Dede Elis Ernawati , 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah merupakan media manusia berpikir secara abstrak,
yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi
simbol-simbol abstrak. Selain itu juga, bahasa adalah medium tanpa batas
yang membawa segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan
pemahaman manusia. Oleh karena itu memahami bahasa akan
memungkinkan untuk memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia.
Tidak hanya itu saja, dengan menggunakan bahasa, ilmu dan teknologi
dapat dikembangkan sehingga dapat membentuk serta mengembangkan
nilai-nilai moral dan kehidupan.
Bahasa merupakan salah satu budaya bagi manusia. Karena bahasa
diciptakan dan dikembangkan untuk memudahkan berkomunikasi dan
bersosialisasi. Oleh karena itu, melalui bahasa manusia dapat mengenal
suatu budaya. Sehingga bahasa dapat dikatakan sebagai alat penerus dan
pengembang kebudayaan.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi. Dengan pembelajaran bahasa, diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Selain itu juga, bahasa digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. (Depdiknas, 2009: 100).
Sebagaimana di negara-negara lain yang memiliki bahasa resminya
sendiri, maka di Negara Republik Indonesia pada tanggal 28 oktober 1928
diresmikan suatu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia yang seharusnya
adalah bahasa Melayu. Nama baru ini yaitu bahasa Indonesia bersifat
politis, sejalan dengan nama negara yang diidam-idamkan negara
indonesia dan satu bangsa bersatu yaitu bangsa Indonesia. Sebenarnya
secara perlahan-lahan tetapi terus menerus berkembang dengan tetap dan
mantap, dan pada waktu akhir-akhir ini menjadi demikian pesatnya,
sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi suatu bahasa baru. (Chaer,
2006:3).
Sebagai bahasa nasional/bahasa resmi Negara Republik Indonesia,
bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi diantara anggota bangsa yang
berbeda. Hal ini dikarenakan tidak mungkin komunikasi dapat dilakukan
dalam salah satu bahasa daerah dari anggota suku bangsa itu. Komunikasi
lebih mungkin dilakukan dalam bahasa Indonesia, maka akan terciptalah
perasaan “satu bangsa” diantara anggota suku-suku bangsa itu. (Chaer, 2006:4).
Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa pengantar pada setiap
macam sekolah serta bahasa penghubung antara setiap orang bangsa
Indonesia dengan yang lain, sehingga mempunyai fungsi sosial yang
sesungguhnya (Bakrie. 1981:4). Dengan adanya bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar di sekolah ini akan memudahkan komunikasi antara guru
dan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di sekolah adalah
Bahasa Indonesia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia
meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses berpikir
yang mendasari bahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (2009:2)
yang menyatakan bahwa:
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Setiap guru pada umumnya atau guru bahasa pada khususnya harus benar-benar memahami bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa: terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.
Keterampilan apapun tidak akan terwujud tanpa dasar-dasar
pengetahuan secara langsung dan tanpa latihan yang sungguh-sungguh.
Demikian juga halnya dengan keterampilan berbahasa, selain mengetahui
Dede Elis Ernawati , 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sungguh-sungguh. Hal ini perlu dilakukan agar semua aspek dalam
keterampilan berbahasa dapat terkuasai.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini
merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi
lokal, regional, nasional, dan global. (Depdiknas, 2009: 100).
Melalui pembelajaran bahasa Indonesia sejak dini, seorang anak
dibekali kemampuan dasar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Dengan pembelajaran bahasa Indonesia, seorang anak dapat
berkomunikasi sesuai dengan etika yang berlaku di masyarakat baik secara
lisan maupun tulis.
Bahasa yang harus dikembangkan tidak hanya dalam bentuk bahasa
lisan, namun juga bahasa tulis. Karena bahasa tulis pun memiliki peranan
yang sangat penting. Melalui tulisan,manusia dapat menuangkan segala
sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaannya.
Menulis merupakan kegiatan pengungkapan gagasan secara
tertulis, yang berbeda dengan kegiatan pengungkapan gagasan secara lisan.
Penulis bebas untuk mengekspresikan segala perasaannya ke dalam suatu
tulisan.
Sebagaimana kita ketahui, keterampilan menulis merupakan salah
satu keterampilan bahasa yang bersifat produktif dan sangat penting untuk
dikuasai, apalagi di zaman teknologi dan informasi saat ini. Karena
menulis merupakan salah satu keterampilan yang dapat meningkatkan
tujuan ke dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, agar maksud dan tujuan
tercapai dengan baik, seseorang harus memiliki kemampuan menulis
dengan baik. Menurut Tarigan (2008:4). “Dalam kehidupan modern ini
jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Dapat dikatakan
bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang
terpelajar atau bangsa yang terpelajar”.
Sehubungan dengan ini, Morsey (Tarigan, 2008:20) memandang
bahwa menulis merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi
atau mempengaruhi orang lain mengenai suatu hal. Sebagaimana
dikemukakannya yaitu:
Tulisan digunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan serta mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh penulis yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya dengan jelas (mudah dipahami). Kejelasan tersebut bergantung pada pikiranm susunan/organisasi, penggunaan kata-kata, dan struktus kalimat yang tepat.
Tarigan (2008:20) berpendapat bahwa ”kemajuan suatu bangsa dan
negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa
tersebut”. Maju atau tidaknya komunikasi tulis dapat dilihat dari hasil
tulisan yang terdapat di negara tersebut, baik bersifat regional, nasional,
maupun internasional. Tulisan tersebut dapat berupa artikel, jurnal,
makalah, buku, ataupun majalah.
Sayangnya, kemampuan menulis bangsa Indonesia sangat rendah
jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini ditandai dengan jumlah
artikel jurnal ilmiah yang ditulis oleh peneliti Indonesia yang masih
terbatas.
Dede Elis Ernawati , 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
262 publikasi yang dibuat oleh bangsa Indonesia. Nilai tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan pencapaian Korea Selatan
sebanyak 22271 artikel.
( http://faviandewanta.wordpress.com/2012/08/20/saudara-kembar-yang-berbeda-nasib-catatan-perjalanan-indonesia-dan-korea-selatan/). [11 Januari 2014].
Hal ini tidak jauh berbeda dengan fakta di lapangan yaitu di SD
Negeri Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Fakta
selama melakukan PLP di sekolah ini menunjukkan bahwa masih banyak
permasalahan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran menulis.
Dari hasil wawancara dengan siswa, pengamatan di kelas, serta diskusi
dengan guru kelas, ternyata siswa kurang tertarik untuk mengikuti
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis. Rata-rata
karangan siswa di bawah KKM. Beberapa hal yang diduga menjadi
penyebabnya yaitu:
1. Siswa kurang memiliki rasa percaya diri pada kemampuannya.
Siswa merasa kurang mampu dalam memulai untuk menulis,
padahal sebenarnya mereka mampu, namun perlu ada bimbingan
yang lebih intensif dari guru.
2. Siswa belum terampil menggunakan kata-kata yang sesuai
dengan EYD. Ini terbukti dengan karangan yang dibuat siswa
ketika sebelum siklus. Masih banyak kata-kata yang digunakan
siswa dalam menulis karangan yang tidak sesuai dengan EYD.
Hal ini dikarenakan siswa kurang terbiasa menulis dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD.
3. Siswa kesulitan memunculkan gagasan dalam menulis. Ketika
siswa disuruh untuk membuat suatu karangan mereka
kebingungan untuk memulainya, sehingga waktu pembelajaran
banyak tersita dalam hal ini.
4. Siswa belum terampil membuat kerangka karangan yang padu
dan efektif. Hal ini terlihat dari karangan yang dibuat oleh siswa
sama. Hal ini karena ketika membuat karangan siswa terbiasa
tidak membuat kerangka karangan terlebih dahulu.
5. Siswa belum terampil dalam menempatkan tanda baca.
Kebanyakan karangan yang dibuat siswa sebelum siklus kurang
tepat dalam penempatan tanda bacanya.
6. kurangnya menciptakan komunikasi arus balik atau komunikasi
dua arah dalam penyampaian materi pelajaran, dan kurangnya
memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengkomukasikan
hasil tulisannya. Biasanya guru kelas hanya meminta siswa
membuat karangan tanpa memeriksanya atau pun meminta siswa
membacakannya di depan kelas. Sehingga siswa kurang mengerti
karangan yang benar itu seperti apa bentuknya.
Padahal, menulis adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan
siapapun dapat mengekspresikan segala perasaannya ke dalam suatu
tulisan. Begitu pun dengan siswa, mereka dapat mengekspresikan segala
hal yang mereka pikirkan dan rasakan ke dalam sebuah tulisan.
Dalam mengajarkan keterampilan menulis diperlukan sebuah
kepekaan untuk mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien.
Maksud dari kepekaan dalam hal ini adalah mengenai kemampuan guru
dalam menciptakan suasana belajar dan mengajar yang menyenangkan.
Oleh karena itu, seorang guru haruslah profesional, guru harus memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik agar dapat menyampaikan bahan
ajar secara jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa sejalan dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Seorang guru harus dapat mengembangkan ilmu secara
profesional, ini berarti guru tidak hanya dituntut menguasai materi ajar
atau mampu menyajikan bahan ajar secara tepat tetapi juga harus mampu
menganalisis dan mengembangkan kegiatan mengajarnya. Kemampuan ini
berkaitan dengan kegiatan penelitian tindakan kelas yang merupakan
Dede Elis Ernawati , 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melaksanakan pembelajaran serta mampu menafsirkan hasil-hasil
penelitian tersebut bagi peningkatan mutu pembelajaran.
Berkenaan dengan PTK tersebut penulis ingin menerapkan suatu
pendekatan pembelajaran yang disebut pendekatan kontekstual yaitu
pendekatan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Diharapkan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual keterampilan siswa dalam menulis
karangan deskripsi dapat meningkat.
Penulis memilih pendekatan kontekstual karena merasa pendekatan
ini yang cocok digunakan untuk penelitian yang akan dilakukan. Dengan
penerapan pendekatan kontekstual siswa dapat mengamati secara langsung
objek yang akan mereka tuliskan dalam karangan deskripsi. Berdasarkan
pengalaman penulis, karangan deskripsi lebih mudah dibuat ketika
mengamati secara langsung apa yang akan dideskripsikan. Begitu pun
dengan siswa, diharapkan mereka lebih mudah membuat karangan
deskripsi ketika mengamati secara langsung apa yang harus
dideskripsikan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis ingin berupaya
untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri
Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di
atas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “bagaimana
pendekatan kontekstual di kelas IV SD Negeri Cibeunying Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat?”.
Dari permasalahan pokok tersebut, maka dirumuskan beberaapa
pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap
permasalahan utama penelitian yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi
melalui pendekatan kontekstual di kelas IV SD Negeri Cibeunying
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi
melalui pendekatan kontekstual di kelas IV SD Negeri Cibeunying
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?
3. Bagaimana peningkatan hasil kemampuan siswa dalam menulis
karangan deskripsi setelah diterapkan pendekatan kontekstual di kelas
IV SD Negeri Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri
Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan
secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai hal-hal berikut.
1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan pembelajaran
menulis karangan deskripsi melalui pendekatan kontekstual di kelas IV
SD Negeri Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran
menulis karangan deskripsi melalui pendekatan kontekstual di kelas IV
SD Negeri Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Dede Elis Ernawati , 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil kemampuan
siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan pendekatan
kontekstual di kelas IV SD Negeri Cibeunying Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang dapat dirasakan dengan terselenggaranya penelitian
ini yaitu memberikan gambaran upaya meningkatkan kemampuan menulis
karangan deskripsi melalui penerapan pendekatan kontekstual di kelas IV
SD Negeri Cibeunying. Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat
memberikan manfaat dalam dua kerangka berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan penjelasan
tentang pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan hasil
belajar menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV.
b. Dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian
tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara
sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses
pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan
untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis.
c. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak, diantaranya sebagai berikut:
a. Bagi Siswa,
1) Membiasakan siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif.
2) Memupuk dan meningkatkan kegairahan serta kenyamanan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga
b. Bagi Guru
1) Guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya
secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi
diri, dan memperbaiki pembelajaran yang dilakukannya.
Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan dari orang lain,
namun guru itu berperan sebagai perancang dan perbaikan
tersebut.
2) Guru memiliki kemampuan dalam memperbaiki proses
pembelajaran melalui kajian mendalam terhadap apa yang
terjadi di kelasnya, sehingga ia dapat melakukan suatu
yang bermakna bagi siswanya melalui proses pembelajaran
yang dilakukannya.
c. Bagi Sekolah dan Instansi Pendidikan Lainnya
1) Meningkatkan mutu isi, proses dan hasil pembelajaran di
sekolah.
2) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya.
3) Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan
sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan.
d. Bagi Peneliti,
1) Dapat meningkatan pemahaman dan penguasaan tentang
penggunaan pendekatan kontekstual dalam peningkatan
Dede Elis Ernawati , 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Memberikan wawasan dan pengalaman yang dapat
dijadikan bekal untuk menghadapi tugas di lapangan/dunia
kerja.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “
melalui penerapan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia menulis karangan deskripsi maka keterampilan menulis siswa
akan meningkat”.
F. Definisi Operasional
Penelitian ini difokuskan pada penerapan pendekatan kontekstual
untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas
IV SD. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah
penelitian, maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan
masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut.
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengaitkan antara materi yang dipelajarai dengan dengan kehidupan
nyata siswa sehari-hari, baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut
bagi kehidupannya. Dalam penelitian kali ini, yang dimaksud dengan
pendektan kontekstual adalah guru mengajak siswa ke dunia
luar/keluar kelas untuk mendeskripsikan objek yang diamati berupa
lingkungan sekitar sekolah. Dalam pelaksanaannya, guru melibatkan
semua komponen pendekatan kontekstual yaitu kontruktivisme,
menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan
2. Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi
Keterampilan menulis karangan deskripsi merupakan suatu
keterampilan berbahasa tulis yang dikuasai seseorang dalam membuat
karangan atau tulisan mengenai penggambaran atau pemaparan suatu
objek secara detail kepada pembaca atau pendengar sehingga pembaca
atau pendengar seolah-oleh melihat, merasakan, mendengar,
mencicipi, mencium langsung objek yang digambarkan oleh penulis
melalui tulisannya itu. Dalam penelitian kali ini, keterampilan menulis
siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam membuat karangan
deskripsi yaitu mengenai kesesuaian objek, keterperincian objek,
kesesuaian tema dengan judul, struktur karangan, diksi, serta ejaan