• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelayanan Pembiayaan Murabahah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo Karanggeneng Lamongan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pelayanan Pembiayaan Murabahah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo Karanggeneng Lamongan."

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PELAYANAN PEMBIYAYAAN MURABAHAH

DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS)

MAWAR SIMO KARANGGENENG LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S.Sos.I) Dakwah Dan Komunikasi

Oleh

Farahana Zahro Aini

NIM B74211078

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Jurusan Dakwah

Prodi Manajemen Dakwah

Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Farahana Zahro Aini, NIM B74211078, 2015. Sistem Pelayanan Pembiayaan Murabahah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo Karanggeneng Lamongan. Prodi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Pokok masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah : Bagaimana sistem pelayanan pembiayaan murabahah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo Karanggeneng Lamongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan adanya subsistem, unsur, dan komponen sistem yang saling berhubungan dalam pelayanan pembiayaan murabahah. Data kualitatif diperoleh dari wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dilakukan ketika dan setelah mengumpulkan data. Analisis data dilakukan dengan mengkategorikan (coding) dari transkrip hasil wawancara kemudian menyimpulkannya.

Hasil penelitian menunjukan adanya keterlibatan subsistem, unsur, dan komponen yang saling berkaitan dan berketergantungan dalam pelayanan pembiayaan murabahah. Murabahah merupakan pembiayaan atas dasar jual beli dimana harga jual didasarkan atas harga asal yang diketahui bersama ditambah keuntungan untuk KJKS Mawar. Keuntungan adalah selisih harga jual dengan harga asal yang disepakati bersama. Unsur utama yang terlibat dalam murabahah adalah Supplier, pihak KJKS Mawar, dan Anggota. Komponen yang terlibat dalam pelayanan pembiayaan murabahah adalah Account Officer, Customer Service, Kepala Bagian Pembiayaan, Manajer dan Admin. Subsistem berupa proses yang berlangsung selama pelayanan di KJKS Mawar Simo meliputi job deskripsi, etika karyawan, dan nilai-nilai syariah dalam pelayanan pembiayaan murabahah.

(6)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Defenisi Konsep ... 7

F.Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II : KAJIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11

B. Kerangka Teori ... 14

1. Sistem ... 14

2.Pelayanan ... 20

3.Murabahah ... 34

4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah ... 38

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 41

B. Lokasi Penelitian ... 41

C. Jenis dan Sumber Data ... 42

D. Tahap – Tahap Penelitian ... 44

(7)

F. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data... 51

G. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 55

1. Sejarah... 55

2. Visi dan Misi... 57

3. Tujuan...58

4. Motto ... 58

5. Produk ... 58

6. Struktur Organisasi... 62

7. Job Deskripsi ... 63

B. Penyajian Data... 64

1. Unsur Sistem Pelayanan Pembiayaan Murabahah... 64

2. Komponen dalam Pelayanan Pembiayaan Murabahah... 72

3. Etika Karyawan dalam Memberikan Pelayanan ... 78

4. Penerapan Konsep Islam di KJKS Mawar Simo ... 80

5. Prinsip Syariah KJKS Mawar Simo dalam Memberikan Pelayanan...84

6. Murabahah di KJKS Mawar Simo ...87

C.Analisis Data ... 90

1. Sistem Pelayanan Pembiayaan di KJKS Mawar Simo ... 90

2. Etika Karyawan dalam Memberikan Pelayanan ... 99

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 102

B. Saran dan Rekomendasi... 102

C. Keterbatasan Penelitian ...,... 105 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan... 14

[image:8.595.135.482.230.566.2]

Tabel 3.1 Data, Sumber dan Teknik Pengambilan Data... 56

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di

pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan

persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada

pelanggannya dengan cara memberikan pelayanan yang lebih baik dari

pesaingnya.1

Pelanggan seperti nasabah lembaga keuangan (bank) bisa merasa tidak puas

kalau kebutuhan dan harapannya tidak dipenuhi. Pelanggan akan sangat puas

kalau apa yang dialami lebih baik dari yang diharapkan dan akan kecewa kalau

terjadi sebaliknya.2 Oleh sebab itu menurut Kotler kunci keberhasilan dalam

persaingan antar perusahaan sering terletak pada faktor pelayanan yang dapat

menambah nilai serta meningkatkan kualitas suatu bank.3

Pada industri jasa, pelayanan merupakan kunci sukses dalam keberhasilan

suatu organisasi bisnis atau perusahaan jasa. Seperti yang dikemukakan AS.

Moenir4 dalam bukunya bahwa pelayanan merupakan salah satu serangkaian

1

J. Supranto, 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 1

2

J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, hal. 5

3

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, terj. Hendra Teguh dkk, Prenhallindo, Jakarta, hal. 165

4

(10)

kegiatan, juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung

secara rutin dan bersinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam

bermasyarakat. Sedangkan yang dimaksud pelayanan umum adalah setiap

kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak lain yang ditujukan guna untuk

memenuhi kepentingan orang banyak.

Dalam Al Qur’an surat Ali Imron Ayat 159 dijelaskan bahwa untuk berlaku

baik dan memberikan pelayanan dengan lemah lembut kepada sesama (nasabah).

                                                        

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarhlah dengan mereka

dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menuyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali Imron : 159)5

5

(11)

Ayat diatas menerangkan bahwa sebagai mukmin sudah seharusnya

bersikap lemah lembut. Jika seorang mukmin tidak bersikap lemah lembut

terhadap sesama (nasabah), maka mereka akan menjauh sehingga target tidak

tercapai. Perlakuan lembut ini adalah sebagai wujud dari pelayanan. Dengan

perlakuan yang lemah lembut maka konsumen (nasabah) akan merasa nyaman

dan aman, namun sebaliknya jika sikap kasar dan keras hati yang diberikan maka

pelanggan (nasabah) akan merasa takut, tidak percaya serta perasaan adanya

bahaya sehingga mereka akan berpindah ke lembaga lain yang memberikan

pelayanan lebih baik.

Menurut Zaithaml, Berry, dan Parasuraman6 dalam buku yang ditulis Fandy

Tjiptono dijelaskan mengenai dimensi pelayanan yang berkualitas yaitu daya

tanggap (responsiveness), yakni keinginan untuk membantu dan memberikan

pelayanan dengan tanggap. Keandalan (reliability), yakni kemampuan

memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya.

Empati (emphaty), yaitu kemudahan dalam melakukan relasi, perhatian dan

pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan.

Salah satu faktor yang harus ada agar dapat diselenggarakan pelayanan yang

berkualitas adalah adanya sistem pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan

pelanggan atau pengguna jasa.7 Sistem8 yaitu metode atau cara dan suatu

6

Fandy Tjiptono, 1997, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Penerbit Andi, Yogyakarta, hal. 132-133

7

Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2009, Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 55

8

(12)

himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi

satu kesatuan yang utuh.9 Sistem menghubungkan segala lini bagian yang ada di

suatu organisasi maupun lembaga, karena saling ketergantungan dan

membutuhkan satu sama lain. Tujuannya agar semua kegiatan maupun pekerjaan

yang dilakukan berjalan efektif demi pencapaian tujuan tertentu dari sebuah

organisasi maupun lembaga.

Sistem pelayanan berarti suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan

untuk memuaskan pelanggan (nasabah). Sistem pelayanan yang baik akan

menghasilkan kualitas pelayanan yang baik pula. Suatu sistem yang baik akan

memberikan mekanisme kontrol di dalam dirinya (built in control), sehingga

segala bentuk penyimpangan yang terjadi akan mudah diketahui. Selain itu, sistem

pelayanan juga harus mampu merespon kebutuhan dan keinginan konsumen

dengan menyediakan sistem pelayanan dan strategi yang tepat.10 Maka dengan

sistem inilah pelayanan akan menjadi lebih terarah dan terkendali terhadap visi

misi maupun tujuan lembaga yang sebenarnya.

Seperti halnya pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo

Karanggeneng Lamongan yang merupakan lembaga bisnis Islam yang

memberikan pelayanan jasa penabungan maupun pembiayaan dengan sistem

syariah profesional yang selalu mengacu pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Selain

adalah rangkaian yang tepat yang terdiri atas instruksi-instruksi langkah demi langkah yang menjelaskan apa, siapa, kapan, dan bagaimana melaksanakan sesuatu. Prosedur mengemukakan bagaimana komponen-komponen dibuat menjadi keseluruhan. “system”

Ensiklopedia Menejemen Edisi 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hal. 837

9

Tatang M. Amirin, 1996, Pokok-pokok Teori Sistem, Raja Grafindo, Jakarta, hal.1 10

(13)

itu KJKS Mawar Simo mempunyai bermacam-macam produk baik produk

tabungan maupun produk pembiayaan.11

”Diantara semua produk pembiayaan yang ada di KJKS Mawar, yang sering

terjadi transaksi adalah pembiayaan murabahah12 karena dianggap

sistemnya lebih mudah dan sederhana”.13

Pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk bank syariah yang

dikembangkan berdasarkan prinsip jaul-beli dengan cicilan dalam Islam.14 Dalam

daftar buku II Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) pasal 20 ayat 6

tentang akad, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah adalah

pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh sahibul maal dengan

pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa

harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan

keuntungan atau laba bagi sahibul maal dan pengembaliannya dilakukan secara

tunai atau angsur.15

11

Produk tabungan di KJKS Mawar; tabungan Idul Fitri, Tabungan Umrah Al-Hasanah, Tabungan Haji Al-Haramain, Tabungan Lembaga Peduli Siswa, dan Tabungan Berjangka Mudharabah. Sedangkan produk pembiayaan ada Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Bai’ Bi Tsamanil Ajil, dan Rahn. (Leaflet KJKS Mawar Simo)

12

Pengertian Murabahah yang digunakan di KJKS Mawar Simo adalah pembiayaan atas dasar jual beli dimana harga jual didasarkan atas harga asal yang diketahui bersama ditambah keuntungan untuk KJKS Mawar. Keuntungan adalah selisih harga jual dengan harga asal yang disepakati bersama. (Leaflet KJKS Mawar)

13

Wawancara dengan Zumaroh (Customer Service) di KJKS Mawar Simo 30 april 2015 pukul 11:45 WIB

14Muhammad Syafi’i Antonio, 2001,

Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani, Jakarta, hal. 146

15

(14)

Pada perjanjian murabahah, lembaga keuangan membiayai pembelian

barang atau aset yang dibutuhkan oleh mitra usaha dengan membeli barang itu

dari pemasok barang kemudian menjualnya kepada mitra usaha tersebut dengan

menambahkan suatu keuntungan (margin). Dengan kata lain, penjualan barang

oleh lembaga keuangan kepada mitra usaha dilakukan atas dasar cost plus-profit.16

Dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis bermaksud

meneliti lebih lanjut tentang bagaimana sistem pelayanan pembiayaan murabahah

yang diberikan KJKS Mawar Simo Karanggeneng Lamongan kepada para

anggotanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat mengambil fokus penelitian

yang terkait dengan hal tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sistem pelayanan pembiayaan murabahah di Koperasi Jasa

Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo Karanggeneng Lamongan?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan fokus penelitian, maka tujuan penelitiannya adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran sistem pelayanan pembiayaan murabahah di

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo Karanggeneng

Lamongan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

16

(15)

Dapat menambah dan memperkaya hasanah ilmu pengetahuan, khususnya

pengetahuan tentang pelayanan pembiayaan murabahah di KJKS Mawar

Simo Karanggeneng Lamongan.

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau

masukan yang diharapkan dapat berguna dan penunjang keberhasilan bagi

KJKS Mawar Simo, khusunya mengenai sistem pelayanan pembiayaan

murabahah.

E. Definisi Konsep

Penelitian ini berjudul “Sistem Pelayanan Pembiayaan Murabahah di

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mawar Simo Karanggeneng

Lamongan”. Dari judul tersebut terdapat beberapa kata yang perlu dikonsepkan

untuk menghindari penafsiran yang berbeda yaitu :

1. Sistem

Sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,

yaitu suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang

membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. Seperti

halnya yang diungkapkan oleh Campbell dalam buku karya Tatang M.

Amirin bahwa sistem merupakan himpunan komponen atau bagian yang

saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.

Unsur tersebut meliputi unsur tujuan, keseluruhan, keterbukaan, transformasi,

saling berkaitan, dan mempunyai mekanisme kontrol.17

17

(16)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan

unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam

melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Pelayanan

Pelayanan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan orang lain (nasabah) yang tingkat kepuasannya hanya dapat

dirasakan oleh orang lain yang melayani maupun yang dilayani.18

Jadi yang dimaksud sistem pelayanan disini adalah seperangkat unsur yang

secara teratur dan saling berkaitan yang digunakan KJKS Mawar Simo

Karanggeneng Lamongan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (anggota)

yang tingkat kepuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang sedang

melayani atau yang dilayani.

3. Murabahah

Pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual beli dengan cicilan atau

bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan nasabah dengan

menambahkan suatu mark-up atau keuntungan yang disepakati.19

4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yaitu usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial dengan landasan syariah bagi hasil.20

18

Endar Sugiarto, 2002, Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 36

19

Sutan Reni Sjahdeini, 1999, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, hal. 64

20

(17)

Jadi yang dimaksud judul secara keseluruhan dalam skripsi ini adalah

seperangkat unsur yang teratur dan berkaitan untuk memenuhi kebutuhan anggota

murabahah di KJKS Mawar Simo Karanggeneng Lamongan.

F. Sistematika Pembahasan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan gambaran umum penelitian yang diangkat oleh peneliti, yaitu

terdiri dari latar belakang yang dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil-hasil

penelitian sehingga masalah yang dipilih terfokus pada rasionalitas dan historis

yang akurat, rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk mengungkap sasaran

yang ingin dicapai serta mendefinisikan setiap konsep agar memudahkan untuk

pemahaman judul.

BAB II: Kajian Teori

Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan mengenai

teori-teori sistem pelayanan yang terdiri dari kajian pustaka yang memaparkan

tentang beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah obyek kajian, dan

kajian teori yang merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori

yang digunakan berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasikan sebagai

masalah penelitian serta disajikan hasil penelitian dahulu yang relevan dengan

penelitian yang hendak dilakukan.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini dijelaskan bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan data

(18)

diangkat, meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, tahap-tahap

penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa

data serta keabsahan data.

BAB IV : Hasil Penelitian

Bab ini menjelaskan gambaran umum obyek penelitian dan kondisi lapangan

berupa potret organisasi dan suasana sehari-hari lokasi penelitian, serta

pembahasan hasil penelitian yang meliputi penyajian data serta analisis data.

BAB V : Penutup

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan peneliti yang bersifat konseptual dan

terkait dengan rumusan masalah serta saran-saran yang bersumber pada temuan

(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam hal ini penulis mengambil hubungan masalah pelayanan dari

beberapa skripsi untuk menelusuri penelitian terdahulu yang relevan, yaitu :

1. Judul : Sistem Pelayanan Koperasi Madani Randu Agung Lumajang. Disusun

oleh Muki, pada tahun 2008. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah

bagaimana sistem pelayanan Koperasi Madani. Dalam menjawab

permasalahan tersebut, peneliti menekankan pada teori faktor kualitas layanan

yang mencakup reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripstif. Adapun sistem

pelayanan yang diteliti adalah sistem pelayanan secara garis besar yang

diterapkan di Koperasi Madani yaitu semboyan kerja cepat, tepat, dan ramah

serta kewajiban karyawan dalam memberikan pelayanan yaitu tersenyum,

salam ketika mengawali dan mengakhiri diskusi dengan nasabah,

menjelaskan identitas diri, menanyakan kebutuhan nasabah, dan

mengucapkan terima kasih.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam segi obyek. Penulis meneliti

obyek yang lebih spesifik pada salah satu pelayanan dari produk koperasi

yaitu pembiayaan murabahah. Selain itu lokasi yang diteliti juga berbeda.

2. Judul : Strategi Pelayanan Nasabah di Pegadaian Cabang Mojokerto. Disusun

(20)

bagaimana strategi pelayanan nasabah di pegadaian cabang Mojokerto.

Dalam menjawab permasalahan ini peneliti lebih menekankan bagaimana

untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Hasil penelitian menyatakan

bahwa pegadaian cabang Mojokerto ini sudah memiliki empat teori Fandy

Tjiptono yaitu : atribut layanan pelanggan, sistem umpan balik untuk kualitas

layanan pelanggan, pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa layanan,

dan implementasi. Sehingga dengan adanya empat hal tersebut, nasabah akan

merasa puas dan nyaman dalam menggadaikan atau menyimpan barangnya di

pegadaian cabang Mojokerto.

Perbedaan antara yang ditulis Ovi dengan yang penulis teliti adalah

antara strategi dan sistem. Selain itu dalam penelitian Ovi menerangkan

pelayanan secara keseluruhan atau umum yang diberikan oleh pihak

pegadaian kepada nasabah. Sedangkan yang penulis teliti adalah spesifik

mengenai satu pelayanan dalam satu produk pembiayaaan murabahah di

KJKS Mawar Simo.

3. Judul : Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah dalam

Menggunakan Produk Tabungan Pada PT. BNI Syariah Surabaya. Disusun

oleh Karmila Yaumi Nurjanah, pada tahun 2013. Masalah yang diteliti adalah

bagaimana pelayanan terhadap nasabah, bagaimana keputusan nasabah

terhadap produk tabungan, dan apakah pelayanan yang terdiri dari daya

tanggap, keandalan, empati, dan bukti fisik berpengaruh pada keputusan

nasabah dalam menggunakan produk tabungan. Dalam menjawab penelitian

(21)

karakteristik responden/nasabah, gambaran variabel pelayanan, dan melihat

gambaran variabel keputusan nasabah. Selain itu peneliti juga menggunakan

pendekatan analisis regresi linier berganda, ini digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh dari dua variabel tersebut. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan pihak bank kepada nasabah

sebagian besar dinilai nasabah sudah baik, kemudian nasabah tabungan dalam

menggunakan produk tabungan yang sudah dikatakan kuat serta terdapat

pengaruh antara pelayanan terhadap keputusan nasabah.

Perbedaan antara penelitian ini dengan yang penulis teliti adalah dalam

segi pendekatan dan jenis penelitian. Dalam penelitian ini melibatkan dua

variabel yaitu pelayanan dan nasabah, sedangkan yang penulis teliti hanya

sebatas menggambarkan kondisi sistem pelayanan yang ada di KJKS Mawar

Simo Karanggeneng Lamongan.

Agar lebih memudahkan pemahaman, akan peneliti tabulasikan sebagai

(22)
[image:22.595.70.563.206.743.2]

Tabel 2.1

PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

No Penulis Judul dan jenis

penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Ovi Hari K

Fakultas Dakwah

Jurusan

Manajemen

Dakwah IAIN

Sunan Ampel

Surabaya 2012

Strategi Pelayanan

Nasabah di

Pegadaian Cabang

Mojokerto

Jenis penelitian

kualitatif studi kasus

analisis wacana dan

penelitian tindakan

1. Meneliti dalam

bidang pelayanan (obyek penelitian) 2. Menggunakan pendekatan kualitatif

1. Spesifikasi obyek

penelitian. Penelitian

Ovi pelayanan secara

umum sedangkan yang

penulis teliti terfokus

pada satu produk

(murabahah).

2. Jenis penelitian antara

studi kasus dan

deskriptif

3. Lokasi penelitian

2 Muki

Fakultas Dakwah

Jurusan

Manajemen

Dakwah IAIN

Sunan Ampel

Sistem Pelayanan

Koperasi Madani

Randu

Agung-Lumajang

Jenis penelitian

kualitatif deskriptif

1. Obyek penelitian

tentang sistem

pelayanan

2. Menggunakan

pendekatan

kualitatif

1. Spesifikasi obyek

penelitian. Penelitian

Muki pelayanan secara

umum sedangkan yang

penulis teliti terfokus

(23)

B. Kerangka Teori

1. Sistem

Surabaya 2008 deskriptif

3. Lokasi

penelitian di

lembaga

koperasi

(murabahah).

2. Lokasi penelitian

3 Karmila Yaumi

NurJanah

Fakultas Syariah

2013

Pengaruh Pelayanan

Terhadap Keputusan

Nasabah dalam

Menggunakan

Produk Tabungan

Pada PT. BNI

Syariah Surabaya

Jenis penelitian

deskriptif kuantitatif

dengan metode

survey

1. Obyek penelitian

2. Lokasi

penelitian di

lembaga

keuangan

syariah

1. Spesifikasi obyek

penelitian. Penelitian

Karmila lebih

menekankan pada

kualitas pelayanan

sedangkan yang

penulis teliti hanya

menjelaskan tentang

sistem pelayanan yang

ada dalam pembiayaan

2. Jenis dan pendekatan

penelitian antara

deskriptif kuantitatif

dan deskriptif

kualitatif.

(24)

a. Pengertian Sistem

Dalam buku “Sistem Sosial Budaya” dijelaskan beberapa pengertian sistem

sebagai berikut :21

1) Sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas, seperti sistem telekomunikasi,

sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan lain sebagainya.

2) Sistem adalah susunan yang teratur, seperti pandangan, metode, teori,

azas, peraturan, dan sebagainya. Dengan pengertian ini dapat diberikan

beberapa contoh penggunaan seperti sistem pemerintahan negara

(demokrasi, parlemen).

3) Sistem juga bisa diartikan sebagai metode, seperti sistem pendidikan

(klasikal, individual), sistem kerja yang baik, sistem permainannya

berubah, dan lain sebagainya.

Sistem menurut pengertian ilmiah dalam buku International Encyclopedia

of Social Sciences sebagai berikut :

“System in the concept that refers both to a complex of

interdependecies between parts, components, and processes that

involve discernible regularities of relationship, and to a similiar type of

interdependency between such a complex and its surrounding

environment”.

“Sistem adalah konsep yang menjelaskan pertama tentang suatu

kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian-bagian,

21

(25)

komponen-komponen, dan proses-proses yang melingkupi

aturan-aturan tata hubungan yang dapat dikenali, dan kedua tentang suatu tipe

serupa dari saling ketergantungan antara kompleksitas demikian itu

dengan sekitarnya”.22

Dari sekian pendapat yang ada, terdapat istilah sistem yang paling sering

digunakan untuk menunjukkan pengertian yaitu metode atau cara dan suatu

himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain

menjadi satu kesatuan yang utuh.23 Pengertian tersebut mencerminkan

adanya beberapa bagian hubungan antar bagian, ini menunjukkan

kompleksitas dari sistem yang meliputi kerja sama antar bagian yang

interdependen atau sama lain.

Pada dasarnya, sistem berusaha mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini

menyebabkan timbulnya dinamika perubahan yang terus menerus perlu

dikembangkan dan dikendalikan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa

sistem sebagai gugus dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara

teratur dalam rangka mencapai tujuan.24

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah terdiri dari

struktur dan proses. Suatu sistem mempunyai rangkaian input, proses,

output, outcome, dan impact. Sistem terdiri dari sejumlah subsistem. Setiap

subsitem ini terbagi lagi dalam sub-subsistem. Masing-masing subsistem

22

Bustami Rahman, Sistem Sosial Budaya Indonesia, hal. 4

23

Tatang M. Amirin, 1996, Pokok-pokok Teori Sistem, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.1

24

(26)

memiliki tujuan sendiri-sendiri, namun tujuan sebenarnya adalah sama

yakni mengarah pada sasaran yang sama.

b. Ciri dan Sifat Sistem

Menurut Winardi yang dikutip oleh Ali Aziz, ciri-ciri sistem terbagi

menjadi enam yaitu :25

1) Setiap sistem merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar dan

yang mencakup banyak sistem.

2) Setiap bagian atau subsistem besar memiliki tujuan dan memberikan

sumbangsih ke arah pencapaian sasaran tersebut.

3) Subsistem-subsistem berkaitan satu sama lain, hingga suatu perubahan

pada bagian tertentu sistem akan menimbulkan perubahan pada bagian

lainnya.

4) Setiap sistem memiliki suatu batasan sistem dan kita dapat memperluas

atau mempersempitnya sesuai tujuan kita.

5) Sistem fisik tertutup dalam mengalami entropi, yakni tidak mudah

mengalami peghancuran atau kekacauan.

6) Apabila sebuah sistem terbuka ingin tetap bertahan, maka ia harus

menggunakan cukup banyak input dari lingkungannya guna

mengkompensasi output untuk menjalankan sistem yang bersangkutan.

25

(27)

Sedangkan menurut William A. Shorde dalam bukunya Organization and

Management menyebutkan ada sekitar enam ciri sebuah sistem, yaitu :

1) Perilaku berdasarkan tujuan tertentu

2) Keseluruhan

3) Keterbukaan

4) Terjadinya transformasi

5) Terjadi korelasi

6) Memiliki mekanisme kontrol, artinya terdapat kekuatan yang

mempersatukan dan mempertahankan sistem yang bersangkutan.26

c. Unsur-unsur Sistem dalam Sebuah Organisasi

Menurut M.A. Makkasau, unsur-unsur sistem dalam sebuah organisasi

terdiri dari :27

1) Unsur tujuan atau the goal. Maksudnya adalah setiap sistem

mempunyai tujuan yang akan dicapai.

2) Unsur totalitas atau the wholeness. Sistem pada hakekatnya adalah

suatu totalitas yang terdiri dari semua unsur sebagai satu kesatuan

yang utuh.

3) Unsur lingkungan atau environment. Lingkungan adalah situasi dan

kondisi yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses dari pada

kehidupan sistem yang berada di sekelilingnya.

26

Eti Rochaety, dkk, 2013, Sistem Informasi Manajemen jilid 2, Mitra Wacana Media, Jakarta, hal. 4

27

(28)

4) Unsur masukan atau input. Masukan adalah segala sesuatu yang akan

menjadi bahan prosesing di dalam transformasi sistem menjadi

keluaran.

5) Unsur proses atau transformation. Transformasi adalah suatu wadah

yang akan mengelola bahan masukan menjadi keluaran.

6) Unsur keluaran atau output. Keluaran adalah sesuatu yang merupakan

hasil proses transformasi.

7) Unsur balikan atau feedback. Balikan adalah merupakan suatu data

yang dapat memberikan pengaruh kepada masukan apakah datangnya

dari keluaran, lingkungan tugas, atau lingkungan sosial atau alam dan

lain-lainnya untuk segera mengadakan penyempurnaan atau adaptif

yang diperlukan.

Sementara dalam buku karya Tatang M. Amirin disebutkan bahwa

ciri pokok sistem itu ada 6 (enam) yaitu :28

1) Sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku atau kegiatannya

mengarah pada tujuan tersebut. Diistilahkan dengan “purposive

behavior”.

2) Suatu sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh.

Sistem memiliki “wholisme”. Keseluruhan yang utuh (the whole)

lebih sekedar kumpulan bagian-bagian. Artinya bukanlah sekedar

bagian-bagian atau unsur-unsur yang bergabung menjadi satu,

melainkan mempunyai makna tersendiri.

28

(29)

3) Sistem memiliki sifat terbuka. Suatu sistem berinteraksi dengan

sistem yang lebih luas atau lebih besar, yang biasa dinamakan

lingkungan sistem.

4) Suatu sistem mempunyai atau melakukan kegiatan transformasi,

kegiatan mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Jelasnya

sistem mentransformasikan atau mengubah sumber-sumber (masukan

atau input) menjadi keluaran untuk mencapai tujuannya.

5) Dalam sistem terdapat saling berkaitan. Jelasnya ada interaksi

diantara bagian-bagian (unsur, komponen), satu sama lain saling

bergantung dan terjadi interaksi antara sistem dengan lingkungan.

6) Sistem mempunyai mekanisme kontrol. Di dalam sistem ada kekuatan

pemersatu sehingga sistem itu padu, satu sama lain terikat menjadi

satu, dan sistem pun mampu mengatur dirinya.

Kedua teori diatas pada intinya sama. Jadi dapat disimpulkan

bahwa karakteristik sistem adalah mempunyai tujuan (goal), bersifat

keseluruhan (wholenes), terbuka, mempunyai lingkungan,

bertransformasi, saling berkaitan, dan mempunyai mekanisme kontrol.

2. Pelayanan

a. Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas

orang lain secara langsung.29 Pelayanan (service) menurut Kotler (1996;

578) dalam buku Fajar Laksana30 dijelaskan bahwa pelayanan adalah:

29

(30)

a service any act or performance that one party can offer to another

that is essentially intangible and does not result in the owner ship of

anything, its production may or may no be to a physical product”

“pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”

Pada industri jasa, pelayanan merupakan kunci sukses dalam

keberhasilan suatu organisasi bisnis atau perusahaan jasa. Seperti yang

dikemukakan AS. Moenir31 dalam bukunya bahwa pelayanan merupakan

salah satu serangkaian kegiatan, juga merupakan suatu proses. Sebagai

proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan bersinambungan yang

meliputi seluruh kehidupan orang dalam bermasyarakat. Sedangkan yang

dimaksud pelayanan umum adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pihak-pihak lain yang ditujukan guna untuk memenuhi kepentingan

orang banyak.

Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) kunci memberikan layanan nasabah

atau pelanggan, sebagai berikut :

1) Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan nasabah/pelanggan,

termasuk di dalamnya memahami tipe-tipe pelanggan.

2) Pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar

dalam suatu kerangka strategik.

30

Fajar Laksana, 2008, Manajemen Pemeasaran, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal.85

31

(31)

3) Pengembangan database yang lebih akurat daripada pesaing,

mencakup data kebutuhan dan keinginan setiap segmen nasabah atau

pelanggan dan perubahan kondisi persaingan.32

b. Komponen-Komponen dalam Pelayanan

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam memberikan

pelayanan, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan, karena

dengan memperhatikan dan menjadikan komponen-komponen ini sebagai

satu kesatuan (sistem), maka terciptalah suatu pelayanan yang maksimal.

Adapun komponen-komponen tersebut antara lain :33

1) Produk

a) Harga pemasangan

b) Pemasangan yang mudah

c) Dapat diandalkan

d) Mudah diperbaiki

2) Layanan

a) Harga layanan

b) Waktu yang diperlukan

c) Suku cadang yang tersedia

d) Kontrak perawatan

3) Dukungan

a) Pelatihan kepada pelanggan

32

Fandy Tjiptono, 1997, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Penerbit Andi, Yogyakarta, hal.132-133

33

(32)

b) Pengurusan dokumen

c) Konsultasi

d) Petunjuk/penyelesaian masalah

4) Proses

a) Mudah menghubungi petugas layanan

b) Sikap petugas layanan

c) Prestasi petugas dan peralatan layanan

d) Keamanan/kepercayaan/kepastian dalam layanan

Dalam produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan,

baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai

pelengkap (layanan nasabah/pelanggan). Produk inti umumnya sangat

bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe bisnis yang lain, tetapi

layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Layanan pelengkap dapat

diklasifikasikan menjadi 8 (delapan) kelompok, yaitu :34

1) Informasi, misalnya jalan/arah menuju lokasi produsen, jadwal skedul

penyampaian produk/jasa, harga, instruksi mengenai cara

menggunakan produk, peringatan (warning), pemberitahuan adanya

perubahan, dokumentasi, rekapitulasi rekening, dan tanda terima.

2) Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi, dan

konsultasi manajemen/teknis.

3) Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, juga pelanggan

berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran,

34

(33)

pengurangan otomatis atas rekening nasabah, serta kontrol dan

verifikasi.

4) Billing, meliputi laporan rekening periodik, daktor untuk transaksi

individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang bisa

memperlihatkan rekening.

5) Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian

produk, menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah

(jaminan dan garansi atas kegagalan pemakaian produk, kesulitan

yang disebabkan kegagalan produk, termasuk masalah dengan staf

atau pelanggan lainnya), dan restitusi (pengembalian uang,

kompensasi, dan sebagainya).

6) Order talking, meliputi aplikasi atau pendaftaran (keanggotaan di

klub atau program tertentu), order entry, dan reservasi (tempat duduk,

meja, dan ruang).

7) Hospitally, diantaranya sambutan, food and beverages, toilet, dan

kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu (majalah,

hiburan, koran, ruang tunggu), transportasi, dan sekuriti.

8) Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik

pelanggan yang mereka bawa (parkir kendaraan roda dua dan roda

empat, penanganan bagasi, titipan tas, dan lain-lain), serta perhatian

dan perlindungan atas barang yang dibeli pelanggan (pengemasan,

transportasi, pengantaran, instalasi pembersihan, inspeksi, dan

(34)

c. Mekanisme Sistem Pelayanan

Dari pengertian diatas yang menjelaskan tentang sistem dan

pelayanan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan adalah

serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan berkesinambungan yang

diberikan kepada nasabah atau pelanggan secara totalitas untuk

menciptakan kepuasan yang dilayani (nasabah).

Petugas sebuah lembaga dituntut memberikan pelayanan yang prima

kepada nasabahnya. Agar pelayanan yang diberikan dapat memuaskan

nasabah, maka petugas harus memiliki dasar-dasar pelayanan yang

kokoh. Pelayanan yang diberikan akan berkualitas jika setiap petugas

telah dibekali dasar-dasar pelayanan. Berikut ini dijelaskan dasar-dasar

pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti.35

1) Memusatkan perhatian kepada pelanggan

Cara yang dapat ditempuh antara lain :

a) Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dbicarakan

pelanggan, dan tidak sekali-kali memotong pembicaraannya

b) Memperhatikan sikap tubuh anda, bertindak secara tenang dan

rileks

c) Menatap mata pelanggan pada saat berbicara dan tersenyum,

sehingga tatapan mata anda menjadi teduh dan menyejukkan hati

yang memandang

d) Memperhatikan ekspresi wajah anda dan selalu tampilkan senyum

35

(35)

2) Memberikan pelayanan yang efisien

Cara yang dapat dilaksanakan antara lain :

a) Melayani pelanggan berikutnya segera selesai dengan yang satu

b) Menggunakan waktu seakurat mungkin

c) Berbicara seperlunya dengan pelanggan

d) Merencanakan apa yang berikutnya akan dilakukan

e) Menindak lanjuti pelayanan sampai tuntas

3) Meningkatkan perasaan harga diri tamu.

Cara yang dapat dilakukan antara lain :

a) Mengenali kehadiran pelanggan dengan segera

b) Selalu mempergunakan nama pelanggan sesering mungkin

c) Tidak menggurui pelanggan bagaimanapun pintarnya

d) Memuji dengan tulus dan memberikan penghargaan kepada

pelanggan

e) Memperlakukan setiap pelanggan sebagai orang dewasa

4) Membina hubungan baik dengan pelanggan.

Cara yang dapat dilakukan :

a) Mendengar apa yang disampaikan oleh pelanggan tanpa

memotong pembicaraannya

b) Menunjukkan simpati dan berbicara dengan penuh perasaan untuk

menunjukkan bahwa anda mengerti dan memahami perasaan

(36)

c) Mempersilahkan pelanggan menanggapi dan berusaha

menyelesaikan masalah

Agar pelayanan yang diberikan bisa memuaskan nasabah, maka

seorang karyawan (customer service)36 dituntut untuk untuk memberikan

pelayanan yang prima kepada nasabahnya yaitu mereka harus memiliki

dasar-dasar pelayanan yang kokoh. Dasar-dasar pelayanan yang harus

dipahami adalah sebagai berikut :37

1) Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih

2) Percaya diri, bersikap akrab, dan penuh dengan senyum

3) Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika kenal

4) Tenang, sopan, hikmat, serta tekun mendengarkan setiap

pembicaraan

5) Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar

6) Bergairah dalam melayani nasabah dan menunjukkan kemampuan

7) Tidak menyela atau memotong pembicaraan

8) Mampu meyakinkan nasabah serta memberikan kepuasan

9) Jika tidak sanggup melayani permasalahan yang ada, segera minta

bantuan

10) Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan dilayani

d. Kualitas Layanan

36

Pengertian customer service secara umum adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan nasabah melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah (Kasmir, 2010, Pemasaran Bank, Prenada Media Group, Jakarta, hal 181)

37

(37)

Untuk mencapai suatu pelayanan yang berkualitas, maka tidak bisa

terlepas dari penyedia layanan yang memiliki kinerja baik. Kinerja

pelayanan organisasi sering dilihat sebagai kinerja organisasi. Sehingga

apabila organisasi tersebut menyelenggarakan pelayanan yang baik,

maka kinerja organisasinya dapat dianggap baik. Dengan demikian

kinerja organisasi dan kinerja pelayanan suatu organisasi ibarat dua sisi

dari satu mata uang yang sama.38

Suatu pelayanan yang baik dan berkualitas dapat dilihat dari lima hal

berikut, yaitu :39

1) Tangibles (bukti langsung), yakni kemampuan sebuah lembaga

dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Seperti

penampilan dan kemampuan karyawan, sarana dan prasarana fisik

meliputi fasilitas fisik dan keadaan lingkungan sekitarnya. Hal ini

adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.

Bahwasanya sebuah lembaga dalam menunjukkan bukti fisiknya

sesuai dengan kemampuannya

2) Reliability (keandalan), yakni kemapuan untuk menyelenggarakan

pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja

harus sesuai dengan harapan nasabah yang berarti ketepatan waktu,

pelayanan yang sama kepada semua nasabah tanpa kesalahan dan

dengan akurasi yang tinggi

38

Raminto dan Atik, 2009, Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 173

39

(38)

3) Responsiveness (daya tangkap), adalah suatu kerelaan untuk

menolong dan menyelenggarakan pelayanan dengan cepat dan tepat

kepada nasabah, dengan menyampaikan informasi yang jelas

4) Assurance (jaminan) adalah pengetahuan dan kesopanan para

karyawan dan kemampuan mereka dalam memberikan

kepercayaan kepada para nasabah yang terdiri dari beberapa

komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,

kompetensi, dan sopan santun

5) Emphaty (empati), yakni kemampuan sebuah lembaga dalam

memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi

yang diberikan kepada nasabah dengan berupa memahami keinginan

nasabah

Pelayanan lembaga/perusahaan (corporate service) dalam lembaga

keuangan merupakan salah satu kegiatan pelayanan nasabah yang sangat

penting dalam rangka pembinaan dan pengembangan nasabah. Salah satu

kunci keberhasilan perusahaan adalah karena corporate service yang

selama ini selalu mendampinginya.

Tugas-tugas utama service corporate dalam lembaga keuangan

adalah :

1) Membantu nasabah dalam meluaskan pemasaran jangka panjang

produknya

2) Membantu kelancaran pembayaran para relasi nasabah yang

(39)

3) Melancarkan dan meluaskan jaringan organisasi usaha nasabah

4) Membantu kelancaran administrasi keuangan nasabah

5) Membantu menyelesaikan utang piutang nasabah

6) Membantu administrasi nasabah dalam urusan bea dan perpajakan,

asuransi dan sebagainya

7) Membantu nasabah dalam mengikuti gelombang bisnis usahanya

melalui analisis pasar dan berbagai informasi yang akurat secara

rutin40

Menurut Davidow dalam buku Perbankan Syariah, menyebutkan

bahwa pelayanan adalah hal-hal yang jika diterapkan terhadap suatu

produk akan meningkat daya atau nilai terhadap pelanggan/nasabah.

(Service is those thing which when added to a product, increase its utility

of value to the customer). 41

Dalam dunia perbankan terdapat istilah etiket42perbankan untuk

melayani nasabah. Secara garis besar, dasar-dasar dalam etiket perbankan

yang harus dijalankan oleh setiap karyawan adalah berikut :

1) Ingin membantu setiap keinginan dan kebutuhan nasabah sampai

tuntas

2) Selalu memberi perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi

nasabah

40

Muchdarsyah Sinungan, 1994, Strategi Manajemen Bank, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 303

41

Ismail Nawawi, 2012, Perbankan Syariah, Dwiputra Pustaka Jaya, Jakarta, hal. 265

42

(40)

3) Sopan dan ramah dalam melayani nasabah tanpa melakukan

diskriminasi dalam bentuk apapun

4) Memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menghadapi setiap tindak

tanduk para nasabah

5) Menjaga perasaan nasabah agar tetap merasa tenang, nyaman, dan

menimbulkan kepercayaan

6) Dapat menahan emosi dari setiap kasus yang dihadapi, terutama dalam

melayani nasabah yang berperilaku kurang baik

7) Menyenangkan orang lain merupakan sikap yang harus selalu

ditunjukkan oleh setiap karyawan bank

e. Konsep Pelayanan dalam Islam

Ajaran Islam didasarkan dan ditujukan untuk membentuk akhlak

yang luhur. Manusia diharapkan melakukan perbuatan yang baik, indah,

serasi dan harmonis. Dengan demikian prinsip manajemen dan

pelaksanaannya wajib dijiwai, dipimpin dan diarahkan untuk mencapai

kebaikan (maslahah) berdasarkan konsepsi dan norma-norma yang

ditetapkan oleh Allah dan Rosulnya.43 Salah satu wujud dari manajemen

yang baik adanya adalah pelayanan yang baik. Pelayanan ini dijelaskan

dalam firman Allah surat Al Maidah ayat 2 sebagai bentuk tolong

menolong, yaitu Allah menyeru para hambaNya untuk saling tolong

menolong dalam kebaikan.

43

(41)















































Dan tolong menolonglah kamu kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah:2)44

Dalam ayat diatas telah dijelaskan bahwa Allah menyeru kepada

hamba-hambaNya untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan.

Sebagai makhluk sosial sudah jelas akan saling membutuhkan manusia

lainnya untuk membantu dalam segala aspek kehidupannya. Seperti

dalam hal pelayanan, pelayanan merupakan salah satu bentuk tolong

menolong selama pelayanan tersebut mengarah pada hal-hal kebaikan

(positif). Terdapat ayat Al Qur’an yang lebih spesifik tentang pelayanan

yaitu pada surat Ali Imron Ayat 159, dimana dijelaskan agar berlaku

baik dan memberikan pelayanan dengan lemah lembut kepada sesama

(nasabah).                                                         

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras laagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarhlah dengan mereka dalam uruan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya

44

(42)

Allah menuyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali

Imron : 159)45

Adapun kiat-kiat membangun citra di mata pelanggan menurut Uswah

Rosulullah SAW dalam sebuah perusahaan yaitu :46

1) Penampilan. Tidak membohongi pelanggan, baik mencakup besaran

kuantitas maupun kualitas

2) Pelayanan. Pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan hedaknya

diberi tempo untuk melunasinya. Selanjutnya, pengampunan (bila

memungkinkan) hendaknya diberikan, jika ia benar-benar tidak

sanggup membayarnya

3) Persuasi. Menjauhi sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu

barang

4) Pemuasan. Hanya dengan kesepakatan bersama, dengan suatu usulan

dan penerimaan, penjualan akan sempurna

f. Prinsip Lembaga Keuangan Syariah dalam Memberikan

Pelayanan

Pada dasarnya tujuan utama lembaga keuangan syariah adalah untuk

memberikan pelayanan keuangan secara syariah. Dalam melakukan

pelayanan, sebuah lembaga keuangan syariah menerapkan unsur-unsur

berikut dalam budaya kerjanya :47

1) Shiddiq, berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan,

keyakinan, serta perbuatan berdasakan ajaran Islam. Tidak ada

45

KementrianAgama RI, Al-qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata.

46

Muhammad Ismail Yusanto, 2003, Menggagas Bisnis Islam, Gema Insani, Jakarta, hal. 168

47

(43)

kontradiksi dan pertentangan yang disengaja antara ucapan dan

perbuatan. Dalam pelaksanaannya, kejujuran ditampilkan dalam

bentuk kesungguhan dan ketepatan (mujahadah dan itqan), baik

ketepatan waktu, janji, pelaporan, serta menjauhkan diri dari

berbuat bohong dan menipu

2) Istiqamah, artinya konsisten dalam iman dan nilai-nilai yang baik

meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan. Istiqamah

ini diwujudkan dengan keteguhan, kesabaran, serta keuletan,

sehaingga menghasilkan sesuatu yang optimal

3) Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara

mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajiban. Sifat ini

akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan untuk melakukan

berbagai macam inovasi yang bermanfaat

4) Amanah, berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan

setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam

keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat

yang terbaik) dalam segala hal. Sifat amanah harus dimiliki oleh

setiap mukmin, apalagi yang memiliki pekerjaan yang berhubungan

dengan pelayanan bagi masyarakat

5) Tabligh, berarti mengajak sekaligus memberikan contoh kepada

pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam

dalam kehidupan kita sehari-hari

(44)

a. Pengertian Murabahah

Murabahah didefinisikan oleh para fuqoha sebagai pejualan barang

seharga biaya atau harga pokok barang tersebut ditambah margin

keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah :

1) Penjual harus membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian

barang yang telah disepakati spesifikasinya

2) Penjual harus membeli barang yang diperlukan pembeli atas nama

penjual sendiri

3) Pembelian harus bebas riba

4) Penjual harus memberi tahu secara jujur tentang harga pokok barang

kepada pembeli berikut biaya yang diperlukan48

Dalam daftar buku II Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)

pasal 20 ayat 6 tentang akad, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

murabahah adalah “pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan

oleh sahibul maal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi

jual beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga

jual terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi

sahibul maal dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau

angsur.49

Pada perjanjian murabahah, lembaga keuangan membiayai

pembelian barang atau aset yang dibutuhkan oleh mitra usaha dengan

membeli barang itu dari pemasok barang kemudian menjualnya kepada

48

Wiroso, 2005, Jual Beli Murabahah, UII Press, Yogyakarta, hal. 25

49

(45)

mitra usaha tersebut dengan menambahkan suatu keuntungan (margin).

Dengan kata lain penjualan barang oleh lembaga keuangan kepada

mitra usaha dilakukan atas dasar cost plus-profit.50

Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

murabahah adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian pembiayaan

saling menguntungkan yang dilakukan oleh sahibul maal dengan pihak

yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa

harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang

merupakan keuntungan atau laba bagi sahibul maal dan

pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur.51

b. Rukun Murabahah

Murabahah sebagai salah satu bentuk jual beli yang memiliki

rukun yang harus dipenuhi, sehingga murabahah dapat dikatakan sah

menurut yariat dan rukun dari murabahah itu sendiri adalah sebagai

berikut : 52

1) Bay’ (penjual)

Dalam hal ini adalah supplier yakni mempunyai barang yang

dijadikan dalam transaksi

2) Musytary Awwal (pembeli pertama)

50

Sutan Remy Sjahdeini, Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Indonesia, hal. 64

51

Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, hal. 46

52

(46)

Yang dimaksud dengan musyatary awwal adalah pihak lembaga

keuangan (KJKS) yang akan melaksanakan transaksi dengan

pembeli kedua, yaki mitra usaha

3) Musytary Sani (pembeli kedua)

Pembeli kedua merupakan pihak yang memerlukan dana dari pihak

yang akan menjadi pembeli dari pembeli pertama

4) Ma’qud Alayh (obyek jual beli)

Merupakan barang yang dibutuhkan oleh pembeli kedua barang

yang akan dijadikan obyek dalam transaksi ini

5) Sighat Ijab Qabul (ucapan serah terima)

Sighat ijab qabul merupakan perkataan serah terima oleh penjual

dan pembeli, dalam hal ini pihak lembaga keuangan (KJKS) dan

mitra usaha merupakan inti dari semuanya

c. Syarat-syarat Murabahah

Syarat murabahah adalah sesuatu yang menjadi sebab terealisasinya

transaksi murabahah, adapun syarat-syarat murabahah antara lain :53

1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada mitra usaha

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan

3) Kontrak harus bebas dari riba

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas

barang sesudah pembelian

53Muhammad Syafi’i Antonio, 2001,

(47)

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, jika pembelian dilakukan secara hutang

Secara prinsip, jika syarat dalam nomor 1, 4, atau 5 tidak dipenuhi,

pembeli memiliki pilihan :

1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya

2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas

barang yang dijualkan

3) Membatalkan kontrak

4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

a. Pengertian KJKS

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang

kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan

simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dimana manajemen KJKS

adalah pengurus yang menjalankan fungsi eksekutif, dan atau pengelola

usaha (direktur, manajer, dan atau kepala unit) yang merupakan tenaga

profesional yang diangkat oleh pengurus atas persetujuan rapat anggota.

Dan perangkat organisasi KJKS terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus,

dan Pengawas.54

Kehadiran KJKS sebagai pendatang baru dalam dunia

pemberdayaan masyarakat melalui sistem simpan pinjam syariah

54“Standar Operasional Pelaksanaan Koperasi jasa Keuangan Syariah dan Unit J

asa Keuangan

(48)

merupakan alternatif yang lebih inovatif dalam jasa keuangan.55 KJKS

memiliki unit simpan pinjam yang terdiri dari dua bentuk usaha, yaitu

simpanan dan pinjaman. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh

anggota, calon anggota, KJKS lain dan atau anggotanya kepada KJKS

dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka, sedangkan pinjaman

adalah penyediaan uang berdasarkan perjanjian atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara KJKS dengan anggota, calon anggota, KJKS

lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu.56

Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004

tentang Petunjuk Pelaksanaan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah

merupakan realisasi atau kepedulian pemerintah untuk berperan

memberikan payung hukum atas kenyataan yang tumbuh subur dalam

masyarakat ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi

Usaha Kecil dan Menengah.

Kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syariah adalah kegiatan yang

dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui Usaha

Jasa Keuangan Syariah dari dan untuk anggota koperasi yang

bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain

dan atau anggotanya. Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi

55

Heri Sudarsono, 2005, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi 2, Ekonosia, Yogyakarta, Hal. 96

56

(49)

yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan

simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

Kenyataan itu membuktikan bahwa sistem ekonomi syariah dapat

diterima dan diterapkan dalam masyarakat Indonesia bahkan

mempunyai nilai positif dalam membangun masyarakat Indonesia dalam

kegiatan ekonomi sekaligus membuktikan kebenaran hukum ekonomi

syariah mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan sistem ekonomi

komunis maupun ekonomi kapitalis.

b. Tujuan Pendirian KJKS

Tujuan pendirian/pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

antara lain :57

1) Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di

kalangan usaha mikro, kecil menengah dan koperasi melalui sistem

syariah

2) Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro,

kecil, dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada

umumnya

3) Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam

kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

57

(50)

BAB II

KAJIAN TEORI

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam hal ini penulis mengambil hubungan masalah pelayanan dari

beberapa skripsi untuk menelusuri penelitian terdahulu yang relevan, yaitu :

4. Judul : Sistem Pelayanan Koperasi Madani Randu Agung Lumajang. Disusun

oleh Muki, pada tahun 2008. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah

bagaimana sistem pelayanan Koperasi Madani. Dalam menjawab

permasalahan tersebut, peneliti menekankan pada teori faktor kualitas layanan

yang mencakup reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripstif. Adapun sistem

pelayanan yang diteliti adalah sistem pelayanan secara garis besar yang

diterapkan di Koperasi Madani yaitu semboyan kerja cepat, tepat, dan ramah

serta kewajiban karyawan dalam memberikan pelayanan yaitu tersenyum,

salam ketika mengawali dan mengakhiri diskusi dengan nasabah,

menjelaskan identitas diri, menanyakan kebutuhan nasabah, dan

mengucapkan terima kasih.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam segi obyek. Penulis meneliti

obyek yang lebih spesifik pada salah satu pelayanan dari produk koperasi

yaitu pembiayaan murabahah. Selain itu lokasi yang diteliti juga berbeda.

5. Judul : Strategi Pelayanan Nasabah di Pegadaian Cabang Mojokerto. Disusun

oleh Ovi Hari Kristanto, pada tahun 2012. Masalah yang diteliti adalah

(51)

Dalam menjawab permasalahan ini peneliti lebih menekankan bagaimana

untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Hasil penelitian menyatakan

bahwa pegadaian cabang Mojokerto ini sudah memiliki empat teori Fandy

Tjiptono yaitu : atribut layanan pelanggan, sistem umpan balik untuk kualitas

layanan pelanggan, pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa layanan,

dan implementasi. Sehingga dengan adanya empat hal tersebut, nasabah akan

merasa puas dan nyaman dalam menggadaikan atau menyimpan barangnya di

pegadaian cabang Mojokerto.

Perbedaan antara yang ditulis Ovi dengan yang penulis teliti adalah

antara strategi dan sistem. Selain itu dalam penelitian Ovi menerangkan

pelayanan secara keseluruhan atau umum yang diberikan oleh pihak

pegadaian kepada nasabah. Sedangkan yang penulis teliti adalah spesifik

mengenai satu pelayanan dalam satu produk pembiayaaan murabahah di

KJKS Mawar Simo.

6. Judul : Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah dalam

Menggunakan Produk Tabungan Pada PT. BNI Syariah Surabaya. Disusun

oleh Karmila Yaumi Nurjanah, pada tahun 2013. Masalah yang diteliti adalah

bagaimana pelayanan terhadap nasabah, bagaimana keputusan nasabah

terhadap produk tabungan, dan apakah pelayanan yang terdiri dari daya

tanggap, keandalan, empati, dan bukti fisik berpengaruh pada keputusan

nasabah dalam menggunakan produk tabungan. Dalam menjawab penelitian

ini, peneliti menggunakan analisa data deskriptif untuk menggambarkan

(52)

gambaran variabel keputusan nasabah. Selain itu peneliti juga menggunakan

pendekatan analisis regresi linier berganda, ini digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh dari dua variabel tersebut. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan pihak bank kepada nasabah

sebagian besar dinilai nasabah sudah baik, kemudian nasabah tabungan dalam

menggunakan produk tabungan yang sudah dikatakan kuat serta terdapat

pengaruh antara pelayanan terhadap keputusan nasabah.

Perbedaan antara penelitian ini dengan yang penulis teliti adalah dalam

segi pendekatan dan jenis penelitian. Dalam penelitian ini melibatkan dua

variabel yaitu pelayanan dan nasabah, sedangkan yang penulis teliti hanya

sebatas menggambarkan kondisi sistem pelayanan yang ada di KJKS Mawar

Simo Karanggeneng Lamongan.

Agar lebih memudahkan pemahaman, akan peneliti tabulasikan sebagai

(53)
[image:53.595.68.563.172.747.2]

Tabel 2.1

PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

No Penulis Judul dan jenis

penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Ovi Hari K

Fakultas Dakwah Jurusan

Manajemen

Dakwah IAIN

Sunan Ampel

Surabaya 2012

Strategi Pelayanan

Gambar

Tabel 4.1 Daftar Karyawan KJKS Mawar..............................................................
Tabel 2.1
Tabel 2.1
Tabel. 4.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan : 1) Mengkaji hubungan antara polimorfisme FTO rs 9939609 dengan obesitas, 2) Mengkaji hubungan antara asupan makanan dengan obesitas, 3)

Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Inti Sari Sejarah Tingkatan 4 Kembali Apakah sebab kehidupan di bandar menjadi ciri penting dalam tamadun Mesir Purba.. Terdapat beberapa bandar penting dalam tamadun Mesir

hasil penggalian maupun data etnografi tembikar yang ditemukan dan diproduksi saat ini akan dapat dibandingkan. Dengan demikian akan dapat diketahui pula sejauh mana

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah

24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pengawasan terhadap perilaku Hakim Konstitusi terjadi perubahan khususnya yang terkait dengan unsur dan jumlah anggota Majelis

Definisi dari Time Impact Analysis (TIA) adalah suatu bentuk analisa keterlambatan yang digunakan pada proyek konstruksi, untuk menentukan durasi keterlambatan yang bukan

Hal ini dapat dihindari dengan pola asuh gizi yang baik dengan cara asupan gizi balita selalu diperhatikan sehingga akan meningkatkan nilai angka kecukupan protein, sebaliknya