• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum RisTek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum RisTek"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1952

TENTANG

PEMBELIAN BARANG-BARANG UNTUK PERLENGKAPAN JAWATAN-JAWATAN DAN ORGANISASI-ORGANISASI PEMERINTAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

a. bahwa untuk penghematan depisen dan untuk perkembangan perusahaan-perusahaan perindustrian perlu diadakan peraturan tentang pembelian barang-barang untuk perlengkapan jawatan-jawatan dan organisasi-organisasi Pemerintah;

b. bahwa pembelian barang-barang untuk perlengkapan jawatan- jawatan dan organisasi-organisasi Pemerintah juga berhubung dengan yang tersebut dalam ayat a perlu dipusatkan di Kantor Pusat Pembelian (K.A.P.P.);

Mendengar :

Dewan Menteri dalam rapatnya yang ke-62 pada tanggal 18 Januari 1952; Memutuskan:

Menetapkan :

Peraturan tentang pembelian barang-barang untuk perlengkapan, jawatan-jawatan dan organisasi-organisasi Pemerintah.

Pasal 1.

Pembelian barang-barang dan lain-lain pemesanan di luar negeri untuk perlengkapan jawatan-jawatan dan organisasi-organisasi Pemerintah hanya diperkenankan, jikalau menurut pertimbangan "Panitia Pembelian Negara" tersebut dalam pasal 2, kebutuhan akan barang-barang itu tidak dapat dicukupi dalam waktu dengan harga dan kwalitet yang layak, oleh perusahaan-perusahaan perindustrian di dalam negeri.

Pasal 2.

(1) Untuk penyelenggaraan peraturan ini dibentuk satu "Panitia Pembelian Negara" yang terdiri dari wakil-wakil tetap dari Kementerian-kementerian Perekonomian, Keuangan, Pertanian, Perhubungan dan Pekerjaan Umum, yang ditunjuk oleh Perdana Menteri atas usul Menteri yang bersangkutan.

(2) Wakil dari Kementerian Perekonomian menjabat Ketua dari Panitia tersebut di atas.

(3) Dalam hal-hal yang mengenai kepentingan khusus dari suatu

(2)

Kementerian, Panitia menetapkan keputusannya, setelah mendengar penjelasan wakil kementerian itu tentang kepentingan nya.

(4) Perselisihan pendapat antara Panitia dengan suatu Kementerian diputus oleh Dewan Menteri.

Pasal 3.

Pembelian barang-barang dan lain-lain pemesanan untuk perlengkapan jawatan-jawatan dan organisasi-organisasi Pemerintah dijalankan oleh Kantor Pusat Pembelian dari Kementerian Perekonomian, kecuali jika dalam keadaan istimewa, Panitia tersebut pasal 2 mengizinkan pengecualian.

Pasal 4.

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada hari diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta,

pada tanggal 13 Pebruari 1952. Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO.

Perdana Menteri,

SUKIMAN WIRJOSANDJOJO. Diundangkan

pada tanggal 16 Pebruari 1952. Menteri Kehakiman,

MOEHAMMAD NASROEN.

LN 1952/11

Referensi

Dokumen terkait

kesimpulan dari penelitian ini adalah dapat ditemukan kelebihan sistem pembelian barang dagang antara lain: struktur organisasi sudah melakukan pemisahan fungsi, perusahaan

(1) Barang impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) hanya dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean atau dari tempat lain yang berada di bawah pengawasan pabean

Mengacu Pada Perilaku Pembelian Organisasi Yang Membeli Barang Dan Jasa Untuk Digunakan Dalam Produksi Produk Dan Jasa Lain Yang Dijual, Disewakan Atau Dipasok Kepada Pihak

Perilaku pembeli bisnis (Business buyer behavior) adalah perilaku pembelian dari organisasi yang membeli barang atau layanan yang digunakan dalam produksi produk atau layanan lain

Perilaku pembeli bisnis mengacu pada perilaku pembelian organisasi itu membeli barang dan jasa untuk digunakan dalam produksi produk dan layanan lain yang akan

Total biaya yang ada dalam proses pengadaan barang tersebut tidak hanya menyangkut harga pembelian barang itu saja, tetapi juga semua biaya lain yang ada sejak barang tersebut

Oleh karena perusahaan ini merupakan perusahaan dagang, yaitu tidak lain pembelian barang dagangnya dilakukan melalui pemasok dan perusahaan terlibat aktivitas impor (luar negeri)

Perilaku pembelian bisnis (business buying behaviour) mengacu pada perilaku pembelian organisasi yang membeli barang dan jasa untuk digunakan dalam produksi produk dan jasa lain yang