HUBUNGAN STRATEGI MARKETING MIX DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI
SMP SUNAN GIRI MENGANTI GRESIK
SKRIPSI
Oleh:
SITI KHOIROTUNNISA’ D03213024
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Siti Khoirotunnisa’ ( D03213024), 2017, Hubungan Strategi Marketing Mix Dengan Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama Di SMP Sunan Giri Menganti- Gresik. Dosen pembimbing Prof.Dr.H Imam Bawani,MA.,Drs.Taufik Subty,M.Pd.I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi marketing mix dan keterkaitannya dengan keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan 10 Mei 2017, sampai terselesainya laporan penelitian ini yaitu tanggal 10 Juli 2017. Sampel penelitian adalah peserta didik di SMP Sunan Giri Menganti Gresik yang berjumlah 255 peserta didik dari populasi yang berjumlah 978 peserta didik. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling, dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Teknik dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Product Moment. Dari pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan korelasi statistical package for social science (SPSS) Product Moment for windows versi 22 diketahui jumlah item pertanyaan sebanyak 18 dengan nilai rata-rata (mean) 76,00 dan standart deviasi sebesar 4,0483 merujuk pada kategori skor penilaian implementasi strategi marketing mix di SMP Sunan Giri tergolong sangat baik. Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama juga tergolong cukup baik, hal ini dapat diketahui dari jumlah item pertanyaan sebanyak 10 dengan nilai rata-rata (mean) 40,00 dan standart deviasi sebesar 2,0518. Dari pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan korelasi statictical package for social science (SPSS) Product Moment for windows versi 22 diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Strategi Marketing Mix dengan variabel keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama. Hasil hitung korelasi Product Moment 0,928 lebih besar dari r tabel pada signifikansi 5 % dengan nilai 0,138.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN
C. Hubungan Strategi Marketing Mix dengan Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama ... 18
D. Hipotesis... ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 20
B. Variabel penelitian dan definisi operasional ... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ... 25
E. Validitas dan Reliabilitas ... 27
F. Analisis Data ... 30
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 31
1. Sejarah Singkat SMP Sunan Giri ... 31
2. Identitas sekolah ... 34
3. Visi dan Misi ... 34
4. Kondisi Peserta Didik, tenaga pendidik dan kependidikan ... 35
5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 36
B. Penyajian Data ... 38
1. Penyajian Data interview Marketing Mix ... 38
2. Penyajian Data tentang keputusan konsumen ... 39
C. Uji Validitas dan reliabilitas ... 40
D. Penyajian data Kuesioner.. ... 43
E. Analisis Data.. ... 63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 70
B. Saran ... 71
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, semua bangsa dihadapkan pada suatu persaingan, untuk itu
semua bangsa harus memiliki daya tawar tinggi serta memiliki keunggulan yang
komparatif. Konsep globalisasi menciptakan paradigma borderless world, yaitu
dunia yang tidak mengenal batas-batas teritorial sebuah bangsa. Dampaknya turut
menciptakan persaingan yang semakin tinggi pada semua aspek kehidupan.
Begitu pula dengan pendidikan dimana pengelolaannya tak hanya dapat dilakukan
dengan cara tradisional namun membutuhkan inovasi-inovasi khusus sehingga
output pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pengelolaan pendidikan menjadi sangat penting dimana pertumbuhan dan
perkembangan lembaga dipengaruhi oleh kemampuan administrator dalam
melakukan scanning lingkungan eksternal, kompetitor, potensi internal serta harus
dapat menciptakan strategi yang mumpuni untuk memenangkan persaingan tanpa
harus menghilangkan esensi dari pendidikan itu sendiri.
Fokus dari manajemen pendidikan mengalami perubahan dari sekedar
melayani proses pendidikan menjadi bagaimana membuat pemakai jasa
pendidikan menjadi pelanggan pendidikan yang akan memberikan loyalitas tinggi
2
Persaingan dalam dunia pendidikan tak dapat terelakkan lagi, banyak
lembaga yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini
banyak terjadi merger dari lembaga pendidikan. Kemampuan administrator untuk
memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam meningkatkan dan
mempertahankan pertumbuhan lembaganya.
Jika administrator pendidikan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan
oleh konsumen, maka dapat dipastikan lembaga pendidikan akan kehilangan
banyak kesempatan untuk menjaring konsumen. Manajemen marketing
merupakan salah satu ilmu yang telah lama berkembang dan sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu lembaga pendidikan untuk bisa bertahan.
Marketing Mix sendiri merupakan suatu perangkat dilembaga pendidikan
yang terdiri dari 4 variabel yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan saluran
distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberahasilan pemasaran
lembaga pendidikan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan
kebutuhan yang dipilih atau segmen pasar yang diinginkan.
Kotler mendefinisikan Marketing Mix ( bauran pemasaran ) adalah kiat
pemasaran yang digunakan lembaga pendidikan untuk mencapai sasaran
pemasarannya.1 Sedangkan Jeromie Mc-carthy dalam bukunya fandy tjiptono merumuskan marketing mix menjadi 4 P ( Product, Price, Promotion, Place,).2
1
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran ( Jakarta : PT Macanan Jaya, 2009 ), 442 2
3
Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk
diterapkan, salah satunya adalah lembaga pendidikan dapat melihat dari faktor
bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan
salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
suatu produk.3
Dalam sebuah lembaga pendidikan Marketing Mix memegang peranan
penting daalam upaya mencapai tujuan lembaga pendidikan, karena marketing
mix atau bauran pemasaran merupakan suatu strategi dalam mentransformasikan
alur informasi dari lembaga pendidikan kepada konsumen.
SMP Sunan Giri Menganti merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal yang memberikan kontribusi dalam pembangunan pendidikan bagi anak
didiknya. Dan dalam menarik minat konsumen pendidikan lembaga ini
menggunakan strategi Marketing Mix. Hal ini dikatakan cukup berhasil karena
dalam setiap tahunnya peserta didik di lembaga tersebut mengalami kenaikan
yang cukup signifikan meski banyak lembaga yang berdiri tak jauh dari lokasi
SMP Sunan Giri yang menawarkan berbagai fasilitas namun tetap saja para
konsumen pendidikan tidak meninggalkannya, hal ini yang menarik minat peneliti
untuk melakukan penelitian di tempat ini.
3
4
Mengacu pada latar belakang diatas, maka penulis mengambil penelitian
dengan judul : Hubungan Strategi Maraketing Mix Dengan Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama Di SMP Sunan Giri Menganti Gresik. Dengan harapan melalui penelitian ini penulis mampu menggali dan memahami implementasi strategi marketing mix serta hubungannya
dengan konsumen pendidikan di SMP Sunan Giri Menganti Gresik agar dapat
diaplikasikan kelak.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan di atas, maka masalah yang timbul dan akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagamaimana strategi marketing mix di SMP Sunan Giri Menganti?
2. Bagaimana keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama
di SMP Sunan Giri Menganti ?
3. Apakah ada Hubungan antara strategi marketing mix dengan keputusan
konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri
Menganti? Bila ada, sejauh mana hubungan antara kedua variabel tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Dari Rumusan Masalah yang telah ada, dapat diketahui bahwa tujuan
penelitian yang akan dilakukan adalah untuk:
1. Untuk mengetahui Bagamaimana strategi marketing mix di SMP Sunan Giri
5
2. Untuk mengetahui keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah
pertama di SMP Sunan Giri Menganti
3. Untuk mengetahui Apakah ada Hubungan antara strategi marketing mix
dengan keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di
SMP Sunan Giri Menganti atau tidak
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini ada tiga yaitu manfaat secara teoritis,
empiris,dan praktis.
1. Secara Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya
memberi informasi mengenai hubungan strategi marketing mix dengan keputusan
konsumen pendidikan di SMP Sunan Giri Menganti Gresik.
2. Secara Praktis
a. Untuk Lembaga pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada
Lembaga pendidikan mengenai strategi pemasaran pendidikan yang cukup efektif
digunakan dalam menarik minat konsumen agar memutuskan untuk memilih
6
b. Untuk Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu yang
bermanfaat dalam kehidupannya. Dan dapat dijadikan acuan ketika nanti terjun
langsung di lembaga pendidikan.
c. Untuk Peneliti lain
Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini
dengan memadukan keadaan yang ada.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian ini. Sejauh eksplorasi peneliti, belum ada penelitian
yang membahas tema, “Hubungan marketing Mix Dengan Keputusan Konsumen
Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik
“Namun ada beberapa penelitian terdahulu tentang Marketing Mix dan Keputusan
konsumen sebagai berikut :
Penulis Perbedaan Persamaan
Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi dari pada laporan
penelitian ini, serta isi laporan penelitian tersusun secara sistematis sehingga
dapat memenuhi kriteria penulisan secara ilmiah, maka peneliti menganggap
perlu untuk membuat sistematika pembahasan.
BAB I merupakan Bab pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan permasalahan, manfaat penelitian,
penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.
BAB II merupakan Kajian Pustaka. Bab ini menguraikan Kajian Pustaka
mengenai (1) Strategi marketing Mix, (2) konsumen pendidikan.
BAB III merupakan bab metode penelitian. Bab ini menguraikan (1)
variabel Penelitian (2) populasi, sampel dan teknik sampling, (3) teknik
pengumpulan data, (4) validitas dan reliabilitas, (5) analisis data.
BAB IV merupakan bab hasil penelitian. Bab ini menguraikan tentang
(1)Implementasi strategi marketing mix di SMP Sunan Giri Menganti-Gresik,
(2)Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP
9
keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan
Giri Menganti-Gresik.
BAB V merupakan bab penutup. Bab ini memuat kesimpulan, saran-saran,
kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Marketing Mix
1. Strategi
Menurut stooner, freeman, dan gilbert,jr. Konsep strategi dapat
didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu (1) dari
perspektif apa yang organisasi ingin lakukan ( intens to do ), dan (2) dari
perspektif organisasi yang akhirnya lakukan.
Berdasarkan perspektif pertama dapat didefinisikan sebagai program
untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan
misinya.Sedangkan perspektif yang kedua strategi didefinisikan sebagai pola
tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
Strategi secara ekplisit merupakan kunci keberhasilan dalam
menghadapi lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi
anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang
diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan
11
2. Marketing Mix
Marketing adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan
barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan
waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.1 Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari
menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Mengetahui apa saja yang
diinginkan oleh konsumen yang berkenaan dengan produk, kinerja serta
kualitas adalah tahap pertama yang sangat penting dari kegiatan pemasaran.
Dalam manajemen marketing kita mengenal adanya marketing mix
(bauran pemasaran), yiatu Usaha manajemen suatu organisasi marketing
untuk mencapai sasaran, dilakukan dengan cara mengkombinasikan dan
memobilisasikan sumber-sumber interen dan eksteren dengan menyesuaikan
pada kendala unsur lingkungan dalam merumuskan suatu kegiatan marketing.
Perpaduan variabel-variabel yang dimobilisasi untuk memenuhi
kebutuhan suatu golongan konsumen disebut adonan/bauran pemasaran
(marketing mix) Singkatnya, marketing mix adalah suatu kesatuan alat-alat
(tools) marketing yang digunakan oleh perusahaan/organisasi untuk mencapai
tujuan-tujuan marketingnya pada pasar sasaran (target market) tertentu.
Dasar konsep marketing adalah marketing strategis, yang merupakan
kombinasi dari variabel-variabel yang dapat dikontrol oleh organisasi/
1
12
perusahaan. Marketing mix adalah perpaduan dari variabel-variabel interen
yang dapat dikontrol, dimobilisasi untuk mencapai pasar sasaran (segmen)
tertentu.
Kotler mengungkapkan “Marketing mix describes the set of tools that
management can use to influence sales. The traditional formulation is called
the 4Ps – produk, price, place, and promotion .2 Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa marketing mix adalah kombinasi dari empat
variabel (produk, price, place, promotion) yang merupakan inti dari
pemasaran perusahaan atau organisasi .
Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai empat variabel
yang terdapat pada marketing mix :
a. Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang
meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan
gagasan atau buah pikiran. Dalam produk ini teerkandung fungsi produk
tersebut dan faktor lain yang diharapkan oleh konsumen yang sering
dinyatakan sebagai produk plus (pelayanan). Faktor-faktor yang
terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan
(features), pilihan yang ada (options), gaya (styles), merek (brand names),
2
13
pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis product (product lines),
macam (product items), jaminan (warranties), dan pelayanan
(services).3
Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur
yang paling penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang
lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan
menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan
cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup
keputusan tentang acuan atau bauran produk ( product mix ) , merek
dagang, kemasan produk, tingkat mutu atau kualitas produk, dan pelayanan
yang diberikan.
Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran
pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau
mengatasi persaingan. Oleh karena itu, strategi produk sebenarnya
merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk
melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran.4
b. Harga ( Price )
Philip kotler dan garry amstrong mendefinisikan harga sebagai berikut
: “ price is the amount of money charged for a product or services “.5
3
Sofjan Assauri,Manajemen Pemasaran ( Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2015),Hal 200 4
Ibid,hal 200. 5
14
Mursid menyatakan keadaan dimana penetapan harga menjadi
sangat penting karena :
1) Produk adalah bahan baku
2) Harga merupakan alat utama untuk membedakan produk dan produk
pesaing
3) Konsumen berpenghasilan rendah.6
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing yang menghasilkan
penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja.
Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak
perusahaan yang kurang sempurna dalam dalam menangani permasalahan
penetapan harga tersebut.
Menurut David wijaya, jenis masukan baiaya satuan pendidikan ada
dua jenis, yaitu :
1. Biaya satuan pendidikan operasi lancar, yaitu biaya input pendidikan
yang habis digunakan selama satu tahun atau kurang dan biaya yang
dikeluarkan secara berulang-ulang per siswa per tahun.
2. Biaya satuan pendidikan investasi pembangunan, yaitu biaya input
pendidikan yang penggunaannya lebih dari satutahun dan dihitung per
siswa per tahun.7
c. Lokasi ( Place )
6
Mursid, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta: Bumi Aksara,2014),Hal 78 7
15
Philip kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan lokasi sebagai
berikut : “ Place is a set of independent organization that help make a
product or service available for use or consumption by the consumer or
bussiness user “.8
Definisi lokasi tersebut diartikan sebagai kumpulan dari
organisasi-organisasi yang bebas, yang membuat barang atau jasa menjadi tersedia
sehingga pelanggan dapat menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa
tersebut. Pelanggan yang dimaksud bisa merupakan pelanggan individu yang
mengkonsumsi ataupun pelanggan bisnis yang menggunakan jasanya atau
menjadi pembeli pertama.
Menurut Alma, pemilihan tempat atau lokasi jasa pendidikan
membutuhkan pertimbangan cermat terhadap bebrapa faktor berikut :
1) Akses
2) Visibilitas, yaitu sekolah dapat dilihat dengan jelas tentang keberadaan
fisiknya
3) Lalu lintas
4) Tempat parkir yang luas dan aman
5) Ekspansi, yaitu ketersediaan lahan untuk kemungkinan peerluasan usaha
6) Lingkungan
7) Persaingan, yaitu lokasi sekolah kompetitor
8
16
8) Peraturan pemerintah.9
d. Promosi ( promotion )
Philip kotler mendefinisikan promosi sebagai berikut : “Promotion is
the specific blend of advertising, sales promotion, public relation, personal
selling and direct marketing tools that the company uses to persuasively
communicate to customer value and build customer relationship”.10
Menurut Charles.w. Lamb “ promosi adalah komunikasi dari pemasar
yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli
suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh
respon”.11
Menurut AMA ( American Marketing Assocition ) variabel-variabel
bauran promosi ada empat, yaitu :12 1) Periklanan
2) Penjualan Pribadi
3) Publisitas
4) Promosi penjualan
Semua itu dilakukan secara bersama sehingga mampu meningkatkan
nilai sebuah produk jasa.
B. Keputusan Konsumen
9
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan,(Jakarta : Salemba Empat, 2012 ),Hal 143 10
Mokoginta, E-book manajemen pemasaran ,jilid 1 edisi internal hal 132 11
Charles.w.lamb,Pemasaran (marketing),(Jakarta : Salemba Empat,2012 )hal 145 12
17
Menurut Kotler (2005) bahwa : Pengambilan keputusan konsumen
berbeda-beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian. Selanjutnya dikatakan
bahwa : para konsumen melewati lima tahap: pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca
pembelian.13 Jelas bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.
Sikap konsumen yang telah terpola dari proses pengenalan kebutuhan
akan merangsang konsumen untuk melakukan pencarian informasi baik secara
internal maupun eksternal. Informasi ini akan menggiring konsumen untuk
mengambil evaluasi alternative tentang keputusan pembelian yang dipengaruhi
kepercayaan, sikap, dan nilai yang dimiliki calon konsumen yang pada akhirnya
akan mengambil sebuah keputusan pembelian/penggunaan atau tidak, termasuk
proses pemecahan masalah pasca pembelian/penggunaan.
Sikap keputusan pembelian/penggunaan dimulai dari pengenalan
kebutuhan, pengenalan kebutuhan akan berhubungan dengan ingatan konsumen
tentang stimulus yang diperolehnya. Ingatan konsumen akan dipengarhi oleh
faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, situasi
dan keluarga. Disamping faktor lingkungan perbedaan individu akan sangat
menentukan pemahaman akan pengenalan kebutuhan. Proses keputusan dapat
digambarkan dalam grafik berikut ini:14
13
Buchori Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran jasa (Bandung,Alfabeta,2011),99. 14
18
C. Hubungan Marketing mix dengan keputusan konsumen dalam memilih Sekolah menengah pertama
Keputusan konsumen dalam membeli suatu produk pada masing masing
individu dipengaruhi oleh kualitas produk, lokasi dimana barang atau jasa
dipasarkan, bagaimana cara promosinya dan berapa harga yang ditetapkan oleh
sebuah perusahaan ataupun lembaga.Terlepas dari keempat hal diatas, Berikut
Perbedaan individu
Pengaruh lingkungan
Strategi pemasaran
Proses psikologis Proses
19
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian:15 1. Kebudayaan
Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan adalah” : keseleluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.16
Dalam masyarakat kebudayaan yang terbangun sedikit banyak akan
mempengaruhi seseorang dalam menjatuhkan pilihan mengenai suatu hal
baik itu pendidikan ataupun layanan jasa yang lainnya.
2. Sosial
Pengaruh dalam faktor sosial ini terdiri dari beberapa hal, yaitu:
a. Kelompok referensi, kelompok ini merupakan beberapa orang yang
bisa mepengaruhi seseorang dalam meilih suatu produk ataupun
layanan jasa. Contohnya seperti tetangga,teman,dsb.
b. Keluarga, Masing-masing anggota keluarga bisa saja berbeda untuk
membeli sesuatu. Peranan yang berbeda dari setiap anggota. Keluarga
juga dapat mempengaruhi dalam keputusan pembelian. Oleh karena itu
pemasar harus mengetahui peran masing-masing anggota keluarga,
yaitu siapa yang menjadi pengambil insiatif, penentu, pembeli atau
15
Ibid,hal 98. 16
20
siapa yang menjadi pemegang pengaruh paling kuat dalam
pengambilan keputusan.
3. Personal, Terdiri dari usia, pekerjaan, kondisi perekonomian, gaya hidup,
serta kepribadian seseorang.
4. Psikologi yang Terdiri dari motivasi, persepsi, pengalaman, sikap dan
kepercayaan.
Marketing mix yang merupakan salah satu strategi pemasaran dimana
pihak pemasar mencampurakan variabel-variabel pemasaran yang dapat
digunakan dalam menarik minat konsumen, Jelaslah memiliki hubungan yang
signifikan dalam pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih produk
atau layanan jasa yang akan dipakai.
D. Hipotesis
Berangkat dari rumusan masalah diatas, khususnya dengan masalah yang
berhubungan dengan variabel-variabel , maka dalam kaitan ini dapat ditentukan
hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis kerja atau alternative yang diberi simbol huruf (Ha), yaitu
Hipotesa yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
Ha : ada korelasi positif yang signifikan, antara variabel X (marketing mix)
dan variabel Y (Keputusan konsumen) dalam memilih sekolah menengah
21
Hipotesa nihil (Hipotesa Nol) yang diberi lambang (Ho) yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara kedua variabel tersebut.
Ho : tidak adanya korelasi positif yang signifikan, antara variable X
(marketing mix) dan variable Y (Keputusan konsumen) dalam memilih sekolah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, yaitu mengambil
sampel dari satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
pokok. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, dengan jenis pendekatan non eksperimen. Dalam
penelitian ini peneliti menganalisis hubungan antara satu variable (x) dengan satu
variabel (y) lainnya atau bagaimana satu variable berhubungan dengan variabel
lainnya, sifat hubungan yang dimaksud bisa positif atau searah dan bisa negative
atau terbalik.
1. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian
yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan
fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan
mengendalikan keadaan. 1 Penelitian ini berjudul “Hubungan strategi marketing mix dengan keputusan konsumen dalam memilih sekolah
menengah pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik”
22
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan
manajerial dan ekonomi.2
2. Waktu dan lokasi Penelitian a. Waktu Penelitian
Karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka waktu penelitian ini
kami laksanakan hanya dalam 3 tahap pada bulan ( Januari 2017 - April
2017).
Tahap 1 : Kunjungan/survey sekolah (Januari 2017)
Tahap 2 : Rencana Penelitian: Proposal dan Surat Izin Penelitian (Januari
2017)
Tahap 3 : Proses Penelitian (Mei-Juni 2017)
Tahap 4 : Penulisan Laporan (Juni 2017 –Juli 2017)
b. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di SMP Sunan Giri Menganti yang
beralamatkan di Desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.
Peneliti mengambil lokasi tersebut karena pemilihan dan penentuan
lokasi tersebut dilatar belakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar
kekhasan, ketertarikan, dan sesuai dengan penelitian kami yang membahas
tentang Hubungan strategi marketing Mix dengan keputusan konsumen
dalam memilih Sekolah menengah pertama.
2
23
B. Variabel Penelitian Dan Definisi operasional 1. Variabel Penelitian
Menurut sugiono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tentu, yang
diterapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua
variabel, yaitu variabel independen. Adapun penjelasan dari masing – masing
variabel adalah sebagai berikut :
a. Variable Bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi sifat yang
mengakibatkan hasil berbeda atau bervariasi.3 Adapun variable bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Marketing Mix.
b. Variable terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh hasil obyek
penelitian.4 Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri
Menganti.
2. Definisi operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel di ukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya
pengukuran tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
3
CG.Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI PERS, 1993),hal 6 4
24
a. Marketing Mix
marketing mix (bauran pemasaran), yaitu Usaha manajemen suatu
organisasi marketing untuk mencapai sasaran, dilakukan dengan cara
mengkombinasikan dan memobilisasikan sumber-sumber interen dan
eksteren dengan menyesuaikan pada kendala unsur lingkungan dalam
merumuskan suatu kegiatan marketing.
b. Keputusan kosumen
Keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan sikap dan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau
lebih sesuatu dan memilih salah satu diantaranya.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009: 80) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.5 Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Sunan Giri
5
25
Menganti dengan observasi penelitian pada bagian pemasaran pendidikan dan
konsumennya.
2. Sampel
Menurut Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan teknik sampling adalah
teknik dalam pengambilan sampel, dalam penelitian ini adalah teknik
sampling yang digunakan adalah non probability sampling,yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel seperti ini
melipuyi, sampling sistematis (teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut), sampling kuota (teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu
sampai jumlah yang diinginkan), sampling incidental (teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulam bertemu dengan
peneliti), sampling purposive (pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu), sampling jenuh (trknik epengambilan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel), dan snowball sampling (teknik
penentuan samepel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar).6 Makin besar sampel mendekati populasi, maka kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sbeliknya. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari
populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:
6
26
Keterangan:
λ dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
S= Jumlah sampel
Sampel yang penulis ambil peserta didik dan peserta didik di SMP
Sunan Giri yang berjumlah 255 peserta didik dari populasinya yang berjumlah
978 dengan tingkat kesalahan 5% .
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dari
berbagai sumber data yaitu :
1. Angket
Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang telah
diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut
bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.7 Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
keputusan konsumen pendidikan dalam memilih sebuah lembaga pendidikan.
2. Wawancara (Interview)
Interview adalah sebuah dialog percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
7
27
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (intervewee) yang
memberi jawaban atas pertanyaan itu.8
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatp muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.9
Dalam penelitian nantinya peneliti akan menggunakan metode
interview dengan pendekatan yang menggunakan petunjuk umum wawancara.
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan
garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara
berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk
wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.
Metode ini digunakan untuk mencari informasi tentang gambaran
singkat sejarah berdirinya SMP Sunan Giri Menganti Gresik dan
implementasi marketing mix. Metode ini digunakan dengan alasan bahwa
informasi yang di peroleh dari interview dapat dijadikan sebagai acuan awal
dalam melaksanakan tahap penelitian selanjutnya.
8
Ibid, hal 135 9
28
E. Validitas Dan Reliabilitas
Alat-alat pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama.
Alat itu harus valid (sahih) dan harus reliable (dapat dipercaya).10 1. Validitas
Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang
harus diukur oleh alat itu. Ada tiga macam validitas yaitu: (1) validitas isi,
(2) validitas prediktif, (3) validitas construct (konstruk).
a. Validitas Isi
Validitas Isi adalah isi atau bahan yang diuji atau dites relevan
dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar
belakang orang yang diuji.
b. Validitas Prediktif
Validitas Prediktif adalah kesesuaian antara ramalan (prediktif)
tentang seseorang dengan kelakuannya yang nyata.
c. Validitas Contruct
Validitas construct bertujuan untuk meneliti
komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur oleh alat itu.
Selanjutnya untuk menghitung korelasi antara masing-masing
butir pertanyaan dengan skor total memakai rumus tehnik korelasi
product moment, yang rumusnya seperti berikut :
10
29
Rxy = √
Keterangan :
r : koefisien validitas
X : skor pada subyek item n
Y : skor total subyek
XY : skor pada subyek item n dikalikan skor total
N : banyaknya subyek
Koefisien korelasi ini merupakan koefisien validitas. Jika koefisien
korelasi hitung lebih besar dari koefisien korelasi tabel maka butir
pertanyaan tersebut dinyatakan valid.11 2. Reliabilitas
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur
suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang
sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang
sama.12
Berikut ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang datanya interval misalnya angket atau soal bentuk uraian.
R11 = [
11
Warsono Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), hal 132. 12
30
Menurut Azwar bahwa tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik
ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Semakin
tinggi koefisisen korelasi antara hasil ukur dari dua alat yang paralel berarti
konsistensi antara keduanya semakin baik. Biasanya koefesien reliabilitas
berkisar antara 0 sampai 1,00, jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
berarti semakin tinggi reliabilitasnya.13
F. Analisis Data
Jenis data dan skala pengukuran menentukan teknik analisis data yang
akan digunakan. Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Disini penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang telah diberi skor/nilai.
Untuk menganalisa yang telah diperoleh melalui observasi, interview
dan penyebaran kuisioner, dan semua data dihimpun, maka peneliti
menggunakan langkah selanjutnya yaitu menganalisa data. Pada tahap ini
dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan
kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab permasalahan-permasalahan
yang diajukan dalam penelitian. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah
untuk memperoleh jawaban tentang Hubungan Maketing mix dengan
Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP
13
31
Sunan Giri Menganti Gresik, maka peneliti menggunakan teknik analisa
statistic guna mengetahui kebenaran yang ada atau mencari dan mengetahui
ada tidaknya Hubungan Maketing mix dengan Keputusan konsumen dalam
memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik.
Adapun rumus yang digunakan adalah “Koefisien Korelasi Produck
Moment”:
√
Keterangan :
Rxy : Angka indeks korelasi „r’ product moment
Σx2
: Jumlah deviasi skor X setelah terlebih dahulu dikuadratkan
ΣY2
: Jumlah deviasi skor Y setelah dikuadratkan
Adapun untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh menggunakan
table koefisien Korelasi dengan nilai „r’ atau dikonsultasikan dengan table „r’
Koefisien korelasi. Berikut ini tabelnya :
Tabel 3.1
Nilai Koefisien korelasi
Besarnya nilai ‘r’ Interpretasi
Antara 0,800 s/d 1.000 Tinggi
Antara 0,600 s/d 0,800 Cukup
32
Antara 0,200 s/d 0,400 Rendah
Antara 0,000 s/d 0,200
Sangat rendah/tidak
berkorelasi
Nilai koefisien korelasi ‘r’ berkisar antara -1 sampai +1 yang kriteria
pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:14
1. Jika nila r > 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu
makin besar nilai variable X (independent), makin besar pula nilai
variable Y (dependen), atau sebaliknya.
2. Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan linier negative, yaitu
semakin besar nilai variable X (independent), maka makin kecil nilai
variable Y (dependen), dan sebaliknya.
3. Jika r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variable X dan
Y.
4. Jika nilai r = -1 atau r = +1 maka telah terjadi hubungan linier sempurna,
yaitu garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke
angka 0, maka garis makin tidak lurus.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum objek penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Smp Sunan Giri
Semangat dan Upaya generasi muda islam serta Tokoh islam
Masyarakat Menganti, bahwa mereka telah menyadari pentingnya pendidikan
bagi manusia dan didorong oleh tanggung jawab yang besar terhadap
kemajuan umat islam, khususnya di wilayah Kecamatan Menganti dan
sekitarnya. Mereka kemudian mengadakan pertemuan pada tanggal 26
September 1965 bertempat dirumah Bapak Soerawi (Ayah Bapak Mangun
Soewito) Dusun Sidomulyo Desa hulaan kecamatan menganti Kabupaten
Gresik untuk membahas masalah tersebut yang dihadiri oleh :
a. Abdur rochman Menganti
b. Muchtarom Achyar Randupadangan
c. Achmad Salamun Menganti
d. Mangoen Suwito Sidomulyo Hulaan
e. Muta’ali Boboh
f. Abdulloh Zaini Setro
g. Moelyono Gadingwatu
h. Muchid Ghofar Putatlor
i. Moh.Nur Huda Setro
34
Dalam pertemuan tersebut mereka sepakat mendirikan Sekolah Kejuruan
yaitu Pendidikan Guru Agama (PGA), dengan harapan untuk
menghasilkan kader Guru Agama di sekolah dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah, khususnya di wilayah Kecamatan Menganti dan sekitarnya.
Kemudian pada tahun 1971 didirikanlah SMP Sunan Giri.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Sunan Giri
NSS : 204050103010
NDS : E01032002
NPSN : 20500546
Status Akreditasi : A
Kategori Sekolah : Sekolah berstandar nasional (SSN)
Alamat : Jl.Raya Sunan Giri No.16 Menganti-Gresik
No.Telp : (031) 79133050
Nama Kepala Sekolah : Muhammad Sholikhun, S.Ag, M.Pd.I
Tahun didirikan : 1971
Kepemilikan tanah : Yayasan
Luas tanah :10.468 m2
No.rekening rutin : 0272459142 ( Bank JATIM cabang Gresik )
35
“ Terciptanya sekolah yang unggul dalam prestasi, berakhlaq al-karimah dan
peduli lingkungan”
Misi :
a. Melaksanakan pembelajaran yang disiplin dan islami
b. Melaksanakan bimbingan akhlaq al-karimah
c. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
d. Mewujudkan sekolah yang bersih,rindang dan cinta lingkungan
4. Kondisi Siswa, pendidik dan tenaga kependidikan SMP Sunan Giri Menganti
a. Kondisi siswa tahun ajaran 2013/2014 – 2016/2017
Jumlah peserta didik di SMP Sunan Giri Menganti selalu
mengalami kenaikan hal ini dapat dilihat dari tabel daftar peserta pendidik
mulai dari tahun ajaran 2013/2014 hingga tahun ajaran 20162017 berikut.
Tabel 4.1
Daftar peserta didik tahun ajaran 2013/2014-2016/2017
Tahun
Kelas
VII VIII IX
2013/2014 285 org (7 rbl) 238 org (7 rbl) 243 org (7 rbl)
2014/2015 300 org (8 rbl) 285 org (7 rbl) 238 org (7 rbl)
2015/2016 326 org (9 rbl) 300 org (8 rbl) 285 org (7 rbl)
2016/2017 352 org (9 rbl) 326 org (9 rbl) 300 org (8 rbl)
36
Pendidik atau guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab
memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani atau rohaninya agar mencapai kedewasaannya,
mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di
permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang
sanggup berdiri sendiri.
Adapun pendidik yang berada di SMP Sunan Giri terdiri dari 44
orang, dengan jumlah pendidik Pria sebanyak 20 orang dan jumlah
pendidik wanita sebanyak 24 orang. Sedangkan tenaga pendidikan yang
bertugas sebanyak 7 orang, dengan perincian satu orang pustakawan, tiga
orang tata usaha (TU) dan 3 laboran yang terdiri dari laboran IPA, bahasa
dan komputer. Berikut ini merupakan perincian dalam tabel.
Tabel 4.2
Daftar pendidik dan tenaga kependidikan tahun ajaran 2016/2017
Keterangan Jumlah
Tenaga pendidik (guru) 44 orang
Pustakawan 1 orang
Laboran (IPA/Bahasa/Komputer) 3 orang
Staf tata usaha 3 orang
37
Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam kegiatan
belajar mengajar karena dengan adanya sarana dan prasarana dapat
menunjang terbentuknya suasana yang memberikan dorongan pada peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk menunjang proses pembelajaran, fasilitas yang dimiliki SMP
Sunan Giri Menganti adalah:
1) 25 ruang kelas pembelajaran yang ideal
2) 1 perpustakaan
3) 1 laboratorium IPA
4) 1 laboratorium Bahasa
5) 1 laboratorium Komputer
6) 1 ruang UKS
7) Ruang multimedia
8) Ruang keterampilan
9) Tempat beribadah/masjid
10)Kantor guru
11)Ruang OSIS
12)Ruang BK
13)Kantin
14)Lapangan olahraga
38
6. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik dan orang tuanya. Penulis
mengambil tujuh kelas sebagai sampel penelitian yang terdiri dari empat kelas VII
dan tiga kelas VIII. Dengan rincian kelas VII terdiri dari 148 peserta didik, dan
kelas VIII terdiri dari 107 peserta didik. Berikut perinciannya dalam tabel :
Tabel 4.3
Daftar Jumlah subjek Penelitian
B. Penyajian data interview
1. Strategi Marketing Mix di SMP Sunan Giri
Dalam wawancara atau interview ini yang menjadi narasumber adalah
kepala sekolah yaitu bapak sholikhun,S.Ag,M.Pd.I dan Waka Kesiswaan yaitu
bapak Agus Sholikhun,S.Pd., menurut beliau manajemen marketing
merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan oleh pihak
No Kelas Jumlah
1 VII ( 4 Rombel ) 148
2 VIII ( 3 Rombel ) 107
39
pengelola sekolah. Alasan mendasarnya adalah secara langsung manajemen
marketing berkaitan erat dengan banyaknya jumlah peserta didik yang akan
bernaung dalam sebuah lembaga pendidikan.
SMP Sunan Giri sudah sangat lama mengimplementasikan manajemen
marketing yang membaurkan berbagai macam unsur untuk menarik minat
konsumen pendidikan meski pada awalnya belum mengetahui secara pasti
bagaimana teorinya, namun lambat laun seiring dengan kemajuan teknologi
pihak manajemen sekolah mulai belajar dari berbagai sumber bagaimana
memasarkan pendidikan ini lebih baik, dan akhirny pihak manajemen sekolah
memutuskan untuk menggunakan Marketing Mix sebagai strategi persuasif
untuk menarik minat pasar. Karena manajemen sekolah meyakini bahwa SMP
Sunan Giri mampu bersaing dengan sekolah yang berdiri disekitarnya baik
dari segi produk yang dihasilkan (Product), biaya (Price) terjangkau yang
harus dikeluarkan peserta didik, juga tempat (Place) yang strategis dan mudah
dijangkau dengan transportasi darat apapun.
Tak hanya product,price dan place saja yang jadi perhatian pihak
sekolah juga memperhatikah bukti fisik ( physical evidence ) yang berupa
fasilitas-fasilitas baik itu sarana ataupun prasarana agar tak hanya terlihat
cantik di brosur namun juga terbukti dalam kenyataannya, hal ini terlihat dari
hampir setiap tahun SMP Sunan Giri melakukan Perbaikan-perbaikan. Dan
40
pelayanan yang baik, untuk mewujudkan good service para warga sekolah
berusaha untuk membudayakan 5 S (senyum,sapa,salam,sopan dan santun).
2. Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama
Data mengenai keputusan konsumen ini penulis dapatkan dari
wawancara dengan peserta didik sebanyak 21 orang yang penulis ambil dari
kelas XI yang bukan bagian dari sampel yang penulis ambil untuk pengisian
kuesioner.
Dari beberapa wawancara dengan para narasumber rata-rata menjawab
dengan jawaban yang sama bahwasannya memutuskan untuk memilih SMP
Sunan Giri karena tertarik dengan kualitas SMP Sunan giri baik dari segi
lulusannya yang banyak diterima di SMA ataupun MA unggulan,banyaknya
prestasi akademik ataupun non akademik yang diraih, tempatnya yang
strategis ataupun gedung dan fasilitas yang memadai.keputusan itu dibuat oleh
peserta didik yang bersangkutan setelah melalui proses diskusi dan beberapa
pertimbangan dengan para orang tua peserta didik tersebut.
Namun ada satu peserta didik yang menjawab bahwa dia memilih
SMP sunan Giri karena orang tuanya dulu merupakan alumni SMP Sunan
41
C. Uji validitas dan realibilitas 1. Uji validitas
Uji validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Hasil uji validitas dapat diketahui dengan adanya
ketentuan sebagai berikut:
a. Nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan valid.
b. Nilai r hitung < nilai r tabel maka dinyatakan tidak valid.
c. Nilai r tabel dengan nilai df=n-2, df=255-2=253, jadi N 253; pada
signifikansi 5% maka diketahui r tabel adalah 0,138. Sehingga, apabila r
hitung > 0,138 makadinyatakan valid.
Berikut dapat disajikan hasil uji validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Uji Validitas implementasi Marketing Mix ( variabel X)
Butir
Pertanyaan
r hitung r tabel Keterangan
X1 0,341 0,138 Valid
X2 0,145 0,138 Valid
X3 0,402 0,138 Valid
42
X5 0,722 0,138 Valid
X6 0,732 0,138 Valid
X7 0,662 0,138 Valid
X8 0,545 0,138 Valid
X9 0,350 0,138 Valid
X10 0,417 0,138 Valid
X11 0,341 0,138 Valid
X12 0,416 0,138 Valid
X13 0,412 0,138 Valid
X14 0,654 0,138 Valid
X15 0,402 0,138 Valid
X16 0,732 0,138 Valid
X17 0,416 0,138 Valid
43
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan yang
berjumlah 18 butir memiliki nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan valid
dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.5
Uji Validitas keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama ( variabel Y)
Butir
Pertanyaan
r hitung r tabel Keterangan
Y1 0,535 0,138 Valid
Y2 0,375 0,138 Valid
Y3 0,688 0,138 Valid
Y4 0,512 0,138 Valid
Y5 0,575 0,138 Valid
Y6 0,315 0,138 Valid
44
Y8 0,512 0,138 Valid
Y9 0,222 0,138 Valid
Y10 0,255 0,138 Valid
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan yang
berjumlah 10 butir memiliki nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan valid
dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Nilai cronbach alpha > 0,6 menunjukkan bahwa kuesioner untuk
mengukur suatu variabel tersebut adalah reliabel. Sebaliknya,nilai cronbach
alpha < 0,6 menunjukkan bahwa kuesioner untuk mengukur variabel tidak
reliabel. Berikut disajikan nilai cronbach alpha untuk kedua variabel
penelitian.
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas implementasi marketing Mix ( X ) dan Keputusan Konsumen ( Y )
Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan
Strategi Marketing Mix 0,773 Reliable
45
D. Penyajian data kuesioner
Penyajian data merupakan bagian yang sangat penting untuk proses
penelitian. Data yang sudah diperoleh dari hasil angket atau kuesioner perlu untuk
disajikan sebelum diolah atau dianalisis.
1. Penyajian Data Tentang Implementasi Marketing Mix Berdasarkan Kuesioner
Data yang peneliti sajikan dalam bagian ini adalah data mengenai Strategi
Marketing Mix yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Sebelum data
dianalisis maka terlebih dahulu peneliti sajikan daftar hasil sementara kuesioner
dengan dirinci persoal sebagaimana berikut:
Tabel 4.7
Soal 1 SMP Sunan Giri telah terakreditasi dengan nilai yang baik
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
Frekuensi %
Sangat Setuju
255
245 96
Setuju 10 4
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
46
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 1 SMP Sunan Giri telah
terakreditasi dengan nilai yang baik, dapat dijelaskan bahwa dari 255
responden, yang menjawab SS adalah 245 responden, yang menjawab S
adalah 10 responden, dan yang menjawab TS dan STS 0.
Tabel 4.8
Soal 2 SMP Sunan Giri memiliki tingkat kelulusan yang tinggi dan stabil
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
240 94
Setuju 15 6
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 2 SMP Sunan Giri memiliki tingkat
kelulusan yang tinggi dan stabil, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang
menjawab SS adalah 240 responden, yang menjawab S adalah 15 responden, dan
yang menjawab TS dan STS 0.
Tabel 4.9
banyak menjuarai berbagai kompetisi baik akademik ataupun non akademik, dapat
dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS adalah 230 responden, yang
menjawab S adalah 25 responden, dan yang menjawab TS dan STS 0.
48
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 4 SMP Sunan Giri memberikan
pelayanan yang baik, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS
adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80 responden, dan yang menjawab
TS dan STS 0.
Tabel 4.11
Soal 5 Uang SPP sesuai dengan fasilitas yang diberikan
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
135 53
Setuju 120 47
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor Uang SPP sesuai dengan fasilitas
49
adalah 135 responden, yang menjawab S adalah 120 responden, dan yang menjawab
TS dan STS 0.
Tabel 4.12
Soal 6 anda SMP Sunan Giri menyebarkan informasi melalui media internet
Jawaban
informasi melalui media internet, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang
menjawab SS adalah 120 responden, yang menjawab S adalah 125 responden, dan
yang menjawab TS 8 responden sedang yang menjawab STS 2 orang.
Tabel 4.13
Soal 7 SMP Sunan Giri memiliki banyak peminat
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
50
Sangat Setuju
255
80 69
Setuju 175 31
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 7 SMP Sunan Giri memiliki banyak
peminat, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS adalah 80
responden, yang menjawab S adalah 175 responden, dan yang menjawab TS dan
STS 0.
Tabel 4.14
Soal 8 SMP Sunan Giri selalu menyebar brosur untuk promosi
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
80 31
Setuju 100 39
Tidak Setuju 30 12
51
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 8 SMP Sunan Giri selalu menyebar
brosur untuk promosi, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab
SS adalah 80 responden, yang menjawab S adalah 100 responden, dan yang
menjawab TS 30 responden sedang yang menjawab STS 45 orang.
Tabel 4.15
Soal 9 SMP Sunan Giri menggunakan spanduk dan kalender untuk promosi
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
90 35
Setuju 100 39
Tidak Setuju 40 16
Sangat tidak setuju 25 10
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 9 SMP Sunan Giri
menggunakan spanduk dan kalender untuk promosi, dapat dijelaskan bahwa dari 255
52
responden, dan yang menjawab TS 40 responden sedang yang menjawab STS 25
orang.
Tabel 4.16
Soal 10 lokasi Sunan Giri Karena mudah dijangkau
Jawaban
dijangkau, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS adalah 235
responden, yang menjawab S adalah 20 responden, dan yang menjawab TS dan STS
0.
Tabel 4.17
Soal 11 lokasi SMP Sunan Giri mudah dilihat dari tepi jalan
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
53
Sangat Setuju
255
245 96
Setuju 10 4
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 11 SMP Sunan Giri Karena lokasi
mudah dilihat dari tepi jalan, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang
menjawab SS adalah 245 responden, yang menjawab S adalah 10 responden, dan
yang menjawab TS dan STS 0.
Tabel 4.18
Soal 12 SMP Sunan Giri memiliki lahan parkir yang luas
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
220 86
Setuju 30 12
Tidak Setuju 3 1
54
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 12 SMP Sunan Giri memiliki lahan
parkir yang luas, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS
adalah 220 responden, yang menjawab S adalah 30 responden, dan yang menjawab
TS 3 responden sedang yang menjawab STS 2 orang.
Tabel 4.19
Soal 13 SMP Sunan Giri memiliki lokasi yang mendukung kegiatan sekolah
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
175 69
Setuju 80 31
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 13 SMP Sunan Giri memiliki lokasi
yang mendukung kegiatan sekolah, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang
menjawab SS adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80 responden, dan
yang menjawab TS dan STS 0.
55
Soal 14 Staff di SMP Sunan Giri memiliki kompetensi profesional
Jawaban
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 14 Staff SMP Sunan Giri memiliki
kompetensi profesional, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab
SS adalah 150 responden, yang menjawab S adalah 105 responden, dan yang
menjawab TS dan STS 0.
Tabel 4.21
Soal 15 tenaga pengajar di SMP Sunan Giri memiliki kompetensi profesional
56
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 15 tenaga pengajar di SMP Sunan
Giri memiliki kompetensi profesional, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden,
yang menjawab SS adalah 230 responden, yang menjawab S adalah 25 responden,
dan yang menjawab TS dan STS 0.
Tabel 4.22
Soal 16 SMP Sunan Giri memiliki gedung yang layak
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
120 47
Setuju 125 49
Tidak Setuju 8 3
Sangat tidak setuju 2 1
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 16 SMP Sunan Giri memiliki
57
adalah 120 responden, yang menjawab S adalah 125 responden, dan yang menjawab
TS 8 responden sedang yang menjawab STS 2 orang.
Tabel 4.23
Soal 17 SMP Sunan Giri memiliki ruang kelas dan sarana pembelajaran yang layak
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
175 69
Setuju 80 31
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 17 SMP Sunan Giri memiliki ruang
kelas dan sarana pembelajaran yang layak, dapat dijelaskan bahwa dari 255
responden, yang menjawab SS adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80
responden, dan yang menjawab TS dan STS 0.
Tabel 4.24
Soal 18 SMP Sunan Giri memiliki perpustakaan dengan buku yang lengkap
58
Alternatif ( Jumlah Sampel)
Sangat Setuju
255
175 69
Setuju 80 31
Tidak Setuju - -
Sangat tidak setuju - -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 1 SMP Sunan Giri memiliki
perpustakaan dengan buku yang lengkap, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden,
yang menjawab SS adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80 responden,
dan yang menjawab TS dan STS 0.
2. Keputusan Konsumen
Data yang peneliti sajikan dalam bagian ini adalah data mengenai
keputusan konsumen dalam memilih Sekolah menengah pertama yang diperoleh
melalui penyebaran kuesioner. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu
peneliti sajikan daftar hasil sementara kuesioner dengan dirinci persoal
sebagaimana berikut:
Tabel 4.25
Soal 1 anda memilih SMP Sunan Giri karena tertarik dengan promosi yang dilakukan sekolah
59
Alternatif ( Jumlah Sampel)
Sangat Setuju
255
90 35
Setuju 100 39
Tidak Setuju 25 10
Sangat tidak setuju 40 16
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor memilih SMP Sunan Giri karena
tertarik dengan promosi yang dilakukan sekolah, dapat dijelaskan bahwa dari 255
responden, yang menjawab SS adalah 90 responden, yang menjawab S adalah 100
orang, dan yang menjawab TS 25 orang sedang yang menjawab STS 40 orang.
Tabel 4.26
Soal 2 anda memilih SMP Sunan Giri karena letaknya strategis
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
245 96
Setuju 10 4
60
Sangat tidak setuju -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 2 reponden memilih SMP Sunan
Giri karena karena letaknya strategis, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden,
yang menjawab SS adalah 245 orang, yang menjawab S adalah 100 orang, dan yang
menjawab TS dan STS 0.
Tabel 4.27
Soal 3 anda memilih SMP Sunan Giri karena biayanya terjangkau dan Sesuai fasilitas
Jawaban Alternatif
N
( Jumlah Sampel)
frekuensi %
Sangat Setuju
255
135 53
Setuju 120 47
Tidak Setuju -
Sangat tidak setuju -
Jumlah 255 100
Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 3 reponden memilih SMP Sunan