• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP KEMENRISTEK 2016 page

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP KEMENRISTEK 2016 page"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

LAPORAN KINERJA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Republik Indonesia

(3)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas-tugas diantaranya menyusun Laporan Kinerja Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi (Kemenristekdiki) Tahun 2016

dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permenristekdiki Nomor 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Di tahun 2016 ini Kemenristekdiki terus

meningkatkan konsolidasi untuk dapat mewujudkan capaian kinerja sesuai target-target yang ditetapkan

dalam Rencana Strategis 2015-2019, yang tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Sejalan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB), Kemenristekdiki juga bertekad untuk terus

mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik yaitu tata kelola yang berorientasi pada hasil

(kinerja) dan meningkatkan kualitas layanan publik.

Disadari bahwa untuk dapat mewujudkan hal itu perlu

mengimplementasikan SAKIP secara baik melalui

peningkatan kualitas pada perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja serta evaluasi kinerja. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka membangun sinergi dan sebagai arah serta

acuan pelaksanaan SAKIP di Kemenristekdiki, pada tahun 2016 telah dikeluarkan beberapa Peraturan

Menteri terkait : Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja

Kata Pengantar

KA

T

A PENGANT

(4)

iii

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

PTN BH, Pedoman Pelaksanaan SAKIP, Pemantauan dan Evaluasi Program dan Anggaran Secara Elektronik,

Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai, Revisi Renstra,

serta Keputusan Menteri tentang Revisi Indikator Kinerja Utama (IKU).

Kemenristekdiki juga berkomitmen untuk

terus meningkatkan kinerja, memenuhi amanah mewujudkan pembangunan iptek dan pendidikan

inggi yang mampu menghasilkan inovasi teknologi

serta sumber daya manusia yang terampil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus dapat menjadi solusi bagi permasalahan nyata yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam kaitan ini telah diselenggarakan Rakernas dengan mengambil

Tema : Memperkuat Sinergi Ristek dan Diki Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Melalui Rakernas

telah dirumuskan Model-model sinergi Ristek dan

Diki, Evaluasi pelaksanaan program/kegiatan 2016 dan persiapan pelaksanaan program/kegiatan

Jakarta, Februari 2017

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,

Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.Ak

td

prioritas 2017 serta rencana 2018, serta Rencana aksi penguatan reformasi birokrasi. Melalui Rakernas pula Kemenristekdiki ingin mendorong Perguruan Tinggi (PT) untuk meningkatkan kinerja sehingga menjadi World Class University (WCU), meningkatkan

kinerja lembaga litbang sehingga dapat membawa

lembaganya menjadi Pusat Unggulan Iptek (PUI), peningkatan kualitas lulusan pendidikan inggi yang

memiliki daya saing, dan meningkatkan hilirisasi hasil litbang melalui kerjasama dengan pihak industri.

Laporan kinerja tahun 2016 disusun mengacu

pada indikator-indikator yang telah ditetapkan

dalam Renstra Kemenristekdiki 2015–2019, serta

berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, agar masyarakat dan berbagai pihak yang

berkepeningan serta stakeholder dapat memperoleh

(5)

iv

Laporan Kinerja 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI

(6)

v

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Kami telah mereviu Laporan Kinerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2016, sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi

tanggung jawab manajemen Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid.

Berdasarkan reviu kami, idak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.

Jakarta, 20 Februari 2017

Inspektur Jenderal,

Jamal Wiwoho

NIP. 19611108 198702 1 001

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

TAHUN ANGGARAN 2016

LEMB

AR PERNY

A

T

AAN

(7)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Penanggungjawab : Ainun Na’im

Pengarah : Jamal Wiwoho

Intan Ahmad

Patdono Suwignjo

Ali Ghufron Muki Muhammad Dimyai Jumain Appe

Ketua : Erry Ricardo Nurzal

Wakil Ketua : Moch. Wiwin Darwina

Sekretaris : E. Wahyudi

Anggota : Yusrial Bachiar Sutrisna Wibawa

Agus Indarjo John Hendri

Prakoso

Hadirin Suryanegara

Suyatno Eddy Siswanto

Sawitri Isnandari Agus Susilohadi

Endang Taryono

Zulfan Adrinaldi

Tim Penyusun

Akhmat Mahmudin

M. Samsuri

Wigit Jatmiko Arnold Achdijalsjah Verawai Puspitaningtyas Rini Susani

Praharani Anjasmara Yulia Seia Lestari Seio Wahyu Purnomo Triani Faimaningpuri Evi Juliani

Desain : Youngest Arsyani Akmad

(8)

vii

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B AB I PEND AHUL U AN

Ikhtisar Eksekutif

Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permenristekdiki No. 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Tahun 2016, merupakan tahun kedua

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

melaksanakan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019,

mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik yaitu tata kelola yang berorientasi pada

hasil (kinerja) dan meningkatkan kualitas layanan publik. Beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka mengimplementasikan SAKIP secara baik adalah

melakukan perbaikan pada perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja serta evaluasi

kinerja, menindaklanjui catatan-catatan pening rekomendasi hasil evaluasi oleh Menpan RB.

Sesuai amanah Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2015, Kementerian

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang riset, teknologi, dan pendidikan inggi untuk

membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar kualitas sistem pembelajaran, lembaga pendidikan

inggi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana pendidikan inggi, dan keterjangkauan layanan pendidikan inggi;

b. perumusan dan penetapan kebijakan di

bidang standar kualitas lembaga peneliian,

sumber daya manusia, sarana dan prasarana

riset dan teknologi, penguatan inovasi dan riset serta pengembangan teknologi, penguasaan alih teknologi, perlindungan

Hak Kekayaan Intelektual, percepatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan riset dan teknologi;

c. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya, penguatan riset dan pengembangan, serta penguatan inovasi ilmu pengetahuan

dan teknologi;

d. pemberian izin tertulis kegiatan peneliian

dan pengembangan oleh perguruan

inggi asing, lembaga peneliian dan

pengembangan asing, badan usaha asing, dan orang asing di wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

e. pemberian izin tertulis kegiatan peneliian

dan pengembangan terapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko

inggi dan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,

dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi;

g. pengelolaan barang milik/kekayaan negara

yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

h. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi; dan

i. pelaksanaan dukungan substanif kepada

seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi,

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis

Ikh

tisar Ek

sek

(9)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

organisasi. Masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan mempunyai indikator kinerja sebagai

alat untuk mengukur ingkat ketercapaiannya. Hasil pengukuran kinerja Tahun 2016 bisa dilihat dari

ketercapaian masing-masing indikator kinerja utama.

Untuk Sasaran Meningkatnya Kualitas Pembelajaran

dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi, dari 5 indikator kinerja, 2 indikator kinerja belum mencapai target dan 3 indikator kinerja yang mencapai target. Indikator yang belum mencapai target adalah Jumlah

prodi terakreditasi unggul dan Persentase lulusan

berseriikat kompetensi. Sedangkan indikator yang

telah mencapai target adalah Persentase lulusan yang

langsung bekerja, Jumlah mahasiswa peraih medali emas ingkat nasional dan internasional, dan Angka Parisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi. Capaian

kinerja Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi digambarkan pada

graik berikut ini.

Graik 1 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi

Untuk Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan

Iptek dan Diki, dari empat indikator kinerja, 1 indikator kinerja belum mencapai target dan 3 indikator kinerja yang mencapai target. Indikator yang belum mencapai target adalah Jumlah Taman Sain dan Teknologi yang

Mature. Sedangkan indikator yang telah mencapai

target adalah Jumlah Pusat Unggulan Iptek, Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul), jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia. Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki digambarkan pada graik berikut ini.

Ikh

tisar Ek

sek

(10)

ix

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

184% 153% 125%

300%

0% 50% 100% 150% 200% 250% 300%

Jumlah HKI Yang Didaftarkan Jumlah Publikasi Internasional Jumlah Prototipe R&D (TRL s.d 6) Jumlah Prototipe Industri (TRL 7)

Graik 3 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Relevansi, Kualitas, dan Kuanitas Sumber Daya Iptek dan Diki

Graik 4 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Relevansi dan Produkivitas Riset dan Pengembangan

Untuk Sasaran Meningkatnya Relevansi, Kualitas,

dan Kuanitas Sumber Daya Iptek dan Diki, dari 3 indikator kinerja, seluruh indikator kinerja telah

mencapai target. Capaian kinerja Meningkatnya

Relevansi, Kualitas, dan Kuanitas Sumber Daya Iptek dan Diki digambarkan pada graik berikut ini.

Untuk Sasaran Meningkatnya Relevansi dan

Produkivitas Riset dan Pengembangan, dari empat

indikator kinerja, seluruh indikator kinerja telah

mencapai target. Capaian kinerja Meningkatnya

Relevansi dan Produkivitas Riset dan Pengembangan digambarkan pada graik berikut ini.

Ikh

tisar Ek

sek

(11)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Sedangkan untuk Sasaran Menguatnya Kapasitas

Inovasi, dengan indikator kinerja Jumlah Produk Inovasi (produk hasil litbang yang telah diproduksi dan dimanfaatkan pengguna) sudah tercapai dengan capaian kinerja sebesar 200%.

Pagu Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi dalam DIPA 2016 yang digunakan untuk

mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja kementerian

tahun 2016 sebesar Rp 44.182.608.934.994. Pagu

sebesar tersebut dilaksanakan untuk membiayai dua

fungsi yang ada Kemenristekdii yaitu fungsi layanan umum dan fungsi pendidikan inggi. Dari pagu anggaran Rp 44.182.608.934.994 yang dianggarkan

untuk mencapai target yang ditetapkan berhasil

(12)

No

SASARAN

INDIKATOR

TARGET 2015 - 2019

CAPAIAN 2015

TAHUN 2016

KINERJA UTAMA

TARGET

REALISASI

% Capaian

1.

Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi

Angka Parisipasi Kasar (APK)

Perguruan Tinggi 32,56% 27,83% 28,16% 28,63% 101,66%

Prosentase Lulusan

Berseriikat Kompetensi 75% 55% 60% 50,03% 83,38%

Jumlah Prodi Terakreditasi Unggul 15.000 9.352 12.000 11.190 93,25%

Jumlah Mahasiswa Peraih Medali Emas Tingkat Nasional Dan

Internasional 420 729 390 530 134,80%

Prosentase Lulusan Yang Langsung

Bekerja 90% 60,50% 60% 71% 118,33%

2.

Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Diki

Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top

500 Dunia 5 2 3 3 100%

Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi

A (Unggul) 194 26 39 49 125%

Jumal Taman Sains dan

Teknologi Yang Mature 58 6 14 12 85,71%

Jumlah Pusat Unggulan Iptek 30 19 15 27 180%

3.

Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuanitas sumber daya Iptek dan Diki

Jumlah Dosen Berkualiikasi S3 41.500 24.747 28.000 29.140 104,07%

Jumlah Pendidik Mengikui Seriikasi

Dosen 10.000 10.736 10.000 10.936 109,36%

Jumlah SDM Litbang

Berkualiikasi Master dan Doktor 5.450 3.540 3.700 6.647 179,64%

4. Meningkatnya relevansi dan produkivitas riset dan pengembangan

Jumlah HKI Yang Didatarkan 2.305 1.521 1.735 3.184 184%

Jumlah Publikasi Internasional 12.089 6.470 6.229 9.574 153%

Jumlah Protoipe R&D àTRL s.d 6 1.081 1.641 632 791 125%

Jumlah Protoipe Industri àTRL 7 15 4 15 45 300%

5. Menguatnya kapasitas inovasi

Jumlah Produk Inovasi (produk hasil litbang yang telah diproduksi dan

dimanfaatkan pengguna) 30 15 15 30 200%

(13)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR ISI

Daftar Isi

Kata Pengantar ... ii

Tim Penyusun ...vi

Ikhtisar Eksekutif ... vii

Daftar Isi ... xii

Daftar Gambar ...xiii

Daftar Tabel ...xvi

Daftar Graik ...xix

BAB I PENDAHULUAN ... 12

1.1. Latar Belakang

...

12

1.2 Maksud dan Tujuan

...

13

1.3 Tugas dan Fungsi

...

13

1.4 Struktur Organisasi

...

15

1.5 Sumber Daya Manusia

...

16

1.6 Anggaran

...

17

1.7 Sistemaika Penyajian

...

18

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ...19

2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

...

19

2.2 Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019.

...

22

2.3 Arah Kebijakan dan Strategi

...

25

2.4 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

...

26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 27

3.1 Pengendalian Kinerja.

...

27

3.2 Pengukuran Kinerja

...

28

3.3 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

...

28

3.4 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

...

35

3.5 Analisis Capaian Kinerja

...

36

3.6 Realisasi Anggaran

...

153

(14)

xiii

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR GAMB

AR

Daftar Gambar

Gambar 1

Bagan Struktur Organisasi Kemenristekdiki

...

15

Gambar 2

Kerangka Logis dan Program Kemenristekdiki dalam Mendukung Daya Saing

...

20

Gambar 3

Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (

Output/Outcome

)

...

27

Gambar 4

Rapat Finalisasi Renstra Kemenristekdiki

...

32

Gambar 5

Fitur SIMonev Capaian

Output

...

33

Gambar 6

Fitur SIMonev Capaian Kinerja

...

33

Gambar 7

Agenda Tahunan (Siklus) Peningkatan Akuntabilitas Kinerja

...

34

Gambar 8

Penyerahan Beasiswa Bidikmisi dan ADik di Lampung

...

43

Gambar 9

Kegiatan NUDC Tahun 2016 di UMB Jakarta

...

56

Gambar 10

Kegiatan Mawapres Tahun 2016

...

56

Gambar 11

Kegiatan PIMNAS 2016 di IPB

...

57

Gambar 12

Halaman Beranda Sistem Informasi Kebutuhan Dunia Kerja (SINDIKKER)

...

59

Gambar 13

Perbandingan Ranking Perguruan Tinggi Indonesia dan Malaysia

...

63

Gambar 14

Tim WCU Indonesia Mengikui Konferensi

Rankers

QS-

Apple

Dan Menjadi Salah Satu

Narasumber di Malaysia, 24-27 November 2016

...

65

Gambar 15

Kawasan Bandung

Techno Park

...

76

Gambar 16

Akivitas Solo

Techno Par

k ...

78

Gambar 18

Kunjungan Presiden Jokowi dan Kegiatan Hari Pangan Sedunia

...

79

Gambar 19

Lokasi N-STP BATAN dan Akivitas di KNPJ

...

82

Gambar 20

Inkubator dan Produk

Science Techno Park

– Insitut Teknologi Bandung (STP - ITB)

....

85

Gambar 21

Desain STP IPB

...

85

Gambar 22

Teknologi/inovasi dan

Start-Up Company

STP-IPB

...

86

Gambar 23

Hasil Teknologi dan Inovasi STP UGM Gama-Cha

...

87

(15)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR GAMB

AR

Gambar 25

Rencana Pengembangan STP Kopi dan Kakao ... 88

Gambar 26

Gedung Riset Mobil Listrik - ITS

...

90

Gambar 29

Eksterior & Interior

Design Airport Railink Service

Bandara Soekarno-Hata

...

91

Gambar 27

Desain Sepeda Motor Listrik oleh Tim Riset Mobil Listrik ITS

...

91

Gambar 28

Desain Boyorail

...

91

Gambar 30

Rencana pembangunan STP Universitas Padjajaran ...

92

Gambar 31

Jumlah dan Sebaran Penerima Beasiswa Luar Negeri Dosen Kemenristekdiki

2010-2016...101

Gambar 32

Arsitektur Mesin Perkakas CNC dan Spektrum

...

128

Gambar 33

Opical Nerwork Terminaion

(ONT)

...

129

Gambar 34

Inovasi Teknologi Plasik Komposit Dengan

Vacuum Forming

...

130

Gambar 35

Shunt Untuk Pendarahan

Stroke

Dan Kebutuhan

Drainase

Eksterna ...

131

Gambar 36

EKG 12 Kanal Telemetri

...

132

Gambar 37

Rubber Airbag

pada Industri Karet Nasional

...

133

Gambar 38

Computer Based Interlocking

(CBI)

...

133

Gambar 39

Coastal Surveillance Radar

...

134

Gambar 40

Thermoelectric

...

135

Gambar 41

Sepeda Motor Listrik GESITS

...

136

Gambar 42

Pengalengan Makanan Tradisional ...

137

Gambar 43

Start Up

Industri Benih Padi IPB 3S

...

138

Gambar 44

Digicoop

Smartphone

4G

...

139

Gambar 45

Pengembangan Industri Perbibitan Sapi Lokal

Berbasis Iptek Di Maiwa

Breeding Centre

Unhas ...

140

Gambar 46

Flying

BTS

...

141

Gambar 47

LEDIKAN

...

141

(16)

xv

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR GAMB

AR

Gambar 49

Magic Ring

...

143

Gambar 50

Fruits Up

...

144

Gambar 51

E-Tickeing

...

145

Gambar 52

Printer

3D

...

145

Gambar 53

Satpam Pintar ...

146

Gambar 54

Motor Disabilitas Dengan Teknologi

Tiling Three Whee

l (TTW)

...

147

Gambar 55

Aplikasi

Sociocaster

...

148

Gambar 56

Beecloud

...

149

Gambar 57

Pleasurra

Mobile

APP

...

150

Gambar 58

AOL (Akuntansi

Online

)

...

151

Gambar 59

Portable Elektronik

Nose

Urinalisasi Meter ...

152

(17)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR T

AB

EL

Daftar Tabel

Tabel 1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 ...x

Tabel 2 Pegawai Kemenristekdiki Berdasarkan Unit Kerja ...16

Tabel 3 Anggaran Kemenristekdiki Tahun 2016 ...17

Tabel 4 Sasaran Strategis dan IKU Renstra Kemenristekdiki 2015-2019 ...24

Tabel 5 Perjanjian Kinerja (PK) Kemenristekdiki Tahun 2016 ...26

Tabel 6 Sasaran Strategis dan IKU Renstra Kemenristekdiki 2015-2019 ...29

Tabel 7 Perubahan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian ...30

Tabel 8 Perubahan Indikator Kinerja Program (IKP) Unit Utama ...30

Tabel 9 Unit Organisasi Pada SIMonev ...32

Tabel 10 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 ...35

Tabel 11 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas ...38

Tabel 12 APK Perguruan Tinggi di Bawah Kemristekdiki ...39

Tabel 13 Tabel APK Perguruan Tinggi Secara Nasional ...40

Tabel 14 Perolehan IPK Mahasiswa Bidikmisi ...41

Tabel 15 Penerima Beasiswa PPA ...42

Tabel 16 Jumlah Penerima Beasiswa ADik Papua dan 3T ...43

Tabel 17 Alokasi BOPTN ...44

Tabel 18 Pertumbuhan PT dan Prodi 2010 – 2016...44

Tabel 19 Persentase Kelulusan Uji Kompetensi Enam Profesi ...46

Tabel 20 Peserta Uji Kompetensi Dokter ...48

Tabel 21 Peserta Uji Kompetensi Dokter Gigi ...48

Tabel 22 Peringkat Akreditasi dengan Tingkat Kelulusan ...50

Tabel 23 Jumlah Prodi Terakreditasi Peringkat Unggul Tahun 2012 – 2016 ...51

Tabel 24 Total Prodi Berdasarkan Peringkat dan Jenjang ...52

Tabel 25 Perolehan Medali Emas Nasional dan Internasiona ...54

Tabel 26 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki Tahun 2016 ...60

(18)

xvii

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR T

AB

EL

Tabel 28 Peringkat 3 PT Indonesia di Tingkat Dunia Tahun 2014-2016 ...62

Tabel 29 Nilai Perguruan Tinggi Indonesia Tahun 2016 ...63

Tabel 30 Akreditasi Perguruan Tinggi 2012-2016 ...67

Tabel 31 Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul) Tahun 2016 ...67

Tabel 32 Target dan Capaian Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang Mature ...70

Tabel 33 Revisi Target Jumlah Taman Sains dan Teknologi ...71

Tabel 34 Hasil Produk Inovasi/Teknologi 12 TST Mature ...71

Tabel 35 Hasil Inkubator Bisnis dan Teknologi ...77

Tabel 36 Jumlah Unggulan Iptek...93

Tabel 37 Lembaga Litbang yang telah Ditetapkan Sebagai PUI Tahun 2011-2016 ...94

Tabel 38 Perbandingan Kondisi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi ...96

Tabel 39 Strategi Pembinaan Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek ...97

Tabel 40 Target dan Capaian Indikator Kinerja ...99

Tabel 41 Jumlah Dosen di Beberapa Negara Asia ...100

Tabel 42 Persentase Pertumbuhan Dosen Berkualiikasi S3 Tahun 2011-2016 ...101

Tabel 43 Sebaran Jumlah Dosen yang Terseriikasi (2010-2016) ...103

Tabel 44 Distribusi Penelii Bergelar Master dan Doktor ...105

Tabel 45 Distribusi Fungsional SDM Iptek Perekayasa ...107

Tabel 46 Distribusi SDM Iptek dari fungsional Litkayasa ...108

Tabel 47 Jumlah Kualiikasi SDM IPTEK dan Jumlah Karyasiswa ...109

Tabel 48 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Relevansi dan Produkivitas Riset dan Pengembangan ...110

Tabel 49 Capaian Indikator Kinerja Jumlah HKI yang Didatarkan ...111

Tabel 50 Perbandingan Jumlah Permintaan Paten ...111

Tabel 51 Publikasi Internasional Negara ASEAN 2014-2016 ...113

Tabel 52 Peringkat Scieniic Journal Ranking ...114

Tabel 53 Tingkat Kesiapan Teknologi (TRL, Technology Readiness Level) ...116

(19)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR T

AB

EL

Tabel 55 Capaian Hasil Peneliian Perguruan Tinggi (Data 2016) ...119

Tabel 56 Hasil Capaian Jumlah Protoipe Laik Industri TRL 7 ...121

Tabel 57 Capaian Indikator Kinerja Utama Jumlah Produk Inovasi ...125

Tabel 58 Produk Inovasi Tahun 2016 ...126

Tabel 59 Realisasi Anggaran Kemenristekdiki Tahun 2016 Berdasarkan Unit ...153

Tabel 60 Realisasi Anggaran Kemenristekdiki Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Belanja ...154

(20)

xix

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi dan P

endidik

an Ting

gi RI

D

AFT

AR GRAFIK

Daftar Graik

Graik 1 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan

Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi ... viii

Graik 2 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki ... viii

Graik 4 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Relevansi dan Produkivitas Riset dan Pengembangan ... ix

Graik 3 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Relevansi, Kualitas, dan Kuanitas Sumber Daya Iptek dan Diki ... ix

Graik 5 Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja Tahun 2016 ...17

Graik 6 Peminat dan Daya Tampung Bidikmisi 2010 s.d. 2016

...

41

Graik 7 Trend Kelulusan Uji Kompetensi Dokter ...48

Graik 8 Trend kelulusan Uji Kompetensi Dokter Gigi ...49

Graik 9 Perkembangan Peserta Uji Kompetensi Ners, Perawat, dan Bidan ...50

Graik 10 Bobot Penilaian Indikator Peringkat PT Dunia ...61

Graik 11 Realisasi Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul) ...66

Graik 12 Bobot Penilaian 7 Standar Akreditasi Insitusi Perguruan Tinggi ...67

Graik 13 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang Mature Tahun 2015-2016 ...70

Graik 14 Jumlah Dosen yang Berkualiikasi S3 ...100

Graik 15 Perbandingan Jumlah Dosen Berkualiikasi S3 Terhadap Jumlah Penduduk Di Beberapa Negara Asia ...101

Graik 16 Jumlah Peserta Yang Mengikui dan Lulus Serdos ...103

Graik 17 Jumlah Dosen Tidak Lulus Seriikasi Dosen...104

Graik 18 Jumlah SDM Litbang berkualiikasi Master dan Doktor Periode 2011-2016 ...109

Graik 19 Publikasi Internasional Negara ASEAN...114

(21)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan pendidikan inggi merupakan faktor pening dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar (UUD) yang menjadi acuan

dalam pengambilan kebijakan pemerintah. Dasar hukum pembangunan iptek nasional dan pendidikan

inggi (diki) tersebut adalah UUD Negara Republik Indonesia 1945 Amandemen ke-4 Pasal 28 C ayat (1) dan Pasal 31 ayat (1), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).

UUD 1945 Pasal 28 C ayat (1) menyebutkan bahwa “Seiap orang berhak mengembangkan diri

melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak

mendapatkan pendidikan, dan memperoleh manfaat

dari iptek, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.

Selanjutnya dalam Pasal 31 ayat (1) dijelaskan bahwa seiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sementara itu, Pasal 31 ayat (3) menyebutkan bahwa

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Selanjutnya Pasal 31 ayat (4) menjelaskan bahwa

negara memprioritaskan anggaran pendidikan

sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional.

Tambahan pula, Pasal 31 ayat (5) menyatakan bahwa

Pemerintah memajukan iptek dengan menjunjung

inggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk

memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

1.1. Latar Belakang

BAB I

(22)

13

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Penyusunan laporan kinerja Kemenristekdiki tahun 2016 ditujukan sebagai bentuk pertanggungjawaban

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

kepada Presiden atas pelaksanaan program/kegiatan,

kinerja dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Penyusunan laporan kinerja ini juga untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian sasaran dan kinerja tahun

2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi.

Sesuai Perpres No. 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara, Pasal 2 ayat (3), Kemenristekdiki

merupakan Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan

dalam UUD Tahun 1945, yang selanjutnya dalam

Peraturan Presiden ini disebut Kementerian Kelompok

II. Pada Pasal 4 ayat (1), Kementerian Kelompok I dan Kelompok II mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut, Kementerian

Kelompok II menyelenggarakan fungsi: a) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya; b) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; c) pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; d) pelaksanaan

bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan

urusan Kementerian di daerah; dan e) pelaksanaan

kegiatan teknis yang berskala nasional.

Pembangunan iptek dan diki hanya akan

memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, jika pembangunan iptek

dan diki mampu menghasilkan produk teknologi dan

inovasi serta sumber daya manusia yang terampil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi permasalahan nyata yang dihadapi

oleh masyarakat. Mengingat peningnya iptek serta diki dalam pembangunan di Indonesia, Pemerintah Indonesia menggabungkan riset, teknologi, dan pendidikan inggi menjadi satu kementerian, yaitu

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdiki), dengan harapan akan semakin meningkatkan produkivitas dan relevansi peneliian baik di perguruan inggi maupun lembaga peneliian

lainnya.

Pada Rencana Strategis (Renstra) Kemenristekdiki

2015-2019, terpancang sasaran strategis

Kemenristekdiki untuk periode 5 tahun yaitu : 1. Peningkatan mutu pendidikan inggi; 2. Hilirisasi hasil peneliian. Upaya strategis tersebut ditujukan untuk peningkatan pembangunan iptek dan diki sehingga

mampu menghasilkan produk teknologi dan inovasi serta sumber daya manusia yang terampil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang pada akhirnya memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Kemenristekdiki juga mendorong adanya kerja sama antara dunia peneliian dari berbagai universitas, lembaga litbang dengan dunia bisnis. Kemenristekdiki mendorong adanya kerja sama penelii dengan pelaku bisnis sejak awal supaya ada kepasian dari industri bahwa peneliian yang dilakukan oleh penelii bisa dipakai oleh industri, supaya hasil peneliian

memberikan sumbangan terhadap perekonomian negara.

1.2

Maksud dan Tujuan

(23)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Dalam melaksanakan tugasnya, sesuai amanah

Perpres No. 13 Tahun 2015 Pasal 2, Kemenristekdiki

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan

pendidikan inggi untuk membantu Presiden

dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Selanjutnya dalam Pasal 3, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kemenristekdiki menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar kualitas sistem pembelajaran, lembaga pendidikan

inggi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana pendidikan inggi, dan keterjangkauan layanan pendidikan inggi;

b. perumusan dan penetapan kebijakan di

bidang standar kualitas lembaga peneliian,

sumber daya manusia, sarana dan prasarana riset dan teknologi, penguatan inovasi dan riset serta pengembangan teknologi, penguasaan alih teknologi, penguatan kemampuan audit teknologi, perlindungan

Hak Kekayaan Intelektual (HKI), percepatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan riset dan teknologi;

c. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya, penguatan riset dan pengembangan,

serta penguatan inovasi iptek;

d. pemberian izin tertulis kegiatan peneliian dan pengembangan (litbang) oleh perguruan inggi asing, lembaga litbang asing, badan

usaha asing, dan orang asing di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

e. pemberian izin tertulis kegiatan litbang

terapan iptek yang berisiko inggi dan

berbahaya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

f. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,

dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kemenristekdiki;

g. pengelolaan barang milik/kekayaan

negara yang menjadi tanggung jawab

Kemenristekdiki;

h. pengawasan atas pelaksanaan tugas di

lingkungan Kemenristekdiki; dan

i. pelaksanaan dukungan substanif kepada

seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kemenristekdiki.

Hal pening dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga-lembaga publik adalah implementasi

tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk itu,

Kemenristekdiki menyadari sepenuhnya bahwa aspek

(24)

15

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Struktur Organisasi Kemenristekdiki ditetapkan

berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenristekdiki, terdiri atas

:

a. Sekretariat Jenderal;

b. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan;

c. Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Diki;

d. Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Diki;

e. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan;

f. Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi; g. Inspektorat Jenderal;

1.4

Struktur Organisasi

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Kemenristekdikti

h. Staf Ahli Bidang Akademik; i. Staf Ahli Bidang Infrastuktur;

j. Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produkivitas; k. Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

l. Pusat Peneliian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan

m. Pusat Pendidikan dan Pelaihan.

(25)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

No

Unit Kerja

Jenis Kelamin

Jumlah

Pria

Wanita

1 Menteri 1 1

2 Staf Ahli Bidang Akademik 1 1

3 Staf Ahli Bidang Infrastruktur 1 1

4 Staf Ahli Bidang Relevansi Dan Produkivitas 1 1

5 Sekretariat Jenderal

Sekretaris Jenderal 1 1

Biro Perencanaan 16 12 28

Biro SDM 44 26 70

Biro Keuangan dan Umum 56 24 80

Biro Hukum dan Organisasi 18 16 34

Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik 8 17 25

6 Inspektorat Jenderal 53 15 68

7 Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan 56 43 99

8 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Diki 63 59 122

9 Ditjen Sumber Daya Iptek dan Diki 59 35 94

10 Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan 89 68 157

11 Ditjen Penguatan Inovasi 53 39 92

12 Pusat Data dan Informasi Iptek dan Diki 21 7 28

13 Pusat Peneliian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 278 37 315

14 Pusat Pendidikan dan Pelaihan 21 9 30

15 PTN / Koperis 111.872

Total 836 407 113.119

Tabel 2 Pegawai Kemenristekdikti Berdasarkan Unit Kerja

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

didukung oleh 113.119 orang pegawai, yang terdiri

1.5

Sumber Daya Manusia

(26)

17

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Pagu anggaran Kemenristekdiki Tahun 2016 sebesar Rp. 44.182.608.934.994 dengan proporsi terbesar adalah anggaran untuk PTN dan Koperis

Dari sisi jenis belanja paling besar dialokasikan

untuk belanja barang sebesar 47%, belanja pegawai

1.6 Anggaran

Tabel 3 Anggaran Kemenristekdikti Tahun 2016

Graik 5 Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja Tahun 2016

sebesar 72,6% dan sisanya dialokasikan untuk Unit

Utama.

30%, belanja modal 16% dan belanja bantuan sosial 7%.

No Satuan Kerja Pagu Proporsi (%)

1 Ditjen Belmawa 4.921.054.508.101 11,10%

2 Ditjen Kelembagaan 603.635.089.033 1,40%

3 Ditjen Sumber Daya Iptek dan Diki 2.468.441.505.572 5,60%

4 Ditjen Penguatan Risbang 1.485.760.927.028 3,40%

5 Ditjen Penguatan Inovasi 173.782.534.267 0,40%

6 Sekretariat Jenderal 2.394.226.711.932 5,40%

7 Inspektorat Jenderal 43.589.184.000 0,10%

8 PTN/KOPERTIS 32.092.118.475.061 72,60%

(27)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

I PEND

AHUL

U

AN

Laporan kinerja ini melaporkan capaian kinerja

Kemenristekdiki tahun 2016 sesuai Renstra Tahun 2015-2019. Analisis Capaian Kinerja (Performance Result) diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (Performance Agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang memungkinkan

diideniikasinya sejumlah celah kinerja (Performance Gap) sebagai perbaikan kinerja di masa mendatang.

Sistemaika penyajian Laporan Kinerja

Kemenristekdiki Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Ikhisar Eksekuif, menyajikan ringkasan

pencapaian Kemenristekdiki Tahun 2016.

2. Bab. I - Pendahuluan, menjelaskan latar

belakang penyusunan laporan, maksud

dan tujuan, tugas dan fungsi, serta struktur

organisasi, sumber daya manusia dan anggaran.

1.7

Sistematika Penyajian

3. Bab. II - Perencanaan dan Perjanjian Kinerja,

menjelaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Rencana Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi, dan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016.

4. Bab. III – Akuntabilitas Kinerja Tahun

2016, menjelaskan tentang pengendalian, pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis pada

tahun 2016.

(28)

19

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

II PERENCANANAAN D

AN PERJ

ANJIAN KINERJ

A

Agenda pembangunan Indonesia berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) keiga (2015-2019) adalah memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dengan

menekankan pembangunan keunggulan kompeiif perekonomian berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Iptek.

Dari sisi daya saing, dalam laporan Indeks Daya

Saing World Economic Forum (WEF) 2016-2017

peringkat daya saing Indonesia menurun dari posisi ke-37 pada tahun lalu menjadi ke-41. Demikian pula posisi Indonesia idak lebih baik dibandingkan dengan negara tetangganya di Asia Tenggara, seperi Thailand (34), Malaysia (25), dan Singapura (2). Namun, Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Filipina (57), Vietnam (60), dan Laos (93).

Meski skornya tetap (4,52), posisi Indonesia

melorot empat level setelah disalip sejumlah negara.

Ada 12 indikator yang menjadi penilaian WEF, yakni kualitas insitusi, infrastruktur, kondisi makro ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar, pelaihan dan pendidikan inggi, eisiensi pasar barang, eisiensi

pasar tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, penerapan teknologi, ukuran pasar, dan kecanggihan bisnis. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berkontribusi terhadap peningkatan indeks dari

pilar pendidikan dan pelaihan pendidikan inggi dan pilar penerapan teknologi (inovasi) dalam upayanya

2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019.

BAB II

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

mendukung daya saing.

Menurut WEF, banyak upaya reformasi yang sebenarnya telah dilakukan Indonesia untuk

memperbaiki iklim berusaha. Namun berbagai upaya tersebut belum cukup menaikkan peringkat daya saing

Indonesia di dunia. WEF menempatkan Indonesia di peringkat ke 10 negara dengan ukuran pasar terbesar di dunia. Terkait lingkungan ekonomi makro, Indonesia bertengger di posisi ke-30. Sedangkan untuk kategori inovasi, Indonesia masih berkutat di posisi ke-31 dari 138 negara yang disurvei.

Untuk mewujudkan peningkatan indeks pendidikan

dan pelaihan pendidikan inggi dan inovasi, ada dua direct core element yang harus diingkatkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,

yaitu inovasi dan tenaga kerja terampil diki seperi diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Dua direct core element tersebut didukung oleh indirect core element, yaitu peneliian dan pengembangan serta didukung

(29)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

II PERENCANANAAN D

AN PERJ

ANJIAN KINERJ

A

Gambar 2 Kerangka Logis dan Program Kemenristekdikti dalam Mendukung Daya Saing

Pada lima elemen tersebut, masih ditemui beberapa permasalahan. Pertama adalah kualitas kelembagaan

iptek masih harus diingkatkan. Beberapa hal yang perlu dicermai dalam kaitan ini misalnya aspek tata

kelola administrasi lemlitbang pemerintah masih

sangat rumit sehingga akan menghambat efekiitas

koordinasi.

Isu yang cukup mendasar dalam konteks

Kelembagaan Iptek adalah revitalisasi kelembagaan

khususnya dalam upaya membangun leksibilitas

kelembagaan iptek dan mendorong lemlitbang untuk menjadi pusat unggulan atau center of excellence. Salah satu upaya dalam mendukung berkembangnya

Pusat Unggulan adalah dengan mendorong efekiitas

pelaksanaan akreditasi dengan penjaminan mutu lembaga litbang yang dilakukan oleh Komite Nasional

Akreditasi Pranata Peneliian dan Pengembangan (KNAPPP). Karena pelaksanaannya idak bersifat mandatory, belum banyak pranata litbang yang telah

terakreditasi KNAPPP. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan revitalisasi terhadap kelembagaan KNAPPP dan revisi pedoman KNAPPP untuk dapat digunakan

sebagai standar nasional dalam proses akreditasi dan penjaminan mutu lembaga litbang.

Selain itu, kualitas pendidikan inggi masih relaif rendah baik dalam konteks insitusi (Perguruan

Tinggi) maupun program studi yang diindikasikan oleh

mayoritas Perguruan Tinggi hanya berakreditasi C

dan masih sangat sedikit yang berakreditasi A atau B. Disamping itu, Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu berkompeisi dengan Perguruan Tinggi negara lain bahkan masih teringgal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga

internasional secara berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan

menempatkan universitas-universitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di Indonesia

sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.

Elemen kedua adalah sumber daya yang

berkualitas. Bertolak dari fakta yang ada sekarang bahwa berdasarkan data GCR peringkat ketersediaan

ilmuwan dan engineer masih berada di peringkat 40 dunia pada tahun 2013-2014. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2009-2010 yang berada pada peringkat 31. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan Indonesia dalam menangani masalah SDM Iptek khususnya ketercukupan jumlah dosen, ilmuwan, dan perekayasa masih perlu diingkatkan. Pemerintah juga berusaha memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM Iptek di lembaga litbang pemerintah melalui pemberian beasiswa pendidikan S2 dan S3, maupun pelaihan.

Inovasi

Program Penguatan Kelembagaan

Program

Penguatan Inovasi

Program Pembelajaran dan

Kemahasiswaaan Program

Penguatan Sumber Daya

Program Penguatan Riset dan

Pengembangan

Peneliian dan

Pengembangan

DAYA SAING

Sumber Daya

Berkualitas

Tenaga Terampil

Diki

(30)

21

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

II PERENCANANAAN D

AN PERJ

ANJIAN KINERJ

A

Dari aspek investasi litbang, perhaian pemerintah terhadap iptek dalam iga dekade terakhir menunjukkan penurunan terus menerus. Indikasi bahwa perhaian pemerintah semakin rendah terlihat pada fakta bahwa sepanjang tahun 1980-2012 terjadi

penurunan rasio antara anggaran yang dialokasikan untuk litbang pemerintah terhadap keseluruhan

anggaran dalam APBN. Memang secara nominal

rupiah terjadi peningkatan, namun rasio terhadap

keseluruhan APBN terus mengalami penurunan (LIPI, 2012).

Pemerintah masih merupakan penyedia dana terbesar dan juga pelaku terbesar dari kegiatan

peneliian dan pengembangan di Indonesia sedangkan

sektor swasta masih sangat terbatas peranannya, baik sebagai pelaku apalagi sebagai penyedia dana. Rasio

belanja litbang sektor pemerintah di Indonesia saat ini sebesar 82,3%, sementara sektor swasta hanya sebesar 17,7% (Survey Litbang Sektor Industri Manufaktur, 2011). Sebagai perbandingan di negara lain seperi

Malaysia, rasio belanja litbang pemerintahnya hanya

sebesar 15% sedangkan sektor swastanya sebesar 85% (tahun 2006). Thailand memiliki rasio belanja litbang pemerintah sebesar 55% sedangkan yang bersumber dari swasta sebesar 45%.

Terkait sarana-prasarana litbang yang telah dibangun di berbagai lokasi, di antaranya yang paling menonjol adalah di kawasan Puspiptek Serpong

yang di dalamnya terdapat 35 laboratorium yang dikembangkan untuk mendukung fungsi litbang berbagai lemlitbang di antaranya LIPI, BATAN, BPPT, dan Kementerian Lingkungan Hidup juga

perlu direvitalisasi untuk mendukung relevansi dan

produkivitas iptek. Sedangkan untuk meningkatkan

akses mahasiswa belajar di Perguruan Tinggi, banyak Perguruan Tinggi yang masih kekurangan gedung

belajar, fasilitas dan peralatan peneliian.

Kemudian, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar bisa menjadi negara dengan

pendapatan inggi, Indonesia membutuhkan banyak tenaga terampil dari berbagai profesi. Sayangnya pendidikan profesi dan seriikasi tenaga terampil terlambat dilaksanakan di Indonesia. Meskipun pendidikan profesi dokter, akuntan, dan pengacara

sudah dilaksanakan cukup lama tetapi beberapa

pendidikan profesi, seperi profesi insinyur yang

sangat dibutuhkan di lapangan kerja sampai sekarang belum dilaksanakan. Keterlambatan yang lebih parah

lagi terjadi pada seriikasi tenaga terampil. Sampai sekarang uji kompetensi dan seriikasi tenaga terampil baru dilakukan untuk profesi dokter, perawat dan dimulai tahun 2014. Untuk tenaga profesi yang

lain misalkan insinyur, akuntan, dan arsitek belum dilakukan.

Kebutuhan tenaga terampil yang berseriikat menjadi lebih pening lagi saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada saat itu, tenaga terampil yang idak berseriikat akan sulit untuk bersaing dengan tenaga terampil berseriikat

dalam mendapatkan pekerjaan. Lebih-lebih lagi jika

tenaga kerja terampil Indonesia untuk bisa bersaing

di lapangan kerja di luar negeri harus mempunyai

seriikat profesi yang idak hanya diakui oleh Indonesia

tetapi juga diakui oleh negara-negara lain. Ke depan,

Indonesia harus segera melakukan seriikasi pada

tenaga terampilnya agar mampu bersaing dengan

tenaga kerja asing di pasar tenaga kerja domesik

maupun internasional.

Permasalahan lain terkait dengan sumber daya

pendidikan inggi di Indonesia juga terjadi pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Permasalahan pokok pada pendidikan calon guru di LPTK adalah banyaknya jumlah LPTK dan rendahnya mutu LPTK yang merupakan wahana untuk meningkatkan tenaga pendidik.

Sementara itu, elemen keiga adalah peneliian dan

pengembangan yang ditunjukkan oleh produkivitas

iptek yang dinilai oleh dua indikator yaitu paten

dan publikasi ilmiah. Berdasarkan data dapat dilihat bahwa sekitar 90% permohonan hak paten yang mendatarkan ke Direktorat Jenderal HKI merupakan paten dari luar negeri dan sisanya sekitar 10% merupakan paten domesik Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampai saat ini, Indonesia

masih tergantung dan dikuasai oleh teknologi dari

luar dibandingkan dari dalam negeri. Pendataran paten domesik Indonesia jika dilihat dari Tahun 2001 s/d 2013 semakin bertambah akan tetapi jumlah pendataran paten domesik tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah pendataran paten dari luar negeri yang mengajukan ke Direktorat Jenderal HKI-Kementerian Hukum dan HAM.

Ukuran lainnya dari produkivitas iptek adalah jumlah publikasi (dokumen). Dalam hal ini, menurut Scieniic Journal Ranking (SJR), Indonesia berada pada peringkat ke-61 dengan H-index sebesar 112. H-index merupakan indeks komposit dari 5 indikator: (1) jumlah dokumen (publikasi) dari tahun 1996-2007; (2) jumlah publikasi yang layak dikuip (citable documents); (3) jumlah kuipan (citaions); (4) jumlah kuipan sendiri (self citaion); dan (5) jumlah kuipan

per dokumen (citaions per document). Di antara

negara-negara ASEAN, Indonesia hanya lebih baik dari

(31)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

II PERENCANANAAN D

AN PERJ

ANJIAN KINERJ

A

Ke depan upaya mendorong peningkatan perolehan

HKI, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui instrument kebijakan InseniF Riset SINas disamping riset-riset dasar dan terepan untuk

meningkatkan academic exelance juga mendorong lebih banyak lagi pelaksanaan riset melalui pola konsorsium yang melibatkan lembaga litbang,

pemerintah dan dunia usaha/industri sehingga

menghasilkan prototype yang dapat diadopsi oleh

industri. Disamping juga memfasilitas peningkatan perolehan HKI domesik, dengan memberikan insenif berupa insenif inventor yang ingin mendatarkan paten, dan fasilitasi pembentukan dan penguatan sentra HKI.

Elemen keempat adalah pembelajaran dan

kemahasiswaan. Permasalahan pokok yang

mengemuka adalah akses ke layanan pendidikan

inggi belum merata bahkan keimpangan ingkat parisipasi antara kelompok masyarakat kaya dan miskin tampak nyata, masing-masing 43,6% dan 4,4% (Susenas 2012). Kelompok masyarakat miskin idak mampu menjangkau layanan pendidikan inggi karena kesulitan ekonomi dan terhambat oleh keiadaan biaya. Kendala inansial menjadi masalah utama

bagi lulusan-lulusan sekolah menengah dari keluarga miskin untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Selain itu, angka pengangguran terdidik masih

cukup inggi yang mengindikasikan bahwa relevansi dan daya saing pendidikan inggi masih rendah dan keidakselarasan antara Perguruan Tinggi dan

dunia kerja. Pengangguran terdidik memberi indikasi bahwa program-program studi yang dikembangkan di Perguruan Tinggi mengalami kejenuhan karena

peningkatan jumlah lulusan idak sebanding dengan pertumbuhan pasar kerja. Bagi lulusan Perguruan

Tinggi yang terserap di pasar kerja, sebagian besar

(60%) bekerja di bidang pekerjaan yang termasuk

kategori white collar jobs (manajer, profesional)

yang menuntut keahlian/keterampilan inggi dan penguasaan ilmu khusus (insinyur, dokter, guru). Namun, sebagian dari mereka (30%) juga ada yang bekerja di bidang pekerjaan yang bersifat semi terampil (tenaga administrasi, sales) bahkan ada juga yang

berketerampilan rendah sehingga harus bekerja di bagian produksi (blue-collar jobs). Gejala ini memberi gambaran bahwa kurikulum yang dikembangkan di

Perguruan Tinggi kurang relevan dan idak sesuai

dengan kebutuhan dunia usaha atau dunia industri.

Perguruan Tinggi juga belum sepenuhnya dapat melahirkan lulusan-lulusan berkualitas yang memiliki daya saing mumpuni. Relevansi dan daya saing lulusan

perguruan inggi sangat ditentukan oleh penguasaan

iga hal, yaitu: (i) academic skills yang berhubungan langsung dengan bidang ilmu yang ditekuni di

Perguruan Tinggi, (ii) generic/lifeskills yang merujuk pada serangkaian dan jenis-jenis keterampilan yang diperoleh selama menempuh pendidikan yang dapat diaplikasikan di lapangan kerja serta mencakup

banyak hal seperi kemampuan berpikir kriis-kreaif,

pemecahan masalah, komunikasi, negosiasi, kerja

dalam im, dan kepemimpinan, dan (iii) technical skills yang berkaitan dengan profesi spesiik yang mensyaratkan pengetahuan dan keahlian agar berkinerja bagus pada suatu bidang pekerjaan.

Elemen kelima adalah inovasi. Fakta menunjukkan

bahwa pemanfaatan teknologi dalam negeri di industri masih perlu diingkatkan. Data hasil survei Kemenristek–BPPT (2011) terhadap industri manufaktur menyatakan bahwa 58% teknologi di

industri diperoleh dari luar negeri dan hanya sekitar

31% yang menyatakan diperoleh dari dalam negeri. Jepang, Cina, Jerman dan Taiwan menjadi negara

yang paling besar teknologinya digunakan oleh industri di dalam negeri. Meskipun anggaran untuk

peneliian semakin tahun semakin besar, besarnya anggaran penelitan sebelum tahun 2015 belum mampu mendanai peneliian sampai ke hilir, yaitu peneliian yang mampu mendatangkan manfaat ekonomi secara langsung pada masyarakat luas. Hal ini disebabkan hilirisasi peneliian membutuhkan

anggaran yang besar. Sebagai akibatnya, selama ini

peneliian di Perguruan Tinggi kebanyakan berheni sampai menghasilkan protoipe skala laboratorium, HKI, dan publikasi internasional. Oleh karena itu pada

lima tahun kedepan, Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi melalui program/kegiatan Pendayagunaan Teknologi di Industri mendorong agar teknologi yang dihasilkan lemlitbang dimanfaatkan

dan didayagunakan oleh industri.

Rencana strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2015-2019

ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 13 Tahun 2015.

Dalam rangka menjalankan amanah

Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Peneliian, Pengembangan dan Penerapan Iptek, dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi serta memperimbangkan kondisi umum

(32)

23

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

II PERENCANANAAN D

AN PERJ

ANJIAN KINERJ

A

Dalam rangka melaksanakan agenda pembangunan

RPJMN 2015-2019 dan menjalankan amanah sesuai tugas dan fungsinya, maka pada tahun 2015-2019

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menetapkan Visi sebagai berikut :

Pendidikan inggi yang bermutu dimaksudkan

untuk menghasilkan lulusan yang berpengetahuan, terdidik, dan terampil, sedangkan kemampuan iptek dan inovasi dimaknai oleh keahlian SDM dan lembaga

litbang serta perguruan inggi dalam melaksanakan kegiatan peneliian, pengembangan, dan penerapan iptek yang ditunjang oleh pembangunan faktor input (kelembagaan, sumber daya, dan jaringan). Sementara

itu, makna daya saing bangsa adalah kontribusi iptek dan pendidikan inggi dalam perekonomian yang ditunjukkan oleh keunggulan produk teknologi hasil litbang yang dihasilkan oleh industri/perusahaan yang didukung oleh lembaga litbang (LPNK, LPK,

Badan Usaha, Perguruan Tinggi) dan tenaga terampil pendidikan inggi.

Terwujudnya Pendidikan Tinggi Yang Bermutu

Serta Kemampuan Iptek dan Inovasi Untuk

Men-dukung Daya Saing Bangsa

Meningkatnya relevansi, kuanitas dan kual

-itas sumber daya manusia berpendidikan

inggi, serta kemampuan iptek dan inovasi

untuk keunggulan daya saing bangsa

2.2.1 Visi

dibangun untuk menopang daya saing nasional,

mengopimalkan potensi yang dimiliki dan mencermai potret permasalahan-permasalahan,

maka Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menetapkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis.

Sebagai upaya untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, maka Misi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah:

1. Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu

pendidikan inggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas; dan

2. Meningkatkan kemampuan iptek dan inovasi

untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi.

Misi ini mencakup upaya menjawab permasalahan

pembangunan iptek dan pendidikan inggi pada periode 2015-2019 dalam aspek pembelajaran dan

kemahasiswaan, kelembagaan, sumber daya, riset dan pengembangan, dan penguatan inovasi.

Dalam rangka mencapai Visi dan Misi, maka Visi dan Misi tersebut dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang harus dicapai adalah:

Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan

dalam 5 (lima) sasaran strategis sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan

dalam kurun waktu 2015-2019. Sasaran strategis

tersebut adalah :

Untuk melihat secara lebih konkrit ketercapaian tujuan strategis tersebut perlu ditetapkan ukuran

indikator tujuan tersebut secara kuanitaif. Dalam

rancangan lima tahun ke depan, indikator kinerja tujuan strategis diukur dengan indeks pendidikan

inggi pada tahun 2019 ditargetkan berada pada peringkat 56 besar dunia dengan nilai 5,0 dan indeks inovasi Indonesia pada tahun 2019 yang ditargetkan berada pada peringkat 26 besar dunia dengan nilai 4,4.

2.2.2 Misi

2.2.3 Tujuan Strategis

2.2.4 Sasaran Strategis

Sasaran strategis tersebut tertuang dalam Renstra Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

2015-2019 dengan Indikator Kinerja Utama sebagai

berikut :

1. Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kema

-hasiswaan pendidikan inggi;

2. Meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan pendidikan inggi;

3. Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuanitas sumber daya iptek dan pendidikan inggi; 4. Meningkatnya relevansi dan produkivitas riset

(33)

Lapor

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

II PERENCANANAAN D

AN PERJ

ANJIAN KINERJ

[image:33.595.76.555.116.709.2]

A

Tabel 4 Sasaran Strategis dan IKU Renstra Kemenristekdikti 2015-2019

No. SASARAN STRATEGIS INIDIKATOR TARGET 2016

KINERJA UTAMA

1.

Meningkatnya Kualitas

Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi

Angka Parisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi 28,16%

Prosentase Lulusan Berseriikat

Kompetensi 60%

Jumlah Prodi Terakreditasi Unggul 12.000

Jumlah Mahasiswa Peraih Medali Emas Tingkat

Nasional dan Internasional 390

Prosentase Lulusan Yang Langsung Bekerja 60%

2. Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki

Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia 3

Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul) 39

Jumal Taman Sains dan Teknologi Yang Mature 14

Jumlah Pusat Unggulan Iptek 15

3. Meningkatnya Relevansi, Kualitas, dan Kuanitas Sumber Daya Iptek dan Diki

Jumlah dosen Berkualiikasi S3 28.000

Jumlah Pendidik Mengikui

Seriikasi Dosen 10.000

Jumlah SDM Litbang Berkualiikasi Master dan

Doktor 3.700

4. Meningkatnya Relevansi dan Produkivitas Riset dan

Pengembangan

Jumlah HKI Yang Didatarkan 1.735

Jumlah Publikasi Internasional 6.229

Jumlah Protoipe R&D > TRL s.d 6 632

Jumlah Protoipe Industri à TRL 7 15

5. Menguatnya Kapasitas Inovasi Jumlah Produk Inovasi (Produk Hasil Litbang Yang

(34)

25

an Kinerja 2016

K

emen

terian Rise

t, T

eknologi, dan P

endidik

an Ting

gi RI

B

AB

II PERENCANANAAN D

AN PERJ

ANJIAN KINERJ

A

Mencermai potret permasalahan-permasalahan

tersebut diatas, maka Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menetapkan Arah Kebijakan

dan Strategi. Peningkatan kualitas pendidikan inggi,

pembangunan kemampuan iptek dan inovasi, serta peningkatan kontribusi iptek untuk mendukung peningkatan daya saing nasional bukan lagi sebuah pilihan namun menjadi sebuah keniscayaan.

Arah kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah: 1) Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan inggi; 2) Meningkatkan kualitas pendidikan inggi dan lembaga litbang; 3) Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan inggi yang berkualitas; 4) Meningkatkan produkivitas peneliian dan pengembangan; dan 5)

Meningkatkan inovasi bangsa.

Sedangkan, fokus utama pembangunan iptek adalah mengacu pada RPJPN 2005-2025 yaitu ditujukan untuk mendukung pengembangan dan pemanfaatan iptek pada bidang-bidang sebagai berikut: Pangan; Energi; Teknologi dan Manajemen Transportasi; Teknologi Infomasi dan Komunikasi; Teknologi Pertahanan dan Keamanan; Teknologi Kesehatan dan Obat; dan

Material Maju.

Sesuai dengan revitalisasi tugas pokok, fungsi

dan kewenangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, secara substansial Strategi Kebijakan diarahkan untuk:

2.3 Arah Kebijakan dan Strategi

Strategi kebijakan tersebut dioperasionalkan

dengan 5 (lima) program teknis, 1 (satu) program dukungan manajemen, dan 1 (satu) program

pengawasan yaitu:

1. Program Pembelajaran dan Kemahasiswaan; 2. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Iptek dan Diki;

3. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Diki;

4. Program Penguatan Riset dan Pengembangan; 5. Program Penguatan Inovasi.

6. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya; dan

7. Program Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas Kinerja Aparatur. • Meningkatkan Angka Parisipasi Kasar (APK),

lulusan berseriikat kompetensi, mahasiswa dan

lulusan berkemampuan wirausaha, mahasiswa mendapat medali emas di kancah internasional, lulusan yang langsung bekerja, mutu LPTK,

dan calon pendidik yang mengikui pendidikan profesi guru;

• Meningkatkan jumlah Perguruan Tinggi masuk

dalam ranking 500 top dunia dan Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul), Pusat Unggulan Iptek dan Science Technology Park (STP) atau Taman Sains dan Teknologi (TST) yang dibangun

dan mature;

• Meningkatkan jumlah dosen berkualiikasi S3, jumlah pendidik mengikui seriikasi dosen, jumlah sumber daya litbang (penelii/ perekayasa) yang berkualiikasi master dan

doktor, jumlah SDM Diki dan lembaga litbang

yang meningkat kompetensinya, dan revitalisasi

Gambar

Tabel 4 Sasaran Strategis dan IKU Renstra Kemenristekdikti 2015-2019
Gambar 2 Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome)
Tabel 6 Sasaran Strategis dan IKU Renstra Kemenristekdikti 2015-2019
Tabel 7 Perubahan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini dapat melengkapi kajian terdahulu mengenai hubungan variabel kegiatan promosi, ekuitas merek, loyalitas pelanggan dan pengaruhnya terhadap adopsi

Telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah cair fermentasi tempe sebagai penggumpal lateks dengan penambahan variasi volume limbah cair fermentasi tempe

Baru pada abad Di setiap daerah dimana terjadi ke-19, Alphonse Laveran melihat bentuk “pisang” transmisi malaria biasanya hanya ada 1 (satu) atau dalam darah penderita

The Meeting approved the proposal from the Board of Commissioners with respect to the salary of the Board of Directors and honorarium for the Board of Commissioners in 2009 as well

Dari Tabel 4.2 ditunjukkan bahwa fitur Turbo Boost lebih memberikan peningkatan kinerja dibandingkan dengan fitur Hyperthreading pada Intel Core i7 untuk aplikasi Image

Metode Penelitian sosial atau empiris dikenal dengan penelitian yang mengarah dalam hukum sosiologis, bertujuan untuk memecahkan masalah dengan cara

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi atas strategi perusahaan dalam penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi untuk mendukung

Pengaturan lebih lanjut pasal 30 tersebut diatur di dalam Peraturan OJK No.1/D.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, mengatur penyelesaian