ABSTRAK
Nurmilawaty (2015). Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Tambang Galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Zefitni (II) Risma Fadhilla.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh perubahan bentuk lahan pegunungan saat ini, dimana gunung-gunung yang ada di sekitar daerah ini telah banyak yang hilang akibat dari penggerusan yang terus dilakukan, juga perubahan lain seperti penimbunan pesisir pantai yang merusak aktifitas terumbu karang. Masalah lain adalah terjadinya polusi udara yang terjadi karena aktifitas di perusahaan sehingga menggangu kesehatan masyarakat akibat debu-debu yang ada ataupun kebisingan mesin pabrik karena adanya aktifitas didalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan industri tambang galian C Sirtukil (pasir, batu, kerikil) serta mengetahui faktor yang mempengaruhi keberadaan industri tambang galian C sirtukil (pasir,batu,kerikil) di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini dengan metode sampling area (sampling wilayah) yang ditentukan sebanyak 42 KK. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh Keberadaan tambang galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi memberikan dampak positif maupun negatif, baik terhadap lingkungan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat maupun pembangunan infrastruktur Kelurahan. Serta Kegiatan pertambangan galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi yang dilakukan oleh perusahaan dengan melihat potensi alam yang banyak berupa galian C serta didukung oleh lokasi yang sangat strategis untuk melakukan pemasaran hasil tambang.
ABSTRACT
Nurmilawaty (2015). The Perception of Society toward the Mining C Activity in Buluri, District Of Ulujadi, Skripsi, Geography Education Study program Social and Science Education Department Tadulako University. Supervisors: (I) Zefitni (II) Risma Fadhilla.
This research was carried out based on the phenomena that the land of the mountain has changed day by day. Many lands have been disappeared because of the continual digging and mining activity in that area. The change is also caused by the boarding process occurred along the beach that gives a bad effect to the reef. Another problem is that the air pollution caused by the digging activity in the company. This problem gives bad effects to the public health in that area. Moreover, the digging activities also cause the noisy sounds from the company. The objective of this research was to examine the perception of society toward the industry of mining C Sirtukil (sand, stone, and gravel) and to investigate the factors influencing that industry in Buluri, District of Ulujadi. The designs of this research were descriptive qualitative and quantitative research. The research sample was the society of Buluri and the sampling method used by the researcher was sampling area method. The sample consists of 42 families. The techniques of data collection of this research were observation, questionnaire, interview, and document. The result of this research is that the mining C activity in Buluri, District of Ulujadi gives both positive and negative effects toward either the environment, the social-economic condition, or infrastructure development in that area. Furthermore, the mining industry is located in a strategic area and this will give much contribution to the mine product marketing.
BAB I PENDAHULUAN
Kelurahan Buluri adalah salah satu dari enam Kelurahan yang ada di
Kecamatan Ulujadi. Kelurahan Buluri berada di daerah hamparan-hamparan
daratan rendah, sedang, tinggi, dan berbukit-bukit dengan tekstur tanah yang
berbatu-batu. Dikatakan dataran rendah karena berbatasan langsung dengan teluk
Palu dengan ketinggian kurang lebih dari 0-500 m dari permukaan laut. Kelurahan
Buluri sangat kurang curah hujannya sehingga daerah pertaniannya adalah
merupakan pertanian tadah hujan, namun transportasinya sangat lancar karena
kelurahan Buluri dilalui oleh jalan trans Palu – Donggala (Kantor Kelurahan
Buluri 2013).
Kelurahan Buluri adalah salah satu wiayah tambang yang ada di
Kecamatan Ulujadi. Saat ini di kelurahan Buluri sudah terdapat 7 perusahaan
tambang galian C. tetapi yang aktif sampai saat ini yaitu 4 perusahaan. Sebelum
masuknya perusahaan tambang di Kelurahan Buluri, masyarakat melakukan
pertambangan dengan cara tradisional dan lokasi penambangan hanya di sekitar
sungai Buluri, dimana masyarakat masih menggunakan teknologi yang sederhana
seperti skop, pacul, linggis, ayakan, gerobak serta peruntukannya belum
menyentuh pasar. Tradisi menambang secara manual di kalangan masyarakat
tersebut terutama lebih di dorong oleh kebutuhan untuk membangun rumah dan
kebutuhan penimbunan. Namun dalam kurun waktu tersebut telah banyak
perusahaan yang berdiri menanamkan modalnya dengan sistem pertambangan
skala besar yang dilindungi oleh negara. Dalam melakukan penambangan
perusahaan menggunakan peralatan-peralatan besar seperti bolldozer, escavator,
looder dan alat angkut mobil truk.
Seiring dengan perkembangan tekhnologi dan informasi yang begitu pesat
yang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidup yang terus menerus
bertambah tanpa batas, yang merupakan faktor utama yang mengharuskan
masyarakat lebih meningkatkan pola pikir dan kreativitas yang positif dimana
halnya dengan lingkungan dimana pemanfaatan lahan harus disertai dengan
pelestarian lingkungan ( Rian Sammai, 2004).
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini tidak hanya
berdampak positif tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Dampak positif itu terlihat dari penggunaan berbagai bahan dan peralatan mekanis
yang sangat memberi kemudahan dalam pengelolaan alam atau lingkungan hidup.
Namun sebagai akibat itu akan membawa dampak negatif yang timbul
kecenderungan mengeksploitasi alam secara berlebihan yang menyebabkan
terganggunya keseimbangan ekologis ( Rian Sammai, 2004).
Industri pertambangan galian C misalnya dapat mewujudkan lingkungan
hidup manusia berubah, berganti dan beralih dari satu situasi ke situasi yang lain.
Secara umum kita melihat di berbagai daerah telah terjadi kerusakan lingkungan
sebagai akibat dari perilaku manusia dengan penggunaan teknologi modern
sehingga memaksa lingkungan tidak mampu bertahan dalam bentuk asli dan
fungsinya, contohnya saja di daerah Buluri. Saat ini Kelurahan Buluri telah
banyak mengalami perubahan baik dari bentuk lahan maupun kehidupan ekonomi
masyarakatnya.
Perubahan bentuk lahan itu dapat kita lihat dengan gambaran pegunungan
saat ini, dimana gunung-gunung yang ada di sekitar daerah ini telah banyak yang
hilang akibat dari penggerusan yang terus dilakukan, juga perubahan lain seperti
penimbunan pesisir pantai yang merusak aktifitas terumbu karang. Masalah lain
adalah terjadinya polusi udara yangterjadi karena aktifitas di perusahaan sehingga
menggangu kesehatan masyarakat akibat debu-debu yang ada ataupun kebisingan
mesin pabrik karena adanya aktifitas didalamnya. Sedangkan keuntungan dari
tambang galian golongan C di satu sisi untuk peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat sehingga
mengurangi pengangguran.
Usaha pertambangan galian C yang secara nyata dapat meningkatkan
penghasilan masyarakat dan Pendapataan Asli Daerah (PAD) karena itu agar tidak
menimbulkan bahaya perlu di kelolah secara teratur dan wajar yaitu dengan
skala besar yang di kelolah oleh perusahaan orientasinya lebih pada kepentingan
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Seperti halnya penambangan pasir,
batu, dan kerikil (sirtukil) di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi oleh pengusaha
di satu sisi dapat meningkatkan pendapatan daerah, terserapnya tenaga kerja bagi
masyarakat sehingga mengurangi pengangguran serta meyakinkan kepada
masyarakat tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi namun pada sisi
lain menimbulkan masalah serius baik di kalangan masyarakat maupun terhadap
kelestarian lingkungan. Dari permasalahan tersebut maka peneliti memfokuskan
penelitian ini dengan judul “Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Tambang
Galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi” dengan diharapkan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat 1) Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi
tentang pertambangan galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, 2) Bagi
pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan
kebijakan, khususnya dalam pemberian izin usaha di bidang pertambangan, 3)
Bagi para peneliti yang mempunyai kepentingan yang sama dapat dijadikan bahan
kajian atau referensi penelitian selanjutnya.
BAB II METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif menggunakan
pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yaitu suatu penelitian yang
mendeskripsikan dan menggambarkan kondisi atau peristiwa saat ini. Didalamnya
terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan
kondisi-kondisi sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan
melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling area (sampling
wilayah) dan yang menjadi sampel dalam penelitian adalah Kepala Keluarga yang
bertempat tinggal di Kelurahan Buluri 904 KK. Penarikan sampel secara sampling
wilayah yaitu dimana sampel akan diambil dengan mempertimbangkan
wakil-wakil dari daerah geografis yang ada.Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan
n = N 1+(N.�2)
di mana:
n = Jumlah elemen/ anggota sampel
N =Jumlah populasi
e = error level (tingkat kesalahan) catatan: umumnya
digunakan 1% atau 0,01,5% atau 0,05 dan 10% atau
0,1 (catatan dapat dipilih oleh peneliti)
Untuk memperhitungkan besarnya sampel yang akan diteliti, peneliti
menggunakan tingkat kesalahan (error level) yaitu sebesar 15 % atau 0,15 dari
keseluruhan populsi.
n = 904 1+(904.(0,152)) n = 904
1+(904.0,0225 ) n = 904
1+(20,34) n = 904
21,34 = 42,3 dibulatkan menjadi 42 KK
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu melalui
orang-orang sebagai sumber data (informan/responden) yang dijadikan sebagai
subyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diolah berupa
dokumen-dokumen maupun sumber-sumber lainnya, yang dilakukan melalui
teknik pengumpulan data.
Berdasarkan pengertian di atas maka, data primer yang akan dikumpulkan
yaitu:
1. Hasil kuesioner dan wawancara masyarakat Kelurahan Buluri
Berikutnya data sekunder yang akan dikumpulkan yaitu:
1. Jumlah KK penduduk Kelurahan Buluri
2. Data penduduk berdasarkan mata pencaharian
3. Data penduduk berdasarkan suku/etnis
4. Peta administrasi Kelurahan Buluri
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek
yang diteliti. Hal-hal yang diamati meliputi teknologi dan cara penggunaanya
dalam pengelolaan sirtukil, tempat penimbunan sirtukil, tempat pembuangan
bahan bakar bekas dan lokasi penambangan.
2. Kuesioner
Menurut Zuriah, N (2006:182) kuesioner adalah suatu alat pengumpul
informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertnyaan tertulis yang dijawab
secara tertulis pula oleh responden.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan terutama untuk mengetahui pendapat atau opini
responden atau informan secara lebih luas, atau menggali berbagai kemungkinan
jawaban tentang bagaimana situasi/suatu fenomena dapat terjadi.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencatatan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan aspek penelitian.
Maksud dari dokumentasi ini adalah memberikan penguatan pada data primer
Teknik analisis data yang di lakukan dengan menggunakan analisis
deskriptif. Dalam analisis ini menggunakan skala Likert sebagai acuan dalam menentukan skor atau bobot. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert merupakan metode
skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap
suatu pernyataan.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil
3.1.1. Karakterisitik Responden
Responden pada penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di
Kelurahan Buluri yang berjumlah 42 orang. Untuk melihat lebih jelas gambaran
karakteristik responden yangmencakup jenis kelamin, usia, pendidikan dan
pekerjaan, dapat dilihat pada diagram berikut ini:
1. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 42 orang responden,
diperoleh hasil berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 79% adalah laki-laki, dan
21% adalah perempuan.
2. Usia Responden
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil yaitu responden dengan klasifikasi
usia 21-30 tahun mendominasi jumlah responden yaitu sebanyak 38%, usia 31-40
tahun sebanyak 26%, usia 41-50 tahun sebanyak 19%, usia > 50 tahun sebanyak
17% dan untuk klasifikasi usia responden < 20 tahun tidak ada.
3. Pendidkan Responden
Karakteristik pendidikan masyarakat yang dijadikan responden dalam
disusul dengan responden yang berpendidikan terakhir SD19% SMP29%,
berpendidikan SMA 26% dan untuk tingkat pendidikan sarjana sebanyak 17%.
4. Pekerjaan Responden
Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan, masyarakat yang
dijadikan responden pada penelitian ini adalah mereka yang bekerja sebagai PNS
sebanyak12%, responden yang bekerja sebagai Honorer sebanyak 12%, responden
yang bekerja sebagai Pensiunansebanyak 5%, sebagai Mahasiswa sebanyak 2%,
yang bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 36%, yang bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga sebanyak 7%, yang bekerja sebagai Buruh Tambang sebanyak 21% dan
responden yang bekerja sebaagai Buruh Lepas sebanyak 5%.
4.2.2. Skala Persepsi Masyarakat
Persepsi Masyarakat Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadidapat diketahui
dengan menggunakan metode kuantitatif dengan skala Likert. Dari satu item soal
dan lima indikator maka dengan jumlah sampel 42 responden, dapat diketahui
bahwa skor minimum untuk tingkat persepsi masyarakat dari tiap indikator
pertayaan (42x1x1) adalah 42 dan skor maksimum (42x1x5) adalah 210, maka
intervalnya ((210-41)/5) adalah 33,6 atau 34.
Persepsi masyarakat dari setiap indicator pertanyaan yaitu sebagai berikut:
1. Persepsi masyarakat tentang keberadaan tambang galian C, diperoleh skor
sebesar 112, dimana skor tersebut berada di interval 97-131 yang berarti
persepsi masyarakat mengenai keberadaan tambang galian C biasa-biasa saja
atau dalam kategori netral.
2. Persepsi masyarakat tentang penutupan tambang galian C, diperoleh skor
sebesar 194, dimana skor tersebut berada di interval 167-210, yang berarti
masyarakat sangat setuju dengan penutupan tambang galian C yang berada di
Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi.
3. Persepsi masyarakat tentang dampak keberadaan galian C terhadap kondisi
62-96 yang berarti keberadaan tambang galian C berdampak kurang positif
terhadap kondisi lingkungan
4. Persepsi masyarakat tentang dampak keberadaan galian C terhadap kondisi
social ekonomi masyarakat, diperoleh hasil sebesar 131, dimana skor tersebut
adalah batas maksimal skor untuk kategori cukup positif.
Persepsi masyarakat Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi mengenai
keberadaan serta dampak dari keberadaan tambang galain C, diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner kepada 42 responden.Namun untuk mendapatkan hasil yang
otentik maka peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada beberapa
responden yang dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhan. Berikut
adalah hasil wawancara kepada salah satu responden mengenai dampak
keberadaan tamabang galian C terhadap kondisi lingkungan, adalah Bpk. Ghazali
selaku Ketua LPM Kelurahan Buluri sekaligus manager dari salah satu usaha
tambang galian C saat ditemui oleh peneliti di rumahnya, beliau menuturkan
bahwa :
“Usaha tambang galian C membawa 2 sisi, ibarat uang logam yang mempunyai 2 sisi yang berbeda, sisi negatifnya adalah usaha tambang galian C membuat keadaan air bersih semakin sulit diperoleh, kemudian lahan yang dulunya hijau kini berubah menjadi lahan tandus. Hal tersebut tentu berdampak pada ekosistem yang ada disekitarnya. Namun sisi positif dari usaha tambang galian C adalah dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kelurahan Buluri”.
Menurutnya, walaupun usaha tambang tersebut mempunyai 2 sisi atau 2
dampak, namun sisi negatifnya masih dapat diminimalisir, yaitu melakukan
reboisasi atau penghijauan kembali lahan yang telah tandus dengan pertimbangan
lahan yang akan direboisasi tidak digunakan sebagai lahan galian tambang.
Senada dengan Ketua LPM Kelurahan Buluri, Bpk. Drs. Muin Rahar(49
“Usaha tambang galian C di Kelurahan Buluri walaupun ada dampak negatifnya, tetapi banyak memberikan berkah bagi masyarakat, karena melalui
usaha tambang ini angka pengangguran di Kelurahan Buluri dapat dikurangi.
Adapun kontribusi yang diberikan oleh usaha tambang ini adalah berupa biaya
adminstrasi kepada Kelurahan yang dikelola oleh Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) yang dipungut sebagai biaya Pajak bulanan. Dari pajak
tersebut digunakan untuk membangun sarana peribadatan, memperbaiki prasarana
Kelurahan Buluri, dan pembuatan tugu pintu gerbang, sedangkan untuk bidang
kesehatan adalah untuk pengobatan gratis bagi masyarakat, tutur pria yang sebagai
Kepala Lurah Kelurahan Buluri ini.
4.2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Tambang Galian di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi
Faktor yang mempengaruhi atau alasan mengenai keberadaan
tambanggalian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi diperoleh dari hasil
wawancara kepada pihak terkait yaitu Ketua LPM danKepala Kelurahan Buluri.
Alasan mengapa usaha tambang galian C ini didirikan di Kelurahan Buluri
adalah karena daerah ini memenuhi syarat untuk mendirikan usaha ini. Seperti
yang dituturkan oleh Gazali (44 Tahun) selaku manager usaha tambang galian C,
beliau menuturkan bahwa
“Alasan kami membangun usaha ditempat ini adalah karena letaknya yang strategis dengan lokasi pengiriman dan penjualan hasil galian C, dikatakan strategis karena barang galian C kami selain berada di tengah-tengah antara Kota Palu dan Kota Donggala yang letaknya dipinggir jalan Trans Palu-Donggala juga wilayah ini memiliki banyak bahan-bahan material galian C. Pada awalnya usaha kami menuai kritikan dari masyarakat setempat, namun kritikan itu lama- kelamaan menghilang karena kami mengajak masyarakat Kelurahan Buluri untuk bekerja sama sehingga kami menganggap apabila dapat mempekerjakan masyarakat setempat dapat memudahkan kami untuk mengembangkan usaha ini selain itu juga dapat mengurangi angka pengangguran”
Selain itu untuk memudahkan kegiatan usaha tambang galian C ini pemilik
administrasi sebagai pajak daerah yang kemudian pajak tersebut digunakan untuk
fasilitas bersama sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Lebih lanjut Kepala Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi memberikn
keterangan mengenai alasan keberadaan tambang galian C.
“ Keberadaan tambang galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi ini sudah ada sebelum perusahan-perusahan besar masuk untuk mengolahnya, yaitu pertambangan galian C dilakukan oleh masyarakat setempat dengan cara yang masih biasa dengan menggunakan alat yang sederhana. Dengan melihat potensi alam yang di miliki oleh Kelurahan Buluri dengan galian C, dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga perusahan tertarik menamkan modal untuk melakukan pertambang galian C dengan peralatan yang memadai, namun sebelum melakukan kegiatan pertambangan, perusahan tersebut sudah melakukan pengurusan izin serta membuat membuat perjanjian bahwa jika melakukan kegiataan pertambangan maka juga ahrus ada simbiosis mutualisme kepada masyarakat setempat”
Dari hasil wawancara tersebut maka jelas alasan mengapa industry galian
C dilakukan di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, yaitu secara umum untuk
memanfaatkan potensi alam ada dengan pertimbangan lokasi yang sangat
strategis, untuk dilakukannya pemasaran.
4.3.1. Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaab Tambang Galian C
Usaha tambang galian C di Kelurahan Buluri kecamatan Ulujadi banyak
menuai pro dan kontra, ibarat pisau bermata 2, di satu sisi ada positifnya dan distu
sisi ada negatifnya. Sisi positifnya antara lain adalah usaha tambang galian C
dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kelurahan Buluri, dimana sebelumnya
telah dibuat perjanjian yang telah disepakati antara pihak perusahaan dengan
pemerintah setempat bahwa dengan beroprasinya perusahan-perusahan besar yang
memnggunakan alat yang lebih memadai, maka perusahan tersebut harus
melakukan rekrutmen ke masyarakat setempat untuk dipekerjakan dengan upah
yang layak sehingga tetap terjalin simbiosis mutualisme antara kedua pihak, selain
itu biaya upah kerja yang layak bagi pekerjanya tentu dapat meningkatkan
peningkatan kesejateraan masyarakat keberadaan perusahaan yang melakukan
kegiatan pertambangan juga memberikan dampak yang positif dalam
pembangunan infrastruktur kelurahan, diantaranya adalah adanya biaya
administrasi yang dibayarkan oleh pemiliki Usaha Tambang Galian C kepada
Kelurahan yang digunakan untuk pembangunan tugu pintu gerbang, pembangunan
tempat ibadah dan sebagainya.
Namun dengan dampak positif yang didapatkan dari keberadaan tambang
galian C, kita tidak boleh asyik dan terlenamelihat hal tersebut terus menerus
terjadi, karena dilain hal terdapat juga sisi negatif yang berdampak terhadap
lingkungnan, yang dapat dilihat dari perubahan bentuk lahan yang awalya
merupakan lahan yang tertutup vegetasi termasuk kategori subur, namun seiring
dengan terus menerusnya dilakukan kegiatan pertambangan, lama kelamaan lahan
pun mengalami perubahan menjadi tandus yang secara langsung mengancam
perubahan pola ekosistem yang dapat menimbulkan timbulnya berbagai bencana,
dan tentunya berdampak kepada masyarakat.
Sisi negatif lainnya adalah menyangkut kenyamanan dan ketentraman
masyarakat, karena aktivitas perusahaan yang melakukan kegiatan pertambangan
menimbulkan kebisingan yang tidak dapat terhindaridan dapat menganggu
kenyamanan masyarakat baik yang sedang beraktivitas maupun yang sedang
istirahat.
Dampak yang ditimbulkan dari keberadaan kegiatan pertambangan galian
Cyang juga bersifat negative adalah perpaduan kedua dampak degatif yang telah
dijelaskan sebelumnya yaitu keberadaan sungai tidak lagi dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh masyarakat karena aktivitas pertmbangan yang dilakukan
oleh perusahaan sudah mencemari sungai sehingga tersediaan air bersihpun
terbatas, tetapi masyarakat tetap memanfaatkan keberadaan sungai yang sudah
tercemar, dan tentunya dapat menimbulkan berbagai penyakit terutama ispa dan
atas, kerana selain berdampak terhadap lingkungan juga menyangkut kenyamanan
dan ketentraman masyrakat yang mulai terganggu.
Dibalik setiap permasalahan tentunya masih ada solusi yang dapat
diberikan meskipun tidak langsung menyelesaikan permasalahan yang ada
diantaranya adalah melakukan pembenahan kembali serta melakukan penghijauan
kembali di Wilayah yang telah tandus serta menyeleksi lahan yang masih bisa
untuk digali dan yang tidak bisa lagi untuk digali sehingga dengan demikian dapat
meminimalisir timbulnya berbagai dampak negatif
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Keberadaan tambang galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi
memberikan dampak positif maupun negatif, baik terhadap lingkungan
terhadap kondisi social ekonomi masyarakat maupun pembangunan
infrastruktur Kelurahan.
2. Kegiatan pertambangan galian C di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi yang
dilakukan oleh perusahaan dengan melihat potensi alam yang banyak berupa
galian C serta didukung oleh lokasi yang sangat strategis untuk melakukan
pemasaran hasil tambang.
4.2. Saran
1. Bagi masyarakat jangan terlalu asyik menjadi bagian dari kegiatan
pertambangan karena meskipun anda tahu namun tanpa menyadari dengan apa
yang dilakukan, cepat atau lambat akan menimbulkan sesuatu yang akan
merugikan, bukan doa tapi itu kenyataan.
2. Bagi pemilik usaha tambanghendaknyalebih bijak dalam memanfaatkan
3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan, khususnya dalam pemberian izin usaha di bidang
pertambangan.