi pola

pendidikan di dalam rumah. Sikap mental orangtua mahasiswa yang satu

berbeda dengan sikap mental mahasiswa yang lain tergantung dari jenis

pekerjaan orangtuanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap cara pandang mahasiswa terhadap suatu pekerjaan. Sebagai seorang guru tentu sikap

mentalnya berbeda dengan yang bukan guru. Orang tua yang bekerja

sebagai guru akan memiliki pola pengasuhan atau mendidik anak

layaknya seperti guru. Orangtua lebih sabar dalam membimbing anaknya

dan orangtua akan memperlakukan anak seperti siswa di sekolah yang

akan terus dibimbing dengan penuh kesabaran. Orangtua yang

pekerjaannya bukan guru akan mempunyai pola asuh yang berbeda dengan

seorang guru, secara tidak langsung orangtua yang bukan seorang guru

akan mempunyai pola asuh atau mendidik anak terpengaruh oleh jenis

(49)

Sikap mental yang dimiliki oleh para orangtua baik guru maupun

bukan guru, akan ditularkan ke anak lewat pola asuh. Pola asuh yang

diberikan kepada anak sangat berbeda dengan mentalitas yang dimiliki

oleh orangtua, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap mental anaknya

dalam memandang lingkungan sekitarnya. Dengan demikian tidaklah

mustahil apabila seorang anak mengikuti pekerjaan orangtuanya, sehingga

akan menimbulkan kecenderungan bahwa anak dari keluarga guru

mengikuti jejak orangtuanya menjadi guru. Hal ini memperkuat dugaan

bahwa orangtua mahasiswa yang pekerjaannya sebagai guru, cenderung

akan berpengaruh terhadap keinginan mahasiswa untuk tertarik dalam

profesi guru dan berharap bisa menjadi guru yang profesional dengan

mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Sebaliknya orangtua mahasiswa yang pekerjaannya bukan guru cenderung akan berpengaruh terhadap keinginan

mahasiswa untuk kurang berminat dalam profesi guru karena mahasiswa

menganggap profesi guru adalah profesi no 2 dan tidak dapat menjamin

(50)

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir, maka peneliti dapat mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti

Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin.

2. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti

Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK.

3. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti

(51)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup

pengkajian satu unit penelitian secara intensif, sehingga penelitian didasarkan

hanya pada satu prodi (Jurusan Akuntansi) yang akan diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kampus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan November tahun

2010-Januari tahun 2011

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian adalah:

Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian adalah minat mahasiswa, jenis kelamin, IPK, dan

(52)

D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel 1. Populasi

Menurut Zuriah (2006:116) populasi adalah suatu data yang

menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

ditentukan. Dalam penelitian ini populasinya bersifat heterogen, yakni

populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi

sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya. Sehingga populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai

contoh (master) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Oleh karena itu, sampel dalam sebuah penelitian timbul disebabkan karena

2 (dua) hal berikut:

a. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat besarnya

jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.

b. Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil

kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan

kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas (Sutrisno Hadi,

1987:70)

Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Sumarno,

2003: 102):

2

1 Ne

N n

(53)

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolelir, misalnya 1%. Batas kesalahan yang ditolerir

ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%,

5%, atau 10%.

86 % 1 . 635 1

635

2 =

+ =

n (pembulatan)

Dari hasil rumus Slovin di atas maka jumlah sampel tersebut

sebanyak 86 mahasiswa. Tetapi dalam penelitian ini jumlah sampel yang

akan diambil menjadi 100 mahasiswa, dengan pertimbangan bahwa

semakin banyak jumlah sampel, diharapkan bisa memperoleh hasil

penelitian yang lebih baik.

3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Proportionate Stratified dan Convenience Sampling. Teknik Proportionate Stratified digunakan karena populasinya mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Teknik

pengambilan sampel Convenience Sampling dilakukan dengan cara

memilih responden yang kebetulan ditemui pada saat penelitian. Teknik

pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk menyempurnakan

penggunaan sampel berstrata. Ada kalanya banyaknya subjek yang

(54)

sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap srata ditentukan

seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing

strata. Setelah itu masing-masing strata atau lapisan diambil sampel sesuai

dengan jumlah populasi masing-masing strata.

Tabel 3.1

Rancangan Strata Proporsional

Angkatan Jumlah mahasiswa Perbandingan tiap

angkatan

2007 92 0,283

2008 136 0,418

2009 97 0,299

Total (N) 325 1,000

Dari tabel di atas maka tiap angkatan akan diambil berdasarkan

jumlah sampel dikalikan dengan perbandingan tiap angkatan sebagai

berikut :

Angkatan 2007 : 100 x 0,283 = 28 (pembulatan)

Angkatan 2008 : 100 x 0,418 = 42 (pembulatan)

Angkatan 2009 : 100 x 0,299 = 30 (pembulatan)

Total = 100

E. Variabel Penelitian 1. Pengelolaan variabel

Variabel Penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang

(55)

a. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya bergantung dari nilai

variabel lain. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah : minat

mahasiswa Jurusan Akuntansi

b. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak bergantung

dari variabel lain. Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1) Jenis kelamin

2) IPK

3) Pekerjaan orangtua

2. Operasional Variabel

a. Variabel Minat

Tabel 3.2 Operasionalisasi Minat Dimensi Indikator Pernyataan Positif (Nomor item dalam kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor item dalam kuesioner)

Tertarik 1) Ketertarikan

(56)

membaca artikel yang berkaitan dengan PPG 4) Ketertarikan untuk mengikuti seminar-seminar kependidikan 5) Ketertarikan untuk mengikuti PPG karena dorongan sekitar 7 8,9

Memperhatikan 1) Perhatian

terhadap PPG 2) Mencari informasi tentang PPG 3) Perhatian terhadap cara mengajar dosen 10 11,12 13

Senang 1) Perasaan

senang yang berasal dari teman sebaya 2) Perasaan senang yang berasal dari keluarga 3) Perasaan senang karena peluang kerja yang lebih besar 14 15 16,17 Jumlah 17

(57)

Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan

lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai

berikut: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS),

sangat tidak setuju (STS).

Tabel 3.3 Skor Variabel Minat

Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

b. Variabel Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu

laki-laki dan perempuan yang kemudian diberi skor:

Tabel 3.4

Operasionalisasi Jenis Kelamin

c. Variabel IPK

Tabel 3.5 Operasionalisasi IPK

Sumber: Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 (halaman 18).

Jenis Kelamin Skor

Laki-laki 1 Perempuan 2

(58)

d. Variabel Pekerjaan Orangtua

Tabel 3.6

Operasionalisasi Pekerjaan Orangtua

Pekerjaan Skor

Guru 1

Bukan guru 2

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).

Dalam penelitian ini digunakan angket kuesioner minat mahasiswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya (Suharsimi, 1993:126).Metode

ini dilakukan untuk melengkapai data-data yang telah dikumpulkan oleh

peneliti.

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

(59)

144). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang

tinggi, sebaliknya jika kevalidan suatu instrumen rendah menunjukkan

bahwa instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat,

yaitu apabila butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang

dari fungsi instrumen. Penelitian ini menggunakan korelasi product

moment untuk mencari validitas item yaitu dengan mengkorelasikan antar

butir soal dengan skor total. Rumus Product moment sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2003:425-426):

(

)( )

(

)

(

(

)

⎭⎬⎫ ⎩⎨ ⎧ ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N rxy Keterangan: xy r

=Koefisien antara X dan Y

N =Jumlah subyek

X =Skor masing-masing butir uji coba

Y = Skor total butir uji coba

X

=Jumlah skor butir

Y =

Jumlah skor total butir

XY =

Jumlah hasil perkalian skor butir dan

skor total

=

2

X

(60)

=

2

Y

Jumlah kuadrat skor total butir.

Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya

tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien

korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi

5%. Jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel, maka butir soal tersebut

valid. Sebaliknya apabila harga rhitung lebih kecil dari rtabel, berarti soal

tersebut tidak valid.

Kesimpulan hasil pengujian validitas diperoleh dengan

membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Jumlah data (n) sebanyak 30

responden dan α = 5% diperoleh rtabel sebesar 0, 361. Berdasarkan hasil

pengujian validitas dari 25 item pertanyaan, ada 17 item yang valid atau

sahih dan 8 item yang dinyatakan gugur atau tidak valid yaitu item 11, 12,

16, 17, 18, 19, 20, dan 21. Item yang tidak valid kemudian dihilangkan.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru

No. Item

r

hitung

r

tabel Keterangan

Item1 0, 706 0, 361 Valid

Item2 0, 746 0, 361 Valid

Item3 0, 742 0, 361 Valid

Item4 0, 698 0, 361 Valid

Item5 0, 644 0, 361 Valid

Item6 0, 798 0, 361 Valid

Item7 0, 561 0, 361 Valid

Item8 0, 501 0, 361 Valid

Item9 0, 740 0, 361 Valid

Item10 0, 523 0, 361 Valid

Item13 0, 443 0, 361 Valid

(61)

Item15 0, 369 0, 361 Valid

Item22 0, 574 0, 361 Valid

Item23 0, 729 0, 361 Valid

Item24 0, 693 0, 361 Valid

Item25 0, 656 0, 361 Valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002:154). Instrumen dikatakan

reliabel apabila insrumen tersebut merupakan ketetapan atau kondisi

konsisten artinya jika instrumen tersebut dikenakan pada obyek yang sama

pada waktu yang berbeda hasilnya akan relatif sama atau tetap. Instrumen

pada penelitian ini berupa angket maka pengujian reliabilitas akan diukur

dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: (Arikunto, 2002:171)

(

)

⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

=

2

1 2 11 1 1 σ σb k k r Keterangan: 11

r = reabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = jumlah varians butir

2 1

σ = varians total

Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

koefisien Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnaly, dalam Imam Ghozali,

(62)

menentukan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, maka pedoman yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pedoman Reabilitas Instrumen

No Koefisien Alpha Kriteria Penilaian

1 0,80 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,60 – 0,79 Tinggi

3 0,40 – 0,59 Cukup

4 0,20 – 0,39 Rendah

5 <0,20 Sangat tinggi

Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kesimpulan Hasil Uji reliabilitas

Variabel yang diukur

r

hitung

r

tabel Status

Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi

Guru

0, 928 0, 6 Reliabel

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS

versi 12. Reabilitas variabel minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Guru dilakukan dengan pendekatan atau

teknik Alpha Cornbach. Setelah diuji koefisien alfa sebesar 0,928 yang berarti lebih besar dari 0,6, dengan demikian instrumen yang digunakan

untuk mengukur minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti

(63)

H. Teknik Analisis Data 1. Deskriptif Data

Deskriptif data dimaksudkan untuk mengetahui dan

mendeskripsikan data hasil observasi yang diperoleh di lapangan yang

meliputi karakteristik responden, variabel minat, jenis kelamin, IPK, dan

pekerjaan orangtua.

Rumus yang digunakan adalah:

% = %100 x Nn

Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah total responden

% = Persentase

Untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel yang

pengumpulan ditanya dengan menggunakan kuesioner (angket), setiap

indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan

diberi skor yaitu:

a. Skor 5 untuk jawaban SS yang berarti sangat tinggi

b. Skor 4 untuk jawaban S yang berarti tinggi

c. Skor 3 untuk jawaban RR yang berarti cukup

d. Skor 2 untuk jawaban TS yang berarti rendah

(64)

2. Uji Normalitas dan Homogenitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam

uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu

titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan

terbesar. Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini

adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji

Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Sugiyono, 1999:255):

D =maksimumFo

( )

X1 −Sn

( )

X1

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo (X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn ( X1 ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih

besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal.

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil

(65)

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan

beberapa buah rata-rata yang berdistribusi normal, berdasarkan sampel

yang telah diambil dari setiap populasi. Uji homogenitas digunakan

untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan

tersebut homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang

dikuadratkan. Uji homogenitas varians digunakan uji F (Sudjana,

2002:250)

terkecil Varians

terbesar Varians

F =

Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

harga F tabel dengan dk pembilang n-1 dan dk penyebut n-1. Dalam

hal ini berlaku ketentuan bila harga F hitung lebih kecil atau sama

dengan F tabel (F hitung < F tabel) maka dapat disimpulkan bahwa

varians data yang akan dianalisis homogen.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengetahui

perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti

Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan

orangtua. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengujian

(66)

a. Perumusan Hipotesis

1) Perumusan Hipotesis Pertama

HO : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi

untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari

jenis kelamin

Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis

kelamin

2) Perumusan Hipotesis Kedua

HO : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi

untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari

IPK

Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK

3) Perumusan Hipotesis Ketiga

Gambar

Tabel 4.6      Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan
Tabel 2.1 Analisis Kompetensi Lulusan S-1 Kependidikan dan S-
Tabel 2.2 Kerangka Kurikulum untuk Lulusan S-1 Kependidikan
Tabel 3.2 Operasionalisasi Minat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh perputaran piutang (RTO), perputaran total aktiva (TATO), perputaran modal kerja (WCTO),

Jaringan tumbuhan yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun adalah .... tikus dan burung kecil

algoritma Disjkstra dan algoritma Bellman-Ford ini mempunyai kelebihan dan kekurangan pada saat menjalankan atau mengeksekusi algoritmanya dimana untuk algoritma

herea jual dd lulah Peodapa. re.jadiDya xeqarrsh&amp;

(1) Pembayaran honor kelebihan mengajar dapat dibayarkan dalam batas pagu anggaran yang tersedia dalam DIPA Tahun anggaran 2017 Universitas Andalas.. (2) Dengan

Terkait dengan hal ini Ditjen Dikti meluncurkan kembali program Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa (KPKM) yang merupakan media pertukaran ide, pengetahuan, dan informasi

Sedangkan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah mHmohon kepada Allah supaya Allah mencurahkan perhatiannya kepada Nabi (kepada perkembangan agama), agar merata alam

(3) Dalam hal informasi mengenai rencana Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha telah diketahui pihak lain selain orang dalam, Perusahaan Terbuka yang akan melakukan Penggabungan