PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN
DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN
BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA
M U S L I H
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul : Peran Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan di Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
Penulis : Muslih
Stambuk : A351 09 035
Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan
Pembimbing I
Prof.Dr.H.Djuraid,M.Hum NIP. 19581130 198503 1 004
Pembimbing II
Amiruddin, S.Pd.,M.Pd NIP. 19820907 2006 041001
Mengetahui
Ketua Jurusan P.IPS FKIP Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi
Universitas Tadulako
ABSTRAK
Muslih (2014). Pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh di Kelurahan Labuan Bajo
Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala, Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS Program Studi
Pendidikan Geografi Universitas Tadulako, Pembimbing (I) H.Djuraid , (II) Amiruddin .
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya peranan masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan tempat tinggal di kawasan permukiman kumuh Kelurahan Labuan
Bajo karena masyarakat Labuan Bajo cenderung lebih mengutamakan kepentingan ekonomi
dibandingkan keadaan tempat tinggalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan di kawasan
Permukiman Kumuh di Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 93 KK, jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dikawasan permukiman
kumuh di Kelurahan Labuan Bajo tergolong rendah. Hal ini dikaji dari aspek kondisi sarana
lingkungan, aspek frekuensi masyarakat dalam menjaga lingkungan yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor pendidikan masyarakat yang masih rendah sehingga
pengetahuan tentang lingkungan masih minim, gaya hidup masyarakat yang lebih
mementingkan pekerjaan dibandingkan memperhatikan kebersihan lingkungan, kondisi
sosial budaya yang masih rendah yaitu koordinasi antar masyarakat mengenai kegiatan
menjaga lingkungan masih tergolong rendah dan sarana lingkungan masyarakat yang masih
kurang memadai.
ABSTRACT
Muslih (2014). Slum Area Development in Labuan Bajo Village, Sub District of Banawa,
District of Donggala, Thesis, Department of Education Social Studies, Geography
Education Study Program, Tadulako University, H.Djuraid (mentor 1), Amiruddin (mentor
II).
This research is motivated by the lack of community involvement in maintaining the
cleanliness of the neighborhood in the slum area of Labuan Bajo village because
community tend to prefer the interests of the economy compared to the state where they
live. The purpose of this study was to determine how the public role in maintaining the
environment in the slum area of Labuan Bajo village, Sub District of Banawa, District of
Donggala.
The sample in this study were 93 families, this type of research is a qualitative
research approach using a survey method. The results showed that the role of the
community in maintaining the environment in the slum area of Labuan Bajo village is low.
It is studied from the aspect of environmental facilities conditions, frequency aspects of
society in maintaining an environment that is influenced by several factors such as public
education is still low so that knowledge about the environment is minimal, people's
lifestyles are more concerned about jobs than the cleanliness of the environment, social and
cultural conditions that lower and coordination among the community about the activities of
protecting the environment is still relatively low and the community facilities are still
inadequate.
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia adalah
masalah permukiman kumuh, terutama muncul dan berkembang di lokasi-lokasi yang
strategis di pusat kota. Salah satu penyebab munculnya permukiman kumuh ini, disebabkan
oleh makin tingginya angka pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti dengan
bertambahnya lapangan pekerjaan dan sumber daya manusia yang mamadai.
Permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, juga
mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam peranannya sebagai pusat pendidikan
keluarga, peningkatan kualitas generasi yang akan datang, dan merupakan indikator
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Kondisi demikian dapat ditandai dengan
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat. Kebutuhan tersebut antara
lain pemenuhan kebutuhan papannya. Tingginya nilai dan harga lahan permukiman di
daerah perkotaan, telah menyebabkan masyarakat yang tidak memiliki kemampuan
ekonomi, terpaksa mencari lahan baru yang lebih murah untuk membangun tempat tinggal
seadanya baik secara legal, maupun illegal, sehingga tanpa disadari perkembangannya telah
mengakibatkan padatnya permukiman di daerah perkotaan yang terkesan kumuh dan kotor.
Kecamatan Banawa masuk dalam kawasan Kabupaten Donggala yang memiliki 2 kawasan
permukinan kumuh yaitu Kelurahan Boya dan Kelurahan Labuan Bajo (SK Bupati Doggala,
No.188.45/ 0896/ DPU, tentang penetapan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh di Kabupaten Donggala).
Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat.
Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat
negatif . Pemahaman kumuh dapat ditinjau dari Sebab kumuh dimana kemunduran atau
kerusakan lingkungan hidup dilihat dari: (a) segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alam seperti air dan udara, (b) segi masyarakat / sosial, yaitu gangguan
yang ditimbulkan oleh manusia sendiri seperti kepadatan lalulintas, sampah. Akibat Kumuh
merupakan akibat perkembangan dari gejala-gejala antara lain: (a) kondisi perumahan yang
buruk, (b) penduduk yang terlalu padat, (c) fasilitas lingkungan yang kurang memadai, (d)
tingkah laku menyimpang, (e) budaya kumuh, (f) apati dan isolasi. (Dywangga Auliannisa.
2009:24).
Di wilayah perkotaan, pemenuhan kebutuhan akan perumahan masih menjadi
seimbang, juga faktor kemampuan/daya beli (affordability) yang rendah terutama bagi
masyarakat miskin akibat harga perumahan yang melambung tinggi. Rumah dan perumahan
seyogyanya dipandang sebagai bagian dari lingkungan permukiman dan lingkungan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup. Perluasan areal untuk permukiman dan
perumahan mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan alam yang semua berfungsi
sebagai area penyerapan air menjadi lingkungan buatan yang menolak resapan air.
“Kontradiksi antara perlunya perumahan dan permukiman dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan upaya pelestarian lingkungan ibarat dua mata uang yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya”.Budihardjo (2009:113-114).
Masyarakat di Kelurahan Labuan Bajo sebagian bermukim atau tinggal di sepanjang
pesisir pantai dan di pinggiran perbukitan dengan permukiman yang kurang teratur. Selama
ini kondisi sosial ekonomi masyarakat lebih menjadi perhatian utama, dibandingkan dengan
memperhatikan penataan dan lingkungan permukimannya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelurahan Labuan Bajo,
jumlah kepala keluarga yang tinggal dikawasan permukiman kumuh di Kelurahan Labuan
Bajo berjumlah 93 KK dengan jumlah penduduk 392 jiwa. Dari hasil observasi, terlihat
bahwa peranan masyarakat Kelurahan labuan Bajo dalam menjaga lingkungan tempat
tinggalnya masih terlihat kurang dikarenakan masih minimnya kesadaran masyarakat dan
minimnya pemahaman mengenai arti penting dari lingkungan.
BAB II METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok. Secara administratif lokasi penelitian ini terletak di
Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala dengan luas wilayah
sebesar 3,45 km2. dengan jarak dari kelurahan ke kota kecamatan yaitu 1 km.
Jumlah atau populasi kepala keluarga yang tinggal di kawasan permukiman kumuh
di Kelurahan Labuan Bajo sebanyak 93 KK. Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) yang
termasuk dalam kategori sampel jenuh (pencacahan lengkap/Sensus) dan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga yang tinggal di kawasan permukiman
Populasi tersebut di atas adalah merupakan keseluruhan subyek penelitian. Peneliti
berkeinginan meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian ini
merupakan penelitian populasi. Arikunto (2006:134) menyatakan apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Adapun teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang
pengembangan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan
Banawa Kabupaten Donggala.
Tahapan dalam pengolahan data yang akan dilakukan pada analisis deskriptif ini
sebagai berikut;
a). Analisis Data Primer
Pengolahan data primer adalah pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian
dengan menggunakan instrumen penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan
fisik wilayah permukiman kumuh (keadaan lingkungan, sarana dan prasarana) serta keadaan
masyarakatnya ( Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan dan sebagainya). Dalam analisis
ini digunakan analisis deskritif kuanlitatif yang merupakan bagian dari pendekatan survey
sehingga diperoleh jumlah persentase berdasarkan pertanyaan terkait.
b). Analisis Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah diolah setengah jadi atau sudah jadi
sepenuhnya yang dipergunakan untuk mendukung data awal yang diperlukan dalam
penelitian. Data sekunder dalam penelitian adalah berupa Surat-surat resmi yang diperoleh
dari Kantor Kelurahan Setempat seperti SK Kumuh dari Bupati Donggala, data Jumlah
Penduduk Kelurahan Labuan Bajo, dan Peta administrasi Kelurahan Labuan Bajo.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3,1 Analisis Tentang Lama Tinggal Penduduk
Tabel 3.1. Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Tinggal
Lama Tinggal Jumlah KK Persentase (%)
< 5 tahun 0 0
5-10 tahun 1 1
11-15tahun 4 4
> 15 tahun 88 88
Total 93 KK 100 %
3.2 Tanggapan Responden mengenai kondisi Lingkungan
Tabel 3.2. Tanggapan Responden Tentang Kondisi Lingkungan
Kondisi Lingkungan Jumlah KK Persentase (%)
Sangat Baik 0 0
Baik 12 13
Cukup Baik 17 18
Buruk 64 69
Total 93 KK 100%
Sumber : Data primer setelah diolah, 2014
3.3. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti
Tabel 3.3. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti dalam menjaga kebersihan lingkungan
Keikutsertaan Masyarakat Jumlah KK Persentase (%)
Selalu ikut/dating 34 37
Kadang ikut/dating 40 43
Ikut meski cuman sekali 19 20
Tidak pernah 0 0
Total 93 KK 100 %
Sumber: Data primer setelah diolah, 2014.
3.4. Banyaknya kegiatan kerja bakti dalam sebulan
Tabel 3.4. Banyaknya kegiatan kerja bakti yang dilakukan dalam sebulan
Banyaknya kegiatan Kerja Bakti Dalam
Sebulan Jumlah KK
Persentase (%)
4 kali dalam sebulan 0 0
3 kali dalam sebulan 11 12
2 kali dalam sebulan 17 18
1 kali dalam sebulan 49 53
tidak pernah sama sekali 16 17
Total 93 KK 100 %
Sumber: Data primer setelah diolah, 2014
3.5. Sistem kerja masyarakat labuan dalam menjaga kebersihan lingkungan
Tabel 3.5. Sistem Kerja Masyarakat di Labuan Bajo.
Sistem kerja Jumlah KK Persentase (%)
Individu 78 84
Tidak ada 0 0
Total 93 KK 100 %
Sumber: Data primer setelah diolah, 2014.
3.6. Tempat Masyarakat membuang sampah
Tabel 3.6 Tempat Membuang Sampah Masyarakat di Labuan Bajo.
Tempat Membuang Sampah Jumlah KK Persentase (%)
Berdasarkan hasil analisis data sebelumya, diketahui bahwa gambaran umum
mengenai peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan di kawasan
permukiman kumuh Kelurahan Labuan Bajo yang meliputi karakteristik responden, kondisi
sarana lingkungan, frekuensi peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
masih sangat rendah. Tingkat peranan masyarakat yang masih tergolong rendah dipengaruhi
beberapa faktor yaitu pendidikan yang masih rendah dan pekrjaan, serta kondisi sosial yang
mempengaruhi gaya hidup masyarakat Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala.
Latar belakang pendidikan masyarakat Kelurahan Labuan Bajo yang mayoritas rendah
berdampak pada ketidakmampuan mereka untuk ikut bersaing dalam mendapatkan
pekerjaan yang layak. Sehingga fokus utama masyarakat hanya pada pekerjaan nonformal
seperti nelayan, petani, tukang becak, tukang batu, tukang kayu, dan tukang ojek guna untuk
memenuhi kebutuhan sehari harinya. Artinya pola pikir masyarakat yang tinggal di
Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala lebih terfokus pada
pemenuhan Kebutuhan ekonomi keluarga dan pola pikir mereka dalam memahami
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga terabaikan. Mengacu pada peranan
pendidikan secara umum yaitu Pendidikan berperan untuk bimbingan yang di berikan
seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Selain itu gaya hidup masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya
membuat kondisi lingkungan menjadi kotor khususnya di kawasan permukiman kumuh
Kelurahan Labuan Bajo hal ini timbul akibat kurangnya koordinasi baik antara anggota
sekitar untuk melakukan kegiatan sosial untuk menjaga dan membersihkan lingkungan
sekitar. Hal ini dibuktikan dengan data primer tentang frekuensi kegiatan sosial seperti kerja
bakti, dimana frekuensi kerja bakti yang dilakukan warga sekitar untuk menjaga kebersihan
lingkungan sangat kurang, yaitu sebanyak 1-2 kali dalam waktu satu bulan. Berangkat dari
kondisi sosial yang balum maksimal perlu ada penekanan dari aspek kebudayaan yang
dapat menjadi acuan masyarakat guna meningkatkan pola pikir masyarakat akan kondisi
lingkungan sosial yang lebih baik. Dimana peranan kebudayaan dalam kehidupan sosial
diharapkan dapat merubah kondisi lingkungan yang ada, sebagaimana yang telah
ungkapkan oleh Mubarak : 2007 “ kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarya mempunyai sikap untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukkan sikap pribadi atau sikap seseorang. Melihat kondisi sosial masyarakat di
kawasan permukiman kumuh kelurahan Labuan bajo, perlu kiranya dilakukan upaya-upaya,
berupa sosialisasi dari dinas terkait untuk memberikan pemahaman pada masyarakat akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Sarana penunjang kebersihan lingkungan yang kurang memadai juga menjadi pemicu
buruknya kondisi lingkungan permukiman kumuh yang ada di Kelurahan Labuan Bajo. Hal
ini seperti yang dikemukakan oleh Syahriar, (2009:47-48) Untuk dapat menilai bahwa suatu
permukiman sehat atau tidak, perlu didasarkan pada karakteristik daerah permukiman yang
merupakan standar yang telah disepakati. Karakteristik atau standar itu didasarkan pada
beberapa aspek yaitu:
1. Keadaan fisik permukiman yang meliputi organisasi ruang, ukuran ruang, bahan
bangunan, ventilasi dan sebagainya.
2. Fasilitas jalan lingkungan, baik berupa jalan utama, jalan menengah ataupun jalan lokal.
3. Fasilitas persampahan, meliputi tempat penampungan, pembuangan sementara maupun
pembuangan akhir, termasuk sistem pengelolaannya.
4. Fasilitas air bersih meliputi ketersediaan, cara memperoleh maupun sistem
pengelolaannya.
5. Sarana pembuangan air kotor, meliputi kualitas saluran kemampuan serta sistem
Sarana kebersihan lingkungan yang kurang memadai tersebut sangat berpotensi
memperburuk kondisi lingkungan karena daya tampung fasilitas kebersihan seperti tempat
pembuangan sampah terdekat (TPST) dan mandi cuci kakus (MCK) tidak seimbang dengan
jumlah warga yang setiap harinya membuang sampah dan kebutuhan warga akan air untuk
mandi, mencuci, dan membuang tinja.
Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sekitar baik dalam bentuk sosialisasi
kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan ataupun konstribusi
dalam memberikan pemahaman dan contoh mengenai bentuk pola permukiman yang baik
dan rapi. Adapun hal hal yang belum sempat dibahas dalam penelitian bisa menjadi bahan
penelitian selanjutnya seperti kontribusi dari pemerintah dalam rangka pengembangan
kawasan permukiman kumuh.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulkan bahwa Peranan masyarakat di
kawasan permukiman kumuh Kelurahan Labuan Bajo dalam menjaga kebersihan
lingkungan masih sangat kurang yang ditunjukkan dengan data persentase keikutsertaan
masyarakat dalam kegiatan kerja bakti. Dimana mayoritas responden sebanyak 53% (49 KK
dari 93 KK), hanya sekali sebulan ikut dalam kegiatan kerja bakti. Sistem kerja masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan yang mayoritas bersifat individu semakin membuat
kebersihan kawasan ini terabaikan. Selain itu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang
kebersihan lingkungan di Kelurahan Labuan Bajo juga masih kurang. Hal ini disebabkan
oleh perilaku masyarakatnya yang lebih cenderung mementingkan pemenuhan kebutuhan
ekonomi keluarganya sehingga mengabaikan kebersihan lingkungan tempat tinggalnya.
Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di wilayah pesisir pantai juga menjadi
penyebab kotornya kawasan ini. Hal ini berkaitan dengan karakteristik wilayah permukiman
kumuh Kelurahan Labuan Bajo yang berada di daerah pesisir, dimana sampah-sampah yang
dibuang oleh masyarakat tersebut dibawa kembali oleh ombak ke daratan sekitar
pemukiman warga pada saat air laut sedang pasang.
4.2 Saran
1. Pemerintah Kabupaten Donggala melalui dinas terkait perlu membuat sebuah
kawasan Kelurahan Labuan Bajo, serta menyediakan sarana dan prasarana penunjang
kebersihan lingkungan agar kawasan ini lebih tertata rapi, bersih dan sehat.
2. Selain itu kawasan permukiman ini hendaknya di berikan bantuan rehab rumah kumuh,
seperti yang dikukan pemerintah melelui Dinas Sosial Kabupaten Donggala pada tahun
2012 di Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala.
BAB V DAFTAR PUSTAKA
Aziz Budianta, 2008. Kumpulan Istilah Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah, Edisi I Cetakan II.Tadulako University Press
Lutfi, M. (2013). Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press
Lutfi, M. (2013). Pengembangan Wilayah Perdesaan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press
LAMPIRAN