• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDEOLOGI MEDIA DALAM BERITA KONTROVERSI TARIF TINGGI USTADZAH OKI PADA TABLOID NURANI : ANALISIS WACANA MODEL VAN DIJK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDEOLOGI MEDIA DALAM BERITA KONTROVERSI TARIF TINGGI USTADZAH OKI PADA TABLOID NURANI : ANALISIS WACANA MODEL VAN DIJK."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

M. Muna’amatul Choirotus Saidah, B01213011, 2016. Ideologi Media Dalam

Berita Kontroversi Tarif Tinggi Ustadzah Oki Pada Tabloid Nurani (Analisis Wacana Model Van Dijk)

Kata Kunci : Ideologi Media, Analisis Wacana, Van Dijk, Tabloid NURANi Fokus masalah yang diteliti dalam penelitihan ini adalah tentang bagaimana Tabloid NURANi menyajikan berita mengenai issu yang tengah sentral diberitakan yakni „Kontroversi Tarif Tinggi Ustadzah Oki’ dengan menggunakan analisis wacana milik Van Dijk. Penelitihan ini menyoroti bagaimana wartawan memilih kata dan merangkai kalimat dalam berita tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Tabloid NURANi dengan alasan, Tabloid NURANi telah memiliki eksistensi yang tinggi, dan masih ada pembaca setianya serta bertahan hingga sekarang. Rumusan masalah dalam penelitihan ini adalah Bagaiamana analisis wacana model Van Dijk dalam mencari ideologi media dari teks berita pada Tabloid NURANi edisi 794.

Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis wacana model Van Dijk. Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan berita “Kontroversi Tarif Tinggi Ustadzah Oki” dalam Tabloid NURANi sebagai sumber data utama dan buku penunjang mengenahi analisis wacana model Van Dijk.

Dari hasil penelitihan ini ditemukan bahwa dalam berita rubrik serambi utama Tabloid NURANi edisi 794, wartawan memilih kata dan merangkai kalimat dengan menggunakan 13 dari 15 elemen wacana milik Van Dijk. Adapun elemen itu adalah elemen tematik, skematik, latar, detil, maksud, koherensi, koherensi pembeda, bentuk kalimat, kata ganti, leksikon, praanggapan, grafis, metafora. Wartawan tidak menggunakan elemen koherensi pembeda dan pengingkaran.

Teks berita kontroversi tarif tinggi ustadzah oki dalam Tabloid NURANi memilih kata dan menggunakan kalimat yang santun. Sehingga membuat umat lebih menemukan pencerahan, pendidikan, kedamaian dan keterbukaan hati pikiran untuk memahami substansi Islam secara esensial. Hal ini diketahui dengan menggunakan ideologi jurnalisme profetik yang merupakan jurnalisme kenabian dengan mengupayakan penyebaran informasi dan berita serta penggunaan bahasa yang lebih ramah, santun, damai, menyejukkan dan dialogis.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian………... 7

D. Manfaat Penelitian……….. 7

E. Definisi Konseptual………... 8

F. Sistematika Pembahasan………... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kajian Pustaka………. 12

1. Faktor Yang Mempengaruhi Konten Media…………... 12

2. Ideologi Media… ... 16

3. Analisis Wacana………...………..…....19

4. Model Analisis Wacana……….….20

5. Analisis Wacana Model Van Dijk……….….22

6. Tabloid NURANi ………...33

B. Kajian Teori ... 34

C. Penelitian Terdahulu……….... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian………... 33

B. Unit Analisis………... 37

C. Jenis dan Sumber Penelitihan ……… 38

D. Teknik Analisis Data………... 38

E. Teknik Pengecekan Keabsahan Data………..……... 43

BAB IV PENYAJIAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Diskrpsi Objek Penelitihan………. 45

1. Sejarah Berdiri Tabloid NURANi……….. 50

2. Latar Belakang Tabloid NURANi………...…. 51

3. Visi dan Misi Tabloid NURANi ... 51

4. Data Teknis ... 54

5. Tim Keredaksian Tabloid NURANi ... 54

6. Alur Kerja Keredaksian ... 55

B. Penyajian Data………. 56

C. Analisis Data .... ... 66

D. Intrepretasi Data... ...82

(8)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……… 84

B. Saran……….. 85

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia yang hidup di masa ini adalah manusia yang dimudahkan dengan adanya teknologi-teknologi yang tercipta. Mereka dapat menggunakan satu alat untuk mengakses semua hal yang ia perlukan hanya dalam hitungan detik. Namun mereka harus memilih dan memilah sendiri apa yang layak atau tidak layak untuk mereka konsumsi. Batasan yang semacam itu belum terlalu di indahkan oleh manusia itu sendiri.

Seperti halnya membaca satu berita dalam media massa, maka manusia cenderung akan terpengaruh oleh pemberitaan yang belum terbukti kebenarannya. Atau berita yang tidak berimbang, yang terdapat banyak pelanggaran kode etik penulisan.

Manusia cenderung mengonsumsi media massa yang bertujuan untuk mengokohkan dirinya. Seperti orang yang religius akan mengonsumsi siaran religi. Begitu juga dengan yang lain.

(10)

2

elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication.1

Bicara mengenahi media massa, maka akan bicara tentang pers atau jurnalis. Diawal pengembangannya, pers Indonesia antara lain ditandai munculnya buletin berbahasa belanda milik VOC: Memories Nouvells2

Media massa sebagai the fourth estate ( kekuatan ke-empat ) memliki kekuatan yang sangat besar untuk membentuk suatu wacana. Melalui visi dan misi yang dijalankannya, media massa menebarkan pemahamannya tentang suatu masalah dan mulai mengarahkan wacana itu kepada khalayak. Proses ini mereka sebut penyeleksian berita. Media disini dipandang sebagai instrumen ideologi bagi suatu kelompok untuk menyebarkan pengaruh dan dominasinya kepada kelompok lain.

Media disini tidak dipandang sebagai wilayah yang netral yang menampung berbagai kepentingan dan pemaknaaan dari berbagai kelompok. Konsep ideologi menolong menjelaskan alasan wartawan melakukan itu. Artinya ideologi wartawanlah yang membuat liputan berita memihak suatu pandangan, menempatkan pandangan satu lebih penting dibandingkan pandangan kelompok lain, dan sebagainya.

Teks dan media adalah sebuah mediasi. Dalam menganalisis teks kata, berita media massa tidak bisa melepaskan diri dari praktek terutama politik bahasa. Oleh

1

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Depok: PT. Rajagrafindo persada. Hal 10 2

(11)

3

karena bahasa adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subjek dan lewat bahasa ideologi terserap didalamnya, maka aspek inilah yang dipelajari dalam analisi wacana.

Jurnalis dengan masing-masing ideologi yang mereka emban akan mempengaruhi bagaimana pola atau gaya kepenulisan dari jurnalis tersebut. Namun, setiap jurnalis juga wajib mematuhi beberapa etika jurnalistik terkait kepenulisan berita yang ia siarkan baik melalui media cetak, elektronik, maupun online. Jurnalis yang tidak mematuhi kode etik dinyatakan melanggar dan akan mendapatkan sanksi sesuai dengan pelanggaran etika yang dilakuinya.

Dengan adanya kebutuhan manusia terhadap informasi maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa profesi sebagai wartawan (jurnalis) dalam masyarakat menjadi sangatlah penting dalam menunjang kegiatan komunikasi. Seorang wartawan harus memberikan informasi yang akurat, lengkap, jelas, jujur serta aktual, dan juga dapat memberikan prediksi serta petunjuk kearah perubahan dan transformasi. Selain itu, wartawan harus mempertanggung jawabkan berita yang didapatkannya. Seorang wartawan harus jujur. Kejujuran dalam mengumpulkan data, mengola dan menyajikan berita, sehingga wartawan harus memahami tentang etika dalam jurnalistik.3

Selain memahami tentang kode etik, jurnalis juga harus memiliki kecakapan dalam mengolah kata menjadi suatu berita yang disajikan kepada khalayak.

3

(12)

4

Seperti dalam pemilihan kata dan tata letak kalimat yang dapat dipelajari dalam analisis wacana.

Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi

kualitatif. Kalau analisis isi kualitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa”

(what), analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi. Lewat analisis wacana, bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga pesan yang disampaikan dalam berita. Melalui kata, frasa, kalimat, metafora model dengan melihat bangunan struktur kebahasan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.4

Salah satu kekuatan dari analisis wacana adalah kemampuannya untuk melihat dan membongkar praktik ideologi dalam media. Sebagaimana penyajian berita dari media dan bahasa yang digunakan dijadikan kelompok dominan sebagai alat untuk merepresentasikan realitas, sehingga realitas yang sebenarnya menjadi terdistorsi.

Ada banyak model dari analisis wacana, salah satunya adalah model milik Van Dijk. Analisis model Van Dijk menekankan pada kata dan penyusunan kalimat secara rinci. Hal ini memungkinkan karena Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis.

Menurut Van Dijk penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks adalah hasil dari suatu praktik produksi yang juga harus diamati. Disini, haruslah diketahui pula bagaimana suatu teks

4

(13)

5

tersebut diproduksi, sehingga dapat memperoleh pengetahuan mengapa suatu teks bisa hadir seperti demikian.5

Media menyajikan beritanya dengan menggunakan pemilihan kata dan penyusunan kalimat yang disesuaikan dengan ideologi media tersebut. Diantaranya seperti media Islam.

Media-media islam yang terbit atau tayang dengan menyiarkan berita-berita yang sarat akan keislaman yang notabene jurnalisnya adalah seorang muslim. Tulisannya tidak akan jauh dengan nilai keislaman baik Al-Qur’an atau Hadist. Emha Ainun Najib menyebutkan bahwa jurnalistik islam adalah teknologi dan sosialisasi informasi dalam kegitan penerbitan tulisan yang mengabdikan diri kepada nilai agama Islam. Salah satunya adalah Tabloid NURANi.

Tabloid NURANi sendiri merupakan Tabloid untuk keluarga yang diterbitkan oleh Jawa Pos Group dari kelompok penerbit surat kabar Jawa Pos pada tahun 2000. Tabloid ini membidik target audience yaitu perempuan muslim baik yang bekerja ataupun tidak bekerja. Tabloid NURANi berusaha memberikan informasi bagi keluarga khususnya untuk para perempuan tentang kehidupan keluarga dan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan agama Islam.

Tabloid NURANi yang berada di Jl. Ketintang Baru III/91 Surabaya dan dikenal dengan slogan bacaan keluarga muslim ini dipimpin oleh pimpinan redaksi yaitu H.M. Khozin. Tabloid NURANi memiliki wartawan muslim dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Mereka pun berasal dari berbagai daerah

5

(14)

6

di Jawa Timur. Dengan mengusung konten Islami, wartawan Tabloid NURANi telah menggunakan media tulisan sebagai dakwah bil qalam.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih Tabloid NURANi dengan alasan, Tabloid NURANi telah memiliki eksistensi yang tinggi, dan masih ada pembaca setianya sehingga Tabloid NURANi masih bertahan hingga sekarang.

Tabloid NURANi yang memantapkan sebagai Inspirasi Keluarga Muslim ini adalah salah satu dari berbagai media massa islam yang ada di surabaya. Keberadaan NURANi sendiri membawa warna segar dalam dunia jurnalistik islam. Pemberitaan yang ringan dan elegan. Serta rubrik-rubrik yang menarik membuat NURANi berbeda dengan media islam lainnya. NURANi juga konsen dalam pemberitaan yag sedang in untuk naik menjadi berita layak konsumsi.

Tabloid NURANi memiliki beberapa rubrik didalamnya. Diantaranya adalah Baity Jannati, Serambi Utama, Kajian Syariah, Bingkai Sedekah dan lain sebagainya. Dalam penerbitan, Tabloid NURANi menggunakan rubrik Serambi Utama sebagai headline dari tiap edisi.

Seperti pada edisi 794, Tabloid NURANi mengguanakan rubrik Serambi

Utama dengan judul berita “Kontroversi Tarif Tinggi Ustadzah Oki” dan

menjadikannya sebagai headline dalam edisi tersebut.

(15)

7

Dengan berita yang mengangkat tema kontroversi tarif dakwah Ustadzah Oki di berbagai media, termasuk Tabloid NURANi. peneliti mencari dimana letak analisis wacana model Van Dijk, dalam aspek kata dan kalimat dalam berita dalam rubrik Serambi Utama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

Bagaiamana representasi ideologi media dalam berita kontroversi tarif tinggi ustadzah oki pada Tabloid NURANi edisi 794 ?

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bagaiamana representasi media dalam berita kontroversi tarif tinggi ustadzah oki dalam Tabloid NURANi edisi 794.

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan diatas, diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk:

1. Secara teoritis

(16)

8

b. Menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan di media cetak, dengan mempelajari pemilihan kata dan susunan kalimat dalam berita di media cetak dengan disusaikan ideologi dalam media tersebut.

2. Secara Praktis

a. Sebagai tambahan informasi atau memperluas khazanah keilmuan bagi pihak-pihak berkepentingan yang membutuhkan.

b. Sebagai entry point untuk penelitian selanjutnya. E. Definisi Operasional

Pada definisi operasional ini, peneliti menjelaskan tentang makna konsep yang ada dalam judul penelitian, yang nantinya akan dijadikan sebagai landasan pada pembahasan selanjutnya. Pemilihan konsep yang tepat memang mempunyai perspektif yang baik untuk mencapai kesuksesan, penelitian harus bisa menentukan batasan ruang lingkup permasalahan yang sesuai dengan judul, untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam masalah penelitian. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Ideologi Media

Ideologi sering diartikan sebagai sebuah gagasan, maupun ide. Dalam ideologi terdapat sebuah pemikiran yang abstrak yang seringkali diterapkan pada berbagai persolan publik yang pada akhirnya disangkutkan dengan permasalahan politik. Meskipun sebenarnya tujuan utama dibalik ideologi adalah menawarkan perubahan melalui pemikiran normatif.

(17)

9

sebagai sistem makna yang membantu menjelaskan dan mendefinisikan realitas dan membantu dalam membuat nilai-nilai pembenaran atas realitas itu. Ideologi terkait dengan konsep-konsep seperti “pandangan dunia”,

“sistem keyakinan” dan “nilai-nilai”, namun makna ideologi lebih luas dari

konsep-konsep itu. 2. Analisis Wacana

Analisis wacana tidak hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frasa, kalima, metafora macam apa suatu berita. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebebasan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks media6

3. Tabloid NURANi

Tabloid adalah Surat kabar ukuran kecil (setengah dari ukuran surat kabar biasa) yang banyak memuat berita secara singkat, padat, dan bergambar, mudah dibaca umum.7

Tabloid NURANi diterbitkan oleh PT. Nurani Media Teduh yang lahir pada 1 Ramadhan tepatnya pada 3 November 2000 sebagai suatu

Tabloid yang mengangkat kajian agama Islami bagi masyarakat, khusunya

keluarga Muslim perkotaan.

F. Sistematika Pembahasan

Adanya sistematika pembahasan ini bertujuan agar penelitian menjadi lengkap dan sistematis. Dalam suatu penelitian terdiri dari lima bab yang

6 Alex Sobur, Analisis Teks Media..., hlm 68 7

(18)

10

dipaparkan, diantaranya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang masalah mengenai bagaimana suatu media menyajikan beritanya. Dalam segi pemilihan kata ataupun penyusunan kalimat yang dapat menjadi ciri dari ideologi media tersebut. Rumusan masalah berisi pertanyaan yang muncul sesuai dengan fenomena yang telah dipaparkan di latar belakang masalah, tujuan penelitihan, manfaat penelitihan, definisi konsep mengenahi analisis wacana model Van Dijk dalam Taloid NURANi dan sistematika pembahasan membahas tentang materi mulai dari pendahuluan sampai dengan kesimpulan dan saran.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORITIK

Bab ini terdiri atas sub bab kajian teoritis subtansial, kajian analisis tekstuan berupa wacana milik Van Dijk. Teori subtantif di sini adalah teori ideologi .yang sesuai dengan tema penelitian Selain itu, pada bab ini juga membahas tentang hasil penelusuran penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

(19)

11

Tabloid NURANi tepatnya pada edisi 794 rubrik serambi utama. Selanjutnya dalam bagian tahapan penelitian, peneliti menguraikan tentang teknik pengumpulan data serta teknik analisis datanya.

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi penyajian data seputar analisis model Van Dijk yang digunakan untuk menganalisa berita dalam Tabloid NURANi rubrik Serambi Utama edisi 794. Sebagaimana uraian dalam bab III, peneliti menemukan makna teks dan menafsirkannya.

Bab V : PENUTUP

(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kajian Pustaka

1. Faktor Yang Mempengaruhi Konten Media

Masyarakat memandang berita sebagai sebuah fakta di lapangan yang kemudian disajikan apa adanya oleh media. Hal ini menyebabkan masayarakat merasa terkejut saat menyaksikan apa yang ditayangkan di media ternyata tidak sama dengan apa yang mereka saksikan. Dengan kata lain, apa yang ditampilkan media sudah melalui berbagai proses sehingga hasilnya tidak utuh lagi seperti fakta. Memang, tidak semua fakta bisa ditampilkan utuh dalam berita, tapi paling tidak campur tangan atau rekayasanya tidak terlalu menyimpang dari kondisi yang sesungguhnya. Dengan demikian, masyarakat harus menyadari berbagai pengaruh yang dihadapi media dalam menyampaikan sebuah berita.

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (1996), dalam Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, menyusun berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan. Mereka mengidentifikasikan ada lima faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi dalam menentukan isi media (bandingkan dengan McQuail, 1987), sebagai berikut:

a. Faktor individual

(21)

13

aspek personal dari pengelola media mempengaruhi pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak. Latar belakang individu seperti jenis kelamin, umur, atau agama, dan sedikit banyak mempengaruhi apa yang ditampilkan media. Latar belakang pendidikan, atau kecenderungan orientasi pada partai politik sedikit banyak bisa mempengaruhi profesionalisme dalam pemberitaan media.

b. Rutinitas media

Berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Setiap media umumnya mempunyai ukuran sendiri tentang apa yang disebut berita, apa ciri-ciri berita yang baik, atau apa kriteria kelayakan berita. Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung tiap hari dan menjadi prosedur standar bagi pengelola media yang berada di dalamnya. Rutinitas media ini juga berhubungan dengan mekanisme bagaimana berita dibentuk. Ketika ada sebuah peristiwa penting yang harus diliput, bagaimana bentuk pendelegasian tugasnya, melalui proses dan tangan siapa saja tulisan sebelum sampai ke proses cetak, siapa penulisnya, siapa editornya, dan seterusnya.

c. Organisasi

(22)

14

kepentingan sendiri-sendiri. Di dalam organisasi media, misalnya, selain bagian redaksi ada juga bagian pemasaran, bagian iklan, bagian sirkulasi, bagian umum, dan seterusnya. Masing-masing bagian tersebut tidak selalu sejalan. Mereka mempunyai tujuan dan target masing-masing, sekaligus strategi yang berbeda untuk mewujudkan target tersebut. Bagian redaksi misalnya menginginkan agar berita tertentu yang disajikan, tetapi bagian sirkulasi menginginkan agar berita lain yang ditonjolkan karena terbukti dapat menaikkan penjualan. Setiap organisasi berita, selain mempunyai banyak elemen juga mempunyai tujuan dan filosofi organisasi sendiri, berbagai elemen tersebut mempengaruhi bagaimana seharusnya wartawan bersikap, dan bagaimana juga seharusnya peristiwa disajikan dalam berita.

d. Ekstra media

Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media. Meskipun berada di luar organisasi media, hal-hal di luar organisasi media ini sedikit banyak dalam banyak kasus mempengaruhi pemberitaan media. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar media:

(23)

15

khalayak, dan seterusnya. Sebagai pihak yang mempunyai kepentingan, sumber berita tentu memberlakukan politik pemberitaan. Ia akan memberikan informasi yang sekiranya baik bagi dirinya, dan mengembargo informasi yang tidak baik bagi dirinya. Kepentingan sumber berita ini sering kali tidak disadari oleh media.

Sumber penghasilan media, berupa iklan, bisa juga berupa pelanggan/pembeli media. Media harus survive, dan untuk bertahan hidup kadangkala media harus berkompromi dengan sumber daya yang menghidupi mereka. Misalnya media tertentu tidak memberitakan kasus tertentu yang berhubungan dengan pengiklan. Pihak pengiklan juga mempunyai strategi untuk memaksakan versinya pada media. Ia tentu saja ingin kepentingannya dipenuhi, itu dilakukan di antaranya dengan cara memaksa media mengembargo berita yang buruk bagi mereka. Pelanggan dalam banyak hal juga ikut mewarnai pemberitaan media. Tema tertentu yang menarik dan terbukti mendongkrak penjualan, akan terus-menerus diliput oleh media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum peristiwa yang disenangi oleh khalayak. e. Pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis.

(24)

16

demokratis dan menganut liberalisme. Campur tangan negara praktis tidak ada, justru pengaruh yang besar terletak pada lingkungan pasar dan bisnis.

f. Ideologi

Diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya. Berbeda dengan elemen sebelumnya yang tampak konkret, level ideologi ini abstrak. Ia berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas.

2. Ideologi Media

Dalam era globalisasi informasi dan teknologi seperti saat ini, agenda dakwah Islam kontemporer bisa dilakukan melalui bany ak cara dan m edi a. Nam un dalam real it as ny a, penggunaan media sebagai instrumen dakwah ternyata tidak lepas dari ideologi media. Maksudnya, dalam menyajikan berita, informasi dan wacana, media Islam di Indonesia memiliki dan mempunyai pertimbangan-pertimbangan idealisme, argumentasi hingga dalil yang turut berpengaruh pada sajian beritanya.

Ada banyak definisi tentang ideologi. Raymond Willian mengklarifikasikan penggunaan ideologi dalam tiga ranah.1 Pertama, sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Definisi ini terutama dipakai oleh kalangan psikologi yang melihat ideologi

1 Dikutip dari Fiske, Intruduction to Communication Studies, Second Edition, London and New

(25)

17

sebagai seperangkat sikap yang dibentuk adn diorganisisasikan dalam bentuk yang koheren. Meskipun ideologi terlihat sebagai sikap seseorang, tetapi ideologi di sini tidak dipahami sebagai yang ada dalam individu sendiri, melainkan diterima dari masyarakat.

Ideologi bukan sistem unik yang dibentuk oleh pengalaman seseorang, tetapi ditentukan oleh masyarakat di mana ia hidup, posisi sosial, pembagian kerja, dan sebagainya.

Kedua, sebuah sistem kepercayaan yang dibuat—ide palsu atau kesadaran palsu—yang bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu dimana kelompok yang dominan mengontrol kelompok lain yang tidak dominan. Karena kelompok yang dominan mengontrol kelompok lain dengan menggunakan perangkat ideologi yang disebarkan ke dalam masyarakat, akan membuat kelompok yang didominasi melihat hubungan itu tanpak natural, dan diterima sebagai kebenaran.

Ketiga, proses umum produksi makna dan ide. Ideologi di sini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna.2

Sumber data diperoleh dari berbagai sumber dan referensi yang terkait dengan topik bahasan, baik dari internet online maupun eksternet offline. Kajian ini menemukan hal penting antara lain ideologi media Islam dalam agenda dakwah

(26)

18

yang dilakukan selama ini setidaknya bisa dipahami menjadi dua tipolologi ideologi media Islam, yaitu ideologi jurnalisme profetik dan ideologi jurnalisme provokatif.

Secara umum, tipologi media massa Islam di Indonesia bisa dikategorikan dalam dua macam: Pertama, jurnalisme profetik; Kedua, jurnalisme provokatif. Tipe yang pertama mengarah pada idealisme bahwa model jurnalisme profetik merupakan jurnalisme kenabian yang mengupayakan penyebaran informasi dan berita dengan penggunaan bahasa yang lebih ramah, santun, damai, menyejukkan dan dialogis. Harapannya, umat lebih menemukan pencerahan, pendidikan, kedamaian dan keterbukaan hati pikiran untuk memahami substansi Islam secara esensial.

Dalam konteks ini, isi kualitas berita lebih ditonjolkan ketimbang soal isu ideologi islamisme semata. Tipe ini juga muaranya pada penciptaan perdamaian (peace building-oriented), anti kekerasan dan anti konflik. Semangat berjihad membangun masyarakat plural dan multikultural sangat menonjol sembari menyuarakan progresifisme, liberalisme dan anti-radikalis.

(27)

19

3. Analisis Wacana

Istilah wacana adalah terjemahan dari bahasa Inggris discourse

yang dalam bahasa latin yang berarti “lari kesana kemari”, “lari bolak

-balik”. Kata ini diturunkan dari dis (dari/dalam arah yang berbeda)

dan currere (lari). Jadi discursus berarti “lari dari arah yang berbeda”. Webster memperluas makna discursus sebagai berikut :

a. Komunikasi kata-kata b. Ekpresi gagasan

c. Risalah tulisan, ceramah dan lain sebagainya.

Penjelasan ini mengisyaratkan bahwa discourse berkaitan dengan kata, kalimat, ungkapan komunikatif, baik secara lisan maupun tulisan. Istilah discourse ini kemudian digunakan oleh para ahli bahasa dalam kajian linguistik, sehingga kemudian dikenal istilah discourse analysis (analisis wacana)3

Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa tahun terakhir ini. Di indonesia, ilmu tentang analisis wacana berkembang sekitar 1980-an, khususnya berkenaan dengan menggejalanya analisis dibidang antropologi, sosiologi dan ilmu politik. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya kepada soal

3

(28)

20

kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana.4

Menurut Stubbs, analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa diatas klausa dan kalimat, dan karenanya mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas. Seperti penukaran percakapan ataupun bahasa tulis.5

Analisis wacana tidak hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frasa, kalimat, metafora macam apa suatu beritadisampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks berita.6

4. Model Analisis Wacana

Dalam khazanah studi analisis tekstual, analisis wacana masuk dalam paradigma penelitian kritis, suatu paradigma berpikir yang melihat pesan sebagai pertarungan kekuasaan, hegemoni suatu kelompok kepada kelompok lain. Analisis wacana sendiri memiliki beberapa model, diantaranya adalah :

a. Model Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, Dan Tony Trew Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, Dan Tony Trew adalah sekelompok pengajar di Universitas East Anglia. Kehadiran mereka

4

Alex Sobur. Analisis Teks Media:Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.9

5 Mulyana. Kajian Wacana (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2005) hlm 69 6

(29)

21

terutama ditandai dengan diterbitkannya buku Language and Control pada tahun 1979.

Pendekatan yang mereka lakukan kemudian dikenal dengan critical linguistics. Critical linguistic terutama memandang bahasa sebagai praktik sosial, melalui mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologinya. Critical linguistic dikembangkan dari teori linguistik. Yang dilakukan oleh sekelompok peneliti ini adalah melihat bagaimana tata bahasa atau grammar tertentu dan pilihan kosa kata tertentu membawa implikasi dan ideologi tertentu.7 b. Model Theo Van Leeuwen

Theo van leeuwen memperkenalkanmodel analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinnya dalam suatu wacana serta suatu kelompok dominan lebih memegang kendali dalammenafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya, sementara kelompok lain yang posisisnya rendah cenderung untuk terus-menerus sebagai objek pemaknaan, dan digambarkan secara buruk.8

c. Model Sara Mills

Sara Mills banyak menulis mengenahi teori wacana.akan tetapi, titik perhatiannya terutama pada wacana mengenai feminisme: bagaimana wanita ditampilkan dalam teks, baik dalam novel, gambar, foto, ataupun dalam berita. Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh Sara Mills sering juga disebut sebagai perspektif feminis. Titik perhatian dari perspektif wacana

7 Eriyanto, Analisis Wacana:Pengantar analisis teks media, (Yogyakarta : PT.LkiS, 2012) h. 133 8

(30)

22

feminis adalah menunjukan bagaimana teks bias dalam menampilkan wanita.9

d. Model Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, model van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis.

Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut dengan “kognisi

sosial”. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari

karakteristik pendekatan yanng diperkenalkan oleh van Dijk.10

5. Analisis Wacana Milik Teun Van Dijk

Menurut van dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati11.

Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Teks bukan semata-mata turun dari langit. Ia ditulis oleh orang yang memiliki visi yang sama dengan berita-berita itu.

Analisis van dijk disini menghubungkan analisis tekstual ke arah analisis yang komprehensif bagaimana teks berita itu di produksi, baik dalam

9

Ibid h.199

10 Ibid h. 221

11

(31)

23

[image:31.595.117.514.198.535.2]

hubungannya dengan individu jurnalis maupun dari masyarakat. Model dari analisis van dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut:12

Tabel I Model Analisis Van Dijk

Menurut Van Dijk, meskipun terdiri dari berbagai elemen, semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling mendukung satu sama lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Prinsip ini membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana suatu teks terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil. Skema ini juga memberikan peta untuk mempelajari suatu teks. Kita tidak cuma mengerti apa isi dari suatu teks berita, tetapi juga elemen yang membentuk teks media. Kita tidak hanya mengetahui apa yang diliput media, tetapi juga bagaimana mengungkap peristiwa kedalam pilihan bahasa tertentu dan bagaimana itu diungkap lewat retorika tertentu.13

Kalau digambarkan maka struktur dan elemen wacana Van Dijk adalah sebagai berikut:

12

Ibid, hal 223

13

Ibid 226-229.

Konteks

Teks Kognisi Sosial

(32)

[image:32.595.106.518.148.746.2]

24

Tabel II Stuktur Wacana Van Dijk

STRUKTUR WACANA

HAL YANG DIAMATI

ELEMEN

Struktur Makro Tematik

Tema/topik yang dikedepankan dalam suatu berita

Topik

Superstruktur Skematik

Bagaimana bagian dan urutan berita

diskemakan dalam teks berita utuh

Skema

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain

Latar, Detil, Maksud, Pra-anggapan,

Nominalisasi

Struktur Mikro Sintaksis

Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih.

Bentuk Kalimat, Koheresi, Kata Ganti.

Struktur Mikro Stilistik

Bagaimana pilihan kata yang dipakai dengan teks berita

(33)

25

Struktur Mikro Retosis

Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan.

Grafis, Metafora, Ekspresi

Dari gambaran elemen wacana Van Dijk di atas dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :

a. Tematik

Elemen tematik menunjukan gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks.14 Topik menggambarkan apa yang ingin diurungkan dalam dalam sebuah pemberitaan. Topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari suatu berita topik menggambarkan teman umum dari suatu teks berita, topik ini akan didukung oleh sub topik satu dan sub topic yang lain yang saling mendukung terbentukknya topik umum. Sub topik ini juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan sub topik, sehingga dengan sub bagian yang saling mendukung antara satu dan yang lain akan membentuk teks yang koheren dan utuh.15

14 Ibid hlm 229

15

(34)

26

b. Skematik

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Meskipun mempunyai bentuk dan skema uyang beragam, bagaimana umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Elemen skema ini dipandang paling penting. Judul dan lead umumnya menunjukan tema yang ingin ditampilkan dalam pemberitaan. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap.

(35)

27

wartawan ? wartawan bisa saja memilih, menonjolkan, dan menceritakan terlebih dahulu kondisi korban yang mengenaskan, baru disusul identitas korban dan proses terjadinya kecelakaan. Wartawan bisa juga menampilkan pertama kali identitas korban, karena korban diketahui aalah artis terkenal, baru disusul oleh kondisi korban dan kronologi terjadinya kecelakaan. Atau wartawan bisa juga menampilkan pertama kali proses kecelakaan yang unik, baru korban dan kondisi korban.

c. Latar

(36)

28

sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.16

e. Maksud

Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detil. Dalam detil, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detil yang panjang. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.

Tujuan akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan disajikan secara jelas, dengan kata-kata yang tegas, dan menunjuk langsung pada fakta. Sementara itu, informasi yang merugikan disajikan secara tersamar, eufemistik, dan berbelit-belit. 17

Dalam konteks media, elemen maksud menunjukan bagaimana secara implisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain.

f. Koheresi

Koheresi adalah pertalihan atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tanpak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.

16 Ibid, hlm 235

17

(37)

29

g. Koherensi kondisional

Koherensi sosial diantaranya ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebagai penjelas. Disini ada dua kalimat, dimana kalimat kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama, yang dihubungkan dengan kata hubung (konjungsi)seperti “yang”, atau “di mana”. Kalimat kedua fungsinya dalam kalimat semata hanya penjelas (anak kalimat), sehingga ada atau tidak ada anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator karena dapat memberi keterangan yang baik atau buruk terhadap suatu pernyataan. h. Koheresi pembeda

Kalau koheresi kondisional berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa dihubungkan atau dijelaskan, maka koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat seolah-olah saling bertentangan dan bersebrangan (contrast) dengan menggunakan koherensi ini.

i. Pengingkaran

(38)

30

persetujuannya tersebut. Dengan kata lain, pengingkaran merupakan bentuk strategi wacana di mana wartawan tidak secara tegas dan eksplisit menyampaikan pendapat dan gagasannya kepada khalayak.

j. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Di mana menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. logika kausalitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi sususnan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya.

k. Kata Ganti

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya,

seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang

(39)

31

dihilangkan untuk menunjukan apa yang menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan.

l. Leksikon

Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta.

Kata “meninggal”, misalnya, mempunyai kata lain: mati, tewas, gugur,

meninggal, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya. Kata yang dipilih bukan karena kebetulan, melainkan juga secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas.

m. Grafis

Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat untuk dibandingkan tulisan lain.

n. Praanggapan

(40)

32

o. Metafora

Dalam suatu wacana, seorang wartawan hanya menyampaikan pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks.

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya kedalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstuktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacara yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.18

Menurut Littelehohn, antara bagian teks dalam model van Dijk dilihat saling mendukung, mengandung arti yang koheren satu sama lain19

Makna global dari suatu teks didukungoleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai. Pernyataan atau teman pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu. Prinsip ini membantu

18

Eriyanto, Analisis Wacana... h. 226

19 Stephen P.Littlejohn, Theories of Human Communication, Fourth Edition, Belmont, California,

(41)

33

[image:41.595.122.517.233.564.2]

peneliti untuk mengamati bagaimana suatu teks terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil. Skema ini juga memberikan peta untuk emmpelajari suatu teks. Kita tidak Cuma mengerti apa isi dari suatu teks berita, tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraf, dan proposisi. Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut20:

Tabel V Struktur Analisis Van Dijk Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks.

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan.

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

6. Tabloid NURANi

Tabloid NURANi merupakan Tabloid untuk keluarga yang diterbitkan oleh Jawa Pos, Group dari kelompok penerbit surat kabar Jawa Pos pada tahun 2000. Dengan membidik target audience yaitu perempuan Muslim baik yang bekerja ataupun tidak bekerja. Tabloid NURANi berusaha untuk memberikan informasi bagi keluarga khususnya untuk para perempuan tentang kehidupan keluarga dan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan agama Islam.

20

(42)

34

Ada mitos yang mengatakan bahwa seorang perempuan harus mengabdikan dirinya hanya di dalam rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Selain melakukan pekerjaan rumah tangga, sosok perempuan sekarang juga berhak untuk bekerja di luar pekerjaan rumah tangga dan juga memiliki karir yang di luar itu masih banyak perempuan yang mampu berprestasi disegala bidang. Tetapi bukan berarti perempuan yang mengabdikan dirinya tidak mempunyai peranan penting.

Peranan penting untuk menjadi ibu yang mampu mendidik anak- anaknya hingga menjadi individu yang sukses. Baik perempuan yang bekerja ataupun ibu rumah tangga memerlukan interaksi dengan lingkungan sosialnya. Maka media massa bisa menjadi jembatan bagi perempuan untuk mendapatkan berbagai informasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Ini berkaitan dengan fungsi media yaitu memberikan informasi, mendidik, mempengaruhi dan menghibur pada saat waktu senggang. H. M. Khozin (Pemimpin Redaksi) menerbitkan Tabloid keluarga Islam, membahas masalah kegiatan atau kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan agama Islam terbit mulai bulan November 2000.

B. Kajian Teori

(43)

35

terkandung dalam kalimat-kalimat tersebut. Ini berarti analisis wacana tidak terlepas dari analisis runtun berpikir dan analisi kelogisn berpikir alias koheresi antara satu pikiran atau makna dan pikiran atau makna yang lain yang terkandung dalam kalimat.21

Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang juga harus diamati. Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu.22

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan berbagai skripsi yang terkait dengan penelitian ini, khususnya penelitian dalam media cetak yang pernah disusun oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain :

1. Pesan Dakwah melalui Majalah Darul Falah: Analisis Isi Rubrik Sakinah edisi 2 Oktober 2008 – 5 Januari 2009 oleh Elly Wijiastutik, mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, yang menyelesaikan skripsinya tahun 2009, untuk mengetahui pesan dakwah. 2. Analisis Isi Rubrik Dialog Muallaf Tabloid Nurani Edisi 125-138 oleh Sujarwo, mahasiswa juurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, 2005. Penelitian ini menggunakan Content Ananlisis yang

21 J.D. Pareera, Teori Semantik Edisi Kedua, (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2004) hlm. 218 22

(44)

36

menjabarkan secara umum makna pesan yang terkandng dalam rubrik tersebut.

3. Tabloid Nurani sebagai Media Dakwah (Studi Agenda Setting) oleh Nurul Dyah Ngesti Utami mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas dakwah, 2003. Penelitian ini mencoba memberikan gambaran tentang wacana pers yang dispesifikasikan pada Tabloid Nurani, dan penelitian ini hanya menggambarkan saja, tanpa disertai rumusan yang sesuai dengan teori dalam penyajian datanya.

Perbedaan beberapa penelitian diatas dengan penelitian ini adalah:

1. Menggunakan Analisis teks media yakni analisis isi dengan model analisis wacana Teun A. Van Dijk.

2. Menggunakan salah satu Rubrik yang ada pada Tabloid.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research sendiri berasal dari kata re yang berarti “kembali” dan to search artinya “mencari” dengan demikian maka research berarti “mencari kembali”.1

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakan dengan penelitian jenis lainnya. Dari hasil penelaahan keputusan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen mengajukan lima buah ciri, sedang Lincoln dan Guba mengulas sepuluh buah ciri penelitian kualitatif. Uraian di bawah ini merupakan hasil pengkajian dan sintesis kedua versi tersebut.2

Ciri ke-1: Latar Alamiah

Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan, menurut Lincoln dan Guba (1985:39), karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi: (1) tindakan pengamatan mempngaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada

1

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hal. 1

2

(46)

38

konteks untuk keperluan pemahaman; (2) konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena yang harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan; dan (3) sebagian struktur nilai kontektual bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari.3

Ciri ke-2: Manusia Sebagai Alat (Instrumen)

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumput data utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan –manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan – kenyataan yang ada di lapangan.4

Dilihat dari sudut kawasannya, penelitian kualitatif dibagi ke dalam dua hal. Pertama, penelitian kepustakaan (library research). Kedua, penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan mengandalkan hampir semua data - data dari perpustakaan, sehingga penelitian ini lebih populer dikenal dengan penelitian kualitatif deskriptif kepustakaan, atau penelitian bibliografis, dan ada juga yang mengistilahkan dengan penelitian non reaktif, karena ia sepenuhnya mengandalkan data-data yang bersifat teoritis dan dokumentasi yang ada di perpustakaan. Sedangkan penelitian lapangan mengandalkan data-data di

3

Ibid

4

(47)

39

lapangan (social setting) yang diperoleh melalui informan, serta data-data dokumentasi yang berkaitan dengan subjek penelitian (emik).5

Sesuai dengan jenis penelitiannya yakni Penelitian Analisis Teks Media (ATM) yang bersifat non kancah, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti yang rinci. Dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Definisi ini lebih melihat perspektif emik dalam penelitian yaitu memandang sesuatu upaya membangun pandangan subjek penelitian yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik, dan rumit.6

Pendekatan dalam penelitian ini, peneliti mengguanakan analisis wacana milik van dijk. Karena menurut peneliti, analisis itulah yang pas dan sesuai dengan judul penelitian itu sendiri. Wacana memiliki banyak pengertian sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Sedang wacana dalam hal ini adalah analisis

yang memfokuskan pada bentuk struktur atau bentuk wawancara serta praktik dari

komunikatornya. Bahasa disini menjadi alat sebagai perantara memperpanjang

tangan kekuasaan, dalam kacamata politik melalui penggambaran subjek yang di

dalamnya terdapat kepentingan ideologi.

Pada model Teun A. Van Dijk, analisisnya menekankan pada dua hal, yaitu Pertama, aspek kata. Pada aspek ini menekankan bagaimana peristiwa dan aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut hendak dibahasakan. Kata-kata disini bukan hanya penanda atau identitas tetapi dihubungkan dengan ideologi

5

Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Referensi, 2013. Hal.6

6

(48)

40

tertentu, penekanan makna pesan, dan berkaitan dengan kelompok-kelompok yang diuntungkan dan dirugikan melalui penggunaan bahasa tersebut.

Kedua, aspek susunan kata atau kalimat. Aspek ini berkaitan dengan bagaimana kata-kata disusun ke dalam bentuk kalimat tertentu di mengerti dan dipahami. Menurutnya bahasa yang digunakan oleh media bukanlah sesuatu yang netral, tetapi mempunyai aspek atau nilai ideologis tertentu, permasalahan yang ditekankan adalah bagaimana realitas itu dibahasakan oleh media. Realitas itu dapat bagaimana peristiwa itu dipresentasikan alam pemberitaan melalui bahasa yang digunakan. Bahasa sebagai representasi dari realitas tersebut dapat berubah dan berbeda sama sekali dibandingkan dengan realitas yang sesungguhnya.

Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan diatas adalah karena rumusan masalah dari penelitian ini menuntut digunakannya pendekatan deskriptif dengan analisis kualitatif, dan jenis penelitian analisis teks media model Van Dijk

B. Unit Analisis

(49)

41

C. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data verbal yang kualitatif dan abstrak yaitu berupa data-data kalimat uraian dalam penelitian, peneliti menggunakan dua macam sumber data tersebut dan diklasifikasikan sebagai berikut :

Data Primer, merupakan data yang terhimpun adalah data tentang pemberitaan kontroversi tarif tinggi Ustadzah Oki yang ada dalam halaman 06-07 Tabloid Nurani Edisi 794 Minggu II Mei 2016.

Sedangkan Data Sekunder yang digunakan adalah buku-buku atau literatur lain yang terkait dengan pokok permasalahan yang dibahas untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.7 Mengacu pada model Teun A. Van Dijk.

Pada model ini analisisnya menekankan pada dua hal, yaitu Pertama aspek kata, pada aspek ini menekankan bagaimana peristiwa dan

aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut hendak dibahasakan. Kata-kata disini bukan hanya penanda atau identitas tetapi dihubungkan dengan ideologi tertentu, penekanan makna, pesan, dan berkaitan dengan kelompok-kelompok yang diuntungkan dan dirugikan melalui penggunaan

7

(50)

42

bahasa tersebut. Kedua aspek susunan kata atau kalimat, aspek ini berkaitan dengan bagaimana kata-kata disusun ke dalam bentuk kalimat tertentu di mengerti dan di pahami bukan semata sebagai persoalan teknik kebahasaan, tetapi praktek bahasa. Penekannya disini adalah bagaimana pola pengaturan, penggabungan penyusunan tersebut menimbulkan efek tertentu : membuat posisi satu pihak lebih menguntungkan dibanding pihak lain.8

Melihat kerangka ini, Van Dijk, ingin menggambarkan teks berita dalam rangkaian bagaimana ia ditampilkan dalam bahasa. Dan bagaimana bahasa yang digunakan itu membawa konsekuensi tertentu ketika diterima oleh khalayak. Oleh karena itu harus diperhatikan konteks sejarah teks. Bahasa dipahami sebagai perangkat sistem abstrak menuju interaksi antara bahasa dan konteks. Dari perspektif kesejarahan tersebut, setiap bahasa, kosakata, kalimat, tata bahasa dipahami dan dikritisi kehadiran yang disesuaikan dengan konteks dimana teks itu hadir.

Analisis wacana ini lahir dari kesadaran bahwa persoalan dalam komunikasi bukan terdapat pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi, ucapan tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih komplek dan inheren. Adapun fungsi wacana adalah sebagai berikut: Pernyataan(assertion), Pertanyaan (question), Tuduhan (accusation) atau Ancaman(threat).9 Dengan teknik analisis wacana, peneliti

8

Eriyanto, Pengantar Analisis Teks Media, hh. 164-165

9

(51)

43

mencoba mengetahui isi dan makna pesan dakwah yang disampaikan dalam rubrik kisah hikmah dan bagaimana pesan yang disampaikan dapat diterima mad’u dengan menggunakan analisis wacana.

Van Dijk membuat kerangka analisis wacana secara umum terdiri dari berbagai struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung diantara tiga tingkatannya adalah:

1. Struktur Makro ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks. Bagaimana struktur elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3. Struktur Mikro adalah makna wacana dapat diamati dengan mengamati sistem kata, kalimat proposisi, anak kalimat, para frase yang dipakai dan sebagainya.10

Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau telaah mengenai aneka fungsi (fragmatik) bahasa. Analisis wacana merupakan sebuah alternative dari analisis isi dengan pendekatan pada pertanyaan

“Apa”. Analisis wacana lebih melihat pada “Bagaimana” dari sebuah pesan

teks komunikasi. Dengan melihat bangunan struktur kebahasaan tersebut. Analisis wacana lebih dapat melihat makna yang tersembunyi dari suatu

10

(52)

44

teks.11 Kata alternative digunakan menunjukkan bahwa analisis wacana dapat melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis kuantitatif.

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data yang telah didapat secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.12

Dalam proses analisis data, data yang diperoleh ditulis dalam bentuk uraian terperinci, kemudian dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok sesuai dengan fokus permasalahan.

Karena dalam penelitian ini yang menjadai fokus utamanya adalah Ideologi Islam yang ada didalam media Islam berupa Tabloid Nurani. Penelitian ini mengenahi bagaimana sebuah media massa berideologi Islam memberitakan kasus yang paling dekat dengan Islam, yakni Dai. Maka untuk menganalisis hal tersebut, peneliti menggunakan analisis wacana dengan menggunakan pendekatan TeunVan Dijk. Dan dakwah untuk mendukung pendekatan tersebut.

Pernyataan utama di sini terutama peranan wacana dalam kerangka ideologi. Seperti dikatakan oleh Teun A. Van Dijk, ideologi terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok. Ideologi membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang

11

Ibid h. 68

12

Noeng Muhadjir, metodologi penelitian kualitatif (Yogyakarta : Rake Sarasin,1996) h.

(53)

45

sama, dapat menghubungkan masalah mereka, dan memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas dan kohesi didalam kelompok. 13

Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau tela’ah mengenai aneka fungsi (fragmatik) bahasa. Analisis wacana merupakan sebuah alternatif dari analisa isi dengan pendekatan pada pertanyaan “Apa”. Analisis wacana lebih melihat pada “Bagaimana” dari sebuah pesan atau teks komunikasi. Dengan melihat bangunan stuktur kebahasaan tersebut. Analisis wacana lebih dapat melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.14

E. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ada beragam. Yakni:

1. Derajat Kepercayaan (kredibilitas)

Penerapan kriterium derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

13

Alex Sobur. Analisis Teks Media:Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.13

14

(54)

46

2. Keteralihan (transferability)

Kriterium keteralihan berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif. Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi itu.

3. Kebergantungan (dependability)

Kriterium kebergantungan merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif, reliabilitas ditunjukkan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan reliabilitasnya tercapai.

4. Kepastian (confirmability)

Kriterium kepastian berasal dari konsep objektifitas menurut nonkualitatif. Nonkualitatif menetapkan objektifitas dari segi kesepakatan antar subjek. Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang, barulah dapat dikatakan objektif.15

15

(55)

47

Adapun yang digunakan oleh peneliti adalah kriterium derajat kepercayaan (kredibilitas) dengan teknik pemeriksaan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Untuk membedakan cara dari teknik triangulasi sebagai pemerikasaan yang memanfaatkan penggunaan sumber metode, penyidik, dan teori.16 Hal itu dapat dicari dengan banyak cara. Sedangkan yang peneliti gunakan adalah cara membandingkan keadaan seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang pemerintahan.17

16

Ibid h. 330

17

(56)

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Diskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Tabloid NURANi

Sejarah berdirinya Tabloid NURANi sampai saat ini bagi semua pihak kelompok BERLIAN, khususnya bagi pihak NURANi tidak dapat lepas dari ingatan. Berawal dari masa lengsernya rezim Soeharto (Orde Baru, 1998), yang membebaskan aturan SIUPP (Surat Izin Undang-Undang Pokok Pers) mengenai pembelengguan mass media Jawa Pos suatu lembaga media cetak terbesar di pulau jawa, berusaha mengepakkan sayapnya selebar mungkin, dengan melebarkan banyak media baru. Melalui kelompok BERLIAN (group jawa pos) lahirlah media cetak seperti: GUGAT, X-FILE, NURANi, HEALTHY-LIFE, serta INDONESIA SELEBRITI, yang semuanya itu direkomendesikan oleh Bapak Imawan Mashuri.

(57)

`

49

Hikmah, Baity Jannaty, Bisnis Syariah, dan lain-lain. Belum lagi ditambah dengan 7 kolom konsultasi, yang merupakan sarana pembacanya dalam berkonsultasi seputar permasalahan dalam Islam dengan para pakarnya.

Latar belakang munculnya Tabloid NURANi disebabkan oleh adanya kegelisahan para ibu berkaitan dengan bermunculnya media massa tentang politik, hukum dan hiburan yang menjamur pasca reformasi. Kebebasan pers yang sempat terbelakang di era Soeharto (Orde Baru), seolah-olah membuka kesempatan bagi pelaku media dalam menyajikanya berita secara transparasi bahkan bisa disebut over expose, seiring dengan lengsernya Soeharto dan masuknya Indonesia dalam era reformasi.

[image:57.595.110.513.271.530.2]

Hal ini kemudian menyebabkan munculnya berbagai macam media cetak kriminal dan hukum yang bagi sebagian mesyarakat Indonesiaa kurang mendidik. Belum lagi media hiburan yang tidak jarang menampilkan gambar- gambar vulgar serta judul yang erotik. Karena resah akan kondisi itulah, kemudian NURANi yang dicetuskan oleh Surya Aka, Imawan Mashuri dan H. Ahmad Bajuri. NURANi lahir sebagai media penyejuk. Sehingga kata atau nama NURANi-lah yang diberikan pada Tabloid keluarga Muslim yang setiap minggunya ini.

(58)

`

50

2. Latar Belakang Tabloid NURANi

Tabloid NURANi merupakan Tabloid untuk keluarga yang diterbitkan oleh Jawa Pos, Group dari kelompok penerbit surat kabar Jawa Pos pada tahun 2000. Dengan membidik target audience yaitu perempuan Muslim baik yang bekerja ataupun tidak bekerja. Tabloid NURANi berusaha untuk memberikan informasi bagi keluarga khususnya untuk para perempuan tentang kehidupan keluarga dan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan agama Islam.

Ada mitos yang mengatakan bahwa seorang perempuan harus mengabdikan dirinya hanya di dalam rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Selain melakukan pekerjaan rumah tangga, sosok perempuan sekarang juga berhak untuk bekerja di luar pekerjaan rumah tangga dan juga memiliki karir yang di luar itu masih banyak perempuan yang mampu berprestasi disegala bidang. Tetapi bukan berarti perempuan yang mengabdikan dirinya tidak mempunyai peranan penting.

(59)

`

51

senggang. H. M. Khozin (Pemimpin Redaksi) menerbitkan Tabloid keluarga Islam, membahas masalah kegiatan atau kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan agama Islam terbit mulai bulan November 2000. 3. Visi dan Misi Tabloid NURANi

a. Visi Tabloid NURANi

Kebenaran sejati ada pada hati NURANi. Namun tak semua manusia mampu berbuat dan bersikap sesuai hati NURANi. Adalah tugas Tabloid NURANi untuk mengasah kepekaan hati NURANi semua pembacanya. Agar bisa melihat, mendengar dan merasakan segala sesuatu yang telah terjadi.

b. Misi Tabloid NURANi

1) Mendidik masyarakat agar berfikir modern dan Islami. 2) Memotivasi masyarakat agar giat bekerja dan beribadah. 3) Mengingatkan masyarakat agar memihak pada kebenaran

(60)

`

52

4. Data Teknis

a. Nama : Tabloid NURANi

b. Motto : Bacaan Keluarga Muslim c. Penerbit : PT NURANI MEDIA TEDUH d. Kedudukan : Surabaya, Jawa Timur, Indonesia e. Mulai Terbit : 3 November 2000/ 1 Ramadan 1420 H f. Kategori terbit : Mingguan

g. Hari Terbit : Tiap Kamis

h. Jumlah : 40 Halaman (20 Halaman Full)

H. M. Khozin selaku pimpinan redaksi mengursi tetang banyak hal, antara lain, masalah-masalah umum yang terjadi di masyarakat atau yang sedang menjadi topik pembicaraan. Semua itu terwadahi dalam beberapa bentuk rubrik, yaitu:wajah yang menampilkan profil publik figur sebagai cover. Ada pula Serambi Utama, dan Serambi Khusus, Kajian Syariah yang tengah mengupas isu terbaru yang terjadi di masyarakat, baik itu masalah akhlaq, fiqih maupun tauhid. Sedangkan untuk memperindah penampilan pembacanya agar lebih modern

namun tetap syar‟i, disajikan rubrik Ayo Berjilbab, Modis, Aksesori dan

Kecantikan. Rubrik Kesehatan Ibu, Mar‟ah dan Baity Jannaty sebagai bacaan

(61)

`

53

Sebagai bacaan keluarga Muslim, NURANi juga menyajikan rubrik khusus untuk anak-anak, seperti Psikologi Anak, Kesehatan Anak, Asal Tahu, Mewarnai, Dongeng dan Komik Islami.

Untuk memperluas wawasan pembacanya tentang haji dan umroh, NURANi menghadirkan info Haji sebagai informasi penting sebelum menunaikan ibadah haji atau umrah.

Rubrik terbaru hadir mulai edisi minggu kedua bulan Juni, yaitu rubrik Shalat Khusyuk. Rubrik ini dipersembahkan oleh NURANi yang bekerja sam

Gambar

Tabel I Model Analisis Van Dijk
Tabel II Stuktur Wacana Van Dijk
Tabel V Struktur Analisis Van Dijk
gambar  vulgar  serta  judul  yang  erotik.  Karena  resah  akan  kondisi  itulah,
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam pembentukan kedisiplinan beribadah sebagai berikut Guru pendidikan agama Islam menuangkan kreativitasnya dalam kegiatan

Menerusi kajian ini, guru-guru pelatih UTM didapati telah melengkapkan diri mereka dengan kemahiran ICT yang amat baik dan ini selaras dengan harus fakulti yang ingin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di Desa Widarasari mengenai pengelolaan pendidikan karakter bagi remaja melalui pendekatan nilai- nilai

SPSS yang telah dilakukan di atas, diperoleh nilai sig 0.001, nilai tersebut < 0.050, maka dapat disimpulkan bahwa Produk berpengaruh signifikan terhadap

Adapun judul dalam penelitian Akibat Hukum Pailit Pada Perusahaan Asuransi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

memberikan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial, serta pembinaan lanjut bagi balita terlantar, anak terlantar, anak yang berhadapan

Audio visual yang digunakan sebagai acuan penyaji dalam pembelajaran antara lain :.. a) Tari Srimpi Anglirmendung oleh Ria Merdekawati (2007, Ujian Penentuan