• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada mata pelajaran Siklus Akuntansi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada mata pelajaran Siklus Akuntansi."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

Agustinus Widayanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

(2)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENT DESIGN OF COOPERATIVE LEARNING

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO

IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF THE TENTH

CLASS STUDENTS OF VOCATIONAL SCHOOL ON

ACCOUNTING CYCLE SUBJECT

Agustinus Widayanto

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

(3)

i

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: SUSI SULASTRI

041334039

Oleh:

Agustinus Widayanto NIM: 041334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada:

Hati Kudus Tuhan Yesus juru selamatku.

Bunda Maria yang selalu menyertai dan menyempurnakan doa-doaku.

Kedua Orang Tuaku Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia Budini yang selalu menjaga dan mencintaiku.

Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto serta Cicilia Istri Winarti yang mengasihiku.

Maria Citra Devita yang selalu ada dihatiku.

(7)

v

HALAMAN MOTTO

Berkembanglah dari hari ke hari untuk makin dekat dengan

Allah.

Berdoalah sesering mungkin karena doa mengabulkan

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

Agustinus Widayanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

(11)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENT DESIGN OF COOPERATIVE LEARNING

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO

IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF THE TENTH

CLASS STUDENTS OF VOCATIONAL SCHOOL ON

ACCOUNTING CYCLE SUBJECT

Agustinus Widayanto

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Rancangan Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Sudent Teams Achievement Divisions Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pada Mata Pelajaran Siklus Akuntansi”.

Tugas akhir ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan, serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini. 5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan bimbingan dan masukan dalam penyempurnaan tugas akhir ini. 6. Ibu Natalina Premastuti B., S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah

(13)

xi

7. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan tugas akhir ini.

8. Segenap karyawan di sekretariat pendidikan Akuntansi (mbak Aris) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia Budini yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Semua saudara kandungku yang tercinta Albertus Winarto, Bernadus Windarto, dan Cicilia Istri Winarti yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberi dukungan, dan semangat sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Keluarga di Kalimantan yang telah mendoakan dan memberikan dukungan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Maria Citra Devita yang selalu memberikan dukungan, cinta kasih dan semangat dengan penuh kesabaran. Serta selalu membantuku, menyayangiku dengan tulus serta selalu mendoakanku sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

(14)
(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN... ... iv

MOTTO... ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 11

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 13

(16)

xiv

4. Tipe Pembelajaran Kooperatif ... 16

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 19

E. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi ... 22

F. Kerangka Teoritik ... 22

BAB III PEMBAHASAN ... 25

A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 25

1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran ... 26

2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran ... 29

3. Observasi Tindakan Program Pembelajaran ... 33

4. Refleksi Program Tindakan Pembelajaran ... 36

B. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 37

BAB IV PENUTUP ... 38

A. Kesimpulan ... 38

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I ... 42

Lamp. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 43

Lamp. 2 : Hand Out ... 50

Lamp. 10 : Menentukan Poin Kemajuan Individu ... 68

Lamp. 11 : Kriteria Poin Kemajuan Individu ... 69

Lamp. 12 : Nilai Rata-rata Kelompok ... 70

Lamp. 13 : Kriteria Penghargaan Kelompok ... 71

Lamp. 14 : Penilaian Kemampuan Siswa ... 72

LAMPIRAN III ... 74

Lamp. 15 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Secara Umum ... 75

Lamp. 16 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 77

Lamp. 17 : Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 80

LAMPIRAN IV ... 81

Lamp. 18 : Instrumen Observasi Kegiatan Guru di Kelas ... 82

Lamp. 19 : Instrumen Observasi Kelas ... 84

Lamp. 20 : Instrumen Observasi Siswa di Kelas ... 86

Lamp. 21 : Instrumen Observasi Siswa dalam Diskusi Kelompok ... 87

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi

kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar membantu manusia

menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan adanya proses belajar inilah

manusia bertahan hidup. Secara sederhana belajar merupakan proses

perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam

jangka waktu tertentu (Irwanto, 1988:84). Selanjutnya Muhibbin Syah

(2003:113) juga mengemukakan bahwa belajar pada dasarnya ialah tahapan

perubahan perilaku yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan. Jadi, belajar memiliki arti penting yaitu meningkatkan

derajat kehidupan dan mempertahankan atau mengembangkan kehidupan.

Menurut Sisdiknas tahun 2003, lingkungan belajar dibedakan menjadi

tiga, yaitu: lingkungan informal, lingkungan non formal, dan lingkungan

formal (http://www.slideshare.net/suprapto/uu-no-20-tahun-2003). Di dalam

suatu lingkungan formal atau sekolah terdapat suatu proses pembelajaran.

Komponen yang utama dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah

adalah guru dan siswa. Sedangkan tujuan yang paling utama dalam proses

pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi

siswa guru merupakan pendamping sekaligus pendidik yang sangat

membantu siswa dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu,

(19)

peran guru sangat besar dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang hebat

pastilah mempunyai banyak kemampuan, baik kemampuan keilmuan yang

dikuasainya maupun kemampuan dalam ketrampilan dalam menerapkan

berbagai macam metode pembelajaran. Menurut Suyatno (2009:23), metode

pembelajaran merupakan aspek penting dalam kemajuan pendidikan di

sekolah. Metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang

difokuskan pada pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah

(2003:113), pendekatan dan strategi atau kiat melaksanakan metode

pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan

keberhasilan belajar siswa. Jadi, selain penguasaan materi pembelajaran

secara luas seorang guru juga perlu mempunyai kemampuan dalam

penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang memungkinkannya

untuk membimbing peserta didik agar bisa meningkatkan prestasi belajr

siswa.

Dalam proses pembelajaran, peran guru sebagai pengajar perlu

menjaga serta berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan

menggairahkan bagi semua peserta didik. Menjadi seoarang guru yang baik

haruslah memahami karakter atau kemampuaan dari masing-masing siswa.

Karakter atau kemampuan siswa dibedakan menjadi dua macam, yaitu siswa

yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Siswa yang pandai akan mudah

sekali menyerap atau memahami materi pelajaran. Tetapi berbeda dengan

siswa yang kurang pandai, mereka akan merasa sulit menangkap apa yang

(20)

inovatif dalam mengajar dimungkinkan dapat memotivasi semua siswa untuk

belajar dengan baik sehingga prestasi belajar semua siswa akan meningkat.

Seorang guru yang inovatif akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga

prestasi belajar siswa akan berada pada puncak yang optimal. Guru adalah

penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru

yang secara langsung memberikan kemungkinan terjadinya proses belajar

mengajar yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar

mengajar, kehadiran guru sangat penting dan dalam menjalankan tugasnya,

seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bebagai

macam metode yang inovatif yang mampu mencapai tujuan dalam suatu

pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru hendaknya juga dapat menerapkan

dan mengembangkan metode-metode pengajaran yang sesuai.

Berdasarkan observasi selama menjadi saya praktikan Progrram

Pengalaman Lapangan II ditemukan bahwa banyak guru yang masih

menggunakan metode ceramah. Metode caramah adalah metode yang boleh

dikatakan metode tredisional, karena sejak dulu metode ini telah

dipergunakan sebagai alat komunikasi antar guru dengan anak didik dalam

proses belajar mengajar (Djamarah dan Aswan, 2010:97). Sedangkan

menurut Bermawi Munthe (2009:61), ada beberapa kelemahan dalam metode

ceramah, diantaranya: (1) membuat siswa menjaga daya tahan untuk

berkonsentrasi menggunakan indra telinga yang terbatas; (2) membuat siswa

sulit menentukan gagasan guru yang bersifat analisis dan terganggu dengan

(21)

guru sehingga membuta guru cenderung bersifat otoriter. Dengan metode itu,

para perserta didik kurang termotivasi, kurang aktif, kurang bersemangat

dalam proses pembelajaran karena membosankan bagi para peserta didik dan

penyajian informasi dari guru tidak memiliki catatan yang dapat dipakai

seandainya mengulang kembali. Oleh sebab itu, menjadi seorang guru

membutuhkan sebuah metode yang tepat dan efektif dalam mengoptimalkan

proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Seorang guru dituntut dapat berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga

memberi peluang untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas dan

mampu meningkatkan prestasi belajar semua peserta didik. Berdasarkan hal

tersebut maka diperlukannya suatu pembelajaran yang menarik dan tidak

membosankan yang dapat menimbulkan interaksi antar peserta didik. Melalui

belajar secara kelompok akan memperoleh kesempatan bagi peserta didik

untuk saling beriteraksi.

Menurut Suyatno (2009:51), dengan belajar kelompok secara

kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan,

pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Pembelajaran kooperatif juga sesuai

dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan

dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,

pembagian tugas dan rasa senasip. Sedangkan menurut Slavin (2009:22),

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik

(22)

sama lain dalam memahami materi dan pembelajaran ini menunjuk pada

bebargai macam tipe pengajaran.

Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah

satu tipe pengajaran dari pembelajaran kooperatif yang sangat mengutamakan

kerja sama yang baik di dalam tim. Di dalam tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) siswa diorganisasikan dalam bentuk

kelompok kecil yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari

laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Secara singkat tahapan dalam

melaksanakan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1) Penyajian kelas;

(2) Belajar kelompok; (3) Tes atau kuis; (4) Skor peningkatan individu; dan

(5) Penghargaan kelompok. Jadi, pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu metode pembelajaran yang

berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatifitas, dan

menjalin hubungan sosial yang bagus dimana tujuannya adalah saling

membantu meningkatkan kualitas masing-masing anggota kelompok belajar

siswa.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang

bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengantar yang ada pada bagian latar belakang di atas,

sebagai seorang guru memerlukan pembelajaran yang inovatif sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

Dan dapat ditarik suatu rumusan masalah dalam makalah ini tentang

bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas X SMK pada mata pelajaran siklus akuntansi?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini

adalah untuk mendeskripsikan rancangan implementasi pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran siklus akuntansi.

Harapan dari pendeskripsian rancangan implementasi pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata

pelajaran siklus akuntansi adalah agar bisa digunakan guru untuk

mengembangkan kreatifitas dalam membuat program kegiatan pembelajaran

di kelas dan sebagai masukan bahwa metode ini bisa dipakai sebagai salah

satu cara dalam meningkatkan kualitas siswa dalam kegiatan belajar dan juga

dapat mengukur peningkatan prestasi belajar siswa yang dalam pembelajaran

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

D. Proses Pembelajaran

Menurut W.S Winkel (1987:36), belajar adalah suatu aktivitas (baik

aktivitas mental maupun aktivitas psikis) yang berlangsung selama interaksi

aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hal lain juga diungkapkan oleh Jerome

S. Burner dalam bukunya Muhibbin Syah (2003:109-110), bahwa belajar

itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi

perubahan-perupahan yang bertahap. Perubahan-perubahan itu timbul

melalui tahap-tahap yang satu sama lainnya berkaitan secara berurutan dan

funsional. Proses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:

1. Tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar

memperoleh sejumlah keterangan menyangkut materi yang

akan diajarkan yang berfungsi memperdalam, memperhalus dan

menambah pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

2. Tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu di analisis,

diubah, dan di transformasikan kedalam bentuk yang lebih abstrak

atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.

Bagi siswa tahap ini lebih sulit apabila tidak dibimbing guru yang

kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk

melakukan pembelajaran.

(25)

3. Tahap evaluasi, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh

pembelajar dan pengajar. Evaluasi juga berisi penilaian

pengetahuan yang diperoleh dan apakah trasformasi itu dapat

dimanfaatkan untuk memahami gajala-gajala lain.

Sardiman (1986:22-23), juga memberikan beberapa pengertian belajar

adalah sebagai berikut:

1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu tidak

hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan tapi juga

berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap pengertian, harga diri,

minat, watak dan penyesuaian diri.

2. Belajar dalam arti luas merupakan kegiatan psiko-fisik menuju

perkembangan pribadi seutuhnya.

3. Belajar dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.

4. Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk

menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Sedangkan yang dimaksud proses pembelajaran adalah sebuah upaya

bersama antara pendidik dan peserta didik untuk berbagi dan mengolah

(26)

pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan.

Menurut Muhibbin Syah (2003:50-54), didalam sebuah proses pembelajaran

melibatkan beberapa aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan

aspek afektif. Aspek psikomotorik siswa merupakan mnifestasi wawasan

pengetahuan dan kesadaran serta sikap mental yang dapat difasilitasi lewat

adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan

eksperimental. Aspek kognitif difasilitas lewat berbagai aktifitas penalaran

dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek

afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan

tujuan terbentuknya kematangan emosional.

E. Prestasi Belajar

Dengan prestasi belajar dapat menunjukan bukti keberhasilan siswa

dalam suatu proses aktifitas belajar. Sebuah kegiatan belajar dapat pula

dikatakan berhasil apabila dengan usaha belajar tertentu mampu memberikan

prestasi belajar (Muhibbin Syah, 2009:135). Nawawi (1982:100),

mengartikan prestasi belajar adalah sebagai tingkat keterbatasan dalam

mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor

yang diperoleh dari hasil tes sejumlah mata pelajaran tertentu. Sedangkan

menurut Sutratinah (1984:43), prestasi belajar merupakan hasil penilaian dari

usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf

yang mencerminkan hasil dari sesuatu yang sudah dicapai anak. Maka dari itu

(27)

atau siswa dalam melakukan suatu kegiatan belajar pada sejumlah mata

pelajaran.

Menurut Muhibbin Syah (2009:144-155), ada beberapa faktor yang

bisa mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa).

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua

aspek, yakni:

a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegang

otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh yang

mempengaruhi intensitas dan semangat siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat

kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi

dan pengetahuan.

b) Aspek psikologis, pada aspek psilogis ini dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Di antara

faktor-faktor psikologis siswa yang pada umumnya dipadang lebih

esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap

siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motifasi siswa.

2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa).

Faktor eksternal juga terdiri dari dua macam, yaitu:

a) Lingkungan sosial, yakni lingkungan sosial siswa seperti

(28)

mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. sebagai contoh

misalnya para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku

yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik

khusunya dalam hal belajar (dapat menjadi daya dorong yang

positif bagi kegiatan belajar).

b) Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan rumah

tempat tinggal keluarga siswa. Rumah yang sepit dan berantakan

serta pekampungan yang terlalu padat yang tidat memiliki

sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan

mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat yang sebenarnya

tidak pantas untuk dikunjungi.

3. Faktor pendekatan belajar.

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang

digunakan dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses

belajar dalam mempelajari materi. Strategi dalam hal ini bearti

seperangkat langkah perasional yang direkayasa sedemikian rupa

untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan belajar.

F. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

(29)

pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep

dan menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Agus Suprijono

(2008:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih diarahkan

oleh guru. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dalam

pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan (Roger, David dalam

bukunya Agus Suprijono, 2008:58-61), yaitu:

a) Saling ketergantungan yang positif yang bertujuan untuk

menumbuhkan perasaan bahwa dirinya teritegrasi dalam kelompok,

pencapaian tujuan sukses apbila semua anggota kelompok mencapai

tujuan. Kelompok akan mengusahakan semua anggota akan mendapat

penghargaan yang sama dan peserta didik ditugasi untuk saling

mendukung terhadap siswa atau peserta didik lain dalam

kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

b) Tanggung jawab perorangan yang akan diberikan satu tes/evaluasi

atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi

kelompok.

c) Interaksi promotif yaitu dengan ciri-ciri: saling membantu secara

efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang

diperlukan, memproses informasi secara bersama, saling

(30)

mengembangkan argumentasi dan meningkatkan kemampuan

wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling memotivasi untuk

memperoleh keberhasilan brsama.

d) Ketrampilan sosial dimana siswa berbagi untuk saling mengenal dan

mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak

ambisius, saling menerima dan saling mendukung serta mampu

menyelesaikan konflik secara konstruktif.

e) Pemrosesan kelompok yaitu setiap siswa akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani

dalam kelompok kooperatif.

Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda. Dan model ini berfungsi untuk mencapai hasil belajar berupa

prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan pengembangan

ketrampilan sosial.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional

yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu

diorientasikan pada kegagalan orang lain. Ibrahim (2000:25-26)

menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:

a) Hasil belajar akademik yaitu dalam belajar kooperatif meskipun

(31)

atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat

bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa

model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai

siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan

dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan

dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas

yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu tujuan lain model

pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari

orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif

memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi

untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik

dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling

menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan keterampilan sosial yaitu tujuan penting ketiga

pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa

keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan

sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda

(32)

3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roestiyah (2001:17), ada beberapa keuntungan dan

kelemahan model pembelajaran kooperatif, antara lain:

a) Keuntungan pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah sehingga

siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan

informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi. sehingga dapat membantu anak untuk

respek pada orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai

individu dan kebutuhan belajarnya.

5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka atau

mereka akan lebih aktif dalam diskusi sehingga interaksi selama

kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berpikir.

6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

(33)

membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan

segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

b) Kelemahan pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Belajar dalam kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu

memimpin dan akan mengarahkan mereka yang kurang pandai.

2) Untuk memahami pembelajaran kooperatif memang butuh waktu,

bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya

dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

4. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan

langkah yang berbeda. Menurut Suyatno (2009:52-56), beberapa tipe

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a) Tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini termasuk untuk

pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim

dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota.

Keanggoatan campuaran menurut tingkat pretasi, jenis kelamin, dan

suku. Ciri-ciri pembelajaran ini yaitu kelas dibagi dalam kelompok

kecil. Tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen dan belajar

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan kuis.

Langkah-langkah pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1) Mengarahkan siswa untuk bergabung dalam kelompok.

(34)

3) Mendiskusikan bahan ajar atau modul secara kolaborasi.

4) Mempresentasikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi.

5) Mengadakan kuis individual dan buat perkembangan siswa atau

kelompok.

6) Mengumumkan rekor tim dam individu.

7) Memberikan penghargaan.

Secara ringkas prosedur pembelajaran ini adalah pengajaran, belajar

dalam tim, tes, dan penghargaan kelompok.

b) Tipe Jigsaw.

Tipe Jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dimana siswa

ditempatkan ke dalam tim beranggotakan enam orang untuk

mempelajari materi akademik yang telah dipecahkan menjadi

bagian-bagian untuk tiap anggota. Pengarahan informasi bahan ajar, buat

kelompok heterogen, berikan bahan ajar yang terdiri beberapa bagian

sesuai banyak siswa dalam kelompok. Buat kelompok ahli sesuai

bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi.

Kemudian kembali ke kelompok asal oleh anggota kelompok ahli,

penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Ciri-ciri pembelajaran ini adalah:

1) Setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok

asal.

2) Kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi

(35)

3) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar

informasi.

c) Tipe NHT (Nemberes Head Together).

Tipe NHT (Nemberes Head Together) adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengarahkan.

2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomer

tertentu.

3) Memberi persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok yang

sama tapi unuk siswa tidak sama sesuai dengan nomer siswa, tiap

siswa dengan nomer sama mendapat tugas yang sama) kemudian

bekerja kelompok.

4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomer siswa yang

sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi

kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap

siswa.

6) Mengumumkan hasil kuis dan memberi reward.

d) Tipe TPS ( Think Pais Share).

Model pembelajaran ini tergolong tipe kooperatif dengan prosedur

pembelajaran yaitu guru menyajikan materi klasikal, berikan

persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara

(36)

individual, buat sekor perkembangan, umumkan hasil kuis dan beri

reward.

e) Tipe GI.

Secara ringkas prosedur pembelajaran kooperatif tipe GI (Group

Investigation) yaitu pemilihan topik, perencanaan kooperatif,

implementasi, analisis dan sintesis serta presentasi hasil final da

evaluasi. Kelompok heterogen dengan orientasi tugas, recanakan

pelaksanaan investigasi, tiap kelompok mengivestigasi proyek tertentu

(bisa di luar kelas dan dalam lingkungan sekolah). Pengolahan data

dan penyajian data hasil investigasi, presentasi, kuis individual

kemudian umumkan hasil dan berikan reward. Jadi tipe GI merupakan

pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana

siswa menggunakan iquiri kooperatif, perencanaan, proyek dan

diskusi kelompok.

G. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam pembelajaran koooperatif tipe (STAD) siswa diberi

kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya

dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan

(Arindawati, 2004:83-84). Sedangkan menurut Salvin (2008:12), tujuan

utama pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa

(37)

menguasai meteri pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran

kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama (Salvin, 2008:143-140),

yaitu:

1. Penyajian kelas, yaitu menyampaiakn materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. dalam penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

2. Kegiatan kelompok, di dalam kegiatan kelompok ini siswa diharapkan

saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan

pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3. Kuis, pada tahap ini siswa diberi tes untuk dikerjakan secara mandiri

dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar

kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan

disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

4. Skor kemajuan (perkembangan) individu, skor kemajuan individu ini tidak

berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa

jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

5. Penghargaan kelompok yaitu pemberian predikat kepada masing-masing

kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan

kelompok.

Model koooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan

untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Dalam model

(38)

masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk dari

anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari

berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan

demikian model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berguna

untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada

kemampuan untuk membantu teman dalam memahami materi pelajaran.

Berikut ini beberapa karakteristik siswa yang sesuai dengan

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD),

yaitu:

1. Siswa yang terdiri dari berbagai kelompok mayoritas dan minoritas

(perbedaan agama, perbedaan suku dan perbedaan jenis kelamin). Siswa

dengan latar belakang dari kelompok mayoritas akan cenderung menguasai

kelas. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi mereka

kesempatan untuk saling mengenal lebih jauh sebagai individu yang sama,

serta apabila mereka saling bekerja sama dalam pijakan yang setara dan

akan menjadikan mereka untuk terus berteman sehingga tidak terus

menaruh prasangka antara satu sama lain.

2. Siswa yang terdiri dari latar belakang kemampuan akademik yang

berbeda-beda. Penghapusan perbedaan kemampuan akademik sangat

peting dilakukan untuk meningkatkan pretasi belajar semua siswa. Dengan

perubahan-perubahan praktik mengajar di sekolah akan menjadi pengaruh

(39)

dikelompokan secara heterogen untuk menghapus perbedaan kemempuan

akademik siswa.

3. Siswa yang cenderung bersikap individual dan kurang demokratis di dalam

kelas. Beberapa siswa yang terbiasa dengan perilaku yang individual akan

menyebabkan mereka sulit bersosialisasi dan bergaul dengan siswa lain.

Untuk itu pembelajaran kooperatif tipe STAD ini perlu bagi mereka untuk

menumbuhkan kesadaran kehidupan sosial adalah sisi yang juga sangat

penting dari kehidupan.

4. Siswa yang kurang termotivasi oleh pembelajaran konvensional yang

dilakukan guru. Kebanyakan siswa akan ramai sendiri di kelas jika mereka

sudah merasakan bosan terhadap pembelajaran dengan metode ceramah

karena mereka hanya sebagai pendengar dan mereka akan menjadi pasif.

Dengan Pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi siswa peluang

terjadinya proses partisipasi aktif dalam belajar dan akan terjadi dialog

interaktif baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.

H. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi

Menurut American Institut of Certified Publik Accountants (AICPA),

akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengemlompokan dan pengikhtisaran

menurut cara yang bearti dan dinyatakan dalam nilai uang dan kejadian yang

bersifat keuangan. Sedangkan American Accounting Association (AAA),

menyimpulkan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur

(40)

penilaian serta pengembalian keputusan secara jelas dan tegas bagi

pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut. Jadi, berdasarkan definisi di atas

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,

pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi.

2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan

berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak

yang memerlukan.

I. Kerangka Teoritik

Dengan pendekatan kelompok, dapat ditumbuh-kembangkan rasa

sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Dari belajar kelompok, anak

didik dibina untuk mengendalikan rasa egoisme yang ada dalam diri mereka,

sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas (Djamarah dan Aswan,

2010:55). Dalam pembelajaran kooperatif kekompakan dan komunikasi

dalam kelompoklah yang menyebabkan meningkatnya prestasi akademik

siswa. Dengan kelompok belajar ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab

bersama, jadi setiap anggota akan saling membantu untuk menutupi

kekurangan temannya dalam memahami materi pelajaran. Ada proses diskusi,

saling bertukar pendapat, menghargai pendapat teman, pembelajaran teman

sebaya, kepemimpinan dalam mengatur pembelajaran di kelompoknya

(41)

Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Division) antara lain guru menyampaikan suatu materi,

kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 atau

5 siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD dibanding pembelajaran

konvensional adalah siswa akan bekerjasama dalam satu kelompok untuk

memahami materi dan memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru.

Sehingga adanya kerjasama atau belajar bersama siswa ini diharapkan akan

meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih bisa memahami

materi dengan mempelajari secara bersama-sama dari pada hanya dijelaskan

oleh guru. Jadi, materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode

waktu yang lebih lama.

Kelas yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat dilihat siswa hanya tergantung dengan arahan dari guru, mengerjakan

tugas asal jadi sehingga mempengaruhi pretasi belajar siswa. Sedangkan yang

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah siswa akan terlihat

antusiasme untuk bekerja sama dalam satu kelompok dalam memecahkan

masalah yang telah diberikan oleh guru. Adanya kerjasama dalam

mempelajari materi ini maka diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar

siswa karena siswa akan lebih dapat memahami pelajaran siklus akuntansi

(42)

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada saat

melaksanakan Progran Pengalaman Lapangan II, ternyata masih ada beberapa

guru yang melakukan pembelajaran yang kurang inovatif (lembar observasi

selama PPL II terdapat pada lampiran III). Beberapa guru masih cenderung

menggunakan metode pembelajaran lama yaitu metode ceramah, dimana

metode ini memliki banyak kelemahan, diantaranya: membuat siswa menjadi

pasif, membuat siswa cenderung diperlakukan sama rata (yang pintar makin

pintar dan yang lemah makin tertinggal) dan membuat siswa sulit

menentukan gagasan sehingga siswa di kelas hanya menonton saja. Selain itu,

dengan pembelajaran seperti itu tidak mendidik siswa untuk mampu

bersosialisasi dan bekerja sama dengan baik. Dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) ini siswa dilatih

untuk menumbuhkan kemampuan bekerjasama, kreatif, berpikir kritis, dan

membantu teman dalam satu kelompok untuk memahami atau menguasai

materi pelajaran. Berdasarakan hal tersebut penulis ingin mendeskriksikan

implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

(43)

Secara garis besar pendeskriksian penerapan pembelajaran kooperatif

tipe student teams achievement divisions (STAD) ini direcanakan oleh

penulis dalam empat tahapan, yaitu: (1) Tahap penyusunan program

pembelajaran; (2) Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Tahap

observasi tindakan program pembelajaran; (4) Tahap refleksi program

tindakan pembelajaran.

1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran

Tujuan dalam penyusunan program tindakan pembelajaran ini adalah agar

dapat merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan di kelas sehingga

dapat meningkatan kualitas pembelajaran siklus. Di dalam penyusunan

program pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions

(STAD) perlu disediakan beberapa rencana awal, yaitu :

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terdapat pada lampiran I).

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan

dijabarkan dalam silabus. Langkah-langkah penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Mengisi kolom identitas.

2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang

telah ditetapkan.

3) Menetukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

(44)

4) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah

ditentukan.

5) Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau

pembelajaran yang terdapat dalam silabus.

Materi pada pembelajaran ini adalah siklus akuntansi. Siklus

akuntansi adalah proses sejak pencatatan transaksi sampai dengan

penyusunan laporan keuangan.

6) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran

kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD).

7) Menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,

inti, dan akhir. Ada beberapa langkah pembelajaran kooperatif tipe

student teams achievement divisions (STAD), yaitu:

9 Guru melakukan pengajaran dengan menyampaikan materi

pembelajaran yang mencakup pembukaan, pengembangan, dan

latihan terbimbing.

9 Siswa diminta berkumpul dalam kelompok untuk melakukan

kegiatan kelompok yaitu dengan mendiskusikan lembar kerja

yang diberikan. Dalam kegiatan kelompok ini diiharapkan siswa

saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami

bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang

(45)

9 Siswa diberikan kuis/ujian yang dikerjakan secara mandiri

dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah

belajar kelompok. Kemudian hasil kuis/ujian akan digunakan

sebagai hasil perkembangan individu dan akan disumbangkan

sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

9 Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing

kelompok berdasarkan hasil kuis/ujian. Penghargaan ini

diberikan dengan melihat skor kemajuan kelompok yang

diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing

anggota kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.

8) Menentukan alat/bahan/sumber belajar.

9) Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal.

b) Rencana pembagian siswa dalam bentuk kelompok (terdapat pada

lampiran II).

Sebelum memulai tindakan pembelajaran sebaiknya guru terlebih

dahulu membuat pembagian kelompok. Kelebihan pembagian

kelompok yang dilakukan terlebih dahulu oleh guru adalah untuk

menghemat waktu dalam tindakan pembelajaran dan kelebihan yang

lain adalah siswa tidak dapat memilih anggota kelompoknya, karena

jika siswa yang memilih sendiri akan cenderung memilih anggota

yang setara dengan kemampuaannya. Dalam pembagian kelompok ini

guru perlu terlebih dahulu mengidentifikasi data siswa menurut

(46)

membentuk kelompok yang heterogen. Dalam satu kelompok

usahakan terdiri hanya empat orang dan seaidainya jumlah siswa tidak

memungkinkan untuk dibagi empat. Guru bisa menempatkan sisa

pembagian siswa kedalam kelompok pertama atau kedua.

c) Menentukan skor awal siswa (terdapat pada lampiran II).

Skor awal siswa berfungsi untuk mengetahui perkembangan siswa

setelah melakukan pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement divisions (STAD). Skor awal dapat diambil dari hasil

nilai ujian siswa semester yang lalu atau nilai ujian/kuis pada

pembelajaran sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran 1) Pengajaran.

Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan yang

direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Pengajaran ini mencakup pembukaan, pengembangan dan pengarahan

praktis dari keseluruhan pelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa

dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

a) Pembukaan.

Guru menyampaikan pada siswa tentang siklus akuntansi

perusahaan jasa dan sampaikan kepada siswa mengapa siklus

akuntansi perusahaan jasa ini penting untuk mereka pelajari.

Tumbuhkan rasa ingin tau siswa tentang perusahaan jasa (misalnya

(47)

kehidupan siswa dan siswa diminta untuk mnyebutkan

perusahaan-perusahaan jasa yang mereka ketahui). Penyampaian ini bisa

menggunakan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki atau

dengan cara yang lain. Kemudian guru dapat menyuruh siswa

bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau

merangsang minat mereka pada pelajaran tersebut. Ulangi secara

singkat informasi-informasi tentang perusahaan jasa yang

merupakan syarat mutlak untuk membangkitkan rasa ingin tau

siswa dalam kelompok.

b) Pengembangan.

Guru mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa

yang akan dipelajari siswa mulai dari definisi perusahaan jasa,

ciri-ciri perusahaan jasa dan berbagai transaksi keuangannya untuk

dikembangkan dalam kelompok karena pembelajaran kooperatif ini

menekankan bahwa belajar adalah memahami makna bukan

menghapal. Guru hendaknya mengontrol pemahaman siswa

sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan

guru juga berkewajiban memberi penjelasan terhadap jawaban

siswa (jika jawaban siswa tersebut benar mengapa benar dan jika

jawaban siswa salah mengapa salah). Jika siswa sudah mampu

memahami definisi perusahaan jasa, ciri-cirinya dan berbagai

(48)

berpindah pada pengertian jurnal, bentuk jurnal sampai ke

langkah-langkah dalam membuat jurnal pada perusahaan jasa.

c) Latihan Terbimbing.

Guru menyuruh semua siswa untuk menjawab atau menyelesaikan

soal atau pertanyaan yang diberikan guru. Sebaiknya siswa

dipanggil secara acak untuk menjawab atau menyelesaikannya. Hal

ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik

mungkin. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua soal dan

langsung diberikan umpan balik. Di dalam latihan terbimbing ini

pemberian tugas kelas tidak boleh dilakukan karena akan menyita

waktu yang terlalu lama.

2) Belajar Kelompok.

Selama masa belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah

menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu

kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar

kegiatan beserta lembar jawaban (terdapat pada lampiran I). Pada

proses ini dapat berfungsi untuk melatih ketrampilan yang sedang

siswa pelajari dengan tujuan untuk menilai diri mereka dan teman satu

kelompok dalam. Guru sebaiknya berkeliling kelas dari satu kelompok

ke kelompok yang lain untuk mengontrol aktifitas siswa dalam

kelompok. Pada saat pertama kali kelas menggunakan pembelajaran

kooperatif ini, sebaiknya guru perlu memberikan bantuan dengan cara

(49)

siswa punya rasa tanggung jawab terhadap teman dalam kelompok

untuk mempelajari materi, benar-benar dapat mengasai materi dan

selalu memberi bantuan untuk dapat menguasai materi. Pada dasarnya

langkah-langkah yang sebaiknya guru lakukan adalah:

a) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga

atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang

dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa

harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan

temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu

pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab

menjelaskannya.

b) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai

mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai

sempurna dalam ujian/kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar

kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan

diserahkan. Jadi, penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan

untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka

pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai

pertanyaan, seharusnya mereka menanyakan dulu kepada teman

sekelompoknya sebelum bertanya kepada guru.

c) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam

kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya

(50)

3) Ujian/kuis.

Bagikan lembar soal ujian/kuis dan lembar untuk menjawab ujian/kuis

kepada siswa. Siswa diberi waktu sesuai dengan ketentuan untuk

mengerjakannya. Ujian/kuis tersebut dikerjakan siswa bukan dalam

kelompok melainkan dikerjakan secara pribadi (terdapat pada

lampiran I). Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah

diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil ujian/kuis akan

digunakan sebagai poin kemajuan/perkembangan individu dan

disumbangkan dalam poin kemajuan/perkembangan kelompok.

4) Penghargaan Kelompok.

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai/skor dari hasil ujian/kuis individu yang telah

dilakukan siswa (terdapat pada lampiran II) dan memberikan poin

kemajuannya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (terdapat

pada lampiran II) yang akan disumbangkan untuk memberi predikat

atau penghargaan kepada tiap-tiap kelompok (terdapat pada lampiran

II). Pemberian predikat atau penghargaan kelompok berdasarkan dari

poin kemajuan individu yang kemudian djadikan satu dengan poin

kemajuan semua teman satu kelompoknya untuk dihitung nilai

rata-ratanya. Bagi kelompok yang berpredikat paling atas sebaiknya diberi

semacam penghargaan untuk memotivasi kelompok yang lainnya.

3. Observasi Tindakan Program Pembelajaran

Observasi tindakan program pembelajaran dilakukan untuk mengontrol

(51)

student teams achievement divisions (STAD) dan untuk mengetahui

perkembangan belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif

tipe student teams achievement divisions (STAD). Metode observasi

dipilih karena merupakan cara yang paling efektif untuk memperoleh

gambaran tentang kesuksesan suatu proses pembelajaran yang terjadi.

Dalam observasi ini, guru perlu menyiapkan instrumen-instrumen

observasi sebagai data untuk menentukan ketercapaian hasil pembelajaran.

Dengan observasi ini dapat diperoleh gambaran tentang kehidupan sosial

dalam proses pembelajaran di kelas yang sukar untuk diketahui dengan

metode lainnya. Ada tiga objek yang menjadi tujuan dari observasi ini,

yaitu:

a) Observasi kelas (instrumen observasi kelas terdapat pada lampiran IV).

Observasi kelas dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran

kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) sedang

berlangsung. Observasi ini dilakukan karena kelas merupakan wahana

paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta

didik di sekolah.

b) Observasi guru (instrumen observasi guru terdapat pada lampiran IV).

Guru di dalam kelas mempunyai tugas dan tanggung jawab

menciptakan, mengatur, dan mengelola kelas secara efektif dan

menyenangkan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa. Oleh karena itu guru perlu menggali data untuk mengetahui

apakah pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dapat diterima

(52)

guru bisa memperoleh gambaran tentang pembelajaran yang telah

disajikan dan dapat mengetahui bahwa apakah guru benar-benar

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c) Observasi siswa (instrumen observasi siswa terdapat pada lampiran

IV).

Observasi ini bertujuan untuk memantau apakah siswa benar-benar

melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi ini

menyangkut siapa saja siswa yang terlibat dalam kegiatan yang diamati,

apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan

tersebut, bagaimana kedudukan mereka dalam kegiatan tersebut,

kegiatan menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang

mendorong mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut,

serta akibat dari kegiatan tersebut. Ada beberapa unsur harus diterapkan

dalam observasi siswa, yaitu:

a) Saling ketergantungan positif.

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti

kegagalan kelompok.. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian

individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian setiap siswa

memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai

pada kelompoknya.

(53)

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Sehingga

masing-masing anggota kelompok akan melaksanakan tanggung jawabnya

sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan.

c) Tatap muka.

Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan masing-masing.

d) Komunikasi antar anggota.

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. Disinilah peranan

guru untuk memotivasi siswanya agar berani mengutarakan

pendapatnya. Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat

dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan

pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

4. Refleksi program tindakan pembelajaran

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan

hasil pembelajaran. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera

(54)

untuk mengevaluasi pengalaman-pengalaman dalam pembelajaran dan

perencanaan pembelajaran berikutnya.

J. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah pembelajaran

kooperatif tipe STAD telah mencapai sasaran secara efektif dan juga

berfungsi untuk melihat peningkatkan prestasi belajar siswa. Evaluasi

dilakukan dengan pedoman dari data hasil observasi dan dari refleksi yang

telah dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi sangat di

(55)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran siklus akuntansi akan berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi, metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat digunakan dalam materi yang lainnya. Disini siswa juga dilatih dalam hal bersosialisai yang diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami pelajaran dan menyelesaikan permasalahan. Hasil kemajuan siswa yang dilakukan pengukuran dengan kuis dapat digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan dapat disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

Implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran siklus akuntansi dilakukan melalui empat tahap, yaitu: (1) Penyusunan program pembelajaran; (2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Observasi tindakan program

pembelajaran; (4) Refleksi program tindakan pembelajaran.

Hal yang tidak kalah penting adalah melakukan evaluasi pada setiap periode pembelajaran. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk melihat peningkatkan dan melihat seberapa tingkat ketercapaian proses pembelajaran

(56)
(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bermawi Munthe. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Djamarah, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Harnanto. 1983. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hendi Sumantri. 2008. Memahami Akuntansi SMK: Pustaka Pelajar.

Agus Supriyanto. 2008. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Jakarta

Irwanto. 1988. Psikologi Umum. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atmajaya. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Nawawi. 1982. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, edisi ke delapan: jilid

dua. Jakarta: PT. Indeks

Slavin, R.E. 2008. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktek. Jakarta: PT. Indeks.

Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

(58)

Suwandi. 2010. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Persindo.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suryobroto. 1986. Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam Proses Belajar-mengajar. Yogyakarta: Amarta Buku.

(59)

LAMPIRAN I

Lamp. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lamp. 2 : Hand Out

Lamp. 3 : Lembar Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 4 : Lembar Kerja Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 5 : Kunci Jawaban Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 6 : Kuis Individu

Lamp. 7 : Lembar Kerja Kuis Individu Lamp. 8 : Kunci Jawaban Kuis Individu

(60)

Lampiran 1 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK XXXX Mata Pelajaran : Siklus Akuntansi

Kelas/Semester : X/Dua

Tahun Pelajaran : 20XX/20XX

Stándar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa.

Kompetensi Dasar : 1. Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit.

2. Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.

Indikator : 1. Menjelaskan ciri-ciri perusahaan jasa.

2. Membedakan antara bukti transaksi keuangan internal dan eksternal.

3. Menjelaskan fungsi jurnal.

4. Membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit.

A. Tujuan Pembelajaran

(61)

2. Siswa mampu membedakan antara bukti transaksi keuangan internal dan eksternal.

3. Siswa mampu menjelaskan fungsi jurnal.

4. Siswa mampu membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi. B. Materi Pembelajaran

Transaksi keuangan pada perusahaan jasa. 1. Definisi dan ciri-ciri perusahaan jasa.

2. Transaksi keuangan dan bagan siklus akuntansi. 3. Pengertian dan fungsi jurnal.

4. Bentuk jurnal.

5. Langkah-langkah dalam membuat jurnal. C. Pendekatan

Kontekstual.

D. Metode Pembelajaran

Menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. E. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Pengajaran

a. Pembukaan

• Guru mengucapkan salam pembuka.

• Guru menyampaikan pada siswa tentang

siklus akuntansi perusahaan jasa dan

(62)

sampaikan kepada siswa mengapa

siklus akuntansi perusahaan jasa ini

penting untuk mereka pelajari.

• Kemudian guru dapat menyuruh siswa

berkumpul dalam kelompok yang telah

ditentukan berdasarkan peringkat siswa

secara heterogen dan menjelaskan

kinerja dan fungsi dari kelompok itu.

b. Pengembangan

• Guru mengembangkan materi

pembelajaran sesuai dengan apa yang

akan dipelajari siswa mulai dari definisi

perusahaan jasa, ciri-ciri perusahaan

jasa dan berbagai transaksi

keuangannya untuk dikembangkan

dalam kelompok.

• Guru mengontrol pemahaman siswa

dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan dan guru juga berkewajiban

memberi penjelasan terhadap jawaban

siswa.

• Jika siswa sudah mampu memahami

definisi perusahaan jasa, ciri-cirinya dan

3 menit

20 menit

10 menit

(63)

berbagai transaksi keuangan dalam

perusahaan jasa maka guru lekas

berpindah pada pengertian jurnal,

bentuk jurnal sampai ke

langkah-langkah dalam membuat jurnal.

c. Latihan terbimbing

• Guru memberikan pertanyaan satu atau

dua soal saja kepada siswa untuk didiskusikan dalam kelompok sebagai pemanasan. dan semua siswa disuruh untuk menjawab atau menyelesaikan

soal tersebut.

• Siswa dipanggil secara acak untuk

menjawab dan guru langsung memberi

umpan balik.

2 menit

3 menit

2. Belajar kelompok

• Siswa diberi lembar kegiatan beserta

lembar jawaban untuk di selesaikan

dalam kelompok.

• Kelompok mendiskusikan lembar kerja

yang diberikan dan siswa diminta untuk

saling membantu sesama anggota

kelompok untuk memahami bahan

5 menit

(64)

pelajaran dan menyelesaikan

permasalahan yang diberikan. Selama

masa belajar kelompok, guru selalu

menekankan bahwa tugas anggota

kelompok adalah menguasai materi

yang diberikan guru dan membantu

teman satu kelompok untuk menguasai

materi tersebut. Sementara siswa

bekerja dalam kelompok, guru

berkeliling dalam kelas dan memuji

kelompok yang semua anggotanya

bekerja dengan baik.

3. Kuis/ujian

• Siswa diberi kuis yang dikerjakan

secara mandiri dengan tujuan untuk

mengetahui keberhasilan siswa setelah

belajar kelompok. Siswa diberi waktu

sesuai dengan ketentuan untuk

mengerjakannya.

• Siswa diminta menukarkan lembar

kerja kuis mereka dengan meja

sebelahnya untuk dicocokan

bersama-sama.

30 menit

(65)

• Nilai kuis kemudian dibandingkan

dengan nilai kuis yang lalu untuk mengetahui poin kemajuan siswa.

5 menit

4 Penghargaan kelompok

• Menghitung nilai rata-rata kelmpok dari

semua poin kemajuan dari anggota kelompok.

• Pemberian predikat kepada

masing-masing kelompok.

10 menit

5 menit

5 Refleksi

• Guru dan siswa melakukan refleksi setelah

pembelajaran berakhir.

5 menit

F. Tugas Terstruktur

1. Kegiatan kerja kelompok yang berhubungan dengan materi. G. Sumber dan Alat

1. Alat Pembelajaran. a) Papan tulis. b) Hand out.

c) Lembar kerja kelompok. 2. Sumber Pembelajaran.

(66)

c) Dasar-dasar Akuntansi. Al. Haryono Yusup. H. Penilaian

1. Penilaian Kognitif

a) Tes lisan dengan beberapa pertanyaan.

b) Nilai kuis dengan hasil peningkatan nilai individual dan kelompok. 2. Penilaian Afektif

a) Dengan pengamatan.

Yogyakarta,

Guru Mata Pelajaran

(67)

Lampiran 2 : Hand Out

A. Definisi dan Ciri-ciri Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai pelayanan seperti kemudahan, keamanan, atau kenikmatan kepada pelanggan atau kepada anggota masyarakat yang memerlukannya. Ciri-ciri perusahaan jasa adalah perusahaan yang memproduksi produk tidak berwujud yang bertujuan mencari laba, meskipun dalam menjalankan usahanya perusahaan jasa menggunakan faktor-faktor produksi berwujud, misalnya: penerbangan dan bengkel.

1. Bidang-bidang usaha jasa:

a) Transportasi: perusahaan taksi, bus. b) Komunikasi: pengusaha radio, wartel. c) Hiburan: bioskop, taman hiburan.

d) Reparasi/pemeliharaan: bengkel, service tv. e) Persewaan: persewaan gedung, alat-alat berat. f) Keahlian perorangan: penjahit salon.

g) Profesi: kantor akuntan, notaris. h) Keuangan: bank.

i) Pertanggungan: asuransi. 2. Ciri-ciri perusahaan jasa:

a) Kegiatan usahanya selalu membantu orang lain/badan lain dengan menerima balas jasa.

b) Pembelian barang oleh perusahaan jasa (bahan habis pakai/perlengkapan dan peralatan) tidak untuk diolah tetapi untuk memberikan pelayanan kepada pemakai jasa.

c) Pendapatannya diperoleh dari penjualan jasa.

Referensi

Dokumen terkait

Tulislah jawaban Anda pada lembar jawaban ujian yang tersedia sesuai dengan petunjuk yang diberikanlu. Anda dapat menggunakan bagian yang kosong dalam berkas soal untuk

Gunasti Hudiwinarsih, Ak.,M.Si yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu1. Ibu

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Kuala Penet serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Skripsi yang berjudul “ Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam mendukung keberhasilan pembangunan desa (studi deskriptif Desa Sena, kacamatan Batang Kuis,..

Arti umum yang dapat diartikan dengan R- 13 dengan KtB ialah ‗mirip.Pada data atau pada cerita tidak ditemukan penggunaan kata reduplikasi tipe R-13 dan dalam

b) tambahkan bilasan ke dalam cawan penguap, ulangi pembilasan sampai tiga kali; c) lakukan langkah-langkah sesuai pada 4.5.1 butir c) sampai m).. b) Gunakan alat gelas

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan Konstruksi HRS-Base dalam kawasan Perumahan RSS Oesapa dan

/APBD-P/2015 tanggal 15 September 2015, pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) GedungDiklatdanFasilitasPendukungLainnya,maka peserta yang masuk dalam