• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 15 / Menhut-I I / 2008

TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/ MENHUT-I I / 2005 TENTANG ORGANI SASI DAN TATA KERJA

DEPARTEMEN KEHUTANAN

MENTERI KEHUTANAN,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja Departemen Kehutanan di bidang pengelolaan keuangan, dipandang perlu untuk mengubah Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 13/ Menhut-I I / 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan.

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik I ndonesia Nomor 187/ M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet I ndonesia Bersatu; sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 8/ M Tahun 2004;

2. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;

3. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2006.

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B.1184/ M.PAN/ 4/ 2008 tanggal 30 April 2008.

M E M U T U S K A N :

(2)

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 13/ Menhut-I I / 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan :

a. Nomor : P. 17/ Menhut-I I / 2005

b. Nomor : P. 35/ Menhut-I I / 2005

c. Nomor : P. 46/ Menhut-I I / 2006

d. Nomor : P. 71/ Menhut-I I / 2006

e. Nomor : P. 17/ Menhut-I I / 2007

diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 7 s/ d Pasal 26 diubah, sehingga menjadi :

“Pasal 7

Sekretariat Jenderal terdiri dari :

a. Biro Perencanaan;

b. Biro Kepegawaian;

c. Biro Hukum dan Organisasi;

d. Biro Keuangan;

e. Biro Umum.

Bagian Ketiga Biro Perencanaan

“Pasal 8

Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kerja sama dalam negeri, penyusunan rencana makro dan kebijakan pembangunan bidang kehutanan, program anggaran, evaluasi dan pelaporan serta data dan informasi di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Departemen berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi :

(3)

b. penyiapan koordinasi penyusunan standar, pedoman, dan prosedur penyusunan rencana dan kebijakan, program dan anggaran pembangunan kehutanan;

c. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan standar, pedoman, dan prosedur penyusunan rencana dan kebijakan, program dan anggaran pembangunan kehutanan;

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana dan kebijakan, program dan anggaran, serta kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Departemen;

e. pengelolaan data dan informasi pembangunan kehutanan.

“Pasal 10

Biro Perencanaan terdiri dari:

a. Bagian Rencana Umum Kehutanan;

b. Bagian Program Anggaran;

c. Bagian Evaluasi;

d. Bagian Data dan I nformasi.

”Pasal 11

Bagian Rencana Umum Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi kerja sama dalam negeri, penyusunan rencana, kebijakan pembangunan kehutanan di lingkungan Departemen dan melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

“Pasal 12

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Bagian Rencana Umum Kehutanan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan bahan koordinasi kerja sama dalam negeri, penyusunan rencana umum pembangunan kehutanan;

b. penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana makro kehutanan;

c. penyiapan bahan koordinasi penyusunan standar, pedoman dan posedur serta bimbingan teknis pelaksanaan rencana pembangunan kehutanan;

d. pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

“Pasal 13

Bagian Rencana Umum Kehutanan terdiri dari:

a. Subbagian Rencana Pembangunan;

b. Subbagian Rencana Makro;

(4)

“Pasal 14

(1) Subbagian Rencana Pembangunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

(2) Subbagian Rencana Makro mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana makro dan rencana kehutanan lintas sektor serta rencana tindak lanjut komitmen internasional.

(3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, dan pelaporan biro.

“Pasal 15

Bagian Program Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan kebijakan anggaran di lingkungan Departemen.

“Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bagian Program Anggaran menyelenggarakan fungsi :

a. koordinasi penyusunan program anggaran di lingkungan Departemen;

b. koordinasi penyusunan program anggaran bantuan luar negeri;

c. koordinasi penyusunan dokumen anggaran di lingkungan Departemen.

“Pasal 17

Bagian Program Anggaran terdiri dari:

a. Subbagian Program Anggaran I ;

b. Subbagian Program Anggaran I I ;

c. Subbagian Program Anggaran Bantuan Luar Negeri.

“Pasal 18

(1) Subbagian Program Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran pada Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Badan Planologi dan Badan Penelitian dan Pengembangan.

(5)

(3) Subbagian Program Anggaran Bantuan Luar Negeri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program anggaran bantuan luar negeri di lingkungan Departemen.

“Pasal 19

Bagian Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan evaluasi kinerja, pelaporan kinerja pelaksanaan anggaran, dan pelaporan akuntabilitas Departemen, serta penyiapan bahan rapat koordinasi pimpinan di lingkungan Departemen.

“Pasal 20

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bagian Evaluasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan evaluasi kinerja Departemen;

b. penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan anggaran Sekretariat Jenderal dan Departemen;

c. penyiapan bahan laporan rapat koordinasi pimpinan bidang Perekonomian, KESRA, dan POLKAM;

d. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan kinerja pelaksanaan anggaran di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Departemen;

e. penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan bantuan luar negeri.

“Pasal 21

Bagian Evaluasi terdiri dari:

a. Subbagian Evaluasi I ; b. Subbagian Evaluasi I I ;

c. Subbagian Evaluasi I I I .

“Pasal 22

(1) Subbagian Evaluasi I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi kinerja dan pelaporan akuntabilitas, laporan di lingkungan Sekretariat Jenderal, pidato kenegaraan, laporan sidang kabinet dan rapat koordinasi pimpinan bidang perekonomian.

(2) Subbagian Evaluasi I I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi kinerja dan pelaporan akuntabilitas, laporan di lingkungan Departemen dan rapat koordinasi pimpinan bidang KESRA.

(6)

“Pasal 23

Bagian Data dan I nformasi mempunyai tugas menyiapkan bahan pengelolaan data dan informasi di bidang perencanaan pembangunan kehutanan.

“Pasal 24

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Bagian Data dan I nformasi menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan bahan penyusunan standar, pedoman dan prosedur pelaksanaan serta bimbingan teknis teknologi informasi dan komunikasi perencanaan pembangunan kehutanan;

b. penyiapan bahan penyusunan standar, pedoman dan prosedur pelaksanaan serta bimbingan teknis pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi perencanaan pembangunan kehutanan;

c. penyiapan bahan penyusunan standar, pedoman dan prosedur pelaksanaan serta bimbingan teknis penyusunan statistik perencanaan pembangunan kehutanan.

“Pasal 25

Bagian Data dan I nformasi terdiri dari :

a. Subbagian Teknologi I nformasi dan Komunikasi Perencanaan;

b. Subbagian Pengumpulan dan Pengolahan Data;

c. Subbagian Penyajian Data dan I nformasi.

“Pasal 26

(1) Subbagian Teknologi I nformasi dan Komunikasi Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, pedoman dan prosedur pelaksanaan serta bimbingan teknis pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi perencanaan pembangunan kehutanan.

(2) Subbagian Pengumpulan dan Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi perencanaan pembangunan kehutanan.

(7)

2. Ketentuan Pasal 65 s/ d Pasal 83 diubah, sehingga menjadi :

Bagian Keenam Biro Keuangan

“Pasal 65

Biro Keuangan mempunyai tugas merumuskan dan menyusun rancangan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Departemen, perbendahaaraan dan tata usaha keuangan serta administrasi pengelola keuangan, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak, utang dan piutang negara, melakukan verifikasi keuangan, menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan Departemen.

“Pasal 66

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a. merumuskan dan kebijakan rancangan anggaran pendapatan dan belanja Departemen;

b. penyusunan dokumen isian pelaksanaan anggaran Depatemen;

c. pengelolaan, ketatalaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan di lingkungan Departemen;

d. pelaksanaan pemungutan, pencatatan, penyetoran dan pelaporan penerimaan negara bukan pajak;

e. pelaksanaan pengujian keuangan di lingkungan Sekretariat Jenderal, dan pembinaan perbendarahaan di lingkungan Departemen;

f. penyiapan pertimbangan penyelesaian masalah dan tindak lanjut tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi

g. penyusunan laporan keuangan lingkup Sekretariat Jenderal dan laporan konsolidasi tingkat Departemen.

“Pasal 67

Biro Keuangan terdiri dari :

a. Bagian I nvestasi dan Pelaksanaan Anggaran;

b. Bagian Penerimaan Negara;

c. Bagian Perbendaharaan;

(8)

“Pasal 68

Bagian I nvestasi dan Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan investasi pemerintah di bidang kehutanan dan penyiapan bahan pelaksanaan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Pasal 69

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 68, Bagian I nvestasi dan Pelaksanaan Anggaran menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan pengelolaan investasi pemerintah di bidang kehutanan;

b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengelolaan investasi pemerintah di bidang kehutanan;

c. penyiapan bahan koordinasi pengelolaan utang piutang yang berkaitan dengan penerimaan negara bukan pajak sumberdaya alam dan penerimaan negara bukan pajak lainnya;

d. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan penyusunan anggaran Departemen.

“Pasal 70

Bagian I nvestasi dan Pelaksanaan Anggaran terdiri dari:

a. Subbagian Pengelolaan I nvestasi;

b. Subbagian Pengelolaan Utang Piutang;

c. Subbagian Pelaksanaan Anggaran.

“Pasal 71

(1) Subbagian Pengelolaan I nvestasi mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyiapan bahan pelaksanaan, evaluasi serta pelaporan investasi pemerintah di bidang kehutanan.

(2) Subbagian Pengelolaan Utang Piutang mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi perumusan kebijakan dan penyiapan bahan pelaksanaan, evaluasi serta pelaporan pengelolaan utang piutang yang berkaitan dengan penerimaan negara bukan pajak sumberdaya alam dan penerimaan negara bukan pajak lainnya.

(9)

“Pasal 72

Bagian Penerimaan Negara mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pembinaan penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

“Pasal 73

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 72, Bagian Penerimaan Negara menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan bahan koordinasi dan penatausahaan (penerimaan, pembukuan, penyetoran dan pelaporan) penerimaan negara bukan pajak dan penerimaan negara bukan pajak lainnya;

b. penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan penerimaan negara bukan pajak dari sumber daya alam dan penerimaan negara bukan pajak lainnya;

c. penyiapan bahan pembinaan teknis, pengelolaan, pelaporan dan evaluasi penerimaan negara bukan pajak dari sumberdaya alam serta penerimaan negara bukan pajak lainnya;

d. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

“Pasal 74

Bagian Penerimaan Negara terdiri dari :

a. Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak Kayu;

b. Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Kayu;

c. Subbagian Tata Usaha.

“Pasal 75

(1) Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak Kayu mempunyai tugas melaksanakan pencatatan, penyetoran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam kayu lingkup Departemen Kehutanan.

(2) Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Kayu mempunyai tugas melaksanakan pencatatan, penyetoran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam non kayu termasuk hibah lingkup Departemen Kehutanan.

(10)

“Pasal 76

Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dan pembinaan perbendaharaan dan tata usaha keuangan serta administrasi pengelolaan keuangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Pasal 77

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 76, Bagian Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan bahan ketatalaksanaan keuangan;

b. penyiapan bahan penunjukkan dan pembinaan pengelolaan keuangan;

c. pengujian keuangan dan penerbitan surat perintah pembayaran lingkup Sekretariat Jenderal;

d. penyelesaian proses tuntutan ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan;

e. koordinasi pelaporan perkembangan hasil tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan.

“Pasal 78

Bagian Perbendaharaan terdiri dari :

a. Subbagian Tata Laksana Keuangan;

b. Subbagian Verifikasi;

c. Subbagian Penyelesaian Kerugian Negara.

“Pasal 79

(1) Subbagian Tata Laksana Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan ketatalaksanaan, bimbingan, pembinaan, evaluasi perbendaharaan di lingkungan Departemen.

(2) Subbagian Verifikasi mempunyai tugas melakukan pengujian keuangan dan perintah pembayaran satuan kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal serta pemantauan, evaluasi dan pembinaan pengujian, perintah pembayaran di lingkungan Departemen.

(11)

“Pasal 80

Bagian Akuntansi mempunyai tugas melaksanakan akuntansi dan menyusun pelaporan keuangan serta pembinaan akuntansi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Pasal 81

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Bagian Akuntansi menyelenggarakan fungsi:

a. melakukan penyiapan bahan, klasifikasi, analisis dan penyediaan data akuntansi dan pelaporan keuangan lingkup Departemen;

b. melakukan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan Sekretariat Jenderal serta konsolidasi laporan keuangan tingkat Departemen;

c. penyiapan bahan sosialisasi standar, aplikasi, sistem akuntansi pemerintah;

d. penyiapan bahan pemantauan dan pembinaan akuntansi dan laporan keuangan.

“Pasal 82

Bagian Akuntansi terdiri dari:

a. Subbagian Akuntansi I ;

b. Subbagian Akuntansi I I ;

c. Subbagian Akuntansi I I I .

“Pasal 83

(1) Subbagian Akuntansi I mempunyai tugas melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan keuangan dan review laporan keuangan aparat pengawasan internal pemerintah pada Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Direktorat Jenderal Rehabilitasi lahan dan Perhutanan Sosial, Badan Planologi, melaksanakan penyiapan laporan keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP) dan Badan Layanan Umum (BLU) serta melaksanakan pemantauan dan pembinaan akuntansi dan laporan keuangan satuan kerja unit pelaksana teknis di pulau-pulau Sumatera dan Kalimantan.

(12)

(3) Subbagian Akuntansi I I I mempunyai tugas melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan keuangan dan review laporan keuangan aparat pengawasan internal pemerintah pada Badan Penelitian dan Pengembangan, melaksanakan penyiapan laporan keuangan konsolidasi tingkat departemen serta melaksanakan pemantauan dan pembinaan akuntansi dan laporan keuangan satuan kerja unit pelaksana teknis di pulau-pulau Sulawesi, Maluku dan Papua.

3. Diantara Pasal 731 dan Bab XVI disisipkan 1 (satu) Bab baru yaitu Bab XV A yang terdiri dari 17 Pasal, yaitu Pasal 731 A, Pasal 731 B, Pasal 731 C, Pasal 731 D, Pasal 731 E, Pasal 731 F, Pasal 731 G, Pasal 731 H, Pasal 731 I , Pasal 731 J, Pasal 731 K, Pasal 731 L, Pasal 731 M, Pasal 731 N, Pasal 731 O, Pasal 731 P, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

BAB XV A

PUSAT KERJA SAMA LUAR NEGERI

“Pasal 731 A

(1) Pusat Kerja Sama Luar Negeri adalah unsur penunjang pelaksanaan tugas Departemen di bidang kerja sama luar negeri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal.

(2) Pusat Kerja Sama Luar Negeri dipimpin oleh seorang Kepala.

“Pasal 731 B

Pusat Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan hubungan dan kerja sama luar negeri.

“Pasal 731 C

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 731 B, Pusat Kerja Sama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :

a. koordinasi pelaksanaan dan pengkajian hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral;

b. pemantauan, evaluasi dan pembinaan pelaksanaan hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral;

(13)

“Pasal 731 D

Pusat Kerja Sama Luar Negeri terdiri dari:

a. Bidang Bilateral dan Regional; b. Bidang Multilateral;

c. Bagian Tata Usaha.

“Pasal 731 E

Bidang Kerja Sama Bilateral mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan negosiasi, pengkajian dan pelaksanaan hubungan dan kerja sama bilateral dan regional, serta pemantauan tindak lanjut kerja sama bilateral dan regional.

“Pasal 731 F

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 731 E, Bidang Bilateral dan Regional menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan dan informasi pelaksanaan kerja sama bilateral dan regional; b. pemantauan dan penilaian pelaksanaan kerja sama bilateral dan regional;

c. koordinasi antar instansi terkait dalam rangka kerja sama bilateral dan regional.

“Pasal 731 G

Bidang Bilateral dan Regional terdiri dari:

a. Subbidang Bilateral Amerika dan Eropa;

b. Subbidang Bilateral Asia, Afrika, Australia dan Regional.

“Pasal 731 H

(1) Subbidang Bilateral Amerika dan Eropa mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi serta menyiapkan bahan penilaian pelaksanaan kerja sama bilateral wilayah Amerika dan Eropa.

(14)

“Pasal 731 I

Bidang Multilateral mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan negosiasi, pengkajian dan pelaksanaan hubungan dan kerja sama multirateral serta pemantauan tindak lanjut hasil-hasil konvensi internasional terkait dengan sektor kehutanan.

“Pasal 371 J

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 731 I , Bidang Multilateral menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan dan informasi yang terkait dengan kerja sama multilateral;

b. pemantauan dan penilaian pelaksanaan kerja sama multilateral;

c. koordinasi antar instansi terkait dalam rangka kerja sama multilateral.

“Pasal 731 K

Bidang Multilateral terdiri dari:

a. Subbidang Konvensi dan Organisasi I nternasional;

b. Subbidang Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa.

“Pasal 731 L

(1) Subbidang Konvensi dan Organisasi I nternasional mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan tindak lanjut konvensi dan organisasi internasional.

(2) Subbidang Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian bahan kerja sama organisasi perserikatan bangsa-bangsa.

“Pasal 731 M

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, evaluasi dan pelaporan Pusat dan kerja sama luar negeri.

“Pasal 731 N

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 731 M, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan tata usaha dan rumah tangga; b. penyusunan rencana dan pengelolaan keuangan;

(15)

“Pasal 731 O

Bagian Tata Usaha terdiri dari :

a. Subbagian Umum;

b. Subbagian Rencana dan Keuangan;

c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan.

“Pasal 731 P

(1) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan tata usaha, kerumahtanggaan, kepegawaian, dan perlengkapan.

(2) Subbagian Rencana dan Keuangan mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan bahan penyusunan rencana dan pengelolaan urusan keuangan.

(3) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Pusat serta kerja sama luar negeri.

Pasal I I

(1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri Kehutanan ini maka semua ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku.

(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J A K A R T A

Pada tanggal : 16 Mei 2008

MENTERI KEHUTANAN,

Ttd,

H.M.S. K A B A N

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Ttd,

(16)

STRUKTUR ORGANISASI BIRO PERENCANAAN

BAGIAN RENCANA UMUM

KEHUTANAN

BAGIAN

DATA DAN INFORMASI

SUBBAGIAN PENYAJIAN DATA DAN

(17)

STRUKTUR ORGANISASI BIRO KEUANGAN

BAGIAN PENERIMAAN NEGARA

BAGIAN INVESTASI DAN PELAKSANAAN ANGGARAN

BUKAN PAJAK KAYU

SUBBAGIAN BUKAN PAJAK NON KAYU

SUBBAGIAN TATA USAHA BIRO

(18)

BIDANG MULTILATERAL

BAGIAN TATA USAHA

SUBBIDANG AMERIKA DAN EROPA

BIDANG

BILATERAL DAN REGIONAL

SUBBIDANG

ASIA,AFRIKA, AUSTRALIA, DAN REGIONAL

SUBBIDANG

KONVENSI DAN ORGANISASI INTERNASIONAL

SUBBIDANG

ORGANISASI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA SUBBAGIAN

UMUM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAGIAN RENCANA & KEUANGAN

SUBBAGIAN EVALUASI DAN

PELAPORAN

PUSAT

Referensi

Dokumen terkait

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak dua

Dari penjelasan yang telah dijelaskan diatas mengenai teori AIDDA sangat berkaitan dengan penelitian yang peneliti sedang teliti, yang mana teori AIDDA ini merupakan

bongkok. Khususnya bgaian-bagian ranting kecilnya yang panjang tumbuh rapat, seperti kaki-kaki yang keluar dari tubuh udang. Jadi itulah asal mulanya kenapa penduduk

Apabila anak kandung/anak wali saya lulus dalam proses Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Tahap 2 Gelombang I di Fakultas Kedokteran Unika Widya Mandala Surabaya untuk

Antropometri menurut Stevenson ( 1989 ) dan Nurmianto ( 1991 ) adalah suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk

Pengembanan logam Ni dengan jumlah paling banyak akan mengakibatkan jarak situs aktif logam satu dengan yang lain cenderung berdekatan, sehingga pada temperatur proses

Simpulan dari kegiatan pendampingan ini adalah (a) Melalui kegiatan pengabdian ini, tim melihat bahwa terdapat peningkatan pemahaman dan pengetahuan keberadaan jenis-

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat seberapa seberapa kuat pengaruh faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi