MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK
MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU
DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA
(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
ERLINA YOSHEFA NIM : 061334029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai ucapan syukur dan
terimakasih kepada:
Tuhan Jesus dan bunda Maria
Kedua orangtuaku
Kakak dan adikku
Teman-teman, keluargaku, dan
v
MOTTO
Apa saja yang Kau minta dalam Doa, percayalah bahwa Kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan padaMu
†Markus 11:24
Jangan mencari kawan yang membuat Anda merasa nyaman tetapi carilah kawan yang memaksa Anda terus berkembang
≈Thomas J.Watson≈
Manusia tidak dapat melakukan segala yang Baik, tetapi selalu dapat melakukan sesuatu yang Baik, dan inilah yang harus
dilakukan
vi
vii
viii
ABSTRAK
MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK,
DAN PEKERJAAN ORANGTUA
(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Erlina Yoshefa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (2) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (3) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. yang berjumlah 635 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2007, 2008, dan 2009 sejumlah 100 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik
Proportionate Stratified dan Convenience Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda mean (uji t) dan analisis Varian (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (sig 0,172 > 0,05), (2) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (sig 0,829 > 0,05), (3) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua (sig
ix
ABSTRACT
THE INTEREST OF ACCOUNTING STUDENTS TO FOLLOW TEACHER’S PROFESSIONAL EDUCATION PERCEIVED FROM SEX,
GPA AND PARENTS’ OCCUPATION
A Case Study on University Students of Accounting 2007-2009 batch Faculty of Economics Sanata Dharma University
Erlina Yoshefa Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The purpose of this study is to find out the different interest of the Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from: (1) gender, (2) commulative GPA, (3) and parents’ occupation.
The population of this study was 635 University Students of Accounting Faculty of Economics Sanata Dharma University. The samples were 100 students of 2007, 2008, and 2009 batch. The samples were drawn by applying
Proportionate Stratified and Convenience Sampling technique. The data were analysed by the mean difference test (t test) and Varian analisisys (ANOVA).
The result shows that: (1) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from gender (sig 0,172 > 0,05), (2) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceive from commulative GPA (sig 0,829 > 0,05), (3) there isn’t any different interestof Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from parents’ occupation (sig 0,145 > 0,05).
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI
PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK,
DAN PEKERJAAN ORANGTUA”.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik
xi
5. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. selaku Wakil Rektor I, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian;
6. Bapak Drs. Yusef Widya Karsana, Akt., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan
ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
7. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun
saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
8. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik,
maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
9. Dosen-dosen pengampu mata kuliah Program Studi Pendidikan Akuntansi
yang telah meberikan banyak pengetahuan dalam proses perkuliahan;
10.Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu proses kelancaran belajar selama ini;
11.Kedua orangtuaku yang aku sayangi, terimakasih atas bantuannya baik
spiritual maupun materiil, sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan
juga;
12.Kakakku tercinta mbk Titin, terimakasih telah memberikan motivasi dan doa;
13.Adikku Lukas yang tercinta dan yang paling aku sayangi, dan Hendrik
(sepupuku) terimakasih telah memberikan banyak semangat, sehingga skripsi
xii
14.Keluargaku: Simbahku yang tercinta yang selalu mendoakan aku supaya
cepat lulus... (semoga simbah (bude) selalu sehat...dan diberi umur panjang).
Dan terimakasih buat semua Bude, Pakde, Om, tante, dan adik-kakak
(sepupuku) yang selalu menberikan motivasi;
15.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya dan
kebersamaannya...semangat kita semua pasti Bisa;
16.Teman-teman seperjuangan waktu pendadaran: Yosef, Sisil, Beni, Daru, Mbk Ratna, Mas Acong, Mas Lutvi, terimakasih atas dukungannya dan informasinya sehingga kita bisa lulus sama-sama, selain itu buat Tika, Ninin, Nita, Niken, Priska, Johan, Tio, Feri, wahyu, Ardi, Feri CB, terimakasih atas dukungan serta bantuannya dalam memberikan kritik maupun saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya..);
17.Sahabat-sahabatku:
Retno, Mela, Deta, Inggit, Robin, Umi, Eris, Yupita, Siska kecil, Dwi
gedhe (horre akhirnya aku bisa menyusul kalian dan Good Luck buat
kita semua, (semoga kita bertemu kembali saat wisuda...kangen
jalan-jalan bareng)
Mbk Dwi dan Mbk Rini (ayo semangat kalian pasti bisa Doa dan
Usaha itu adalah kuncinya cepet nyusul ya)
Lena dan Yosafat (ayo berjuang menyelesaikan skripsi, cepet nyusul
ya);
xiii
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
xv
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Tinjauan Teoritik ... 8
1. Minat ... 8
2. Pendidikan Profesi Guru ... 13
3. Minat terhadap Pendidikan Profesi Guru ... 21
4. Jenis Kelamin ... 22
5. IPK ... 23
6. Pekerjaan Orangtua ... 25
B Kerangka Berpikir ... 26
C Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 32
D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ... 33
E. Variabel Penelitian ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Pengujian Instrumen ... 39
1. Uji Validitas ... 39
2. Uji Reliabilitas ... 42
xvi
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Deskripsi Data ... 54
B. Analisis Data ... 61
C. Pembahasan ... 68
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Keterbatasan ... 76
C. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN ... 81
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis Kompetensi Lulusan S1 Kependidikan dan Non
Kependidikan ... 19
Tabel 2.2 Kerangka Kurikulum untuk Lulusan S1 Kependidikan dan Non Kependidikan ... 20
Tabel 3.1 Rancangan Strata Proporsional ... 35
Tabel 3.2 Operasionalisasi Minat ... 36
Tabel 3.3 Skor Variabel Minat ... 38
Tabel 3.4 Operasionalisasi Jenis Kelamin ... 38
Tabel 3.5 Operasionalisasi IPK ... 38
Tabel 3.6 Operasionalisasi Pekerjaan Orangtua ... 39
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas ... 41
Tabel 3.8 Pedoman Reliabilitas Instrumen ... 43
Tabel 3.9 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas... 43
Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin ... 54
Tabel 4.2 Interprestasi IPK Mahasiswa ... 55
Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Orangtua ... 55
Tabel 4.4 Intreprestasi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ... 56
xviii
Tabel 4.6 Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan
Profesi Guru ditinjau dari IPK ... 58
Tabel 4.7 Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua ... 60
Tabel 4.8 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas Jenis Kelamin ... 61
Tabel 4.9 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas IPK ... 62
Tabel 4.10 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas Pekerjaan Orangtua ... 63
Tabel 4.11 Hasil Rangkuman Pengujian Homogenitas ... 64
Tabel 4.12 Hasil Pengujian ditinjau dari Jenis Kelamin ... 65
Tabel 4.13 Hasil Pengujian ditinjau dari IPK ... 66
Tabel 4.14 Hasil Pengujian ditinjau dari Pekerjaan Orangtua ... 67
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ... 81
Lampiran 2. Validitas Dan Reliabilitas ... 87
Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 94
Lampiran 4. Deskripsi Data dan Variabel Penelitian ... 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting
bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia
yang pantas dan layak dalam kehidupan masyarakat serta tidak menyusahkan
orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju
mengakui bahwa pendidik atau guru merupakan satu diantara sekian banyak
unsur pembentuk utama calon anggota masyarakat. Berdasarkan sistem
pendidikan nasional saat ini, harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global. Maka tujuan pendidikan nasional sangat
bergantung pada unsur-unsur yang berkaitan dengan sistem pendidikan,
LPTK, Guru, kurikulum, dan lainnya yang saling berkaitan erat satu sama
lain. Misalnya murid yang berkualitas ditentukan oleh guru yang berkualitas
pula yang memiliki kompetensi layaknya seorang guru profesional yang telah
ditetapkan dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan
Dosen bahwa kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional. Dan untuk mendapatkan guru dengan kualifikasi
seperti di atas tentunya sangat ditentukan juga oleh kualitas LPTK yang
sebuah jabatan profesional yang tentunya untuk menuju hal tersebut harus
melalui jalur pendidikan yang sesuai, yakni kependidikan dan keprofesian.
Sehingga ke depan kebutuhan akan guru yang memang memiliki jiwa
pendidik dapat terpenuhi dan tentu akan memberikan pengaruh yang sangat
positif di dunia pendidikan. Tetapi sering kita temui di sekolah-sekolah
adanya guru yang hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, atau kasus
lain adanya guru yang monoton dalam hal pengajaran, metode, dan informasi
yang diberikan cenderung tidak disenangi murid serta tidak mampu
menambah informasi baru bagi muridnya, hal ini karena sangat sedikit guru
yang mau mengembangkan kemampuannya, ada guru yang menjadikan
profesinya itu hanyalah sebuah pelarian karena tidak mampu memiliki
pekerjaan sesuai dengan bidangnya yang dapat dengan mudah mengikuti program akta, sehingga orang yang tidak memiliki jiwa pendidik pun bisa
menjadi guru dengan mudahnya. Dan banyak lagi permasalahan-permasalahan
yang ada terkait dengan kualitas dan profesionalitas guru di negeri ini.
Dalam era globalisasi ini, Pemerintah telah menyelenggarakan suatu
program mengenai pendidikan profesi yaitu dikenal dengan istilah PPG
(Pendidikan Profesi Guru). Pendidikan ini ditujukan untuk mahasiswa yang
berbasis kependidikan dan non kependidikan (FKIP dan Non FKIP). Menurut
buku Panduan Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan atau PPG adalah
sebagaimana diatur dalam UU No. 20 / 2003 tentang SPN, bahwa Pendidikan
Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk
dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional
serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar
nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No.
14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Dengan adanya informasi baru tersebut, maka akan menambah peluang
baru bagi mahasiswa Non FKIP untuk ikut berperan serta dalam dunia kerja
yang menyangkut tentang kependidikan dan dapat dijadikan sebagai informasi
yang penting bagi mahasiswa yang nantinya berminat akan mengikuti
Program Pendidikan Profesi Guru, sehingga diharapkan dapat menghasilkan
calon guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan nasional dan
memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Dengan adanya minat serta berbagai faktor
yang mendukung seperti perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam
hal perhatian, pandangan, cara berpikir dan perasaan akan berpengaruh
terhadap profesi guru (Gilarso, 1995:5). Sehingga dari pendapat tersebut akan
mempengaruhi perbedaan minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan
Profesi Guru. Sedangkan menurut Hurlock (1980:220), besarnya minat remaja
terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan,
kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka
mengarahkan minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru
tidak lepas dari diri mahasiswa itu sendiri yang dapat dilihat dari prestasi
belajar berupa Indeks Prestasi Komulatif (IPK) serta tidak lepas dari faktor
keluarga yaitu yang terkait dengan pekerjaan orangtua.
Faktor IPK menjadi tolak ukur kecerdasan akademik seseorang dalam
bidang tertentu di kampus. IPK yang tinggi pun menjadi sasaran utama
mahasiswa agar memiliki akses yang lebih mudah dalam berbagai hal, dari
melamar beasiswa, program pertukaran pelajar, lamaran kerja di perusahaan
yang bagus, melanjutkan jenjang lanjut hingga untuk “memuaskan” diri
sendiri dan orangtua. Oleh karena itu pekerjaan orangtua merupakan salah atu
faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan
Profesi Guru, dimana bapak atau ibunya ada yang menjadi seorang guru sehingga mahasiswa ingin mengikuti jejak orangtuanya atau mahasiswa suka
dengan anak-anak sehingga hal tersebut mendorong seseorang untuk menjadi
guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain disebutkan beberapa
alasan kenapa berminat menjadi calon guru yaitu: ikut membantu negara,
merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak, dan tidak banyak
menyita waktu. Selain itu juga banyak hal yang bisa mempengaruhi siswa
menjadi guru yaitu dikarenakan peluang kerja menjadi guru masih banyak,
tenaga guru masih dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak.
Tidak jarang peran serta orangtua juga berpengaruh terhadap pilihan
dan keinginan mahasiswa, karena dukungan dari orangtua adalah modal
menjadi panutan dan masih dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mengembangkan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan yang ada,
sehingga bagi mahasiswa Non FKIP yang memiliki bakat dan minat menjadi
guru mereka dapat mengikuti Pendidikan Profesi Guru dengan tujuan agar
menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh
sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat
pendidik (sesuai UU No. 14/2005). Dari realita tersebut maka diperlukan
sebuah dukungan dari orangtua akan masa depan anaknya dalam meneruskan
pendidikan yang lebih tinggi agar bisa menghadapi persaingan global.
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
mengenai ”MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK
MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA”.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian tentang
minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin?
2. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK?
3. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan
Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis
kelamin.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan
Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan
Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
beberapa pihak antara lain:
1. Bagi Mahasiswa: Khususnya mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan
Jurusan Akuntansi yakni dapat dijadikan sebagai pengetahuan mengenai
Program Pendidikan Profesi Guru.
2. Bagi Universitas: Penulis berharap laporan penelitian ini dapat menjadi
masukan yang bermanfaat bagi Universitas, selain itu juga menambah
referensi perpustakaan.
3. Bagi LPTK: Penulis berharap LPTK untuk terus memberikan informasi
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik 1. Minat
a. Pengertian Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Mulyasa (2003:39) minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Winkel (1984:25) menyebutkan minat adalah kecenderungan
yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Perasaan senang
akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang
positif, seperti rasa puas, rasa gembira, dan rasa simpati. Sedangkan
penilaian yang negatif akan terungkap dalam ”perasaan tidak senang”
(rasa enggan, rasa benci, dan rasa takut).
Sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk
mengetahui dan mempelajari obyek yang diinginkan itu sebagai
wawasan pengetahuan bagi dirinya, orang tersebut akan melakukan tindakan yang nyata untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu
yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Oleh karena itu, minat
cita-citakan, merupakan hasil kesesuaian antara kondisi dan situasi dengan
kebutuhan yang ia harapkan.
Menurut Fudyartanta (2002:36) minat adalah kesadaran
seseorang bahwa sesuatu objek, seseorang, suatu soal, atau situasi
mengandung sangkut paut dengan dirinya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas tentang minat maka
disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan menetap yang
didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang pada suatu
objek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada
kegiatan yang berkaitan dengan objek tersebut.
b. Macam-macam Minat
Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat (Carl Safran, B.Sc., M.Ed, Ed.D., th.1985, hal. 4) dalam Dewa Ketut (1988:
61):
1) Minat yang diekspresikan (Expressed interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan
kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa
ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara,
dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang
logam.
2) Minat yang diwujudkan (Manifest interest)
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata
dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta
menjadi anggota klub musik, drama, sains, matematika.
3) Minat yang diinventarisasikan (Inventoried interest)
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab
terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk
kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini
sering disebut inventori minat.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Giyatama (1990:6) minat dapat digolongkan menjadi dua
yaitu sebagai berikut:
1) Secara Intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam
individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat
timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat,
jenis kelamin, dan intelegensi.
(a) Sikap
Sikap adalah kencenderungan dalam subyek menerima atau
menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu,
sebagai obyek yang berharga/baik. Dalam sikap terhadap aspek
(b)Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses
sensoris (Walgito, 2005:99).
(c) Prestasi belajar
Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang
yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan
menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam
sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara
nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu
tes (Winkel, 1986:48). Menurut Syah (1997:141), prestasi
belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu. (c) Bakat
Setiap individu memiliki bakat yang berbeda. Bakat merupakan
kemampuan anak yang dibawa sejak lahir (Suryabrata
(d)Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam
identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan (Mahmud,
1990:63).
(e) Intelegensi
Kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di
dalamnya berpikir main peranan (winkel, 1984:24).
2) Secara Ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat
pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain
karena latar belakang ekonomi, minat orangtua, dan teman sebaya.
(a) Latar belakang ekonomi
Keadaan sosio-ekonomis menunjuk pada kemampuan finansial
siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa, keadaan
ini dapat bertaraf baik-cukup-kurang. Keadaan sosio-ekonomis
keluarga yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang
menghambat dalam belajar; siswa berpikir “mengapa belajar
rajin, semua kebutuhan toh akan dipenuhi” sebaliknya siswa
yang berasal dari lingkungan yang lemah ekonominya kerap
bersama dengan anak-anak yang kaya minder (winkel,
1984:32).
(b)Minat orangtua
Sikap orangtua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan
dalam dua hal. Pertama, orangtua mendesak anak untuk tertarik
pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi,
tanpa mempedulikan minat dan sikap anak, dan kedua, mereka
menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu
karena dianggap tidak menguntungkan (Elizabeth B. Hurlock,
1978:144).
(c) Minat teman sebaya
Semua anak menemukan bahwa suatu kondisi yang sangat
membantu penerimaan sosial adalah minat yang sama dengan
anggota kelompok teman sebaya (Elizabeth B. Hurlock,
1978:144).
2. Pendidikan Profesi Guru (PPG)
a. Pengertian Profesi Guru
Menurut Uno (2007:15) guru merupakan suatu profesi, yang
berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru
pendidikan. Sedangkan menurut Suparlan (2006:31) bahwa guru
memiliki tugas yang paling sulit, karena pekerjaannya membuat
peserta didik memahami, Suparlan membedakan pengertian mendidik,
membimbing, mengajar, dan melatih secara terminologis akademis
sebagai berikut:
1) Mendidik
Dalam mendidik, guru lebih berperan sebagai panutan yang
memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladan
siswa. Sikap dan perilaku guru baik di dalam maupun di luar kelas
secara tidak langsung merupakan alat pendidikan yang akan
membentuk kepribadian siswa di masa mendatang. Contoh dan
keteladanan dalam bersikap dan berperilaku, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah,
sosial, dan sopan santun terhadap sesama menjadi bahan ajar yang
akan ditiru oleh siswanya.
2) Membimbing
Dalam membimbing, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk
membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa
dapat menepikan faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat
mengganggu proses pembelajaran di dalam dan di luar sekolah,
serta memberikan arahan dan pembinaan karir siswa sesuai dengan
3) Mengajar
Dalam mengajar, guru harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang disiplin ilmu yang diampu untuk ditransfer kepada siswa.
Guru harus menguasai materi, menguasai penggunaan strategi dan
metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan
bahan ajar dan menentukan alat evaluasi yang digunakan untuk
menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas, dan
dasar-dasar pendidikan.
4) Melatih
Dalam melatih, guru diharapkan memberikan banyak kesempatan
pada siswa untuk menerapkan konsep atau teori dalam praktik yang
akan digunakan langsung dalam kehidupan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya
kepada siswa untuk mempraktikkan berbagai jenis keterampilan
yang mereka butuhkan.
Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu
kompleknya, maka profesi ini memerlukan persyaratan antara lain
dikemukakan sebagai berikut (Usman Uzer, 1995:15):
1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori
ilmu pengetahuan yang mendalam.
2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya.
4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan
yang dilaksanakannya.
5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika
kehidupan. (Drs. Moh. Ahli, 1985).
Menurut Nurdin (Sudarman, 2008:101), profesi diartikan
sebagai suatu pekerjaan yang mensyaratkan persiapan spesialisasi
akademik dalam waktu yang relatif lama di perguruan tinggi, baik
dalam bidang sosial, eksakta maupun seni, dan pekerjaan itu lebih
bersifat mental intelektual daripada fisik manual, yang dalam
mekanisme kerjanya dikuasai oleh kode etik. Sedangkan pekerjaan
profesional adalah pekerjaan yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya, maka semakin tinggi pula derajat profesi yang
diembannya. Tinggi rendahnya pengakuan profesioanalisme sangat
bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuh.
b. Pengertian Pendidikan Profesi Guru
Menurut UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian maka Pendidikan
Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan
untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang
guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh
sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh
sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
d. Tujuan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Mengacu pada UU No. 20/2003 Pasal 3, tujuan umum program
PPG adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan tujuan khusus
program PPG seperti yang tercantum dalam Permendiknas No 8 Tahun
2009 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki
kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan
pembimbingan, dan pelatihan peserta didik, serta melakukan
penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara
berkelanjutan.
e. Kurikulum Pendidikan Profesi Guru
Menurut Panduan PPG, dalam menyusun kurikulum PPG perlu
UU no 14/2005 tentang Guru dan Dosen, yakni kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional, yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun
demikian pengelompokan kompetensi ini tidak dapat dijadikan sebagai
pengelompokan mata kuliah, oleh karena kompetensi ini merupakan
hasil akhir dari proses pendidikan, dan kompetensi-kompetensi itu
dapat tertampung dalam beberapa mata kuliah, misalnya mata kuliah
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia,
dan bahasa inggris dapat menampung kompetensi kepribadian dan
sosial.
Dengan demikian dalam penyusunan kurikulum PPG
kompetensi yang ingin dicapai dapat disederhanakan menjadi kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi
akademik adalah seluruh bekal yang bersifat basis keilmuan dari
kegiatan mendidik yang akan diaplikasikan secara otentik dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan di lapangan. Sedangkan
kompetensi profesional adalah seluruh kemampuan mengaplikasikan
prinsip-prinsip keilmuan dalam praktik nyata di sekolah yang memiliki
struktur, yang terdiri atas orientasi, latihan terbimbing, latihan mandiri,
mengatasi masalah-masalah belajar siswa, dan berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan non mengajar yang terjadi di sekolah.
Pada program PPG untuk lulusan S-1 kependidikan perlu
pedagogy (pendidikan bidang studi) dan program pengalaman lapangan (PPL) kependidikan, sedangkan pada program PPG pasca
S1/D-IV Non kependidikan diberikan mata kuliah mengenai
kompetensi akademik pendidikan (pedagogik), bidang studi dalam
bentuk subject specific pedagogy (pendidikan bidang studi), dan latihan mengajar atau program pangalaman lapangan (PPL). Hasil
analisis itu dapat dikemukakan seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Analisis Kompetensi Lulusan 1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan
No Kompetensi Lulusan S-1 Kependidikan
Lulusan S-1/D-IV Non kependidikan
1 Akademik Telah menguasai konsep dan landasan kependidikan
Memahami peserta didik dengan baik
Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran Telah menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya Belum menguasai konsep dan landasan kependidikan
Belum memahami peserta didik karena tidak diprogramkan dalam pembelajaran
Telah menguasai bidang studi secara mendalam tetapi belum mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran Belum menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya 2 Profesional Telah memiliki
walaupun belum sempurna
dalam
pembelajarannya
Berdasarkan perbedaan kompetensi lulusan S-1 kependidikan
dan S-1 /D-IV Non kependidikan tersebut dilakukan kajian kurikulum
yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Kerangka Kurikulum untuk Lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan
Program Pendidikan Profesi Guru No Kompetensi Lulusan S-1
Kependidikan
Lulusan S-1/D-IV Non kependidikan
1 Akademik Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy)
Kajian tentang teori pendidikan dan pembelajaran
Kajian tentang peserta didik
Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy) Pembentukan kompetensi
kepribadian pendidik 2 Profesional PPL kependidikan PPL kependidikan
f. Persyaratan Pendidikan Profesi Guru
Adapun persyaratan calon peserta PPG adalah sebagai berikut
(Tn, 2010 dalam http://sakobere.blogspot.com/2010/04/dibuka-kesem
atan-pendidikan-profesi.html) [10 April 2010]:
1) Memiliki kualifikasi akademik minimal S.1/D.IV yang dibuktikan
(apabila Perguruan Tinggi jauh dari lokasi guru dapat dilegalisasi
oleh kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota).
2) Guru TK/SD/SMP/SMK/SLB baik guru PNS maupun guru bukan
PNS yang mengajar di sekolah negeri atau swasta dibuktikan
dengan surat keterangan dari kepala sekolah.
3) Guru bukan PNS adalah guru tetap yayasan dengan masa kerja
minimal 5 tahun, dan memiliki nomor unik pendidik dan tenaga
kependidikan (NUPTK).
4) Usia maksimum 50 tahun.
5) Diijinkan oleh kepala sekolah dibuktikan dengan Surat Ijin Belajar
dan diketahui oleh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota.
6) Tidak ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio dibuktikan dengan surat keterangan
dari kepala sekolah.
7) Biaya PPG bagi guru dalam jabatan dibebankan pada para peserta.
8) Tunduk pada peraturan tentang pelaksanaan PPG bagi guru dalam
jabatan.
3. Minat terhadap Pendidikan Profesi Guru
Telah diuraikan di atas bahwa minat adalah suatu kecenderungan
menetap yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang
pada suatu objek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi
minat yang dimaksud adalah perasaan senang atau ketertarikan seseorang,
perhatian dan partisipasi pada Pendidikan Profesi Guru, khususnya pada
mahasiswa Non FKIP yaitu mahasiswa Jurusan Akuntansi.
Mahasiswa yang memiliki minat terhadap Pendidikan Profesi Guru
tentu memiliki perasaan senang terhadap tugas dan tanggung jawab
sebagai seorang guru. Winkel (1984:25) menyebutkan minat adalah
kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada
bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Sehingga mahasiswa yang berminat pada Pendidikan Profesi Guru tentu
akan memberikan perhatian yang lebih pada tugas dan tanggung jawab
seorang guru dalam dunia pendidikan. Perhatian nampak dari adanya rasa
ingin tahu mahasiswa untuk mempelajari dan memahami bahkan ikut serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan bidang pendidikan atau
kegiatan mahasiswa baik di dalam maupun di luar yang berhubungan
dengan bidang pendidikan.
4. Jenis Kelamin
Menurut Mahmud (1990:63) jenis kelamin adalah suatu komponen
yang kritis dalam identititas seseorang. Sejak lahir, anak laki-laki dan anak
perempuan dibiasakan berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan
masyarakat sehubungan dengan perilaku mana yang semestinya untuk
laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi anak perempuan.
sedangkan sikap seperti lemah lembut, ramah, dan empatik dianggap
feminin.
Ada anggapan bahwa tekanan-tekanan untuk berperilaku sesuai
dengan cara-cara yang tepat bagi pria atau wanita semakin meningkat pada
masa remaja, khususnya pada remaja putri. John mill dan mary allen lynch
(1983), dari penelitiannya memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Remaja putri menjadi lebih self-conscious (perasa terhadap diri
sendiri) dan lebih banyak mengalami gangguan dalam citra diri
ketimbang remaja-remaja pria.
b. Remaja-remaja putri lebih menonjol dalam prestasinya di bidang
ketrampilan-ketrampilan verbal (kata-kata), sedangkan remaja-remaja
pria di bidang ketrampilan spasial (ruang).
c. Remaja-remaja putri menjadi lebih suka membentuk
persahabatan-persahabatan yang kental.
Tetapi satu hal yang jelas ialah bahwa remaja pria yang tidak
berperilaku cukup maskulin dan remaja putri yang tidak berperilaku cukup
feminin akan kurang populer dan kurang diterima oleh teman-temannya
yang sejenis kelamin dan yang bukan sejenis kelamin.
5. Indeks Prestasi Komulatif (IPK)
Menurut Winkel (1996:162) prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru. Prestasi belajar sering dikaitkan dengan tes hasil
belajar atau tes prestasi.
Prestasi akademik atau prestasi belajar biasanya diukur dari nilai
sehari-hari hasil tes hasil belajar dan lamanya bersekolah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi akademik selama masa remaja adalah
(Dimyati Mahmud, 1990:83):
a. Status sosial ekonomi orangtua.
b. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual
dan motivasi.
c. Perbedaan sosial ekonomi dan kesempatan.
Prestasi belajar dalam lingkungan perguruan tinggi disebut dengan
istilah prestasi akademik. Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam
studi yang berupa nilai-nilai yang tercermin pada indeks prestasi (IP).
Indeks prestasi (IP) adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang
dinyatakan dengan bilangan yang ditulis sampai dengan dua angka
dibelakang koma. Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar
kredit (K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang
direncanakan, sedangkan indeks prestasi komulatif (IPK) adalah nilai akhir
6. Pekerjaan Orangtua
Menurut Sutikno (1988:30) pekerjaan adalah sekumpulan
kedudukan yang memiliki kesamaan kewajiban atau tugas-tugas pokok.
Satu pekerjaan dilakukan oleh satu orang atau beberapa orang yang
menduduki jabatan tersebut diberbagai tempat. Pekerjaan orang tua adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan setiap
bulan di suatu instansi pemerintahan, swasta, atau wiraswasta.
Menurut Dewi (2004:32) pekerjaan dapat dibedakan menjadi dua
(2) jenis, yaitu:
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimilki oleh
seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini
adalah tetap.
b. Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau
dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh
penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat dari
pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
Pekerjaan dalam penelitian ini dikhususkan pada pekerjaan
orangtua sebagai guru dan bukan guru. Orangtua memiliki pengaruh yang
kuat kepada anaknya. Ibu (orangtua) adalah tokoh yang mendidik
mempengaruhi anaknya dalam setiap aktivitasnya (Gunarsa, 1986:153).
Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Hurlock (1980:
118) bahwa anak akan meniru sikap dan perilaku orangtuanya.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti
Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang dimaksud adalah mahasiswa laki-laki dan
perempuan. Secara psikologi dan fisiologis ternyata laki-laki dan
perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Pengaitan dan
pembatasan kesempatan berjabatan tertentu pada jenis kelamin pria atau
wanita dan lingkup kebudayaan atau golongan sosial akan membawa akibat terhadap cara masyarakat luas berpikir tentang dunia kerja.
Sifat kepribadian yang dimiliki antara pria dan wanita
berbeda-beda. Perbedaan kepribadian ini akan membawa akibat terhadap cara
masyarakat berfikir luas tentang dunia kerja. Seorang perempuan lebih
mempunyai sifat keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih
feminim. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat maskulin, kasar dan lebih
perkasa. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku mutlak karena ada laki-laki
yang bersifat keibuan, lemah lembut, berperasaan, dan lebih feminim.
Sedangkan ada perempuan yang bersifat maskulin, kasar dan lebih
perkasa. Perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal
persepsi seseorang tentang profesi guru yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi
Guru.
Ada anggapan bahwa profesi guru lebih cocok untuk perempuan,
karena perempuan mempunyai sifat keibuan, lemah lembut, berperasaan
dan lebih feminim sehingga perempuan lebih peka terhadap kebutuhan
belajar siswa maupun masalah-masalah yang menyangkut kepribadian atau
psikologi siswa. Faktor lain berkaitan dengan anggapan bahwa profesi
guru merupakan profesi yang aman bagi perempuan, karena perempuan
dapat menjadi guru sambil menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah
tangga. Tugas seorang ibu adalah mendidik anak maka secara tidak
langsung perempuan juga mendidik siswa-siswanya seperti anak-anak sendiri oleh karena itu secara alamiah anak lebih dekat dan mudah
berkomunikasi dengan ibunya. Realitas ini terbawa masuk sampai ke
sekolah, sehingga di sekolah seorang murid menemukan “ibunya” yang
kali ini menjadi guru baginya.
Profesi guru kurang cocok untuk laki-laki karena sifat laki-laki
maskulin, kasar, dan lebih perkasa, sehingga kurang peka terhadap siswa
dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan
2. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti
Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK
Prestasi belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu hasil
yang dicapai. Prestasi belajar mahasiswa nampak dalam hasil studi yang
berupa nilai-nilai yang tercermin dalam Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
Perbedaan tinggi rendahnya IPK mahasiswa dapat mempengaruhi cara
pandang mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Mahasiswa yang
memiliki IPK tinggi cenderung mempunyai kemampuan dan pengetahuan
yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki IPK rendah karena
mahasiswa yang memiliki IPK tinggi cenderung memiliki gairah belajar
yang tinggi dan mempunyai pengetahuan yang luas. Oleh karena itu
mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK tinggi cenderung berminat setelah lulus kuliah akan lebih memilih untuk bekerja sebagai
Akuntan atau Profesi Akuntan dalam lingkup pekerjaan yang dilakukan
oleh Akuntan sebagai Akuntan Publik seperti pekerjaan Audit, Akuntansi
Pajak, Konsultan manajemen, dll, karena tidak sedikit dari mahasiswa
yang memiliki IPK tinggi kemudian direkrut sebuah perusahaan saat lulus
dari bangku kuliah dan mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin,
memperoleh harta kekayaan yang banyak, dan memiliki kekuasaan yang
cukup. Sedangkan mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK
rendah akan cenderung mempunyai minat untuk mengikuti Pendidikan
Profesi Guru, karena beranggapan Profesi Guru akan menciptakan peluang
3. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti
Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua
Pekerjaan orangtua adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
orangtua untuk mendapatkan penghasilan. Setiap orangtua mahasiswa
memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini pekerjaan
dibedakan menjadi guru dan bukan guru dengan pertimbangan bahwa
mahasiswa memiliki minat yang berbeda untuk mengikuti Pendidikan
Profesi Guru. Jenis pekerjaan orangtua secara tidak langsung berkaitan
erat dengan pola pengasuhan anak sehingga ikut mempengaruhi pola
pendidikan di dalam rumah. Sikap mental orangtua mahasiswa yang satu
berbeda dengan sikap mental mahasiswa yang lain tergantung dari jenis
pekerjaan orangtuanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap cara pandang mahasiswa terhadap suatu pekerjaan. Sebagai seorang guru tentu sikap
mentalnya berbeda dengan yang bukan guru. Orang tua yang bekerja
sebagai guru akan memiliki pola pengasuhan atau mendidik anak
layaknya seperti guru. Orangtua lebih sabar dalam membimbing anaknya
dan orangtua akan memperlakukan anak seperti siswa di sekolah yang
akan terus dibimbing dengan penuh kesabaran. Orangtua yang
pekerjaannya bukan guru akan mempunyai pola asuh yang berbeda dengan
seorang guru, secara tidak langsung orangtua yang bukan seorang guru
akan mempunyai pola asuh atau mendidik anak terpengaruh oleh jenis
Sikap mental yang dimiliki oleh para orangtua baik guru maupun
bukan guru, akan ditularkan ke anak lewat pola asuh. Pola asuh yang
diberikan kepada anak sangat berbeda dengan mentalitas yang dimiliki
oleh orangtua, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap mental anaknya
dalam memandang lingkungan sekitarnya. Dengan demikian tidaklah
mustahil apabila seorang anak mengikuti pekerjaan orangtuanya, sehingga
akan menimbulkan kecenderungan bahwa anak dari keluarga guru
mengikuti jejak orangtuanya menjadi guru. Hal ini memperkuat dugaan
bahwa orangtua mahasiswa yang pekerjaannya sebagai guru, cenderung
akan berpengaruh terhadap keinginan mahasiswa untuk tertarik dalam
profesi guru dan berharap bisa menjadi guru yang profesional dengan
mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Sebaliknya orangtua mahasiswa yang pekerjaannya bukan guru cenderung akan berpengaruh terhadap keinginan
mahasiswa untuk kurang berminat dalam profesi guru karena mahasiswa
menganggap profesi guru adalah profesi no 2 dan tidak dapat menjamin
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir, maka peneliti dapat mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin.
2. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK.
3. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif, sehingga penelitian didasarkan
hanya pada satu prodi (Jurusan Akuntansi) yang akan diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kampus Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan November tahun
2010-Januari tahun 2011
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian adalah:
Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian adalah minat mahasiswa, jenis kelamin, IPK, dan
D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel 1. Populasi
Menurut Zuriah (2006:116) populasi adalah suatu data yang
menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan. Dalam penelitian ini populasinya bersifat heterogen, yakni
populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya. Sehingga populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai
contoh (master) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Oleh karena itu, sampel dalam sebuah penelitian timbul disebabkan karena
2 (dua) hal berikut:
a. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat besarnya
jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
b. Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan
kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas (Sutrisno Hadi,
1987:70)
Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Sumarno,
2003: 102):
2
1 Ne
N n
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolelir, misalnya 1%. Batas kesalahan yang ditolerir
ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%,
5%, atau 10%.
86 % 1 . 635 1
635
2 =
+ =
n (pembulatan)
Dari hasil rumus Slovin di atas maka jumlah sampel tersebut
sebanyak 86 mahasiswa. Tetapi dalam penelitian ini jumlah sampel yang
akan diambil menjadi 100 mahasiswa, dengan pertimbangan bahwa
semakin banyak jumlah sampel, diharapkan bisa memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik.
3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Proportionate Stratified dan Convenience Sampling. Teknik Proportionate Stratified digunakan karena populasinya mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Teknik
pengambilan sampel Convenience Sampling dilakukan dengan cara
memilih responden yang kebetulan ditemui pada saat penelitian. Teknik
pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk menyempurnakan
penggunaan sampel berstrata. Ada kalanya banyaknya subjek yang
sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap srata ditentukan
seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing
strata. Setelah itu masing-masing strata atau lapisan diambil sampel sesuai
dengan jumlah populasi masing-masing strata.
Tabel 3.1
Rancangan Strata Proporsional
Angkatan Jumlah mahasiswa Perbandingan tiap
angkatan
2007 92 0,283
2008 136 0,418
2009 97 0,299
Total (N) 325 1,000
Dari tabel di atas maka tiap angkatan akan diambil berdasarkan
jumlah sampel dikalikan dengan perbandingan tiap angkatan sebagai
berikut :
Angkatan 2007 : 100 x 0,283 = 28 (pembulatan)
Angkatan 2008 : 100 x 0,418 = 42 (pembulatan)
Angkatan 2009 : 100 x 0,299 = 30 (pembulatan)
Total = 100
E. Variabel Penelitian 1. Pengelolaan variabel
Variabel Penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang
a. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya bergantung dari nilai
variabel lain. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah : minat
mahasiswa Jurusan Akuntansi
b. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak bergantung
dari variabel lain. Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
1) Jenis kelamin
2) IPK
3) Pekerjaan orangtua
2. Operasional Variabel
a. Variabel Minat
Tabel 3.2 Operasionalisasi Minat Dimensi Indikator Pernyataan Positif (Nomor item dalam kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor item dalam kuesioner)
Tertarik 1) Ketertarikan
membaca artikel yang berkaitan dengan PPG 4) Ketertarikan untuk mengikuti seminar-seminar kependidikan 5) Ketertarikan untuk mengikuti PPG karena dorongan sekitar 7 8,9
Memperhatikan 1) Perhatian
terhadap PPG 2) Mencari informasi tentang PPG 3) Perhatian terhadap cara mengajar dosen 10 11,12 13
Senang 1) Perasaan
senang yang berasal dari teman sebaya 2) Perasaan senang yang berasal dari keluarga 3) Perasaan senang karena peluang kerja yang lebih besar 14 15 16,17 Jumlah 17
Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan
lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai
berikut: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS),
sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.3 Skor Variabel Minat
Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
b. Variabel Jenis Kelamin
Jenis kelamin dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu
laki-laki dan perempuan yang kemudian diberi skor:
Tabel 3.4
Operasionalisasi Jenis Kelamin
c. Variabel IPK
Tabel 3.5 Operasionalisasi IPK
Sumber: Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 (halaman 18).
Jenis Kelamin Skor
Laki-laki 1 Perempuan 2
d. Variabel Pekerjaan Orangtua
Tabel 3.6
Operasionalisasi Pekerjaan Orangtua
Pekerjaan Skor
Guru 1
Bukan guru 2
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).
Dalam penelitian ini digunakan angket kuesioner minat mahasiswa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya (Suharsimi, 1993:126).Metode
ini dilakukan untuk melengkapai data-data yang telah dikumpulkan oleh
peneliti.
G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
144). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang
tinggi, sebaliknya jika kevalidan suatu instrumen rendah menunjukkan
bahwa instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat,
yaitu apabila butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang
dari fungsi instrumen. Penelitian ini menggunakan korelasi product
moment untuk mencari validitas item yaitu dengan mengkorelasikan antar
butir soal dengan skor total. Rumus Product moment sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2003:425-426):
(
)( )
(
)
(
(
)
⎭⎬⎫ ⎩⎨ ⎧ − ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − =∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N rxy Keterangan: xy r
=Koefisien antara X dan Y
N =Jumlah subyek
X =Skor masing-masing butir uji coba
Y = Skor total butir uji coba
∑
X=Jumlah skor butir
∑
Y =Jumlah skor total butir
∑
XY =Jumlah hasil perkalian skor butir dan
skor total
=
∑
2X
=
∑
2Y
Jumlah kuadrat skor total butir.
Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya
tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien
korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi
5%. Jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel, maka butir soal tersebut
valid. Sebaliknya apabila harga rhitung lebih kecil dari rtabel, berarti soal
tersebut tidak valid.
Kesimpulan hasil pengujian validitas diperoleh dengan
membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Jumlah data (n) sebanyak 30
responden dan α = 5% diperoleh rtabel sebesar 0, 361. Berdasarkan hasil
pengujian validitas dari 25 item pertanyaan, ada 17 item yang valid atau
sahih dan 8 item yang dinyatakan gugur atau tidak valid yaitu item 11, 12,
16, 17, 18, 19, 20, dan 21. Item yang tidak valid kemudian dihilangkan.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru
No. Item
r
hitung
r
tabel KeteranganItem1 0, 706 0, 361 Valid
Item2 0, 746 0, 361 Valid
Item3 0, 742 0, 361 Valid
Item4 0, 698 0, 361 Valid
Item5 0, 644 0, 361 Valid
Item6 0, 798 0, 361 Valid
Item7 0, 561 0, 361 Valid
Item8 0, 501 0, 361 Valid
Item9 0, 740 0, 361 Valid
Item10 0, 523 0, 361 Valid
Item13 0, 443 0, 361 Valid
Item15 0, 369 0, 361 Valid
Item22 0, 574 0, 361 Valid
Item23 0, 729 0, 361 Valid
Item24 0, 693 0, 361 Valid
Item25 0, 656 0, 361 Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002:154). Instrumen dikatakan
reliabel apabila insrumen tersebut merupakan ketetapan atau kondisi
konsisten artinya jika instrumen tersebut dikenakan pada obyek yang sama
pada waktu yang berbeda hasilnya akan relatif sama atau tetap. Instrumen
pada penelitian ini berupa angket maka pengujian reliabilitas akan diukur
dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: (Arikunto, 2002:171)
(
)
⎥⎥⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −=
∑
21 2 11 1 1 σ σb k k r Keterangan: 11
r = reabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2b
σ = jumlah varians butir
2 1
σ = varians total
Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
koefisien Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnaly, dalam Imam Ghozali,
menentukan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, maka pedoman yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Pedoman Reabilitas Instrumen
No Koefisien Alpha Kriteria Penilaian
1 0,80 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,60 – 0,79 Tinggi
3 0,40 – 0,59 Cukup
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 <0,20 Sangat tinggi
Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kesimpulan Hasil Uji reliabilitas
Variabel yang diukur
r
hitung
r
tabel StatusMinat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi
Guru
0, 928 0, 6 Reliabel
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 12. Reabilitas variabel minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru dilakukan dengan pendekatan atau
teknik Alpha Cornbach. Setelah diuji koefisien alfa sebesar 0,928 yang berarti lebih besar dari 0,6, dengan demikian instrumen yang digunakan
untuk mengukur minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti
H. Teknik Analisis Data 1. Deskriptif Data
Deskriptif data dimaksudkan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan data hasil observasi yang diperoleh di lapangan yang
meliputi karakteristik responden, variabel minat, jenis kelamin, IPK, dan
pekerjaan orangtua.
Rumus yang digunakan adalah:
% = %100 x Nn
Keterangan:
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah total responden
% = Persentase
Untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel yang
pengumpulan ditanya dengan menggunakan kuesioner (angket), setiap
indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan
diberi skor yaitu:
a. Skor 5 untuk jawaban SS yang berarti sangat tinggi
b. Skor 4 untuk jawaban S yang berarti tinggi
c. Skor 3 untuk jawaban RR yang berarti cukup
d. Skor 2 untuk jawaban TS yang berarti rendah
2. Uji Normalitas dan Homogenitas
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam
uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu
titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan
terbesar. Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini
adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji
Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Sugiyono, 1999:255):
D =maksimumFo
( )
X1 −Sn( )
X1Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo (X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn ( X1 ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih
besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal.
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan
beberapa buah rata-rata yang berdistribusi normal, berdasarkan sampel
yang telah diambil dari setiap populasi. Uji homogenitas digunakan
untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan
tersebut homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang
dikuadratkan. Uji homogenitas varians digunakan uji F (Sudjana,
2002:250)
terkecil Varians
terbesar Varians
F =
Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga F tabel dengan dk pembilang n-1 dan dk penyebut n-1. Dalam
hal ini berlaku ketentuan bila harga F hitung lebih kecil atau sama
dengan F tabel (F hitung < F tabel) maka dapat disimpulkan bahwa
varians data yang akan dianalisis homogen.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengetahui
perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan
orangtua. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengujian
a. Perumusan Hipotesis
1) Perumusan Hipotesis Pertama
HO : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari
jenis kelamin
Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis
kelamin
2) Perumusan Hipotesis Kedua
HO : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari
IPK
Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK
3) Perumusan Hipotesis Ketiga