• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN SIMPANG JATINGALEH SEMARANG FEASIBILITY STUDY OF JATINGALEH INTERSECTION, SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KELAYAKAN SIMPANG JATINGALEH SEMARANG FEASIBILITY STUDY OF JATINGALEH INTERSECTION, SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

  • Sekolah: Diponegoro University
  • Mata Pelajaran: Studi Kelayakan
  • Topik: Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh Semarang
  • Tipe: Tugas Akhir
  • Kota: Semarang

I. STUDI PUSTAKA

Studi pustaka merupakan telaah mendalam terhadap berbagai literatur dan sumber yang relevan untuk mendukung analisis dalam studi kelayakan simpang Jatingaleh Semarang. Hal ini mencakup pemahaman tentang metode penyelesaian masalah, pemilihan alternatif solusi, serta penerapan rumus-rumus yang relevan. Dalam konteks ini, pemahaman akan arus lalu lintas yang lancar menjadi kunci, di mana arus lalu lintas dapat berjalan tanpa hambatan di jalan dan persimpangan. Berbagai faktor yang mempengaruhi efisiensi dan keamanan perjalanan di jalan raya juga dibahas, termasuk faktor jalan, lalu lintas, manusia, dan fasilitas jalan.

2.1 TINJAUAN UMUM

Dalam tinjauan umum, dijelaskan bahwa arus lalu lintas yang lancar adalah kondisi ideal yang harus dicapai. Masalah kemacetan yang sering terjadi pada ruas jalan disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor fisik jalan, karakteristik lalu lintas, dan perilaku pengemudi. Evaluasi kemacetan mencakup analisis kapasitas jalan, tingkat pelayanan, dan panjang antrean, yang semua ini penting untuk merancang solusi yang efektif.

2.2 JALAN PERKOTAAN

Jalan perkotaan memiliki peranan penting dalam sistem transportasi nasional. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 38 tahun 2004, jalan didefinisikan sebagai prasarana transportasi darat yang harus memenuhi dua fungsi dasar: kelancaran arus lalu lintas dan aksesibilitas ke lahan sekitar. Rencana perencanaan jalan perkotaan bertujuan untuk menentukan lebar jalan yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat kinerja yang diinginkan dalam jangka waktu tertentu. Berbagai tipe jalan perkotaan dijelaskan, termasuk jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan.

2.2.1 Klasifikasi Jalan Perkotaan

Klasifikasi jalan perkotaan berdasarkan fungsi, kelas, dan dimensi kendaraan maksimum sangat penting untuk memahami kapasitas dan peruntukan setiap jenis jalan. Klasifikasi ini membantu dalam merancang jalan yang sesuai dengan kebutuhan lalu lintas, serta menentukan muatan sumbu terberat yang dapat diterima oleh setiap kelas jalan. Dengan memahami klasifikasi ini, kita dapat merencanakan dan mengelola jaringan jalan secara lebih efektif.

2.2.2 Sistem Jaringan Jalan Kota Semarang

Sistem jaringan jalan di Kota Semarang dirancang untuk mengakomodasi pergerakan regional dan lokal. Dengan pola jaringan 'jari-jari dan lingkar', kota ini dapat memisahkan lalu lintas antar kota dan lalu lintas dalam kota, serta mengatur penggunaan jalan sesuai dengan klasifikasi yang ada. Analisis ini penting untuk memastikan bahwa jaringan jalan dapat memenuhi kebutuhan transportasi yang terus berkembang.

2.2.3 Tingkat Pelayanan Ruas Jalan (LOS)

Tingkat pelayanan ruas jalan adalah indikator penting dalam mengevaluasi kinerja sistem transportasi. Dengan menggunakan parameter seperti kapasitas dan aksesibilitas, kita dapat menilai seberapa baik suatu ruas jalan dapat melayani arus lalu lintas. Pemahaman tentang LOS membantu dalam pengambilan keputusan terkait perbaikan dan pengembangan infrastruktur jalan yang ada.

2.2.4 Analisa Kinerja Jalan Perkotaan

Analisis kinerja jalan perkotaan melibatkan pengumpulan data dan evaluasi kondisi geometrik, lalu lintas, dan pengaturan lalu lintas. Dengan memahami berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja jalan, kita dapat merancang solusi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas dan mengurangi kemacetan. Ini termasuk analisis kapasitas, kecepatan arus bebas, dan pengaruh hambatan samping.

2.3 PERSIMPANGAN

Persimpangan adalah elemen krusial dalam jaringan jalan, di mana berbagai arus lalu lintas bertemu. Desain dan analisis persimpangan yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan lalu lintas. Berbagai jenis persimpangan, seperti persimpangan sebidang dan tidak sebidang, dibahas dengan fokus pada pengaturan lalu lintas yang efektif dan penggunaan sinyal lalu lintas untuk mengatur arus kendaraan.

2.3.1 Geometrik Persimpangan

Evaluasi geometrik persimpangan penting untuk memastikan bahwa desain dapat memberikan pelayanan optimal. Jenis-jenis persimpangan dan karakteristiknya, seperti persimpangan tanpa lampu dan bersinyal, dijelaskan untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana arus lalu lintas dapat dikendalikan secara efektif. Analisis ini membantu dalam merancang persimpangan yang aman dan efisien.

2.3.2 Persimpangan Sebidang Tak Bersinyal

Persimpangan tak bersinyal memerlukan analisis yang cermat untuk menghindari konflik lalu lintas. Dengan mempertimbangkan kondisi geometrik dan lalu lintas, kita dapat merancang solusi yang mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan kelancaran arus lalu lintas. Pengaturan yang tepat pada persimpangan ini sangat penting untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi lalu lintas.

2.3.3 Persimpangan Sebidang Bersinyal

Persimpangan bersinyal menggunakan lampu lalu lintas untuk mengatur arus kendaraan. Analisis sinyal yang tepat dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan keamanan. Namun, pemasangan lampu lalu lintas harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari masalah seperti pemborosan waktu dan kecelakaan. Evaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja persimpangan bersinyal menjadi kunci dalam merancang sistem lalu lintas yang efisien.

Referensi Dokumen

  • PT. Jasa Marga (1990-1996)
  • Padalarang-Cileunyi (1996)
  • Semarang (1996)
  • IHCM (1995)
  • PCI (1979)
  • JIUTR Northern Extension (PCI, 1989)
  • Surabaya-Mojokerto (JICA, 1991)
  • LAPI-ITB (1997)

Gambar

Tabel 2.4 Penentuan Emp Untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan
Tabel 2.5 Penentuan Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Efektif ( FVW ) Pada
Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Hambatan Samping
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 1.5 Volume Lalu-lintas Pada Jalan Utama B Simpang Nomor 1 Lampiran 1.6 Volume Lalu-lintas Pada Jalan Utama D Simpang Nomor 1 Lampiran 1.7 Volume Lalu-lintas

adalah pada Simpang Tujuh Joglo yang merupakan pertemuan arus lalu – lintas dari.. Semarang, Gemolong (Purwodadi), Surabaya dan dari dalam kota

Untuk lintas antar kota, faktor hambatan samping ini berpengaruh lebih besar dari pada lalu lintas perkotaan karena lalu lintas antar kota membutuhkan keleluasaan berakendara lebih

Tabel 5.11 Perilaku lalu lintas simpang “telapak kaki” saat Paragon City beroperasi (tahun 2009) kondisi akhir pekan setelah penerapan solusi teknis

lintas yang lancar pada simpang gerbang kampus Undip Tembalang. RUANG LINGKUP DAN

Meskipun dampak lalu lintas bundaran berupa tundaan selalu lebih baik dari tipe simpang yang lain misalnya simpang bersinyal, pemasangan sinyal masih lebih disukai untuk

Untuk Tugas Akhir ini, metode with and without project terletak pada analisa kelayakan Simpang Jatingaleh tanpa proyek yaitu tidak melakukan apapun terhadap Simpang Jatingaleh

Dengan adanya peningkatan lalu lintas yang cukup tinggi di jalur Semarang – Kendal,.. maka diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi kepadatan lalu