• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MTK 1005195 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MTK 1005195 Chapter3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

PRODUK SILANG PADA ALJABAR-

C*

Pada bab ini terdapat beberapa konsep aljabar yang terkait dengan produk

silang pada aljabar- ∗ dengan aksi automorfisma dan beberapa contoh dari

konsep tersebut. Pada bab ini juga dijabarkan konsep produk silang penuh dan

tereduksi dari suatu sistem dinamik yang diberikan.

3.1 Sistem Dinamik

Pada subbab ini akan dijelaskan konsep sistem dinamik. Sistem dinamik

memuat suatu aksi, oleh karena itu sebelumnya akan dijelaskan definisi dari aksi.

Definisi 3.1.1: Aksi dari Grup pada Suatu Himpunan

Misalkan grup abelian dan � suatu himpunan. Aksi dari pada X adalah

pemetaan �: × � → �, , ⟼ yang memenuhi:

(i) � = , ∀ ∈ � dimana � unsur identitas dari ,

(ii) = , ∀ , ∈ , ∈ �.

Jika adalah grup topologi dan � adalah ruang topologi, maka aksi tersebut

dikatakan kontinu jika , ⟼ adalah kontinu.

Contoh 3.1.2:

Misal grup dan himpunan � = dengan topologi diskrit adalah semua fungsi

kontinu : → . Misal ⊆ himpunan buka, perhatikan bahwa ada dua

kondisi untuk − yaitu

(i) − = ∅ ∈ � ,

(2)

Misal × � → � diberikan oleh , ⟼ . Akan ditunjukkan bahwa

pemetaan tersebut adalah sebuah aksi kontinu.

(i) Akan ditunjukkan = ∀ ∈ �.

Ambil sembarang himpunan buka di yaitu dimana ⊆ . Perhatikan

bahwa perhatikan bahwa ada dua kondisi untuk − , yaitu − =

∅ dan − ≠ ∅. Untuk kasus − = ∅, karena ∅ ∈ � maka

∈ � . Untuk ≠ ∅, karena = maka

∈ � . Karena prapeta dari himpunan buka adalah buka maka

⟼ kontinu.

Definisi 3.1.3: Sistem Dinamik (Rosjanuardi & Albania, 2012:101)

Misal adalah grup, adalah aljabar-C* dan didefinisikan Aut ≔

{�: → |� isomorfisma −∗}. Grup dikatakan beraksi pada bila terdapat homomorfisma grup �: → Aut . Selanjutnya sistem , , � dikatakan

sebagai sistem dinamik dalam hal ini dua himpunan yang berbeda strukturnya,

yaitu dan dihubungkan oleh aksi yang homomorfisma �.

(3)

Perhatikan jika → ∞ maka −� → ∞.

(iii) Akan ditunjukkan � pemetaan

Ambil , ∈ ℝ dengan = . Maka

= ⇔ −� = −�

(4)

⇔ −� = −� ∀ ∈ ℝ

⇔ �� = �� ∀ ∈ ℝ

∴ � pemetaan.

(iv) Akan ditunjukkan � homomorfisma grup.

Ambil , ∈ ℝ dan ∈ ℝ maka

�� +� = � +�

= ( − � +� )

= −� −�

= −� −�

= �� �

= �� (�� )

∴ � homomorfisma grup.

(v) Akan ditunjukkan � homomorfisma.

Ambil � , � ∈ ℝ dan ∈ ℝ

�� + = + �

= + −�

= −� + −�

= �� + ��

= �� + ��

(5)

(vi) Akan ditunjukkan � = � .

Ambil � , � ∈ ℝ dan ∈ ℝ

�� = �

= −�

= −� −�

= �� ��

= (�� �� )

∴ �� = �� �� .

(vii) Akan ditunjukkan � � = �� .

Ambil � ∈ ℝ , ∈ ℝ dan � ∈ ℂ

�� � = � �

= � −�

= ���

∴ �� � = ��� .

(viii)Akan ditunjukkan � ∗ = (� )∗ .

Ambil � ∈ ℝ dan ∈ ℝ

�� ∗ = ∗ �

= ∗ −�

= ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅−� (karena adjoin dapat dipandang sebagai konjugasi)

= �̅̅̅̅̅̅̅̅̅�

(6)

∴ �� ∗ = (�� )∗ .

Berdasarkan (v), (vi), (vii) dan (viii) maka � adalah homomorfisma-*.

(ix) Akan ditunjukkan � injektif.

Ambil , ∈ ℝ sedemikian sehingga � = �

Maka

�� = ��

−� = −� .

Perhatikan bahwa −� ∈ ℝ maka

� −� = � −�

= .

∴ �� injektif.

(x) Akan ditunjukkan � onto.

Ambil fungsi ∈ ℝ akan ditunjukkan untuk suatu ∈ ℝ

sedemikian sehingga = � untuk setiap ∈ ℝ berlaku

�� = � = −� = ∀ ∈ ℝ

Pilih ∈ ℝ sedemikian sehingga

= −� ∀ ∈ ℝ.

Diperoleh

�� = �

= −�

= −� �

(7)

∴ �� onto.

Berdasarkan (i) sampai (x) diperoleh � adalah aksi dari = ℝ melalui

automorfisma sedemikan sehingga ℝ , ℝ, � adalah sistem dinamik.

Definisi 3.2.5: Representasi Kovarian (Rosjanuardi & Albania, 2012:101)

Misalkan , , � adalah sistem dinamik yang terdiri dari aljabar-C* , grup

dan aksi � yang merupakan homomorfisma �: → Aut . Sebuah representasi

kovarian dari , , � adalah pasangan �, dimana �: → adalah

representasi yang unital, dan : → representasi uniter yang memenuhi:

�(� � ) = � � ∗ , ∀ ∈ , � ∈ .

Contoh 3.2.6:

Misal ℎ ∈ Homeo Τ dimana memenuhi

ℎ ≔ − ���

dan misal Τ , ℤ, α adalah sistem dinamik yang memenuhi

�� = ( − ��� ).

Lalu dimisalkan suatu representasi : Τ → ( Τ ) yang memenuhi

ℎ ≔ ℎ

dan suatu representasi uniter : ℤ → ( Τ ) yang memenuhi

�ℎ ≔ ℎ( − ��� ).

Akan ditunjukkan bahwa , adalah representasi kovarian

� �∗ℎ = �∗ℎ( − ��� )

= ( − ��� )

�∗ℎ( − ��� )

(8)

= �� ℎ

Maka terbukti , adalah representasi kovarian dari Τ , ℤ, α .

3.2 Produk Silang

Pada subbab ini akan dijelaskan perbedaan produk silang penuh dengan

produk silang tereduksi.

Definisi 3.2.1: Produk Silang (Rosjanuardi & Albania, 2012:101)

Misalkan , , � adalah sistem dinamik yang terdiri dari aljabar-C* , grup

dan aksi yang homomorfisma �: → Aut . Produk silang dari , , � adalah

sistem , � , � yang terdiri dari aljabar-C* (aljabar-C* dinotasikan dengan

⋊� ), homomorfisma unital � : → ⋊� dan homomorfisma ��: →

⋊� yang memenuhi:

(i) Pasangan � , � adalah kovarian,

(ii)Untuk setiap representasi kovarian �, dari , , � terdapat

representasi unital � × dari sedemikian sehingga � × °� = � dan

� × °�� = ,

(iii) Aljabar-C* ⋊ dibangun oleh {� � |� ∈ } ∪ {� | ∈ }.

3.2.1 Produk Silang Penuh dan Produk Silang Tereduksi (Sierakowski,

2009:6)

Diberikan suatu sistem dinamik , , � yang terdiri dari aljabar-C* ,

grup dan aksi yang homomorfisma �: → Aut A . Misal didefinisikan

representasi kovarian �, yang terdiri dari representasi uniter : → dan

representasi unital �: → sedemikian sehingga

�(� � ) = � � ∗

untuk setiap � ∈ dan ∈ . Selanjutnya didefinisikan

(9)

Himpunan fungsi , dilengkapi dengan konvolusi untuk setiap ∈

∗ = ∑ � ( − )

∈�

untuk setiap ∈ dan operasi involusi

dengan representasi kovarian �̅, , yang diberikan oleh

Referensi

Dokumen terkait

Dari AR dilakukan revisi terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan sebelumnya sehingga akan dihasilkan suatu bahan ajar yang ideal, yaitu bahan ajar yang

Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi yang berkaitan dengan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk menghindari penafsiran yang berbeda. Adapun

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam melakukan penelitian harus menggunakan suatu cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan dari penelitian yang valid. Oleh karena

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.

) diperlukan untuk memahami definisi distribusi Schwartz yang akan dijelaskan pada subbab 3.3.. Ruang fungsi uji ini akan menjadi domain

Setelah instrumen selesai dikerjakan, maka akan berlanjut bagaimana cara menggunakan instrumen tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, peneliti menggunakan

Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis akan membahas analisis Quick Count dengan menggunakan sampling berkelompok pada Pemilu Walikota Bandung 2013.. 1.2

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa istilah. Oleh karena itu, dalam definisi operasional akan dijelaskan beberapa istilah tersebut dan akan dibatasi