PENGARUH CARA BELAJAR, KESULITAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM STUDI TEKNIK
KOMPUTER DAN JARINGAN SMK N 2 WONOSARI YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Disusun Oleh:
BENNY SURAHMAN NIM 08502244031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
v
PERSEMBAHAN
Kepada Allah ﷲ— Dzat yang jiwa ragaku ada di genggaman-Nya, yang tak ada sehelai daun pun jatuh yang luput dari pengawasan-Nya,
yang segala sesuatu terjadi atas ijin dan kehendak-Nya.
Segala puji bagi Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya dan membimbingnya melewati ujung-ujung perjalanan yang telah terukir sebelum asa mampu menembusnya.
"Sesungguhnya keadaan -Nya apabila Dia men gh en daki sesuatu hanyalah b erkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia."
Yā-Sīn: 82 •••
Kepada Ibu dan Bapak, yang telah menjadi pena-Nya dalam menuliskan namaku di lembar kehidupan-Nya ini.
Dan dengan tinta cintaNya telah mewarnai ku sebagai perantara ilmu, bimbingan dan pengukir pembentuk pribadi sampai titik ini.
Semoga kebaikanlah yang selalu tercipta.
“Panuwunku tanpo upami, Panuwunku tanpo kinates” – (Terima kasihku tak tergambarkan dan terima kasihku tak terbatas). Bahkan untuk membalasnya pun mungkin sisa umurku tak akan pernah sebanding.
Semoga kemulyaan, kebaikan, kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan serta lindungan, rahmat dan hidayah-Nya selalu menyertai kita semua.
•••
Kepada saudara-saudara yang telah sedikit banyak menyemai aroma dalam perjalananku hingga sampai saat ini. Terima kasih, semoga kita bisa berkumpul lagi dalam keadaan
yang jauh lebih baik.
•••
Kepada teman-teman, terima kasih atas bantuan, kebersamaan dan apapun itu senggingga proses ini telah sampai pada ujungnya.
•••
Dan kepada siapa saja yang tak mungkin dituliskan satu per satu, terima kasih dan terima kasih telah sudi menjadi bagian dari perjalanan ini.
Kepada semuanya:
͞Terima kasih, telah menjadi perantara-Nya dalam memudahkan perjalananku. Semoga perjalananmu juga dimudahkan, melalui apapun dan siapapun,
dalam urusan apapun dan dengan siapapun.
Sampai ke detail yang mungkin belum pernah terpikirkan bahkan yang tak pernah disadari sekalipun, semoga telah dirancang kemudahannya.͟
...Aamiin...
Melalui perjalanan ini, telah mengajarkan banyak hal, yang iramanya telah mengalun dan mengorkestrasikan simponi hingga menggetarkan dinding-dinding sanubari.
Semoga terjaga iramanya tetap indah dan megah menggelegar sampai ke angkasa, penuhi cakrawala. Sampai pada perjalanan-perjalanan berikutnya yang terus menanti. Hingga semua perjalanan bermuara.
vi MOTTO
“... dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya...”
~ Q.S. An-Najm (Bintang): 39 “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk utrusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.”
~Q.S. Asy-Syarh: 6 – 8
●●●
“
Ngilmu iku kalakone kanti laku
”
Ilmu itu bisa diraih melalui usaha (proses belajar)
~ Tembang Pocung •••
“Jangan mengandalkan kehebatan, tetapi teruslah rajin.” ---
“Kemampuan kecerdasan seseorang adalah tergantung dari bagaimana cara untuk menghikmahi segala yang dialami. Jarak menjadi jauh ketika hati kita tidak sabar.”
~ EAN •••
“Mendaki gunung setinggi apapun, pasti dimulai dari satu langkah kaki dari dasar bukit....”
~ @Subiakto •••
"Jika terus-menerus melangkah, jangankan satu kota.
Satu negara pun pasti terlewati...."
~ @bennybendz •••
“Everyone is a genius. But if you judge a fish on it’s ability to climb a tree, it will live it’s whole life believing that it is stupid.”
vii
PENGARUH CARA BELAJAR, KESULITAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM STUDI TEKNIK
KOMPUTER DAN JARINGAN SMK N 2 WONOSARI YOGYAKARTA Oleh:
Benny Surahman NIM. 08502244031
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara cara belajar, kesulitan belajar, dan keaktifan siswa secara sendiri-sendiri maupun terpisah-pisah dengan prestasi belajar siswa Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian Expost Facto, populasi berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan: a) dokumentasi dan b) kuesioner/angket. Teknik analisis data menggunakan: a) regresi sederhana dan b) regresi ganda dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan r sebesar 0,545 dan nilai thitung sebesar 3,436 > ttabel sebesar 1,701. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan r sebesar 0,509 dan nilai thitung sebesar 3,129 > ttabel sebesar 1,701. Terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan siswa terhadap prestasi belajar dengan r sebesar 0,707 dan nilai thitung sebesar 5,288 > ttabel sebesar 1,701. Terdapan pengaruh positif dan signifikan terhadap cara belajar, kesulitan belajar, dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar siswa program studi teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Wonosari dengan koefisien R2 sebesar 0,532 artinya mempunyai pengaruh sebesar 53,2 % dan sisanya (46,8 %) ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas di dalam penelitian ini.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Rahmat-Nya
berupa hidup serta karunia-Nya yang tak pernah ada putusnya. Atas ijin dan
kehendak-Nya Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berupa Tugas Akhir
Skripsi dengan judul “Pengaruh Cara Belajar, Kesulitan Belajar, dan Keaktifan
Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Program Studi Teknik Komputer Dan Jaringan
SMK N 2 Wonosari Yogyakarta”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang terlibat dalam penyelesaian Karya Tulis berupa Tugas Akhir
Skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, MPd. MA, selaku Rektor Universitas
Negari Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Moch Bruri Triyono, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Muhammad Munir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Handaru Jati, ST. MM. MT. Ph.D, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Ibu Dessy Irmawati, M.T., selaku Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang
telah memberikan banyak masukan dan bimbingan selama penyusunan
Tugas Akhir Skripsi.
6. Bapak Drs. Slamet, M.Pd dan Bapak Suparman, M.Pd selaku Validator
instrument penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan ... 6
F. Manfaat ... 7
xi
2. Cara Belajar ... 12
3. Kesulitan Belajar ... 22
4. Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Sekolah ... 24
B. Penelitian Yang Relevan ... 29
C. Kerangka Berfikir ... 30
D. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
C. Paradigma Penelitian ... 34
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35
E. Populasi dan Sampel ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 38
G. Uji Coba Instrumen ... 41
H. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif ... 47
2. Uji Persyaratan Analisis ... 48
3. Uji Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Variabel Cara Belajar (X1) ... 54
2. Deskripsi Variabel Kesulitan Belajar (X2) ... 57
3. Deskripsi Variabel Keaktifan Siswa (X3) ... 60
4. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 63
xii
C. Pengujian Hipotesis
1. Penghujian Hipotesis Pertama ... 68
2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 71
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 74
4. Pengujian Hipotesis Keempat ... 77
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Instrumen Cara Belajar ... 40
Tabel 2. Instrumen Kesulitan Belajar ... 41
Tabel 3. Instrumen Keaktifan Siswa ... 41
Tabel 4. Distribusi sebaran item valid dan gugur skala Cara Belajar ... 44
Tabel 5. Distribusi sebaran item valid dan gugur skala Kesulitan Belajar .. 44
Tabel 6. Distribusi sebaran item valid dan gugur skala Keaktifan Siswa ... 45
Tabel 7. Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian ... 46
Tabel 8. Interprestasi ... 48
Tabel 9. Distribusi Kualifikasi Prestasi Belajar ... 48
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Cara Belajar... 52
Tabel 11. Kategori Tingkat Cara Belajar ... 55
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kesulitan Belajar ... 56
Tabel 13. Kategori Tingkat Kesulitan Belajar... 58
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa ... 59
Tabel 15. Kategori Tingkat Keaktifan Siswa ... 61
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ... 62
Tabel 17. Kategori Tingkat Prestasi Belajar Siswa ... 64
Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ... 65
Tabel 19. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Pertama... 68
Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis kedua ... 70
Tabel 21. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ketiga ... 72
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Paradigma Penelitian ... 35
Gambar 2. Diagram Data Variabel Cara Belajar ... 55
Gambar 3. Diagram Data Variabel Kesulitan Belajar ... 59
Gambar 4. Diagram Data Variabel Keaktifan Siswa ... 62
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Keberhasilan siswa dalam menempuh tingkat pendidikan melalui proses
belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga formal pendidikan sangat ditentukan
oleh beberapa faktor. Faktor yang menentukan tersebut antara lain: siswa,
kurikulum, tenaga pengajar, fasilitas yang mendukung proses pembelajaran dan
faktor lingkungan (Nana Sudjana, 2002: 42). Bila faktor-faktor tersebut dapat
dipenuhi dengan baik maka dapat menambah keberhasilan proses belajar
mengajar dan bila dilaksanakan secara maksimal nantinya akan menunjang
pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan
mutu pendidikan.
Berbagai metode telah banyak diupayakan untuk meningkatkan kualitas
hasil pembelajaran. Seperti yang telah dituliskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, beberapa
upaya dan peraturan telah dibuat antara lain dengan memperbaharui kurikulum,
memperbaiki proses dalam belajar mengajar, menyediakan pendanaan,
meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta mendukung sarana
dan fasilitas yang dibutuhkan.
Berbagai macam upaya yang telah dilakukan baik oleh pemerintah atau
sekolah, diharapkan akan terjadi proses belajar mengajar yang lebih baik dan pada
akhirnya terjadi peningkatan hasil belajar. Akan tetapi, keberhasilan dari proses
2
baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun yang berasal dari
luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal sering tidak terlalu diperhatikan
dibanding faktor eksternal. Padahal faktor internal yaitu faktor yang terdapat pada
diri siswa itu adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan dan
prestasi siswa dalam menempuh proses pendidikan di sekolah. Sedangkan faktor
ekternal yaitu faktor yang terdapat di luar diri siswa contohnya lingkungan dan
fasilitas, itu hanya mendukung atau memicu faktor yang terdapat pada diri siswa.
SMK N 2 Wonosari merupakan salah satu sekolah yang memiliki kualitas
hasil pembelajaran yang cukup bisa dipertimbangkan diantara sekolah kejuruan
lainnya dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000 pada tangal 12 Maret
2005. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti program KKN-PPL, SMK
ini termasuk sekolah yang mempunyai ektrakurikuler yang banyak diikuti oleh
siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru bidang studi di SMK
Negeri 2 Wonosari dan berdasarkan pengalaman penulis saat melaksanakan
program KKN-PPL di sekolah tersebut, diketahui dari hasil belajar siswa terlihat
bahwa beberapa siswa yang mempunyai potensi akademik yang baik tetapi tidak
mendapat hasil belajar yang sebanding dalam setiap ulangan atau ujian. Hal
tersebut menjadi pertanyaan apa yang menjadi faktor siswa tersebut tidak
mendapat hasil yang seharusnya dalam belajar. Diketahui bahwa siswa-siswa
tersebut mempunyai kegiatan yang lain di luar kegiatan belajar mengajar. Tetapi
beberapa fenomena lain diketahui bahwa sebagian siswa yang terlibat dalam
aktifitas di luar kegiatan belajar mengajar memiliki hasil belajar yang cukup baik
dan sebanding dengan potensi akademik yang mereka miliki sebagaimana
3
Di dalam setiap proses belajar mengajar cara pengajar dalam
menyampaikan materi pelajaran sangat berperan penting. Pengalaman mengajar
di SMK N Wonosari pada program PPL telah melihat bahwa ada beberapa siswa
yang merasa kesulitan dengan penjelasan para pengajar tetap baru akan mengerti
setelah diberikan penjelasan-penjalasan secara khusus. Siswa mungkin memiliki
kesulitan dari cara penjelasan pengajar yang tidak sesuai dengan pola pikir dan
cara belajar mereka atau cara ajar para pengajar yang kurang memperhatikan
potensi setiap siswa dan cara belajar mereka yang berbeda-beda. Pengajar mesti
mengetahui bahwa setiap siswa mempunyai cara berajar yang berbeda-beda, tidak
semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, sekalipun bila mereka sekolah
di sekolah dan duduk di kelas yang sama. Kemampuan seseorang dalam
memahami dan menyerap pelajaran berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat,
sedang, dan ada pula yang lambat, oleh karena itu perlu digunakan cara yang
berbeda pula untuk dapat memahaminya (Ghufron dan Risnawita, 2010: 38).
Padahal menurut Hamalik (1990: 30) mengatakan bahwa cara belajar yang
dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang
tepatakan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai
akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil. Dari uraian tersebut telah cukup
menggambarkan bahwa cara belajar dan cara mengajar dapat mempengaruhi
dengan hasil belajar mengajar.
Selain yang telah disebutkan di atas, menurut Syaiful Bahri Djamrah (2002:
10-22), pedoman umum dalam belajar dapat dilakukan dengan cara belajar
dengan teratur, disiplin dan bersemangat, konsentrasi, pengaturan waktu, istirahat
4
pada pandangan siswa terhadap kesulitan dalam mata pelajaran terhadap hasil
belajar. Kesulitan dalam belajar merupakan masalah yang sering timbul dalam
belajar, karena seperti yang telah dikatakan oleh Gie (1987: 7) bahwa agar
seseorang dapat belajar dengan baik dia harus mengetahui dulu metode, teknik,
kemahiran atau cara-cara belajar yang efisien kemudian pengetahuan itu
dipraktikan setiap hari sampai menjadi sesuatu kebiasaan belajar. Apabila siswa
tidak mengetahui metode yang tepat untuk cara belajarnya yang efektif dan
efesien, maka akan berpengaruh dengan pencapaian siswa dalam keberhasilan
belajar.
Dari beberapa peryataan tersebut, muncul pertanyaan dari penulis, apa
pengaruh prestasi siswa dalam belajar dengan keaktifan mereka mengikuti
kegiatan baik di dalam atau kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar? Apakah
ada pengaruh kesibukan mereka dalam kegiatan dengan cara belajar mereka yang
kemudian berpengaruh juga terhadap hasil belajar? Apa pengaruh cara belajar
mereka dengan kesulitan mereka dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar? Dari
beberapa uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan dengan
judul: “Pengaruh Cara Belajar, Kesulitan Belajar dan Keaktifan Siswa dengan
Prestasi Belajar Siswa Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2
Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas,
dapat diidentifikasi permasalahannya antara lain sebagai berikut :
1. Belum terpenuhi dengan baik faktor-faktor internal maupun eksternal yang
5
2. Potensi kademik siswa tidak sebanding dengan hasil belajar siswa.
3. Penyampaian materi pelajaran yang tidak tepat oleh tenaga pengajar
berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran.
4. Cara belajar yang kurang tepat menjadikan proses belajar mengajar menjadi
kurang baik.
5. Cara belajar siswa yang kurang sesuai berpengaruh terhadap prestasi belajar
yang kurang optimal.
6. Kesalahan persepsi siswa terhadap beberapa mata pelajaran yang dianggap
sulit mempengaruhi prestasi belajar.
7. Kegiatan di luar jam belajar mengajar dapat mengganggu proses belajar
siswa.
8. Kesulitan dalam proses belajar menyebabkan prestasi belajar menjadi kurang
baik.
9. Manajemen waktu yang kurang baik dalam berbagai kegiatan sekolah dapat
mengganggu prestasi belajar.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada identifikasi masalah di atas
maka perlu adanya batasan masalah agar ruang lingkup masalah menjadi lebih
jelas. Penelitian ini terbatas pada cara belajar yang dilakukan siswa, kesulitan
mereka dalam belajar, dan keaktifan mereka dalam kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan sekolah di luar kegiatan belajar mengajar. Permasalahan yang telah
dipilih tersebut akan dihubungan dan dicari besar pengaruhnya terhadap prestasi
belajar siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari
6
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara cara belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2
Wonosari Gunung Kidul.
2. Apakah terdapat pengaruh antara kesulitan belajar dengan prestasi belajar
siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari
Gunung Kidul.
3. Apakah terdapat pengaruh antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar
siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari
Gunung Kidul.
4. Apakah terdapat pengaruh antara cara belajar, kesulitan belajar, dan
keaktifan siswa terhadap prestasi siswa program studi Teknik Komputer
dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul.
E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, penelitian ini memiliki
beberapa tujuan.
1. Mengetahui pengaruh cara belajar siswa dengan prestasi belajar siswa
program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul.
2. Megetahui pengaruh kesulitan belajar dengan prestasi belajar siswa program
studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul.
3. Mengetahui pengaruh keaktifan siswa dengan prestasi belajar siswa program
7
4. Mengetahui pengaruh cara belajar, kesulitan belajar dan keaktifan siswa
terhadap prestasi siswa program studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK N
2 Wonosari Gunung Kidul.
F. Manfaat
Dari penelitian ini penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan,
pengetahuan serta sebagai ajang latihan dalam menerapkan teori-teori yang
pernah dipelajari di bangku kuliah.
2. Bagi Sekolah/Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar
Kata Prestasi berasal dari berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti, hasil usaha.
Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis
tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada manusia. Khususnya
manusia yang berada di bangku sekolah.
Belajar merupakan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan
perubahan pada diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya (M. Dalyono,
2007: 49). Dari pengertian tersebut yang dimaksud belajar bukanlah hanya
mengetahui informasi ilmu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi
bisa, tetapi juga mengalami perubahan-perubahan seperti tingkah laku, sikap,
kebiasaan, dan sebagainya.
Berdasakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895), prestasi
belajar adalah “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau
tes atau angka nilai yang diberikan guru”. Penjelasan dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia dapat diketahui bahwa hasil dari belajar dapat dilihat dari perolehan
9
Pengertian yang senada juga diungkapkan oleh James P. Chaplin
(2002: 5) yang mengatakan bahwa, “Prestasi belajar merupakan hasil belajar
yang telah dicapai atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh
guru, lewat tes-tes yang dilakukan atau lewat kombinasi kedua hal tersebut”.
Sumadi Suryabrata (2007: 297) juga telah merumuskan pernyataan yang
sejalan tentang prestasi belajar yaitu sebagai berikut, “Nilai perumusan terakhir
yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa
selama masa tertentu”.
W.S Wingkel (2004: 39) berpendapat bahwa, “Prestasi belajar adalah
hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang
bergabung dengan lingkungannya yang akan disimpan atau dilaksanakan demi
kemajuan”. Nana Sudjana (2006: 3) juga mengatakan bahwa “Prestasi belajar
merupakan hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”.
Sedangkan Tabrani Rusyan, dkk (1999: 81-82) berpendapat dengan
lebih rinci dengan mengatakan bahwa, “Prestasi belajar yang dicapai seseorang
individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi,
baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor
eksternal)”.
a. Faktor internal antara lain:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh).
2) Faktor psikologis, terdiri atas:
a) Faktor intelektif
10
(2) Fator kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b)Faktor non-intelektif ialah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lain-lain.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor eksternal antara lain:
1) Faktor sosial:
a) Lingkungan Keluarga
b) Lingkungan Sekolah
c) Lingkungan Masyarakat
d) Lingkungan Kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Pendapat yang lain juga diungkapkan oleh Nana Sudjana (2004: 39).
Nana Sudjana membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:
Faktor tersebut atara lain:
a. Faktor yang datang dari diri siswa, meliputi kemampuan siswa, motivasi
belajar, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik
dan psikis.
b. Faktor yang berada di luar diri siswa, meliputi kompetensi profesionalisme
guru, besarnya kelas, suasanan belajar, fasilitas dan sumber belajar yang
11
sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti sekolah memberikan
perasaan nyaman, dan kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur.
Sedangkan Muhibbin Syah (2002: 132) mengatakan hal yang tidak jauh
berbeda tentang prestasi yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) meliputi dua aspek, yakni
aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang
bersifat rohaniah) misalnya intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa,
minat siswa dan motivasi siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) terdiri atas dua macam, yakni
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.
c. Faktor pendekatan belajar.
Dari berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disebutkan
bahwa Prestasi Belajar merupakan hasil usaha dan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi yang telah dicapai setelah melakukan
proses belajar mengajar sesuai kriteria tertentu. Prestasi dalam belajar ini
diharapkan dapat teraplikasikan dengan lingkungan yang akan disimpan diolah
dan dilaksanakan demi kemajuan. Prestasi belajar bisa dibagi dalam dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor internal. Diantara faktor internal dan eksternal
yang paling berpengaruh adalah faktor internal, yaitu faktor yang tumbuh dari
dalam dii siswa secara mandiri. Faktor internal yang paling berpengaruh adalah
pada sisi rohaniah (non-fisik). Namun, diantara faktor-faktor tersebut,
semuanya saling berkaitan. Faktor internal non-fisik tidak akan tersalurkan
12
internal pun harus dipicu dan dipenuhi dengan faktor eksternal baru semuanya
akan berjalan secara maksimal.
2. Cara Belajar
a. Pengertian Cara Belajar
Pengertian cara belajar menurut Sumandi Surnyabrata (2006: 84)
mengatakan bahwa, “Cara belajar adalah cara atau jalan yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan dalam belajar dan cara-cara tersebut akan menjadi
suatu kebiasaan”.
Cara belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi antar pribadi. Belajar adalah kegiatan
yang dikerjakan dengan sengaja bersama pengajar atau guru. Cara belajar
siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya mencapai prestasi yang
diharapkan.
Menurut Oemar Hamalik (2003: 16) mengatakan, “Kegiatan yang
dilakukan dalam mempelajari sesuatu artinya kegiatan-kegiatan yang
seharusnya dilakukan dalam situasi belajar”.
Cara belajar menurut gaya lognitif adalah cara yang dilakukan siswa
dalam menangkap stimulasi atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
memecahkan masalah. Nana Sudjana (2005: 165), “Proses belajar juga
dipengaruhi oleh cara berfikir”.
b. Aspek-aspek Cara Belajar
Penggologan cara belajar (Djamari, 2008: 61) adalah:
1) Belajar Sendiri
13
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar
benar-benar sudah siap.
b)Mempersiapkan fasilitas dan perabotan belajar
Syaiful bahri (2008: 61) mengemukakan bahwa, “Orang yang belajar
tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan
dalam menyelesaikan kegiatan belajar”.
Fasilitas atau perabot belajar meliputi:
(1) Ruang belajar
Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari
gangguan sirkulasi dan suhu udara yang baik serta tempat yang
memadahi.
(2) Perlengkapan belajar
Perlengkapan yang digunakan untuk mendukung proses belajar,
sehingga dapat memudahkan dalam mempelajari serta memahami
materi.
c) Mengatur waktu belajar
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat jadwal belajar dalam
upaya mengatur waktu belajar antara lain:
(1) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan
antara lain tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain.
(2) Menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia setiap hari.
(3) Merencanakan penggunakan belajar dengan cara menetapkan
14
(4) Menyelidiki waktu-waktu yang dipergunakan untuk belajar dengan
lebih baik berhemat dengan waktu dan jangan ragu-ragu memulai
pekerjaan.
d)Mengulangi bahan pelajaran
Membaca kembali catatan pelajaran dapat memantapkan hasil belajar.
e) Menghafal bahan pelajaran
Dalam belajar, menghafal merupakan salah satu kegiatan dalam rangka
penguasaan bahan pelajaran (Djamari, 2008: 64). Kegiatan menghafal ini
diperuntukkan bagi bahan pelaaran yang harus dikuasai, yaitu hanya
dengan cara mengambil inti sarinya (pokok pikiran), yaitu rumus, dalil,
konsep, dan kaidah.
f) Membaca buku
Kegiatan membaca buku adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan
selama menuntut ilmu.
g)Membuat ringkasan atau ihktisar
Kegiatan membuat ringkasan atau ikhtisar ini biasanya seseorangan
lakukan setelah dia selesai membaca buku, bab, atau makalah tertentu.
Kegiatan ini adalah kegiatan yang berupaya untuk memadatkan ini
dengan landasan kerangka dasarnya dan mengembangkan pikiran-pikiran
jabaran.
h)Mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas ini meliputi mengerjakan latihan soal yang terdapat
pada buku pelajaran atau modul maupun mengerjakan soal yang telah
15 2) Belajar di sekolah
Kegiatan di sekolah yang tidak lain adalah belajar tentunya sangat penting
diperhatikan. Karena di sekolah pelajaran juga mendapatkan berbagai
pengalaman belajar, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Mematuhi waktu
Mematuhi waktu masuk sekolah, pelajaran dimulai, pergantian jam, dan
waktu pulang merupakan kedisiplinan yang harus dilakukan.
b)Memperhatikan penjelasan guru
Dibutuhkan konsentrasi dalam menerima pelajaran agar dapat
memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
c) Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang
sudah dikuasai
Pelajaran yang diberikan ada beberapa yang saling terkait baik dengan
mata pelajaran yang sama maupun berbeda. Menghubungkan antar mata
pelajaran dapat meningkatkan keampuan akan pengetahuan yang telah
lalu dan semakin efektif.
d)Mencatat hal yang dianggap penting
Mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru akan sangat bermanfaat
ketika mempelajari kembali bahan pelajaran.
e) Berpartisipasi
Berpartisipasi dalam kegiatan belajar di sekolah dapat berupa menjawab
pertanyaan guru, bertanya, dan mengemukakan pendapat dengan bahan
yang dipelajari.
16
Kelompok belajar merupakan sarana untuk mendiskripsikan bahan-bahan
pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang
sulit, dan saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan
bahan-bahan pelajaran.
g)Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Siswa dapat memanfaatkan fasilitas dari koleksi-koleksi buku dari
perpustakaan yang ada di sekolah.
c. Macam-macam Cara Belajar
Menurut Ngalim Purwanto (2007: 112), ada sepuluh macam metode di
dalam belajar yaitu sebagai berikut:
1) Metode keseluruhan pada bagian (whole to part method)
Metode ini merupakan metode yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu
dengan dimulai dari mempelajari secara keseluruhan, kemudian baru
mendarail kepada bagiannya.
2) Metode keseluruan lawan bagian (whole versus part method)
Bahan yang lingkupnya tidak terlalu luas, tepat digunakan metode
keseluruhan seperti menghafal syair, membaca buku cerita pendek,
mempelajari unit-unit pelajaran tertentu, dan sebagainya. Bahan yang
bersifat nonverbal seperti keterampilan, mengetik, menulis, lebih tepat
dengan menggunakan metode bagian.
3) Metode campur antara keseluruhan dan bagian (mediatingmethod)
Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang
jangkauannya sangat luas atau yang sukar seperti tata buku, akunting, dan
17 4) Metode reitasi (recitationmethod)
Resitasi dalam hal ini diartikan sebagai mengulangi atau mengucapkan
kembali sesuatu yang telah dipelajari.
5) Jangka waktu belajar (lengthofpracticeperiod)
Dari hasil ekperimen ternyata janka waktu belajar yang produktif seperti
menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitungan adalah antara 20-30
menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit belajar yang memerlukan
konsentrasi perhatian relatif kurang atau tidak produktif.
6) Pembagian waktu belajar (distributionofprakticeperiod)
Belajar yang terus menerus yang dalam waktu jangka yang lama tanpa
istirahat tidak efisien dan tidak efektif. Perlu pembagian waktu belajar
untuk belajar yang produktif.
7) Membatasi kelupaan (counteract forgetting)
Perlu adanya “ulangan” atau review pada waktu-waktu tertentu atau
setelah/pada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan agar tidak mudah
lupa dalam menghafal pelajaran.
8) Menghafal (cramming)
Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta
memproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang luas atau
banyak dalam waktu yang relatif singkat seperti belajar untuk menghadapi
ujian-ujian semester atau ujian akhir.
18
Kita mengenal istilah quick learning means forgetting. Di dalamnya
terdapat suatu kerelasi negatif antara kecepatan memperoleh sesuatu
pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan.
10) Retroactive inhibition
Retroactive inhibition berarti larangan atau penolakan. Jadi waktu terjadi
proses berfikir akan terjadi penolakan atau penahanan dari suatu unit
pengetahuan tertentu terhadap unit yang lain sehingga terjadi kesalahan
dalam berfikir.
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2000: 116-118), membagi gaya belajar
menjadi tiga, yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar
kinestik. Najib Sulhan (2010: 31-34) juga mengemukakan bahwa gaya belajar ada
tiga, yaitu:
1) Gaya belajar Visual
Adalah gaya belajar dengan memanfaatkan indra penglihatan. Pelajar lebih
suka melihat dari pada mendengar. Anak yang memiliki gaya belajar visual
mempunyai perilaku yang digambarkan seperti di bawah ini:
a) Mempunyai kebiasaan rapi dan teratur.
b) Berbicara dengan cepat.
c) Perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik.
d) Teliti terhadap hal-hal kecil (detail) yang harus dilakukan.
e) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian dan prestasi.
f) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam
pikiran mereka.
19 h) Mengingat dengan asosiasi visual.
i) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
j) Mempunyai masalah untuk mengingat intrusi verbal, kecuali jika ditulis dan
sering meminta bantuan orang lain untuk mengulanginya.
k) Pembaca dengant cepat dan tekun.
l) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
m) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan sikap yang
waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau
proyek.
n) Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat.
o) Sering lupa menyampaiakan pesan verbal kepada orang lain.
p) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ‘ya’ atau ‘tidak’.
q) Lebih suka mendemonstrasikan daripada berpidato.
r) Lebih suka seni lukis dari pada seni musik.
2) Gaya belajar Auditorial
Adalah gaya belajar dengan menmanfaatkan indera pendengaran. Pelajar lebih
senang mendengar dari pada membaca. Anak yang mempunyai gaya belajar
ini akan mengalami kesulitan apabila ada penjelasan yang kemudian
diikutibmencatat detail. Biasanya lebih senang menggunakan peta konsep.
Anak yang memiliki gaya belajar auditorial mempunyai perilaku yang
digambarkan seperti di bawah ini:
a) Berbcara kepada diri sendiri saat bekerja.
20
c) Menggunakan bibir mereka untuk mengungkapkan tulisan di buku ketika
membaca.
d) Senang membaca dengan keras dan mendengar.
e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada berirama dan warna suara.
f) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam berbicara.
g) Berbicara dengan irama yang berpola.
h) Biasa pembicara yang fasih.
i) Lebih suka seni musik dari pada seni lukis.
j) Berbicara dengan mendengarkan dan mengingat yang disukai dari pada
melihat.
k) Suka berbicara, suka berdikusi, dan menjelaskan sesuatu yang panjang.
l) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong-motong bagian hingga sesuai satu sama lain.
m) Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya.
n) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik.
3) Gaya belajar Kinestik
Adalah gaya belajar dengan memanfaatkan kelebihan berupa tenaga atau
gerakan. Lebih suka dan lebih baik dalam aktivitas bergerak serta interaksi
kelompok. Sulit konsentrasi dengan duduk agak lama, yg muncul adalah
kejenuhan. Anak yang memiliki gaya belajar kinestik mempunyai perilaku yang
digambarkan seperti di bawah ini:
a) Berbicara dengan perlahan.
b) Menanggapi perhatian fisik.
21
d) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain.
e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
f) Mempunyai perkembangan otot-otot besar.
g) Belajar memanipulasi dan praktik.
h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
i) Menggunakan jari sebagai petunjuk dalam membaca.
j) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
k) Tidak dapat duduk dalam waktu yang lama.
l) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka telah berada di tempat
itu dahulu.
m) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
n) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mereka mencerminkan
aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.
o) Kemungkinan tulisannya jelek.
p) Ingin menyukai segala sesuatu.
q) Menyukai permainan yang menyibukkan.
Pengertian dari berbagai uraian yang telah dijelaskan dari cara belajar
adalah cara atau jalan yang dilakukan dalam menangkap informasi dengan cara
mengingat, berfikir dan memecahkan masalah untuk mencapai tujuan belajar
dalam situasi belajar dan cara tersebut akan menjadi kebiasaan. Cara belajar
mempunyai beberapa aspek tertentu yang dilihat dari cara mereka atau sikap
mereka dalam berbagai kondisi. Aspek yang perlu diperhartikan yaitu mulai dari
22
mempersiapkan mental belajar, mempersiapkan perabotan belajar, mengatur
waktu, membaca, mengulang, sampai mengerjakan tugas.
Setiap siswa mempunyai keunikan tersendiri dalam mencapai hasil
belajar dengan cara belajar masing-masing. Cara siswa mungkin tidak sesuai
dengan karakter dirinya, tetapi belajar kelompok mungkin dapat menjadi
solusinya. Dalam belajar kelompok akan terjadi partisipasi antar siswa yang
memungkinkan antar siswa mampu mengetahui cara belajar siswa lainnya.
Dengan mengetahui cara belajar siswa lain, oleh siswa tersebut bisa
memperkaya cara belajar dan bisa disesuaikan dengan karakter mereka
masing-masing. Hamalik (1990: 30) menegaskan bahwa cara belajar yang
dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat
akan membawa hasil yang memuaskan, sedang cara yang tidak sesuai akan
menyebabkan belajar itu kurang berhasil.
3. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang
digambarkan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan
penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis,
menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan ini
intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem saraf pusat.
Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya
kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan sensori, tunagrahita,
hambatan sosial dan emosional) atau berbagai pengaruh lingkungaan (misalnya
23
berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung
(Mulyono Abdurrahman, 1999: 7-8).
Terdapat banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab kesulitan
belajar yang manghambat dan mengganggu kemajuan belajar. Faktor-faktor
yang menyebabkan kesulitan belajar pada pokoknya dapat digolongkan
menjadi dua faktor (Zainal Aqib, 2002:62-67): Faktor intern dan ekstern.
Menurut Oemar Hamalik (1990: 117-125) kesulitan belajar dipengaruhi
oleh:
1. Faktor yang bersumber dari diri sendiri, yaitu:
a. Tidak mempunyai tujuan yang jelas.
b. Kurangnya minat terhadap bahan pelajaran.
c. Kesehatan yang sering terganggu.
2. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, yaitu:
a. Cara memberikan pelajaran.
b. Kurangnya alat-alat.
c. Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan.
3. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, yaitu:
a. Masalah broken home.
b. Kurangnya kontrol orang tua.
4. Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat, yaitu:
a. Aktif berorganisasi.
24
Kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Kesulitan yang disebabkan oleh dalam diri (fisik, emosi,
psikologi, mental, kesehatan, minat, dan lain-lain) atau oleh faktor luar seperti
pengaruh lingkungan, perbedaan budaya, cara pembelajaran yang tidak tepat,
tidak mampu membagi waktu dengan kegiatan lain dan pengaruh lain yang
mungkin tidak secara langsung dapat mempengaruhi pandangan terhadap
kesulitan suatu mata pelajaran.
4. Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Sekolah a. Keaktifan
Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), “Keaktifan adalah suatu
kegiatan/aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non fisik”. Sanjaya (2007: 101-106), “Aktifitas
tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh
aktifitas non fisik, seperti mental, intelektual, dan emosional”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keaktifan adalah kegiatan atau
aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non-fisik.
Menurut Suryosubroto (2009: 293), “keaktifan adalah keterlibatan
mental dan emosi serta fisik dalam memberikan inisiatif terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung percapaian
tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya”.
b. Keaktifan Belajar
Sanjaya (2007: 101-106) mengatakan bahwa aktivitas tidak hanya
non-25
fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Ditambah dengan penjelasan
dari Oemar Hamalik (2001: 172) yang mengatakan bahwa keaktifan dalam
belajar dapat dikelompokkan meliputi kegiatan mental, lisan, mendengarkan,
menulis, menggambar, mental, dan emosional.
Rohani (2004: 9) melengkapi pemmbagian keaktifan belajar menjadi:
1) Keaktifan visual
Membaca, memperhatikan gambar, mengamati ekperimen,
demonstrasi, mengamati orang lain bekerja, dan sebagainya.
2) Keaktifan Lisan
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan
pendapat, berwawancara, diskusi.
3) Keaktifan Mendengar
Mendengar penyajian bahan, mendengar percakapan atau diskusi
kelompok, mendengar suatu permainan instrumen musik,
mendengar radio.
4) Keaktifan Menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat
sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
5) Keaktifan Menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, pola.
26
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari
dan berkebun.
7) Keaktifan Mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, menemukan hubungan dan membuat keputusan.
8) Keaktifan Emosional
Menaruh minat, membedakan, merasa, gembira, bersemangat,
berani, tenang dan gugup.
c. Keaktifan Dalam Kegiatan Sekolah 1) Ekstrakurikuler
Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia
(2002:291) yaitu, ”Suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis
di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”.
Menurut Rohinah M. Noor, MA. (2012: 75), “Ekstrakurikuler adalah
Kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah”.
Pengertian ekstrakulikuler menurut Suharsimi (2009: 287),
“Ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar struktur
27
2) Organisasi
Pengertian organisasi menurut Ngalim Purwanto (2003: 16),
“Pengorganisasian merupakan aktifitas menyusun dan membentuk
hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan
usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”.
d. Indikator Keaktifan Siswa
Ardhana (2009: 2) dalam menganalisis tentang keaktifan terdapat
beberapa indikator yang dapat menjadi pedoman dalam pengukuran
keaktifan. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari kriteria berikut ini:
1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru.
2) Kerjasamanya dalam kelompok.
3) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok.
4) Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok.
5) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat.
6) Memberi gagasan yang cemerlang.
7) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang.
8) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain.
9) Memanfaatkan potensi anggota kelompok.
10) Saling membantu dan menyelesaikan masalah.
Pengertian dari berbagai penjelajasan sebelumnya keaktifan siswa
adalah suatu kegiatan atau aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik. Keaktifan juga
28
memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan untuk
mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas keterlibatannya.
Kegiatan siswa di dalam proses pembelajaran mampu mengeksplorasi
kemampuan dan bakat siswa dalam mengetahui kecenderungan aktifitas
yang lebih menonjol pada diri siswa. Keaktifan tiap siswa dapat
mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengolah informasi atau materi
pelajaran. Kegiatan dalam belajar mengajar tidak mampu mengeksplor
semua keaktifan yang ada pada siswa, maka dari itu kegiatan ekstrakulikuler
dirasa cukup bisa menyalurkan keaktifan yang lain seperti minat, bakat, dan
talenta siswa selain kemampuan akademik. Kegiatan ekstrakulikuler
diharapkan mampu mengembangkan siswa dalam segi mental, emosional,
spiritual, jiwa kepemimpinan yang nantinya bisa menjadi bekal untuk
menempuh perjalanan hidup yang panjang setelah selesai menempuh
bangku sekolah.
Dalam kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar yang perlu dimiliki
agar kegiatan ektrakulikuler tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar
diperlukan pengaturan waktu yang baik. Kegiatan organsasi seperti OSIS
menurut pengalaman sering menyita waktu belajar formal untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program yang telah direncanakan.
Kemampuan membagi waktu dan kemampuan memilih metode belajar
sangat diperlukan agar siswa tidak kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar
29
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Thyara Mardalika (2011) dengan judul
“Hubungan antara cara belajar siswa dan perhatian orang tua dengan
prestasi belajar pendidikan jasmani dan kesehatan”. Dari hasil penelitian
tersebut dipeoleh hasil yang menyebutkan bahwa cara belajar memiliki
hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar ditunjukkan
dengan harga r sebesar 0.533 dan r2 0.284, F
hitung > Ftabel pada taraf
signifikansi 5% yaitu 27.396 > 3.980 dengan N=71, SE sebesar 20.34%
dan SR 60.52%. Jika cara belajar (X1) semakin positif, maka prestasi
belajar (Y) akan semakin tinggi. Persamaan dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan variable cara belajar dan prestasi belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Yulistianto (2012) dengan judul
“Hubungan keaktifan mengikuti kegiatan organisasi siswa dengan
karakter dan prestasi belajar siswa kelas X bidang keahlian Listrik Instalasi
Tenaga Listrik dan Teknik Pendingin dan Tata Udara SMK Negeri 1
Magelang”. Dari hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat
hubungan antara keaktifan siswa mengikuti organisasi dengan prestasi.
Diperoleh dari hasil analisis regresi dengan nilai hitung sebesar 1,978
diterima pada taraf signifikan 5% dan koefisien determinasi (R2) 0,036.
Persamaan regresi Y2 = 77,330 + 0,041X. Persamaan tersebut
menunjukkan bahwakeaktifan dalam organisasi sekolah mempunyai
hubungan positif terhadap prstasi. Penelitian ini hanya terbatas pada
30
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
variable keaktifan mengikuti kegiatan organisasi dan prestasi belajar.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Tesdawanto (2013) yang berjudul
“Pengaruh keaktifan siswa dalam kegiatan ektrakulikuler di sekolah,
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar.
Siswa pengurus OSIS SMK N 3 Yogyakarta 2012/2013”. Dari hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif dan
signifikan antara keaktifan siswa dalam kegiatan ektrakulikuler (X1)
terhadap prestasi belajar (Y). Persamaan dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan variable keaktifan mengikuti kegiatan
organisasi dan prestasi belajar. Hasil penelitian ini sangat berbeda dengan
penelitian yang lainnya. Penulis akan membuktikan apakah bear-benar
terbukti terjadi pengaruh antara keaktifan dan prestasi atau tidak.
C. Kerangka Pikir
1.Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Cara belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya
mencapai prestasi yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang dapat
berpengaruh terhadap cara belajar dari faktor diri sampai faktor luar. Cara
belajar siswa sangat beragam, dari memperbanyak intensitas belajar sampai
menggunakan metode tertentu. Cara belajar mereka berbeda-beda dan
diduga berpengaruh terhadap hasil belajar. Semakin baik cara belajar siswa
31
2.Pengaruh Kesulitan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Kesulitan dalam belajar sering dialami siswa sehingga mengganggu
dalam proses belajar dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Kesulitan belajar
mempunyai beberapa faktor yang dapat dipengaruhi dari dalam diri seperti
faktor psikologi, cara pandang siswa terhadap beberapa mata pelajaran, faktor
emosional, dansebagainya. Faktor dari luar dapat seperti faktor pengajar,
pergaulan, lingkungan sekolah dan keluarga.
Sehingga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan siswa
dalam belajar diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Asumsinya
adalah semakin tinggi tingkat kesulitan siswa dalam belajar maka semakin
rendah prestasi belajar siswa.
3.Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Ekstra Terhadap Prestasi Belajar
Siswa yang mempunyai kesibukan di luar kegiatan belajar mengajar
dituntut pembagian waktu yang tepat dan efisien. Jika siswa tidak mampu
mengatur waktu secara baik sedikit banyak dapat mempengaruhi
kelangsungan kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti. Beberapa siswa mungkin
ada yang mampu mengelola waktu mereka dengan baik antara belajar dengan
kegiatan di luar proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keaktifan siswa
dalam kegiatan sekolah diduga berpengaruh hasil belajar mereka. Asumsinya
adalah semakin tinggi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar maka
32
4.Pengaruh Cara Belajar, Tingkat Kesulitan Mapel, dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Siswa yang mempunyai banyak kegiatan di luar kegiatan formal belajar
mengajar mempunyai hasil belajar yang kurang baik dibanding mereka yang
tidak mengikuti kegiatan luar, mungkin dikarenakan mereka mempunyai cara
belajar yang lebih baik dalam membagi waktu dan sebagainya. Siswa yang
mempunyai cara belajar yang baik belum tentu mempunyai hasil belajar yang
baik apabila siswa tersebut mempunyai pandangan yang kurang baik terhadap
mata pelajaranan tertentu. Siswa yang mempunyai pandangan yang baik
tentang mata pelajaran tertentu belum tentu mempunyai hasil yang baik
apabila siswa tersebut tidak mempunyai cara belajar yang baik atau tidak
mempunyai kemampunan membagi waktu dalam kegiatan luar. Cara siswa
dalam memandang setiap mata pelajaran dan dalam mengatur waktu belajar
serta mengatur konsentrasi dalam kegiatan selain kegiatan sekolah diduga
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa di sekolah.
D. Hipotesis Penelitian
Dari berbagai kajian teori dan penelitian yang relevan seperti tersebut
di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh cara belajar dengan prestasi belajar siswa Program
Studi Teknik Komputer Dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul
Yogyakarta.
2. Terdapat pengaruh kesulitan belajar dengan prestasi belajar siswa Program
Studi Teknik Komputer Dan Jaringan SMK N 2 Wonosari Gunung Kidul
33
3. Terdapat pengaruh keaktifan siswa dalam kegiatan sekolah dengan
prestasi belajar siswa Program Studi Teknik Komputer Dan Jaringan SMK N
2 Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta.
4. Terdapat pengaruh cara belajar, kesulitan belajar, dan keaktifan siswa
dengan prestasi belajar siswa Program Studi Teknik Komputer Dan Jaringan
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Ex-post Facto yaitu sebuah penelitian
yang bertujuan untuk mengamati fenomena alamiah untuk mengungkapkan fakta
yang ada tanpa melakukan manipulasi variabel. Explanasi bentuk rumusan
masalahnya tergolong asosiatif dengan hubungan kausal. Menurut Sugiyono
(2010: 57), rumusan asosiatif adalah “rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih”. Termasuk hubungan kausal
karena hubungan antar variabelnya bersifat sebab akibat. Didalam hubungan
kausal ada variabel independen (Penyebab, yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (Akibat, yang dipengaruhi). Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena adanya angka dan/atau data
kualitatif yang diangkakan kemudian dianalisis dan diolah dalam bentuk analisis
statistik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penilitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Wonosari, Gunung Kidul,
Yogyakarta. Subyek penilitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Wonosari Jurusan
Teknik Komputer dan Jaringan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September
2014.
C. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir dapat dibuat parakdigma penelitian
35
berpengaruh dengan variable Y yaitu prestasi belajar. Pengaruh masing-masing
[image:49.595.130.500.143.588.2] [image:49.595.164.484.169.317.2]variabel dapat digambarkan melalui bentuk bagan seperti yang terlihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 : Variabel Cara Belajar (Variabel Bebas/Independen) X2 : Variabel Kesulitan Belajar (Variabel Bebas/Independen) X3 : Variabel Keaktifan Siswa (Variabel Bebas/Independen) Y : Variabel Prestasi Belajar (Variabel Terikat/Dependen)
R1 : Garis regresi X1 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y)
R2 : Garis regresi X2 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y)
R3 : Garis regresi X2 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y)
R1,2,3 : Garis regresi X1, X2 dan X3 terhadap Y (besarnya pengaruh variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama terhadap variabel Y)
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat empat variabel yang terdiri dari empat variabel.
Variabel dalam penelitian ini adalah cara belajar, kesulitan belajar, keaktifan siswa,
dan prestasi belajar. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka
X1
X2
X3
Y
R1,2,3R1
R 2
36
definisi operasional masing-masing variabel penelitian akan dijelaskan satu per
satu.
1. Cara Belajar
Cara belajar mempunyai beberapa aspek tertentu yang dilihat dari cara
mereka atau sikap mereka dalam berbagai kondisi. Aspek yang perlu diperhartikan
yaitu mulai dari belajar sendiri sampai belajar di sekolah. Belajar sendiri dapat
dimulai dari mempersiapkan mental belajar, mempersiapkan perabotan belajar,
mengatur waktu, membaca, mengulang, sampai mengerjakan tugas. Setiap siswa
mempunyai keunikan tersendiri dalam mencapai hasil belajar dengan cara belajar
masing-masing. Cara siswa mungkin tidak sesuai dengan karakter dirinya, tetapi
belajar kelompok mungkin dapat menjadi solusinya.
Cara belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala upaya
belajar yang dilakuka siswa dalam mengolah dan mempelajari materi-materi yang
telah diajarkan. Cara belajar yang ditimbulkan dari diri sendiri, cara belajar
mengajar dari guru dan dari faktor lain seperti lingkungan.
2. Kesulitan Belajar
Kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Kesulitan yang disebabkan oleh dalam diri (fisik, emosi, psikologi, mental,
kesehatan, minat, dan lain-lain) atau oleh faktor luar seperti pengaruh lingkungan,
perbedaan budaya, cara pembelajaran yang tidak tepat, tidak mampu membagi
waktu dengan kegiatan lain dan pengaruh lain yang mungkin tidak secara langsung
37
Kesulitan belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kesulitan
belajar dari pandangan siswa yang berbeda-beda dalam melihat kesulitan tiap-tiap
mata pelajaran.
3. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa adalah suatu kegiatan atau aktifitas atau segala sesuatu
yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.
Keaktifan juga mempunyai pengertian yaitu keterlibatan mental dan emosi serta
fisik dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan
untuk mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas keterlibatannya.
Keaktifan siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keaktifan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan di luar kegiatan belajar
mengajar seperti ekstrakulikuler, organisasi sekolah seperti OSIS, Mapala, dan
sebagainya.
4. Prestasi Belajar
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa adalah
hasil yang dicapai dalam menentukan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu berdasarkan nilai-nilai yang
diberikan oleh guru setelah mengikuti tes atau ujian.
E. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa Kelas
XI kompetensi keahlian teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Wonosari yaitu
sebanyak 30 siswa.
Penelitian ini termasuk penelitian populasi, karena seluruh anggota
38
subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya. Menurut Sugiyono
(2012: 124-125), apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Sebelum melakukan pengumpulan data yang akan dianalisis sebagai hasil
penelitian, peneliti menggunakan sampel lain yang berkarakter sama dengan
sampel penelitian sesungguhnya sebagai uji validasi instrumen. Sampel tersebut
adalah siswa Kelas XI kompetensi keahlian Multimedia SMK N 2 Wonosari.
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode
yaitu metode questionnaire dan metode dokumentasi. Jenis data yang dihasilkan
melalui teknik pengambilan data ini adalah jenis data kualitatif interval. Data dapat
dikelompokkan sebagai data kuanitatif karena data yang dihasilkan berupa angka
atau berupa data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010: 24-25). Data
kuantitatif interval karena data berjarak sama tetap tidak mempunyai nilai nol
absolut (mutlak). Hasil pengambilan data dari variabel-variabel X (cara belajar,
kesuitan belajar, dan keaktifan siswa) adalah diambil menggunakan skala likert.
Dalam penelitian yang instrumenya menggunakan skala likert, guttman, sematic,
differential, thurstone, data yang diperoleh adalah data interval (Sugiyono, 2010:
25). Pada variabel prestasi belajar, data yang diperoleh adalah data interval. Pada
data ini walaupun datanya nol, tetapi masih mempunyai nilai.
Teknik pengambilan data tersebut merupakan teknik pengambilan data
yang tepat untuk jenis penelitian ini, untuk mengungkapkan bagaimana pengaruh
39
program studi keahlian teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Wonosari. Berikut
ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Questionnaire (Metode Angket)
Menurut Sugiyono (2010: 199), koesioner merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara memberi sejumlah pernyataan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Pada penelitian ini koesioner untuk memperoleh
informasi tentang cara belajar, kesulitan belajar dan keaktifan siswa. Pengambilan
dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran koesioner (angket) secara
langsung kepada responden.
Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah
dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi jawaban
pada jawaban yang dipilih. Skala pengukuran menggunakan empat alternatif
jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju
(TS), dengan skor masing-masing butir adalah 4, 3, 2, 1. Jumlah pernyataan
masing – masing angket yaitu 30 pertanyaan untuk variabel cara belajar, Kesulitan
Belajar sebanyak 13 pertanyaan, dan Keaktifan Siswa ada 19 pertanyaan.
Alternatif jawaban ini sebagian ahli berpendapat dengan skala ordinal,
tetapi sebagian juga berpendapat dengan interval. Keduanya dikatakan
mempunyai alasan yang kuat tergantung persepsi masing-masing. Jika
berpendapat bahwa data tersebut adalah data interval maka analisisnya tanpa
perlu melakukan proses transformasi (MSI). Jika skala likert dianggap sebagai
ordinal maka analisis data ordinal ditransformasi (MSI) ke interval (Riduwan dan
40 b. Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengambil data tentang prestasi
belajar produktif siswa TKJ kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah nilai raport pada semester
gasal pada tahun ajaran saat pengambian data tersebut dilakukan yaitu
2014/2015. Data dokumentasi yang diambil beruba data dari rerata semua mata
pelajaran baik mata pelajaran non-produktif maupun mata pelajaran produktif
(kejuruan). Jenis data dari hasil dokumentasi ini adalah berupa data rasio.
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis. Sehingga, lebih mudah untuk diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan
indikator-indikator yang telah dikaji secara teoritis di Bab II. Instrument penelitian dapat
[image:54.595.117.525.489.647.2]dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.
Tabel 1. Instrumen Cara Belajar
No. Aspek Indikator Jumlah butir Jml
. Responden
1. Cara Belajar -Belajar sendiri: -Belajar di sekolah:
1,2,3,4,5,6
8,9,10,11,12 12 Siswa
2. Gaya Belajar - Visual
- Auditorial - Kinestik 13,14,15,16,17, 18,19,20,21 22,23,24,25,26, 27 28,29,30,31,32, 33
21 Siswa
41 Tabel 2. Instrumen Kesulitan Belajar
No. Aspek Indikator Jumlah butir Jml. Responden
1. Faktor Diri -Tujuan -Minat -Kesehatan
34,35 36,37,38
39
6 Siswa
2. Faktor Lingkungan Sekolah
-Cara memberi pelajaran -Fasilitas belajar -Bahan pelajaran
tidak sesuai
40
41 42
3 Siswa
3. Faktor Lingkungan Keluarga
-Kontrol orang tua
-Hubungan dan keharmonisan
43
44 2 Siswa
4. Faktor Lingkungan Masyarakat
-Aktif organisasi -Mengatur waktu
45
46 2 Siswa
Jumlah 13
Tabel 3. Instrumen Keaktifan Siswa
No. Aspek Indikator Jumlah butir Jml. Responden
1. Keaktifan Belajar
-Keaktifan Fisik
-Keaktifan Mental