KONSEPSI BANGUN RUANG PRISMA SISWA KELAS VIII
SMP KANISIUS GIRISONTA
Siswoko Nugroho, Erlina Prihatnani, Novisita Ratu
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro no. 52-60 Salatiga, Indonesia
Email: siswokonugroho@gmail.com
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta
Tahun Ajaran 2013/2014 tentang bangun ruang prisma. Subjek yang diambil sebanyak 6 siswa
kelas VIII di SMP Kanisius Girisonta. Data diambil dengan menggunakan metode tes dan
wawancara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsepsi siswa tentang bangun rang
prisma berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lain. Penelitian mendapatkan hasil
konsepsi siswa bahwa 4 siswa menyatakan prisma adalah bangun yang memiliki alas dan atap
yang sama, 1 siswa menyatakan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap
yang sama dan dindingnya dapat berupa persegi atau persegi panjang, dan 1 siswa
menyatakan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas, atap, dan dinding, yang
bentuknya bermacam-macam. Terdapat siswa yang mengelompokkan tabung ke dalam prisma
dan kubus bukan prisma. Seluruh siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan prisma
tegak dan miring hanya melihat dari posisi bangun, siswa menganggap prisma tegak posisinya
hanya tegak (berdiri), jika tidak maka bangun tersebut dianggap prisma miring. Seluruh siswa
dapat mendefinisikan dan mengelompokkan prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan
benar. Siswa belum dapat mendefinisikan unsur bangun ruang (sisi, rusuk, titik sudut,
diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal) sesuai definisi sebenarnya, namun
demikian siswa mengetahui yang dimaksud dengan sisi, rusuk, dan titik sudut, sedangkan
untuk diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal siswa belum dapat memahami
ketiga konsep tersebut. Begitu pun juga dalam menyebutkan tiap unsur-unsur tersebut, siswa
kesulitan ketika menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal sisi, diagonal ruang dan
bidang diagonal suatu prisma. Siswa tidak dapat membedakan antara diagonal sisi dengan
diagonal ruang, sedangkan untuk bidang diagonal semua siswa belum memahaminya.
Berdasarkan hasil tersebut diharapkan guru memperkuat konsep matematika yang dijelaskan
kepada siswa, sehingga siswa tidak mengalami kesalahan konsep.