43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tiga Rumah Sakit yang ada di Jawa Tengah, yang mana dua Rumah Sakit terletak di Salatiga dan satu Rumah Sakit terletak di Semarang. Dua Rumah Sakit yang terletak di Salatiga adalah: RS DKT Dr. Asmir dan RS Paru dr. Ario Wirawan, sedangkan yang di Semarang adalah RS Panti Wilasa Citarum.
RS DKT Dr. Asmir Salatiga dan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dulunya adalah RS khusus. RS DKT Dr. Asmir khusus menyelenggarakan pelayanan kepada Prajurit, PNS TNI dan keluarganya, sedangkan RS Paru dr. Ario Wirawan, khusus melayani pasien asma dan penyakit paru Obstruktif. Akan tetapi, pada saat ini, kedua RS ini tidak hanya melayani pasien khusus tapi juga sudah membuka pelayanan untuk pasien umum. Dan untuk RS Panti Wilasa Citarum melayani pasien umum dengan kondisi dan keluhan kesehatan yang berbeda-beda.
44 yang berbeda. Pada bangsal Utama dan bangsal Dahlia memiliki panjang shift pagi: 7 jam; Siang: 7 jam; Malam: 10 jam, sedangkan 2 ruang lainnya yaitu ruang Operasi dan IGD memiliki panjang shift Pagi: 10 jam; dan Malam: 14 jam. Hal ini karena adanya keterbatasan tenaga sehingga solusinya adalah menerapkan waktu kerja yang lebih panjang pada kedua unit ini, dan pertimbangan lainnya adalah kedua unit ini memiliki pasien situasional artinya kadang ada yang datang berobat dan kadang tidak ada, beda halnya dengan bangsal yang setiap saat ada pasien. Sedangkan untuk 2 RS Lainnya memiliki sistem dan panjang shift yang sama pada semua bangsal yang ada di RS.
Tenaga kesehatan yang tersedia di ketiga RS ini cukup lengkap sehingga segala kebutuhan pasien dapat terproses dengan baik. Tidak hanya tenaga kesehatan yang cukup lengkap, ketiga RS ini juga menyediakan fasilitas kesehatan yang cukup memadai untuk keperluan kesehatan pasien diantaranya ada farmasi, laboratorium, radiologi, fisioterapi dan masih banyak lagi. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (Tabel 2.286; Hal. 427-428).
2. Gambaran Umum Responden a. Karakteristik Kepala Ruang
45 orang berpendidikan D3 Keperawatan. Masa kerja kepala bangsal senior 30 tahun dan kepala bangsal junior 13 tahun. Usia kepala bangsal tertua 52 tahun dan usia kepala bangsal paling muda 38 tahun.
b. Karakteristik Perawat Aktif 1) Usia
Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persen (%)
15-20 1 0,4
21-30 87 37,5
31-40 126 54,3
41-50 18 7,8
Total 232 100
Tabel 2.1. diketahui bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia 31-40 tahun (54,3%) kemudian diikuti oleh kelompok usia 21-30 tahun (37,5%). Sedangkan responden yang paling sedikit adalah kelompok usia 15-20 tahun (0,4%) dan kelompok usia 41-50 tahun (7,8%). Rata-rata usia responden 31, 34 tahun.
2) Jenis Kelamin
Tabel 2.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)
Laki-laki 66 28,4
Perempuan 166 71,6
46 Tabel 2.2. menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan (71,6%) dan sisanya adalah laki-laki (28,4%).
3) Suku
Tabel 2.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku
Suku Frekuensi Persen (%)
Jawa 228 98,3
Batak 1 0,4
Minang 1 0,4
Dayak 1 0,4
Toraja 1 0,4
Total 232 100
Tabel 2.3. menunjukan bahwa sebagian besar responden berasal dari suku jawa (98,3%) dan sisanya berasal dari Batak, Minang, Dayak dan Toraja sebesar (1,6%).
4) Status Pernikahan
Tabel 2.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan Frekuensi Persen (%)
Belum Menikah 35 15,1
Menikah 196 84,5
Janda 1 0,4
Duda 0 0
Total 232 100
47 5) Pendidikan Keperawatan
Responden terbanyak memiliki pendidikan DIII keperawatan sebesar (73,7%). Sedangkan untuk pendidikan S1 Keperawatan sebanyak (9,9%), hampir seimbang dengan pendidikan SPK (6,5%). Sedangkan sisanya mengikuti pendidikan profesi Ners dan ada juga yang melanjutkan studi dari SPK ke Diploma dan Sarjana, serta dari Diploma ke sarjana dan profesi ners (Lih.Lampiran: Tabel 2.288; Hal. 428).
6) Pelatihan Keperawatan
Sebagian besar responden pernah mengikuti pelatihan keperawatan sebanyak 59,9% (139 responden). Dan presentase terbanyak menunjukan responden mengikuti pelatihan PPGD (Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat) sebanyak (50,4%) (Lih. Lampiran: Tabel 2.290; Hal. 429).
7) Masa Kerja Di Rumah Sakit
Tabel 2.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja di Rumah Sakit
Masa Kerja Di Rumah Sakit Frekuensi Persen (%)
0-5 tahun 75 32,3
6-10 tahun 66 28,4
11-15 tahun 53 22,8
16-20 tahun 26 11,2
>20 tahun 12 5,2
48 Tabel 2.5. menunjukan bahwa sebagian besar responden berada pada masa kerja 0-5 tahun (32,3%), kemudian masa kerja 6-10 tahun (28,4%), disusul masa kerja 11-15 tahun (22,8%), dan sisanya pada masa kerja 16-20 tahun dan >20 tahun sebesar (16,4%).
8) Unit/Bangsal Kerja
Tabel 2.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Unit/Bangsal Kerja
Unit/Bangsal Kerja Frekuensi Persen (%)
IGD 26 11,2
ICU 32 13,8
HCU 12 5,2
Operasi 21 9,1
Perinatologi 10 4,3
Obstetri 11 4,7
Anak 31 13,4
Medikal bedah 14 6,0
Penyakit dalam 14 6,0
Perawatan umum 51 22,0
Poliklinik 10 4,3
Total 232 100
49 9) Masa Kerja di Unit/Bangsal Kerja
Tabel 2.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja di Unit/Bangsal
Masa Kerja Di Unit Kerja Frekuensi Persen (%)
<1 tahun 34 14,7
1-2 tahun 51 22,0
3-4 tahun 38 16,4
>5 tahun 109 47,0
Total 232 100
Tabel 2.7. menunjukan bahwa sebagian besar responden berada pada masa kerja >5 tahun (47,0%), sedangkan yang terkecil adalah masa kerja <1 tahun (14,7%). Sisanya sudah bekerja di unit/bangsal selama 1 sampai 4 tahun sebesar (38,4%).
10) Jadwal Shift
Tabel 2.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jadwal Shift
Jadwal Shift Frekuensi Persen (%)
Pagi 88 37,9
Siang 45 19,4
Malam 30 12,9
Pagi & Siang 6 2,6
Pagi & Malam 11 4,7
Siang & Malam 7 3,0
Pagi, Siang & Malam 45 19,4
Total 232 100
50 paling sedikit bekerja pada jadwal 2 shift (siang-malam) sebanyak (3,0%).
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan menyatakan bahwa shift kerja dibagi dalam 3 shift, yaitu: pagi, siang dan malam. Pembagian jadwal shift di setiap ruangan/bangsal berbeda-beda karena tergantung pada jumlah perawat, lama kerja, dan juga tergantung pada kekhususan ruangan dalam menangani pasien, hal ini berkaitan dengan ketrampilan dan kemampuan perawat dalam menangani pasien. Setiap shift harus ada kepala tim yang mengkoordinasi jalannya shift di ruangan dan juga sebagai pengambilan keputusan bila kepala ruangan tidak ada. Oleh karenanya lama masing-masing shift (pagi-siang-malam) berbeda-beda disetiap ruangan. Hasil wawancara sebagai berikut:
Ny. U: “Membuat jadwal harus memperhatikan ada berapa banyak perawat senior, perawat yang sudah mengikuti pelatihan PPGD karena pada setiap shift 2 kriteria ini harus ada. Jadi perawat seniornya 2 orang dan perawat junior 1 orang. Selain itu melihat pada kapasitas tempat tidur karena perbandingannya 1:3 yang artinya 1 orang perawat menangani 3 pasien. Shiftnya dibagi dalam 3 shift yaitu pagi, siang dan malam. shift pagi dan siang tidak tentu sedangkan shift
malam 2 hari”
Ny. I: “Shift dibagi dalam 3 shift (pagi, siang dan malam).
Jumlah perawat perinatologi ada 6 orang (1 kepala ruang dan 5 orang perawat pelaksana) ditambah dengan 1 pembantu perawat, maka shift pagi 3 orang,
shift siang 2 orang dan shift malam 1 orang”
51
hari, shift malam 2 hari dan shift pagi biasanya 4 hari.” Tn. S: “Jumlah total perawat di ruang ini ada 13 orang yang
terdiri 1 orang kepala ruang, 1 orang wakil kepala ruang dan 11 orang perawat pelaksana. Kepala ruang dan wakil kepala ruang tidak ikut shift dan hanya berdinas di pagi hari, sedangkan perawat pelaksana diwajibkan mengikuti shift. Pembagian shiftnya dalam 3 shift yaitu shift pagi, siang dan malam. Pembagian jadwalnya dalam hitungan bulan jadi untuk setiap perawat fungsional dalam 1 bulan mengikuti shift pagi sebanyak 9 kali, shift siang sebanyak 6 kali dan shift
malam sebanyak 6 kali.”
Ny. N: “Membagi jadwal shift ada rumusnya tersendiri. Dari perhitungan rumus ini didapatkan bahwa seharusnya jumlah tenaga di IGD adalah 17 orang tapi untuk saat ini tenaga yang di ada di IGD hanya 12 orang. Dari 12 orang ini saya bagi menjadi: shift pagi 4 perawat, shift siang 4 perawat, dan shift malam 2 orang. 12 orang itu termasuk kepala ruang. Shift pagi dan shift siang tidak
tentu harinya sedangkan shift malam 2 malam.”
Ny. S: ”Membagi shift dalam 3 shift yaitu shift pagi, siang, dan
malam. dalam sebulan shift pagi tidak tentu, shift siang tidak tentu dan shift malam 3 malam. Setelah shift malam akan diberikan libur 1 hari. Di kamar OK ada 14 perawat yang terbagi menjadi 1 kepala ruang dan 13 perawat pelaksana. Kepala ruang masuk pagi saja sedangkan perawat pelaksana dinas 3 shift (pagi, siang dan malam). 13 perawat pelaksana ini akan dibagi dalam 3 tim yaitu tim asisten, tim instrumen dan tim sirkuler. Setiap shift harus ada ketiga tim ini.”
11) Pergantian Jadwal Shift
Tabel 2.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pergantian Jadwal Shift
Pergantian Jadwal Shift Frekuensi Persen (%)
1 hari 15 6,5
2 hari 60 25,9
3 hari 107 46,1
>3 hari 18 7,8
Tidak tentu 32 13,8
52 Tabel 2.9. diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab pergantian jadwal shift terjadi selama 3 hari (46,1%), selanjutnya diikuti dengan responden yang menjawab 2 hari sebanyak (25,9%). Sedangkan lainnya menjawab 1 hari, 3 hari, >3 hari dan tidak tentu sebanyak (28,1%).
Hasil wawancara dengan kepala ruangan mengatakan bahwa pergantian jadwal shift dalam sebulan bisa terjadi 3-4 kali, tapi juga bisa terjadi 2 hari. Hasil wawancara sebagai berikut:
Tn. A “Dalam sebulan shift malam bisa 6 malam, shift siang 3-4 hari, dan shift pagi tidak tentu. Setelah shift malam selama 2 hari lepas kemudian libur terus
masuk pagi atau siang.”
Ny. N “Shift pagi dan shift siang tidak tentu harinya
sedangkan shift malam 2 malam.”
Ny. Y Shift pagi 4-5 kali, shift siang minimal 4-5 kali dan
shift malam 3 kali.”
Ny. R Shift siang 2 hari, shift malam 2 hari dan shift pagi
biasanya 4 hari.”
Tn. S Pembagian jadwalnya dalam hitungan bulan jadi untuk setiap perawat fungsional dalam 1 bulan mengikuti shift pagi sebanyak 9 kali, shift siang
sebanyak 6 kali dan shift malam sebanyak 6 kali. ”
Tn.S :”Pedoman pembagian jadwal shift ada. Dulu tahun 1992, shift kerja untuk masing-masing shift berlangsung selama 1 minggu tapi ini terlalu capek, sehingga sekarang tidak dalam 1 minggu lagi tapi dalam 2-3 hari sudah terjadi pergantian shift. Pembagian jadwalnya berpatokan pada Jam Kerja menurut MENPAN 156 jam/bulan.”
12) Jadwal Shift Yang Paling Banyak Dijalani
Tabel 2.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jadwal Shift yang Paling Banyak Dijalani
Jadwal Shift yang Paling
Banyak Dijalani Frekuensi Persen (%)
Pagi 123 53,0
53
Malam 23 9,9
Pagi & Siang 3 1,3
Pagi & Malam 1 0,4
Siang & Malam 4 1,7
Pagi, Siang & Malam 3 1,3
Total 232 100
Tabel 2.10. menunjukan kebanyakan responden menjalani shift pagi (53,0%) dan shift siang (32,3%), sedangkan untuk jadwal yang paling sedikit adalah shift pagi-malam (0,4%). Sisanya adalah shift malam, pagi-siang, siang-malam, dan shift pagi-siang-malam.
13) Lama Libur Setelah Shift Malam
Tabel 2.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Libur Setelah Shift Malam
Lama Libur Setelah Shift Malam Frekuensi Persen (%)
1 hari 150 64,7
2 hari 80 34,5
3 hari 2 0,9
Total 232 100
Berdasarkan Tabel 2.11. diketahui bahwa lama libur setelah shift malam rata-rata adalah 1 hari (64,7%), disusul lama libur 2 hari sebanyak (34,5%), dan sisanya 3 hari sebanyak (0,9%).
Hasil di atas juga didukung oleh pernyataan kepala ruangan bahwa setelah shift malam diberikan libur 1 hari dan 2 hari. Tetapi ada juga yang setelah shift siang diberikan libur 2 hari. Hasil wawancara sebagai berikut:
Tn. A “Pengaturan libur yaitu setelah shift malam 2 hari
54 Ny. S “Biasanya setiap minggu setiap perawat punya jatah
libur 1 hari karena setelah shift malam libur sehari”
Ny. R “Pengaturan waktu libur, setelah shift malam 2 hari kemudian diberikan libur 2 hari begitu juga setelah selesai shift siang selama 2 hari kemudian diberikan
waktu libur sehari.”
Tn. S ”Habis dinas malam diberikan waktu istirahat di rumah 1 hari. Semua perawat harus mendapatkan
libur yang merata.”
Ny. N “Setelah shift malam diberikan libur 2 hari....”
14) Panjang Shift
Tabel 2.12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Panjang Shift
Waktu kerja per shift Frekuensi Persen (%)
P: 7 jam; S: 7 jam; M: 10 jam 137 59,1
P: 7 jam; S: 6 jam; M: 11 jam 81 34,9
P: 10 jam; M:14 jam 14 6,0
Total 232 100
Keterangan:P = Pagi;S = Siang; M = Malam
Tabel 2.12. Menunjukan bahwa panjang shift terbanyak adalah panjang shift P: 7 jam; S: 7 jam; M: 10 Jam (59,1%), disusul panjang shift P: 7 jam; S: 6 jam: M: 11 Jam (34,9%), sedangkan yang paling sedikit adalah panjang shift P: 10 jam dan M: 14 jam sebanyak (6,0%).
Hasil tersebut di atas juga didukung dengan hasil wawancara terhadap kepala ruangan di setiap RS. Berikut hasil wawancara dengan kepala ruang:
RS Dr. Asmir Salaiga
55
Karu II: ”Masing-masing 8 jam, shift pagi 07.00-14.00, shift siang: 14.00-21.00 dan shift malam 21.00-07.00. Tapi kadang shift malam lebih panjang karena terbentur juga dengan
operan jaga antar perawat.”
Karu III:”Hanya 2 shift jadi pagi dari jam 07.00 -17.00 dan shift malam dari jam -17.00-07.00. ”
Karu IV:”Ruang OK berbeda dengan ruangan
lain kami menjalani 2 shift pagi dan malam. Pagi dari jam 07.00-17.00 dan malam 17.00-07.00.
RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
Karu I: ”Panjang shift sekitar 8 jam per shift.
Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari jam 14.00-20.00 dan shift malam dari jam 20.00-07.00.”
Karu II: ”Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari jam 14.00-20.00 dan shift malam dari jam 20.00-07.00.”
RS Panti Wilasa Ciratarum Salatiga
Karu I: “Panjang shift sekitar 8 jam per shift. Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari jam 14.00-21.00 dan shift malam dari jam 21.00-07.00.”
Karu II: “Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari jam 14.00-21.00 dan shift malam dari jam 21.00-07.00.”
Karu III:”Panjang shift sekitar 8 jam per shift.
Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari jam 14.00-21.00 dan shift malam dari jam 21.00-07.00. Shift malam kelebihan 3 jam dan kelebihan jam itu akan dihitung dalam jatah
lembur.”
15) Perilaku Tidur Responden Sebelum Shift Malam
56 16) Perilaku Tidur Responden Saat Shift Malam
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden merasa mengantuk (91,4%), dan hanya 20 responden (8,6%) yang tidak mengantuk. Responden mulai merasa mengantuk antara pukul 22.00 sampai pukul >01.00, dan yang paling banyak pada pukul 24.00 sebanyak (42,5%). Sebagian besar responden langsung tidur begitu merasa mengantuk (58%), sedangkan yang tidak langsung tidur sebanyak (42%) (Lih. Lampiran:Tabel 2.296; Hal. 432).
57 17) Perilaku Tidur Setelah Shift Malam
Perilaku tidur setelah shift malam, membahas mengenai jam pulang kerja, aktivitas yang dilakukan setelah pulang kerja, jam tidur siang setelah shift malam, lama tidur siang dan kualitas tidur siang setelah shift malam.
Responden mulai pulang kerja setelah shift malam dari jam 07.00 sampai jam 08.30 lewat. Tidak hanya itu ada juga responden yang pulang kerja tergantung ruangan artinya baru bisa pulang apabila pekerjaan ruangan telah selesai (Lih. Lampiran: Tabel 2.298; Hal. 436).
Responden yang pulang kerja jam 07.30 sebanyak (44,4%), kemudian jam 08.00 sebesar (36,6%), dan sisanya pada jam 07.00, 08.30, >08.30 dan tergantung ruangan sebanyak (19%). Dari 232 responden, terdapat 201 responden (86,6%) tidak langsung tidur setelah pulang shift malam. Hal ini disebabkan karena responden harus menyelesaikan tugas dan tanggung jawab keluarga (Lih. Lampiran: Tabel 2.298; Hal. 436).
58 responden baru bisa tidur setelah jam 09.00 sampai lebih dari jam 12.00 (Lih. Lampiran: Tabel 2.300; Hal. 436).
Responden terbanyak tidur siang jam 11.00 (26.3%), diikuti jam 10.00 (22,0%) dan jam 12.00 (24,6%). Sedangkan untuk jam 09.00 hanya (8,2%), sisanya di atas pukul 12.00 sebanyak (10,4%). Rata-rata responden tidur siang setelah shift malam 1-2 jam sebanyak (54,3%), lalu 3-4 jam (30,6%) dan kemudian lebih dari 5 jam sebanyak (9,5%). Sedangkan presentase terkecil terdapat pada responden yang tidur kurang dari 1 jam sebanyak (5,6%) (Lih. Lampiran: Tabel 2.301; Hal. 437).
59 18) Kualitas Tidur
a) Kualitas Tidur Secara Umum
Bagian ini memaparkan mengenai jumlah tidur per hari, lama tidur, waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur, dan perasaan yang dirasakan saat bangun tidur di pagi hari.
Hasil penelitian yang didapatkan menyebutkan bahwa dari 232 responden, terdapat sebanyak 170 responden (73,3%) tidur 1x/hari, dan hanya (26,7%) yang tidur 2x/hari (Lih. Lampiran: Tabel 2.308; Hal. 439). Sedangkan lama tidur responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.13. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Lama Tidur Di Malam Hari
Lama beristirahat Tidur
Frekuensi Persen (%)
di malam hari
<5 jam 48 20,7
5-6 jam 81 34,9
6-7 jam 72 31,0
>7 jam 31 13,4
Total 232 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki lama tidur 5-6 jam (34,9%), diikuti dengan lama tidur 6-7 jam sebanyak (31%). Sedangkan sisanya tidur <5 jam (20,7%) dan >7 jam (13,4%).
60 yang membutuhkan >60 menit untuk dapat tertidur. Data secara lengkap akan dibahas pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.14. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Waktu yang Dibutuhkan untuk Dapat
Tertidur di Malam Hari
Waktu yang Butuhkan Untuk
Frekuensi Persen (%)
Dapat Tertidur Di malam hari
>60 menit 62 26,7
30-60 menit 81 34,9
15-30 menit 53 22,8
<15 menit 36 15,5
Total 232 100
Berdasarkan Tabel 2.14. diketahui bahwa sebagian besar responden baru bisa tertidur pada 30-60 menit (34,9%), diikuti >60 menit sebanyak (26,7%). Sedangkan lainnya bisa tertidur pada 15-30 menit dan >15 menit.
Penemuan lainnya adalah dari 232 responden, terdapat sebanyak (53,9%) merasa segar saat bangun tidur di pagi hari, sedangkan sisanya merasa tidak segar saat bangun tidur. Data selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.15. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Saat Bangun Tidur
Perasaan Setelah Bangun Tidur
Di Pagi Hari Frekuensi Persen (%)
Mengantuk 39 16,8
Lemas 45 19,4
Pusing 20 8,6
Badan tidak enak 1 0,4
Nyeri pada kaki 1 0,4
Mual (Morning Sickness) 1 0,4
61
Total 232 100
Hal lainnya yang juga ditemukan adalah dari 232 responden terdapat sebanyak (57,8%) merasa lemah/lelah saat beraktivitas di pagi hari. Perasaan lemah/lelah ini disebabkan karena tidur malam responden mengalami gangguan, selengkapnnya akan dipaparkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.16. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Lemah/lelah saat Beraktivitas
Perasaan lemah/lelah saat
beraktivitas Frekuensi
Persen (%)
Ya 134 57,8
Tidak 98 42,2
Total 232 100
Kedalaman Tidur di Malam Hari
Sebentar-sebentar terbangun 25 18,7
Tidur dan kemudian terbangun 30 22,4
Tidur tetapi tidak nyenyak 45 33,6
Gelisah saat memulai tidur 14 10,4
Sangat nyenyak 20 14,9
Total 134 100
62 b) Kualitas Tidur Setelah Shift Malam
Bagian ini akan memaparkan mengenai perasaan yang dirasakan setelah shift malam, kedalaman tidur setelah shift malam, dan perubahan jam tidur setelah shift malam.
Data yang didapatkan menyebutkan bahwa setelah shift malam responden mengeluhkan merasa mengantuk, lelah, pusing dan sakit kepala. Responden yang menjawab merasa mengantuk sebanyak (44,4%), diikuti dengan perasaan lelah (43,5%), dan sisanya menjawab merasa pusing dan sakit kepala sebanyak (12,1%). Dan berdasarkan hasil penelitian yang sudah dirangkum ditemukan bahwa sebagian besar responden setelah shift malam tidak bisa tidur dengan nyenyak yaitu sebanyak 138 responden (59,5%) dari jumlah total 232 responden, dan hanya (40,5%) yang bisa tidur dengan nyenyak (Lih. Lampiran: Tabel 2.310; Hal. 440).
Kualitas tidur responden juga diukur dengan melihat kedalaman tidur. Dan berdasarkan data yang telah diolah didapatkan bahwa sebagian besar responden dapat tidur dengan nyenyak setelah shift malam sebanyak (40,1%), sedangkan lainnya memiliki masalah saat tidur malam. Masalah-masalah tidur tersebut akan ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.17. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Kedalaman Tidur Setelah Shift Malam
Kedalaman Tidur Setelah Shift
Malam Frekuensi Persen(%)
Sebentar-sebentar terbangun 42 18,1
63
Tidur tetapi tidak nyenyak 58 25,0
Gelisah saat memulai tidur 13 5,6
Sangat nyenyak 93 40,1
Total 232 100
Hal lainnya juga yang dialami responden setelah shift malam adalah adanya perubahan jam tidur, ini dialami oleh 164 responden (70,7%) dari total 232 responden. Perubahan jam tidur yang dimaksud adalah perubahan saat tidur malam dan saat bangun tidur di pagi hari. Seperti pada jam 19.00 sebelum shift malam berjumlah 3 responden setelah shift malam berkurang menjadi 2 responden, selain itu pada jam 22.00 sebelum shift malam berjumlah 52 responden, setelah shift malam menjadi 44 responden. Hal yang sama juga terjadi saat bangun tidur, sebelum shift malam pada jam 04.00 berjumlah 42 responden, setelah shift malam menjadi 35 responden, selain itu pada jam 05.00, sebelum shift malam berjumlah 89 responden setelah shift malam menjadi 88 responden (Lih. Lampiran: Tabel 2.311; Tabel 440).
64 lainnya menjawab 2 sampai 4 hari sebanyak (20,7%), dan sisanya tidak menyebutkan (Lih.Lampiran: Tabel 2.312-2.313; Hal. 441).
19) Gangguan Tidur
Gangguan tidur akan memaparkan mengenai keluhan tidur, perasaan saat beraktivitas, kedalaman tidur, perasaan ketika akan mulai tidur, usaha yang dilakukan untuk membantu tidur dan perasaan cukup/tidak cukup tidur dengan adanya shift kerja.
a) Keluhan Tidur
Bagian ini akan memaparkan mengenai jenis keluhan tidur, penyebab dan lama gangguan yang dialami.
Tabel 2.18. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Keluhan Tidur
Keluhan Tidur Frekuensi Persen
(%)
Ada 122 52,6
Tidak ada 110 47,4
Total 232 100
Jenis Keluhan Tidur
Sulit mendapatkan tidur 42 34,4
sering terbangun di malam hari atau dini
hari 56 45,9
sering bermimpi buruk 12 9,8
sulit mempertahankan tidur 9 7,4
sulit bernapas ketika tidur 3 2,5
Total 122 100
Penyebab
Suara bising 15 12,3
Cahaya yang terang 3 2,5
Suhu Lingkungan yang panas 20 16,4
Kelelahan 50 41,0
65
Nyeri otot 10 8,2
Penyakit-penyakit kronis (jantung &
paru-paru) 2 1,6
Anak menangis & rewel 7 5,7
Total 122 100
Lama Gangguan yang Dialami
<1 minggu 8 6,6
1 minggu 51 41,8
2 minggu 16 13,1
3 minggu 11 9,0
4 minggu 16 13,1
>4 minggu 4 3,3
1 tahun 3 2,5
2 tahun 1 0,8
10 tahun 1 0,8
Sudah lama sekali 5 4,1
Sejak Melahirkan 6 4,9
Total 122 100
Berdasarkan Tabel 2.18. diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki keluhan tidur (52,6%), sedangkan sisanya tidak ada keluhan tidur sebanyak (47,4%). Jenis keluhan tidur yang terbanyak dialami responden adalah sering terbangun di malam/dini hari sebanyak (45,9%), diikuti dengan sulit tidur sebanyak (34,4%), sedangkan sisanya adalah sering bermimpi buruk, sulit mempertahankan tidur dan sulit bernapas ketika tidur sebanyak (19,7%).
66 sebanyak (1,6%). Gangguan tidur ini terbanyak sudah dialami selama 1 minggu sebanyak (41,8%).
b) Perasaan Ketika Beraktivitas
Tabel 2.19. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Ketika Beraktivitas
Perasaan Saat Beraktivitas
Frekuensi Persen(%)
Di Pagi Hari
Mudah Letih 92 39,7
Mudah marah 17 7,3
Ansietas/cemas 8 3,4
Depresi 0 0
Sulit berkonsentrasi 21 9,1
Nyeri pada otot 40 17,2
Mengantuk 1 0,4
Malas 1 0,4
Mudah letih, mual, dan muntah 1 0,4
Tidak ada masalah 51 22,0
Total 232 100
Tabel 2.19. diketahui bahwa sebagian besar responden merasa mudah letih (39,7%) dan nyeri otot (17,2%) saat beraktivitas. Sedangkan sebanyak (22%) responden menjawab tidak ada masalah saat beraktivitas.
c) Kedalaman Tidur
Tabel 2.20. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Kedalaman Tidur
Kedalaman Tidur Frekuensi Persen (%)
Sebentar-sebentar terbangun 35 15,1
67
Tidur tapi tidak nyenyak 74 31,9
Sangat nyenyak 82 35,3
Total 232 100
Tabel 2.20. menunjukan bahwa responden paling banyak tidur dengan sangat nyenyak (35,3%), presentase ini tidak jauh berbeda dengan responden yang tidur tetapi tidak nyenyak (31,9%). Sedangkan lainnya tidur sebentar-sebentar terbangun dan tidur kemudian terbangun sebanyak (32,8%).
d) Perasaan Ketika akan Mulai Tidur
Tabel 2.21. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Ketika akan Mulai Tidur
Perasaan Ketika Akan Mulai Tidur Frekuensi Persen (%)
Kaki terasa pegal dan kaku 56 24,1
Badan terasa tidak nyaman 62 26,7
Rasa Pusing 19 8,2
Pegal-pegal otot 63 27,2
Sulit mengawali tidur 1 0,4
Gelisah 1 0,4
Mengantuk dan lemas 2 0,9
Tidak ada masalah 28 12,1
Total 232 100
68 e) Usaha yang Dilakukan untuk Membantu Tidur
Rata-rata responden untuk mendapatkan tidur menggunakan bantuan usaha sebanyak (80,6%), sedangkan sisanya tanpa usaha apapun (19,4%), (Lih. Lampiran: Tabel 2.317; Hal. 442-443). Bentuk usaha tersebut dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.22. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Bentuk Usaha Untuk Membantu Tidur
Bentuk Usaha Untuk Membantu
Tidur Frekuensi Persen (%)
Membaca buku 27 11,6
Nonton TV 103 44,4
Minum susu 17 7,3
Makan 24 10,3
Dengar Musik 11 4,7
Pijat badan dan beri minyak hangat 3 1,3
Minum obat tidur 2 0,9
Tidak Menyebutkan (Langsung Tidur) 45 19,4
Total 232 100
Berdasarkan tabel 2.22. diketahui bahwa usaha yang paling banyak digunakan responden untuk dapat tidur adalah nonton TV (44,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah minum obat tidur (0,9%).
f) Kualitas Tidur dengan Adanya Shift Kerja
Tabel 2.23. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur dengan Adanya Shift Kerja
Merasa Cukup Tidur Dengan
Adanya Shift Kerja Frekuensi Persen (%)
Ya 64 27,6
69
Total 232 100
Shift Kerja Mengurangi Jam Tidur
Ya 78 45,9
Tidak 90 54,1
Total 168 100
Berapa Jam Tidur Dengan Adanya Shift Kerja
<5 jam 55 32,7
5-6 jam 72 42,9
7-8 jam 38 22,6
>8 jam 3 1,8
Total 168 100
Tabel 2.23. diketahui bahwa sebagian besar responden tidak merasa cukup tidur dengan adanya shift kerja (72,4%), dan sebanyak 90 responden (54,1%) menjawab bahwa shift kerja tidak mengurangi jam tidur, sedangkan (45,9%) menjawab shift kerja mengurangi jam tidur. Dengan adanya shift kerja, kebanyakan responden tidur <5 jam (32,7%) dan 5-6 jam (42,9%). Sedangkan yang paling sedikit tidur >8 jam (1,8%), dan sisanya tidur 7-8 jam (22,6%).
20) Gangguan Kesehatan
70 a) Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan akan dipaparkan mengenai jenis keluhan kesehatan, penyebab dan lama gangguan kesehatan yang dialami. Selengkapnya akan dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.24. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan keluhan Kesehatan
Keluhan Kesehatan Frekuensi Persen (%)
Ada 161 69,4
Tidak ada 71 30,6
Total 232 100
Jenis Keluhan Kesehatan
Sakit kepala 20 12,4
Pusing 26 16,1
Stres 10 6,2
Tekanan darah tinggi 0 0
Tekanan darah rendah 5 3,1
Nyeri otot 15 9,3
Kelelahan 60 37,3
Penurunan konsentrasi 20 12,4
Mual & muntah 1 0,6
Pilek, Batuk, demam 3 1,9
Telapak kaki terasa panas 1 0,6
Total 161 100
Penyebab
Kurang istirahat 70 43,5
Tidur tidak teratur 27 16,8
Makan tidak teratur 16 9,9
Frustasi 3 1,9
Rutinitas pekerjaan yang padat 25 15,5
Masalah Rumah Tangga 8 5,0
Masalah Keuangan yang minim 9 5,6
Kurang Olah raga 1 0,6
Hamil muda 1 0,6
Silinder pada mata 1 0,6
71
Lama Gangguan yang Dialami
<1 bulan 84 52,2
1-2 bulan 32 19,9
3-4 bulan 14 8,7
>5 bulan 31 19,3
Total 161 100
Berdasarkan tabel 2.24. diketahui bahwa dari 232 responden, sebanyak (69,4%) mengeluh ada keluhan kesehatan, sedangkan sisanya tidak mengeluh ada keluhan. Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh 161 responden adalah kelelahan (37,3%), kemudian diikuti dengan sakit kepala (12,4%), pusing (16,1%), dan penurunan konsentrasi (12,4%). Sedangkan keluhan yang paling sedikit dialami adalah mual/muntah dan telapak kaki terasa panas sebanyak (1,2%).
Penyebab dari keluhan kesehatan yang dialami sebagian besar karena kurang istirahat (43,5%), dengan lama keluhan kesehatan sebagian besar <1 bulan sebanyak (52,2%).
b) Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check Up)
72 Tabel 2.25. Distribusi Frekusensi Responden
Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan
Melakukan Medical Check Up Frekuensi Persen (%)
Ya 101 43,5
Tidak 131 56,5
Total 232 100
Jenis Pemeriksaan yang Dilakukan
Pemeriksaan Jantung 10 9,9
Tes Gula Darah 14 13,9
Tes Kolesterol 12 11,9
Pemeriksaan paru-paru 9 8,9
Tekanan darah 44 43,6
Tes reproduksi (Pap Smear) 5 5,0
Pemeriksaan kehamilan 2 1,0
Pemeriksaan Laboratorium
(Lengkap) 2 2,0
Pemeriksaan Asam Urat 1 1,0
Pemeriksaan Spirometri 2 2,0
Total 101 100
Hasil Pemeriksaan
Semua Normal 53 52,5
Ada Gangguan 47 46,5
Hasil Belum Keluar 1 1,0
Total 101 100
Jenis Gangguan Kesehatan
Jantung 4 8,3
Kadar Gula Darah Tinggi 6 12,5
Kadar Kolesterol Tinggi 9 18,8
Tekanan Darah Tinggi 8 16,7
Tekanan Darah Rendah 18 37,5
Paru-paru 0 0
Asam Urat 1 2,1
Tidak Menyebutkan Spesifik
Gangguan 1 2,1
Hasil Belum Keluar 1 2,1
Total 48 100
Penyebab Gangguan
Keturunan 3 6,3
73
Pola hidup yang tidak baik 13 27,1
Stres 4 8,3
Keturunan dan Tidur tidak teratur 1 2,1
Pola hidup yang tidak baik dan Stres 2 4,2
Keturunan dan Stres 1 2,1
Tidur tidak teratur dan pola hidup
yang tidak baik 1 2,1
Tidur tidak teratur, pola hidup tidak
baik dan stres 1 2,1
Hasil Belum Keluar 1 2,1
Total 48 100
Tabel 2.25. menunjukan presentase terbanyak responden tidak melakukan pemeriksaan kesehatan (Medical check up) (56,5%), dan hanya (43,5%) responden yang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Jenis pemeriksaan yang paling banyak diperiksa oleh ke-48 responden adalah tekanan darah (43,6%), sedangkan yang paling sedikit diperiksa adalah pemeriksaan asam urat (1,0%). Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa dari 101 responden yang melakukan pemeriksaan, terdapat sebanyak (52,5%) hasilnya normal, dan sebanyak (46,5%) ada gangguan. Sedangkan 1 responden hasilnya belum keluar.
[image:31.516.88.445.66.548.2]74 gangguan kesehatan adalah tidur tidak teratur (43,8%), dan pola hidup yang tidak baik (27,1%).
c) Gangguan Pencernaan
[image:32.516.91.444.166.661.2]Bagian ini akan menjelaskan mengenai jenis gangguan pencernaan, penyebab dan lama gangguan pencernaan yang dialami, yaitu:
Tabel 2.26. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Gangguan Pencernaan
Masalah Pencernaan Frekuensi Persen (%)
Ada 75 32,3
Tidak ada 157 67,7
Total 232 100
Jenis Gangguan Pencernaan
Gastritis 50 66,7
Konstipasi/sembelit 8 10,7
Hemoroid 10 13,3
Kanker Usus 0 0
Anoreksia 1 1,3
Thypoid 1 1,3
Morning Sickness 1 1,3
Gastritis dan Konstipasi 1 1,3
Gastritis dan Hemoroid 3 4,0
Total 75 100
Penyebab
Pola makan tidak teratur 47 62,7
Stres 8 10,7
Terlalu banyak duduk 10 13,3
Gangguan hormon 0 0
Pola tidur tidak teratur 1 1,3
Hamil 1 1,3
Pola makan tidak teratur dan stres 6 8,0
Pola makan tidak teratur, stres,
75
Pola makan tidak teratur, stres, terlalu
banyak duduk, kelelahan 1 1,3
Total 75 100
Kapan Masalah Pencernaan Dialami
Sejak kecil 6 8,0
Sejak kuliah 22 29,3
Saat bekerja 36 48,0
Sejak 1 tahun ini 7 9,3
Saat SMA 2 2,7
> 4 bulan 1 1,3
2 bulan 1 1,3
Total 75 100
Tabel 2.26. diketahui bahwa sebagian besar responden tidak mengalami gangguan pencernaan (67,7%), sedangkan sisanya mengalami gangguan pencernaan (32,3%). Dan gangguan pencernaan yang paling banyak dialami adalah gastritis (66,7%), dengan penyebab terbanyak karena makan tidak teratur (62,7%). Gangguan pencernaan ini mulai muncul terbanyak saat bekerja (48,0%) dan saat kuliah (29,3%).
d) Kelelahan
Bagian ini menjelaskan mengenai kelehan yang dialami saat bekerja di Rumah Sakit dan penyebab dan lama keluhan. Selengkapnya pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.27. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Kelelahan
Mengalami Kelelahan
Berkepanjangan Frekuensi Persen (%)
[image:33.516.87.451.69.554.2]76
Tidak 113 48,7
Total 232 100
Penyebab
Kurang Istirahat 55 46,2
Rutinitas yang padat 56 47,1
Infeksi virus 1 0,8
Stres 7 5,9
Total 119 100
Lama Kelelahan yang Dialami
<1 tahun 71 59,7
1-2 tahun 21 17,6
3-4 tahun 13 10,9
>5 tahun 14 11,8
Total 119 100
Tabel 2.27. menunjukan bahwa sebagian besar responden mengalami kelelahan sebanyak (51,3%). Penyebab dari kelelahan ini sebagian besar karena kurang istirahat (46,2%) dan rutinitas pekerjaan yang padat (47,1%). Kelelahan ini mulai dirasakan responden terbanyak adalah kurang dari 1 tahun (59,7%).
c. Karakteristik Perawat Pensiun 1) Usia
Tabel 2.28. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persen (%)
51-60 11 36,7
61-70 14 46,7
71-80 5 16,7
[image:34.516.85.445.65.644.2]77 Berdasarkan tabel 2.28. diketahui bahwa kelompok usia terbanyak adalah usia 61-70 tahun (46,7%), kemudian diikuti oleh kelompok 51-60 tahun (36,7%), sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok usia 71-80 tahun (16,7%).
[image:35.516.87.447.191.558.2]2) Jenis Kelamin
Tabel 2.29. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)
Laki-laki 7 23,3
Perempuan 23 76,7
Total 30 100
Tabel 2.29. diketahui bahwa sebagian besar responden adalah perempuan (76,7%), sedangkan sisanya adalah laki-laki.
3) Suku
Pada penelitian ini didapatkan bahwa dari 30 responden pensiun, didapatkan 29 responden (96,7%) berasal dari jawa, sedangkan 1 responden (3,3%) berasal dari suku Tionghoa, (Lih. Lampiran: Tabel 2.287; Hal. 428).
4) Status Pernikahan
Tabel 2.30. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan Frekuensi Persen (%)
Belum Menikah 0 0
78
Janda 5 16,7
Duda 2 6,7
Total 30 100
Tabel 2.30. diketahui bahwa responden sebagian besar telah menikah (76,7%), sedangkan yang lain sudah janda (16,7%) dan duda (6,7%).
5) Tingkat Pendidikan
Sebagian besar responden pensiun memiliki pendidikan akhir SPK (66,7%), kemudian diploma keperawatan sebanyak (10%). Sisanya adalah pembantu perawat, juru rawat, pengamat kesehatan dan perawat kesehatan (Lih. Lampiran: Tabel 2.289; Hal. 429).
6) Pelatihan Keperawatan
Responden rata-rata pernah mengikuti pelatihan keperawatan (53,3%) dan jenis pelatihan keperawatan yang paling banyak diikuti adalah PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) sebanyak (37,5%) (Lih. Lampiran: Tabel 2.291; Hal: 430).
7) Masa Kerja Di Rumah Sakit
Tabel 2.31. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Di Rumah Sakit
Masa Kerja di Rumah Sakit Frekuensi Persen (%)
[image:36.516.85.448.181.569.2]79
21-30 tahun 9 30,0
31-40 tahun 19 63,3
>50 tahun 0 0
[image:37.516.125.436.71.133.2]Total 30 100
Tabel 2.31. memaparkan lama kerja responden di Rumah Sakit, dan responden rata-rata bekerja selama 31-40 tahun (63,3%), sedangkan yang lain 10-20 tahun dan 21-30 tahun.
[image:37.516.86.446.187.631.2]8) Jumlah Rumah Sakit yang Menjadi Tempat Bekerja Tabel 2.32. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Jumlah RS yang Menjadi Tempat Kerja
Jumlah Rumah Sakit Yang Menjadi Tempat Kerja
Responden
Frekuensi Persen (%)
1 Rumah Sakit 19 63,3
2 Rumah Sakit 8 26,7
3 Rumah Sakit 3 10,0
Total 30 100
Tabel 2.32. memaparkan jumlah rumah sakit yang pernah menjadi tempat kerja responden. Dan sebagian besar responden pernah bekerja pada satu rumah sakit sebanyak (63,3%), sedangkan sisanya bekerja di dua rumah sakit dan tiga rumah sakit.
9) Unit/Bangsal Kerja
Tabel 2.33. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Unit/Bangal Kerja
Unit/Bangsal kerja di Rumah Sakit Frekuensi Persen (%)
Bangsa Laki-laki 1 3,3
80
Bangsal Khusus Paru-paru 1 3,3
IGD, Penyakit Dalam 2 6,7
IGD, Anak, Penyakit Dalam 2 6,7
Obstetri, Penyakit Dalam 1 3,3
Obstetri, Anak, Ruang Operasi 1 3,3
Anak, Unit Obstetri 1 3,3
Anak, Medikal Bedah, Penyakit dalam 1 3,3
Anak, Operasi, Medikal Bedah,
Penyakit Dalam 1 3,3
Anak, Penyakit dalam, Bangsal
Perempuan, Bangsal Laki-Laki 1 3,3
IGD, Penyakit Dalam, Ruang Operasi 1 3,3
IGD, Ruang Operasi, Bangsal
Perawatan Umum 1 3,3
Bangsal Laki-laki, Bangsal
Perempuan, Bangsal Pelajar 1 3,3
Bangsal Laki-laki, Bangsal
Perempuan, Bangsal Pelajar, Bangsal Khusus Polisi
1 3,3
Obstetri, Anak, Ruang Operasi, Unit
Kesehatan Ibu & Anak (KIA) 1 3,3
Bangsal Laki-laki, Perempuan,
Poliklinik 1 3,3
IGD, Ruang Operasi, Bangsal
Perawatan Umum, Poliklinik 1 3,3
Anak, Penyakit Dalam, Medikal Bedah,
Perawatan Umum, Poliklinik 1 3,3
Anak, Penyakit dalam, Perinatologi,
Manajemen 1 3,3
Obstetri, Ruang Operas, Manajemen
KIA 1 3,3
IGD, Obstetri, Anak, Ruang Operasi, Medikal Bedah, Penyakit Dalam, Manajemen
1 3,3
IGD, ICU, Obstetri, Anak, Ruang Operasi, Medikal Bedah, Penyakit Dalam, Manajemen
1 3,3
Total 30 100
[image:38.516.89.444.67.561.2]81 hanya 7 responden yang bekerja pada 1 unit/bangsal kerja sebanyak (23,3%).
[image:39.516.85.447.167.571.2]10) Masa Kerja Di Unit/Bangsal Kerja
Tabel 2.34. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Di Unit/Bangsal Di Rumah Sakit
Lama Kerja di Unit/Bangsal Kerja Frekuensi Persen (%)
15-20 tahun 2 6,7
21-30 tahun 9 30,0
31-40 tahun 19 63,3
Total 30 100
Tabel 2.34. diketahui bahwa sebagian besar responden sudah bekerja di unit/bangsal kerja selama 31-40 tahun (63,3%), sedangkan yang lain telah bekerja selama 15-20 tahun (6,7%) dan 21-30 tahun (30%).
11) Aktivitas setelah Pensiun
Aktivitas yang banyak dilakukan setelah pensiun diantaranya: kegiatan sosial, melakukan pekerjaan rumah, mengurus cucu, ikut perkumpulan pensiun RS dan PPK lansia sebesar (40%) (Lih. Lampiran: Tabel 2.292; Hal. 431).
12) Sejarah Kerja Shift di Rumah Sakit
82 pengaturan jadwal shift, pergantian jadwal shift, lama libur dan panjang shift serta juga shift yang paling disenangi oleh responden. Selain itu juga akan dibahas mengenai perilaku tidur responden sebelum shift malam, perilaku tidur saat shift malam dan perilaku tidur setelah shift malam. selengkapnya akan dijelaskan di bawah ini:
[image:40.516.83.446.175.624.2]a) Jadwal Shift
Tabel 2.35. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jadwal Shift Saat Masih Bekerja di RS
Jadwal Shift Frekuensi Persen (%)
Pagi, Malam 1 3,3
Pagi, Siang, & Malam 29 96,7
Total 30 100
Tabel 2.35. Menunjukan bahwa semasa kerja di Rumah Sakit sebagian besar responden menjalani shift pagi, siang dan malam (96,7%), sedangkan 1 responden (3,3%) menjalani shift pagi dan malam.
b) Pergantian Jadwal Shift
Tabel 2.36. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pergantian Jadwal Shift
Saat Masih Bekerja di RS
Pergantian Jadwal Shift Frekuensi Persen (%)
3 hari 15 50,0
1 minggu 15 50,0
83 Tabel 2.36. diketahui bahwa pergantian jadwal shift terjadi selama 3 hari dan 1 minggu. Kedua kategori ini memiliki presentase yang sama yaitu masing-masing sebanyak (50%).
[image:41.516.88.447.194.588.2]c) Lama Libur setelah Shift Malam
Tabel 2.37. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Libur Setelah Shift Malam
Lama Libur Setelah Shift Malam Frekuensi Persen (%)
1 hari 20 66,7
2 hari 8 26,7
3 hari 2 6,7
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 2.37. maka diketahui bahwa sebagian besar responden menjalani libur selama 1 hari (66,7%), dan lainnya diberikan libur selama 2 hari dan 3 hari.
d) Panjang Shift
Tabel 2.38. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Panjang Shift
Panjang Waktu Kerja/Shift Frekuensi Persen (%)
Pagi: 7 Jam; Siang: 7 Jam; Malam: 10
Jam 14 46,7
Pagi: 7 Jam; Siang: 6 Jam; Malam: 11
Jam 13 43,3
Pagi: 6 Jam; Siang: 6 Jam; Malam: 12
Jam 1 3,3
Pagi: 7 Jam; Siang: 5 Jam; Malam: 12
Jam 2 6,7
Total 30 100
84 panjang shift Pagi:7 jam; siang:6 jam; Malam:11 jam sebanyak (43,3%). Sedangkan yang paling sedikit adalah panjang shift: Pagi: 6 Jam; Siang: 6 Jam; Malam: 12 Jam sebanyak (3,3%).
e) Jadwal Shift yang Paling Disenangi
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa. sebagian besar responden lebih menyukai shift pagi yaitu sebanyak (73,3%), sedangkan shift siang dan malam hanya sebesar (26,7%) (Lih. Lampiran: Tabel 2.293; Hal. 432). Alasan perawat lebih banyak menyukai shift pagi karena shift pagi lebih banyak teman dan bisa berkumpul dengan keluarga dan waktu kerja tidak panjang. Berikut pernyataan responden:
Responden 1: bisa merawat anak dan mengurus keluarga kalau malam dan pulang kerja. Tidak mengantuk.
Responden 2: senang pagi karena teman banyak, juga pagi ada KPL ruang daji semua tanggung jawab ada di ka. Ru. Sedangkan nsiang dan malam ditangani oleh perawat senior
Responden 3: waktu kerja tidak panjang
f) Perilaku Tidur Sebelum Shift Malam
85 mengantuk saat dinas malam (Lih. Lampiran: Tabel 2.295; Hal. 432).
g) Perilaku Tidur Saat Shift Malam
Perilaku tidur saat shift malam adalah sebuah perilaku dimana responden merasa mengantuk dan kemudian tidur saat sedang berdinas di malam hari, dan data yang didapatkan menyebutkan bahwa semua responden mengantuk saat dinas malam (100%). Dan sebagian besar responden mulai mengantuk pada pukul 24.00 (60%). Ketika merasa mengantuk kebanyakan responden langsung tidur (73,3%), hanya 8 responden (26,7%) yang tidak langsung tidur. Lama tidur rata-rata <15 menit sampai 30 menit sebesar (73,3%).
86 h) Perilaku Tidur Setelah Shift Malam
Bagian ini memaparkan mengenai jam pulang kerja setelah shift malam, aktivitas yang dilakukan setelah pulang shift malam, dan jam tidur siang.
Jam pulang kerja setelah shift rata-rata mulai dari jam 07.00 sampai 08.30, bahkan ada yang lebih dari jam 08.30. Responden yang pulang kerja pukul 07.00 hanya 4 orang (13,3%) dari 30 responden. Sedangkan sebagian besar pulang dinas malam pada pukul 07.30 (53,3%). Sisanya pulang kerja jam 08.00 sampai diatas jam 08.30 (Lih. Lampiran: 2.304; Hal. 438).
Semalaman bekerja tidak lantas membuat responden setelah pulang shift malam langsung tidur, data yang didapatkan menyebutkan dari 30 responden, hanya 1 responden (3,3%) yang menjawab langsung tidur, sedangkan lainnya memiliki aktivitas lain yang harus diselesaikan yaitu menyelesaikan tugas dan taggung jawab di keluarga, seperti: mengurus rumah dan masak (50%) dan membantu keperluan rumah tangga (33,3%), sedangkan yang lain menjemput anak ke sekolah, mencangkul dan menukang, serta memiliki urusan lain sebanyak (13,3%) (Lih. Lampiran: Tabel 2.305-2.306; Hal 438-439).
87 didapatkan menyebutkan bahwa responden baru bisa tidur siang di atas jam 09.00, yaitu jam 10.00 sampai lebih dari jam 12.00. Responden yang tidur pada jam 12.00 sebanyak (43,3%), dan diikuti di atas jam 12.00 (30%), sedangkan sisanya tidur pada jam 10.00 dan jam 11.00 sebanyak (13,3%). Selain itu didapatkan bahwa ada 1 responden (3,3%) yang tidak menyebutkan jam tidur siangnya (Lih. Lampiran: Tabel 2.307; Hal. 439).
13) Kualitas Tidur
a) Kualitas Tidur Setelah Pensiun
Bagian ini akan membahas mengenai kualitas tidur responden setelah pensiun dari RS, diantaranya jumlah tidur per hari, lama tidur, waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur, perasaan saat bangun tidur dan perasaan yang dirasakan saat beraktivitas.
Data yang didapatkan menyebutkan bahwa, dari 30 responden pensiun, terdapat 21 responden (70%) memiliki jumlah tidur 1x/hari, sedangkan sisanya sebanyak (30%) tidur 2x/hari (Lih. Lampiran: Tabel 2.309; Hal. 440). Lama tidur ke-30 responden pun sangat beragam, ada yang tidur 6-7 jam tapi juga ada yang tidur <5 jam. selengkapnya dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.39. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Tidur Malam Hari
Lama Beristirahat Tidur Frekuensi Persen (%)
<5 jam 5 16,7
88
6-7 jam 14 46,7
>7 jam 8 26,7
[image:46.516.125.442.69.118.2]Total 30 100
Tabel 2.39. menunjukan bahwa setelah pensiun sebagian besar responden tidur selama 6-7 jam (46,7%), sedangkan sisanya tidur kurang dari 5 jam, 5-6 jam dan lebih dari 7 jam. Selain waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur juga beragam. Selengkapnya akan dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.40. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu yang Dibutuhkan untuk Dapat Tertidur
Waktu Yang Dibutuhkan Untuk
Frekuensi Persen (%)
Dapat Tertidur Di Malam hari
>60 menit 7 23,3
30-60 menit 8 26,7
15-30 menit 5 16,7
<15 menit 10 33,3
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 2.40. maka diketahui bahwa responden terbanyak bisa mendapatkan tidur kurang dari 15 menit (33,3%), sedangkan lainnya bisa mendapatkan tidur 15-30 menit, 30-60 menit dan adapula yang baru bisa tidur setelah >60 menit (23,3%). Lama waktu tertidur ini ternyata tidak mempengaruhi kualitas tidur responden, hal ini terbukti dengan sebagian besar responden merasa segar saat bangun pagi hari, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.41. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perasaan saat Bangun Tidur
Perasaan Setelah Bangun Tidur
89
Mengantuk 4 13,3
Lemas 2 6,7
Pusing 1 3,3
Pegal linu 1 3,3
Segar 22 73,3
Total 30 100
Tabel 2.41. dikatahui bahwa perasaan segar dirasakan (73,3%) responden, sedangkan yang lain merasa mengantuk, lemas, pusing dan pegal linu (26,6%).
Data lain yang ditemukan adalah perasaan ketika beraktivitas. Saat beraktivitas sebagian besar mengeluh tidak ada masalah atau tidak merasa lemah/lelah (60%), sedangkan sisanya (40%) merasa lemah/lelah saat beraktivitas di pagi hari. Perasaan lelah yang dialami oleh ke-12 responden ini ternyata di pengaruhi oleh tidur malam responden yang tidak nyenyak, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini
Tabel 2.42. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perasaan saat Beraktivitas di Pagi Hari
Merasa lemah/lelah saat
beraktivitas Frekuensi Persen (%)
Ya 12 40
Tidak 18 60
Total 30 100
Kedalaman Tidur Malam
Sebentar-sebentar terbangun 3 25,0
Tidur dan kemudian terbangun 3 25,0
Tidur tetapi tidak nyenyak 2 16,7
Gelisah saat memulai tidur 1 8,3
Sulit tidur 1 8,3
Sangat nyenyak 2 16,7
[image:47.516.86.448.165.652.2]90 Tabel diatas menunjukan bahwa dari 12 responden hanya 2 responden (16,7%) yang tidur malamnya sangat nyenyak, sedangkan sisanya sebentar-sebentar terbangun, tidur kemudian terbangun, tidur tetapi tidak nyenyak, gelisah saat memulai tidur, dan sulit tidur sebesar (83,3%).
Saat ditanyakan mengenai apakah merasa cukup tidur setelah pensiun di banding masih bekerja, sebanyak 28 responden (93,3%) dari total 30 responden menjawab merasa cukup tidur setelah pensiun, dan hanya 2 responden (6,7%) yang merasa tidak cukup tidur setelah pensiun (Lih. Lampiran:Tabel 2.316; Hal.442).
b) Kualitas Tidur Saat Kerja di RS
Bagian ini akan memaparkan mengenai perasaan setelah shift malam, jumlah tidur per hari, lama tidur, dan kedalaman tidur responden saat masih bekerja di RS.
91 Jumlah tidur responden saat masih bekerja rata-rata adalah 1x/hari sebanyak (73,3%), dan sisanya sebanyak (26,7%) tidur 2x/hari (Lih. Lampiran: Tabel 2.315; Hal. 442). Lama tidur responden saat masih kerja juga bervariasi mulai dari kurang dari 5 jam sampai lebih dari 7 jam. Selangkapnya pada tabel berikut ini:
Tabel 2.43. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Tidur Saat Masih Bekerja
Lama Tidur Malam Saat Masih
Bekerja Frekuensi Persen (%)
<5 jam 5 16,7
5-6 jam 13 43,3
6-7 jam 10 33,3
>7 jam 2 6,7
Total 30 100
Tabel 2.43. diketahui bahwa presentase terbanyak terdapat pada responden dengan lama tidur 5-6 jam (43,3%), sedangkan responden yang tidur 6-7 jam keatas sebanyak (40%). Dan sisanya >5 jam (16,7%).
Data lain yang lainnya juga menyebutkan bahwa responden saat kerja di RS sebagian besar memiliki masalah saat tidur sebanyak (70%), dan hanya (30%) yang dapat tidur malam dengan sangat nyenyak. Selengkapnya akan dibahas pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.44. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kedalaman Tidur Saat Kerja
Kedalaman Tidur Saat Masih
Bekerja Frekuensi Persen (%)
Sebentar-sebentar terbangun 9 30
Tidur dan kemudian terbangun 5 16,7
Tidur tetapi tidak nyenyak 5 16,7
92
Sangat nyenyak 9 30
Total 30 100
Tabel 2.44. diketahui bahwa sebanyak 21 responden (70%) bermasalah dengan kedalaman tidur, diantaranya: sebentar-sebentar terbangun (30%), tidur dan kemudian terbangun (16,7%), tidur tetapi tidak nyenyak (16,7%) dan gelisah saat memulai tidur sebanyak (6,7%).
14) Gangguan Tidur
Bagian ini memaparkan mengenai keluhan tidur, perasaan saat beraktivitas, kedalaman tidur, perasaan ketika akan mulai tidur, dan usaha untuk membantu tidur.
a) Keluhan Tidur
[image:50.516.85.448.189.653.2]Keluhan tidur memaparkan mengenai jenis keluhan tidur, penyebab dan lama gangguan tidur. Selengkapnya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.45. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Tidur
Keluhan Tidur Frekuensi Persen (%)
Ada 17 56,7
Tidak ada 13 43,3
Total 30 100
Jenis Keluhan Tidur
Sulit mendapatkan tidur 9 52,9
sering terbangun di malam hari atau
dini hari 5 29,4
sering bermimpi buruk 1 5,9
93
sulit bernapas ketika tidur 0 0
Total 17 100
Penyebab
Suara bising 1 5,9
Cahaya yang terang 1 5,9
Suhu Lingkungan yang panas 1 5,9
Kelelahan 3 17,6
Stres 0 0
Nyeri otot 1 5,9
Penyakit-penyakit kronis (jantung &
paru-paru) 0 0
Faktor usia 9 52,9
Pusing 1 5,9
Total 17 100
Lama Keluhan
<1 tahun 5 29,4
1-2 tahun 2 11,8
3-4 tahun 1 5,9
>5 tahun 3 17,6
kadang-kadang saja 1 5,9
Akhir-akhir ini 1 5,9
Saat masih kerja sampai sekarang 1 5,9
Setelah pensiun 2 11,8
Sudah lama sekali 1 5,9
Total 17 100
Berdasarkan Tabel 2.45. diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki keluhan tidur (56,7%), sedangkan lainnya mengalami gangguan sulit mendapatkan tidur (52,9%), dan sering terbangun di malam hari (29,4%).
94 b) Perasaan Saat Beraktivitas
Tabel 2.46. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perasaan saat Beraktivitas
Perasaan Saat Beraktivitas Frekuensi Persen (%)
Mudah Letih 11 36,7
Mudah marah 1 3,3
Ansietas/cemas 5 16,7
Depresi 0 0
Sulit berkonsentrasi 5 16,7
Nyeri pada otot 5 16,7
Pusing 1 3,3
Rasa tidak nyaman 1 3,3
Tidak ada masalah 1 3,3
Total 30 100
Tabel 2.46. diketahui bahwa sebagian besar responden merasa mudah letih saat beraktivitas di pagi hari (36,7%), sedangkan yang lainnya merasa mudah marah, ansietas/cemas sulit berkonsentrasi, nyeri otot dan pusing. Dan hanya 1 responden (3,3%) yang menjawab tidak ada masalah saat beraktivitas.
c) Kedalaman Tidur
Tabel 2.47. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kedalaman Tidur
Kedalaman Tidur Frekuensi Persen (%)
Sebentar-sebentar terbangun 7 23,3
Tidur dan kemudian terbangun 7 23,3
Tidur tapi tidak nyenyak 4 13,3
Sangat nyenyak 12 40
95 Tabel 2.47. menunjukan bahwa sebagian besar responden tidur dengan sangat nyenyak di malam hari (40%), dan sisanya tidur malamnya mengalami gangguan, seperti: sebentar-sebentar terbangun, tidur dan kemudian terbangun, dan tidur tetapi tidak nyenyak.
[image:53.516.84.446.187.543.2]d) Perasaan Ketika akan Mulai Tidur
Tabel 2.48. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perasaan Ketika akan Mulai Tidur
Perasaan Saat Akan Mulai Tidur Frekuensi Persen (%)
Kaki terasa pegal dan kaku 12 40
Badan terasa tidak nyaman 3 10
Rasa Pusing 3 10
Pegal-pegal otot 10 33,3
Tidak ada masalah 2 6,7
Total 30 100
Tabel 2.48. diketahui bahwa sebagian besar responden merasa kaki terasa pegal dan kaku (40%), diikuti pegal-pegal otot (33,3%), sedangkan sebanyak (6,7%), menjawab tidak ada masalah. Sisanya badan terasa tidak nyaman dan pusing sebanyak (20%).
e) Usaha untuk Membantu Tidur
96 Tabel 2.49. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Usaha untuk Membantu Tidur
Bentuk Usaha Yang Dilakukann
Untuk Dapat Tidur Frekuensi Persen (%)
Membaca buku 9 30
Nonton TV 17 56,7
Minum susu 1 3,3
Makan 0 0
Dengar Musik 1 3,3
Mengaji dan baca Alquran 2 6,7
Total 30 100
Tabel 2.49. diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan usaha untuk dapat tidur dengan nonton TV (56,7%), dan sebanyak (30%) dengan membaca buku. Sedangkan sisanya dengan minum susu, dengar musik dan mengaji/baca Alquran (13,3%).
15) Gangguan Kesehatan
Bagian ini memaparkan mengenai keluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan (medical check up), gangguan pencernaan dan keluhan kelelahan yang dialami responden.
1) Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan akan dibahas secara detail mengenai jenis gangguan kesehatan, penyebab dan lama gangguan. Data selengkapnya akan dibahas pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.50. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan
Keluhan Kesehatan Frekuensi Persen (%)
97
Tidak ada 10 33,3
Total 30 100
Jenis Keluhan Kesehatan
Sakit kepala 1 5
Pusing 2 10
Stres 0 0
Tekanan darah tinggi 4 20
Tekanan darah rendah 2 10
Nyeri otot 4 20
Kelelahan 2 10
Diabetes Melitus 1 5
Polisitemia Vera 1 5
Penurunan konsentrasi 2 10
Stroma 1 5
Total 20 100
Penyebab
Kurang istirahat 5 25,0
Tidur tidak teratur 0 0
Makan tidak teratur 1 5,0
Frustasi 0 0
Faktor usia 10 50
Masalah Rumah Tangga 0 0
Masalah Keuangan yang minim 0 0
Faktor usia & produksi darah terlalu
kental 1 5,0
makan tidak teratur, masalah RT,
Diabetes 1 5,0
Kurang istirahat dan nyeri otot 2 10
Total 20 100
Lama Keluhan Kesehatan
<1 bulan 0 0
1-2 bulan 2 10
3-4 bulan 0 0
>5 bulan 9 45,0
36 tahun 1 5,0
kadang-kadang saja 1 5,0
Saat masih kerja 2 10
98
Sudah lama sekali 1 5,0
Total 20 100
Berdasarkan tabel 2.50. diketahui bahwa dari 30 responden, sebanyak (66,7%) menjawab ada keluhan kesehatan. Dan sebagian besar keluhan kesehatan yang dialami responden adalah tekanan darah tinggi dan nyeri otot sebanyak (40%), kemudian pusing, tekanan darah rendah, kelelahan dan penurunan konsentrasi sebanyak (40%). Sedangkan sisanya mengalami sakit kepala, diabetes melitus, polisitemia vera dan stroma sebesar (20%).
Penyebab dari keluhan kesehatan yang dialami sebagian besar karena faktor usia dan kurang istirahat (75%). Sedangkan sebanyak (25%) karena makan tidak teratur, produksi darah terlalu kental, diabetes dan masalah rumah tangga serta nyeri otot. Terbanyak responden telah mengalami gangguan kesehatan lebih dari 5 tahun (45%).
2) Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check Up)
99 Tabel 2.51. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check Up)
Melakukan Medical Check Up Frekuensi Persen (%)
Ya 20 66,7
Tidak 10 33,3
Total 30 100
Jenis Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan Jantung 2 10
Tes Gula Darah 3 15
Tes Kolesterol 2 10
Pemeriksaan paru-paru 2 10
Tekanan darah 7 35
Tes reproduksi (Pap Smear) 2 10
osteoporosis 1 5
Pemeriksaan darah rutin 1 5
Total 20 100
Hasil Pemeriksaan
Semua Normal 4 20
Ada Gangguan 16 80
Total 20 100
Jenis Gangguan kesehatan
Kadar Gulah Darah Tinggi 2 6,7
Kadar Kolesterol Tinggi 1 3,3
Tekanan Darah Tinggi 4 13,3
Tekanan Darah Rendah 3 10,0
Jantung & Kolesterol Tinggi 1 3,3
Kolesterol Tinggi & Tekanan Darah
Tinggi 1 3,3
Jantung, Gula Darah Tinggi &
Tekanan Darah Tinggi 1 3,3
Kelainan Darah & kelebihan Darah 1 3,3
Tekanan Darah Tinggi & Stroma di
Rahim 1 3,3
Gulah Darah Tinggi, Kolesterol
Tinggi & Tekanan Darah Tinggi 1 3,3
Total 16 100
Penyebab Gangguan kesehatan
Keturunan 2 12,5
Tidur tidak teratur 1 6,3
100
Stres 0 0
Darah terlalu kental 1 6,3
Faktor usia 5 31,3
Kurang Istirahat 1 6,3
Faktor usia & kurang istirahat 1 6,3
Keturunan & pola hidup tidak baik 1 6,3
Stres setelah kematian anak & pola
hidup tidak baik 1 6,3
Tidur tidak teratur, stres karena
rutinitas kerja terlalu padat 1 6,3
Total 16 100
Tabel 2.51. diketahui bahwa sebagian besar responden secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan (66,7%). Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terbanyak adalah pemeriksaan tekanan darah (35%). Hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa dari 20 responden yang periksa kesehatan, terdapat sebanyak (80%) ada gangguan kesehatan, dan sisanya sebanyak (20%) tidak ada keluhan kesehatan. Gangguan kesehatan terbanyak yang dialami responden adalah tekanan darah tinggi (13,3%), kemudian diikuti dengan tekanan darah rendah (10,0%) dan kadar gula darah tinggi (6,7%). Gangguan kesehatan yang dialami responden paling banyak disebabkan karena faktor usia (31,3%), dan karena keturunan serta pola hidup yang tidak baik sebanyak (25%).
3) Gangguan Pencernaan
[image:58.516.88.447.66.537.2]101 Tabel 2.52. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Gangguan Pencernaan
Gangguan Pencernaan Frekuensi Persen (%)
Ada 9 30
Tidak ada 21 70
Total 30 100
Jenis Gangguan Pencernaan
Gastritis 5 55,6
Konstipasi/sembelit 2 22,2
Hemoroid 1 11,1
Kanker Usus 0 0
Konstipasi/sembelit & Hemoroid 1 11,1
Total 9 100
Penyebab
Pola makan tidak teratur 6 66,7
Stres 0 0
Terlalu banyak duduk, Keturunan 2 22,2
Gangguan hormon 0 0
Faktor usia dan kurang makan
serat 1 11,1
Total 9 100
Mulai Terjadi Gangguan Pencernaan
< 1 tahun 2 22,2
1-2 tahun 1 11,1
>5 tahun 4 44,4
10 tahun 1 11,1
Saat bekerja 1 11,1
Total 9 100