• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01882

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01882"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Prosiding Seminar Nasional MMP UKSW Salatiga 12 Maret 2016 ISBN 978-602-1047-44-6

Penelitian Tindakan Sebagai Implementasi Perubahan Paradigma Sekolah Berbasis Mutu (Refleksi Penelitian Tindakan Sekolah Dikalangan Guru SD

Gugus Diponegoro Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah) Bambang Ismanto – bam_ismanto@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi Sekolah berbasis mutu melalui penelitian tindakan baik tindakan kelas dan tindakan sekolah. Mutu meliputi kinerja manajemen sekolah dan hasil belajar siswa. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi dokumentasi, wawancara, dan diskusi kelompok terfokus. Subyek penelitian adalah Sekolah Dasar di lingkungan Gugus Diponegoro Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru SD di Gugus Diponegoro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengawas, Para Kepala Sekolah, dan Guru SD memahami penelitian tindakan berfungsi untuk meningkatkan kinerja manajemen sekolah dan hasil belajar siswa. Lemahnya pengalaman penelitian sejak pra pendidikan Strata 1 dan ketrampilan menulis menjadi hambatan dalam penelitian tindakan. Secara eksplisit para Guru menyebutkan masalah yang dihadapi mencakup identifikasi masalah, penetapan tujuan, pemilihan kajian pustaka, metode, analisis data dan publikasi penelitian. Dikalangan Kepala SD menghadapi kendala keterbatasan SDM administrasi sebagai pendukung dalam melakukan proses dan tindakan penelitian tindakan sekolah. Sementara itu, Pengawas SD menyatakan bahwa berbagai upaya perlu dilakukan guna meningkatkan kinerja sekolah dan hasil belajar secara simultan melalui penelitian tindakan. Peningkatan kinerja manajemen akan mendorong Kepala Sekolah dan para guru SD dalam meningkatkan mutu output belajar siswa. Terbatasnya forum ilmiah dan jurnal yang akuntabel menjadi kendala dalam publikasi penelitian tindakan sekolah dan kelas.

Kata kunci : Mutu, Penelitian, Tindakan, Sekolah, Kelas

Pendahuluan

(2)

2

mampu memenuhi spesifikasi dan memenuhi harapan pelanggan sebagaimana pernah dijanjikan.

Pendidikan dalam hal ini, Sekolah tidak anti perubahan melainkan dinamik dalam menyiapkan SDM sesuai permasalahan dan perspektif kebutuhan bangsa memecahkan persoalan nasional dan lingkungan global. Pemerintah Presiden Jokowi menggariskan 7 (tujuh) ikhtiar revolusi mental bidang pendidikan: (1) mengubah paradigma pendidikan “berdaya saing” menjadi pendidikan “mandiri dan berkepribadian”;(2) merancang kurikulum berbasis karakter dari kearifan lokal serta vokasi yang beragam berdasarkan kebutuhan geografis daerah dan bakat anak;(3)menciptakan proses belajar yang menumbuhkan kemauan belajar dari dalam diri anak;(4) Memberi kepercayaan penuh pada guru untuk mengelola suasana dan proses belajar pada anak; (5) memberdayakan orangtua untuk terlibat pada proses tumbuh kembang anak;(6) membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani warga sekolah; dan (7) menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi pendampingan dan pengawasan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Revolusi mental, sejatinya, adalah penegasan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Intinya adalah ajakan untuk berani melakukan perubahan, mulai dari cara pikir, bertindak, sampai gaya hidup agar selaras dengan nilai kejuangan dan berorientasi kemajuan. Kuncinya: orientasi menuju manusia baru yang berkomitmen moral, berintegritas, kompeten, dan semangat bekerja keras.

Penelitian tindakan sebagai pilihan bagi guru, staff administrasi dan pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi masalah lingkungan sekolah dan kelas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal sesuai dengan konsepsi Hine (2013), yang memberikan konsepsi sebagai berikut :

“Action research is an attractive option for teacher researchers, school administrative staff, and other stakeholders in the teaching and learning environment to consider (Mills, 2011). Specifically, action research in education can be defined as the process of studying a school situation to understand and improve the quality of the educative process (Hensen, 1996; Johnson, 2012; McTaggart, 1997).”

(3)

3

“describe components of action research as the “Five C’s”: Commitment: Time commitment should be carefully considered by participants of action research since it takes them time to get acquaintance with other participants, think about change, try new approach, collect data, interpret results, etc. Collaboration: In an action research all participants are equal to each others in terms of giving ideas, suggestions or anything that leads to success of the change. Concern: In the research process,

participants will build up a group of “critical friends” who trust each other and the value of the project. Consideration: As it is mentioned above, reflective practice is a mindful review of a professional research like action research. It demands concentration and careful consideration as one seeks patterns and relationships that will create meaning within the investigation. Change: For humans, especially teachers, change is continuing and it is a significant element in remaining their effectiveness”.

Menurut Ferreance (2000). terdapat 5 (tahapan) dalam penelitian tindakan yaitu Identification of problem area, Collection and organization of data, Interpretation of data, Action based on data and Reflection. Sementara itu Kemmis and McTaggart (1988) menjelaskan bahwa

“Action research is a form of collective self-reflective enquiry undertaken by participants in social situations in order to improve the rationality and justice of their own social or educational practices, as well as their understanding of these practices and the situations in which these practices are carried out”.

Lebih lanjut, Kemmis and Mc Taggart, menetapkan kunci keberhasilan peningkatan mutu melalui penelitian tindakan sebagai berikut

“(1). Improving education by changing it and learning from the consequences.(2).Participatory and collaborative: involvement of all participants; (3). Self-reflective and spiral: PLAN ---> ACT & OBSERVE ---> REFLECT --> REVISE PLAN --> ACT & OBSERVE -> REFLECT (4) Self-critical: openness to surprises, responsive to unexpected opportunities, aiming at understanding of the relationship between the actions, circumstances and consequences in the given situation and (5). Systematic, data/ observation-based: keeping records, collecting observational data (field notes); keeping a personal journal on reflections and learnings. (6). Critical understanding of the situations: systematic analysis of observations, building records of changes (in practices, interaction, social relationships, own thinking, ability to monitor the process): long-term developmental perspective to emerge from such records; (7).Developing a rationale for what we are doing: justifying our educational actions to others, documenting them by empirical evidence”.

Metode Penelitian

(4)

4

Jenis data penelitian meliputi data sekunder dalam bentuk pra proposal PTK dan program-program peningkatan mutu guru SD Gugus Diponegoro. Sedangkan data primer meliputi refleksi Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru SD tentang konsepsi dan pengalamannya dalam menyusun proposal dan perspektif publikasi karya ilmiahnya. Informan penelitian ditemukan dengan teknis purposive sampling yang terdiri Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru SD Gugus Diponegoro. Informan ini menjadi subyek dalam program Penelitian Tindakan Sekolah dalam Penelitian Tesis Sdr. Sugesti. Teknis pengumpulan data penelitian dengan menggunakan panduan wawancara, FGD dan studi dokumentasi. Untuk meningkatkan keabsahan data (triangulasi) dilakukan dengan melakukan kajian laporan hasil penelitian Tesis Kuswardani dan didukung pengumpulan data lapang. Analisis data pada tahapan reduksi data dilakukan pemilahan dari kajian dokumentasi, wawancara dan FGD dan dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Lebih lanjut data penelitian disajikan sebagai informasi dalam deskripsi refleksi Kepala Sekolah, Guru SD Gugus Diponegoro Ungaran Barat Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dalam program penelitian tindakan. Berdasarkan kajian fenomena peningkatan mutu dan revolusi mental pendidik dilakukan analisis dan kesimpulan penelitian.

Hasil dan Pembahasan Penelitian

Studi dokumentasi terhadap proposal Penelitian Tindakan Kelas para Guru SD Gugus Diponegoro masih belum mencerminkan disain penelitian efektif. Sebagian judul penelitian belum mensiratkan masalah dan tindakan yang menjadi alternative pemecahan masalah. Para guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah penelitian. Keterbatasan penguasan teori-teori tentang belajar dan pembelajaran menjadi hambatan dalam menetapkan standar idial dalam mengidentifikasikan realita di kelas. Dalam wawancara dengan beberapa guru menyatakan bahwa

„Setelah lulus dari S1 PGSD sudah tidak lagi membaca buku-buku pendidikan dan pembelajaran. Dalam kegiatan rutin, lebih difokuskan menyiapkan materi pembelajaran yang dapat mendukung pencapaian standar kelulusan dan kompetensi siswa. Masalah manajemen dan administrasi di Sekolah dipecahkan secara bersama dalam Rapat. Sedangkan persoalan yang menghambat prestasi bahkan penurunan prestasi belajar dipecahkan melalui diskusi guru kelas sebelumnya. Melalui pelatihan penyusunan proposal PTK pada program PTS memberikan pemahaman tentang bagaimana memecahkan masalah sekolah dan belajar melalui penelitian”

(5)

5

sebagaian besar proposal yang disiapkan para guru SD Gugus Diponegoro belum mengacu pada rumusan masalah penelitian. Bahkan beberapa proposal PTK tidak berfokus pada pemecahan masalah dengan siklus. Namun pada proposal ditemukan rumusan tujuan penelitian “untuk meningkatkan persyaratan penilaian angka kredit guru‟. Penetapan metode penelitian sebagian besar guru dan para Kepala Sekolah SD di Gugus Diponegoro Ungaran Barat mengalami kendala dalam hal penetapan pendekatan, perumusan hipotesis, teknis pengumpulan data, dan analisis data. Konsep dan substansi Penelitian tindakan dipandang sebagai pengalaman baru. Mereka merasa tidak pernah belajar ketika kuliah di S1 PGSD dan Progdi yang lainna. Dalam Diskusi kelompok terfokus, salah satu kesimpulanya adalah

“Pada waktu kuliah S1 para guru menyusun skripsi dengan pendekatan kuantitatif dengan teknis korelasi. Bahkan beberapa guru dan Kepala Sekolah menyatakan skripsi yang ditulis hanya dengan 1 (satu) variable. Penelitian tindakan kelas menjadi pengalaman baru dan bermakna dalam peningkatan mutu sekolah dan hasil belajar siswa”

Lepas dari segala hambatan dan kendala dalam memahami dan penyusunan proposal PTK, Pengawas, Kepala Sekolah dan guru SD Gugus Diponegoro menyadari, memahami dan memberikan makna positif dalam peningkatan mutu pendidikan. Mereka berpendapat bahwa, selama ini program peningkatan mutu belum berfokus pada masalah sekolah melainkan sesuai dengan program pemerintah. Pemahaman dan prinsip Penelitian Tindakan sebagai proses akademik yang berdampak pada peningkatan mutu yang dilakukan secara partisipatif dan demokratif dengan tujuan pemecahan masalah riel di sekolah melalui PTS dan masalah belajar dengan PTK. Pengawas dan Kepala Sekolah dan para guru memandang penelitian tindakan memiliki makna dalam peningkatan mutu sekaligus memberikan pengalaman akademik. Berbagai persoalan kelembagaan, dan masalah belajar dapat dipecahkan secara bersama. Bahkan akhir dari PTS dan PTK dapat dipublikasikan dapat memenuhi persyaratan kenaikan pangkat melalui Penilaian angka kredit. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang dikeluarkan tanggal 10 Nopember 2009 ditetapkan antara lain guru mulai golongan III a yang mau naik III b harus mengumpulkan 3 poin dari pengembangan diri dan dari III b ke III c harus mengumpulkan nilai 4 untuk pengembangan profesi dari publkasi ilmiah atau karya inovatif. Kenyataan ini relevan dengan pemikiran Reason & Bradbury dalam Hine (2013) yang menyatakan bahwa

(6)

6

participatory, democratic process of action research seeks to bring together action and reflection, theory and practice, in participation with others, in the pursuit of practical solutions to issues of pressing concern to people, and more generally the flourishing of individual persons and their communities

Dalam wawancara dengan Pengawas dan Kepala Sekolah serta guru SD yang telah berhasil melakukan penelitian tindakan mampu meningkatkan persepsi positif, kemampuan analisis masalah riel di sekolah, dan membangun interkasi social. Penelitian yang dilakukan secara kolaboratif guru, dengan ahli penelitian akan memperluas cara pandang dalam melihat masalah sekolah dan pembelajaran dan memnetapkan secara kritis alternative pemecahan yang relevan dan layak untuk diimplementasikan dalam peningkatan mutu. Permikiran subyek dan informan penelitian ini sejalan dengan konsepsi Ferreance (2000), yang menyebutkan 5 manfaat dari penelitian tindak dalam lingkungan pendidikan yaitu Focus on school issue, problem, or area of ollective interest, Potential to impact school change, Reflect

on own practice, Form of teacher professional development, Collegial interactions.

Dalam diskusi kelompok terfokus (focus group discussion), Pengawas, dan Kepala Sekolah SD Gugus Diponegoro Ungaran Barat menyatakan sependapat dengan pemikiran bahwa PTS dan PTK akan meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogik. Secara profesional, melalui penelitian tindakan memberikan kebermaknaan dalam meningkatkan pemahaman dan pendalaman materi pembelajaran. Kompetensi pedagogik guru akan meningkat melalui pemahaman konsep pembelajaran yang efektif dan implementasinya dalam pemecahan masalah yang dihadapi siswa. Dalam FGD. Kepala Sekolah dan Guru SD Gugus Diponegoro, menyatakan bahwa

“Pada saat mengidentifikasi masalah PTK, diperlukan penguasaan materi pembelajaran yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai siswa. Para guru berupaya memahami konsep, substansi dan prinsip-prinsip yang menjadi sumber materi pembelajaran. Materi pembelajaran akan menjadi bermakna jika para guru menguasai strategi membelajarkan siswa. Pada saat menetapkan siklus para guru berupaya mencari pendekatan dan metode yang mendukung pembelajaran konten dan sesuai minat dan perkembangan para siswa. Dalam penyusunan proposal kedua kompetensi ini berkembangan secara simultan ketika merumuskan masalah, menetapkan tujuan dan hipotesis penelitian”

(7)

7

siswa mencapai kompetensi. Dalam wawancara dengan Pengawas dan Kepala Sekolah dinyatakan bahwa penelitian tindakan akan meningkatkan kepercayaan kepada guru sebagai profesi. Pernyataan ini dapat dipahami, oleh karena penetapan sertifikasi pendidik melalui penilaian portofolio, dan Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan dalam akuntabilitas masih diragukan masyarakat. Sebagian masih berpendapat kriteria dan syarat sertifikasi pendidikan lebih pada pemenuhan lingkup administratif belum terlampauinya standar yang bersifat akademik.

Elder and Chisholm (1993, p. 123) state that

… participation in the sense of co‐researcher status for participation is … one of the main characteristics of the emerging forms of action research … Partici‐ pants are truly co‐researchers whose insider „local knowledge‟ is as necessary for valid scientific sense‐making as the outsider researchers‟ technical expertise and abstract general knowledge.

Berbagai kegiatan penelitian tindakan akan meningkatkan pertanggungjawaban pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam FGD para guru, dinyatakan bahwa motivasi untuk penelitian tindakan dan publikasi karya dihadapkan persoalan kurangnya kesempatan memperoleh pelatihan, pengalaman penelitian dan keterbatasan forum publikasi ilmiah baik diskusi, seminar serta jurnal ilmiah. Hal ini sebagaimana temuan dalam FGD, :

“Keinginan para guru melakukan penelitian dihadapkan dengan rasa takut salah. Penguasaan konsep dan prosedur penelitian relatif tidak dimiliki. Diusulkan agar pelatihan penelitian tindakan, penyusunan proposal PTK dan PTS, dan teknik menulis laporan serta forum ilmiah perlu dikoordinasikan Pengawas dan Gugus SD”

Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perwujudannnya dengan prinsip Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Penelitian tindakan sebagaimana pernyataan Hong (2011), tentang fungsi penelitian tindakan sebagai kegiatan dalam peningkatan mutu guru dan siswa secara simultan :

(8)

8

comprehensive evaluation of teaching and learning can include a close look at teacher quality by analyzing teachers‟ examination of their own practices and reflections about how their decision-making impacts student outcomes.

Penelitian tindakan di sekolah relevan dengan konsepsi otonomi sekolah dalam peningkatan mutu melalui program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Model ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibelitas atau keluwesan–keluwesan besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasar kebijakan-kebijakan nasional serta peraturan perundangan yang berlaku. Menurut Depdiknas (2002), MPMBS merupakan bagian dari manajemen berbasis sekolah (MBS). Jika MBS bertujuan untuk meningkatan semua kinerja sekolah (efektifitas, kualitas, efisiensi, inovasi, relevansi dan pemerataan serta skes pendidikan), maka MPMBS lebih difokuskan pada peningkatan mutu. Sekolah memiliki kesempatan untuk mengembangkan program peningkatan mutu lembaga dan lulusan dengan program yang realistis, rasional dan akuntabel melalui penelitian.

Reformasi mental Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru SD perlu dilakukan agar paradigma berpikir lebih terbuka, transparan, sistematik, dan akuntabel melalui penelitian. Sehingga setiap keputusan dan program peningkatan mutu sekolah mendapat dukungan dari berbagai pihak dengan informasi yang rasional dan akademik. Dengan pola pikir yang demikian akan semakin meyakinkan semua pihak tentang perjalanan dan pengembangan guru sebagai tenaga profesional.

Kesimpulan dan Rekomendasi

(9)

9

Sekolah, (2) Pembelajaran di kelas SD dan kinerja manajemen Sekolah perlu dijadikan inspirasi, motivasi dan refleksi para guru dan Kepala Sekolah serta Pengawas Sekolah dalam menetapkan fenomena dan topik penelitian tindakan (3) Kerja sama dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan baik program S1 PGSD dan S2 Manajemen Pendidikan perlu dilakukan dalam peningkatan ketrampilan penyusunan proposal, penelitian lapangan, penulisan laporan dan publikasi karya ilmiah. (4) Pengawas dan Kepala Sekolah perlu menyiapkan rencana tindak (action plan) penelitian tindakan dalam mendukung karier profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

Daftar Pustaka

http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/09/pidato-mendikbud-pada-upacara-pencanangan-gerakan-nasional-revolusi-mental-4641-4641-4641, Pidato Mendikbud Pada Upacara Pencanangan Gerakan Nasional Revolusi Mental 20 September 2015 Departemen Pendidikan Nasional. 2002, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Ferrance, Eileen, 2000, Action Research, Northeast and Islands Regional Educational Laboratory At Brown University

Hien, Tran Thi Thu, 2009, Why is action research suitable for education?, VNU Journal of Science, Foreign Languages 25 (2009) 97-106

Hine, Gregory S. C, 2013, The importance of action research in teacher education programs Issues in Educational Research, 23(2), 2013: Special Issue

Hong, Carrie Eunyoung and Salika A. Lawrence, 2011, Action Research in Teacher Education: Classroom Inquiry, Reflection, and Data-Driven Decision Making, Journal of Inquiry & Action in Education, 4(2), 2011

Kemmis, Stephen and Robin McTaggart (eds.), 1988. The action research planner. Victoria, Australia: Deakin University Press.

Kuswardani, Sugesti, 2016, Peningkatan Menyusun Proposal Penelitian Tindakan Kelas Melalui Workshop Oleh Guru Sd Di Gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat

Kabupaten Semarang, Laporan Penelitian Tesis, (tidak dipublikasikan), Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga,

Sallis, Edward, 2007, Total Quality Management in Education, (terjemahan), IRCiSoD, Jogjakarta

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, 2003, Total Quality Management, Andi Offset, Jogjakarta

(10)

10

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

 Menjawab pertanyaan tentang materi Kaca pembesar (lup) dan Mikroskop yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.  Bertanya tentang

(1) Setelah semua peta-pendaftaran dari sesuatu desa disahkan menurut pasal 5 ayat (3), pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah yang belum dipeta dalam

Demikian lah yang dapat penulis sampaikan, harapan saya agar tulisan ini dapat berguna bagi pembacanya, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih kepada

Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan kurkumin- MSN khususnya terhadap jumlah sel total dan diameter pulau langerhans

[r]

[r]

Tempat : ULP Kabupaten Wajo (Jl. 17 Sengkang) Waktu : sebagaimana tercantum dalam aplikasi SPSE Agenda Klarifikasi : membawa berkas asli dokumen penawaran. administrasi teknis