• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : ZONA ABDUL AZIS ALFALAH A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : ZONA ABDUL AZIS ALFALAH A"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MI NEGERI TROBAYAN KALIJAMBE SRAGEN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1 pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

ZONA ABDUL AZIS ALFALAH A510130250

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PERAN GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MI NEGERI TROBAYAN KALIJAMBE SRAGEN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Dipersiapkan dan disusun oleh:

ZONA ABDUL AZIS ALFALAH A510130250

Telah dipertahankan di depan penguji Pada hari Jum’at, 09 Juni 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji:

1. Drs. Saring Marsudi, M.Pd ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. Ratnasari Diah U, M.Si, M.Pd ( ) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Murfiah Dewi W, M.Si ( ) (Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta, 09 Juni 2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum NIP. 19650428 199303 1 001

(4)
(5)

1

PERAN GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MI NEGERI TROBAYAN KALIJAMBE SRAGEN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam mengatasi bullying: 1) Mengetahui jenis-jenis bullying, 2) Bagaimana peran guru dalam mencegah bullying

di MIN Trobayan, 3) Bagaimana Peran guru dalam mengatasi bullying di MIN Trobayan, 4) Mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja dalam mengatasi bullying di MIN Trobayan. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, kemudian menarik kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Jenis

bullying yang terdapat di MIN Trobayan yaitu mengejek, memberi panggilan

julukan, menendang, mendorong, memukul, merusak benda-benda milik orang lain, mempermalukan. 2) Peran guru dalam mencegah bullying yaitu memberikan nasehat secara individual dan klasikal, membangun kesadaran dan pemahaman tentang

bullying dan dampaknya, bekerjasama dengan orang tua, mengisi waktu luang

dengan hal yang positif, bekerjasama dengan guru-guru mata pelajaran guna melakukan pengawasannya. 3) Peran guru dalam mengatasi bullying yaitu memanggil siswa yang terlibat dalam kasus bullying, mengintrogasi, memberikan nasehat, memberikan penanaman nilai agama, dihadapkan dengan kepala sekolah dan jika diperlukan bisa memanggil orang tua 4) Kesulitan atau hambatan yang dialami dalam mengatasi bullying yaitu peran aktif orang tua siswa yang masih kurang, sulitnya merubah watak siswa, mudahnya siswa mengulangi perilaku

bullying, banyak orang tua yang belum memahami tugas dan kewajibannya selaku

orang tua terhadap pola asuh dirumah.

Kata kunci: Peran Guru Kelas, Penanganan, Bullying

Abstract

This study aims to determine the role of teachers in overcoming bullying: 1) Know the types of bullying. 2) What is the role of teacher in preventing bullying in MIN Trobayan.3) How is the role of teacher in overcoming bullying in MIN Trobayan.4)

Knowing any difficulties in overcoming bullying in MIN Trobayan. Data collection

techniques by interview, observation and documentation. Data were analyzed by

data reduction, data presentation, then draw conclusion. Technique examination of

data validity by using source triangulation and technique. The results show that: 1) The bullying type contained in MIN Trobayan is mocking, giving nicknames, kicking, pushing, hitting, destroying objects belonging to others, disgrace. 2) the role of teachers in preventing bullying by providing individual and classical advice, building awareness and understanding of bullying and its impacts, working with parents, filling in spare time with positive things, in collaboration with subject teachers for monitoring. 3) the role of teachers in addressing bullying is to call

(6)

2

students involved in cases of bullying, interrogating, giving advice, giving the implantation of religious values, faced with the principal and if necessary can call the parents 4) Difficulties or obstacles experienced in dealing with bullying is the active role of parents who are still lacking, the difficulty of changing the character of students, easy repeating students bullying behavior, many parents who do not understand the duties and obligations as parents of parenting at home.

Keywords: Classroom Teacher Role, Problem solving, Bullying

1. PENDAHULUAN

Pendidikan diperlukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan manusia, sekolah merupakan bagian dari pendidikan. Peran guru kelas mempunyai andil yang cukup besar dalam menciptakan anak didik yang unggul dan berkualitas. Selain tugas pokonya guru sebagai pengajar, guru juga bertugas sebagai pembimbing. Menurut Prayitno (Mulyadi 2016: 394) guru kelas adalah “guru yang bertugas melaksanakan dan mengelola pendidikan di kelasnya.” Guru kelas ini selain mengajar penuh juga melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik dikelas yang menjadi taggung jawabnya.

Wiyani (2012:105) mengungkapkan bahwa sekolah yang damai dapat dikategorikan menjadi 9 kriteria, yaitu: “bebas dari pertikaian dan kekerasan, ketentraman, kenyamanan dan keamanan, perhatian dan kasih sayang, kerja sama, akomodatif, ketaatan terhadap peraturan, internalisasi nilai nilai agama, hubungan yang baik dengan masyarakat”. Kondisi sekolah yang efektif diatas merupakan hal yang menjasi kebutuhan setiap sekolah. Namun dalam kenyataannya terjadi beberapa kasus yang menyebabkan kriteria tersebut tidak tercapai. Misalnya permasalahan

bullying pada siswa, yaitu perbuatan mengejek antar siswa, menghina, mengucilkan,

mempermalukan, memukul, ditendang dan lain sebagainya. Bentuk bentuk bullying

tersebut merupakan hal yang kadang kita jumpai di sekolah. Disini peran guru sangat memegang andil yang cukup besar untuk mengatasi hal-hal tersebut agar tidak terjadi lagi di lingkungan sekolah.

Wiyani (2012:12) mengenai bullying, mengungkapkan bahwa “perilaku agresif atau negative seseorang atau sekelompok orang secara berulang kali yang menyalahgunakan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau fisik”. Hal ini sangat barakibat buruk untuk perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun mental anak. Mengingat

(7)

3

betapa pentingnya penanganan yang dilakukan untuk memutus rantai bullying sejak jenjang sekolah dasar. Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peran Guru Dalam Mengatasi Bullying di MIN Trobayan.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada gambaran suatu peristiwa yang terjadi dilapangan. Menurut Sugiyono (2016: 9) Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivsme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini lokasi yang sebagai tempat penelitian adalah MIN Trobayan, Kalijambe, Sragen. Sumber data meliputi kepala sekolah, guru dan siswa. Peneliti berperan sebagai pengumpul data utama.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam teknik analisis data ini peneliti menggunakan analisis data model interaktif. Analisis data interaktif merupakan teknik analisis dara yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh penelitian kualitatif, yakni reduksi, display data, dan penarikan kesimpulan. Analisis data interaktif ini selalu merujuk pada konsep yang ditawarkan oleh Miles dan Hubberman (1994), yang terdiri dari kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2016: 246-253)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peran Guru dalam Mengatasi

Bullying di MI Negeri Trobayan:

3.1Jenis bullying yang terdapat di MIN Trobayan

Perilaku siswa yang mencerminkan bullying memang banyak terjadi tanpa didasari oleh siswa itu sendiri maupun guru. menurut Sucipto (2012) menjelaskan

(8)

4

beberapa macam tindakan bullying antara lain: bullying psikis, bullying fisik, bullying verbal. Sedangkan menurut Farrington dan Toftl (2009) dalam jurnal Campbell Brett. D. dan Pitch Lisa. A menjelaskan bahwa: “Bullying includes any

verbal, physical, or psychological attack intended to cause fear, anxiety, or harm to

another individual”. Yang artinya: bullying mencakup serangan verbal, fisik, atau

psikologis yang dimaksudkan untuk menimbulkan rasa takut, cemas, atau membahayakan orang lain".

Jenis bullying yang terdapat di MIN Trobayan yaitu bullying verbal: mengejek, memberi panggilan julukan, memanggil nama temannya dengan panggilan nama orang tuanya. bullying fisik: menendang, mendorong, memukul, merusak benda-benda milik orang lain. bullying Psikis: mempermalukan. Bentuk-bentuk bullying yang terjadi di SD ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian Putro (2016) dengan judul “Bullying dan penanganannya pada kelas bawah di SD Muhammadyah 5 Surakarta” hasilnya adalah 1) Bentuk bullying fisik, berupa memukul, mendorong, dan melempar, 2) Bentuk bullying verbal, berupa mengejek dan memanggil nama orang tua siswa dengan tidak semestinya, dan 3) Bentuk bullying psikis atau relasional berupa pengucilan terhadap siswa lain.

3.2Peran Guru dalam Mencegah Bullying di MIN Trobayan

Pencegahan bullying merupakan hal yang sangat penting agar tidak terjadi kasus bullying antar siswa. Seluruh perangkat warga sekolah juga dapat bahu-membahu dalam melaksanakan pencegahan bullying tersebut. Cara pencegahan

bullying di MIN Trobayan tersebut meliputi: memberikan nasehat-nasehat kepada

siswa baik secara individual maupun klasikal keseluruh siswa. membangun kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya kepada semua pihak terutama siswa, bekerjasama dengan orang tua, mengisi waktu luang dengan hal yang positif, seperti solat duha untuk menanamkan karakter, bekerjasama dengan guru-guru mata pelajaran guna melakukan pengawasannya.

Sejalan dengan pendapat dalam Abdullah (2013) di jurnalnya yang berjudul Meminimalisasi Bullying di Sekolah menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bullying di sekolah adalah harus membangun kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya

(9)

5

kepada semua stakeholder sekolah, mulai dari guru, murid, kepala sekolah, orang tua. Juga sesuai penelitian yang dilakukan Mustikasari, (2015) bahwa pencegahan

bullying dengan cara menanamkan pendidikan karaker yaitu melaksanakan solat

dhuha untuk mengisi waktu luang yang positiv.

3.3Peran Guru dalam mengatasi bullying di MIN Trobayan

Dalam mengatasi bullying guru mempunyai perang yang cukup penting. Guru kelas juga bertindak sebagai guru Bimbingan Konseling. Dalam mengatasi

bullying di MIN Trobayan sebagai berikut: memanggil siswa yang terlibat dalam

kasus bullying, mengintrogasi atau menelusuri permasalahan yang sebenarnya, Memberikan nasehat secara individual maupun klasikal, adanya penanaman nilai agama, dihadapkan dengan kepala sekolah dan jika diperlukan bisa memanggil orang tua.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mustikasari, (2015) bahwa cara penanganan bullying adalah dengan cara melakukan pembinaan terhadap anak yang melakukan bullying. pembinaan yang dilakukan pihak sekolah berupa menjelaskan akibat dari tindakan bullying yang dilakukan serta menasehati siswa, mengajarkan cara berteman dengan baik, melakukan intervensi

3.4 Kesulitan atau hambatan yang dialami dalam mengatasi bullying di MIN Trobayan

Dalam mengatasi bullying di tersebut terdapat beberapa hambatan atau kesulitan-kesulitan yang di alami di Sekolah Dasar tersebut diantaranya: Peran Aktif orang tua siswa yang masih kurang, Sulitnya merubah watak siswa, Mudahnya siswa mengulangi perilaku bullying, banyak orang tua yang belum memahami tugas dan kewajibannya selaku orang tua terhadap pola asuh dirumah.

Keluarga mempunyai peran yang cukup penting dalam mendidik anak di rumah, keluarga yang kurang mendukung dan berperan aktif dalam menangani kasus

bullying siswa akan semakin mempersulit peran guru dalam mengatasi bullying yang

melibatkan siswa. Menurut Dellasega dalam Cruickshank, D.R. dkk (2014) menawarkan saran-saran kepada orang tua untuk membantu jika mereka curuga bahwa anak mereka sebagai target bullying sebagai berikut: 1) Pikirkan pencegahan. 2) Dukunglah anak anda. 3) Intervensilah.

(10)

6

Penelitian dari Putro (2016) mendukung hasil penelitian ini tentang hambatan yang dialami dalam menangani bullying antara lain, siswa menjadi semakin melawan atau marah ketika guru bertindak lebih tegas terhadap perilaku siswa, keberadaan orang tua siswa yang selalu merasa anaknya benar, latar belakang siswa dengan cara mendidiknya, peran aktif orang tua siswa yang masih kurang, mudahnya siswa mengulangi perilaku bullying.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini bahwa:

Jenis-jenis atau bentuk bullying yang terjadi di MIN Trobayan terbagi dalam tiga bentuk yaitu bullying verbal: mengejek, memberi panggilan julukan, memanggil nama temannya dengan panggilan nama orang tuanya. bullying fisik: menendang, mendorong, memukul, merusak benda-benda milik orang lain. bullying psikis: Mempermalukan

Peran guru dalam mencegahan bullying yang dilakukan di MIN Trobayan yaitu memberikan nasehat-nasehat kepada siswa baik secara individual maupun klasikal, membangun kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya kepada semua pihak terutama siswa, bekerjasama dengan orang tua, mengisi waktu luang dengan hal yang positif, bekerjasama dengan guru-guru mata pelajaran guna melakukan pengawasannya.

Peran Guru dalam mengatasi bullying di MIN Trobayan adalah memanggil siswa yang terlibat dalam kasus bullying, mengintrogasi atau menelusuri permasalahan yang sebenarnya, memberikan nasehat secara individual maupun klasikal, adanya penanaman nilai agama, dihadapkan dengan kepala sekolah dan jika diperlukan bisa memanggil orang tua.

Hambatan yang dialami dalam mengatasi bullying adalah peran aktif orang tua siswa yang masih kurang, sulitnya merubah watak siswa, mudahnya siswa mengulangi perilaku bullying, banyak orang tua yang belum memahami tugas dan kewajibannya selaku orang tua terhadap pola asuh dirumah.

(11)

7 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Nandiyah. 2013. Mengatasi Bullying di Sekolah. Jurnal: Magistra No.83 Th.XXV. ISSN 0215-9511

Campbell, Brett. D dan Lisa A. Pitch. Bullying. Jurnal. Cark County School Distric. Vol III Issue 1

Cruickshank, D.R dkk. 2014. Perilaku Mengajar: The Act of Teaching. Jakarta: Salemba Humanika

Mulyadi. 2016. Bimbingan konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Prenadamedia Group.

Putro, Lingga Margiyanto. 2016. “Bulyying dan penanganannya pada kelas bawah di SD Muhammadyah 5 Surakarta”. Skripsi. Surakarta: UMS

Mustikasari, Dewi Rahmawati Sucipto. 2012. Bullying dan Upaya

Meminimalisirnya. Jurnal, Psikopedagogia Vol.1, No.1, Juni. ISSN:

2301-6167

Sugiyono. 2016. “Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wiyani, Ardy Novan. 2012. Save Our Children from School Bullying. Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Garba dan Namo (2013) yang meneliti pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan

Oleh karena itu, salah satu tujuan ideal yang dikandung dari penyederhanaan partai politik peserta pemilu adalah untuk mengurangi secara signifikan jumlah suara rakyat yang

pengetahuan, pemahaman, dan pembelajaran yang lebih untuk masyarakat yang cinta akan daerah dan budayanya. Hal ini sebagai ajang pelestarian sekaligus menjaga agar budaya yang

Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan tes.Simpulan penelitian ini adalah penerapan model kooperatif tipe TAI dengan multimedia dapat

Lisätiedot: Tieto saatavilla peruskoululaisista vuodesta 1996, lukiolaisista vuodesta 1999 ja ammattiin opiske- levista vuodesta 2008.. Vuonna 2004 äidin ja isän tupakointia

Saya tidak mengerti apapun Saya tidak mengerti semuanya Saya ingin belajar bahasa Lampung Terima kasih, sudah menolong saya belajar bahasa Lampung.. Saya belajar bahasa Lampung

Analisis korelasi dan keruangan melihat dari hubungan antara kerugian yang di derita akibat bencana dengan pernah terjadi kekeringan, analisis deskriptif digunakan