• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Cara Belajar, Kesulitan Belajar, dan Keaktifan SIswa dengan Prestasi Belajar Siswa Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Cara Belajar, Kesulitan Belajar, dan Keaktifan SIswa dengan Prestasi Belajar Siswa Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Yogyakarta."

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CARA BELAJAR, KESULITAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM STUDI TEKNIK

KOMPUTER DAN JARINGAN SMK N 2 WONOSARI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun Oleh:

BENNY SURAHMAN NIM 08502244031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v

PERSEMBAHAN

Kepada Allah ﷲ— Dzat yang jiwa ragaku ada di genggaman-Nya, yang tak ada sehelai daun pun jatuh yang luput dari pengawasan-Nya,

yang segala sesuatu terjadi atas ijin dan kehendak-Nya.

Segala puji bagi Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya dan membimbingnya melewati ujung-ujung perjalanan yang telah terukir sebelum asa mampu menembusnya.

"Sesungguhnya keadaan -Nya apabila Dia men gh en daki sesuatu hanyalah b erkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia."

Yā-Sīn: 82 •••

Kepada Ibu dan Bapak, yang telah menjadi pena-Nya dalam menuliskan namaku di lembar kehidupan-Nya ini.

Dan dengan tinta cintaNya telah mewarnai ku sebagai perantara ilmu, bimbingan dan pengukir pembentuk pribadi sampai titik ini.

Semoga kebaikanlah yang selalu tercipta.

“Panuwunku tanpo upami, Panuwunku tanpo kinates” – (Terima kasihku tak tergambarkan dan terima kasihku tak terbatas). Bahkan untuk membalasnya pun mungkin sisa umurku tak akan pernah sebanding.

Semoga kemulyaan, kebaikan, kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan serta lindungan, rahmat dan hidayah-Nya selalu menyertai kita semua.

•••

Kepada saudara-saudara yang telah sedikit banyak menyemai aroma dalam perjalananku hingga sampai saat ini. Terima kasih, semoga kita bisa berkumpul lagi dalam keadaan

yang jauh lebih baik.

•••

Kepada teman-teman, terima kasih atas bantuan, kebersamaan dan apapun itu senggingga proses ini telah sampai pada ujungnya.

•••

Dan kepada siapa saja yang tak mungkin dituliskan satu per satu, terima kasih dan terima kasih telah sudi menjadi bagian dari perjalanan ini.

Kepada semuanya:

͞Terima kasih, telah menjadi perantara-Nya dalam memudahkan perjalananku. Semoga perjalananmu juga dimudahkan, melalui apapun dan siapapun,

dalam urusan apapun dan dengan siapapun.

Sampai ke detail yang mungkin belum pernah terpikirkan bahkan yang tak pernah disadari sekalipun, semoga telah dirancang kemudahannya.͟

...Aamiin...

Melalui perjalanan ini, telah mengajarkan banyak hal, yang iramanya telah mengalun dan mengorkestrasikan simponi hingga menggetarkan dinding-dinding sanubari.

Semoga terjaga iramanya tetap indah dan megah menggelegar sampai ke angkasa, penuhi cakrawala. Sampai pada perjalanan-perjalanan berikutnya yang terus menanti. Hingga semua perjalanan bermuara.

(6)

vi MOTTO

“... dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya...”

~ Q.S. An-Najm (Bintang): 39 “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk utrusan yang lain).

Dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.”

~Q.S. Asy-Syarh: 6 – 8

●●●

Ngilmu iku kalakone kanti laku

 Ilmu itu bisa diraih melalui usaha (proses belajar)

~ Tembang Pocung •••

“Jangan mengandalkan kehebatan, tetapi teruslah rajin.” ---

“Kemampuan kecerdasan seseorang adalah tergantung dari bagaimana cara untuk menghikmahi segala yang dialami. Jarak menjadi jauh ketika hati kita tidak sabar.”

~ EAN •••

“Mendaki gunung setinggi apapun, pasti dimulai dari satu langkah kaki dari dasar bukit....”

~ @Subiakto •••

"Jika terus-menerus melangkah, jangankan satu kota.

Satu negara pun pasti terlewati...."

~ @bennybendz •••

“Everyone is a genius. But if you judge a fish on it’s ability to climb a tree, it will live it’s whole life believing that it is stupid.”

(7)

vii

PENGARUH CARA BELAJAR, KESULITAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM STUDI TEKNIK

KOMPUTER DAN JARINGAN SMK N 2 WONOSARI YOGYAKARTA Oleh:

Benny Surahman NIM. 08502244031

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara cara belajar, kesulitan belajar, dan keaktifan siswa secara sendiri-sendiri maupun terpisah-pisah dengan prestasi belajar siswa Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian Expost Facto, populasi berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan: a) dokumentasi dan b) kuesioner/angket. Teknik analisis data menggunakan: a) regresi sederhana dan b) regresi ganda dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan r sebesar 0,545 dan nilai thitung sebesar 3,436 > ttabel sebesar 1,701. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan r sebesar 0,509 dan nilai thitung sebesar 3,129 > ttabel sebesar 1,701. Terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan siswa terhadap prestasi belajar dengan r sebesar 0,707 dan nilai thitung sebesar 5,288 > ttabel sebesar 1,701. Terdapan pengaruh positif dan signifikan terhadap cara belajar, kesulitan belajar, dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar siswa program studi teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Wonosari dengan koefisien R2 sebesar 0,532 artinya mempunyai pengaruh sebesar 53,2 % dan sisanya (46,8 %) ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas di dalam penelitian ini.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Rahmat-Nya

berupa hidup serta karunia-Nya yang tak pernah ada putusnya. Atas ijin dan

kehendak-Nya Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berupa Tugas Akhir

Skripsi dengan judul “Pengaruh Cara Belajar, Kesulitan Belajar, dan Keaktifan

Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Program Studi Teknik Komputer Dan Jaringan

SMK N 2 Wonosari Yogyakarta”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

beberapa pihak yang terlibat dalam penyelesaian Karya Tulis berupa Tugas Akhir

Skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, MPd. MA, selaku Rektor Universitas

Negari Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Moch Bruri Triyono, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Muhammad Munir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Bapak Handaru Jati, ST. MM. MT. Ph.D, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Ibu Dessy Irmawati, M.T., selaku Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang

telah memberikan banyak masukan dan bimbingan selama penyusunan

Tugas Akhir Skripsi.

6. Bapak Drs. Slamet, M.Pd dan Bapak Suparman, M.Pd selaku Validator

instrument penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan ... 6

F. Manfaat ... 7

(11)

xi

2. Cara Belajar ... 12

3. Kesulitan Belajar ... 22

4. Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Sekolah ... 24

B. Penelitian Yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berfikir ... 30

D. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Paradigma Penelitian ... 34

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35

E. Populasi dan Sampel ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 38

G. Uji Coba Instrumen ... 41

H. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif ... 47

2. Uji Persyaratan Analisis ... 48

3. Uji Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Variabel Cara Belajar (X1) ... 54

2. Deskripsi Variabel Kesulitan Belajar (X2) ... 57

3. Deskripsi Variabel Keaktifan Siswa (X3) ... 60

4. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 63

(12)

xii

C. Pengujian Hipotesis

1. Penghujian Hipotesis Pertama ... 68

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 71

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 74

4. Pengujian Hipotesis Keempat ... 77

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Instrumen Cara Belajar ... 40

Tabel 2. Instrumen Kesulitan Belajar ... 41

Tabel 3. Instrumen Keaktifan Siswa ... 41

Tabel 4. Distribusi sebaran item valid dan gugur skala Cara Belajar ... 44

Tabel 5. Distribusi sebaran item valid dan gugur skala Kesulitan Belajar .. 44

Tabel 6. Distribusi sebaran item valid dan gugur skala Keaktifan Siswa ... 45

Tabel 7. Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian ... 46

Tabel 8. Interprestasi ... 48

Tabel 9. Distribusi Kualifikasi Prestasi Belajar ... 48

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Cara Belajar... 52

Tabel 11. Kategori Tingkat Cara Belajar ... 55

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kesulitan Belajar ... 56

Tabel 13. Kategori Tingkat Kesulitan Belajar... 58

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa ... 59

Tabel 15. Kategori Tingkat Keaktifan Siswa ... 61

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 17. Kategori Tingkat Prestasi Belajar Siswa ... 64

Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ... 65

Tabel 19. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Pertama... 68

Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis kedua ... 70

Tabel 21. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ketiga ... 72

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Paradigma Penelitian ... 35

Gambar 2. Diagram Data Variabel Cara Belajar ... 55

Gambar 3. Diagram Data Variabel Kesulitan Belajar ... 59

Gambar 4. Diagram Data Variabel Keaktifan Siswa ... 62

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Keberhasilan siswa dalam menempuh tingkat pendidikan melalui proses

belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga formal pendidikan sangat ditentukan

oleh beberapa faktor. Faktor yang menentukan tersebut antara lain: siswa,

kurikulum, tenaga pengajar, fasilitas yang mendukung proses pembelajaran dan

faktor lingkungan (Nana Sudjana, 2002: 42). Bila faktor-faktor tersebut dapat

dipenuhi dengan baik maka dapat menambah keberhasilan proses belajar

mengajar dan bila dilaksanakan secara maksimal nantinya akan menunjang

pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan

mutu pendidikan.

Berbagai metode telah banyak diupayakan untuk meningkatkan kualitas

hasil pembelajaran. Seperti yang telah dituliskan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, beberapa

upaya dan peraturan telah dibuat antara lain dengan memperbaharui kurikulum,

memperbaiki proses dalam belajar mengajar, menyediakan pendanaan,

meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta mendukung sarana

dan fasilitas yang dibutuhkan.

Berbagai macam upaya yang telah dilakukan baik oleh pemerintah atau

sekolah, diharapkan akan terjadi proses belajar mengajar yang lebih baik dan pada

akhirnya terjadi peningkatan hasil belajar. Akan tetapi, keberhasilan dari proses

(16)

2

baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun yang berasal dari

luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal sering tidak terlalu diperhatikan

dibanding faktor eksternal. Padahal faktor internal yaitu faktor yang terdapat pada

diri siswa itu adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan dan

prestasi siswa dalam menempuh proses pendidikan di sekolah. Sedangkan faktor

ekternal yaitu faktor yang terdapat di luar diri siswa contohnya lingkungan dan

fasilitas, itu hanya mendukung atau memicu faktor yang terdapat pada diri siswa.

SMK N 2 Wonosari merupakan salah satu sekolah yang memiliki kualitas

hasil pembelajaran yang cukup bisa dipertimbangkan diantara sekolah kejuruan

lainnya dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000 pada tangal 12 Maret

2005. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti program KKN-PPL, SMK

ini termasuk sekolah yang mempunyai ektrakurikuler yang banyak diikuti oleh

siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru bidang studi di SMK

Negeri 2 Wonosari dan berdasarkan pengalaman penulis saat melaksanakan

program KKN-PPL di sekolah tersebut, diketahui dari hasil belajar siswa terlihat

bahwa beberapa siswa yang mempunyai potensi akademik yang baik tetapi tidak

mendapat hasil belajar yang sebanding dalam setiap ulangan atau ujian. Hal

tersebut menjadi pertanyaan apa yang menjadi faktor siswa tersebut tidak

mendapat hasil yang seharusnya dalam belajar. Diketahui bahwa siswa-siswa

tersebut mempunyai kegiatan yang lain di luar kegiatan belajar mengajar. Tetapi

beberapa fenomena lain diketahui bahwa sebagian siswa yang terlibat dalam

aktifitas di luar kegiatan belajar mengajar memiliki hasil belajar yang cukup baik

dan sebanding dengan potensi akademik yang mereka miliki sebagaimana

(17)

3

Di dalam setiap proses belajar mengajar cara pengajar dalam

menyampaikan materi pelajaran sangat berperan penting. Pengalaman mengajar

di SMK N Wonosari pada program PPL telah melihat bahwa ada beberapa siswa

yang merasa kesulitan dengan penjelasan para pengajar tetap baru akan mengerti

setelah diberikan penjelasan-penjalasan secara khusus. Siswa mungkin memiliki

kesulitan dari cara penjelasan pengajar yang tidak sesuai dengan pola pikir dan

cara belajar mereka atau cara ajar para pengajar yang kurang memperhatikan

potensi setiap siswa dan cara belajar mereka yang berbeda-beda. Pengajar mesti

mengetahui bahwa setiap siswa mempunyai cara berajar yang berbeda-beda, tidak

semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, sekalipun bila mereka sekolah

di sekolah dan duduk di kelas yang sama. Kemampuan seseorang dalam

memahami dan menyerap pelajaran berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat,

sedang, dan ada pula yang lambat, oleh karena itu perlu digunakan cara yang

berbeda pula untuk dapat memahaminya (Ghufron dan Risnawita, 2010: 38).

Padahal menurut Hamalik (1990: 30) mengatakan bahwa cara belajar yang

dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang

tepatakan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai

akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil. Dari uraian tersebut telah cukup

menggambarkan bahwa cara belajar dan cara mengajar dapat mempengaruhi

dengan hasil belajar mengajar.

Selain yang telah disebutkan di atas, menurut Syaiful Bahri Djamrah (2002:

10-22), pedoman umum dalam belajar dapat dilakukan dengan cara belajar

dengan teratur, disiplin dan bersemangat, konsentrasi, pengaturan waktu, istirahat

(18)

4

pada pandangan siswa terhadap kesulitan dalam mata pelajaran terhadap hasil

belajar. Kesulitan dalam belajar merupakan masalah yang sering timbul dalam

belajar, karena seperti yang telah dikatakan oleh Gie (1987: 7) bahwa agar

seseorang dapat belajar dengan baik dia harus mengetahui dulu metode, teknik,

kemahiran atau cara-cara belajar yang efisien kemudian pengetahuan itu

dipraktikan setiap hari sampai menjadi sesuatu kebiasaan belajar. Apabila siswa

tidak mengetahui metode yang tepat untuk cara belajarnya yang efektif dan

efesien, maka akan berpengaruh dengan pencapaian siswa dalam keberhasilan

belajar.

Dari beberapa peryataan tersebut, muncul pertanyaan dari penulis, apa

pengaruh prestasi siswa dalam belajar dengan keaktifan mereka mengikuti

kegiatan baik di dalam atau kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar? Apakah

ada pengaruh kesibukan mereka dalam kegiatan dengan cara belajar mereka yang

kemudian berpengaruh juga terhadap hasil belajar? Apa pengaruh cara belajar

mereka dengan kesulitan mereka dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar? Dari

beberapa uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan dengan

judul: “Pengaruh Cara Belajar, Kesulitan Belajar dan Keaktifan Siswa dengan

Prestasi Belajar Siswa Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2

Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas,

dapat diidentifikasi permasalahannya antara lain sebagai berikut :

1. Belum terpenuhi dengan baik faktor-faktor internal maupun eksternal yang

(19)

5

2. Potensi kademik siswa tidak sebanding dengan hasil belajar siswa.

3. Penyampaian materi pelajaran yang tidak tepat oleh tenaga pengajar

berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran.

4. Cara belajar yang kurang tepat menjadikan proses belajar mengajar menjadi

kurang baik.

5. Cara belajar siswa yang kurang sesuai berpengaruh terhadap prestasi belajar

yang kurang optimal.

6. Kesalahan persepsi siswa terhadap beberapa mata pelajaran yang dianggap

sulit mempengaruhi prestasi belajar.

7. Kegiatan di luar jam belajar mengajar dapat mengganggu proses belajar

siswa.

8. Kesulitan dalam proses belajar menyebabkan prestasi belajar menjadi kurang

baik.

9. Manajemen waktu yang kurang baik dalam berbagai kegiatan sekolah dapat

mengganggu prestasi belajar.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada identifikasi masalah di atas

maka perlu adanya batasan masalah agar ruang lingkup masalah menjadi lebih

jelas. Penelitian ini terbatas pada cara belajar yang dilakukan siswa, kesulitan

mereka dalam belajar, dan keaktifan mereka dalam kegiatan belajar mengajar dan

kegiatan sekolah di luar kegiatan belajar mengajar. Permasalahan yang telah

dipilih tersebut akan dihubungan dan dicari besar pengaruhnya terhadap prestasi

belajar siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari

(20)

6

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara cara belajar siswa dengan prestasi

belajar siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2

Wonosari Gunung Kidul.

2. Apakah terdapat pengaruh antara kesulitan belajar dengan prestasi belajar

siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari

Gunung Kidul.

3. Apakah terdapat pengaruh antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar

siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari

Gunung Kidul.

4. Apakah terdapat pengaruh antara cara belajar, kesulitan belajar, dan

keaktifan siswa terhadap prestasi siswa program studi Teknik Komputer

dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul.

E. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, penelitian ini memiliki

beberapa tujuan.

1. Mengetahui pengaruh cara belajar siswa dengan prestasi belajar siswa

program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul.

2. Megetahui pengaruh kesulitan belajar dengan prestasi belajar siswa program

studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul.

3. Mengetahui pengaruh keaktifan siswa dengan prestasi belajar siswa program

(21)

7

4. Mengetahui pengaruh cara belajar, kesulitan belajar dan keaktifan siswa

terhadap prestasi siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N

2 Wonosari Gunung Kidul.

F. Manfaat

Dari penelitian ini penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan,

pengetahuan serta sebagai ajang latihan dalam menerapkan teori-teori yang

pernah dipelajari di bangku kuliah.

2. Bagi Sekolah/Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

(22)

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar

Kata Prestasi berasal dari berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti, hasil usaha.

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis

tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada manusia. Khususnya

manusia yang berada di bangku sekolah.

Belajar merupakan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan

perubahan pada diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya (M. Dalyono,

2007: 49). Dari pengertian tersebut yang dimaksud belajar bukanlah hanya

mengetahui informasi ilmu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi

bisa, tetapi juga mengalami perubahan-perubahan seperti tingkah laku, sikap,

kebiasaan, dan sebagainya.

Berdasakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895), prestasi

belajar adalah “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau

tes atau angka nilai yang diberikan guru”. Penjelasan dari Kamus Besar Bahasa

Indonesia dapat diketahui bahwa hasil dari belajar dapat dilihat dari perolehan

(23)

9

Pengertian yang senada juga diungkapkan oleh James P. Chaplin

(2002: 5) yang mengatakan bahwa, “Prestasi belajar merupakan hasil belajar

yang telah dicapai atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh

guru, lewat tes-tes yang dilakukan atau lewat kombinasi kedua hal tersebut”.

Sumadi Suryabrata (2007: 297) juga telah merumuskan pernyataan yang

sejalan tentang prestasi belajar yaitu sebagai berikut, “Nilai perumusan terakhir

yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa

selama masa tertentu”.

W.S Wingkel (2004: 39) berpendapat bahwa, “Prestasi belajar adalah

hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang

bergabung dengan lingkungannya yang akan disimpan atau dilaksanakan demi

kemajuan”. Nana Sudjana (2006: 3) juga mengatakan bahwa “Prestasi belajar

merupakan hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”.

Sedangkan Tabrani Rusyan, dkk (1999: 81-82) berpendapat dengan

lebih rinci dengan mengatakan bahwa, “Prestasi belajar yang dicapai seseorang

individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi,

baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor

eksternal)”.

a. Faktor internal antara lain:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh).

2) Faktor psikologis, terdiri atas:

a) Faktor intelektif

(24)

10

(2) Fator kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b)Faktor non-intelektif ialah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lain-lain.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor eksternal antara lain:

1) Faktor sosial:

a) Lingkungan Keluarga

b) Lingkungan Sekolah

c) Lingkungan Masyarakat

d) Lingkungan Kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Pendapat yang lain juga diungkapkan oleh Nana Sudjana (2004: 39).

Nana Sudjana membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:

Faktor tersebut atara lain:

a. Faktor yang datang dari diri siswa, meliputi kemampuan siswa, motivasi

belajar, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik

dan psikis.

b. Faktor yang berada di luar diri siswa, meliputi kompetensi profesionalisme

guru, besarnya kelas, suasanan belajar, fasilitas dan sumber belajar yang

(25)

11

sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti sekolah memberikan

perasaan nyaman, dan kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur.

Sedangkan Muhibbin Syah (2002: 132) mengatakan hal yang tidak jauh

berbeda tentang prestasi yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) meliputi dua aspek, yakni

aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang

bersifat rohaniah) misalnya intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa,

minat siswa dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) terdiri atas dua macam, yakni

faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.

c. Faktor pendekatan belajar.

Dari berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disebutkan

bahwa Prestasi Belajar merupakan hasil usaha dan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhi yang telah dicapai setelah melakukan

proses belajar mengajar sesuai kriteria tertentu. Prestasi dalam belajar ini

diharapkan dapat teraplikasikan dengan lingkungan yang akan disimpan diolah

dan dilaksanakan demi kemajuan. Prestasi belajar bisa dibagi dalam dua faktor

yaitu faktor internal dan faktor internal. Diantara faktor internal dan eksternal

yang paling berpengaruh adalah faktor internal, yaitu faktor yang tumbuh dari

dalam dii siswa secara mandiri. Faktor internal yang paling berpengaruh adalah

pada sisi rohaniah (non-fisik). Namun, diantara faktor-faktor tersebut,

semuanya saling berkaitan. Faktor internal non-fisik tidak akan tersalurkan

(26)

12

internal pun harus dipicu dan dipenuhi dengan faktor eksternal baru semuanya

akan berjalan secara maksimal.

2. Cara Belajar

a. Pengertian Cara Belajar

Pengertian cara belajar menurut Sumandi Surnyabrata (2006: 84)

mengatakan bahwa, “Cara belajar adalah cara atau jalan yang harus ditempuh

untuk mencapai tujuan dalam belajar dan cara-cara tersebut akan menjadi

suatu kebiasaan”.

Cara belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi antar pribadi. Belajar adalah kegiatan

yang dikerjakan dengan sengaja bersama pengajar atau guru. Cara belajar

siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya mencapai prestasi yang

diharapkan.

Menurut Oemar Hamalik (2003: 16) mengatakan, “Kegiatan yang

dilakukan dalam mempelajari sesuatu artinya kegiatan-kegiatan yang

seharusnya dilakukan dalam situasi belajar”.

Cara belajar menurut gaya lognitif adalah cara yang dilakukan siswa

dalam menangkap stimulasi atau informasi, cara mengingat, berfikir dan

memecahkan masalah. Nana Sudjana (2005: 165), “Proses belajar juga

dipengaruhi oleh cara berfikir”.

b. Aspek-aspek Cara Belajar

Penggologan cara belajar (Djamari, 2008: 61) adalah:

1) Belajar Sendiri

(27)

13

Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar

benar-benar sudah siap.

b)Mempersiapkan fasilitas dan perabotan belajar

Syaiful bahri (2008: 61) mengemukakan bahwa, “Orang yang belajar

tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan

dalam menyelesaikan kegiatan belajar”.

Fasilitas atau perabot belajar meliputi:

(1) Ruang belajar

Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari

gangguan sirkulasi dan suhu udara yang baik serta tempat yang

memadahi.

(2) Perlengkapan belajar

Perlengkapan yang digunakan untuk mendukung proses belajar,

sehingga dapat memudahkan dalam mempelajari serta memahami

materi.

c) Mengatur waktu belajar

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat jadwal belajar dalam

upaya mengatur waktu belajar antara lain:

(1) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan

antara lain tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain.

(2) Menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia setiap hari.

(3) Merencanakan penggunakan belajar dengan cara menetapkan

(28)

14

(4) Menyelidiki waktu-waktu yang dipergunakan untuk belajar dengan

lebih baik berhemat dengan waktu dan jangan ragu-ragu memulai

pekerjaan.

d)Mengulangi bahan pelajaran

Membaca kembali catatan pelajaran dapat memantapkan hasil belajar.

e) Menghafal bahan pelajaran

Dalam belajar, menghafal merupakan salah satu kegiatan dalam rangka

penguasaan bahan pelajaran (Djamari, 2008: 64). Kegiatan menghafal ini

diperuntukkan bagi bahan pelaaran yang harus dikuasai, yaitu hanya

dengan cara mengambil inti sarinya (pokok pikiran), yaitu rumus, dalil,

konsep, dan kaidah.

f) Membaca buku

Kegiatan membaca buku adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan

selama menuntut ilmu.

g)Membuat ringkasan atau ihktisar

Kegiatan membuat ringkasan atau ikhtisar ini biasanya seseorangan

lakukan setelah dia selesai membaca buku, bab, atau makalah tertentu.

Kegiatan ini adalah kegiatan yang berupaya untuk memadatkan ini

dengan landasan kerangka dasarnya dan mengembangkan pikiran-pikiran

jabaran.

h)Mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas ini meliputi mengerjakan latihan soal yang terdapat

pada buku pelajaran atau modul maupun mengerjakan soal yang telah

(29)

15 2) Belajar di sekolah

Kegiatan di sekolah yang tidak lain adalah belajar tentunya sangat penting

diperhatikan. Karena di sekolah pelajaran juga mendapatkan berbagai

pengalaman belajar, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a) Mematuhi waktu

Mematuhi waktu masuk sekolah, pelajaran dimulai, pergantian jam, dan

waktu pulang merupakan kedisiplinan yang harus dilakukan.

b)Memperhatikan penjelasan guru

Dibutuhkan konsentrasi dalam menerima pelajaran agar dapat

memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

c) Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang

sudah dikuasai

Pelajaran yang diberikan ada beberapa yang saling terkait baik dengan

mata pelajaran yang sama maupun berbeda. Menghubungkan antar mata

pelajaran dapat meningkatkan keampuan akan pengetahuan yang telah

lalu dan semakin efektif.

d)Mencatat hal yang dianggap penting

Mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru akan sangat bermanfaat

ketika mempelajari kembali bahan pelajaran.

e) Berpartisipasi

Berpartisipasi dalam kegiatan belajar di sekolah dapat berupa menjawab

pertanyaan guru, bertanya, dan mengemukakan pendapat dengan bahan

yang dipelajari.

(30)

16

Kelompok belajar merupakan sarana untuk mendiskripsikan bahan-bahan

pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang

sulit, dan saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan

bahan-bahan pelajaran.

g)Memanfaatkan perpustakaan sekolah

Siswa dapat memanfaatkan fasilitas dari koleksi-koleksi buku dari

perpustakaan yang ada di sekolah.

c. Macam-macam Cara Belajar

Menurut Ngalim Purwanto (2007: 112), ada sepuluh macam metode di

dalam belajar yaitu sebagai berikut:

1) Metode keseluruhan pada bagian (whole to part method)

Metode ini merupakan metode yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu

dengan dimulai dari mempelajari secara keseluruhan, kemudian baru

mendarail kepada bagiannya.

2) Metode keseluruan lawan bagian (whole versus part method)

Bahan yang lingkupnya tidak terlalu luas, tepat digunakan metode

keseluruhan seperti menghafal syair, membaca buku cerita pendek,

mempelajari unit-unit pelajaran tertentu, dan sebagainya. Bahan yang

bersifat nonverbal seperti keterampilan, mengetik, menulis, lebih tepat

dengan menggunakan metode bagian.

3) Metode campur antara keseluruhan dan bagian (mediatingmethod)

Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang

jangkauannya sangat luas atau yang sukar seperti tata buku, akunting, dan

(31)

17 4) Metode reitasi (recitationmethod)

Resitasi dalam hal ini diartikan sebagai mengulangi atau mengucapkan

kembali sesuatu yang telah dipelajari.

5) Jangka waktu belajar (lengthofpracticeperiod)

Dari hasil ekperimen ternyata janka waktu belajar yang produktif seperti

menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitungan adalah antara 20-30

menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit belajar yang memerlukan

konsentrasi perhatian relatif kurang atau tidak produktif.

6) Pembagian waktu belajar (distributionofprakticeperiod)

Belajar yang terus menerus yang dalam waktu jangka yang lama tanpa

istirahat tidak efisien dan tidak efektif. Perlu pembagian waktu belajar

untuk belajar yang produktif.

7) Membatasi kelupaan (counteract forgetting)

Perlu adanya “ulangan” atau review pada waktu-waktu tertentu atau

setelah/pada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan agar tidak mudah

lupa dalam menghafal pelajaran.

8) Menghafal (cramming)

Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta

memproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang luas atau

banyak dalam waktu yang relatif singkat seperti belajar untuk menghadapi

ujian-ujian semester atau ujian akhir.

(32)

18

Kita mengenal istilah quick learning means forgetting. Di dalamnya

terdapat suatu kerelasi negatif antara kecepatan memperoleh sesuatu

pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan.

10) Retroactive inhibition

Retroactive inhibition berarti larangan atau penolakan. Jadi waktu terjadi

proses berfikir akan terjadi penolakan atau penahanan dari suatu unit

pengetahuan tertentu terhadap unit yang lain sehingga terjadi kesalahan

dalam berfikir.

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2000: 116-118), membagi gaya belajar

menjadi tiga, yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar

kinestik. Najib Sulhan (2010: 31-34) juga mengemukakan bahwa gaya belajar ada

tiga, yaitu:

1) Gaya belajar Visual

Adalah gaya belajar dengan memanfaatkan indra penglihatan. Pelajar lebih

suka melihat dari pada mendengar. Anak yang memiliki gaya belajar visual

mempunyai perilaku yang digambarkan seperti di bawah ini:

a) Mempunyai kebiasaan rapi dan teratur.

b) Berbicara dengan cepat.

c) Perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik.

d) Teliti terhadap hal-hal kecil (detail) yang harus dilakukan.

e) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian dan prestasi.

f) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam

pikiran mereka.

(33)

19 h) Mengingat dengan asosiasi visual.

i) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.

j) Mempunyai masalah untuk mengingat intrusi verbal, kecuali jika ditulis dan

sering meminta bantuan orang lain untuk mengulanginya.

k) Pembaca dengant cepat dan tekun.

l) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.

m) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan sikap yang

waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau

proyek.

n) Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat.

o) Sering lupa menyampaiakan pesan verbal kepada orang lain.

p) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ‘ya’ atau ‘tidak’.

q) Lebih suka mendemonstrasikan daripada berpidato.

r) Lebih suka seni lukis dari pada seni musik.

2) Gaya belajar Auditorial

Adalah gaya belajar dengan menmanfaatkan indera pendengaran. Pelajar lebih

senang mendengar dari pada membaca. Anak yang mempunyai gaya belajar

ini akan mengalami kesulitan apabila ada penjelasan yang kemudian

diikutibmencatat detail. Biasanya lebih senang menggunakan peta konsep.

Anak yang memiliki gaya belajar auditorial mempunyai perilaku yang

digambarkan seperti di bawah ini:

a) Berbcara kepada diri sendiri saat bekerja.

(34)

20

c) Menggunakan bibir mereka untuk mengungkapkan tulisan di buku ketika

membaca.

d) Senang membaca dengan keras dan mendengar.

e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada berirama dan warna suara.

f) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam berbicara.

g) Berbicara dengan irama yang berpola.

h) Biasa pembicara yang fasih.

i) Lebih suka seni musik dari pada seni lukis.

j) Berbicara dengan mendengarkan dan mengingat yang disukai dari pada

melihat.

k) Suka berbicara, suka berdikusi, dan menjelaskan sesuatu yang panjang.

l) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi, seperti memotong-motong bagian hingga sesuai satu sama lain.

m) Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya.

n) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik.

3) Gaya belajar Kinestik

Adalah gaya belajar dengan memanfaatkan kelebihan berupa tenaga atau

gerakan. Lebih suka dan lebih baik dalam aktivitas bergerak serta interaksi

kelompok. Sulit konsentrasi dengan duduk agak lama, yg muncul adalah

kejenuhan. Anak yang memiliki gaya belajar kinestik mempunyai perilaku yang

digambarkan seperti di bawah ini:

a) Berbicara dengan perlahan.

b) Menanggapi perhatian fisik.

(35)

21

d) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain.

e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.

f) Mempunyai perkembangan otot-otot besar.

g) Belajar memanipulasi dan praktik.

h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.

i) Menggunakan jari sebagai petunjuk dalam membaca.

j) Banyak menggunakan isyarat tubuh.

k) Tidak dapat duduk dalam waktu yang lama.

l) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka telah berada di tempat

itu dahulu.

m) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

n) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mereka mencerminkan

aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.

o) Kemungkinan tulisannya jelek.

p) Ingin menyukai segala sesuatu.

q) Menyukai permainan yang menyibukkan.

Pengertian dari berbagai uraian yang telah dijelaskan dari cara belajar

adalah cara atau jalan yang dilakukan dalam menangkap informasi dengan cara

mengingat, berfikir dan memecahkan masalah untuk mencapai tujuan belajar

dalam situasi belajar dan cara tersebut akan menjadi kebiasaan. Cara belajar

mempunyai beberapa aspek tertentu yang dilihat dari cara mereka atau sikap

mereka dalam berbagai kondisi. Aspek yang perlu diperhartikan yaitu mulai dari

(36)

22

mempersiapkan mental belajar, mempersiapkan perabotan belajar, mengatur

waktu, membaca, mengulang, sampai mengerjakan tugas.

Setiap siswa mempunyai keunikan tersendiri dalam mencapai hasil

belajar dengan cara belajar masing-masing. Cara siswa mungkin tidak sesuai

dengan karakter dirinya, tetapi belajar kelompok mungkin dapat menjadi

solusinya. Dalam belajar kelompok akan terjadi partisipasi antar siswa yang

memungkinkan antar siswa mampu mengetahui cara belajar siswa lainnya.

Dengan mengetahui cara belajar siswa lain, oleh siswa tersebut bisa

memperkaya cara belajar dan bisa disesuaikan dengan karakter mereka

masing-masing. Hamalik (1990: 30) menegaskan bahwa cara belajar yang

dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat

akan membawa hasil yang memuaskan, sedang cara yang tidak sesuai akan

menyebabkan belajar itu kurang berhasil.

3. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang

digambarkan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan

penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis,

menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan ini

intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem saraf pusat.

Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya

kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan sensori, tunagrahita,

hambatan sosial dan emosional) atau berbagai pengaruh lingkungaan (misalnya

(37)

23

berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung

(Mulyono Abdurrahman, 1999: 7-8).

Terdapat banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab kesulitan

belajar yang manghambat dan mengganggu kemajuan belajar. Faktor-faktor

yang menyebabkan kesulitan belajar pada pokoknya dapat digolongkan

menjadi dua faktor (Zainal Aqib, 2002:62-67): Faktor intern dan ekstern.

Menurut Oemar Hamalik (1990: 117-125) kesulitan belajar dipengaruhi

oleh:

1. Faktor yang bersumber dari diri sendiri, yaitu:

a. Tidak mempunyai tujuan yang jelas.

b. Kurangnya minat terhadap bahan pelajaran.

c. Kesehatan yang sering terganggu.

2. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, yaitu:

a. Cara memberikan pelajaran.

b. Kurangnya alat-alat.

c. Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan.

3. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, yaitu:

a. Masalah broken home.

b. Kurangnya kontrol orang tua.

4. Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat, yaitu:

a. Aktif berorganisasi.

(38)

24

Kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Kesulitan yang disebabkan oleh dalam diri (fisik, emosi,

psikologi, mental, kesehatan, minat, dan lain-lain) atau oleh faktor luar seperti

pengaruh lingkungan, perbedaan budaya, cara pembelajaran yang tidak tepat,

tidak mampu membagi waktu dengan kegiatan lain dan pengaruh lain yang

mungkin tidak secara langsung dapat mempengaruhi pandangan terhadap

kesulitan suatu mata pelajaran.

4. Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Sekolah a. Keaktifan

Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), “Keaktifan adalah suatu

kegiatan/aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan

yang terjadi baik fisik maupun non fisik”. Sanjaya (2007: 101-106), “Aktifitas

tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh

aktifitas non fisik, seperti mental, intelektual, dan emosional”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keaktifan adalah kegiatan atau

aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang

terjadi baik fisik maupun non-fisik.

Menurut Suryosubroto (2009: 293), “keaktifan adalah keterlibatan

mental dan emosi serta fisik dalam memberikan inisiatif terhadap

kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung percapaian

tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya”.

b. Keaktifan Belajar

Sanjaya (2007: 101-106) mengatakan bahwa aktivitas tidak hanya

(39)

non-25

fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Ditambah dengan penjelasan

dari Oemar Hamalik (2001: 172) yang mengatakan bahwa keaktifan dalam

belajar dapat dikelompokkan meliputi kegiatan mental, lisan, mendengarkan,

menulis, menggambar, mental, dan emosional.

Rohani (2004: 9) melengkapi pemmbagian keaktifan belajar menjadi:

1) Keaktifan visual

Membaca, memperhatikan gambar, mengamati ekperimen,

demonstrasi, mengamati orang lain bekerja, dan sebagainya.

2) Keaktifan Lisan

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu

kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan

pendapat, berwawancara, diskusi.

3) Keaktifan Mendengar

Mendengar penyajian bahan, mendengar percakapan atau diskusi

kelompok, mendengar suatu permainan instrumen musik,

mendengar radio.

4) Keaktifan Menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat

sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

5) Keaktifan Menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, pola.

(40)

26

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,

membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari

dan berkebun.

7) Keaktifan Mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis

faktor-faktor, menemukan hubungan dan membuat keputusan.

8) Keaktifan Emosional

Menaruh minat, membedakan, merasa, gembira, bersemangat,

berani, tenang dan gugup.

c. Keaktifan Dalam Kegiatan Sekolah 1) Ekstrakurikuler

Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia

(2002:291) yaitu, ”Suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis

di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”.

Menurut Rohinah M. Noor, MA. (2012: 75), “Ekstrakurikuler adalah

Kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk

membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,

bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah”.

Pengertian ekstrakulikuler menurut Suharsimi (2009: 287),

“Ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar struktur

(41)

27

2) Organisasi

Pengertian organisasi menurut Ngalim Purwanto (2003: 16),

“Pengorganisasian merupakan aktifitas menyusun dan membentuk

hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan

usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”.

d. Indikator Keaktifan Siswa

Ardhana (2009: 2) dalam menganalisis tentang keaktifan terdapat

beberapa indikator yang dapat menjadi pedoman dalam pengukuran

keaktifan. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari kriteria berikut ini:

1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru.

2) Kerjasamanya dalam kelompok.

3) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok.

4) Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok.

5) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat.

6) Memberi gagasan yang cemerlang.

7) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang.

8) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain.

9) Memanfaatkan potensi anggota kelompok.

10) Saling membantu dan menyelesaikan masalah.

Pengertian dari berbagai penjelajasan sebelumnya keaktifan siswa

adalah suatu kegiatan atau aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau

kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik. Keaktifan juga

(42)

28

memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan untuk

mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas keterlibatannya.

Kegiatan siswa di dalam proses pembelajaran mampu mengeksplorasi

kemampuan dan bakat siswa dalam mengetahui kecenderungan aktifitas

yang lebih menonjol pada diri siswa. Keaktifan tiap siswa dapat

mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengolah informasi atau materi

pelajaran. Kegiatan dalam belajar mengajar tidak mampu mengeksplor

semua keaktifan yang ada pada siswa, maka dari itu kegiatan ekstrakulikuler

dirasa cukup bisa menyalurkan keaktifan yang lain seperti minat, bakat, dan

talenta siswa selain kemampuan akademik. Kegiatan ekstrakulikuler

diharapkan mampu mengembangkan siswa dalam segi mental, emosional,

spiritual, jiwa kepemimpinan yang nantinya bisa menjadi bekal untuk

menempuh perjalanan hidup yang panjang setelah selesai menempuh

bangku sekolah.

Dalam kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar yang perlu dimiliki

agar kegiatan ektrakulikuler tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar

diperlukan pengaturan waktu yang baik. Kegiatan organsasi seperti OSIS

menurut pengalaman sering menyita waktu belajar formal untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program yang telah direncanakan.

Kemampuan membagi waktu dan kemampuan memilih metode belajar

sangat diperlukan agar siswa tidak kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar

(43)

29

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Thyara Mardalika (2011) dengan judul

“Hubungan antara cara belajar siswa dan perhatian orang tua dengan

prestasi belajar pendidikan jasmani dan kesehatan”. Dari hasil penelitian

tersebut dipeoleh hasil yang menyebutkan bahwa cara belajar memiliki

hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar ditunjukkan

dengan harga r sebesar 0.533 dan r2 0.284, F

hitung > Ftabel pada taraf

signifikansi 5% yaitu 27.396 > 3.980 dengan N=71, SE sebesar 20.34%

dan SR 60.52%. Jika cara belajar (X1) semakin positif, maka prestasi

belajar (Y) akan semakin tinggi. Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama menggunakan variable cara belajar dan prestasi belajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Yulistianto (2012) dengan judul

“Hubungan keaktifan mengikuti kegiatan organisasi siswa dengan

karakter dan prestasi belajar siswa kelas X bidang keahlian Listrik Instalasi

Tenaga Listrik dan Teknik Pendingin dan Tata Udara SMK Negeri 1

Magelang”. Dari hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara keaktifan siswa mengikuti organisasi dengan prestasi.

Diperoleh dari hasil analisis regresi dengan nilai hitung sebesar 1,978

diterima pada taraf signifikan 5% dan koefisien determinasi (R2) 0,036.

Persamaan regresi Y2 = 77,330 + 0,041X. Persamaan tersebut

menunjukkan bahwakeaktifan dalam organisasi sekolah mempunyai

hubungan positif terhadap prstasi. Penelitian ini hanya terbatas pada

(44)

30

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

variable keaktifan mengikuti kegiatan organisasi dan prestasi belajar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Tesdawanto (2013) yang berjudul

“Pengaruh keaktifan siswa dalam kegiatan ektrakulikuler di sekolah,

lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar.

Siswa pengurus OSIS SMK N 3 Yogyakarta 2012/2013”. Dari hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif dan

signifikan antara keaktifan siswa dalam kegiatan ektrakulikuler (X1)

terhadap prestasi belajar (Y). Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama menggunakan variable keaktifan mengikuti kegiatan

organisasi dan prestasi belajar. Hasil penelitian ini sangat berbeda dengan

penelitian yang lainnya. Penulis akan membuktikan apakah bear-benar

terbukti terjadi pengaruh antara keaktifan dan prestasi atau tidak.

C. Kerangka Pikir

1.Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Cara belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya

mencapai prestasi yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang dapat

berpengaruh terhadap cara belajar dari faktor diri sampai faktor luar. Cara

belajar siswa sangat beragam, dari memperbanyak intensitas belajar sampai

menggunakan metode tertentu. Cara belajar mereka berbeda-beda dan

diduga berpengaruh terhadap hasil belajar. Semakin baik cara belajar siswa

(45)

31

2.Pengaruh Kesulitan Belajar terhadap Prestasi Belajar

Kesulitan dalam belajar sering dialami siswa sehingga mengganggu

dalam proses belajar dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Kesulitan belajar

mempunyai beberapa faktor yang dapat dipengaruhi dari dalam diri seperti

faktor psikologi, cara pandang siswa terhadap beberapa mata pelajaran, faktor

emosional, dansebagainya. Faktor dari luar dapat seperti faktor pengajar,

pergaulan, lingkungan sekolah dan keluarga.

Sehingga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan siswa

dalam belajar diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Asumsinya

adalah semakin tinggi tingkat kesulitan siswa dalam belajar maka semakin

rendah prestasi belajar siswa.

3.Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Ekstra Terhadap Prestasi Belajar

Siswa yang mempunyai kesibukan di luar kegiatan belajar mengajar

dituntut pembagian waktu yang tepat dan efisien. Jika siswa tidak mampu

mengatur waktu secara baik sedikit banyak dapat mempengaruhi

kelangsungan kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti. Beberapa siswa mungkin

ada yang mampu mengelola waktu mereka dengan baik antara belajar dengan

kegiatan di luar proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keaktifan siswa

dalam kegiatan sekolah diduga berpengaruh hasil belajar mereka. Asumsinya

adalah semakin tinggi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar maka

(46)

32

4.Pengaruh Cara Belajar, Tingkat Kesulitan Mapel, dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar

Siswa yang mempunyai banyak kegiatan di luar kegiatan formal belajar

mengajar mempunyai hasil belajar yang kurang baik dibanding mereka yang

tidak mengikuti kegiatan luar, mungkin dikarenakan mereka mempunyai cara

belajar yang lebih baik dalam membagi waktu dan sebagainya. Siswa yang

mempunyai cara belajar yang baik belum tentu mempunyai hasil belajar yang

baik apabila siswa tersebut mempunyai pandangan yang kurang baik terhadap

mata pelajaranan tertentu. Siswa yang mempunyai pandangan yang baik

tentang mata pelajaran tertentu belum tentu mempunyai hasil yang baik

apabila siswa tersebut tidak mempunyai cara belajar yang baik atau tidak

mempunyai kemampunan membagi waktu dalam kegiatan luar. Cara siswa

dalam memandang setiap mata pelajaran dan dalam mengatur waktu belajar

serta mengatur konsentrasi dalam kegiatan selain kegiatan sekolah diduga

mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

D. Hipotesis Penelitian

Dari berbagai kajian teori dan penelitian yang relevan seperti tersebut

di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh cara belajar dengan prestasi belajar siswa Program

Studi Teknik Komputer Dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta.

2. Terdapat pengaruh kesulitan belajar dengan prestasi belajar siswa Program

Studi Teknik Komputer Dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul

(47)

33

3. Terdapat pengaruh keaktifan siswa dalam kegiatan sekolah dengan

prestasi belajar siswa Program Studi Teknik Komputer Dan Jaringan SMK N

2 Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta.

4. Terdapat pengaruh cara belajar, kesulitan belajar, dan keaktifan siswa

dengan prestasi belajar siswa Program Studi Teknik Komputer Dan Jaringan

(48)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Ex-post Facto yaitu sebuah penelitian

yang bertujuan untuk mengamati fenomena alamiah untuk mengungkapkan fakta

yang ada tanpa melakukan manipulasi variabel. Explanasi bentuk rumusan

masalahnya tergolong asosiatif dengan hubungan kausal. Menurut Sugiyono

(2010: 57), rumusan asosiatif adalah “rumusan masalah penelitian yang bersifat

menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih”. Termasuk hubungan kausal

karena hubungan antar variabelnya bersifat sebab akibat. Didalam hubungan

kausal ada variabel independen (Penyebab, yang mempengaruhi) dan variabel

dependen (Akibat, yang dipengaruhi). Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena adanya angka dan/atau data

kualitatif yang diangkakan kemudian dianalisis dan diolah dalam bentuk analisis

statistik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penilitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Wonosari, Gunung Kidul,

Yogyakarta. Subyek penilitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Wonosari Jurusan

Teknik Komputer dan Jaringan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September

2014.

C. Paradigma Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir dapat dibuat parakdigma penelitian

(49)

35

berpengaruh dengan variable Y yaitu prestasi belajar. Pengaruh masing-masing

[image:49.595.130.500.143.588.2] [image:49.595.164.484.169.317.2]

variabel dapat digambarkan melalui bentuk bagan seperti yang terlihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Keterangan :

X1 : Variabel Cara Belajar (Variabel Bebas/Independen) X2 : Variabel Kesulitan Belajar (Variabel Bebas/Independen) X3 : Variabel Keaktifan Siswa (Variabel Bebas/Independen) Y : Variabel Prestasi Belajar (Variabel Terikat/Dependen)

R1 : Garis regresi X1 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y)

R2 : Garis regresi X2 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y)

R3 : Garis regresi X2 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y)

R1,2,3 : Garis regresi X1, X2 dan X3 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama terhadap variabel Y)

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat empat variabel yang terdiri dari empat variabel.

Variabel dalam penelitian ini adalah cara belajar, kesulitan belajar, keaktifan siswa,

dan prestasi belajar. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka

X1

X2

X3

Y

R1,2,3

R1

R 2

(50)

36

definisi operasional masing-masing variabel penelitian akan dijelaskan satu per

satu.

1. Cara Belajar

Cara belajar mempunyai beberapa aspek tertentu yang dilihat dari cara

mereka atau sikap mereka dalam berbagai kondisi. Aspek yang perlu diperhartikan

yaitu mulai dari belajar sendiri sampai belajar di sekolah. Belajar sendiri dapat

dimulai dari mempersiapkan mental belajar, mempersiapkan perabotan belajar,

mengatur waktu, membaca, mengulang, sampai mengerjakan tugas. Setiap siswa

mempunyai keunikan tersendiri dalam mencapai hasil belajar dengan cara belajar

masing-masing. Cara siswa mungkin tidak sesuai dengan karakter dirinya, tetapi

belajar kelompok mungkin dapat menjadi solusinya.

Cara belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala upaya

belajar yang dilakuka siswa dalam mengolah dan mempelajari materi-materi yang

telah diajarkan. Cara belajar yang ditimbulkan dari diri sendiri, cara belajar

mengajar dari guru dan dari faktor lain seperti lingkungan.

2. Kesulitan Belajar

Kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Kesulitan yang disebabkan oleh dalam diri (fisik, emosi, psikologi, mental,

kesehatan, minat, dan lain-lain) atau oleh faktor luar seperti pengaruh lingkungan,

perbedaan budaya, cara pembelajaran yang tidak tepat, tidak mampu membagi

waktu dengan kegiatan lain dan pengaruh lain yang mungkin tidak secara langsung

(51)

37

Kesulitan belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kesulitan

belajar dari pandangan siswa yang berbeda-beda dalam melihat kesulitan tiap-tiap

mata pelajaran.

3. Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa adalah suatu kegiatan atau aktifitas atau segala sesuatu

yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.

Keaktifan juga mempunyai pengertian yaitu keterlibatan mental dan emosi serta

fisik dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan

untuk mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas keterlibatannya.

Keaktifan siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keaktifan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan di luar kegiatan belajar

mengajar seperti ekstrakulikuler, organisasi sekolah seperti OSIS, Mapala, dan

sebagainya.

4. Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa adalah

hasil yang dicapai dalam menentukan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu berdasarkan nilai-nilai yang

diberikan oleh guru setelah mengikuti tes atau ujian.

E. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa Kelas

XI kompetensi keahlian teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Wonosari yaitu

sebanyak 30 siswa.

Penelitian ini termasuk penelitian populasi, karena seluruh anggota

(52)

38

subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya. Menurut Sugiyono

(2012: 124-125), apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Sebelum melakukan pengumpulan data yang akan dianalisis sebagai hasil

penelitian, peneliti menggunakan sampel lain yang berkarakter sama dengan

sampel penelitian sesungguhnya sebagai uji validasi instrumen. Sampel tersebut

adalah siswa Kelas XI kompetensi keahlian Multimedia SMK N 2 Wonosari.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode

yaitu metode questionnaire dan metode dokumentasi. Jenis data yang dihasilkan

melalui teknik pengambilan data ini adalah jenis data kualitatif interval. Data dapat

dikelompokkan sebagai data kuanitatif karena data yang dihasilkan berupa angka

atau berupa data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010: 24-25). Data

kuantitatif interval karena data berjarak sama tetap tidak mempunyai nilai nol

absolut (mutlak). Hasil pengambilan data dari variabel-variabel X (cara belajar,

kesuitan belajar, dan keaktifan siswa) adalah diambil menggunakan skala likert.

Dalam penelitian yang instrumenya menggunakan skala likert, guttman, sematic,

differential, thurstone, data yang diperoleh adalah data interval (Sugiyono, 2010:

25). Pada variabel prestasi belajar, data yang diperoleh adalah data interval. Pada

data ini walaupun datanya nol, tetapi masih mempunyai nilai.

Teknik pengambilan data tersebut merupakan teknik pengambilan data

yang tepat untuk jenis penelitian ini, untuk mengungkapkan bagaimana pengaruh

(53)

39

program studi keahlian teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Wonosari. Berikut

ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Questionnaire (Metode Angket)

Menurut Sugiyono (2010: 199), koesioner merupakan teknik pengumpulan

data dengan cara memberi sejumlah pernyataan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Pada penelitian ini koesioner untuk memperoleh

informasi tentang cara belajar, kesulitan belajar dan keaktifan siswa. Pengambilan

dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran koesioner (angket) secara

langsung kepada responden.

Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah

dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi jawaban

pada jawaban yang dipilih. Skala pengukuran menggunakan empat alternatif

jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju

(TS), dengan skor masing-masing butir adalah 4, 3, 2, 1. Jumlah pernyataan

masing – masing angket yaitu 30 pertanyaan untuk variabel cara belajar, Kesulitan

Belajar sebanyak 13 pertanyaan, dan Keaktifan Siswa ada 19 pertanyaan.

Alternatif jawaban ini sebagian ahli berpendapat dengan skala ordinal,

tetapi sebagian juga berpendapat dengan interval. Keduanya dikatakan

mempunyai alasan yang kuat tergantung persepsi masing-masing. Jika

berpendapat bahwa data tersebut adalah data interval maka analisisnya tanpa

perlu melakukan proses transformasi (MSI). Jika skala likert dianggap sebagai

ordinal maka analisis data ordinal ditransformasi (MSI) ke interval (Riduwan dan

(54)

40 b. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengambil data tentang prestasi

belajar produktif siswa TKJ kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.

Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah nilai raport pada semester

gasal pada tahun ajaran saat pengambian data tersebut dilakukan yaitu

2014/2015. Data dokumentasi yang diambil beruba data dari rerata semua mata

pelajaran baik mata pelajaran non-produktif maupun mata pelajaran produktif

(kejuruan). Jenis data dari hasil dokumentasi ini adalah berupa data rasio.

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis. Sehingga, lebih mudah untuk diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan

indikator-indikator yang telah dikaji secara teoritis di Bab II. Instrument penelitian dapat

[image:54.595.117.525.489.647.2]

dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.

Tabel 1. Instrumen Cara Belajar

No. Aspek Indikator Jumlah butir Jml

. Responden

1. Cara Belajar -Belajar sendiri: -Belajar di sekolah:

1,2,3,4,5,6

8,9,10,11,12 12 Siswa

2. Gaya Belajar - Visual

- Auditorial - Kinestik 13,14,15,16,17, 18,19,20,21 22,23,24,25,26, 27 28,29,30,31,32, 33

21 Siswa

(55)
[image:55.595.111.531.99.557.2]

41 Tabel 2. Instrumen Kesulitan Belajar

No. Aspek Indikator Jumlah butir Jml. Responden

1. Faktor Diri -Tujuan -Minat -Kesehatan

34,35 36,37,38

39

6 Siswa

2. Faktor Lingkungan Sekolah

-Cara memberi pelajaran -Fasilitas belajar -Bahan pelajaran

tidak sesuai

40

41 42

3 Siswa

3. Faktor Lingkungan Keluarga

-Kontrol orang tua

-Hubungan dan keharmonisan

43

44 2 Siswa

4. Faktor Lingkungan Masyarakat

-Aktif organisasi -Mengatur waktu

45

46 2 Siswa

Jumlah 13

Tabel 3. Instrumen Keaktifan Siswa

No. Aspek Indikator Jumlah butir Jml. Responden

1. Keaktifan Belajar

-Keaktifan Fisik

-Keaktifan Mental

Gambar

Gambar 1.
Tabel 1. Instrumen Cara Belajar
Tabel 2. Instrumen Kesulitan Belajar
Tabel 5. Distribusi sebaran item valid dan gugur skala Kesulitan Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari  penelitian  pada  tahun  pertama  telah  diperoleh  data  tentang  harapan  orangtua terhadap anak,  pesan‐pesan  moral  yang disampaikan  pada 

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini baik secara langsung maupun

Diagram Zoning Ruang – Ruang pada Butterfly House di Keterangan : Pameran Kantor Konservasi Service ENTRANCE LOKET TIKET LOBBY AULA RUANG PAMERAN RUANG INTERAKSI

Kenyataan, melayani populasi besar dan heterogen dengan tekanan eskalasi politik kuat cenderung menjebak kebijakan program sertifikasi menjadi program pragmatis,

Hasil analisis yang ditampilkan dari software ini sangat sesuai dengan kebutuhan guru karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi terhadap instrumen dan soal yang dibuat

[r]

63.000.000,00 APBD awal: akhir: Januari Desember Honorarium Pengelola Keuangan Sanggau (Kab.) Sanggau (Kab.). 3 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke

Oleh karena itu pembahasan mengenai komitmen organisasi, kepuasan kerja, dan faktor ambiguitas peran serta konflik peran merupakan tema yang menarik untuk dilakukan pengkajian