• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surakarta atau sering juga disebut kota Solo merupakan salah satu Kota yang

berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Dari letak geografisnya kota ini

merupakan persimpangan dari kota – kota besar yaitu semarang, yogyakarta serta

surabaya. Kota surakarta sendiri merupakan kota penyangga dari daerah sekitarnya

seperti Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar dan Wonogiri, dimana

daerah – daerah tersebut secara tidak langsung perkembangannya dipengaruhi oleh

aktifitas kota surakarta.

Kota Surakarta juga mempunyai potensi yang luar biasa pada sektor

perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Serta memiliki prasarana transportasi yang

memadai antara lain terminal bus, jaringan kereta api beserta stasiunnya serta

memiliki bandara yang berskala internasional.

Penataan jaringan jalan perlu dilakukan untuk mengatasi semakin tingginya

arus lalu lintas di daerah tersebut. Salah satunya adalah jaringan jalan primer yang

masuk dalam kota surakarta yaitu melalui Jl. Jend. A. Yani, Jl. Letjen Suprapto, Jl.

Mangun Sarkoro, Jl. Sumpah Pemuda dan Jl. Brigjen Katamso. Pada jaringan

tersebut terdapat beberapa titik rawan kemacetan dan kecelakaan, diantaranya

adalah pada Simpang Tujuh Joglo yang merupakan pertemuan arus lalu – lintas dari

Semarang, Gemolong (Purwodadi), Surabaya dan dari dalam kota Solo sendiri.

Kepadatan arus kendaraan sangat terlihat pada jam-jam puncak kesibukan

seperti pagi dan sore. Pada jam-jam tersebut, terutama hari kerja, biasanya banyak

kendaraan bermotor maupun sepeda dari arah Gemolong (Purwodadi) yang cukup

padat pada pagi hari masuk Solo melalui persimpangan itu, dan arah sebaliknya

pada sore hari. Dominasi kendaraan berat yang mempunyai kecepatan rendah

(2)

dan diperparah dengan perlintasan kereta api yang membelah simpang semakin

memperparah kemacetan.

Perencanaan simpang tak sebidang diperlukan mengingat pengaturan dengan

model simpang bersinyal maupun bundaran sudah tidak efektif lagi, hal ini

dikarenakan volume lalu – lintas yang ada sudah terlalu padat dan diperparah

dengan adanya perlintasan kereta api tepat di tengah simpang. Dengan perencanaan

underpass diharapkan kemacetan yang terjadi dapat teratasi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari perencanaan underpass ini adalah untuk memberikan informasi

dan gambaran mengenai kondisi simpang tujuh joglo surakarta. Yang saat ini

memerlukan penanganan untuk mengatasi kemacetan dan menghindari tingginya

angka kecelakaan.

Tujuan yang ingin dicapai pada perencanaan underpass ini adalah adalah

untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada persimpangan tersebut dengan

efektif dan efisien, sehingga didapat suatu simpang yang mempunyai kapasitas yang

cukup untuk volume lalu – lintas sesuai umur rencana.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari perencanaan underpass simpang tujuh joglo ini dibatasi

pada penilaian terhadap eksisting simpang yang ada mengenai kemampuannya

dalam melayani lalu lintas dari segi density (kepadatan) lalu lintasnya. Serta

penilaian terhadap bundaran yang sudah ada. Analisa tersebut meliputi kapasitas

simpang, panjang antrian, angka henti serta tundaan yang terjadi pada simpang.

Perencanaan hanya dibatasi pada alinyemen, bangunan atas berupa jembatan

lalu lintas kendaraan serta kereta api dan bangunan bawah (pondasi dan dinding

(3)

1.4 Lokasi Perencanaan

Perencanaan underpass simpang tujuh joglo ini berada di Kelurahan Kadipiro,

Kecamatan Banjarsari Kotamadya Surakarta. Berikut layout dan peta lokasi dari

Simpang Tujuh Joglo Surakarta.

Gambar 1.1 lokasi Simpang Tujuh Joglo Surakarta

SURAKARTA 

(4)

Gambar 1.2 Layout Simpang Tujuh Joglo Surakarta

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam proses penyusunan laporan maka perlu dibuat

sistematika penulisan, yang menjelaskan isi dari bab dan sub bab. Sistematika

disusun dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, lokasi

proyek serta sistematika penulisan.

Bab II. Studi Pustaka

Pada bab ini dijelaskan mengenai uraian literatur serta teori – teori yang

dipergunakan dalam perencanaan konstruksi underpass.

Bab III. Metodologi

Bab ini berisi tentang langkah serta urutan dalam analisa simpang serta

perencanaan konstruksi underpass.

(5)

Bab IV. Pengumpulan dan Analisa Data

Dijelaskan mengenai data – data serta pengolahannya dalam analisa simpang

dan perencanaannya.

Bab V. Perencanaan

Bab ini berisi tentang penerapan dari analisa data yang telah dilakukan untuk

mengatasi permasalahan yang ada serta perhitungan – perhitungan yang

berkaitan dengan masalah teknis.

Bab VI. Penutup

Pada bab ini berisi tentang ringkasan dari serangkaian penukisan disertai

Gambar

Gambar 1.1 lokasi Simpang Tujuh Joglo Surakarta
Gambar 1.2 Layout Simpang Tujuh Joglo Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 1.5 Volume Lalu-lintas Pada Jalan Utama B Simpang Nomor 1 Lampiran 1.6 Volume Lalu-lintas Pada Jalan Utama D Simpang Nomor 1 Lampiran 1.7 Volume Lalu-lintas

Dengan adanya peningkatan lalu lintas yang cukup tinggi di jalur Semarang – Bawen, maka.. diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi kepadatan lalu lintas yang

Dari hasil analisa terhadap jalan eksisting, didapatkan data arus lalu lintas yang melalui ruas jalan Blora – Cepu adalah sebagai berikut :... Ini berarti kapasitas ruas jalan

Meskipun dampak lalu lintas bundaran berupa tundaan selalu lebih baik dari tipe simpang yang lain misalnya simpang bersinyal, pemasangan sinyal masih lebih disukai untuk

Dengan adanya peningkatan lalu lintas yang cukup tinggi di jalur Semarang – Kendal,.. maka diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi kepadatan lalu

Dari analisa data terhadap solusi do nothing , diperoleh bahwa dari awal tahun rencana tiap-tiap simpang pada pagi hari dan sore hari sudah tidak mampu menampung arus lalu

sehingga kapasitasnya tidak mampu menampung arus lalu lintas yang ada. Jadi solusi Pelebaran Ruas Jalan tidak mampu mengatasi semua.. permasalahan yang ada pada simpang

Pada model arus lalu lintas makroskopik, arus lalu lintas dapat digambarkan sebagai arus lalu lintas kontinu dan dapat dilihat sifat – sifat seperti