• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Harga Minyak Dunia Se Periode 1990 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Harga Minyak Dunia Se Periode 1990 2007"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Sun Sep 3 6:21:38 2017 / +0000 GMT

Perkembangan Harga Minyak Dunia Selama Periode 1990-2007

Kenaikan harga minyak dunia tentu saja sangat mempengaruhi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Kenaikan harga BBM selalu mempunyai akibat langsung terutama kepada semua sektor ekonomi yang menggunakan Bahan Bakar Minyak sebagai sumber energi. Oleh karena setiap barang membutuhkan jasa angkutan untuk sampai kepada konsumen, maka mau tidak mau barang-barang pun pada gilirannya akan turut naik hrganya, menyesuaikan dengan kenaikan tarif angkutan dan tentu saja akan mengakibatkan inflasi. Perubahan dan membumbungnya harga minyak dunia sebenarnya bukan hal baru. Krisis pertama terjadi pada September 1973, saat negara-negara OPEC menahan produksi minyaknya hingga mencapai 19,8 juta barel per hari. Saat itu terjadi kenaikan harga minyak mencapai lebih dari 300% dari 2,9 dollar AS per barel menjadi 11,65 dollar AS per barel. Krisis minyak kembali terjadi tahun 1979 saat revolusi Iran. Meskipun suplai minyak hanya berkurang 3% dari total pasar minyak dunia, kekhawatiran akan terjadinya gejolak lebih jauh di timur tengah mampu menaikkan harga minyak mencapai 42 dollar AS per barel dari semula 15 dollar AS per barelnya.Gelombang krisis energi terjadi lagi sebelas tahun kemudian, saat terjadi invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990 yang mengganggu 8% dari suplai ke pasar minyak dunia. Terganggunya pengapalan minyak dari kedua negara ini menyebabkan naiknya harga minyak dunia dari sekitar 21,5 dollar AS per barel menjadi 28,30 dollar AS dalam waktu hanya satu bulan, pada Januari hingga Februari 1990. Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan menurunnya kapasitas cadangan. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak ini, salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat ini, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di sisi lain terdapat kekhawatiran atas ketidak mampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa negara dan menurunnya persediaan bensin di Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus meninggi Krisis minyak terakhir terjadi lagi pada tahun 2005 saat pasokan minyak terganggu karena badai Katrina yang juga menyebabkan beberapa kilang produksi di Amerika rusak dan disusul dengan kerusuhan di negara produsen minyak Nigeria. Kekhawatiran ini menyebabkan naiknya harga minyak dari 36,05 dollar AS per barel menjadi 65,64 dollar AS per barel. Pada tahun 2006 harga minyak adalah sebesar 70, 08 dollar AS per barel meningkat lagi pada tahun 2007 yaitu menjadi sebesar 89,61 dollar AS per barel. Harga minyak dunia terus meningkat hingga sekarang. Dimana harga minyak kembali membubung tinggi hingga mencapai angka yang jauh dari perkiraan. Terlebih dengan adanya permintaan akan minyak yang terus meningkat, terutama dari negara industri baru seperti China dan India. Untuk lebih jelasnya maka perkembangan harga minyak dunia dapat dilihat dari tabel IV-3. TABEL IV ? 3PERKEMBANGAN HARGA MINYAK DUNIA,1990-2007 Tahun US $ per Barel 1990 28,30 1991 20,40 1992 20,29 1993 18,68 1994 20,28 1995 17,48 1996 27,60 1997 23,12 1998 24,36 1999 28,10 2000 30,60 2001 31,12 2002 33,36 2003 34,10 2004 36,05 2005 65,64 2006 70,08 2007 89,61 Sumber : Statistik Indonesia ,2007 4. 2. Analisis Hasil Estimasi Pengaruh Kurs Rupiah dan Harga Minyak Dunia terhadap Inflasi di Indonesia Besarnya pengaruh kurs rupiah dan harga minyak dunia terhadap inflasi di Indonesia di analisis dengan menggunakan model regresi linear berganda, dengan persamaan sebagai berikut :? = ?0+ ?1? + ?2BBMf + e1Berdasarkan hasil analisis diperoleh model regresi sebagai berikut :? = 230,063 + 0,022 ? + 4,945 BBMf + ei Data-data yang dikumpulkan diproses dengan menggunakan program statistical package for social science (SPSS) version 13.00 dan diperoleh print out hasil yang ditabelkan pada Tabel IV ? 4TABEL IV-4HASIL ESTIMASI PENGARUH KURS RUPIAH DAN HARGA MINYAK DUNIATERHADAP INFLASI DI INDONESIA, 1990-2007 Variabel Koefisien Estimasi Standar error T hitung Konstanta 230,063 18,825 12,221 Kurs Rupiah 0,022 0,003 8,086 Harga Minyak Dunia 4,945 0,511 9,676 R = 0,978 D-W = 1,627 F tabel = 3,20 R2 = 0,957 F hitung = 168,546 Adj R2 = 0,952 T tabel = 2,145 Sumber : Hasil Penelitian, 2007 Berdasarkan Tabel IV-4 diperoleh koefisien-koefisien yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut :1. Konstanta (?0) sebesar 230,063 artinya apabila variabel kurs rupiah dan harga minyak dunia sama dengan nol (0) maka laju inflasi di Indonesia adalah sebesar 230,063 persen.2. Koefisien regresi untuk kurs rupiah (?1) adalah 0,022 artinya apabila terjadi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat di Indonesia sebesar 1 rupiah maka akan menyebabkan meningkatnya laju inflasi di Indonesia sebesar 0,022 persen, dengan asumsi harga minyak dunia dianggap konstan dan faktor-faktor lain juga tetap.3. Koefisien regresi untuk harga minyak dunia (?2) sebesar 4,945 menyatakan bahwa setiap terjadinya kenaikan harga minyak dunia sebesar 1 dollar Amerika Serikat per barel maka akan meningkatkan inflasi sebesar 4,945 persen, dengan asumsi kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dianggap konstan dan faktor-faktor lain juga tetap.4. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,978, artinya kurs rupiah dan harga minyak dunia memiliki korelasi yang sangat kuat dengan inflasi di Indonesia5. Koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,957, artinya 95,7 persen perubahan variabel terikat (inflasi) dijelaskan oleh variabel bebas ( kurs rupiah dan harga minyak dunia), sedangkan selebihnya 4,30 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini, seperti faktor

(2)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Sun Sep 3 6:21:39 2017 / +0000 GMT

keamanan, jumlah uang yang beredar dan suku bunga.6. Perhitungan Adjusted R2 sebesar 0,952, artinya bahwa derajat hubungan antara variabel bebas ( kurs rupiah dan harga minyak dunia) dengan variabel terikat (inflasi) adalah 95,2 persen. Dengan kata lain kurs rupiah dan harga minyak dunia berhubungan signifikan dengan laju inflasi di Indonesia. Sedangkan sisanya sebesar 4,80 persen berhubungan dengan faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Pengujian hipotesis dengan uji ?t, menunjukkan bahwa variabel kurs rupiah memiliki pengaruh positif terhadap inflasi di Indonesia selama periode 1990-2007 yang diperoleh dengan keyakinan sebesar 95 persen, hal ini didasarkan pada perolehan t-hitung 8,086 > t-tabel 2,145. Begitu juga dengan harga minyak dunia dimana menunjukkan t-hitung 9,676 > t-tabel 2,145 yang membuktikan bahwa harga minyak dunia memiliki pengaruh positif terhadap inflasi di Indonesia juga dengan keyakinan sebesar 95 persen. Untuk menguji pengaruh kurs rupiah dan harga minyak dunia secara keseluruhan terhadap inflasi di Indonesia dapat dibuktikan dari hasil perhitungan dengan F-hitung dan F-tabel. Dari perhitungan diperoleh bahwa nilai F-hit = 168,546 > F-Tab = 3,20. Ini berarti bahwa kurs rupiah dan harga minyak dunia secara keseluruhan bersama-sama mempengaruhi inflasi di Indonesia selama periode 1990-2007. Dengan diperoleh nilai D-W hitung adalah sebesar 1,627 maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi otokorelasi (korelasi serial) atau model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang otokorelasi. Atau dapat dikatakan bahwa Durbin ? Watson Test yang menunjukkan angka sebesar 1,627 merupakan angka signifikan secara statistik yang mengisyaratkan bahwa tidak terjadi otokorelasi.Butuh daftar pustakanya klik disni

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini terdapat teori-teori yang digunakan seperti Business Process Modeling Notation (BPMN), Object Oriented Analysis and Design (OOAD), Consistency

Permodelan subset SETAR dengan optimasi estimasi parameter menggunakan GA yaitu SETAR (2,[1,3,4],[1] yang menghasilkan nilai AIC data in- sample dan MSE data

Perbandingan penggunaan jumlah pada penambahan concentrator, dengan menggunakan 1 buah lampu LED, sudah dapat menerima daya yang besar dengan nilai BER yang

114 CIBITUNG SINDANGKERTA 03 AHMAD SAEPUDIN L KP.TAMANSARI.. 115 CIBITUNG SINDANGKERTA 03 OPIK

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa value proposition SDM pengurus Yayasan Al-Jihad Surabaya secara teori value proposition SDM telah terlaksana dengan penilaian

Pengertian kinerja (performance) menurut Suntoro (1999: 12) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai

Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan desain bangunan warga di Desa Sugihwaras menggunakan bentuk desain bangunan yang hampir sama dengan kebanyakan rumah

Penelitian mengenai konservatisme akuntansi dan good corporate governance sebagai variabel moderasi telah sering dilakukan dalam penelitian terdahulu.Penelitian