• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan strategi Marketing Mix dengan keputusan konsumen dalam memilih Sekolah Menengah Pertama di SMP Sunan Giri Manganti Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan strategi Marketing Mix dengan keputusan konsumen dalam memilih Sekolah Menengah Pertama di SMP Sunan Giri Manganti Gresik."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STRATEGI MARKETING MIX DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI

SMP SUNAN GIRI MENGANTI GRESIK

SKRIPSI

Oleh:

SITI KHOIROTUNNISA’ D03213024

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Khoirotunnisa’ ( D03213024), 2017, Hubungan Strategi Marketing Mix Dengan Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama Di SMP Sunan Giri Menganti- Gresik. Dosen pembimbing Prof.Dr.H Imam Bawani,MA.,Drs.Taufik Subty,M.Pd.I

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi marketing mix dan keterkaitannya dengan keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan 10 Mei 2017, sampai terselesainya laporan penelitian ini yaitu tanggal 10 Juli 2017. Sampel penelitian adalah peserta didik di SMP Sunan Giri Menganti Gresik yang berjumlah 255 peserta didik dari populasi yang berjumlah 978 peserta didik. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling, dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Teknik dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Product Moment. Dari pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan korelasi statistical package for social science (SPSS) Product Moment for windows versi 22 diketahui jumlah item pertanyaan sebanyak 18 dengan nilai rata-rata (mean) 76,00 dan standart deviasi sebesar 4,0483 merujuk pada kategori skor penilaian implementasi strategi marketing mix di SMP Sunan Giri tergolong sangat baik. Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama juga tergolong cukup baik, hal ini dapat diketahui dari jumlah item pertanyaan sebanyak 10 dengan nilai rata-rata (mean) 40,00 dan standart deviasi sebesar 2,0518. Dari pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan korelasi statictical package for social science (SPSS) Product Moment for windows versi 22 diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Strategi Marketing Mix dengan variabel keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama. Hasil hitung korelasi Product Moment 0,928 lebih besar dari r tabel pada signifikansi 5 % dengan nilai 0,138.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN

C. Hubungan Strategi Marketing Mix dengan Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama ... 18

D. Hipotesis... ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 20

B. Variabel penelitian dan definisi operasional ... 22

(8)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Validitas dan Reliabilitas ... 27

F. Analisis Data ... 30

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 31

1. Sejarah Singkat SMP Sunan Giri ... 31

2. Identitas sekolah ... 34

3. Visi dan Misi ... 34

4. Kondisi Peserta Didik, tenaga pendidik dan kependidikan ... 35

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 36

B. Penyajian Data ... 38

1. Penyajian Data interview Marketing Mix ... 38

2. Penyajian Data tentang keputusan konsumen ... 39

C. Uji Validitas dan reliabilitas ... 40

D. Penyajian data Kuesioner.. ... 43

E. Analisis Data.. ... 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 70

B. Saran ... 71

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, semua bangsa dihadapkan pada suatu persaingan, untuk itu

semua bangsa harus memiliki daya tawar tinggi serta memiliki keunggulan yang

komparatif. Konsep globalisasi menciptakan paradigma borderless world, yaitu

dunia yang tidak mengenal batas-batas teritorial sebuah bangsa. Dampaknya turut

menciptakan persaingan yang semakin tinggi pada semua aspek kehidupan.

Begitu pula dengan pendidikan dimana pengelolaannya tak hanya dapat dilakukan

dengan cara tradisional namun membutuhkan inovasi-inovasi khusus sehingga

output pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Pengelolaan pendidikan menjadi sangat penting dimana pertumbuhan dan

perkembangan lembaga dipengaruhi oleh kemampuan administrator dalam

melakukan scanning lingkungan eksternal, kompetitor, potensi internal serta harus

dapat menciptakan strategi yang mumpuni untuk memenangkan persaingan tanpa

harus menghilangkan esensi dari pendidikan itu sendiri.

Fokus dari manajemen pendidikan mengalami perubahan dari sekedar

melayani proses pendidikan menjadi bagaimana membuat pemakai jasa

pendidikan menjadi pelanggan pendidikan yang akan memberikan loyalitas tinggi

(10)

2

Persaingan dalam dunia pendidikan tak dapat terelakkan lagi, banyak

lembaga yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini

banyak terjadi merger dari lembaga pendidikan. Kemampuan administrator untuk

memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam meningkatkan dan

mempertahankan pertumbuhan lembaganya.

Jika administrator pendidikan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan

oleh konsumen, maka dapat dipastikan lembaga pendidikan akan kehilangan

banyak kesempatan untuk menjaring konsumen. Manajemen marketing

merupakan salah satu ilmu yang telah lama berkembang dan sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu lembaga pendidikan untuk bisa bertahan.

Marketing Mix sendiri merupakan suatu perangkat dilembaga pendidikan

yang terdiri dari 4 variabel yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan saluran

distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberahasilan pemasaran

lembaga pendidikan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan

kebutuhan yang dipilih atau segmen pasar yang diinginkan.

Kotler mendefinisikan Marketing Mix ( bauran pemasaran ) adalah kiat

pemasaran yang digunakan lembaga pendidikan untuk mencapai sasaran

pemasarannya.1 Sedangkan Jeromie Mc-carthy dalam bukunya fandy tjiptono merumuskan marketing mix menjadi 4 P ( Product, Price, Promotion, Place,).2

1

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran ( Jakarta : PT Macanan Jaya, 2009 ), 442 2

(11)

3

Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk

diterapkan, salah satunya adalah lembaga pendidikan dapat melihat dari faktor

bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan

salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

suatu produk.3

Dalam sebuah lembaga pendidikan Marketing Mix memegang peranan

penting daalam upaya mencapai tujuan lembaga pendidikan, karena marketing

mix atau bauran pemasaran merupakan suatu strategi dalam mentransformasikan

alur informasi dari lembaga pendidikan kepada konsumen.

SMP Sunan Giri Menganti merupakan salah satu lembaga pendidikan

formal yang memberikan kontribusi dalam pembangunan pendidikan bagi anak

didiknya. Dan dalam menarik minat konsumen pendidikan lembaga ini

menggunakan strategi Marketing Mix. Hal ini dikatakan cukup berhasil karena

dalam setiap tahunnya peserta didik di lembaga tersebut mengalami kenaikan

yang cukup signifikan meski banyak lembaga yang berdiri tak jauh dari lokasi

SMP Sunan Giri yang menawarkan berbagai fasilitas namun tetap saja para

konsumen pendidikan tidak meninggalkannya, hal ini yang menarik minat peneliti

untuk melakukan penelitian di tempat ini.

3

(12)

4

Mengacu pada latar belakang diatas, maka penulis mengambil penelitian

dengan judul : Hubungan Strategi Maraketing Mix Dengan Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama Di SMP Sunan Giri Menganti Gresik. Dengan harapan melalui penelitian ini penulis mampu menggali dan memahami implementasi strategi marketing mix serta hubungannya

dengan konsumen pendidikan di SMP Sunan Giri Menganti Gresik agar dapat

diaplikasikan kelak.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan di atas, maka masalah yang timbul dan akan dibahas

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagamaimana strategi marketing mix di SMP Sunan Giri Menganti?

2. Bagaimana keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama

di SMP Sunan Giri Menganti ?

3. Apakah ada Hubungan antara strategi marketing mix dengan keputusan

konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri

Menganti? Bila ada, sejauh mana hubungan antara kedua variabel tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Dari Rumusan Masalah yang telah ada, dapat diketahui bahwa tujuan

penelitian yang akan dilakukan adalah untuk:

1. Untuk mengetahui Bagamaimana strategi marketing mix di SMP Sunan Giri

(13)

5

2. Untuk mengetahui keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah

pertama di SMP Sunan Giri Menganti

3. Untuk mengetahui Apakah ada Hubungan antara strategi marketing mix

dengan keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di

SMP Sunan Giri Menganti atau tidak

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ada tiga yaitu manfaat secara teoritis,

empiris,dan praktis.

1. Secara Teoritis

Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya

memberi informasi mengenai hubungan strategi marketing mix dengan keputusan

konsumen pendidikan di SMP Sunan Giri Menganti Gresik.

2. Secara Praktis

a. Untuk Lembaga pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada

Lembaga pendidikan mengenai strategi pemasaran pendidikan yang cukup efektif

digunakan dalam menarik minat konsumen agar memutuskan untuk memilih

(14)

6

b. Untuk Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu yang

bermanfaat dalam kehidupannya. Dan dapat dijadikan acuan ketika nanti terjun

langsung di lembaga pendidikan.

c. Untuk Peneliti lain

Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini

dengan memadukan keadaan yang ada.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian ini. Sejauh eksplorasi peneliti, belum ada penelitian

yang membahas tema, “Hubungan marketing Mix Dengan Keputusan Konsumen

Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik

“Namun ada beberapa penelitian terdahulu tentang Marketing Mix dan Keputusan

konsumen sebagai berikut :

Penulis Perbedaan Persamaan

(15)
(16)

Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi dari pada laporan

penelitian ini, serta isi laporan penelitian tersusun secara sistematis sehingga

dapat memenuhi kriteria penulisan secara ilmiah, maka peneliti menganggap

perlu untuk membuat sistematika pembahasan.

BAB I merupakan Bab pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan permasalahan, manfaat penelitian,

penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.

BAB II merupakan Kajian Pustaka. Bab ini menguraikan Kajian Pustaka

mengenai (1) Strategi marketing Mix, (2) konsumen pendidikan.

BAB III merupakan bab metode penelitian. Bab ini menguraikan (1)

variabel Penelitian (2) populasi, sampel dan teknik sampling, (3) teknik

pengumpulan data, (4) validitas dan reliabilitas, (5) analisis data.

BAB IV merupakan bab hasil penelitian. Bab ini menguraikan tentang

(1)Implementasi strategi marketing mix di SMP Sunan Giri Menganti-Gresik,

(2)Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP

(17)

9

keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan

Giri Menganti-Gresik.

BAB V merupakan bab penutup. Bab ini memuat kesimpulan, saran-saran,

kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Marketing Mix

1. Strategi

Menurut stooner, freeman, dan gilbert,jr. Konsep strategi dapat

didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu (1) dari

perspektif apa yang organisasi ingin lakukan ( intens to do ), dan (2) dari

perspektif organisasi yang akhirnya lakukan.

Berdasarkan perspektif pertama dapat didefinisikan sebagai program

untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan

misinya.Sedangkan perspektif yang kedua strategi didefinisikan sebagai pola

tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

Strategi secara ekplisit merupakan kunci keberhasilan dalam

menghadapi lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi

anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang

diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan

(19)

11

2. Marketing Mix

Marketing adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan

barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan

waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.1 Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari

menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Mengetahui apa saja yang

diinginkan oleh konsumen yang berkenaan dengan produk, kinerja serta

kualitas adalah tahap pertama yang sangat penting dari kegiatan pemasaran.

Dalam manajemen marketing kita mengenal adanya marketing mix

(bauran pemasaran), yiatu Usaha manajemen suatu organisasi marketing

untuk mencapai sasaran, dilakukan dengan cara mengkombinasikan dan

memobilisasikan sumber-sumber interen dan eksteren dengan menyesuaikan

pada kendala unsur lingkungan dalam merumuskan suatu kegiatan marketing.

Perpaduan variabel-variabel yang dimobilisasi untuk memenuhi

kebutuhan suatu golongan konsumen disebut adonan/bauran pemasaran

(marketing mix) Singkatnya, marketing mix adalah suatu kesatuan alat-alat

(tools) marketing yang digunakan oleh perusahaan/organisasi untuk mencapai

tujuan-tujuan marketingnya pada pasar sasaran (target market) tertentu.

Dasar konsep marketing adalah marketing strategis, yang merupakan

kombinasi dari variabel-variabel yang dapat dikontrol oleh organisasi/

1

(20)

12

perusahaan. Marketing mix adalah perpaduan dari variabel-variabel interen

yang dapat dikontrol, dimobilisasi untuk mencapai pasar sasaran (segmen)

tertentu.

Kotler mengungkapkan “Marketing mix describes the set of tools that

management can use to influence sales. The traditional formulation is called

the 4Ps – produk, price, place, and promotion .2 Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa marketing mix adalah kombinasi dari empat

variabel (produk, price, place, promotion) yang merupakan inti dari

pemasaran perusahaan atau organisasi .

Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai empat variabel

yang terdapat pada marketing mix :

a. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang

meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan

gagasan atau buah pikiran. Dalam produk ini teerkandung fungsi produk

tersebut dan faktor lain yang diharapkan oleh konsumen yang sering

dinyatakan sebagai produk plus (pelayanan). Faktor-faktor yang

terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan

(features), pilihan yang ada (options), gaya (styles), merek (brand names),

2

(21)

13

pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis product (product lines),

macam (product items), jaminan (warranties), dan pelayanan

(services).3

Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur

yang paling penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang

lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan

menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan

cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup

keputusan tentang acuan atau bauran produk ( product mix ) , merek

dagang, kemasan produk, tingkat mutu atau kualitas produk, dan pelayanan

yang diberikan.

Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran

pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau

mengatasi persaingan. Oleh karena itu, strategi produk sebenarnya

merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk

melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran.4

b. Harga ( Price )

Philip kotler dan garry amstrong mendefinisikan harga sebagai berikut

: “ price is the amount of money charged for a product or services “.5

3

Sofjan Assauri,Manajemen Pemasaran ( Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2015),Hal 200 4

Ibid,hal 200. 5

(22)

14

Mursid menyatakan keadaan dimana penetapan harga menjadi

sangat penting karena :

1) Produk adalah bahan baku

2) Harga merupakan alat utama untuk membedakan produk dan produk

pesaing

3) Konsumen berpenghasilan rendah.6

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing yang menghasilkan

penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja.

Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak

perusahaan yang kurang sempurna dalam dalam menangani permasalahan

penetapan harga tersebut.

Menurut David wijaya, jenis masukan baiaya satuan pendidikan ada

dua jenis, yaitu :

1. Biaya satuan pendidikan operasi lancar, yaitu biaya input pendidikan

yang habis digunakan selama satu tahun atau kurang dan biaya yang

dikeluarkan secara berulang-ulang per siswa per tahun.

2. Biaya satuan pendidikan investasi pembangunan, yaitu biaya input

pendidikan yang penggunaannya lebih dari satutahun dan dihitung per

siswa per tahun.7

c. Lokasi ( Place )

6

Mursid, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta: Bumi Aksara,2014),Hal 78 7

(23)

15

Philip kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan lokasi sebagai

berikut : “ Place is a set of independent organization that help make a

product or service available for use or consumption by the consumer or

bussiness user “.8

Definisi lokasi tersebut diartikan sebagai kumpulan dari

organisasi-organisasi yang bebas, yang membuat barang atau jasa menjadi tersedia

sehingga pelanggan dapat menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa

tersebut. Pelanggan yang dimaksud bisa merupakan pelanggan individu yang

mengkonsumsi ataupun pelanggan bisnis yang menggunakan jasanya atau

menjadi pembeli pertama.

Menurut Alma, pemilihan tempat atau lokasi jasa pendidikan

membutuhkan pertimbangan cermat terhadap bebrapa faktor berikut :

1) Akses

2) Visibilitas, yaitu sekolah dapat dilihat dengan jelas tentang keberadaan

fisiknya

3) Lalu lintas

4) Tempat parkir yang luas dan aman

5) Ekspansi, yaitu ketersediaan lahan untuk kemungkinan peerluasan usaha

6) Lingkungan

7) Persaingan, yaitu lokasi sekolah kompetitor

8

(24)

16

8) Peraturan pemerintah.9

d. Promosi ( promotion )

Philip kotler mendefinisikan promosi sebagai berikut : “Promotion is

the specific blend of advertising, sales promotion, public relation, personal

selling and direct marketing tools that the company uses to persuasively

communicate to customer value and build customer relationship”.10

Menurut Charles.w. Lamb “ promosi adalah komunikasi dari pemasar

yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli

suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh

respon”.11

Menurut AMA ( American Marketing Assocition ) variabel-variabel

bauran promosi ada empat, yaitu :12 1) Periklanan

2) Penjualan Pribadi

3) Publisitas

4) Promosi penjualan

Semua itu dilakukan secara bersama sehingga mampu meningkatkan

nilai sebuah produk jasa.

B. Keputusan Konsumen

9

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan,(Jakarta : Salemba Empat, 2012 ),Hal 143 10

Mokoginta, E-book manajemen pemasaran ,jilid 1 edisi internal hal 132 11

Charles.w.lamb,Pemasaran (marketing),(Jakarta : Salemba Empat,2012 )hal 145 12

(25)

17

Menurut Kotler (2005) bahwa : Pengambilan keputusan konsumen

berbeda-beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian. Selanjutnya dikatakan

bahwa : para konsumen melewati lima tahap: pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca

pembelian.13 Jelas bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.

Sikap konsumen yang telah terpola dari proses pengenalan kebutuhan

akan merangsang konsumen untuk melakukan pencarian informasi baik secara

internal maupun eksternal. Informasi ini akan menggiring konsumen untuk

mengambil evaluasi alternative tentang keputusan pembelian yang dipengaruhi

kepercayaan, sikap, dan nilai yang dimiliki calon konsumen yang pada akhirnya

akan mengambil sebuah keputusan pembelian/penggunaan atau tidak, termasuk

proses pemecahan masalah pasca pembelian/penggunaan.

Sikap keputusan pembelian/penggunaan dimulai dari pengenalan

kebutuhan, pengenalan kebutuhan akan berhubungan dengan ingatan konsumen

tentang stimulus yang diperolehnya. Ingatan konsumen akan dipengarhi oleh

faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, situasi

dan keluarga. Disamping faktor lingkungan perbedaan individu akan sangat

menentukan pemahaman akan pengenalan kebutuhan. Proses keputusan dapat

digambarkan dalam grafik berikut ini:14

13

Buchori Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran jasa (Bandung,Alfabeta,2011),99. 14

(26)

18

C. Hubungan Marketing mix dengan keputusan konsumen dalam memilih Sekolah menengah pertama

Keputusan konsumen dalam membeli suatu produk pada masing masing

individu dipengaruhi oleh kualitas produk, lokasi dimana barang atau jasa

dipasarkan, bagaimana cara promosinya dan berapa harga yang ditetapkan oleh

sebuah perusahaan ataupun lembaga.Terlepas dari keempat hal diatas, Berikut

Perbedaan individu

Pengaruh lingkungan

Strategi pemasaran

Proses psikologis Proses

(27)

19

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam

melakukan pembelian:15 1. Kebudayaan

Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan adalah” : keseleluruhan

sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.16

Dalam masyarakat kebudayaan yang terbangun sedikit banyak akan

mempengaruhi seseorang dalam menjatuhkan pilihan mengenai suatu hal

baik itu pendidikan ataupun layanan jasa yang lainnya.

2. Sosial

Pengaruh dalam faktor sosial ini terdiri dari beberapa hal, yaitu:

a. Kelompok referensi, kelompok ini merupakan beberapa orang yang

bisa mepengaruhi seseorang dalam meilih suatu produk ataupun

layanan jasa. Contohnya seperti tetangga,teman,dsb.

b. Keluarga, Masing-masing anggota keluarga bisa saja berbeda untuk

membeli sesuatu. Peranan yang berbeda dari setiap anggota. Keluarga

juga dapat mempengaruhi dalam keputusan pembelian. Oleh karena itu

pemasar harus mengetahui peran masing-masing anggota keluarga,

yaitu siapa yang menjadi pengambil insiatif, penentu, pembeli atau

15

Ibid,hal 98. 16

(28)

20

siapa yang menjadi pemegang pengaruh paling kuat dalam

pengambilan keputusan.

3. Personal, Terdiri dari usia, pekerjaan, kondisi perekonomian, gaya hidup,

serta kepribadian seseorang.

4. Psikologi yang Terdiri dari motivasi, persepsi, pengalaman, sikap dan

kepercayaan.

Marketing mix yang merupakan salah satu strategi pemasaran dimana

pihak pemasar mencampurakan variabel-variabel pemasaran yang dapat

digunakan dalam menarik minat konsumen, Jelaslah memiliki hubungan yang

signifikan dalam pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih produk

atau layanan jasa yang akan dipakai.

D. Hipotesis

Berangkat dari rumusan masalah diatas, khususnya dengan masalah yang

berhubungan dengan variabel-variabel , maka dalam kaitan ini dapat ditentukan

hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis kerja atau alternative yang diberi simbol huruf (Ha), yaitu

Hipotesa yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

Ha : ada korelasi positif yang signifikan, antara variabel X (marketing mix)

dan variabel Y (Keputusan konsumen) dalam memilih sekolah menengah

(29)

21

Hipotesa nihil (Hipotesa Nol) yang diberi lambang (Ho) yang

menunjukkan tidak adanya pengaruh antara kedua variabel tersebut.

Ho : tidak adanya korelasi positif yang signifikan, antara variable X

(marketing mix) dan variable Y (Keputusan konsumen) dalam memilih sekolah

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, yaitu mengambil

sampel dari satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

pokok. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif, dengan jenis pendekatan non eksperimen. Dalam

penelitian ini peneliti menganalisis hubungan antara satu variable (x) dengan satu

variabel (y) lainnya atau bagaimana satu variable berhubungan dengan variabel

lainnya, sifat hubungan yang dimaksud bisa positif atau searah dan bisa negative

atau terbalik.

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian

yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan

fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan

mengendalikan keadaan. 1 Penelitian ini berjudul “Hubungan strategi marketing mix dengan keputusan konsumen dalam memilih sekolah

menengah pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik”

(31)

22

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan

manajerial dan ekonomi.2

2. Waktu dan lokasi Penelitian a. Waktu Penelitian

Karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka waktu penelitian ini

kami laksanakan hanya dalam 3 tahap pada bulan ( Januari 2017 - April

2017).

Tahap 1 : Kunjungan/survey sekolah (Januari 2017)

Tahap 2 : Rencana Penelitian: Proposal dan Surat Izin Penelitian (Januari

2017)

Tahap 3 : Proses Penelitian (Mei-Juni 2017)

Tahap 4 : Penulisan Laporan (Juni 2017 –Juli 2017)

b. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di SMP Sunan Giri Menganti yang

beralamatkan di Desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.

Peneliti mengambil lokasi tersebut karena pemilihan dan penentuan

lokasi tersebut dilatar belakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar

kekhasan, ketertarikan, dan sesuai dengan penelitian kami yang membahas

tentang Hubungan strategi marketing Mix dengan keputusan konsumen

dalam memilih Sekolah menengah pertama.

2

(32)

23

B. Variabel Penelitian Dan Definisi operasional 1. Variabel Penelitian

Menurut sugiono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tentu, yang

diterapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua

variabel, yaitu variabel independen. Adapun penjelasan dari masing – masing

variabel adalah sebagai berikut :

a. Variable Bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi sifat yang

mengakibatkan hasil berbeda atau bervariasi.3 Adapun variable bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Marketing Mix.

b. Variable terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh hasil obyek

penelitian.4 Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri

Menganti.

2. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel di ukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya

pengukuran tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

3

CG.Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI PERS, 1993),hal 6 4

(33)

24

a. Marketing Mix

marketing mix (bauran pemasaran), yaitu Usaha manajemen suatu

organisasi marketing untuk mencapai sasaran, dilakukan dengan cara

mengkombinasikan dan memobilisasikan sumber-sumber interen dan

eksteren dengan menyesuaikan pada kendala unsur lingkungan dalam

merumuskan suatu kegiatan marketing.

b. Keputusan kosumen

Keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan sikap dan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau

lebih sesuatu dan memilih salah satu diantaranya.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009: 80) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.5 Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah

dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Sunan Giri

5

(34)

25

Menganti dengan observasi penelitian pada bagian pemasaran pendidikan dan

konsumennya.

2. Sampel

Menurut Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan teknik sampling adalah

teknik dalam pengambilan sampel, dalam penelitian ini adalah teknik

sampling yang digunakan adalah non probability sampling,yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel seperti ini

melipuyi, sampling sistematis (teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut), sampling kuota (teknik

untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu

sampai jumlah yang diinginkan), sampling incidental (teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulam bertemu dengan

peneliti), sampling purposive (pengambilan sampel dengan pertimbangan

tertentu), sampling jenuh (trknik epengambilan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel), dan snowball sampling (teknik

penentuan samepel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar).6 Makin besar sampel mendekati populasi, maka kesalahan generalisasi

semakin kecil dan sbeliknya. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari

populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:

6

(35)

26

Keterangan:

λ dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%

P = Q = 0,5

S= Jumlah sampel

Sampel yang penulis ambil peserta didik dan peserta didik di SMP

Sunan Giri yang berjumlah 255 peserta didik dari populasinya yang berjumlah

978 dengan tingkat kesalahan 5% .

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dari

berbagai sumber data yaitu :

1. Angket

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang telah

diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut

bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.7 Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan

keputusan konsumen pendidikan dalam memilih sebuah lembaga pendidikan.

2. Wawancara (Interview)

Interview adalah sebuah dialog percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

7

(36)

27

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (intervewee) yang

memberi jawaban atas pertanyaan itu.8

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatp muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan.9

Dalam penelitian nantinya peneliti akan menggunakan metode

interview dengan pendekatan yang menggunakan petunjuk umum wawancara.

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan

garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara

berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk

wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.

Metode ini digunakan untuk mencari informasi tentang gambaran

singkat sejarah berdirinya SMP Sunan Giri Menganti Gresik dan

implementasi marketing mix. Metode ini digunakan dengan alasan bahwa

informasi yang di peroleh dari interview dapat dijadikan sebagai acuan awal

dalam melaksanakan tahap penelitian selanjutnya.

8

Ibid, hal 135 9

(37)

28

E. Validitas Dan Reliabilitas

Alat-alat pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama.

Alat itu harus valid (sahih) dan harus reliable (dapat dipercaya).10 1. Validitas

Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang

harus diukur oleh alat itu. Ada tiga macam validitas yaitu: (1) validitas isi,

(2) validitas prediktif, (3) validitas construct (konstruk).

a. Validitas Isi

Validitas Isi adalah isi atau bahan yang diuji atau dites relevan

dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar

belakang orang yang diuji.

b. Validitas Prediktif

Validitas Prediktif adalah kesesuaian antara ramalan (prediktif)

tentang seseorang dengan kelakuannya yang nyata.

c. Validitas Contruct

Validitas construct bertujuan untuk meneliti

komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur oleh alat itu.

Selanjutnya untuk menghitung korelasi antara masing-masing

butir pertanyaan dengan skor total memakai rumus tehnik korelasi

product moment, yang rumusnya seperti berikut :

10

(38)

29

Rxy =

Keterangan :

r : koefisien validitas

X : skor pada subyek item n

Y : skor total subyek

XY : skor pada subyek item n dikalikan skor total

N : banyaknya subyek

Koefisien korelasi ini merupakan koefisien validitas. Jika koefisien

korelasi hitung lebih besar dari koefisien korelasi tabel maka butir

pertanyaan tersebut dinyatakan valid.11 2. Reliabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur

suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang

sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang

sama.12

Berikut ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen

yang datanya interval misalnya angket atau soal bentuk uraian.

R11 = [

11

Warsono Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), hal 132. 12

(39)

30

Menurut Azwar bahwa tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik

ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Semakin

tinggi koefisisen korelasi antara hasil ukur dari dua alat yang paralel berarti

konsistensi antara keduanya semakin baik. Biasanya koefesien reliabilitas

berkisar antara 0 sampai 1,00, jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00

berarti semakin tinggi reliabilitasnya.13

F. Analisis Data

Jenis data dan skala pengukuran menentukan teknik analisis data yang

akan digunakan. Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Disini penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang

berbentuk angka atau data kualitatif yang telah diberi skor/nilai.

Untuk menganalisa yang telah diperoleh melalui observasi, interview

dan penyebaran kuisioner, dan semua data dihimpun, maka peneliti

menggunakan langkah selanjutnya yaitu menganalisa data. Pada tahap ini

dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan

kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab permasalahan-permasalahan

yang diajukan dalam penelitian. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah

untuk memperoleh jawaban tentang Hubungan Maketing mix dengan

Keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama di SMP

13

(40)

31

Sunan Giri Menganti Gresik, maka peneliti menggunakan teknik analisa

statistic guna mengetahui kebenaran yang ada atau mencari dan mengetahui

ada tidaknya Hubungan Maketing mix dengan Keputusan konsumen dalam

memilih sekolah menengah pertama di SMP Sunan Giri Menganti Gresik.

Adapun rumus yang digunakan adalah “Koefisien Korelasi Produck

Moment”:

Keterangan :

Rxy : Angka indeks korelasi „r’ product moment

Σx2

: Jumlah deviasi skor X setelah terlebih dahulu dikuadratkan

ΣY2

: Jumlah deviasi skor Y setelah dikuadratkan

Adapun untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh menggunakan

table koefisien Korelasi dengan nilai „r’ atau dikonsultasikan dengan table „r’

Koefisien korelasi. Berikut ini tabelnya :

Tabel 3.1

Nilai Koefisien korelasi

Besarnya nilai ‘r’ Interpretasi

Antara 0,800 s/d 1.000 Tinggi

Antara 0,600 s/d 0,800 Cukup

(41)

32

Antara 0,200 s/d 0,400 Rendah

Antara 0,000 s/d 0,200

Sangat rendah/tidak

berkorelasi

Nilai koefisien korelasi ‘r’ berkisar antara -1 sampai +1 yang kriteria

pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:14

1. Jika nila r > 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu

makin besar nilai variable X (independent), makin besar pula nilai

variable Y (dependen), atau sebaliknya.

2. Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan linier negative, yaitu

semakin besar nilai variable X (independent), maka makin kecil nilai

variable Y (dependen), dan sebaliknya.

3. Jika r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variable X dan

Y.

4. Jika nilai r = -1 atau r = +1 maka telah terjadi hubungan linier sempurna,

yaitu garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke

angka 0, maka garis makin tidak lurus.

14

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum objek penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Smp Sunan Giri

Semangat dan Upaya generasi muda islam serta Tokoh islam

Masyarakat Menganti, bahwa mereka telah menyadari pentingnya pendidikan

bagi manusia dan didorong oleh tanggung jawab yang besar terhadap

kemajuan umat islam, khususnya di wilayah Kecamatan Menganti dan

sekitarnya. Mereka kemudian mengadakan pertemuan pada tanggal 26

September 1965 bertempat dirumah Bapak Soerawi (Ayah Bapak Mangun

Soewito) Dusun Sidomulyo Desa hulaan kecamatan menganti Kabupaten

Gresik untuk membahas masalah tersebut yang dihadiri oleh :

a. Abdur rochman Menganti

b. Muchtarom Achyar Randupadangan

c. Achmad Salamun Menganti

d. Mangoen Suwito Sidomulyo Hulaan

e. Muta’ali Boboh

f. Abdulloh Zaini Setro

g. Moelyono Gadingwatu

h. Muchid Ghofar Putatlor

i. Moh.Nur Huda Setro

(43)

34

Dalam pertemuan tersebut mereka sepakat mendirikan Sekolah Kejuruan

yaitu Pendidikan Guru Agama (PGA), dengan harapan untuk

menghasilkan kader Guru Agama di sekolah dasar dan Madrasah

Ibtidaiyah, khususnya di wilayah Kecamatan Menganti dan sekitarnya.

Kemudian pada tahun 1971 didirikanlah SMP Sunan Giri.

2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMP Sunan Giri

NSS : 204050103010

NDS : E01032002

NPSN : 20500546

Status Akreditasi : A

Kategori Sekolah : Sekolah berstandar nasional (SSN)

Alamat : Jl.Raya Sunan Giri No.16 Menganti-Gresik

No.Telp : (031) 79133050

Nama Kepala Sekolah : Muhammad Sholikhun, S.Ag, M.Pd.I

Tahun didirikan : 1971

Kepemilikan tanah : Yayasan

Luas tanah :10.468 m2

No.rekening rutin : 0272459142 ( Bank JATIM cabang Gresik )

(44)

35

“ Terciptanya sekolah yang unggul dalam prestasi, berakhlaq al-karimah dan

peduli lingkungan”

Misi :

a. Melaksanakan pembelajaran yang disiplin dan islami

b. Melaksanakan bimbingan akhlaq al-karimah

c. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan

d. Mewujudkan sekolah yang bersih,rindang dan cinta lingkungan

4. Kondisi Siswa, pendidik dan tenaga kependidikan SMP Sunan Giri Menganti

a. Kondisi siswa tahun ajaran 2013/2014 – 2016/2017

Jumlah peserta didik di SMP Sunan Giri Menganti selalu

mengalami kenaikan hal ini dapat dilihat dari tabel daftar peserta pendidik

mulai dari tahun ajaran 2013/2014 hingga tahun ajaran 20162017 berikut.

Tabel 4.1

Daftar peserta didik tahun ajaran 2013/2014-2016/2017

Tahun

Kelas

VII VIII IX

2013/2014 285 org (7 rbl) 238 org (7 rbl) 243 org (7 rbl)

2014/2015 300 org (8 rbl) 285 org (7 rbl) 238 org (7 rbl)

2015/2016 326 org (9 rbl) 300 org (8 rbl) 285 org (7 rbl)

2016/2017 352 org (9 rbl) 326 org (9 rbl) 300 org (8 rbl)

(45)

36

Pendidik atau guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab

memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam

perkembangan jasmani atau rohaninya agar mencapai kedewasaannya,

mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di

permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang

sanggup berdiri sendiri.

Adapun pendidik yang berada di SMP Sunan Giri terdiri dari 44

orang, dengan jumlah pendidik Pria sebanyak 20 orang dan jumlah

pendidik wanita sebanyak 24 orang. Sedangkan tenaga pendidikan yang

bertugas sebanyak 7 orang, dengan perincian satu orang pustakawan, tiga

orang tata usaha (TU) dan 3 laboran yang terdiri dari laboran IPA, bahasa

dan komputer. Berikut ini merupakan perincian dalam tabel.

Tabel 4.2

Daftar pendidik dan tenaga kependidikan tahun ajaran 2016/2017

Keterangan Jumlah

Tenaga pendidik (guru) 44 orang

Pustakawan 1 orang

Laboran (IPA/Bahasa/Komputer) 3 orang

Staf tata usaha 3 orang

(46)

37

Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam kegiatan

belajar mengajar karena dengan adanya sarana dan prasarana dapat

menunjang terbentuknya suasana yang memberikan dorongan pada peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk menunjang proses pembelajaran, fasilitas yang dimiliki SMP

Sunan Giri Menganti adalah:

1) 25 ruang kelas pembelajaran yang ideal

2) 1 perpustakaan

3) 1 laboratorium IPA

4) 1 laboratorium Bahasa

5) 1 laboratorium Komputer

6) 1 ruang UKS

7) Ruang multimedia

8) Ruang keterampilan

9) Tempat beribadah/masjid

10)Kantor guru

11)Ruang OSIS

12)Ruang BK

13)Kantin

14)Lapangan olahraga

(47)

38

6. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik dan orang tuanya. Penulis

mengambil tujuh kelas sebagai sampel penelitian yang terdiri dari empat kelas VII

dan tiga kelas VIII. Dengan rincian kelas VII terdiri dari 148 peserta didik, dan

kelas VIII terdiri dari 107 peserta didik. Berikut perinciannya dalam tabel :

Tabel 4.3

Daftar Jumlah subjek Penelitian

B. Penyajian data interview

1. Strategi Marketing Mix di SMP Sunan Giri

Dalam wawancara atau interview ini yang menjadi narasumber adalah

kepala sekolah yaitu bapak sholikhun,S.Ag,M.Pd.I dan Waka Kesiswaan yaitu

bapak Agus Sholikhun,S.Pd., menurut beliau manajemen marketing

merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan oleh pihak

No Kelas Jumlah

1 VII ( 4 Rombel ) 148

2 VIII ( 3 Rombel ) 107

(48)

39

pengelola sekolah. Alasan mendasarnya adalah secara langsung manajemen

marketing berkaitan erat dengan banyaknya jumlah peserta didik yang akan

bernaung dalam sebuah lembaga pendidikan.

SMP Sunan Giri sudah sangat lama mengimplementasikan manajemen

marketing yang membaurkan berbagai macam unsur untuk menarik minat

konsumen pendidikan meski pada awalnya belum mengetahui secara pasti

bagaimana teorinya, namun lambat laun seiring dengan kemajuan teknologi

pihak manajemen sekolah mulai belajar dari berbagai sumber bagaimana

memasarkan pendidikan ini lebih baik, dan akhirny pihak manajemen sekolah

memutuskan untuk menggunakan Marketing Mix sebagai strategi persuasif

untuk menarik minat pasar. Karena manajemen sekolah meyakini bahwa SMP

Sunan Giri mampu bersaing dengan sekolah yang berdiri disekitarnya baik

dari segi produk yang dihasilkan (Product), biaya (Price) terjangkau yang

harus dikeluarkan peserta didik, juga tempat (Place) yang strategis dan mudah

dijangkau dengan transportasi darat apapun.

Tak hanya product,price dan place saja yang jadi perhatian pihak

sekolah juga memperhatikah bukti fisik ( physical evidence ) yang berupa

fasilitas-fasilitas baik itu sarana ataupun prasarana agar tak hanya terlihat

cantik di brosur namun juga terbukti dalam kenyataannya, hal ini terlihat dari

hampir setiap tahun SMP Sunan Giri melakukan Perbaikan-perbaikan. Dan

(49)

40

pelayanan yang baik, untuk mewujudkan good service para warga sekolah

berusaha untuk membudayakan 5 S (senyum,sapa,salam,sopan dan santun).

2. Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama

Data mengenai keputusan konsumen ini penulis dapatkan dari

wawancara dengan peserta didik sebanyak 21 orang yang penulis ambil dari

kelas XI yang bukan bagian dari sampel yang penulis ambil untuk pengisian

kuesioner.

Dari beberapa wawancara dengan para narasumber rata-rata menjawab

dengan jawaban yang sama bahwasannya memutuskan untuk memilih SMP

Sunan Giri karena tertarik dengan kualitas SMP Sunan giri baik dari segi

lulusannya yang banyak diterima di SMA ataupun MA unggulan,banyaknya

prestasi akademik ataupun non akademik yang diraih, tempatnya yang

strategis ataupun gedung dan fasilitas yang memadai.keputusan itu dibuat oleh

peserta didik yang bersangkutan setelah melalui proses diskusi dan beberapa

pertimbangan dengan para orang tua peserta didik tersebut.

Namun ada satu peserta didik yang menjawab bahwa dia memilih

SMP sunan Giri karena orang tuanya dulu merupakan alumni SMP Sunan

(50)

41

C. Uji validitas dan realibilitas 1. Uji validitas

Uji validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Hasil uji validitas dapat diketahui dengan adanya

ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan valid.

b. Nilai r hitung < nilai r tabel maka dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r tabel dengan nilai df=n-2, df=255-2=253, jadi N 253; pada

signifikansi 5% maka diketahui r tabel adalah 0,138. Sehingga, apabila r

hitung > 0,138 makadinyatakan valid.

Berikut dapat disajikan hasil uji validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Uji Validitas implementasi Marketing Mix ( variabel X)

Butir

Pertanyaan

r hitung r tabel Keterangan

X1 0,341 0,138 Valid

X2 0,145 0,138 Valid

X3 0,402 0,138 Valid

(51)

42

X5 0,722 0,138 Valid

X6 0,732 0,138 Valid

X7 0,662 0,138 Valid

X8 0,545 0,138 Valid

X9 0,350 0,138 Valid

X10 0,417 0,138 Valid

X11 0,341 0,138 Valid

X12 0,416 0,138 Valid

X13 0,412 0,138 Valid

X14 0,654 0,138 Valid

X15 0,402 0,138 Valid

X16 0,732 0,138 Valid

X17 0,416 0,138 Valid

(52)

43

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan yang

berjumlah 18 butir memiliki nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan valid

dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.5

Uji Validitas keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah pertama ( variabel Y)

Butir

Pertanyaan

r hitung r tabel Keterangan

Y1 0,535 0,138 Valid

Y2 0,375 0,138 Valid

Y3 0,688 0,138 Valid

Y4 0,512 0,138 Valid

Y5 0,575 0,138 Valid

Y6 0,315 0,138 Valid

(53)

44

Y8 0,512 0,138 Valid

Y9 0,222 0,138 Valid

Y10 0,255 0,138 Valid

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan yang

berjumlah 10 butir memiliki nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan valid

dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Nilai cronbach alpha > 0,6 menunjukkan bahwa kuesioner untuk

mengukur suatu variabel tersebut adalah reliabel. Sebaliknya,nilai cronbach

alpha < 0,6 menunjukkan bahwa kuesioner untuk mengukur variabel tidak

reliabel. Berikut disajikan nilai cronbach alpha untuk kedua variabel

penelitian.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas implementasi marketing Mix ( X ) dan Keputusan Konsumen ( Y )

Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan

Strategi Marketing Mix 0,773 Reliable

(54)

45

D. Penyajian data kuesioner

Penyajian data merupakan bagian yang sangat penting untuk proses

penelitian. Data yang sudah diperoleh dari hasil angket atau kuesioner perlu untuk

disajikan sebelum diolah atau dianalisis.

1. Penyajian Data Tentang Implementasi Marketing Mix Berdasarkan Kuesioner

Data yang peneliti sajikan dalam bagian ini adalah data mengenai Strategi

Marketing Mix yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Sebelum data

dianalisis maka terlebih dahulu peneliti sajikan daftar hasil sementara kuesioner

dengan dirinci persoal sebagaimana berikut:

Tabel 4.7

Soal 1 SMP Sunan Giri telah terakreditasi dengan nilai yang baik

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

Frekuensi %

Sangat Setuju

255

245 96

Setuju 10 4

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

(55)

46

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 1 SMP Sunan Giri telah

terakreditasi dengan nilai yang baik, dapat dijelaskan bahwa dari 255

responden, yang menjawab SS adalah 245 responden, yang menjawab S

adalah 10 responden, dan yang menjawab TS dan STS 0.

Tabel 4.8

Soal 2 SMP Sunan Giri memiliki tingkat kelulusan yang tinggi dan stabil

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

240 94

Setuju 15 6

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 2 SMP Sunan Giri memiliki tingkat

kelulusan yang tinggi dan stabil, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang

menjawab SS adalah 240 responden, yang menjawab S adalah 15 responden, dan

yang menjawab TS dan STS 0.

Tabel 4.9

(56)

banyak menjuarai berbagai kompetisi baik akademik ataupun non akademik, dapat

dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS adalah 230 responden, yang

menjawab S adalah 25 responden, dan yang menjawab TS dan STS 0.

(57)

48

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 4 SMP Sunan Giri memberikan

pelayanan yang baik, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS

adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80 responden, dan yang menjawab

TS dan STS 0.

Tabel 4.11

Soal 5 Uang SPP sesuai dengan fasilitas yang diberikan

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

135 53

Setuju 120 47

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor Uang SPP sesuai dengan fasilitas

(58)

49

adalah 135 responden, yang menjawab S adalah 120 responden, dan yang menjawab

TS dan STS 0.

Tabel 4.12

Soal 6 anda SMP Sunan Giri menyebarkan informasi melalui media internet

Jawaban

informasi melalui media internet, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang

menjawab SS adalah 120 responden, yang menjawab S adalah 125 responden, dan

yang menjawab TS 8 responden sedang yang menjawab STS 2 orang.

Tabel 4.13

Soal 7 SMP Sunan Giri memiliki banyak peminat

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

(59)

50

Sangat Setuju

255

80 69

Setuju 175 31

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 7 SMP Sunan Giri memiliki banyak

peminat, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS adalah 80

responden, yang menjawab S adalah 175 responden, dan yang menjawab TS dan

STS 0.

Tabel 4.14

Soal 8 SMP Sunan Giri selalu menyebar brosur untuk promosi

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

80 31

Setuju 100 39

Tidak Setuju 30 12

(60)

51

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 8 SMP Sunan Giri selalu menyebar

brosur untuk promosi, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab

SS adalah 80 responden, yang menjawab S adalah 100 responden, dan yang

menjawab TS 30 responden sedang yang menjawab STS 45 orang.

Tabel 4.15

Soal 9 SMP Sunan Giri menggunakan spanduk dan kalender untuk promosi

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

90 35

Setuju 100 39

Tidak Setuju 40 16

Sangat tidak setuju 25 10

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 9 SMP Sunan Giri

menggunakan spanduk dan kalender untuk promosi, dapat dijelaskan bahwa dari 255

(61)

52

responden, dan yang menjawab TS 40 responden sedang yang menjawab STS 25

orang.

Tabel 4.16

Soal 10 lokasi Sunan Giri Karena mudah dijangkau

Jawaban

dijangkau, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS adalah 235

responden, yang menjawab S adalah 20 responden, dan yang menjawab TS dan STS

0.

Tabel 4.17

Soal 11 lokasi SMP Sunan Giri mudah dilihat dari tepi jalan

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

(62)

53

Sangat Setuju

255

245 96

Setuju 10 4

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 11 SMP Sunan Giri Karena lokasi

mudah dilihat dari tepi jalan, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang

menjawab SS adalah 245 responden, yang menjawab S adalah 10 responden, dan

yang menjawab TS dan STS 0.

Tabel 4.18

Soal 12 SMP Sunan Giri memiliki lahan parkir yang luas

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

220 86

Setuju 30 12

Tidak Setuju 3 1

(63)

54

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 12 SMP Sunan Giri memiliki lahan

parkir yang luas, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab SS

adalah 220 responden, yang menjawab S adalah 30 responden, dan yang menjawab

TS 3 responden sedang yang menjawab STS 2 orang.

Tabel 4.19

Soal 13 SMP Sunan Giri memiliki lokasi yang mendukung kegiatan sekolah

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

175 69

Setuju 80 31

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 13 SMP Sunan Giri memiliki lokasi

yang mendukung kegiatan sekolah, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang

menjawab SS adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80 responden, dan

yang menjawab TS dan STS 0.

(64)

55

Soal 14 Staff di SMP Sunan Giri memiliki kompetensi profesional

Jawaban

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 14 Staff SMP Sunan Giri memiliki

kompetensi profesional, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden, yang menjawab

SS adalah 150 responden, yang menjawab S adalah 105 responden, dan yang

menjawab TS dan STS 0.

Tabel 4.21

Soal 15 tenaga pengajar di SMP Sunan Giri memiliki kompetensi profesional

(65)

56

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 15 tenaga pengajar di SMP Sunan

Giri memiliki kompetensi profesional, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden,

yang menjawab SS adalah 230 responden, yang menjawab S adalah 25 responden,

dan yang menjawab TS dan STS 0.

Tabel 4.22

Soal 16 SMP Sunan Giri memiliki gedung yang layak

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

120 47

Setuju 125 49

Tidak Setuju 8 3

Sangat tidak setuju 2 1

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 16 SMP Sunan Giri memiliki

(66)

57

adalah 120 responden, yang menjawab S adalah 125 responden, dan yang menjawab

TS 8 responden sedang yang menjawab STS 2 orang.

Tabel 4.23

Soal 17 SMP Sunan Giri memiliki ruang kelas dan sarana pembelajaran yang layak

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

175 69

Setuju 80 31

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 17 SMP Sunan Giri memiliki ruang

kelas dan sarana pembelajaran yang layak, dapat dijelaskan bahwa dari 255

responden, yang menjawab SS adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80

responden, dan yang menjawab TS dan STS 0.

Tabel 4.24

Soal 18 SMP Sunan Giri memiliki perpustakaan dengan buku yang lengkap

(67)

58

Alternatif ( Jumlah Sampel)

Sangat Setuju

255

175 69

Setuju 80 31

Tidak Setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 1 SMP Sunan Giri memiliki

perpustakaan dengan buku yang lengkap, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden,

yang menjawab SS adalah 175 responden, yang menjawab S adalah 80 responden,

dan yang menjawab TS dan STS 0.

2. Keputusan Konsumen

Data yang peneliti sajikan dalam bagian ini adalah data mengenai

keputusan konsumen dalam memilih Sekolah menengah pertama yang diperoleh

melalui penyebaran kuesioner. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu

peneliti sajikan daftar hasil sementara kuesioner dengan dirinci persoal

sebagaimana berikut:

Tabel 4.25

Soal 1 anda memilih SMP Sunan Giri karena tertarik dengan promosi yang dilakukan sekolah

(68)

59

Alternatif ( Jumlah Sampel)

Sangat Setuju

255

90 35

Setuju 100 39

Tidak Setuju 25 10

Sangat tidak setuju 40 16

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor memilih SMP Sunan Giri karena

tertarik dengan promosi yang dilakukan sekolah, dapat dijelaskan bahwa dari 255

responden, yang menjawab SS adalah 90 responden, yang menjawab S adalah 100

orang, dan yang menjawab TS 25 orang sedang yang menjawab STS 40 orang.

Tabel 4.26

Soal 2 anda memilih SMP Sunan Giri karena letaknya strategis

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

245 96

Setuju 10 4

(69)

60

Sangat tidak setuju -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 2 reponden memilih SMP Sunan

Giri karena karena letaknya strategis, dapat dijelaskan bahwa dari 255 responden,

yang menjawab SS adalah 245 orang, yang menjawab S adalah 100 orang, dan yang

menjawab TS dan STS 0.

Tabel 4.27

Soal 3 anda memilih SMP Sunan Giri karena biayanya terjangkau dan Sesuai fasilitas

Jawaban Alternatif

N

( Jumlah Sampel)

frekuensi %

Sangat Setuju

255

135 53

Setuju 120 47

Tidak Setuju -

Sangat tidak setuju -

Jumlah 255 100

Pada pertanyaan tabel dengan soal nomor 3 reponden memilih SMP Sunan

Gambar

Tabel 3.1  Nilai Koefisien korelasi
 Tabel 4.1
Tabel 4.2 Daftar pendidik dan tenaga kependidikan tahun ajaran 2016/2017
 Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji regresi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan paket program SPSS (Statistical Package for Social Science) 22.0 for Windows. Hasil analisis

Untuk melakukan uji validitas, peneliti menggunakan program SPSS v.16,0 for Windows dengan tehnik pengujian korelasi Bivariate Pearson (Pearson Product Moment

Peserta Keluarga Berencana (KB) yaitu pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan atau lebih

Hampir setengahnya dari jumlah responden yang memiliki status gizi kurus mengalami perkembangan yang sesuai dan sebagian besar responden yang memiliki status gizi

Untuk use case diagram laporan terdiri dari use case diagram cetak laporan pemesanan, penjualan, pembayaran, pengiriman, produk terlaris, stok produk dan laporan

Adapun selisih rata-rata hasil belajar dari keduanya adalah 10,29 dan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada materi lingkaran yang diperoleh dengan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS)16.0 For Windows, maka diperoleh

Berdasarkan hasil uji korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows yang telah dilakukan diperoleh besarnya korelasi antara variabel konsep diri