MELALUI STRATEGI
INQUIRING MIND WANT TO KNOW
KELAS III DI MI NURUL HUDA I KEPATIHAN GRESIK
SKRIPSI
Oleh :
NOVIANIS SHOLIKHAH NIM : D77213085
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Sholikhah Novianis, 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Melestariikan Lingkungan Melalui Strategi Inquiring Mind Want To Know Kleas III Di MI Nurul Huda I Kepatihan-Gresik. Skripsi.
Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar, IPS, Strategi Inquiring Mind Want To Know.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa tentang mata pelajaran IPS materi melestarikan lingkungan dikarenakan siswa sangat pasif dalam proses pembelajaran dan sulit untuk mengungkapkan pendapat sehingga hasil belajar siswa rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut diambil tindakan pembelajaran dengan menerapkan strategi Inquiring Mind Want To Know.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah (1) Untuk mengetahui penerapan strategi Inquiring Mind Want To Know untuk meningkatkan hasil belajar IPS melestarikan lingkungan pada siswa kelas III MI Nurul Huda I Kepatihan Gresik. (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi melestarikan lingkungan dengan strategi pembelajaran Inquiring Mind Want To Know pada siswa kelas III MI Nurul Huda Kepatihan Gresik.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kurt Lewin. Terdiri dari empat tahapan dalam satu siklus yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes,
dan dokumentasi.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
MOTTO iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR DIAGRAM xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang 1
B.Rumusan Masalah 6
C.Tujuan Penelitian 7
D.Tindakan Yang Dipilih 7
E. Manfaat Penelitian 8
F. Lingkup Penelitian 10
A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 12
B. Macam-Macam Hasil Belajar 19
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 21
D. Macam-Macam Instrumen Penilaian Hasil Belajar 25
E. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran IPS Materi
Melestarikan Lingkungan 31
F. Tinjauan Tentang Strategi Inquiring Mind Want To Know 40
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 45
A. Rancangan Penelitian 45
B. Setting penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 46
C. Variabel Yang Diteliti 47
D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 47
E. Teknik Pengumpulan Data 51
F. Instrumen Penelitian 53
G. Teknik Analisis Data 53
H. Indikator Keberhasilan Penelitian 56
I. Tim Peneliti dan Tugasnya 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58
A. Kondisi Sebelum Penelitian 58
B. Hasil Penelitian 60
C. Pembahasan 92
A. Kesimpulan 97
B. Saran 98
DAFTAR PUSTAKA 99
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Ketuntasan Hasil Belajar 55
4.1 Distribusi Nilai Ulangan Harian Siswa Sebelum Penelitian 58
4.2 Hasil Belajar Tes Siswa Siklus I 66
4.3 Distribusi Nilai Siswa Siklus I 68
4.4 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I 70
4.5 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I 73
4.6 Hasil Belajar Tes Siswa Siklus II 82
4.7 Distribusi Nilai Siswa Siklus II 84
4.8 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Siklus PTK Model Kurt Lewin 48
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Nilai Rata-Rata Siswa 93
4.2 Ketuntasan Belajar Siswa 94
4.3 Hasil Observasi Aktifitas Guru 95
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Keterangan dari Sekolah
2. Pedoman Wawancara Pra Siklus
3. Hasil Ulangan Harian Pra Siklus
4. RPP Siklus I
5. Lembar Pertanyaan Siklus I
6. Lembar Kunci Jawaban Dari Pertanyaan Siklus I
7. Lembar Kerja Siswa Siklus I
8. Lembar Evaluasi Siklus I
9. Lembar Kunci Jawaban Evaluasi dan Skoring Siklus I
10. Lembar Validasi RPP Siklus I
11. Lembar Validasi Isi Butir Soal Siklus I
12. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
13. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
14. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Pada Siklus I
15. RPP Siklus II
16. Lembar Pertanyaan Siklus II
17. Lembar Kunci Jawaban Dari Pertanyaan Siklus II
18. Lembar Kerja Siswa Siklus II
20. Lembar Kunci Jawaban Evaluasi dan Skoring Siklus II
21. Lembar Validasi RPP Siklus II
22. Lembar Validasi Isi Butir Soal Siklus II
23. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
24. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
25. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Pada Siklus II
26. Foto Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
27. Profil MI Nurul Huda I Kepatihan
28. Surat Izin Penelitian
29. Surat Tugas Bimbingan Skripsi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan paduan beberapa bidang ilmu yang
mempelajari masyarakat dari berbagai segi atau ragam sudut pandang keilmuan. IPS
memberikan nilai kepada setiap siswa bahwa mata pelajaran tersebut sangatlah
penting. Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar diharapkan para siswa dapat
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial,
memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta
memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa mata pelajaran IPS juga dapat memberikan
dampak positif kepada siswa untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan sekitar
serta dapat mengetahui cara mengatasi masalah tersebut. Pengetahuan demi
pengetahuan yang dipelajari oleh siswa nantinya juga dapat mengantarkan mereka
pada watak, pola pikir inklusif, sikap bijaksana dalam menyikapi perbedaan dan
berbagai persoalan sosial di sekitarnya, dan membentuk kesadaran dan integrasi sosial
sebagai sebuah bangsa.1
Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan adalah lemahnya proses
pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya memetingkan hasil bukan proses. Padahal
proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai hasil yang
maksimal. Tujuan pembelajaran selain untuk memahami materi juga untuk
membentuk peserta didik agar memiliki kepribadian yang mulia. Di dalam proses
pembelajaran rata-rata peserta didik dituntut untuk menghafal bukan memahami
materi. Sehingga yang terjadi siswa belum bisa mengaplikasikan materi tersebut
1
Ali Mustofa dan Irfan Tamwifi, Materi Pembelajaran IPS /PKN Madrasah Ibtidaiyah (MI), (Surabaya :Ketua
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan baik ke dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang mereka terima hanyalah teori.
Sedangkan mereka kesulitan dalam mengaplikasikannya. Selain itu juga didalam
proses pembelajaran siswa pasif ketika guru menerangkan materi yang sedang
diajarkan.
Mata pelajaran IPS yang memiliki peran penting bagi peserta didik yaitu untuk
menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab.
Mereka diharapkan dapat mewujudkan kewajiban dan hak-haknya dalam kehidupan
sehari-hari secara profesional sesuai hukum dan nilai-nilai yang berlaku, membentuk
mental dan kepribadian peserta didik menjadi warga masyarakat yang selalu sadar
bahwa mereka hanya dapat hidup bersama dan bekerja sama dengan orang lain,
sebaliknya orang lain akan mau hidup bersama dan bekerja sama bila diperlakukan
dengan baik.2
Dari hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPS materi melestarikan
lingkungan kelas III MI Nurul Huda I Kepatihan Gresik pada semester I menunjukkan
belum tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan yaitu
75. Dari jumlah 26 siswa hanya 14 siswa (53,84%) memperoleh nilai di bawah KKM
yang di tentukan sedangkan 12 siswa lainnya (46,15%) sudah memenuhi KKM, yakni
nilai 70 ke atas. Dengan demikian, berdasarkan prosentase yang diperoleh siswa,
pembelajaran IPS pada materi melestarikan lingkungan di MI Nurul Huda Kepatihan
Gresik kurang berhasil karena siswa yang tidak memenuhi KKM lebih dari 50%.3
Hasil ulangan harian siswa dapat dilihat pada bagian lampiran.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil diskusi dengan guru MI Nurul
Huda I Kepatihan Gresik dapat disimpulkan, Bahwa hasil belajar peserta didik MI
Nurul Huda I Kepatihan Gresik tergolong rendah. Hal ini dapat di tunjukkan dari :
2
Ibid, hal 10
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Alokasi waktu lebih banyak digunakan lebih banyak digunakan untuk
menerangkan materi tanpa memberi peserta didik penugasan.
2. Kurangnya motivasi yang diberikan kepada siswa
3. Suasana yang bising, karena jarak antara sekolah dan jalan raya sangat dekat.
4. Siswa pasif dalam proses pembelajaran
5. Daya tangkap siswa yang beragam
6. Hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
7. Media yang digunakan terbatas.
8. Kurangnya mengeksplor peserta didik, sehingga peserta didik cenderung pasif
dalam proses pembelajaran.
9. Terbatasnya sumber buku.
Dilihat dari kegiatan proses belajar mengajar di MI Nurul Huda I Kepatihan
Gresik terbatasnya waktu yang ditentukan oleh pihak sekolah membuat seorang guru
kesulitan dalam membagi waktu antara memberi materi dengan penugasan yang
dilakukan oleh peserta didik. Padahal pembelajaran IPS sangat penting bagi peserta
didik bukan hanya disekolah tapi juga di masyarakat. Dengan mempelajari IPS akan
membimbing peserta didik menghadapi kenyataan dalam lingkungan sosialnya dan
dapat menghadapi masalah-masalah sosial dengan lebih arif dan bijaksana. Untuk
menghadapi tantangan perubahan ini, sesungguhnya gurulah yang harus memandu
siswa membuka cakrawala pengetahuan sosialnya. Maka guru dituntut lebih
profesional. Guru tidak lagi hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi
harus bisa menjadi pembimbing siswa dalam mengembangkan pengetahuannya dan
mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan bermutu. Guru
dituntut untuk kreatif dan mengekslpor pengetahuan siswa agar pembelajaran yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mereka tidak pasif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.4 Dari sinilah
peneliti mencoba untuk menggunakan Strategi pembelajaran Inquiring Mind What To
Know yang dapat mengeksplor pengetahuan siswa serta membuat siswa menjadi aktif
dalam proses pembelajaran.
Strategi Inquiring Mind Want to know (bangkitkan minat/rasa ingin tahu) atau
dapat diartikan menggali pikiran yang ingin tahu merupakan cara mudah bagi siswa
agar lebih aktif dalam pembelajaran. Strategi ini dapat membangkitkan keingintahuan
siswa dengan membuat perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan. Biasanya
siswa cenderung diam ketika diajak untuk membahas materi-materi yang belum
terpecahkan pada pertemuan sebelumnya. Apalagi jika mereka diminta untuk
menjawab secara bersama-sama satu kelas.5
Agar kajian penelitian ini memiliki perbedaan maupun adanya kemiripan
terhadap kajian penelitian terdahulu, maka dari hasil pencarian sebagaimana
penelitian yang dilakukan Silika puspita kencana6 dan Frendi Prima Pradana7.
Dari hasil pencarian terhadap penelitian terdahulu dan deskripsi mengenai
permasalahan yang tertulis, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Melestarikan Lingkungan Melalui Strategi
Inquiring Mind Want To Know Di Kelas III MI Nurul Huda I Kepatihan Gresik”.
4
Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta : PT Prestasi
Pustaka, 2011)hal.6
5
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta :CTSD,
2004) hal 28
6
Silika Puspita Kencana, Strategi Pembelajaran Inquiring Minds Want To Know (Menggali Pikiran Yang Ingin
Tahu) Dan True Or False (Benar Atau Salah) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati Pada Siswa Kelas X1 Man 1 Surakarta. Skripsi,Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.
7
Nuraini Kurniasih, Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiring Minds Want To Know Untuk Meningkatkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan strategi Inquiring Mind Want To Know untuk
meningkatkan hasil belajar IPS materi melestarikan lingkungan pada siswa kelas
III MI Nurul Huda I Kepatihan Gresik ?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS materi melestarikan lingkungan melalui
strategi pembelajaran Inquiring Mind Want To Know pada siswa kelas III MI
Nurul Huda Kepatihan Gresik?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan strategi Inquiring Mind Want To Know untuk
meningkatkan hasil belajar IPS melestarikan lingkungan pada siswa kelas III MI
Nurul Huda I Kepatihan Gresik.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi melestarikan lingkungan
dengan strategi pembelajaran Inquiring Mind Want To Know pada siswa kelas III
MI Nurul Huda Kepatihan Gresik.
D. Tindakan yang dipilih
Dari masalah yang sudah diteliti oleh peneliti, masalah yang muncul yaitu
terletak pada rendahnya hasil belajar peserta diduk serta peserta didik cenderung
pasif dalam proses pembelajaran. Dengan strategi Inquiring Mind Want To Know
diharapkan peserta didik dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id belajar yang maksimal dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berikut
langkah-langkah dari strategi :
1. Guru membuat suatu pertanyaan pembangkit minat untuk mendorong siswa dan
mengeksplor pengetahuannya tentang materi yang akan dipelajari dan persoalan
yang akan di diskusikan
a. Menggunakan gambar masalah lingkungan sekitar yang dapat diamati oleh
peserta didik
b. Judul (Apa yang tepat untuk judul pada gambar tersebut? )
c. Pengetahuan sehari-hari (mengapa bisa terjadi kerusakan hutan?)
d. Bagaimana (bagaimana sikap kamu bila terjadi kerusakan hutan?)
e. Definisi (Apa yang dimaksud dengan reboisasi itu ?)
f. Cara kerja sesuatu ( Apa yang menyebabkan kerusakan hutan?)
g. Solusi (Apa yang kamu lakukan jika terjadi kerusakan hutan?)
2. Mendorong peserta didik untuk menebak dengan bebas. Gunakan kata seperti :”
coba pikirkan”,” apa kira-kira”
3. Tidak memberi jawaban secara langsung, menampung semua dugaan-dugaan
jawaban peserta didik
4. Menggunakan pertanyaan sebagai jembatan untuk mengajarkan materi yang akan
dipelajari.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang
pendidikan yang menyangkut strategi penyampaian materi dalam pembelajaran
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Mind Want To Know terhadap hasil belajar siswa, serta dapat menambah
masukan maupun referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Praktis
Secara praktis, hasil penelitian tindakan kelas dapat memberikan manfaat
pada beberapa pihak, yaitu :
a. Bagi peneliti
Dari hasil wawancara dan observasi dengan guru, penelitian ini dapat
bermanfaat sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menentukan
strategi yang cocok untuk materi pelajaran tertentu. Dengan melaksanakan
PTK, peneliti sedikit demi sedikit mengetahui strategi apa yang cocok pada
pelajaran IPS, serta merupakan usaha bagi peneliti untuk melatih diri dalam
memecahkan permasalahan yang ada secara kritis, objektif, dan ilmiah.
b. Bagi guru dan calon guru :
1. Memberikan masukan kepada guru atau calon guru IPS dalam
pendekatan, menentukan strategi, atau metode pembelajaran yang tepat
sesuai dengan materi yang di ajarkan.
2. Memberikan informasi kepada guru dan calon guru untuk lebih
menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta menumbuhkan motivasi
untuk meneliti pada mata pelajaran lain atau permasalahan yang prosedurnya
hampir sama.
c. Bagi siswa atau peserta didik :
1. Dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang telah di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Dapat meningkatkan hasil belajar yang sejalan dengan meningkatnya
pemahaman siswa pada materi yang disampaikan oleh guru.
3. Dapat memperoleh bekal ketrampilan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Bagi Sekolah
Dapat memberikan informasi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
berhubungan dengan banyaknya model pembelajaran yang digunakan dan
berhubungan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
F. Lingkup Penelitian
Untuk memfokuskan tujuan penelitian, penulis membatasi ruang lingkup pada
skripsi ini. Adapun ruang lingkup adalah sebagai berikut :
1. Fokus permasalahan yang akan di teliti yaitu tentang Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Melalui penerapan strategi pembelajaran inquiring mind want to know pada
mata pelajaran ips kelas III materi melestarikan lingkungan di MI Nurul Huda I
Kepatihan Gresik.
2. Implementasi penelitian ini menggunakan strategi Inquring Mind Want To Know.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi
sebaliknya juga tingkah lakunya mengarah ke hal yang buruk. Atau bisa diartikan
belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
Untuk dapat disbut belajar, maka perubahan tersebut harus mantap, harus bekerja
keras dengan sungguh-sungguh dan tiada batas akhir. Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan
masalah/ berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.1
Sedangkan hasil belajar menurut Suprijono adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian,
dan sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanyasalah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran harus secara komperhensif.2 Atau
secara sederhana diartikan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.3
1
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remadja Karya, 1988) hal 86
2
Muhammad Thobroni dan Ali Mustofa, Belajar Dan Pembelajaran Pengembangan Wacana Dan Praktik
Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta : PT Remaja Ar-Ruzz Media, 2013) hal.22
3
2. Teori-Teori Belajar
Menurut para ahli dikemukakan beberapa teori dalam belajar, diantaranya :
1. Teori Gestalt
Menurut Gestalt dalam belajar yang terpenting adalah adanya penyesuaian
pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yng
dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari,
tetapi mengerti atau memperoleh insight (wawasan). Sifat-sifat belajar dengan
insight ialah :
a. Insight tergantung dari kemampuan dasar.
b. Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan.
c. Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga
semua aspek yang perlu diamati dalam belajar.
d. Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit.
e. Belajar dengan insight dapat diulangi.
f. Insight sekali didapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
Sedangkan prinsip belajar menurut Gestalt adalah sebagai berikut :
a. Belajar adalah suatu proses perkembangan
Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang
untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang
berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh
kematangan jiwa batiniah,, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan
pengalaman.
Bahwa peserta didik belajar tidak hanya inteleknya saja, tetapi juga
emosional dan jasmaniyahnya. Dalam proses pembelajaran guru selain sebagai
mengajar peserta didik, juga mendidik untuk membentuk pribadi yang baik.
c. Belajar harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat
pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur
yang mengandung suatu problem.
d. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan
peserta didik.
Agar belajar peserta didik berhasil harus memiliki keinginan dan tujuan.
Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Belajar berlangsung terus menerus
Peserta didik memperoleh pengetahuan tak hanya disekolah tetapi juga
diluar sekolah, dalam pergaulan memperoleh pengalaman sendiri-sendiri. Karena
itu, sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah dan masyarakat, agar
semua turut serta membantu perkembangan siswa secara harmonis.
2. Teori Belajar Menurut J. Bruner
Menurut Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang
tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah nmenjadi sedemikian rupa sehingga
siswa dapat belajar lebih banyak dan proses pembelajaran lebih mudah.
Oleh karena itu, Bruner mempunyai pendapat sebaiknya apabila sekolah
dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai
Bruner mementingksn partisipasi aktif dari peserta didik dan mengenal dengan
baik adanya perbedaan kemampuan.
3. Teori Belajar Dari Piaget
Pendapat piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak
adalah sebagai berikut :
1. Anak mempunyai strtuktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil. Mereka
mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk
menghayati dunia disekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri
dalam belajar.
2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut
suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu
urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap
yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
4. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. Kemasakan
b. Pengalaman
c. Interaksi sosial.
d. Equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk
membangun dan memperbaiki struktur mental).
5. Ada 3 tahap perkembangan, yaitu :
1. Berpikir secara intuitif ± 4 tahun
2. Beroperasi secara konkret ± 7 tahun
Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi
proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda
dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi
pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.
4. Teori Dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu :
1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.
Gagne menyatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh
manusia dapat dibai menjadi 5 kategori yang disebut “The domains of learning”
yaitu :
1. Keterampilan motoris (motor skill)
Dalam keterampilan motoris ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan
badan. Misalnya melempar bola, main tenis, mengetik huruf, dan sebagainya.
2. Informasi verbal
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan bicara, menulis,
menggambar. Dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan
sesuatu perlu di inteligensi
3. Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan
menggunakan simbol-simbol. Kemampuan belajar cara ini yang disebut
dengan “kemampuan intelektual”
Ini merupakan organisasi keterampilan yang internal dan perlu untuk
belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan
intelektual, karena ditunjukkan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari hanya
dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan secara terus
menerus.
5. Sikap
Kemampuan ini tidak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak
tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang
lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tidak
akan berhasil dengan baik.4
B. Macam-Macam Hasil Belajar
1. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Blom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti
dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa
hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Menurut Dorothy J.Skeel dalam Nursid Sumaatmadja konsep merupakan
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu
pengertian. Jadi, konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan atau suatu pengertian. Orang yang
telah memiliki konsep berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas
4
tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa
objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru
dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan
mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis. Di dalam SD
ataupun MI umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik
ulangan harian, ulangan semester maupun ulangan umum.
2. Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan
sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu peserta didik. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran,
nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreatifitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula
sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab,
dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
3. Sikap
Menurut Lange sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respon fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara
mental dan fisik secara serempak.
Sementara menurut Sadirman sikap merupakan kecenderungan untuk
melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap
Dalam hubungan dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada
pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang
sangat berperan adalah domain kognitif.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1. Kecerdasan Anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat dipengaruhi terhadap cepat dan
lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu
permasalahan. Kecerdasan peserta didik sangat membantu pengajar untuk
menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan
untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan
meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.
2. Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu
atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar,
kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar
tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan
bersamaan dengan tingkat kematangan individu, kaena kematangan ini erat
hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.
3. Bakat Anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
hal tersebut, maka bakat anak dapat mempengaruhi timggi rendahnya prestasi
belajar.
4. Kemampuan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat anak
menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keengganan peserta didik
untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar
merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar
yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh
positif terhadap hasil belajar yang di raihnya. Karena hemauan belajar menjadi
salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.
5. Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang suswa yang menaruh minat
besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada
siswa lainnya. kemudian karena pemusatan yang intensif terhadap materi itulah
memungkinkan peserta didik tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan
6. Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian
materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan,
menarik dan mudah dimengerti oleh peserta didik tentunya berpengaruh secara
positif terhadap keberhasilan belajar.
7. Pribadi dan Sikap Guru
Peserta didik pada umunya dalam melakukan belajar tidak hanya melalui
dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang kreatif
dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang
aktif dan kreatif pula. Pribadi dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikap
guru yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh
perhatian, tidak cepat marah, antusias, semangat dalam bekerja dalam mengajar,
memberikan penilaian yang objektif, rajin disiplin serta penuh dedikasi dan
bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.
8. Suasana Pengajaran
Faktor lain yang menentukan keberhasilan peserta didik yaitu suasana
pengajaran. Didalam suasana yang tenang akan terjadi dialog secara kritis antara
peserta didik dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa.
Tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga
keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat meningkat.
9. Kompetensi Guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu.
Kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan
peserta didik dalam proses belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru
yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten
dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta
mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu dapat
10.Masyarakat
Mayarakat sangat mempengaruhi kepribadian peserta didik. Kehidupan
modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak dipengaruhi dan
dibentuk oleh kondisi masyarakat daripada oleh keluarga dan sekolah.5
D. Macam-macam Insrumen Penilaian Hasil Belajar 1. Instrumen Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang psikologik, karena setiap butir
pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap
benar. Bila dilihat dari konstruksinya, maka instrumen penilaian hasil belajar
dalam bentuk tes tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tes esai (uraian) dan tes
objektif.
a. Tes Esai (Uraian)
Tes esai adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta didik. Tes esai dapat digunakan dengan baik
untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.
Kelebihan dari tes esai yaitu dapat menekankan kepada pengukuran
kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan
sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan
keterampilan pemecahan masalah. Sedangkan kelemahan dari tes esai yaitu skor
yang diperoleh peserta didik tidak sama sekalipun dengan soal yang sama dan di
uji ulang beberapa kali. Maka dari itu, untuk menyelesaikan tes esai dengan baik
5
peserta didik memerlukan waktu lama untuk menyelesaikannya. Kemampuan
menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling utama membedakan
prestasi belajar antar mahasiswa.
b. Tes Objektif
Butir soal objektif adalah butir soal yang telah mengandung kemingkinan
jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta didik. Ada tiga tipe tes
dalam tes objektif yaitu :
1. Benar salah (True False)
Merupakan butir soal yang terdiri atas pernyataan yang disertai dengan
alternatif jawaban, yaitu menyatakan pernyataan tersebut benar atau salah,
atau keharusan memilih satu dari dua alternatif jawaban lainnya.
Keunggulan dari butir soal tipe benar salah yaitu mudah diskor,
perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan, alat yang baik untuk
mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkenaan dengan
ingatan.
Sedangkan kekurangannya yaitu mendorong peserta didik untuk
menebak jawaban, terlalu menekankan kepada ingatan, meminta respon
peserta didik yang berbentuk penilaian absolut sedangkan dalam
kenyataannya hasil belajar itu kebanyakan bukanlah sesuatu kebenaran
absolut tanpa kondisi.
2. Menjodohkan (matching)
Tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom. kolom pertama adalah
pokok soal sedangkan kolom yang kedua adalah kolom jawaban. Tugas
peserta didik ialah menjodohkan pernyataan dibawah kolom soal dengan
Kelebihan dari jenis tes menjodohkan yaitu baik untuk menguji hasil
belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah, definisi,
peristiwa atau penanggalan, mudah diskor, dan dapat digunakan seluruh
bidang studi yang diuji.
Sedangkan kelemahannya terlalu mengandalkan pada pengujian aspek
ingatan. Untuk dapat menghindari masalah ini maka tiap butir soal tipe ini
harus disiapkan dengan hati-hati.
3. Pilihan ganda (multiple choice).
Tipe pilihan berganda adalah suatu butir soal yang alternatif
jawabannya lebih dari dua. Kelebihan dari bentuk tes pilihan berganda ini
yaitu dapat digunakan untuk mrngukur segala tingkatan tujuan
instruksional, mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang
paling kompleks, setiap perangkat tes dapat mencakup hampir seluruh
cakupan bidang studi, penskoran hasil kerja peserta dapat dikerjakan
secara objektif, jumlah pilihan yang disediakan melebihi dua yang dapat
mengurangi keinginan peserta didik untuk menebak
Sedangkan kekurangannya yaitu terletak kecenderungan bahwa guru
mengkonstruksi butir soal tipe ini hanya untuk menguji aspek ingatan,
atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif.
2. Intrumen Non Tes
Alat untuk memperoleh informasi hasil belajar non tes digunakan untuk
mengukur perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotor, terutama yang berhubungan dengan apa yang
dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik daripada apa yang akan
terutama berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati daripada
pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan
indera.
a. Bagan partisipasi (participation charts)
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu proses belajar
mengajar ialah keikutsertaan peserta didik secara sukarela dalam kegiatan
belajar mengajar tersebut. Jadi, keikutsertaan tersebut selain merupakan
salah satu usaha memudahkan peserta didik untuk memahami konsep yang
sedang dibicarakan dan meningkatkan daya tahan ingatan untuk mengenai
suatu isi pelajaran tertentu, dan juga dimaksudkan untuk menjadikan proses
belajar mengajar sebagai alat meningkatkan percaya diri, harga diri, dan
lain-lain.
b. Daftar cek (Check list)
Inti dari Check list adalah untuk menyatakan ada atau tidaknya suatu
unsur, komponen, sifat, karakteristik atau kejadian dalam suatu peristiwa,
tugas atau satu kesatuan yang kompleks. Dalam daftar cek pengamat hanya
dapat menyatakan ada atau tidaknya suatu hal yang sedang diamati. Check
list bermanfaat untuk mengukur hasil belajar yang berupa produk maupun
prosedur atau proses yang dapat dirinci kedalam komponen-komponen
yang lebih kecil, terdefinisi secara operasional dan sangat spesifik. Check
list terdiri dari dua bagian, yaitu komponen yang akan diamati dan tanda
yng menyatakan ada atau tidaknya komponen tersebut dalam observasi.
c. Skala lajuan (Rating scale)
Rating Scale adalah alat pengukuran non tes yang menggunakan suatu
diobservasi, yang menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya dengan
yang lain. Rating scale berisi tentang seperangkat pernyataan tentang
karakteristik atau kualitas dari sesuatu yang akan diukur beserta
pasangannya berbentuk semacam cara menilai. Jadi suatu Rating scale
terdiri atas dua bagian, yaitu adanya pernyataan tentang keberadaan atau
kualitas keberadaan dari suatu unsur atau karakteristik tertentu dan adanya
semacam petunjuk penilaian tentang pernyataan tersebut.
d. Skala sikap
Sebagai suatu konstruk psikologi, sikap harus memenuhi dua kriteria,
yaitu dapat diamati dan dapat diukur. Sikap adalah identitas kecenderungan
positif atau negatif terhadap suatu objek psikologis tertentu. Untuk
mengukur sikap maka harus dikonstruksi skala sikap yang kemudian
dikumpulkan menjadi butir-butir pernyataan tentang objek sikap tersebut
barulah kemudian ditentukan format jawaban yang akan digunakan dan cara
penskoran.6
E. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran IPS Materi Melestarikan Lingkungan 1. Pengertian IPS
Secara kebahasaan , ilmu pengetahuan sosial merupakan transliterasi dari
bahasa inggris social studies yang berarti beberapa studi, kajian-kajian atau
berbagai telaah tentang masyarakat. IPS adalah panduan beberapa bidang ilmu
yang mempelajari masyarakat dari berbagai segi atau ragam sudut pandang
keilmuan.
6
Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS merupakan perwujudan dari
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosia. Ia merupakan integrasi dari cabang
ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi buday, psikolog sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik dan ekonomi manusia yang diformulasikan untuk bertujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari. 7
Menurut Somantri mengartikan bahwa IPS atau pendidikan IPS adalah
seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan.8
Dengan kata lain, IPS adalah kajian mengenail manusia dengan segala
aspeknya dalam sistem kehidupan beemasyarakat. IPS mengkaji bagaimana
manusia bersama diantara sesamanya di lingkungan sendiri, dengan tetangganta,
yang dekat sampai jauh. Mengkaji bagaimana mereka bergerak, bagaimana
mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi yang menjadi bahan kajian
atau bahan belajar dalam IPS adalah keseluruhan tentang manusia.9
2. Tujuan IPS
Pembelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu mengembangkan sikap dan
keterampilan sosial yang berguna bagi kemajuan dirinya baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan
melalui pengembangan kemampuan khusus sebagai berikut :
7
Ali Mustofa dan Irfan Tamwifi, Materi Pembelajaran IPS /PKN Madrasah Ibtidaiyah (MI), (Surabaya :Ketua
LPTK Fakultas Tarbuyah, 2009) hal 3
8
Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal.11
9
1. Sebagai individu mengembangkan pemahaman tentang gejala alam dan
kehidupan sistem sosial, pengelolahan sumber daya, dan perubahan yang
berkelanjutan.
2. Menerapkan pola berfikir keruangan dalam memahami gejala alam dan
kehidupan manusia.
3. Mengembangkan keterampilan mengelola sumber daya dan kesejahteraan.
4. Mengembangkan kemampuan pola pikir kronologis untuk menganalisis
hubungan sebab akibat dalam suatu rangkaian peristiwa yang terjadi.
5. Berempati dalam membangun pola interaksi dan beradaptasi dengan
lingkungan alam, sosial, dan budaya.
6. Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan masyarakat dan lingkungan,
cinta tanah air, menghargai perbedaan, persamaan hak, dan kesetaraan jender.
7. Membiasakan diri berpikir secara rasional, membangun kehidupan masyarakat
yang harmonis, mengantisipasi terjadinya konflik, dan memecahkan masalah
dengan menggunakan ketermpilan sosial.
Menurut Nursyid menyatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS
melatih keterampilan para siswa baik keterampilan fisik maupun keterampilan
berfikirnya dalam mengkaji dan mencari jalan keluar dari masalah yang di
alaminya. Pengertian ini menekankan pada misi atau tujuan pendidikan IPS yakni
: mengembangkan kemampuan dan keterampilan agar siswa mampu hidup
selaras, serasi, seimbang di lingkungannya.10
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai
10
individu, anggota masyarakat, makhluk sosial dan buday, agar nantinya mampu
hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik.11
3. Materi Melestarikan Lingkungan
A. Kerusakan Lingkungan disekitar kita
Kita tinggal disebuah lingkungan alam yang besar sekali bernama bumi.
Bumi ini indah karena didalamnya ada laut, gunung, hutan, sungai, danau,
binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Sayangnya, bumi ini bisa rusak jika tidak kita
jaga.
Setiap hari jumlah manusia bertambah. Kebutuhan manusia juga
bertambah. Untuk memeuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus mengambilnya
dari alam. Akibat ulah manusia, banyak lingkungan alam yang rusak. Misalnya :
hutan jadi gundul, laut dan sungai menjadi tercemar dan lain sebagainya. Jika
dibiarkan lingkungan bisa menjadi punah. Berikut masalah yang bisa merusak
alam12 :
1. Bencana banjir
Indonesia sering mengalami banjir. Sungai tidak mampu menampung air
hujan. Sungai banyak yang meluap. Banyak orang yang membuang sampah di
sungai. Aliran sungai menjadi terganggu. Airnya menjadi tidak lancar. Jika hujan
air yang ada di sungai menguap. Dengan meluapnya air sungai dapat
menyebabkan bajir.
11
Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi, (Jalan Kertamukti Gang Haji Nipan : PT Ciputat Press, 2005), hal 27
12
Penyebab adanya banjir yaitu banyak hutan yang ditebangi, Akibatnya
hutan menjadi gundul dan air hujan tidak dapat menyerap kedalam tanah karena
pohon-pohon yang sudah ditebangi.
2. Kebakaran hutan
Hutan banyak dibuka untuk ladang. Hutan juga merupakan “rumah” dari
beraneka tumbuhan. Di hutan banyak jenis pepohonan yang dapat dimanfaatkan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti pohon untuk bahan pembuat
rumah dan mebel, pohon untuk pembuat obat-obatan, pohon untuk pembuat kosmetik,
bahan makanan, dan masih banyak yang lainnya. Selain itu hutan juga merupakan
penghasil udara bersih. Oleh sebab itulah, hutan juga disebut dengan “paru-paru
dunia.” Manfaat lain dari hutan adalah digunakan untuk perkebunan.Sayangnya
hutan tidak dijaga dengan baik. Manusia sering menebangi pohon yang ada
dihutaan serta membakar hutan secara tidak sengaja. Akibatnya hutan terbakar
dan api menjalar kemana-mana. Kebakaran hutan sangat merugikan.
Hal itu dapat memusnahkan tanaman dan tempat hidup makhluk hidup.
Akibat terjadinya kebakaran hutan kabut asap yang sangat menganggu
pernapasan manusia. Hewan banyak yang musnah. Dan kekayaan alam makin
berkurang.
3. Kekeringan
Indonesia sering mengalami kekeringan. Hutan banyak yang gundul dan
pepohonan semakin berkurang. Akibatnya air hujan tidak tersimpan dan langsung
ke sungai. Cadangan air tanah tidak ada. Jika pada waktu musim kemarau
terjadilah kekeringan.
Kekeringan sangat merugikan semua orang. Petani gagal panen.
yang digunakan untuk minum, memcuci, mandi dan untuk mengairi sawah. Jika
tidak ada air, kita akan mengalami kesulitan. Air merupakan sumber kehidupan.
Kita harus menjaga kelestariannya.
4. Tanah Longsor
Indonesia juga sering mengalami tanah longsor. Tanah longsor terjadi di
pegunungan. Tanah menjadi longsor karena lahan telah gundul. Pepohonan juga
habis. Akar yang ada di dalam tanah juga tidak ada. Akar berfungsi untuk
menahan tanah. Akibat tanah yang gundul yaitu tidak ada akarnya dan mudah
terkikis oleh air. Tanah yang longsor itu disebut juga erosi. Erosi sangat
merugikan manusia. Banyak rumah yang tertibun tanah karena terjadi erosi.
Banyak juga korban manusia. Maka dari itu, jagalah hutan dan lakukan reboisasi.
Karena hutan banyak manfaatnya.
5. Pencemaran air
Jumlah penduduk makin banyak sehingga lahan makin sempit dan
pembuangan tempat sampah makin terbatas. Banyak orang yang membuang
sampah sembarangan. Ada yang membuang di jalan, di sungai, di selokan rumah
dan lain-lain. Industri juga membuang limbah kesungai. Akibatnya air sungai
menjadi kotor dan tercemar. Air yang tercemar dapat menimbulkan penyakit,
seperti gatal-gatal dan sakit perut. Hewan-hewanpun banyak yang mati. Ada juga
sebagian orang yang masih memanfaatkan air yang kotor tersebut. Maka dari itu
buanglah sampah pada tempatnya.13
6. Timbunan sampah
Apa yang dimaksud dengan sampah ? sampah adalah benda atau barang yang
dibuang karena tudak terpakai lagi. Coba perhatikan barang-barang
13
disekelilingmu, adakah barang yang kamu buang ? Apa yang kamu sebut sampah
belum tentu sama dengan orang lain. Jika kamu tidak menyukai makananmu,
kamu tentu akan membuangnya. Akan tetapi, bisa jadi bagi orang lain makanan
itu ia suka dan tidak dibuang. Sampah dibagi menjadi 3 jenis , yaitu:
a. Sampah kering (Anorganik) yaitu sampah yang tidak dapat membusuk secara
alami. Contohnya : logam, besik, kaleng, botol, kertas, dan lain-lain
b. Sampah basah (Organik) yaitu sampah yang dapat membusuk secara alami.
Contohnya : daun-daunan, sisa-sisa nasi, tumbuh-tumbuhan.
c. Sampah berbahaya yaitu sampah yang tergolong berbahaya. Contohnya : baterai
bekas, botol racun nyamuk, jarum suntik, barang-barang elektronik, dan
lain-lain.14
B. Upaya Melestarikan Lingkungan
1. Gotong royong membangun jalan dan jembatan
Jalan dan jembatan merupakan sarana umum yang digunakan oleh semua
masyarakat. Warga desa membutuhkan jalan yang memadai. Dengan jalan yang baik
dapat memperlancar kegiatan ekonomi, pergi ke desa lain, atau pergi berdagang.
Jembatan juga sangat bermanfaat bagi manusia. Jembatan biasanya berada
diatas sungai. Jembatan merupakan sarana umum yang digunakan untuk
bepergian,pergi kesawah bagi para petani, atau pergi ke desa lain. Dengan adanya
jalan dan jembatan, kegiatan manusia menjadi lancar.
2. Kerja sama menjaga lingkungan
14
Kita harus melestarikan lingkungan agar sumber daya yang ada tidak punah.
Hal itu dapat dilakukan secara bersama-sama. Berikut cara yang dilakukan untuk
menjaga lingkungan :
a. Penghijauan
Hutan yang gundul menjadikan tanah menjadi gersang. Udara juga bertambah
panas. Akibatnya banjir dan erosi sering terjadi. Kita harus mencegahnya dengan
cara penghijauan atau disebut dengan reboisasi. Artinya lahan yang gundul tadi
ditanami pohon kembali. Halaman sekolah dapat ditanami pepohonan, halam
sekolah juga ditanami pepohonan. Hal itu dapat menciptakan lingkungan yang asri.
Udara juga menjadi segar. Banjir dan erosi dapat kita cegah. Semua itu untuk
kebaikan kita. Lakukanlah mulai sekarang.
b. Pengelolahan air limbah
Air yang tercemar sangat berbahaya. Jika air tercemar maka dapat
menganggu kesehatan manusia, misalnya gatal-gatal dan sakit perut. Selain itu
juga banyak hewan yang mati karena air yang tercemar.
Pencemaran air dapat ditanggulangi. Pabrik harus jauh dari pemukiman dan
air pembuangan pabrik tersebut harus diolah dengan cara memberikan saluran
pada air limbah dan tidak boleh bocor, seta larangan untuk membuang sampah
disungai.
c. Penertiban tempat pembuangan sampah
Kita harus membuang sampah pada tempatnya. Sampah dibuatkan tempat
pembuangan dan tidak boleh menganggu lingkungan. Tempat itu juga harus jauh
dari pemukiman. Pemerintah juga menyediakan Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Sampah yang sudah terkumpul banyak dapat dibuang di TPA. Beberapa
1. Sampah dikumpulkan dan dibakar.
2. Sampah diolah untuk makanan ternak.
3. Sampah diolah untuk pupuk.
4. Sampah diolah lagi menjadi barang yang bermanfaat.15
F. Tinjauan Tentang Strategi Inquiring Mind Want To Know 1. Strategi Inquiring Mind Want To Know
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiring Mind Want To Know
Strategi pembelajaran merupakan suatu perencanaan dalam mencapai
tujuan pembelajaran16. Strategi pembelajaran inquiring mind want to know adalah
strategi bagaimana cara seorang guru untuk membangkitkan rasa keingintahuan
peserta didik. 17Strategi ini merupakan strategi pembelajaran aktif yang mana
tidak hanya mengutamakan pengembangan keterampilan belajar siswa saja, tetapi
terdapat proses analisis, sintesis dan evaluasi sehingga siswa mampu
mendapatkan pemahaman dengan kemampuan berpikirnya sendiri.18
Strategi Inquiring Mind Want To Know dapat membangkitkan
keingintahuan peserta didik dengan meminta mereka untuk membuat
perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan. Dalam proses pembelajaran
peserta didik cenderung pasif ketika diajak untuk membahas materi-materi yang
belum terpecahkan pada pertemuan sebelumnya. Dengan strategi ini seorang
guru dapat membuka cakrawala atau pengetahuan peserta didik dengan cara
15
Dyah Suryaningsih, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2012) hal 21
16
Ika lailatus sangadah, Sri wahyuni, Meti Indrawati, Implementasi Strategi Pembelajaran Inquiring Mind Want To Know Guna Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 5 Surakarta, (Surakarta, Volume 3, Nomor 3 : 13) 2011.
17
Hisyam Zaini, Bermawy Muthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif , (Yogyakarta : CTSD, 2004)
hal 28
18
memberikan mereka pertanyaan agar peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran.
Strategi ini merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada peserta didik (student centered) yang mana mula-mula guru
tidak memberikan materi pembelajaran secara langsung tetapi merangsang
keingintahuan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh
guru.
Tujuan utama pembelajaran dari strategi inquiring mind want to know
adalah untuk mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahu mereka.19
b. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inquiring Mind Want To Know 1. Guru membuat suatu pertanyaan pembangkit minat untuk mendorong siswa
dan mengeksplor pengetahuannya tentang materi yang akan dipelajari dan
persoalan yang akan di diskusikan
a. Menggunakan gambar masalah lingkungan sekitar yang dapat diamati
oleh peserta didik
b. Judul (Apa yang tepat untuk judul pada gambar tersebut?)
c. Pengetahuan sehari-hari (mengapa bisa terjadi kerusakan hutan?)
d. Bagaimana (bagaimana sikap kamu bila terjadi kerusakan hutan?)
e. Definisi (Apa yang dimaksud dengan reboisasi itu ?)
f. Cara kerja sesuatu ( Apa yang menyebabkan kerusakan hutan?)
g. Solusi (Apa yang kamu lakukan agar hutan tidak mudah rusak?)
19
2. Mendorong peserta didik untuk menebak dengan bebas. menggunakan kata
seperti :” coba pikirkan”,” apa kira-kira”
3. Tidak memberi jawaban secara langsung, menampung semua dugaan-dugaan
jawaban peserta didik
4. Menggunakan pertanyaan sebagai jembatan untuk mengajarkan materi yang
akan dipelajari.
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Inquiring Mind Want To Know 1. Kelebihan Strategi Inquiring Mind Want To Know
a. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif peserta didik
b. Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi, sampai
menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
c. Peserta didik memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih
baik.
d. memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka masing-masing
e. Membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam mentransfer konsep
yang dimilikinya kepada situasi proses belajar yang baru
2. Kekurangan Strategi Inquiring Mind Want To Know
a. Jika guru kurang spesifik merumuskan teka-teki atau pertanyaan kepada
peserta didik dengan baik untuk memecahkan permasalahan secara
b. Strategi pembelajaran inquiring mind want to know ini memerlukan waktu
yang lama, sehingga guru sering kesulitan menyesuaikan dengan waktu
yang ditentukan.
c. Strategi pembelajaran Inquiring Mind Want To Know harus menyesuaikan
karakteristik peserta didik.
d. Jika jumlah peserta didik telalu banyak, maka strategi ini sukar untuk
dikembangkan dengan baik.20
20
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Rancangan Peneitian
PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui
refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut.1 Dalam penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Huda
I Kepatihan Gresik pada mata pelajaran IPS kelas III.
Dari masalah yang sudah diteliti oleh peneliti mengenai masalah yang telah
ditemukan di dalam kelas yaitu rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi siswa
kelas III dari KKM yang telah ditetetapkan dapat dipecahkan dengan menggunakan
strategi Inquiring Mind Want To Know sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
Penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan meodel Kurt Lewin yang
terbagi atas empat langkah yaitu perencanaan (planing), aksi atau tindakan (acting),
observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan ini dibagi menjadi
beberapa siklus hingga tujuan pembelajaran tercapai.2
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Nama sekolah yang dilakukan penelitian yaitu MI Nurul Huda I, yang
bertepatan di desa Kepatihan Kabupaten Gresik.
b. Waktu Penelitian
1
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2013), hal 26
2
Penelitian dilaksanakan tiga bulan yaitu pada bulan Oktober sampai pada
bulan Desember 2016.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III di MI Nurul Huda
I Kepatihan Gresik yang berjumlah 26 siswa. Madrasah yang diteliti adalah MI
Nurul Huda I Kepatihan Gresik tepatnya beralamat di JL.Raya Kepatihan-Gresik
pada kelas III. Lingkungan fisik dan sosial pada masyarakat menengah ke bawah
dengan komposisi satu kelas berjumlah 17 perempuan dan 9 laki-laki. Masalah
yang muncul pada sekolah MI Nurul Huda I Kepatihan Gresik yaitu pada bidang
kemampuan kognitif rendah mata pelajaran IPS kelas III. Faktor yang menyebabkan
kemampuan kognitif siswa rendah adalah latar belakang sosial ekonomi serta faktor
lingkungan.
C. Variabel yang diteliti
Variabel yang menjadi sasaran PTK ini adalah meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menerapkan strategi Inquiring Mind Want To Know pada mata
pelajaran IPS materi melestarikan lingkungan pada siswa kelas III MI Nurul Huda
1 Kepatihan Gresik. Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel
yang lain yaitu:
1. Variabel input: Siswa kelas III MI Nurul Huda 1 Kepatihan Gresik
2. Variabel proses: Penerapan strategi Inquiring Mind Want To Know.
3. Variabel output: Peningkatan hasil belajar materi melestarikan lingkungan
D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model Kurt Lewin dengan siklus
PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral berikut ini :
Gambar 3.1
Siklus PTK Model Kurt Lewin
Identifikasi Masalah
Observasi
(Observing)
Perencanaan (Planning)
Refleksi (Reflecting) Tindakan
(Acting)
Perencanaan Ulang
Siklus I
Berdasarkan gambar di atas, adapun penjelasan alur penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan adalah
sebagai berikut:
1.) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang difokuskan pada
perencanaan langkah-langkah perbaikan yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam rencana
perbaikan pembelajaran ini peneliti menerapkan strategi Inquiring Mind
Want To Know.
2.) Menyiapkan sumber belajar
3.) Menyiapkan lembar kerja siswa
4.) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu:
a. Lembar pengamatan aktivitas siswa
b. Lembar pengamatan aktivitas guru
2. Aksi atau Tindakan (acting)
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat.
Tahap ini belangsung di dalam kelas. Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan
adalah harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirancang pada RPP.
Hal ini dilakukan agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan tingkat
keberhasilan dapat diketahui.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada
tanggal 09 Desember 2016 dikelas V dengan jumlah peserta didik 26 orang siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran IPS dan
(RPP) yang telah disiapkan oleh peneliti sebelumnya dan guru bertindak sebagai
pengamat.
Pada saat proses pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi untuk
mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan, dan ketepatan siswa
dalam penerapan strategi Inquiring Mind What To Know.
3. Observasi (observing)
Pengamatan dilakukan oleh observer, yaitu guru kelas III MI Nurul Huda
Kepatihan Gresik terhadap seluruh proses pembelajaran baik sebelum, saat
maupun sesudah implementasi tindakan dengan berpedoman lembar observasi
beserta rubriknya. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap
proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen
pengamatan yang dikembangkan dalam penelitian ini.
4. Refleksi (reflecting)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
pada siklus I. Keberhasilan pada siklus I dipertahankan sedangkan kekurangan
pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Hasil analisis digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan siklus selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur utuk
membentuk sebuah siklus, yaitu putaran kegiatan beruntun yang kelangkah
semua. Putaran terjadi dimulai dari tahap
perencanaan-tindakan-observasi-refleksi. Penelitian akan diulang apabila masih ditemukan kekurangan dalam
E. Teknik Pengumpulan Data
a) Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan
menggunakan bahsa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media
tertentu.3Sebelum melakukan observasi peneliti melakukan wawancara terhadap
salah satu guru kelas III yaitu Sri Wahyuni, S.Pd. Dalam wawancara tersebut,
peneliti bermaksud untuk mengetahui proses pembelajaran serta permasalahan
yang ada dikelas II MI Nurul Huda I Kepatihan Gresik.
b) Observasi
Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap
kejadian yang sedang berlangsung.4Observasi digunakan untuk mendapatkan
keterangan mengenai situasi dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi,
kemudian semuanya dicatat dengan cermat.
c) Pemberian Tes
Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaaan materi pembelajaran.5Dalam
penelitian ini, tes dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta
didik setelah diterapkan pembelajaran aktif dengan strategi Inquiring Mind What
To Know.
d) Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
yang ada disekolah sebagai penunjang.. Peneliti melakukan teknik dokumentasi
3
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2013), hal 96
4
Ibid, hal 86
5
seperti catatan harian, buku-buku, keadaan jumlah siswa, keadaan sarana dan
prasarana serta foto-foto selama proses penelitian tindakan kelas berlangsung.6
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk data penelitian.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi dan lembar tes hasil belajar siswa.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa aktivitas
guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi penelitian ini
dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran. Lembar observasi ini bertujuan
untuk mendapatkan data tentang situasi kelas pada saat pembelajaran. Pada lembar
observasi ini terdapat poin-poin yaitu : lembar aktivitas pengamatan guru dan
lembar aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa.
b. Lembar Tes Hasil Belajar
Pada akhir proses pembelajaran peserta didik diberi soal evaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik selama proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif dalam penelitian ini, diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara
deskriptif yaitu gambaran tentang pembelajaran siswa kelas III MI Nurul Huda I
Kepatihan Gresik dengan strategi Inquiring Mind Want To Know yang berkaitan
6
dengan lembar observasi meliputi aktifitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran, perhatian, antusias dalam pembelajaran dan kepercayaan diri dalam
belajar.
Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu nilai yang diperoleh dari
ulangan harian siswa Selanjutnya, data dari masing-masing siklus dibuat dalam tabel
sehingga akan terlihat secara keseluruhan. Analisa data untuk tujuan tindakan dilakukan
dengan membandingkan isi catatan yang dilakukan guru pengampu dan peneliti
dengan harapan unsur subyektifitas dapat dikurangi.
Data yang disajikan berasal dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam
mengikuti tes di setiap siklusnya. Dari hasil tersebut maka akan diamati dan ditarik
kesimpulan tentang keberhasilan peneliti dalam mengajar menggunakan metode yang
pencapaian sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
oleh madrasah atau belum. Jika dalam putaran siklus diperoleh hasil yang belum
memenuhi target, maka akan dibenahi dalam putaran siklus II.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskiptif prosentase. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas yaitu dengan
menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik dengan jumlah peserta didik di kelas
tersebut sehingga diperoleh rata-rata7:
X = Ʃ� �
Keterangan :
X = Mean atau nilai rata-rata
Ʃx = Jumlah semua nilai peserta didik
N = Jumlah peserta didik
7