BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sementara itu capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografis
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’ s/d 8°10’ Lintang Selatan dan 111°50’ s/d 113°30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau Giliketapang dengan luas wilayah 0,6 km².
Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0 - 2500 m diatas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750 - 2500 m diatas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150 - 750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.
2.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah
Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas :
b). Persawahan : 373,13 km²
Sementara Luas wilayah kabupaten probolinggo ditinjau dari luas 24 kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut :
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan
No. Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%) 1.
Jumlah 169.616.65 100%
Sumber : Probolinggo Dalam Angka, 2009
Letak geografis daerah berbatasan dengan : - Utara : Selat Madura
- Timur : Kabupaten Situbondo - Barat : Kabupaten Pasuruan
Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo.
2.1.1.2. Topografi
Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda.
Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu :
a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan
b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m diatas permukaan laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan
laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro.
2.1.1.3. Hidrologi
Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja.
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun.
Tabel 2.2
No. Nama Sungai Panjang Lebar Debit Air
Baku
Lahan Dinas PengairanLokasi Cabang (Km) (M) (Minimum) (Ha)
1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.36 Cabdin. Kraksaan 2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.85 Cabdin. Kraksaan 3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570.00 Cabdin. Kraksaan 4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507.00 Cabdin. Kraksaan 5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173.00 Cabdin. Kraksaan 6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465.00 Cabdin. Kraksaan 7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.30 Cabdin. Kraksaan
8 K. Legundi 12,50 6,00 - - Cabdin.
Probolinggo 9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454.00 Cabdin. Kraksaan 10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786.00 Cabdin. Kraksaan 11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240.00 Cabdin. Kraksaan
12 K. Curah
Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34.00
Cabdin. Probolinggo 13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53.00 Cabdin.
Probolinggo 14 K.
Lumbang/Bayeman 17,50 13,00 ± 75 125.00
Cabdin. Probolinggo
15 K. Blibis 20,00 15,00 - - Cabdin.
Probolinggo 16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213.00 Cabdin.
Probolinggo 17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5-10 183.00 Cabdin.
Probolinggo 18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72.00 Cabdin.
Probolinggo 19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564.00 Cabdin.
Probolinggo 20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697.00 Cabdin.
Probolinggo 21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 - Cabdin.
Probolinggo 22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 - Cabdin.
Probolinggo 23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.98 Cabdin.
Probolinggo
24 Afour Bujel 2,00 5,00 - - Cabdin.
Probolinggo 25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369.00 Cabdin.
Probolinggo
Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2008 & Laporan Akhir Master Plan Air Bersih 2007 Keterangan : -) Tidak ada data
Tabel. 2.3
Danau atau Ranu di Kabupaten Probolinggo
No Nama Danau Luas
(Ha) Lokasi
1. Ranu Segaran* 30.000 Desa Segaran, Kecamatan Tiris 2. Ranu Agung*
Segaran Agung 20.813 Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris 3. Ranu Segaran Duwas* 23.000 Desa Tlogoargo, Kecamatan Tiris 4. Ranu Merah* 18.000 Desa Andungsari
5. Ranu Gedang* 10.000 Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Citakan* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Kembar* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Bintaro* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris 6. Danau Ronggojalu 2.5 Kecamatan Tegalsiwalan
Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2008 & Lembar Koreksi FGD Kec. Tiris 2009 Keterangan : -) Tidak ada data
Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 - 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m.
Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan.
Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 % dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17 % kedalaman air tanahnya antara 60 – 90 m; dan selebihnya 26,27 % mempunyai kedalaman air tanah < 60 m.
2.1.1.3. Klimatologi
Seperti juga daerah tropis lainnya, iklim yang ada berupa iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan April.
curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 75.41 hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27C hingga 32C pada bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5C hingga 15C.
2.1.1.4. Jenis Tanah
Jenis tanah penting untuk diketahui terutama usaha pengembangan budidaya pertanian. Dilihat dari tekstur tanahnya, maka jenis tanah yang mendominasi adalah tanah latosol yang berasal dari tanaman perkebunan, sawah dan hutan tropika. Jenis tanah lainnya adalah alluvial, regosol, andosol, mediteran dan gromossol.
2.1.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4
Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha)
No Peruntukan Luas Prosen
1. Hutan 55.796,68 32,89
2. Tegal 52.801,95 31,13
3. Sawah 38.509,00 22,70
4. Perkampungan/Permukiman 12.904,04 7,60 5. Perkebunan Swasta/Rakyat 2.009,30 1,18 6. Tanah Rusak/Padang Rumput 2.413,96 1,42
7. Tambak 1.320,06 0,77
8. Kebun Campur 1.186,57 0,69
9. Industri 866,56 0,51
10. Hutan Rakyat 625,32 0,37
11. Danau/Rawa 138,00 0,08
12. Lain-lain 1.045,36 0,66
Jumlah 169.616,80 100
Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
persawahan (22,70 %). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60 % dari seluruh luas lahan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5
Luas Kawasan Budidaya (Ha)
No Kawasan Budidaya Luas Kawasan Prosen 1. Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00 2. Kawasan Pertanian & Peternakan 40.081,07 23,63 3. Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79
4. Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90
5. Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00
6. Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76 7. Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93
8. Kawasan Pertambangan 10,00 0,01
9. Kawasan Khusus 1.550,00 0,91
10 Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93 11 Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100
Sumber badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo 2.1.1.6. Kawasan Lindung
Yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6
Rencana Kawasan Lindung Tahun 2011 (Ha)
No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Prosen 1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25 2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08 3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94
4. Sempadan Pantai 625,00 1,73
Jumlah 36.068,03 100
Sumber : Hasil Rencana RTRW
2.1.1.7. Kawasan Rawan Bencana
Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan.
Wilayah rawan bencana alam dan wilayah kritis merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, Angin Gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Beberapa wilayah rawan berancana di Kabupaten Probolinggo dapat diidentifikasi diantaranya, sebagai berikut:
a. Letusan Gunung Berapi
Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi disamping sebagai obyek wisata, juga dapat menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo.
terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo. b. Gerakan Tanah (Longsor)
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris.
c. Banjir
Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar.
d. Daerah Rawan Abrasi Pantai
Kabupaten Probolinggo memimiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai.
Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton.
Tabel 2.7
Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah
No. Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Prosen1 0 - 2 % 48.070,55 28,34
2 2 – 15 % 41.721,36 24,59
3 15 – 40 % 20.968,52 12,36
4 > 40 % 58.856,22 34,69
Jumlah 169.616,65 100
Sumber : badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.7 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69 %) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35 %) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20 %).
2.1.1.8. Potensi pengembangan wilayah
Sesuai dengan RTRW Kabupaten Probolinggo penetapan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo dan skenario pengembangan wilayah, maka ditetapkan rencana pengembangan kawasan strategis prioritas, yaitu: a. Prioritas I : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ecowisata,
Industry guna mendukung pengembangan wilayah barat.
Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian barat mempunyai potensi yang besar karena terdapat beberapa kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian barat yang terdiri dari Kecamatan Tongas, Lumbang, Sukapura, Sumber.
Jalur Pariwisata Nasional-Internasional Tanaman Nasional Bromo Tengger Semeru,
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian barat merupakan prioritas I pengembangan. Pengembangan kawasan strategis bagian barat ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industry.
b. Prioritas II : Pengembangan Kawasan Strategis pada Sistem Perkotaan Pendukung
Sistem perkotaan pendukung merupakan kawasan Perkotaan Kraksaan dan kawasan pusat-pusat pelayanan. Pengembangan kawasan ini meruakan prioritas pengembangan karena kawasan system perkotaan pendukung ini fungsinya sebagai sentra-sentra pengembangan, simpul distribusi pelayanan dan simpul penarik keterkaitan antar antar wilayah. Pengembangan kawasan ini diarahkan sesuai dengan fungsi dan perannya seperti telah dirumuskan rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo.
c. Prioritas III: Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, Industri guna mendukung pengembangan wilayah timur.
Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian timur mempunyai potensi pengembangan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Tiris, Krucil, Gading.
Kawasan wisata Pegunungan Argopuro/Dataran Tinggi Hyang, arung
jeram Sungai Pekalen,
Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Paiton.
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian timur merupakan prioritas III pengembangan. Sama halnya dengan kawasan bagian timur, pengembangan kawasan strategis bagian timur ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ekowisata dan industri.
Selain potensi pertanian, industri dan pariwisata, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi yang besar di sektor perikanan. Potensi perikanan meliputi perikanan laut disekitar laut Pantai Utara dan perikanan darat berupa budidaya tambak. potensi perikanan tersebut juga telah didukung oleh sentra-sentra pengolahan. Tetapi potensi perikanan kurang diperhatikan terutama untuk perikanan laut. Sehingga kawasan perikanan laut dan kawasan tambak disekitar Pantai Utara banyak yang mengalami alih fungsi ke industri, permukiman dan perdagangan. Sehingga pengembangan kawasan strategis minapolitan berupa pengembangan sentra-sentra perikanan sangat diperlukan dan menjadi prioritas pengembangan. Pengembangan kawasan strategis minapolitan meliputi:
Pengembangan kawasan tambak disekitar Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton.
Pengembangan kawasan budidaya laut tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton.
2.1.2 Demografi
Di Kabupaten Probolinggo hingga tahun 2009 jumlah penduduknya mencapai 1.095.370 jiwa yang tersebar di 24 kecamatan. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Paiton sebanyak 68.904 jiwa, yang mengalami kenaikan sebanyak 6.167 jiwa dari jumlah 63.737 jiwa pada tahun 2008, kemudian Kecamatan Kraksaan sebanyak 65.622 jiwa, yang mengalami kenaikan 5.274 jiwa dari jumlah 60.384 pada tahun 2008, dan urutan ketiga adalah Kecamatan Tongas sebanyak 63.530 jiwa. Sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sukapura yaitu sebanyak 19.558 jiwa, selanjutnya adalah Kecamatan Sumber sebanyak 26.149 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel. 2.8
Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Tahun 2005-2009
NO KECAMATAN JUMLAH (Jiwa)
NO KECAMATAN JUMLAH (Jiwa)
2005 2006 2007 2008 2009
2 Sumber 24.86
6 25.929 26.162 25.461 26.149
3 Kuripan 28.63
3 30.809 31.625 30.557 29.171
4 Bantaran 38.98
4 39.871 39.764 39.154 40.639
5 Leces 50.07
7 53.034 53.852 51.571 54.506
6 Tegalsiwalan 34.26
0 34.125 34.041 33.387 36.179
7 Banyuanyar 50.74
1 51.826 52.264 50.391 52.306
8 Tiris 59.60
8 62.058 62.428 60.254 63.413
9 Krucil 47.45
7 50.415 51.327 48.792 51.971
10 Gading 48.15
5 48.490 49.630 47.408 48.069
11 Pakuniran 41.39
7 43.410 44.172 42.900 42.254
12 Kotaanyar 31.89
4 34.526 34.578 34.011 35.158
13 Paiton 55.77
0 65.820 66.808 63.737 68.904
14 Besuk 43.56
0 44.448 44.573 43.504 45.682
15 Kraksaan 55.87
5 62.153 63.289 60.348 65.622
16 Krejengan 35.53
1 37.568 38.190 37.022 37.976
17 Pajarakan 29.97
4 32.899 33.390 32.118 33.687 18 Maron 57.912 60.200 60.360 58.653 61.776
19 Gending
37.61
1 37.922 38.161 36.674 39.050
20 Dringu
43.99
7 48.085 48.126 46.381 50.791
21 Wonomerto
33.07
1 37.440 37.729 36.691 38.523
22 Lumbang
30.16
9 30.138 30.268 29.619 31.039 23 Tongas 57.206 62.865 63.869 61.247 63.530
24 Sumberasih
49.24
Sumber : Kabupaten Probolinggo dalam Angka, 2010
Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2009 adalah 646 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Sumberasih yaitu 1.964 jiwa/ Km2 dan Kecamatan Kraksaan 1.736 jiwa/ Km2. Sedangkan beberapa kecamatan yang memiliki kepadatan rendah antara lain Kecamatan Sumber 184 jiwa/ Km2 dan Kecamatan Sukapura 192 jiwa/Km2.
2.1.3. Sumber Daya Manusia
Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Probolinggo. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.9
Angka IPM Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008
Kecamatan Indeks Pendidikan
Indeks Kesehatan
Indeks Daya
Beli IPM Rangking Sukapura 71,01 55,61 56,66 61,09 11
Sumber 50,81 53,71 48,10 50,87 24
Kuripan 58,96 65,45 49,27 57,89 18
Bantaran 58,16 54,21 55,19 55,86 22
Leces 72,52 55,02 56,84 61,46 10
Tegalsiwalan 72,53 64,05 55,79 64,12 5 Banyuanyar 74,11 64,81 62,59 67,17 2
Tiris 60,03 70,43 46,24 58,90 17
Krucil 53,56 53,85 62,88 56,76 19
Gading 69,27 53,05 57,65 59,99 13
Pakuniran 72,96 70,52 56,13 66,54 3 Kotaanyar 73,35 48,85 56,93 59,71 14
Paiton 73,36 56,98 52,93 61,09 12
Besuk 63,87 56,37 56,55 58,93 16
Kraksaan 80,98 69,91 55,17 68,69 1 Krejengan 67,84 50,93 59,84 59,54 15 Pajarakan 77,82 53,43 56,29 62,51 8
Maron 70,48 71,33 56,52 66,11 4
Gending 78,74 64,98 44,15 62,63 7
Dringu 72,63 62,42 56,39 63,81 6
Wonomerto 52,96 66,70 48,58 56,08 21
Lumbang 55,71 53,72 54,74 54,72 23
Tongas 59,89 63,42 45,54 56,28 20
Sumberasih 63,52 65,83 56,34 61,90 9 Probolinggo 66,88 60,23 46,19 58,89
Sedangkan mengenai sebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.10
Sebaran Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 KECAMATAN SM KRITERIA RTMM HM JUMLAH
Sukapura 201 506 814 1.521
Sumber 527 1.018 821 2.366
Kuripan 787 1.479 1.356 3.622
Bantaran 1.153 1.721 621 3.495
Leces 1.397 1.936 758 4.091
Tegalsiwalan 490 1.372 700 2.562
Banyuanyar 1.681 3.091 1.183 5.955
Tiris 1.327 3.354 2.527 7.208
Krucil 1.216 2.742 3.653 7.611
Gading 672 2.279 3.291 6.242
Pakuniran 246 1.401 4.336 5.983
Kotaanyar 112 1.068 3.441 4.621
Paiton 573 3.239 4.312 8.124
Besuk 921 3.972 2.570 7.463
Kraksaan 1.543 2.386 764 4.693
Krejengan 591 2.322 1.828 4.741
Pajarakan 808 1.835 1.261 3.904
Maron 1.651 4.272 2.798 8.721
Gending 960 2.220 967 4.147
Dringu 919 1.617 478 3.014
Wonomerto 379 951 807 2.137
Lumbang 223 672 956 1.851
Tongas 1.332 2.388 918 4.638
Sumberasih 951 2.164 1.130 4.245
Jumlah Total 20.660 50.005 42.290 112.955 Sumber : PPLS tahun 2008
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, terdiri dari kondisi makro ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial.
2.1.3.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi A. Pertumbuhan PDRB
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai tambah barang dan jasa yang diindikasikan dengan pesatnya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp. 10,262 Milyar,- pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 11,950 Milyar pada tahun 2008, pada tahun 2009 sebesar Rp. 13,326 Milyar dan diproyeksikan meningkat menjadi 15,014 Milyar pada tahun 2010. Kenaikan PDRB ini mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara makro khususnya produksi barang dan jasa mengalami peningkatan. pencapaian PDRB Kabupten Probolinggo dapat dikatakan cukup berhasil seiring dengan usaha penguatan ekonomi rakyat melalui pembinaan terhadap usaha kecil/wirausaha baru dan penguatan ekonomi melalui sektor yang lain.
B. Pertumbuhan Ekonomi
dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2007-2010 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini :
Gambar 2.1
Sumber data: BPS Kabupaten Probolinggo (diolah)
C. PDRB Per Kapita
Salah satu indikator ekonomi yang cukup penting penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan daerah dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi adalah PDRB per kapita yang biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan rakyat. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. Namun demikian gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi sangat dominan baik dalam pembentukan PDRB maupun pendapatan regional.
D. Laju Inflasi
Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi pada tahun 2010. Berdasarkan angka sangat sementara inflasi di Kabupaten Probolinggo tercatat sebesar 6,30% dan berada di bawah tingkat inflasi Provinsi Jawa Timuir yang tercatat sebesar 6,96% (Grafik 2.2). Faktor penyebab inflasi pada tahun 2010 baik nasional, regional Jatim maupun Kabupaten Probolinggo diantaranya dipengaruhi oleh terjadinya kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010, dan kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas, hal tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi pada tahun 2010.
gambar 2.2
E. Kemiskinan
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk:
1. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; 2. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah; 3. Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk
memperbaiki posisi mereka.
Angka Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo secara resmi menggunakan data rumah tangga miskin (data RTM) yang merupakan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) per september Tahun 2008 oleh BPS Kabupaten Probolinggo. Angka RT Sangat Miskin sejumlah 20.660 KK, RT Miskin sejumlah 50.005 KK dan RT Hampir Miskin sejumlah 42.290 KK, sehingga jumlah RTM di Kabupaten Probolinggo adalah 112.955 KK. Perlu diketahui bahwa kuota RTM Kabupaten Probolinggo tersebut belum berubah hingga tahun 2011, hanya komposisi dari katagori miskin, hampir miskin dan sangat miskin setiap tahunnya terjadi perubahan (ter-up date), sesuai dengan data penerima dana Program Keluarga Harapan.
Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 yang disusun oleh Bappeda Kabbupaten probolinggo merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
Tahap pertama (2010-2012) diprioritaskan pada sektor yang mampu menjadi landasan dalam memerangi kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar dan kualitas kesehatan.
masyarakat pada arus mikro, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, serta percepatan pengembangan wilayah. Tahap ketiga (2014-2015) menitik beratkan pada kegiatan yang bersifat monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun-than sebelumnya.
F. Angka Kriminalitas
Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas dalam mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir.
Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (kepolisian). Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun 2007-2010 dapat dilihat pada table 2.10, sebagai berikut:
Tabel 2.10
Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2007 - 2010
NO U R A I A N satuan 2007 2008 2009
A Crime Indeks
1. Curanmor Kasus 99 115 97 2. Penipuan Kasus 81 42 45 3. Pencurian kayu Kasus 32 32 44
4. UPAL Kasus 2 2 2
5. Pencurian Hewan Kasus 157 98 74
6. Pembunuhan Kasus 9 3 4
7. Anirat Kasus 62 81 74
8. Pencurian dengan pemberatan Kasus 85 130 80
9. Narkoba Kasus 19 11 31
B. Crime Biasa
1. Pembakaran Kasus 1 -
-2. Pencurian biasa Kasus 49 47 44 3. Penggelapan Kasus 42 26 16 4. Serobot Tanah Kasus 39 23 28
5. Aniring Kasus 34 37 39
6. Perjudian Kasus 212 118 93
7. Pemerasan Kasus 4 12 6
8. Pengrusakan Kasus 16 23 26
9. Penadahan Kasus 9 4 9
10. Curwat Telepon Kasus 49 33 19
11. Perampasan Kasus 16 5 5
12. Kebakaran Kasus 7 11 9
13. Perzinahan Kasus 10 11
-14. Pengancaman Kasus 3 - 1
15. Buat Perasaan Tidak enak Kasus 10 2 3
16. M i r a s Kasus 30 15 4
17. Handak / Petasan Kasus 3 1 1 18. Cemar Nama Baik Kasus 11 7 7
19. C a b u l Kasus 5 13 1
20. Bawa Lari Anak Kasus 8 8 6
21. Perkosaan Kasus 22 8 8
22. S a j a m Kasus 35 3 9
23. Palsu Surat Kasus 13 6 14
24. Penghinaan Kasus 4 1 3
25. Palsu Tanda Tangan Kasus 3 - 2 26. Mucikari / Germo Kasus - - -27. Keterangan Palsu Kasus 1 1 4
28. Palsu Merk Kasus 1 -
-29. Curi Kambing Kasus - - -30. Jambret / Copet Kasus - 2 7
31. Bawa Hewan Lindung Kasus - -
-32. Curi Anjing Kasus - -
-33. Curi Dalam Keluarga Kasus - -
-34. U n r a s Kasus 7 8
-35. Coba Curi Kasus 3 -
-36. Pornografi Kasus 1 -
-37. Rakit Senpi Kasus - -
-38. Curi Kabel Listrik Kasus 6 1 1
39. Coba Bakar Kasus - -
-40. Coba Bunuh Kasus - -
-41. Asusila Kasus - -
-42. Isu Santet Kasus - -
-43. B B M Kasus - 5 4
-45. Pelecehan Kasus - -
-56. Pengeroyokan Kasus 1 4 -57. Persetubuhan anak Kasus - - 3
58. Kejahatan Kesopanan Kasus - - 1
Jumlah B Kasus 659 459 436 Jumlah (A + B) Kasus 1231 1,003 942
Matrik mengenai gambaran umum kondisi daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat lainnya secara rinci dapat diliihat pada tabel 2.11 berikut ini:
Tabel 2.11
Matrik Gambaran Umum Kondisi Daerah
terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2006 – 2010
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja SKPD Penanggung Jawab 2006 2007 2008 2009 2010
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.2 Laju inflasi 7,02 9,02 5,48 6,30 - BPS/Bid. Dalap
1.3 PDRB per kapita 9,585 Jt 11,474 Jt 12,761 Jt 13,707 Jt - BPS/Bid. Dalap
Fokus Kesejahteraan Sosial
1 Pendidikan
1.1 Angka melek huruf 79.38 78.85 78.24 77.97 77.63 Dinas Pendidikan/BPS
1.2 Angka rata-rata lama
sekolah (SD s/d SMA) 12.20 12.18 12.16 12,15 12.11 Dinas
Pendidikan/BPS
1.3 Angka partisipasi kasar
1.3.1
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI/Paket A
118.78 119.02 119.26 119.50 119.74 Dinas Pendidikan
1.3.2
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs/Paket B
92.49 92.67 92.86 93.05 93.23 Dinas Pendidikan
1.3.3
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/SMK/MA/Paket C
59.96 60.08 60.20 60.31 60.44 Dinas Pendidikan
1.4 Angka pendidikan yang
ditamatkan - - - Dinas Pendidikan
1.5 Angka Partisipasi Murni
1.5.1
Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A
98.27 98.47 98.67 98.86 99.47 Dinas Pendidikan
1.5.2
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket B
71.59 71.73 71.87 72.08 72.35 Dinas Pendidikan
1.5.3
Angka Partisipasi Murni (APM))
SMA/SMK/MA/Paket C
38.96 39.04 39.12 39.19 39.35 Dinas Pendidikan
2 Kesehatan
2.1 Angka kelangsungan hidup
bayi - - 7.02 6.48 - Dinas Kesehatan
2.2 Angka usia harapan hidup - - 61.13 - - Dinas Kesehatan/BPS
2.3 Persentase balita gizi buruk - - 0.61 - - Dinas Kesehatan
3 Ketenagakerjaan
3.1 Rasio penduduk yang
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
1 Kebudayaan
1.1 Jumlah Grup Kesenian - 60/10.00 0
62/10.00 0
73/10.00
0 - Disbudpar 1.2 Jumlah Gedung - 10/10.00
0
2.1 Jumlah klub olahraga - 64 82 82 - Kanpora
2.2. Jumlah gedung olahraga - - - Kanpora
2.1.4 Aspek Pelayanan Umum
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek pelayanan umum, terdiri dari fokus urusan layanan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan pemerintah daerah, sesuai dengan SKPD yang mempunyai tupoksi kewenangan masing-masing.
Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.12. berikut ini:
Tabel 2.12
Data Gambaran Umum Kondisi Daerah
terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2006 – 2010
Aspek Pelayanan Umum
an 2007 2008 2009 2010 2011 ASPEK PELAYANAN UMUM
Fokus Pelayanan Urusan Wajib
1 Pendidikan
1.1 Pendidikan dasar
1.1.1 Angka partisipasi sekolah
(SD s/d SMA) % 87.03 87.21 87.38 87.56 87.73 Diknas
1.1.2 Rasio ketersediaan sekolah/
penduduk usia sekolah % 118.21 118.89 119.16 119.45 119.20 Diknas
1.1.3 Rasio Guru terhadap murid
1:
rata rata
1.3 Fasilitas Pendidikan: Diknas
1.3.1 Sekolah pendidikan SD/MI
kondisi bangunan baik % 85.95 86.13 86.30 86.47 85.79 Diknas
1.3.2
Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
% 87.36 87.17 86.99 86.82 86.65 Diknas
1.4 Pendidikan Anak Usia Dini
1.4.1
Rasio Jumlah Siswa Paud/Julah Anak usia 2- 4 Tahun
% 52.49 47.71 43.38 39.44 35.85 Diknas
1.5 Angka Putus Sekolah
1.5.1 Angka Putus Sekolah (APS)
SD/MI % 1.05 0.85 0.65 0.51 0.90 Diknas
1.5.2 Angka Putus Sekolah (APS)
SMP/MTs % 2.66 2.51 2.37 2.24 2.11 Diknas
1.5.3 Angka Putus Sekolah (APS)
SMA/SMK/MA % 1.18 1.13 1.07 1.02 0.97 Diknas
1.6 Angka Kelulusan
1.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 92.71 93.46 94.21 94.97 95.74 Diknas
1.6.2 Angka Kelulusan (AL)
SMP/MTs % 95.89 96.37 96.85 97.34 97.83 Diknas
1.6.3 Angka Kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA % 96.99 97.38 97.77 98.17 98.56 Diknas
1.6.4 Angka Melanjutkan (AM) dari
SD/MI ke SMP/MTs % 77.86 78.57 79.28 80.21 80.73 Diknas
1.6.5 Angka Melanjutkan (AM) dari
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA % 68.97 69.24 69.50 69.80 70.08 Diknas
1.6.6 Guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV % 39.56 48.36 54.58 56.17 57.64 Diknas
2 Kesehatan
2.1 Rasio posyandu per satuan
balita - - - Dinkes/Bappemas
2.2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
/ 2.3 Rasio Rumah Sakit per
satuan penduduk
/
100. - 100.0000,37/
0,46/ 100.000
0,46/ 100.000
000
2.4 Rasio dokter per satuan penduduk
2.5 Rasio tenaga medis per satuan penduduk
2.6 Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani % - - 86,47% 60,59% - Dinkes
2.7
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
2.9 Cakupan Balita Gizi Buruk
mendapat perawatan % - 100% 100% 100% - Dinkes
2.10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
% - 81,91% 81,59% 72,14% - Dinkes
2.11
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
% - 100% 100% 100% - Dinkes
2.12
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% - 100% 100% 100% - Dinkes
2.13 Cakupan kunjungan bayi % - 100,32% 89,40% 93,81% - Dinkes
2.14 Cakupan puskesmas - - - Dinkes
2.15 Cakupan pembantu
puskesmas - - - Dinkes
3 Pekerjaan Umum
3.1 Proporsi panjang jaringan
jalan dalam kondisi baik - 80.11 80.11 68.20 - DPU Bina Marga
3.2 Rasio Jaringan Irigasi - 22,50 22,50 22,50 - DPU Pengairan
3.3 Jumlah tempat ibadah 9,925 9,927 9,927 9,579 9,925 Bagian Kesra
3.4 Persentase rumah tinggal
bersanitasi 43% 44% 45% 45% 46% DPU Ciptakarya
3.6
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
- - - 0,86
m3/th - BLH
3.8 Rasio permukiman layak
huni 38% 38% 38% 38% 38% DPU Ciptakarya
3.9 Panjang jalan dilalui Roda 4 - - - DPU Binamarga
3.10
Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
- - - DPU Binamarga
3.11
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
- 629.53 647.85 - - DPU Binamarga
3.12
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
- - - DPU Binamarga
3.13
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
- - - DPU Binamarga
3.14 Sempadan sungai yang
dipakai bangunan liar - - - 0,01 - DPU Pengairan
3.15
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
- - - DPU Binamarga
3.17 Luas irigasi Kabupaten dalam
kondisi baik - 67,00 68,00 68,00 68,00 DPU Pengairan
3.18 Lingkungan Pemukiman - - - -
-DPU
Ciptakarya/Bid. Fisrana Bappeda
4 Perumahan
4.1 Rumah tangga pengguna air
bersih (PDAM) 10,430 10,680 11,222 11,819 - DPU Ciptakarya
4.2 Rumah tangga pengguna
listrik 112,086 135,460 119,285 126,931 - DPU Ciptakarya
4.3 Rumah tangga ber-Sanitasi 43% 44% 45% 45% 36% DPU Ciptakarya
4.4 Lingkungan pemukiman
kumuh - - - DPU Ciptakarya
4.5 Rumah layak huni 65% 65% 65% 65% 65% DPU Ciptakarya
5 Penataan Ruang
5.1
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
5.2 Rasio bangunan ber- IMB per
satuan bangunan 0.15 0.16 0.15 0.16 0.14 DPU Ciptakarya
5.3 Ruang publik yang berubah peruntukannya perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
TIDAK
ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda
6.2
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda
6.3
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda
6.4 Penjabaran Program RPJMD
kedalam RKPD TIDAK ADA ADA ADA ADA Bappeda
7 Perhubungan
7.1 Jumlah arus penumpang
angkutan umum - - - -
-Dinas Perhubungan
7.2 Rasio ijin trayek 445/jml
pnduduk
7.3 Jumlah uji kir angkutan
umum unit 1092 1039 1128 1195 1287 Dinas Perhubungan
7.4 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
bua
h 3 3 3
Dinas Perhubungan
7.5 Angkutan darat unit 4848 4691 5050 5368 5547 Dinas Perhubungan
7.6 Kepemilikan KIR angkutan
umum unit 1092 1039 1128 1195 1287
Dinas Perhubungan
7.7 Lama pengujian kelayakan
angkutan umum (KIR) mnt
15
menit 15 menit 15 menit 15 menit
10 menit
Dinas Perhubungan
7.8 Biaya pengujian kelayakan
angkutan umum Rp. 41.000 41.000 41.000 41.000 41.000 Dinas Perhubungan
7.9 Pemasangan Rambu-rambu % - 100% 100% 100% 100% Dinas Perhubungan
8 Lingkungan Hidup
8.1 Persentase penanganan sampah
%
1.2 1.2 1.3 1.4 BLH
8.2 Persentase Penduduk
8.3 Persentase Luas pemukiman
yang tertata BLH
8.4 Pencemaran status mutu air % 20 30 40 50 BLH
8.5
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air sampah (TPS) per satuan penduduk
%
0.6 0.60 0,77 0.8 BLH
8.8 Penegakan hukum
lingkungan 75 75 80 100 BLH
9 Pertanahan
9.1 Persentase luas lahan
bersertifikat BPN
9.2 Penyelesaian kasus tanah
Negara BPN
9.3 Penyelesaian izin lokasi Kantor Perijinan
10 Kependudukan & Catatan Sipil
10.1 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
Dinas
kependudukan dan Capil
10.2 Rasio bayi (penerbiatan)
berakte kelahiran 10,565 19,951 26,439 47,207
Dinas
kependudukan dan Capil
10.3 Rasio pasangan berakte nikah
Dinas
kependudukan dan Capil
10.4 Kepemilikan (penerbitan)
KTP 8,695 13,868 24,879 20,788
Dinas
kependudukan dan Capil
10.5 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
ada ada ada Dinas kependudukan dan Capil
11.1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
3.621 4.064 3.939 BPP & KB
11.2 Partisipasi perempuan di
lembaga swasta 22,7% 25% 29,6% BPP & KB
11.3 Rasio KDRT 0,58% 0,99% 0,81% BPP & KB
11.4 Persentase jumlah tenaga
kerja dibawah umur - - 3.040 BPP & KB
11.5 Partisipasi angkatan kerja
perempuan 24% 25% 27% BPP & KB
11.6
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
45% 50% 65% BPP & KB
12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1 Rata-rata jumlah anak per
keluarga 63,97% 63,42% 79,68% BPP & KB
12.2 Rasio akseptor KB 13,117% 14,35% 14,76% BPP & KB
12.3 Cakupan peserta KB aktif 72,26% 73,11% 72,94% BPP & KB
12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I 59,42% 59,11% 54,64% BPP & KB
13 Sosial
13.1
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
89 96 107 133 Dinsos
13.2 Total PMKS (yg memperoleh
bantuan sosial) 125.703 114.866 113.998
113.21
14.1 Angka angkatan kerja 563,426 571,603 578,766 585,711 Disnakertrans
14.2 Angka sengketa
pengusaha-pekerja per tahun Disnakertrans
14.3 Tingkat partisipasi angkatan
kerja 73.81 73.81 74.57 75.32 Disnakertrans
terbuka
14.6 Keselamatan dan
perlindungan Disnakertrans
14.7
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
Disnakertrans
15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1 Persentase koperasi aktif % 35 36 37 50 Diskop dan UKM
15.2 Jumlah UKM non BPR/LKM
UKM -
-
--
- Diskop dan UKM15.3 Jumlah BPR/LKM -
-
--
- Diskop dan UKM15.4 Usaha Mikro dan Kecil unit 2,115 2,425 2,704 3,004 Diskop dan UKM
16 Penanaman Modal
16.1 Jumlah investor berskala
nasional (PMDN/PMA) unit 22 22 22 22 21
Kantor Perijinan dan Penanaman Modal
16.2
Jumlah nilai investasi berskala nasional
16.3 Rasio daya serap tenaga
kerja - - - -
-Kantor Perijinan dan Penanaman Modal
16.4
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
17.1 Penyelenggaraan festival
seni dan budaya 14 8 12 Disbudpar
17.2 Sarana penyelenggaraan
seni dan budaya - - - Disbudpar
17.3
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
100 100 100 Disbudpar
18 Kepemudaan dan
Olahraga
18.1 Jumlah organisasi pemuda 1007 1007 1007 Kanpora
18.2 Jumlah organisasi olahraga
(kab/kecamatan) 73 73 73 Kanpora
kepemudaan
18.4 Jumlah kegiatan olahraga Kanpora
18.5 Gelanggang / balai remaja
(selain milik swasta) Kanpora
18.6 Lapangan olahraga 61 61 Kanpora
19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (jumlah orsospol)
146 208 251
Badan
Kesbanglinmas
19.2 Kegiatan pembinaan politik daerah
20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong
Praja per 10.000 penduduk 1.70 1.72 1.83 2.03 Kantor Satpol PP
20.2 Jumlah Linmas 13,615 15,869 15,439 Kantor Satpol PP
20.3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
5,869/32
5 5,273/325 4,623/325 Kantor Satpol PP
20.4 Pertumbuhan ekonomi 5.69 5.97 5.78 5.72 5.99 Bid. Ekonomi Bappeda 20.5 Kemiskinan (RTM) 112,095 112.095 112.095 112.095 Bid. Ekonomi
Bappeda
20.6
Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
ada ada ada ada
Kantor Perijinan dan Penanaman Modal
20.7 Penegakan PERDA 75 81 114 95 Kantor Satpol PP
20.8
Cakupan patroli petugas Satpol PP (jml Satpol/Jumlah Pdduk)
1.70 1.72 1.83 2.03 Kantor Satpol PP
20.09
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
13,615 15,869 15,439 Kantor Satpol PP
20.10 Cakupan pelayanan bencana
kebakaran kabupaten 3 7 5 8 Kantor Satpol PP
20.11 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan
desa yang baik
20.12 Sistim Informasi Manajemen
Pemda Ada Ada Ada Ada Bagian Kominfo
20.13 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Bagian
Organisasi/Dalap
21 Ketahanan Pangan
21.1 Regulasi ketahanan pangan BKP & PPP
21.2 Ketersediaan pangan utama 854,912 529,626 BKP & PPP
22 Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
22.1 LPM Berprestasi buah 3
3
3 3 3 Bapemas22. Kelompok LPM buah 330 330 330 330 330 Bapemas
22.2 PKK aktif % - - 100% 100% 100% Bapemas
22.3 Posyandu aktif % - - 100% 100% 100% Bapemas
22.4 Kader Posyandu Aktif % - - 88% 88% 88% Bapemas
22.5
Swadaya Masyarakat terhadap Program
pemberdayaan masyarakat %
- - 10,44% 10,26% 10,49% Bapemas
23 Statistik
23.1 Buku ”kabupaten dalam
angka” ADA ADA ADA ADA ADA
Bid. Dalap Bappeda
23.2 Buku ”PDRB kabupaten” ADA ADA ADA ADA ADA Bid. Dalap Bappeda
24 Kearsipan
24.1
Pengelolaan arsip secara baku/ Laporan data Kearsipan (SKPD)
63 117 117 117 Kantor Arsip daerah
24.2 Peningkatan SDM pengelola
kearsipan (SKPD) 63 117 117
Kantor Arsip daerah
25 Komunikasi dan Informatika
25.1 Jumlah jaringan komunikasi - - - Bagian Kominfo
25.2 Rasio wartel/warnet
terhadap penduduk - -
-Bagian
Kominfo/telkom
25.3 Jumlah surat kabar
nasional/lokal 6 8 10 Bagian Kominfo
lokal
25.5 Web site milik pemerintah
daerah 1 1 1
Bagian
Kominfo/semua skpd didata
25.6 Pameran/expo 1 1 1 Bagian Kominfo
26 Perpustakaan
26.1 Jumlah perpustakaan
(sekolah/Ponpes/Desa) 110 120 132
Kantor Perpustakaan daerah
26.2 Jumlah pengunjung
perpustakaan per tahun 33,280 42,380 47,037 62,789
Kantor Perpustakaan daerah
26.3 Koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah 7,658 6,374 9,084 5,565
Kantor Perpustakaan daerah Fokus Layanan Urusan Pilihan
1 Pertanian
1.1
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
1.3 Kontribusi sektor pertanian
(palawija) terhadap PDRB Diperta/Dibunhut
1.4 kelompok petani terhadap PDRB
Diperta/Dibunhut
1.6 Cakupan bina kelompok
petani Diperta/Dibunhut
2 Kehutanan
2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan
kritis Disbunhut
2.2 Kerusakan Kawasan Hutan Disbunhut
2.3 Kontribusi sektor kehutanan
terhadap PDRB Disbunhut
3 ESDM
3.1 Pertambangan tanpa ijin PU Pengairan
pertambangan terhadap PDRB
4 Pariwisata
4.1 Kunjungan wisata 204.167 240.016 243.381 Dibudpar
4.2 Kontribusi sektor pariwisata
terhadap PDRB Dibudpar
5 Kelautan dan Perikanan
5.1 Produksi perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan
5.2 Konsumsi ikan 17,72 17,91 18,23 Dinas Perikanan dan Kelautan
5.3 Cakupan bina kelompok
nelayan 33,33 33,33 37,5
Dinas Perikanan dan Kelautan
5.4 Produksi perikanan
kelompok nelayan 9,7 9,6 9,5
Dinas Perikanan dan Kelautan
6 Perdagangan
6.1 Kontribusi sektor
Perdagangan terhadap PDRB Disperindag
6.2 Ekspor Bersih Perdagangan Disperindag
6.3 Cakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal Disperindag
7 Perindustrian
7.1 Kontribusi sektor Industri
terhadap PDRB Disperindag
7.2
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
Disperindag
7.3 Pertumbuhan Industri. Disperindag
7.4 Cakupan bina kelompok
pengrajin Disperindag
8 Ketransmigrasian
8.1 Transmigran swakarsa Disnakertrans
8.2 Kontibusi transmigrasi
terhadap PDRB
Disnakertrans/dala p
Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek daya saing daerah, terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah, iklim investasi dan sumberdaya manusia. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.13. berikut ini:
Tabel 2.13
Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2006 – 2010
Aspek Daya Saing Daerah
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja
Pembangunan Daerah
Capaian kinerja
SKPD penanggungjawab 2006 2007 2008 2009 2010
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Pengeluaran konsumsi
rumah tangga per kapita dalap
1.2 Pengeluaran konsumsi non
pangan perkapita dalap
1.3 Produktivitas total daerah dalap
2 Pertanian
2.1 Nilai tukar petani Diperta
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1 Perhubungan
1.1 Rasio panjang jalan per
jumlah kendaraan Dinas Perhubungan
1.2 Jumlah orang/ barang yang
terangkut angkutan umum Dinas Perhubungan
1.3
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun
Dinas Perhubungan
2 Penataan Ruang
2.1 Ketaatan terhadap RTRW Bid Fisrana Bappeda
2.3 Luas wilayah industri Bid Fisrana Bappeda
2.4 Luas wilayah kebanjiran Bid Fisrana Bappeda
2.5 Luas wilayah kekeringan Bid Fisrana Bappeda
2.6 Luas wilayah perkotaan Bid Fisrana Bappeda
3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
3.3 3.3.1
Jenis, kelas, dan jumlah
Restoran 4 6 6 5 7 Dispenda
3.3.2 Rumah Makan 85 68 95 76 60 Dispenda
3.4 Jenis, kelas, dan jumlah
penginapan/ hotel Dispenda
3.4.1 Hotel Melati Satu 1 2 2 2 2 Dispenda
3.4.2 Hotel Melati Dua 3 5 5 4 4 Dispenda
3.4.3 Hotel Melati Tiga 5 7 9 10 11 Dispenda
4 Lingkungan Hidup
4.1
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
58% 60% 62% 62% 63% PU Ciptakarya
5 Komunikasi dan Informatika
5.1 Rasio ketersediaan daya
listrik PLN/Dalap
5.2 Persentase rumah tangga
yang menggunakan listrik 135.460 119.285 126.931 PLN/Dalap
5.3 Persentase penduduk yang
menggunakan HP/telepon Dalap
Fokus Iklim Berinvestasi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Angka kriminalitas Polres /Dalap
1.2 Jumlah demo Linmaskesbang/Polr
es
1.3 Lama proses perijinan Kantor Perijinan
1.4 Jumlah dan macam pajak
dan retribusi daerah Dispenda
1.4.1 Pajak Daerah 6 6 6 6 7 Dispenda
1.4.2 Retribusi Daerah 26 26 26 26 26 Dispenda
1.5 Jumlah Perda yang
1.6
Persentase desa berstatus swasem-a terhadap total desa
Bagian Pemerintahan
Fokus Sumber Daya Manusia
1 Ketenagakerjaan
1.1 Rasio lulusan S1/S2/S3 Dalap
1.2 Rasio ketergantungan Dalap
2.2
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2011Guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2011, maka berikut adalah kesimpulan hasil evaluasi program dan kegiatan berdasarkan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Probolinggo Tahun 2011, sebagai berikut:
Sebagai upaya untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan, sebagai penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, maka ditetapkan 5 tujuan yaitu Terwujudnya ketersediaan perangkat hukum/perundangan, dan kesadaran hukum masyarakat; Terwujudnya kelembagaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien; Meningkatkan perekonomian daerah berdasarkan optimalisasi potensi daerah dan pemberdayaan masyarakat; Meningkatnya kualitas administrasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan. Dalam mencapai tujuan diatas, maka ditetapkan pula 7 (tujuh) Sasaran dan beberapa program dan kegiatan beserta indikator kinerjanya.
Dari hasil evaluasi keberhasilan pencapaian 7 (tujuh) sasaran diukur melalui beberapa indikator sasaran berikut capaian kinerja program dan kegiatan, dengan rata-rata capaian Kabupaten Probolinggo adalah berhasil terutama pada poin-poin Indikator Kinerja Utama Kabupaten Probolinggo. Hal ini berarti apa yang telah ditargetkan dalam RPJMD, RKPD dan APBD dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Probolinggo telah dapat dilaksanakan dengan baik.
Probolinggo berjumlah Rp 921.524.433.600,00 dan terealisasi sebesar Rp 861.394.887.451,37. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi anggaran sebesar Rp 6,53 %, dan juga menunjukkan tingkat penyerapan dana sangat baik.
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
Dalam sub bab ini akan diuraikan rumusan umum isu permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah. Adapun permasalahan pembangunan daerah sesuai isu strategis yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut:
2.3.1. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
Dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengganguran di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, diantaranya:
1. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin;
2. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat, fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya;
3. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha serta kurangnya sarana dan prasarana pelatihan kerja;
4. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja dilapangan usaha yang kurang produktif;
5. Lemahnya partisipasi masyarakat dalam perumusan pelaksanaan kebijakan/program di wilayahnya terutama wilayah perdesaan;
6. Belum optimalnya pelaksanaan pengarusutamaan gender. 2.3.2. Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan Dan Kesehatan
permasalahan yang masih dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo yang terkait dengan bidang pendidikan dan kesehatan, antara lain :
2. Rendahnya kualitas fasilitas pelayanan pendidikan khususnya SD/MI;
3. Kualitas pendidikan masih rendah dan belum memenuhi standart kompetensi;
4. Angka melek huruf masih relatif rendah;
5. Rendahnya cakupan pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
6. Anggaran pendidikan masih belum mencukupi.
7. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS);
8. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan dan permukiman; 9. Belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan;
10. Rendahnya status kesehatan masyarakat;
11. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya yang tidak merata.
2.3.3 Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi Pertanian, Peternakan Dan Perikanan;
Beberapa kendala utama yang dihadapi pada sektor pertanian baik produktivitas, efisiensi usaha, konversi lahan pertanian, keterbatasan sarana prasarana serta terbatasnya kredit maupun infrastruktur pertanian. Kendala dan permasalahan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Rendahnya kesejahteraan dan relatif tingginya kemiskinan petani.
2. Masih tingginya ketergantungan pada beras dan masih rentannya ketahanan pangan.
3. Masih rendahnya akses petani terhadap sumber daya produktif termasuk permodalan
4. Belum optimalnya usaha perikanan budidaya dan perikanan tangkap;
6. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung usaha perkanan tangkap dan budidaya.
2.3.4 Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perekonomian Daerah Beberapa Kendala utama dari pembangunan infrastruktur baik infrastruktur transportasi, perumahan dan permukiman, pengairan di kabupaten Probolinggo antara lain:
1. Kondisi prasarana jalan sebagian besar masih perlu penanganan / pemeliharaan;
2. Banyaknya prasarana jalan dan jembatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.;
3. Belum terpadunya pembangunan prasarana jalan dengan sistem jaringan transportasi jalan, penataan kelas jalan dan terminal serta pola pelayanan distribusi angkutan jalan;
4. Kondisi kualitas dan kuantitas sarana pelayanan angkutan umum masih terbatas.
5. Terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perumahan;
6. Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan Pemerintah;
7. Pelayanan air bersih belum optimal, disebabkan rendahnya kualitas pengelolaan pelayanan air minum oleh PDAM, meningkatnya tingkat kebocoran dan tingkat pendapatan masyarakat rendah serta terbatasnya jaringan pipa;
8. Relatif masih tingginya penggunaan jamban terbuka;
9. Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan efisien;
10. Mulai menurunya kondisi prasarana drainase; 11. Menyempitnya lahan ruang hijau terbuka; 12. Penerangan jalan umum masih kurang.
13. Meningkatnya kebutuhan air bagi masyarakat; 14. Menurunnya kemampuan penyediaaan ai;
Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam percepatan pembangunan ekonomi di kabupaten probolinggo dari segi perijinan, penanaman modal, peridustrian dan perdagangan serta pengembangan koperasi dan UKM, antara lain:
1. Belum optimalnya jaringan promosi sebagai sarana pengembangan investasi/penanaman modal;
2. Belum optimalnya pelayanan dan rendahnya kepastian hokum dalam investasi/penanaman modal;
3. Kurangnya insentif investasi dan keterbatasan infrastrukutr serta rendahya kualitas SDM.
4. Kualitas SDM yang relatif masih rendah yang tercermin kurangnya produktivitas tenaga kerja;
5. Masih rendahnya penerapan standarisasi untuk produk-produk industri manufaktur;
6. Lemahnya akses UMKM kepada sumber daya produktif, yaitu permodalan, teknologi, informasi dan pasar;
7. Masih banyaknya koperasi yang dinilai belum sehat, terlihat bahwa koperasi di Kabupaten Probolinggo memiliki kecenderungan adanya peningkatan anggota dan jumlah simpanan, tetapi omset volume usahanya mengalami penurunan;
8. Masih rendahnya produktivitas UMKM dan koperasi, karena kualitas Sumber Daya Manusia UMKM dan koperasi masih rendah, rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM dan terbatasnya sarana prasarana operasional dan modal usaha; 9. Minimnya sarana dan prasarana perdagangan yang memadai. 2.3.5 Peningkatan Pelaksanaan Otonomi Daerah Dan Pelayanan Publik
Dalam mewujudkan pelaksanan otonomi daerah yang sesuai dengan prinsip good governance dan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten Probolinggo, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain yaitu :
2. Belum adanya kepastian mengenai Pedoman Struktur Kelembagaan pemerintah daerah;
3. Belum Optimalnya Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur; 4. Pengelolaan dan kemampuan keuangan daerah belum optimal; 5. Perencanaan pembangunan daerah belum optimal;
6. Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan publik;
7. Pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah belum optimal. 2.3.6 Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Alam
Permasalahan yang dihadapi dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Alam, yaitu :
1.Adanya kecenderungan peningkatan pencemaran lingkungan Hidup;
2.Semakin rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut, abrasi pada panjang pantai dan hutan Mangrove akan mengancam potensi sumber daya pesisir dan perikanan laut;
3.Belum optimalnya pendayagunaan potensi kelautan;
4.Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan ligkungan;