• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN Ngantru Tahun Ajaran 2015/ 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB VI fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN Ngantru Tahun Ajaran 2015/ 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB VI fix"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

134

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian yang telah dipaparkan oleh penulis tentang kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam siswa Kelas VII di MTsN Ngantru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran Sejarah

Kebudayaan islam di MTs Negeri Ngantru adalah dengan menyesuaikan materi

yang disampaikan serta dengan melihat karakteristik siswa. Hal ini dilakukan

untuk menentukan metode yang akan digunakan agar dapat sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Selain itu, agar pembelajaran tidak monoton dan membosankan,

guru juga memvariasikan berbagai macam metode pembelajaran dalam proses

pembelajaran di kelas. Karena setiap metode pasti memiliki kelemahan dan

kelebihan, sehingga dalam satu kali tatap muka guru akan menggunakan metode

yang lebih dari satu. Diantara metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Negeri Ngantru antara lain : a) metode

ceramah, b) metode diskusi dan presentasi, c) metode tanya jawab, d) metode

penugasan, e) metode permainan, dan f) metode drama.

Selain itu dalam penggunaan metode pembelajaran guru juga mempertimbangkan

tentang banyaknya waktu dalam satu kali pertemuan serta fasilitas yang dapat

mendukung terlaksananya metode yang akan diterapkan.

(2)

135

2. Kreativitas guru Sejarah Kebudayaan islam dalam memilih media pembelajaran di MTs Negeri Ngantru adalah dengan menggunakan media yang sesuai dengan

materi pembelajaran yang akan disampaikan. Media yang digunakan guru antara

lain LCD Proyektor, laptop, media kartu, video, teman sejawat, alam sekitar, bahkan guru juga membuat media pembelajaran sendiri yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dalam memilih media pembelajaran, selain disesuaikan dengan materi guru juga akan mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan siswa, yakni kemampuan siswa dalam menggunakan media tersebut serta efektif tidaknya jika guru menggunakan media tersebut. Secara detail berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari lapangan, maka ada beberapa hal yang dilakukan guru dalam proses memilih media pembelajaran yakni hal pertama yang dilakukan oleh guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Negeri Ngantru adalah memahami tentang pentingnya media pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pengajaran. Kemudian dilanjutkan dengan memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan agar proses belajar – mengajar dapat berjalan baik. Pada tahap ini disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dan pada tahap selanjutnya adalah mengevaluasi tentang efektif tidaknya penggunaan media tersebut pada materi yang sama di kelas yang berbeda.

(3)

136

a. Sarana dan Prasarana

b. Motivasi dari dalam diri guru

c. Kondisi guru baik fisik maupun psikis d. Motivasi dari atasan dan teman sejawat e. Jumlah siswa dalam kelas

f. Jam kerja guru B. Saran

1. Kepada kepala sekolah

Dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran untuk mencapai visi dan misi MTs Negeri Ngantru, maka sebaiknya kepala sekolah :

a. Menambah sarana dan prasarana sekolah sebagai fasilitas dan sumber belajar agar kualitas proses pembelajaran dapat meningkat b. Melakukan pendekatan dan saling berbagi tentang kesulitan guru

dalam proses pembelajaran agar terjalin komunikasi aktif antara guru sebagai pengajar dan kepala sekolah sebagai manajer dari lembaga tempat guru mengajar

c. Senantiasa memberikan motivasi kepada guru agar selalu berkreasi dan berinovasi demi perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran

2. Kepada guru

Guru yang merupakan pelaksana dari proses pembelajatan di kelas, sebaiknya:

(4)

137

b. Guru menguasai dan memanfaatkan berbagai media serta sarana belajar dengan baik.

c. Guru lebih rajin mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/ jasa yang memenuhi ketentuan peratur an perundang- undangan untuk menjal ankan kegiatan/ usaha untuk peker jaan Jasa

Ketiklah “fuzzy” pada command window untuk membuka jendela Fuzzy Inference System (FIS) editor, sehingga muncul tampilan seperti gambar di bawah ini:.. Pilih edit >> add

Bila berat mangga mengikuti distribusi normal, berapa probabilitas bahwa berat buah mangga mencapai kurang dari 250 gram, sehingga akan diprotes oleh konsumen.... Dengan kata

Setelah Aristoteles masih banyak pemikir-pemikir yang menemukan konsep lain tentang logika tapi masih berkisar pada pemikiran Aristoteles, kemudian baru pada abad ke 19, Augustus

• Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu

• Setiap pendefinisian class di-codekan dalam file .java yang berbeda • Nama dari setiap object harus sama dengan nama class/object.. Tiga

Setelah itu baru dapat ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, yaitu dari bangunan-bangunan menjadi pengamatan khusus terhadap gedung sekolah Akper Dewi Maya.. Dalam metodologi

Kejadian ISPA ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya usia balita sekitar 1-2 tahun yang mengkonsumsi PASI atau susu formula lebih rentan terhadap ISPA dikarenakan