“BUDAYA PENYIMPANAN JENAZAH”
( Suatu Study Kasus Adat Penyimpanan Jenazah dalam Masyarakat Sumba di Jemaat
GKS Lambanapu )
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi
Oleh
Rambu Djola Kalunga 71 2007 040
FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
BUDAYA PENYIMPANAN JENAZAH
(Suatu Studi Kasus Adat Penyimpanan Jenazah dalam Masyarakat Sumba di
Jemaat GKS Lambanapu)
Oleh:
Rambu Djola Kalunga
712007040
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah diujikan pada
Hari Jumat, 10 February 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Pdt.Drs. Daniel Nuhamara,M, Th,Ed, D Dr. David Samiyono
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
BUDAYA PENYIMPANAN JENAZAH
(Suatu Studi Kasus Adat Penyimpanan Jenazah dalam Masyarakat Sumba di
Jemaat GKS Lambanapu)
Oleh:
Rambu Djola Kalunga
712007040
Skripsi ini telah diujikan oleh penguji skripsi dan dinyatakan LULUS pada,
Hari, Tanggal : Jumat, 10 February 2012
Waktu : 07.30-08.30
Tim Penguji Skripsi,
Penguji 1 Penguji 2
Pdt. Drs. Daniel Nuhamara,M, Th,Ed, D Dr. Flip P B Litaay, SH, MS
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teologi
Pdt. Dr. Retnowati, M. Si
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini didasarkan pada karya dari
penulis dan studi tehadap karya-karya ilmiah lainnya yang telah
dipublikasikan seperti yang telah diajukan dan disebutkan dalam teks.
Jumad , 10 Februari 2012
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dan kupersembahkan semua kebahagiaan ini kepada:
ALM. IBUNDA ANATDJI ALBERTINA DJOSEPHINA DJARI
(Bunda...ada dan tiada, dirimu akan selalu ada di hati ku)
PAPA DAN MAMA :
UMBU REDA ANABUNI
&
RAMBU BABA LALU
Kaka,adik & Ponaan :
K’Irwan+k’anty, K’umbu+k’Mely, K’ Richard, Bungsu Chichy
Dan juga buat ponaan ku yang cantik dan ganteng :
Nova, Nadin, & uBBu
Kalau ditanya siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidup saya sehingga saya bisa kayak sekarang, jawabannya adalah mama & papa. Hadiah terindah dalam hidup saya adalah memiliki keluarga seperti kalian. Papa, Mama, kk, adik & ponaan ku… Terimakasih untuk segalanya. terimakasih untuk cinta, maaf, dan dukungan yang selalu saya dapatkan. Dengan penuh rasa syukur saya ingin katakan, “saya mencintai kalian dan akan selamanya mencintai kalian”.
God Bless Us
MOTTO
---*****---
Karena Masa Depan Sungguh ada,
Dan Harapanmu Tidak akan Hilang
(Amsal 23 : 18)
---*****---
Di dalam hidup kita, ada tujuan yang ingin kita tuju.
Walau banyak halangan menghadang dengan banyak cara,
tapi kita harus tetap kuat dan bertahan.
Kegagalan demi kegagalan kerap kita lalui,
jatuh bangun walau mungkin sulit untuk bangun kembali,tapi kita harus bisa.
Karena ini semua adalah awal keberhasilan kita untuk mencapai tujuan, itu
semua adalah ujian,dimana kita di uji dan di latih agar dapat
mempertahankan keberhasilan yang telah kita capai.
Berusahalah dan terus berusaha,karena masa depan kita sungguh ada dan
harapan kita tidak akan hilang.
“THE BEST YOU CAN BE...!!!”
---*****---
SARIPATI
Manusia selalu menyatu dengan kebudayaan dan sebaliknya juga menyatu dalam diri manusia. Persatuan ini membentuk identitas pribadinya. Mengapa demikian? Menurut Tri Widiarto budaya lahir dari ide-ide yang disepakati secara bersama dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah norma untuk mengatur komunitas dimana seseorang berada.1 Sistem-sistem kepercayaan yang disepakati bersama inilah yang kemudian diturunalihkan kepada generasi selanjutnya. Melalui kebudayaan manusia dapat berkomunikasi dengan melestarikan dan mengembangkan pengetahuan mereka mengenai kehidupan. Apabila manusia di cabut dari akar budayanya, ia bukan lagi orang itu, karena ia tidak dapat terlepas dari budaya dimana ia hidup.
Salah satu cara manusia untuk melahirkan, mengembangkan dan mewarisi kebudayaan adalah kebiasaan menyimpan jenasah dalam kurun waktu yang lama. Budaya penyimpanan jenasah ini merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang yang masih menganut kepercayaan Marapu, namun dalam prakteknya pada masyarakat Sumba Timur khususnya di Jemaat Lambanapu yang sudah beragama Kristen pun masih melakukan budaya penyimpanan jenasah yang merupakan kebiasaan dari kepercayaan Marapu.
Pada masyarakat Sumba terkhususnya jemaat Lambanapu, dalam melakukan budaya penyimpanan jenasah ada upacara yang dilakukan, yaitu upacara kaba tana kawaru watu, dalam upacara ini jenasah dimasukan kedalam peti tanah atau batu kemudian di makamkan pada makam sementara bukan makam sesungguhnya, cara lain lagi
1
ialah jenasah dimasukan dalam kabangu (keranda atau peti) kemudian diletakkan dalam senuah kawarungu (pondok) yang dibuat ditengah halaman atau dapat pula diletakan di
kaheli bokulu yakni disalah sau kamar dirumah. Penyimpanan jenasah ini dapat berlangsung dua bulan, empat bulan atau lebih bahkan adakalanya hingga bertahun-tahun tergantung mungkin atau tidaknya upacara pemakaman dilakukan.
Adapun alasan dari masyarakat Sumba terkhususnya jemaat Lambanapu dalam melakukan budaya penyimpanan jenasah yaitu karena adanya faktor Ekonomi (merupakan pemborosan dalam kehidupan orang Sumba), harga diri dan status sosial dalam keluarga. Sebenarnya ketika dilihat dari segi kesehatan sebenarnya penyimpanan jenasah yang lama ini tidak baik karena dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit. Pada initinya selain faktor diatas menurut hemat saya budaya penyimpanan jenasah ini terus dilakukan oleh masyarakat Sumba terkhususnya dijemaat Lambanapu karena sebenarnya budaya ini memiliki kaitan erat dengan atau lebih mengarah pada upaya mempertahankan status sosial dari keluarga yang bersangkutan. Hal lain yang saya temui adalah bahwa memang tidak ada ketetapan sanksi khusus yang diberikan kepada anggota masyarakat jika ia melaksanakan budaya penyimpanan jenasah.
KATA PENGANTAR
Perjalanan panjang yang penuh suka, duka, keringat, air mata, keluh kesah, gelisah, akhirnya bermuara pada sebuah senyuman yang penuh arti. Senyuman yang menandai akhirnya sebuah perjuangan yang membutuhkan ketekunan untuk menjalaninya. Jauh di atas semuanya itu, penulis sadar bahwa hal pertama yang penulis pantas dan harus lakukan adalah berterima kasih pada Tuhan Yesus, yang hanya karena Dialah, penulis dimampukan. Tanpa
Dia, penulis tak akan mampu melewati semua tantangan dan rintangan yang menghadang. Tak ada lain yang bisa penulis berikan, hanya puji syukur, hormat dan kemuliaan melalui semuanya ini.
Selanjutnya penulis pun sadar bahwa di sisi penulis selama ini, ada mereka yang selalu dan senantiasa memberikan dorongan, pujian, teguran, senyuman, dan kasih yang membuat penulis merasakan arti dan indahnya kehidupan ini. Melalui setitik tinta dalam goresan-goresan inilah, penulis dari hati yang paling dalam mengungkapkan terima kasih.
1) Pdt.Dr.Daniel Nuhamara, selaku pembimbing I dan penguji II saya. Terima Kasih
Bapak, untuk ilmu pengetahuan yang diberikan. Penulis banyak belajar dari apa yang
Bapak berikan. Terimakasih untuk semua waktu, motivasi, bimbingan sehingga saya mampu sampai di tahap ini. Bapak sudah saya anggap sebagai ayah sendiri dan jujur, saya benar-benar menyayangi bapak. Semoga Tuhan selalu memberkati bapak sekeluarga.
2) Kepada pembimbing II, Dr. David Samiyono, MSLS, MTS., yang mau memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan bimbungan. Terima kasih buat pengertian dan waktu yang telah diberikan kepada penulis. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati dalam pekerjaan dan dalam kehidupan bapak sekeluarga. 3) Penguji Dr. Flip P. B. Litaay, SH, MS selaku penguji I. Terimakasih bapak untuk
waktu dan semua ilmu yang bapak berikan. Tuhan memberkati bapak dalam pekerjaan dan keluarga
5) Terimakasih yang tak terhingga juga untuk semua dosen Fakultas Teologi : Pak John Titaley, Ibu Retnowati, Pak Daniel Nuhamara, Pak Tony Tampake, Pak Yusak Setyawan, Pak Izak Lattu, Pak Drie Brotosudarmo, Ibu Henderika Wattimena, Ibu Dien Sumiyatiningsih, Pak Mesach Krisetya, Pak David Samiyono, Pak Jopi Engel, pak Flip, Pak Thoby, Pak Totok,Ibu Mariska, Ibu Iren Ludji,. Terimakasih banyak untuk pengabdiannya, pengertian dan bimbingannya. Semua itu akan menjadi bekal bagi saya untuk menjadi manusia yang baik dan berhasil.
6) Semua keluarga dan sanak saudara yang selalu mendukung, mendoakan dan mempercayai saya. Saya persembahkan kebahagiaan ini untuk kalian semua. terkhususnya almrhm ibundaku tersayang Anatji. Albertina Dj. Djari, Kenapa airmata ini selalu turun bila mengingat mama? Apakah saya salah jika masih sering
merindukan mama? Apakah saya salah jika masih sering berharap mama bisa ikut
bahagia bersama saya? Maafkan sikap kekanak-kanak saya. Tapi saya sangat
merindukan mama…Papa Umbu R. Anabuni + mama Rambu Baba lalu, K‟ Irwan+
k‟ Anty+Nova & Nadien, k‟umbu+k‟mely+uBBu, k‟richardo, dan bungsu chichy. kel. Lubukopi(Bp aris sek, Bp jhony sek, Bp waimanama sek) + keluarga
Djari-Bengu (Opa+ P‟Ony&M‟ady (Ace, Nane, Frits, Gian, Ge, Isabela,Luna), M‟ena sek, M‟ance sek, om ba‟i, karif, k‟ abeng, musa, uthe). Dalam segala keterbatasan, kalian
selalu memberikan dorongan dan motivasi agar penulis dapat menyelesaikan study dengan baik dan lancar, dan selalu hadir dalam seluruh pergumulan, terimakasih untuk perhatiannya. Terima kasih buat kehidupan, doa dan kasih sayang kalian yang
telah membawa kesuksesan bagi penulis. Bagi penulis Keluarga adalah „Guru Besar’ bagi penulis dalam meniti masa depan yang ceria.
dari kalian, tetap semangad melayani dan juga tetaplah menjadi berkat bagi orang lain.
8) Buat sahabat-sahabat terdekat saya: chay, lub‟s, ike nono, asnah zaza, yuzmy, elzar salata, ninik, angsay, vinsay, nyornes. Makasih buat kebersamaan kita, banyak hal yang saya dapatkan dari kalian...
9) Crew sumopuro kidul : Sarsay, Niken, Lyla, & Ribka....bahagia bisa mengenal kalian, selamat berjuang buat studinya.
10)Angkatan 2007 Fakultas Teologi SWCU (Peace In Rainbow), kalian sangat berarti, Istimewa di hati, selamanya rasa ini... jika Tua nanti kita kan Hidup masing-masing..ingatlah kebersamaan kita di Fakultas Teologi UKSW 07.
11) Buat CnO cREw (aLdy/mOragan, Dedy , k‟Odee+nisay, ardie+angsay+ va syg,
umbu + shiela, didi+maitua, ade, k‟marthino, ipar us, lekke, ade Boim, sarsay, yan, k‟ gustab, k rein, andRe, Heinzee, ikel, aLfred ndutt, chester, k‟ Dedy, yesty,
k‟uYan, k isto, k‟widy, k‟any, k echy, ) yang gokil abiss I‟m proud of you guys..kalian hebat!! Thank‟s buat pesahabatan & kekeluargaan yang kita jalani selama ini, yang membuat saya semakin mengerti & memahami arti persahabatan. Terimakasih untuk pengalaman yang tak terlupakan bersama kalian, untuk semua kebaikan yang tak bisa penulis balas.
12)PERWASUS community, inilah rumah saya dan disinilah saya banyak belajar, terimakasih buat pelajaran berharga yang telah dibagikan kepada saya.
13)CreW Perwasus 07 / The next Leader of Sumba (minda (ponaan ku),Asty R, dhany, Elshy Djo, erLin Djo, eNy, erVin, FreDy Pejo, Gladies, HelDa, JaCk, Lub‟s, Nina, Ningzhee, NuarT, Roy, TrisapTo, Ubbu david, usPek Yube, ardie, ang, vina, heinzee,
ikel, U.dadung, shiela, yestoger) thank‟s buat kebersamaan kita sahabatku, selamat
berjuang menggapai impian kita...luph u so much my friend
14)Dan untuk yang terkasih Eko Dharmawan. Terimakasih untuk Doa, cinta, pengertian, Perhatian, kesabaran, juga kepercayaannya.
Salatiga 10 Februari 2012
(Rambu Djola Kalunga)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ii
LEMBAR PERSEMBAHAN iii
MOTTO iv
SARIPATIH v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
BAB 1: PENDAHULUAN 1
1.1.LATAR BELAKANG 1
1.1.1 Identifikasi Permasalahan 1
1.1.2 Alasan Pemilihan Judul 1
1.2.RUMUSAN MASALAH 7
1.3.TUJUAN PENELITIAN 7
1.4.MANFAAT PENELITIAN 8
1.5.METODE PENELITIAN 8
1.6.SISTIMATIKA PENULISAN 10
BAB II : LANDASAN KONSEPTUAL 11
2.1.KEBUDAYAAN 11
2.1.1. Definisi Kebudayaan 11
2.1.2. Unsur-Unsur Kebudayaan 12
2.1.3. Sifat-sifat Kebudayaan 14
1.7.TUJUAN PENELITIAN 7
1.8.MANFAAT PENELITIAN 8
1.9.METODE PENELITIAN 8
1.10. SISTIMATIKA PENULISAN 10
BAB II : LANDASAN KONSEPTUAL 11
2.2.KEBUDAYAAN 11
2.2.1. Definisi Kebudayaan 11
2.2.2. Unsur-Unsur Kebudayaan 12
2.2.3. Sifat-sifat Kebudayaan 14
2.2.4. Fungsi Kebudayaan 14
2.3.RITUAL AGAMA SUKU-UPACARA KEMATIAN 15
2.2.1 Religi 15
2.2.2 Ritual Agama Suku 19
2.2.3 Upacara kematian 19
2.4.HUBUNGAN ANTARA INJIL DAN KEBUDAYAAN 25
2.3.1 Sikap Radikal 27
2.3.2 Sikap Akomodasi 28
2.3.3 Sikap Sintetik 29
2.3.4 Sikap Dualistik 30
2.3.5 Sikap Transformatif 31
BAB III : pendekatan lapangan 34
3.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian 34
3.1.1. Keadaan Wilayah 34
3.1.2. Sistem Kekerabatan 35
3.1.3. Penduduk dan Mata Pencaharian 36
3.1.4. Sistem Kepercayaan 38
3.1.5. Kebudayaan dan Adat-istiadat 39
3.2.Gambaran Umum Jemaat Lambanapu 41
3.2.1. Sejarah Berdirinya Gereja Kristen Sumba di Jemaat Lambanapu 41
3.2.2. Profil Jemaat Lambanapu 42
3.3.Pranata Penyimpanan Jenasah dalam Tradisi Masyarakat Sumba 43 3.4.Budaya Penyimpanan Jenasah dalam Jemaat GKS Lambanapu dan
Pandangan Warga Jemaat mengenai Tradisi penyimpanan Jenasah 46 3.4.1 Kasus Penyimpanan Jenasah di jemaat GKS Lambanapu 46 3.4.2 Alasan Warga Jemaat dalam hal Mempertahankan Praktek
Penyimpanan Jenasah 48
3.4.3 Tanggapan Gereja terhadap Tradisi Penyimpanan Jenasah
di Jemaat GKS Lambanapu 51
BAB IV : ANALISA TERHADAP BUDAYA PENYIMPANAN JENASAH
DALAM MASYARAKAT 53
4.2Alasan Warga Jemaat GKS Lambanapu Mempertahankan Budaya
Penyimpanan Jenasah 55
4.3 Tanggapan Gereja Mengenai Budaya Penyimpanan Jenasah 58
BAB V PENUTUP 62
5.1 Refleksi Teologis 62
5.2 Kesimpulan 63
5.3 Saran 65
Daftar Pustaka 83
Lampiran-lampiran