viii ABSTRAK
RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN
SIKLUS AKUNTANSI
Agustinus Widayanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
ix ABSTRACT
THE IMPLEMENT DESIGN OF COOPERATIVE LEARNING
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO
IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF THE TENTH
CLASS STUDENTS OF VOCATIONAL SCHOOL ON
ACCOUNTING CYCLE SUBJECT
Agustinus Widayanto
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
i
RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN
SIKLUS AKUNTANSI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh: SUSI SULASTRI
041334039
Oleh:
Agustinus Widayanto NIM: 041334068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada:
Hati Kudus Tuhan Yesus juru selamatku.
Bunda Maria yang selalu menyertai dan menyempurnakan doa-doaku.
Kedua Orang Tuaku Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia Budini yang selalu menjaga dan mencintaiku.
Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto serta Cicilia Istri Winarti yang mengasihiku.
Maria Citra Devita yang selalu ada dihatiku.
v
HALAMAN MOTTO
Berkembanglah dari hari ke hari untuk makin dekat dengan
Allah.
Berdoalah sesering mungkin karena doa mengabulkan
viii ABSTRAK
RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN
SIKLUS AKUNTANSI
Agustinus Widayanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
ix ABSTRACT
THE IMPLEMENT DESIGN OF COOPERATIVE LEARNING
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO
IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF THE TENTH
CLASS STUDENTS OF VOCATIONAL SCHOOL ON
ACCOUNTING CYCLE SUBJECT
Agustinus Widayanto
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Rancangan Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Sudent Teams Achievement Divisions Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pada Mata Pelajaran Siklus Akuntansi”.
Tugas akhir ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan, serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini. 5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyempurnaan tugas akhir ini. 6. Ibu Natalina Premastuti B., S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah
xi
7. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan tugas akhir ini.
8. Segenap karyawan di sekretariat pendidikan Akuntansi (mbak Aris) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia Budini yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Semua saudara kandungku yang tercinta Albertus Winarto, Bernadus Windarto, dan Cicilia Istri Winarti yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberi dukungan, dan semangat sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Keluarga di Kalimantan yang telah mendoakan dan memberikan dukungan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Maria Citra Devita yang selalu memberikan dukungan, cinta kasih dan semangat dengan penuh kesabaran. Serta selalu membantuku, menyayangiku dengan tulus serta selalu mendoakanku sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN... ... iv
MOTTO... ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 11
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 13
xiv
4. Tipe Pembelajaran Kooperatif ... 16
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 19
E. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi ... 22
F. Kerangka Teoritik ... 22
BAB III PEMBAHASAN ... 25
A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 25
1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran ... 26
2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran ... 29
3. Observasi Tindakan Program Pembelajaran ... 33
4. Refleksi Program Tindakan Pembelajaran ... 36
B. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 37
BAB IV PENUTUP ... 38
A. Kesimpulan ... 38
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN I ... 42
Lamp. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 43
Lamp. 2 : Hand Out ... 50
Lamp. 10 : Menentukan Poin Kemajuan Individu ... 68
Lamp. 11 : Kriteria Poin Kemajuan Individu ... 69
Lamp. 12 : Nilai Rata-rata Kelompok ... 70
Lamp. 13 : Kriteria Penghargaan Kelompok ... 71
Lamp. 14 : Penilaian Kemampuan Siswa ... 72
LAMPIRAN III ... 74
Lamp. 15 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Secara Umum ... 75
Lamp. 16 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 77
Lamp. 17 : Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 80
LAMPIRAN IV ... 81
Lamp. 18 : Instrumen Observasi Kegiatan Guru di Kelas ... 82
Lamp. 19 : Instrumen Observasi Kelas ... 84
Lamp. 20 : Instrumen Observasi Siswa di Kelas ... 86
Lamp. 21 : Instrumen Observasi Siswa dalam Diskusi Kelompok ... 87
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar membantu manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan adanya proses belajar inilah
manusia bertahan hidup. Secara sederhana belajar merupakan proses
perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam
jangka waktu tertentu (Irwanto, 1988:84). Selanjutnya Muhibbin Syah
(2003:113) juga mengemukakan bahwa belajar pada dasarnya ialah tahapan
perubahan perilaku yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan. Jadi, belajar memiliki arti penting yaitu meningkatkan
derajat kehidupan dan mempertahankan atau mengembangkan kehidupan.
Menurut Sisdiknas tahun 2003, lingkungan belajar dibedakan menjadi
tiga, yaitu: lingkungan informal, lingkungan non formal, dan lingkungan
formal (http://www.slideshare.net/suprapto/uu-no-20-tahun-2003). Di dalam
suatu lingkungan formal atau sekolah terdapat suatu proses pembelajaran.
Komponen yang utama dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah
adalah guru dan siswa. Sedangkan tujuan yang paling utama dalam proses
pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi
siswa guru merupakan pendamping sekaligus pendidik yang sangat
membantu siswa dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu,
peran guru sangat besar dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang hebat
pastilah mempunyai banyak kemampuan, baik kemampuan keilmuan yang
dikuasainya maupun kemampuan dalam ketrampilan dalam menerapkan
berbagai macam metode pembelajaran. Menurut Suyatno (2009:23), metode
pembelajaran merupakan aspek penting dalam kemajuan pendidikan di
sekolah. Metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang
difokuskan pada pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah
(2003:113), pendekatan dan strategi atau kiat melaksanakan metode
pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan
keberhasilan belajar siswa. Jadi, selain penguasaan materi pembelajaran
secara luas seorang guru juga perlu mempunyai kemampuan dalam
penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang memungkinkannya
untuk membimbing peserta didik agar bisa meningkatkan prestasi belajr
siswa.
Dalam proses pembelajaran, peran guru sebagai pengajar perlu
menjaga serta berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
menggairahkan bagi semua peserta didik. Menjadi seoarang guru yang baik
haruslah memahami karakter atau kemampuaan dari masing-masing siswa.
Karakter atau kemampuan siswa dibedakan menjadi dua macam, yaitu siswa
yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Siswa yang pandai akan mudah
sekali menyerap atau memahami materi pelajaran. Tetapi berbeda dengan
siswa yang kurang pandai, mereka akan merasa sulit menangkap apa yang
inovatif dalam mengajar dimungkinkan dapat memotivasi semua siswa untuk
belajar dengan baik sehingga prestasi belajar semua siswa akan meningkat.
Seorang guru yang inovatif akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga
prestasi belajar siswa akan berada pada puncak yang optimal. Guru adalah
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru
yang secara langsung memberikan kemungkinan terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar
mengajar, kehadiran guru sangat penting dan dalam menjalankan tugasnya,
seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bebagai
macam metode yang inovatif yang mampu mencapai tujuan dalam suatu
pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru hendaknya juga dapat menerapkan
dan mengembangkan metode-metode pengajaran yang sesuai.
Berdasarkan observasi selama menjadi saya praktikan Progrram
Pengalaman Lapangan II ditemukan bahwa banyak guru yang masih
menggunakan metode ceramah. Metode caramah adalah metode yang boleh
dikatakan metode tredisional, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi antar guru dengan anak didik dalam
proses belajar mengajar (Djamarah dan Aswan, 2010:97). Sedangkan
menurut Bermawi Munthe (2009:61), ada beberapa kelemahan dalam metode
ceramah, diantaranya: (1) membuat siswa menjaga daya tahan untuk
berkonsentrasi menggunakan indra telinga yang terbatas; (2) membuat siswa
sulit menentukan gagasan guru yang bersifat analisis dan terganggu dengan
guru sehingga membuta guru cenderung bersifat otoriter. Dengan metode itu,
para perserta didik kurang termotivasi, kurang aktif, kurang bersemangat
dalam proses pembelajaran karena membosankan bagi para peserta didik dan
penyajian informasi dari guru tidak memiliki catatan yang dapat dipakai
seandainya mengulang kembali. Oleh sebab itu, menjadi seorang guru
membutuhkan sebuah metode yang tepat dan efektif dalam mengoptimalkan
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Seorang guru dituntut dapat berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga
memberi peluang untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas dan
mampu meningkatkan prestasi belajar semua peserta didik. Berdasarkan hal
tersebut maka diperlukannya suatu pembelajaran yang menarik dan tidak
membosankan yang dapat menimbulkan interaksi antar peserta didik. Melalui
belajar secara kelompok akan memperoleh kesempatan bagi peserta didik
untuk saling beriteraksi.
Menurut Suyatno (2009:51), dengan belajar kelompok secara
kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan,
pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Pembelajaran kooperatif juga sesuai
dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan
dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembagian tugas dan rasa senasip. Sedangkan menurut Slavin (2009:22),
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik
sama lain dalam memahami materi dan pembelajaran ini menunjuk pada
bebargai macam tipe pengajaran.
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah
satu tipe pengajaran dari pembelajaran kooperatif yang sangat mengutamakan
kerja sama yang baik di dalam tim. Di dalam tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) siswa diorganisasikan dalam bentuk
kelompok kecil yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari
laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Secara singkat tahapan dalam
melaksanakan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1) Penyajian kelas;
(2) Belajar kelompok; (3) Tes atau kuis; (4) Skor peningkatan individu; dan
(5) Penghargaan kelompok. Jadi, pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu metode pembelajaran yang
berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatifitas, dan
menjalin hubungan sosial yang bagus dimana tujuannya adalah saling
membantu meningkatkan kualitas masing-masing anggota kelompok belajar
siswa.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang
bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengantar yang ada pada bagian latar belakang di atas,
sebagai seorang guru memerlukan pembelajaran yang inovatif sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dan dapat ditarik suatu rumusan masalah dalam makalah ini tentang
bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas X SMK pada mata pelajaran siklus akuntansi?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mendeskripsikan rancangan implementasi pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran siklus akuntansi.
Harapan dari pendeskripsian rancangan implementasi pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata
pelajaran siklus akuntansi adalah agar bisa digunakan guru untuk
mengembangkan kreatifitas dalam membuat program kegiatan pembelajaran
di kelas dan sebagai masukan bahwa metode ini bisa dipakai sebagai salah
satu cara dalam meningkatkan kualitas siswa dalam kegiatan belajar dan juga
dapat mengukur peningkatan prestasi belajar siswa yang dalam pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Proses Pembelajaran
Menurut W.S Winkel (1987:36), belajar adalah suatu aktivitas (baik
aktivitas mental maupun aktivitas psikis) yang berlangsung selama interaksi
aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hal lain juga diungkapkan oleh Jerome
S. Burner dalam bukunya Muhibbin Syah (2003:109-110), bahwa belajar
itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi
perubahan-perupahan yang bertahap. Perubahan-perubahan itu timbul
melalui tahap-tahap yang satu sama lainnya berkaitan secara berurutan dan
funsional. Proses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
1. Tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar
memperoleh sejumlah keterangan menyangkut materi yang
akan diajarkan yang berfungsi memperdalam, memperhalus dan
menambah pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
2. Tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu di analisis,
diubah, dan di transformasikan kedalam bentuk yang lebih abstrak
atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
Bagi siswa tahap ini lebih sulit apabila tidak dibimbing guru yang
kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk
melakukan pembelajaran.
3. Tahap evaluasi, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh
pembelajar dan pengajar. Evaluasi juga berisi penilaian
pengetahuan yang diperoleh dan apakah trasformasi itu dapat
dimanfaatkan untuk memahami gajala-gajala lain.
Sardiman (1986:22-23), juga memberikan beberapa pengertian belajar
adalah sebagai berikut:
1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu tidak
hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan tapi juga
berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap pengertian, harga diri,
minat, watak dan penyesuaian diri.
2. Belajar dalam arti luas merupakan kegiatan psiko-fisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya.
3. Belajar dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya.
4. Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk
menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Sedangkan yang dimaksud proses pembelajaran adalah sebuah upaya
bersama antara pendidik dan peserta didik untuk berbagi dan mengolah
pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan.
Menurut Muhibbin Syah (2003:50-54), didalam sebuah proses pembelajaran
melibatkan beberapa aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan
aspek afektif. Aspek psikomotorik siswa merupakan mnifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mental yang dapat difasilitasi lewat
adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan
eksperimental. Aspek kognitif difasilitas lewat berbagai aktifitas penalaran
dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek
afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan
tujuan terbentuknya kematangan emosional.
E. Prestasi Belajar
Dengan prestasi belajar dapat menunjukan bukti keberhasilan siswa
dalam suatu proses aktifitas belajar. Sebuah kegiatan belajar dapat pula
dikatakan berhasil apabila dengan usaha belajar tertentu mampu memberikan
prestasi belajar (Muhibbin Syah, 2009:135). Nawawi (1982:100),
mengartikan prestasi belajar adalah sebagai tingkat keterbatasan dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes sejumlah mata pelajaran tertentu. Sedangkan
menurut Sutratinah (1984:43), prestasi belajar merupakan hasil penilaian dari
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf
yang mencerminkan hasil dari sesuatu yang sudah dicapai anak. Maka dari itu
atau siswa dalam melakukan suatu kegiatan belajar pada sejumlah mata
pelajaran.
Menurut Muhibbin Syah (2009:144-155), ada beberapa faktor yang
bisa mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa).
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yakni:
a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegang
otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh yang
mempengaruhi intensitas dan semangat siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat
kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi
dan pengetahuan.
b) Aspek psikologis, pada aspek psilogis ini dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Di antara
faktor-faktor psikologis siswa yang pada umumnya dipadang lebih
esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap
siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motifasi siswa.
2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa).
Faktor eksternal juga terdiri dari dua macam, yaitu:
a) Lingkungan sosial, yakni lingkungan sosial siswa seperti
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. sebagai contoh
misalnya para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku
yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik
khusunya dalam hal belajar (dapat menjadi daya dorong yang
positif bagi kegiatan belajar).
b) Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan rumah
tempat tinggal keluarga siswa. Rumah yang sepit dan berantakan
serta pekampungan yang terlalu padat yang tidat memiliki
sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan
mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat yang sebenarnya
tidak pantas untuk dikunjungi.
3. Faktor pendekatan belajar.
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang
digunakan dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
belajar dalam mempelajari materi. Strategi dalam hal ini bearti
seperangkat langkah perasional yang direkayasa sedemikian rupa
untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan belajar.
F. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep
dan menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Agus Suprijono
(2008:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih diarahkan
oleh guru. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dalam
pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan (Roger, David dalam
bukunya Agus Suprijono, 2008:58-61), yaitu:
a) Saling ketergantungan yang positif yang bertujuan untuk
menumbuhkan perasaan bahwa dirinya teritegrasi dalam kelompok,
pencapaian tujuan sukses apbila semua anggota kelompok mencapai
tujuan. Kelompok akan mengusahakan semua anggota akan mendapat
penghargaan yang sama dan peserta didik ditugasi untuk saling
mendukung terhadap siswa atau peserta didik lain dalam
kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
b) Tanggung jawab perorangan yang akan diberikan satu tes/evaluasi
atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi
kelompok.
c) Interaksi promotif yaitu dengan ciri-ciri: saling membantu secara
efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang
diperlukan, memproses informasi secara bersama, saling
mengembangkan argumentasi dan meningkatkan kemampuan
wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling memotivasi untuk
memperoleh keberhasilan brsama.
d) Ketrampilan sosial dimana siswa berbagi untuk saling mengenal dan
mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak
ambisius, saling menerima dan saling mendukung serta mampu
menyelesaikan konflik secara konstruktif.
e) Pemrosesan kelompok yaitu setiap siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.
Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dan model ini berfungsi untuk mencapai hasil belajar berupa
prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan pengembangan
ketrampilan sosial.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional
yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu
diorientasikan pada kegagalan orang lain. Ibrahim (2000:25-26)
menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:
a) Hasil belajar akademik yaitu dalam belajar kooperatif meskipun
atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai
siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan
dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan
dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas
yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b) Penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu tujuan lain model
pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi
untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik
dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan keterampilan sosial yaitu tujuan penting ketiga
pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan
sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda
3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roestiyah (2001:17), ada beberapa keuntungan dan
kelemahan model pembelajaran kooperatif, antara lain:
a) Keuntungan pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah sehingga
siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi. sehingga dapat membantu anak untuk
respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu dan kebutuhan belajarnya.
5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka atau
mereka akan lebih aktif dalam diskusi sehingga interaksi selama
kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir.
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
b) Kelemahan pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Belajar dalam kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu
memimpin dan akan mengarahkan mereka yang kurang pandai.
2) Untuk memahami pembelajaran kooperatif memang butuh waktu,
bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
4. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan
langkah yang berbeda. Menurut Suyatno (2009:52-56), beberapa tipe
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a) Tipe STAD (Student Teams Achievement Division).
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini termasuk untuk
pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim
dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota.
Keanggoatan campuaran menurut tingkat pretasi, jenis kelamin, dan
suku. Ciri-ciri pembelajaran ini yaitu kelas dibagi dalam kelompok
kecil. Tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen dan belajar
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan kuis.
Langkah-langkah pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1) Mengarahkan siswa untuk bergabung dalam kelompok.
3) Mendiskusikan bahan ajar atau modul secara kolaborasi.
4) Mempresentasikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi.
5) Mengadakan kuis individual dan buat perkembangan siswa atau
kelompok.
6) Mengumumkan rekor tim dam individu.
7) Memberikan penghargaan.
Secara ringkas prosedur pembelajaran ini adalah pengajaran, belajar
dalam tim, tes, dan penghargaan kelompok.
b) Tipe Jigsaw.
Tipe Jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dimana siswa
ditempatkan ke dalam tim beranggotakan enam orang untuk
mempelajari materi akademik yang telah dipecahkan menjadi
bagian-bagian untuk tiap anggota. Pengarahan informasi bahan ajar, buat
kelompok heterogen, berikan bahan ajar yang terdiri beberapa bagian
sesuai banyak siswa dalam kelompok. Buat kelompok ahli sesuai
bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi.
Kemudian kembali ke kelompok asal oleh anggota kelompok ahli,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Ciri-ciri pembelajaran ini adalah:
1) Setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok
asal.
2) Kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi
3) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar
informasi.
c) Tipe NHT (Nemberes Head Together).
Tipe NHT (Nemberes Head Together) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengarahkan.
2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomer
tertentu.
3) Memberi persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok yang
sama tapi unuk siswa tidak sama sesuai dengan nomer siswa, tiap
siswa dengan nomer sama mendapat tugas yang sama) kemudian
bekerja kelompok.
4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomer siswa yang
sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi
kelas.
5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap
siswa.
6) Mengumumkan hasil kuis dan memberi reward.
d) Tipe TPS ( Think Pais Share).
Model pembelajaran ini tergolong tipe kooperatif dengan prosedur
pembelajaran yaitu guru menyajikan materi klasikal, berikan
persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara
individual, buat sekor perkembangan, umumkan hasil kuis dan beri
reward.
e) Tipe GI.
Secara ringkas prosedur pembelajaran kooperatif tipe GI (Group
Investigation) yaitu pemilihan topik, perencanaan kooperatif,
implementasi, analisis dan sintesis serta presentasi hasil final da
evaluasi. Kelompok heterogen dengan orientasi tugas, recanakan
pelaksanaan investigasi, tiap kelompok mengivestigasi proyek tertentu
(bisa di luar kelas dan dalam lingkungan sekolah). Pengolahan data
dan penyajian data hasil investigasi, presentasi, kuis individual
kemudian umumkan hasil dan berikan reward. Jadi tipe GI merupakan
pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana
siswa menggunakan iquiri kooperatif, perencanaan, proyek dan
diskusi kelompok.
G. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam pembelajaran koooperatif tipe (STAD) siswa diberi
kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya
dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan
(Arindawati, 2004:83-84). Sedangkan menurut Salvin (2008:12), tujuan
utama pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa
menguasai meteri pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama (Salvin, 2008:143-140),
yaitu:
1. Penyajian kelas, yaitu menyampaiakn materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. dalam penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.
2. Kegiatan kelompok, di dalam kegiatan kelompok ini siswa diharapkan
saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan
pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
3. Kuis, pada tahap ini siswa diberi tes untuk dikerjakan secara mandiri
dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar
kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan
disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.
4. Skor kemajuan (perkembangan) individu, skor kemajuan individu ini tidak
berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa
jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.
5. Penghargaan kelompok yaitu pemberian predikat kepada masing-masing
kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan
kelompok.
Model koooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan
untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Dalam model
masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk dari
anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari
berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan
demikian model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berguna
untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada
kemampuan untuk membantu teman dalam memahami materi pelajaran.
Berikut ini beberapa karakteristik siswa yang sesuai dengan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD),
yaitu:
1. Siswa yang terdiri dari berbagai kelompok mayoritas dan minoritas
(perbedaan agama, perbedaan suku dan perbedaan jenis kelamin). Siswa
dengan latar belakang dari kelompok mayoritas akan cenderung menguasai
kelas. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi mereka
kesempatan untuk saling mengenal lebih jauh sebagai individu yang sama,
serta apabila mereka saling bekerja sama dalam pijakan yang setara dan
akan menjadikan mereka untuk terus berteman sehingga tidak terus
menaruh prasangka antara satu sama lain.
2. Siswa yang terdiri dari latar belakang kemampuan akademik yang
berbeda-beda. Penghapusan perbedaan kemampuan akademik sangat
peting dilakukan untuk meningkatkan pretasi belajar semua siswa. Dengan
perubahan-perubahan praktik mengajar di sekolah akan menjadi pengaruh
dikelompokan secara heterogen untuk menghapus perbedaan kemempuan
akademik siswa.
3. Siswa yang cenderung bersikap individual dan kurang demokratis di dalam
kelas. Beberapa siswa yang terbiasa dengan perilaku yang individual akan
menyebabkan mereka sulit bersosialisasi dan bergaul dengan siswa lain.
Untuk itu pembelajaran kooperatif tipe STAD ini perlu bagi mereka untuk
menumbuhkan kesadaran kehidupan sosial adalah sisi yang juga sangat
penting dari kehidupan.
4. Siswa yang kurang termotivasi oleh pembelajaran konvensional yang
dilakukan guru. Kebanyakan siswa akan ramai sendiri di kelas jika mereka
sudah merasakan bosan terhadap pembelajaran dengan metode ceramah
karena mereka hanya sebagai pendengar dan mereka akan menjadi pasif.
Dengan Pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi siswa peluang
terjadinya proses partisipasi aktif dalam belajar dan akan terjadi dialog
interaktif baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.
H. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi
Menurut American Institut of Certified Publik Accountants (AICPA),
akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengemlompokan dan pengikhtisaran
menurut cara yang bearti dan dinyatakan dalam nilai uang dan kejadian yang
bersifat keuangan. Sedangkan American Accounting Association (AAA),
menyimpulkan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur
penilaian serta pengembalian keputusan secara jelas dan tegas bagi
pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut. Jadi, berdasarkan definisi di atas
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi.
2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan
berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak
yang memerlukan.
I. Kerangka Teoritik
Dengan pendekatan kelompok, dapat ditumbuh-kembangkan rasa
sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Dari belajar kelompok, anak
didik dibina untuk mengendalikan rasa egoisme yang ada dalam diri mereka,
sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas (Djamarah dan Aswan,
2010:55). Dalam pembelajaran kooperatif kekompakan dan komunikasi
dalam kelompoklah yang menyebabkan meningkatnya prestasi akademik
siswa. Dengan kelompok belajar ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab
bersama, jadi setiap anggota akan saling membantu untuk menutupi
kekurangan temannya dalam memahami materi pelajaran. Ada proses diskusi,
saling bertukar pendapat, menghargai pendapat teman, pembelajaran teman
sebaya, kepemimpinan dalam mengatur pembelajaran di kelompoknya
Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division) antara lain guru menyampaikan suatu materi,
kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 atau
5 siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD dibanding pembelajaran
konvensional adalah siswa akan bekerjasama dalam satu kelompok untuk
memahami materi dan memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru.
Sehingga adanya kerjasama atau belajar bersama siswa ini diharapkan akan
meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih bisa memahami
materi dengan mempelajari secara bersama-sama dari pada hanya dijelaskan
oleh guru. Jadi, materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode
waktu yang lebih lama.
Kelas yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat dilihat siswa hanya tergantung dengan arahan dari guru, mengerjakan
tugas asal jadi sehingga mempengaruhi pretasi belajar siswa. Sedangkan yang
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah siswa akan terlihat
antusiasme untuk bekerja sama dalam satu kelompok dalam memecahkan
masalah yang telah diberikan oleh guru. Adanya kerjasama dalam
mempelajari materi ini maka diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar
siswa karena siswa akan lebih dapat memahami pelajaran siklus akuntansi
BAB III PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada saat
melaksanakan Progran Pengalaman Lapangan II, ternyata masih ada beberapa
guru yang melakukan pembelajaran yang kurang inovatif (lembar observasi
selama PPL II terdapat pada lampiran III). Beberapa guru masih cenderung
menggunakan metode pembelajaran lama yaitu metode ceramah, dimana
metode ini memliki banyak kelemahan, diantaranya: membuat siswa menjadi
pasif, membuat siswa cenderung diperlakukan sama rata (yang pintar makin
pintar dan yang lemah makin tertinggal) dan membuat siswa sulit
menentukan gagasan sehingga siswa di kelas hanya menonton saja. Selain itu,
dengan pembelajaran seperti itu tidak mendidik siswa untuk mampu
bersosialisasi dan bekerja sama dengan baik. Dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) ini siswa dilatih
untuk menumbuhkan kemampuan bekerjasama, kreatif, berpikir kritis, dan
membantu teman dalam satu kelompok untuk memahami atau menguasai
materi pelajaran. Berdasarakan hal tersebut penulis ingin mendeskriksikan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement
divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Secara garis besar pendeskriksian penerapan pembelajaran kooperatif
tipe student teams achievement divisions (STAD) ini direcanakan oleh
penulis dalam empat tahapan, yaitu: (1) Tahap penyusunan program
pembelajaran; (2) Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Tahap
observasi tindakan program pembelajaran; (4) Tahap refleksi program
tindakan pembelajaran.
1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran
Tujuan dalam penyusunan program tindakan pembelajaran ini adalah agar
dapat merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan di kelas sehingga
dapat meningkatan kualitas pembelajaran siklus. Di dalam penyusunan
program pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions
(STAD) perlu disediakan beberapa rencana awal, yaitu :
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terdapat pada lampiran I).
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. Langkah-langkah penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Mengisi kolom identitas.
2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang
telah ditetapkan.
3) Menetukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
4) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah
ditentukan.
5) Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau
pembelajaran yang terdapat dalam silabus.
Materi pada pembelajaran ini adalah siklus akuntansi. Siklus
akuntansi adalah proses sejak pencatatan transaksi sampai dengan
penyusunan laporan keuangan.
6) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran
kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD).
7) Menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,
inti, dan akhir. Ada beberapa langkah pembelajaran kooperatif tipe
student teams achievement divisions (STAD), yaitu:
9 Guru melakukan pengajaran dengan menyampaikan materi
pembelajaran yang mencakup pembukaan, pengembangan, dan
latihan terbimbing.
9 Siswa diminta berkumpul dalam kelompok untuk melakukan
kegiatan kelompok yaitu dengan mendiskusikan lembar kerja
yang diberikan. Dalam kegiatan kelompok ini diiharapkan siswa
saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami
bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang
9 Siswa diberikan kuis/ujian yang dikerjakan secara mandiri
dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah
belajar kelompok. Kemudian hasil kuis/ujian akan digunakan
sebagai hasil perkembangan individu dan akan disumbangkan
sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.
9 Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing
kelompok berdasarkan hasil kuis/ujian. Penghargaan ini
diberikan dengan melihat skor kemajuan kelompok yang
diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing
anggota kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.
8) Menentukan alat/bahan/sumber belajar.
9) Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal.
b) Rencana pembagian siswa dalam bentuk kelompok (terdapat pada
lampiran II).
Sebelum memulai tindakan pembelajaran sebaiknya guru terlebih
dahulu membuat pembagian kelompok. Kelebihan pembagian
kelompok yang dilakukan terlebih dahulu oleh guru adalah untuk
menghemat waktu dalam tindakan pembelajaran dan kelebihan yang
lain adalah siswa tidak dapat memilih anggota kelompoknya, karena
jika siswa yang memilih sendiri akan cenderung memilih anggota
yang setara dengan kemampuaannya. Dalam pembagian kelompok ini
guru perlu terlebih dahulu mengidentifikasi data siswa menurut
membentuk kelompok yang heterogen. Dalam satu kelompok
usahakan terdiri hanya empat orang dan seaidainya jumlah siswa tidak
memungkinkan untuk dibagi empat. Guru bisa menempatkan sisa
pembagian siswa kedalam kelompok pertama atau kedua.
c) Menentukan skor awal siswa (terdapat pada lampiran II).
Skor awal siswa berfungsi untuk mengetahui perkembangan siswa
setelah melakukan pembelajaran kooperatif tipe student teams
achievement divisions (STAD). Skor awal dapat diambil dari hasil
nilai ujian siswa semester yang lalu atau nilai ujian/kuis pada
pembelajaran sebelumnya.
2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran 1) Pengajaran.
Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan yang
direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Pengajaran ini mencakup pembukaan, pengembangan dan pengarahan
praktis dari keseluruhan pelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa
dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a) Pembukaan.
Guru menyampaikan pada siswa tentang siklus akuntansi
perusahaan jasa dan sampaikan kepada siswa mengapa siklus
akuntansi perusahaan jasa ini penting untuk mereka pelajari.
Tumbuhkan rasa ingin tau siswa tentang perusahaan jasa (misalnya
kehidupan siswa dan siswa diminta untuk mnyebutkan
perusahaan-perusahaan jasa yang mereka ketahui). Penyampaian ini bisa
menggunakan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki atau
dengan cara yang lain. Kemudian guru dapat menyuruh siswa
bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau
merangsang minat mereka pada pelajaran tersebut. Ulangi secara
singkat informasi-informasi tentang perusahaan jasa yang
merupakan syarat mutlak untuk membangkitkan rasa ingin tau
siswa dalam kelompok.
b) Pengembangan.
Guru mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa
yang akan dipelajari siswa mulai dari definisi perusahaan jasa,
ciri-ciri perusahaan jasa dan berbagai transaksi keuangannya untuk
dikembangkan dalam kelompok karena pembelajaran kooperatif ini
menekankan bahwa belajar adalah memahami makna bukan
menghapal. Guru hendaknya mengontrol pemahaman siswa
sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
guru juga berkewajiban memberi penjelasan terhadap jawaban
siswa (jika jawaban siswa tersebut benar mengapa benar dan jika
jawaban siswa salah mengapa salah). Jika siswa sudah mampu
memahami definisi perusahaan jasa, ciri-cirinya dan berbagai
berpindah pada pengertian jurnal, bentuk jurnal sampai ke
langkah-langkah dalam membuat jurnal pada perusahaan jasa.
c) Latihan Terbimbing.
Guru menyuruh semua siswa untuk menjawab atau menyelesaikan
soal atau pertanyaan yang diberikan guru. Sebaiknya siswa
dipanggil secara acak untuk menjawab atau menyelesaikannya. Hal
ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik
mungkin. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua soal dan
langsung diberikan umpan balik. Di dalam latihan terbimbing ini
pemberian tugas kelas tidak boleh dilakukan karena akan menyita
waktu yang terlalu lama.
2) Belajar Kelompok.
Selama masa belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah
menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu
kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar
kegiatan beserta lembar jawaban (terdapat pada lampiran I). Pada
proses ini dapat berfungsi untuk melatih ketrampilan yang sedang
siswa pelajari dengan tujuan untuk menilai diri mereka dan teman satu
kelompok dalam. Guru sebaiknya berkeliling kelas dari satu kelompok
ke kelompok yang lain untuk mengontrol aktifitas siswa dalam
kelompok. Pada saat pertama kali kelas menggunakan pembelajaran
kooperatif ini, sebaiknya guru perlu memberikan bantuan dengan cara
siswa punya rasa tanggung jawab terhadap teman dalam kelompok
untuk mempelajari materi, benar-benar dapat mengasai materi dan
selalu memberi bantuan untuk dapat menguasai materi. Pada dasarnya
langkah-langkah yang sebaiknya guru lakukan adalah:
a) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga
atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang
dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa
harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan
temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu
pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab
menjelaskannya.
b) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai
mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai
sempurna dalam ujian/kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar
kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan
diserahkan. Jadi, penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan
untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka
pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai
pertanyaan, seharusnya mereka menanyakan dulu kepada teman
sekelompoknya sebelum bertanya kepada guru.
c) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam
kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya
3) Ujian/kuis.
Bagikan lembar soal ujian/kuis dan lembar untuk menjawab ujian/kuis
kepada siswa. Siswa diberi waktu sesuai dengan ketentuan untuk
mengerjakannya. Ujian/kuis tersebut dikerjakan siswa bukan dalam
kelompok melainkan dikerjakan secara pribadi (terdapat pada
lampiran I). Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah
diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil ujian/kuis akan
digunakan sebagai poin kemajuan/perkembangan individu dan
disumbangkan dalam poin kemajuan/perkembangan kelompok.
4) Penghargaan Kelompok.
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai/skor dari hasil ujian/kuis individu yang telah
dilakukan siswa (terdapat pada lampiran II) dan memberikan poin
kemajuannya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (terdapat
pada lampiran II) yang akan disumbangkan untuk memberi predikat
atau penghargaan kepada tiap-tiap kelompok (terdapat pada lampiran
II). Pemberian predikat atau penghargaan kelompok berdasarkan dari
poin kemajuan individu yang kemudian djadikan satu dengan poin
kemajuan semua teman satu kelompoknya untuk dihitung nilai
rata-ratanya. Bagi kelompok yang berpredikat paling atas sebaiknya diberi
semacam penghargaan untuk memotivasi kelompok yang lainnya.
3. Observasi Tindakan Program Pembelajaran
Observasi tindakan program pembelajaran dilakukan untuk mengontrol
student teams achievement divisions (STAD) dan untuk mengetahui
perkembangan belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe student teams achievement divisions (STAD). Metode observasi
dipilih karena merupakan cara yang paling efektif untuk memperoleh
gambaran tentang kesuksesan suatu proses pembelajaran yang terjadi.
Dalam observasi ini, guru perlu menyiapkan instrumen-instrumen
observasi sebagai data untuk menentukan ketercapaian hasil pembelajaran.
Dengan observasi ini dapat diperoleh gambaran tentang kehidupan sosial
dalam proses pembelajaran di kelas yang sukar untuk diketahui dengan
metode lainnya. Ada tiga objek yang menjadi tujuan dari observasi ini,
yaitu:
a) Observasi kelas (instrumen observasi kelas terdapat pada lampiran IV).
Observasi kelas dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran
kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) sedang
berlangsung. Observasi ini dilakukan karena kelas merupakan wahana
paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta
didik di sekolah.
b) Observasi guru (instrumen observasi guru terdapat pada lampiran IV).
Guru di dalam kelas mempunyai tugas dan tanggung jawab
menciptakan, mengatur, dan mengelola kelas secara efektif dan
menyenangkan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Oleh karena itu guru perlu menggali data untuk mengetahui
apakah pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dapat diterima
guru bisa memperoleh gambaran tentang pembelajaran yang telah
disajikan dan dapat mengetahui bahwa apakah guru benar-benar
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
c) Observasi siswa (instrumen observasi siswa terdapat pada lampiran
IV).
Observasi ini bertujuan untuk memantau apakah siswa benar-benar
melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi ini
menyangkut siapa saja siswa yang terlibat dalam kegiatan yang diamati,
apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan
tersebut, bagaimana kedudukan mereka dalam kegiatan tersebut,
kegiatan menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang
mendorong mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut,
serta akibat dari kegiatan tersebut. Ada beberapa unsur harus diterapkan
dalam observasi siswa, yaitu:
a) Saling ketergantungan positif.
Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti
kegagalan kelompok.. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian
individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian setiap siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai
pada kelompoknya.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Sehingga
masing-masing anggota kelompok akan melaksanakan tanggung jawabnya
sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan.
c) Tatap muka.
Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
d) Komunikasi antar anggota.
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. Disinilah peranan
guru untuk memotivasi siswanya agar berani mengutarakan
pendapatnya. Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat
dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan
pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
4. Refleksi program tindakan pembelajaran
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan
hasil pembelajaran. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera
untuk mengevaluasi pengalaman-pengalaman dalam pembelajaran dan
perencanaan pembelajaran berikutnya.
J. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah pembelajaran
kooperatif tipe STAD telah mencapai sasaran secara efektif dan juga
berfungsi untuk melihat peningkatkan prestasi belajar siswa. Evaluasi
dilakukan dengan pedoman dari data hasil observasi dan dari refleksi yang
telah dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi sangat di
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran siklus akuntansi akan berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi, metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat digunakan dalam materi yang lainnya. Disini siswa juga dilatih dalam hal bersosialisai yang diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami pelajaran dan menyelesaikan permasalahan. Hasil kemajuan siswa yang dilakukan pengukuran dengan kuis dapat digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan dapat disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.
Implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran siklus akuntansi dilakukan melalui empat tahap, yaitu: (1) Penyusunan program pembelajaran; (2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Observasi tindakan program
pembelajaran; (4) Refleksi program tindakan pembelajaran.
Hal yang tidak kalah penting adalah melakukan evaluasi pada setiap periode pembelajaran. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk melihat peningkatkan dan melihat seberapa tingkat ketercapaian proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Bermawi Munthe. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Djamarah, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Harnanto. 1983. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: BPFE UGM.
Hendi Sumantri. 2008. Memahami Akuntansi SMK: Pustaka Pelajar.
Agus Supriyanto. 2008. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Jakarta
Irwanto. 1988. Psikologi Umum. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atmajaya. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Nawawi. 1982. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, edisi ke delapan: jilid
dua. Jakarta: PT. Indeks
Slavin, R.E. 2008. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktek. Jakarta: PT. Indeks.
Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suwandi. 2010. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Persindo.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suryobroto. 1986. Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam Proses Belajar-mengajar. Yogyakarta: Amarta Buku.
LAMPIRAN I
Lamp. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lamp. 2 : Hand Out
Lamp. 3 : Lembar Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 4 : Lembar Kerja Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 5 : Kunci Jawaban Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 6 : Kuis Individu
Lamp. 7 : Lembar Kerja Kuis Individu Lamp. 8 : Kunci Jawaban Kuis Individu
Lampiran 1 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK XXXX Mata Pelajaran : Siklus Akuntansi
Kelas/Semester : X/Dua
Tahun Pelajaran : 20XX/20XX
Stándar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa.
Kompetensi Dasar : 1. Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit.
2. Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.
Indikator : 1. Menjelaskan ciri-ciri perusahaan jasa.
2. Membedakan antara bukti transaksi keuangan internal dan eksternal.
3. Menjelaskan fungsi jurnal.
4. Membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi.
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit.
A. Tujuan Pembelajaran
2. Siswa mampu membedakan antara bukti transaksi keuangan internal dan eksternal.
3. Siswa mampu menjelaskan fungsi jurnal.
4. Siswa mampu membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi. B. Materi Pembelajaran
Transaksi keuangan pada perusahaan jasa. 1. Definisi dan ciri-ciri perusahaan jasa.
2. Transaksi keuangan dan bagan siklus akuntansi. 3. Pengertian dan fungsi jurnal.
4. Bentuk jurnal.
5. Langkah-langkah dalam membuat jurnal. C. Pendekatan
Kontekstual.
D. Metode Pembelajaran
Menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. E. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu 1. Pengajaran
a. Pembukaan
• Guru mengucapkan salam pembuka.
• Guru menyampaikan pada siswa tentang
siklus akuntansi perusahaan jasa dan
sampaikan kepada siswa mengapa
siklus akuntansi perusahaan jasa ini
penting untuk mereka pelajari.
• Kemudian guru dapat menyuruh siswa
berkumpul dalam kelompok yang telah
ditentukan berdasarkan peringkat siswa
secara heterogen dan menjelaskan
kinerja dan fungsi dari kelompok itu.
b. Pengembangan
• Guru mengembangkan materi
pembelajaran sesuai dengan apa yang
akan dipelajari siswa mulai dari definisi
perusahaan jasa, ciri-ciri perusahaan
jasa dan berbagai transaksi
keuangannya untuk dikembangkan
dalam kelompok.
• Guru mengontrol pemahaman siswa
dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan guru juga berkewajiban
memberi penjelasan terhadap jawaban
siswa.
• Jika siswa sudah mampu memahami
definisi perusahaan jasa, ciri-cirinya dan
3 menit
20 menit
10 menit
berbagai transaksi keuangan dalam
perusahaan jasa maka guru lekas
berpindah pada pengertian jurnal,
bentuk jurnal sampai ke
langkah-langkah dalam membuat jurnal.
c. Latihan terbimbing
• Guru memberikan pertanyaan satu atau
dua soal saja kepada siswa untuk didiskusikan dalam kelompok sebagai pemanasan. dan semua siswa disuruh untuk menjawab atau menyelesaikan
soal tersebut.
• Siswa dipanggil secara acak untuk
menjawab dan guru langsung memberi
umpan balik.
2 menit
3 menit
2. Belajar kelompok
• Siswa diberi lembar kegiatan beserta
lembar jawaban untuk di selesaikan
dalam kelompok.
• Kelompok mendiskusikan lembar kerja
yang diberikan dan siswa diminta untuk
saling membantu sesama anggota
kelompok untuk memahami bahan
5 menit
pelajaran dan menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Selama
masa belajar kelompok, guru selalu
menekankan bahwa tugas anggota
kelompok adalah menguasai materi
yang diberikan guru dan membantu
teman satu kelompok untuk menguasai
materi tersebut. Sementara siswa
bekerja dalam kelompok, guru
berkeliling dalam kelas dan memuji
kelompok yang semua anggotanya
bekerja dengan baik.
3. Kuis/ujian
• Siswa diberi kuis yang dikerjakan
secara mandiri dengan tujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa setelah
belajar kelompok. Siswa diberi waktu
sesuai dengan ketentuan untuk
mengerjakannya.
• Siswa diminta menukarkan lembar
kerja kuis mereka dengan meja
sebelahnya untuk dicocokan
bersama-sama.
30 menit
• Nilai kuis kemudian dibandingkan
dengan nilai kuis yang lalu untuk mengetahui poin kemajuan siswa.
5 menit
4 Penghargaan kelompok
• Menghitung nilai rata-rata kelmpok dari
semua poin kemajuan dari anggota kelompok.
• Pemberian predikat kepada
masing-masing kelompok.
10 menit
5 menit
5 Refleksi
• Guru dan siswa melakukan refleksi setelah
pembelajaran berakhir.
5 menit
F. Tugas Terstruktur
1. Kegiatan kerja kelompok yang berhubungan dengan materi. G. Sumber dan Alat
1. Alat Pembelajaran. a) Papan tulis. b) Hand out.
c) Lembar kerja kelompok. 2. Sumber Pembelajaran.
c) Dasar-dasar Akuntansi. Al. Haryono Yusup. H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
a) Tes lisan dengan beberapa pertanyaan.
b) Nilai kuis dengan hasil peningkatan nilai individual dan kelompok. 2. Penilaian Afektif
a) Dengan pengamatan.
Yogyakarta,
Guru Mata Pelajaran
Lampiran 2 : Hand Out
A. Definisi dan Ciri-ciri Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai pelayanan seperti kemudahan, keamanan, atau kenikmatan kepada pelanggan atau kepada anggota masyarakat yang memerlukannya. Ciri-ciri perusahaan jasa adalah perusahaan yang memproduksi produk tidak berwujud yang bertujuan mencari laba, meskipun dalam menjalankan usahanya perusahaan jasa menggunakan faktor-faktor produksi berwujud, misalnya: penerbangan dan bengkel.
1. Bidang-bidang usaha jasa:
a) Transportasi: perusahaan taksi, bus. b) Komunikasi: pengusaha radio, wartel. c) Hiburan: bioskop, taman hiburan.
d) Reparasi/pemeliharaan: bengkel, service tv. e) Persewaan: persewaan gedung, alat-alat berat. f) Keahlian perorangan: penjahit salon.
g) Profesi: kantor akuntan, notaris. h) Keuangan: bank.
i) Pertanggungan: asuransi. 2. Ciri-ciri perusahaan jasa:
a) Kegiatan usahanya selalu membantu orang lain/badan lain dengan menerima balas jasa.
b) Pembelian barang oleh perusahaan jasa (bahan habis pakai/perlengkapan dan peralatan) tidak untuk diolah tetapi untuk memberikan pelayanan kepada pemakai jasa.
c) Pendapatannya diperoleh dari penjualan jasa.