BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan karena penelitian memiliki ciri:
1) menggunakan angket yang bertujuan untuk kuantifikasi atribut kedisiplinan
pada siswa; 2) dilakukannya pengolahan data secara statistik, baik untuk
pembakuan instrumen maupun saat penjelasan profil. Pendekatan kualitatif
digunakan karena pada proses pengembangan program dilakukan uji
logis-teoretis tentang kedisiplinan siswa berdasarkan hasil profil dan kajian teoretik
serta diikuti oleh kajian pakar. Dengan demikian pendekatan penelitian adalah
mix method design (Creswell, 1994: 177-178).
B. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan variabel penelitian
maka dibuat definisi operasional sebagai berikut.
1. Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tata tertib,
Kedisiplinan pada siswa terbentuk apabila siswa sudah dapat bertingkah luhur
sesuai dengan pola tingkah laku yang baik menurut norma tingkah laku di
sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku
siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku
sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Aspek-aspek disiplin pada penelitian ini memiliki empat unsur sebagai berikut.
a. Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk berbuat atau bertingkah
laku, tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang
disetujui dalam situasi dan kelompok tertentu. Peraturan memiliki dua fungsi
penting, yaitu fungsi pendidikan, sebab peraturan merupakan alat
memperkenalkan perilaku yang disetujui anggota kelompok kepada anak, dan
fungsi preventif karena peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak
diinginkan.
Peraturan dianggap efektif apabila setiap pelanggaran atas peraturan itu
mendapat konsekuensi yang setimpal. Jika tidak, maka peraturan tersebut akan
kehilangan maknanya. Peraturan yang efektif akan membantu seorang anak
agar merasa terlindungi sehingga anak tidak perlu melakukan hal-hal yang
tidak pantas. Isi setiap peraturan harus mencerminkan hubungan yang serasi di
antara anggota kelompok, memiliki dasar yang logis untuk membuat berbagai
Proses penentuan setiap peraturan dan larangan bagi anak-anak bukan
merupakan sesuatu yang dapat dikerjakan seketika dan berlaku untuk jangka
panjang, peraturan dapat diubah agar dapat disesuaikan dengan perubahan
keadaan, pertumbuhan fisik, usia dan kondisi saat ini didalam keluarga.
b. Hukuman
Hukuman berarti menjatuhkan hukuman kepada seseorang karena suatu
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau balasan.
Hukuman memiliki tiga fungsi, (1) menghalangi pengulangan tindakan, (2)
mendidik, sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa
tindakan tersebut benar atau salah dengan mendapat hukuman, (3) member
motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima di masyarakat.
c. Penghargaan
Penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan atas hasil yang baik.
Penghargaan tidak hanya berbentuk materi tetapi dapat juga berbentuk pujian,
kata-kata, senyuman, atau tepukan di punggung. Penghargaan mempunyai
peranan penting yaitu, (1) penghargaan mempunyai nilai mendidik,
(2) penghargaan berfungsi motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui
secara sosial dan (3) penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang
disetujui secara social, dan tiadanya penghargaan melemahkan perilaku
d. Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas, mempunyai tiga
fungsi yaitu (1) mempunyai nilai mendidik yang besar, (2) konsistensi
mempunyai nilai motivasi yang kuat untuk melakuakn tindakan yang baik di
masyarakat dan menjauhi tindakan buruk, dan (3) konsistensi membantu
perkembangan anak untuk hormat pada aturan-aturan dan masyarakat sebagai
otoritas. Anak-anak yang telah berdisiplin secara konsisten mempunyai
motivasi yang lebih kuat dan komitmen untuk berperilaku sesuai dengan
standar sosial yang berlaku dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
konsisten.
2. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial
Program adalah proses merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi,
dan merancang tindak lanjut yang disusun secara opereasional dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaannya.
Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam bantinya sendiri;
dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani,
pengisian waktu luang penyaluran nafsu seksual dan sebagainyayang
diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan
individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini
dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami individu.
Dalam penelitian ini program bimbingan dan konseling pribadi sosial
adalah serangkaian kegiatan pemberi bantuan yang terencana secara sistematis,
terarah dan terpadu berupa layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi
untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik perkembangan. Sistematika pemgembangan program itu sendiri
mencakup: (1) rasional; (2) visi dan misi; (3) operasional; (4) tujuan program;
(5) komponen program; (6) rencana operasional; (7) pengembangan
tema/topik; (8) pengembangan satuan pelayanan; (9) evaluasi; dan (10)
anggaran.
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Penelitian ini ingin mengungkap dua hal, yaitu bagaimana profil
kedisiplinan siswa kelas X dan bagaimana program bimbingan pribadi sosial
yang efektif untuk meningkatkan kedisiplinan mereka. Dalam konteks yang
pertama, instrumen penelitian yang dimaksud adalah kuisioner (angket) yang
dikembangkan untuk menjaring data tentang profil kedisiplinan siswa.
Kemudian dalam konteks program, instrumen penelitian merupakan perangkat
pendukung yang dihasilkan dari pengembangan program tervalidasi baik pakar
Pada bagian ini dijelaskan bahwa instrumen penelitian dalam konteks
untuk menjaring data profil kedisiplinan, menggunakan kuisioner yang
dikembangkan sendiri oleh peneliti. Dilakukan dengan cara mengajukan suatu
daftar pernyataan berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada
sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban dan tanggapan (respon) tertulis
yang diperlukan. Angket yang penulis gunakan dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah seperti diungkapkan Surakhmad (1993 : 24) bahwa
angket bersifat kooperatif, dalam arti kata bahwa dari sampel, atau disebut
responden, diharapkan kerjasama dalam menyisihkan waktu dan menjawab
pernyataan-pernyataan kita secara tertulis, sesuai dengan petunjuk-petunjuk
yang kita berikan. Selain itu, dipilih angket karena melalui instrumen ini
kondisi sampel dapat diketahui keadaan diri, pengalaman, pengetahuan sikap
atau pendapatnya dan lain-lain (Arikunto, 1993 : 24).
Menurut bentuknya angket memiliki dua bentuk, yaitu : angket
berstruktur dan angket tak berstruktur. Angket berstruktur sifatnya tegas,
konkrit, dan dengan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan
jawaban terbatas serta singkat. Sedangkan angket tak berstruktur sifatnya
terbuka, memberi kesempatan penuh kepada responden untuk memberikan
penjelasan dengan uraian atau penjelasan yang panjang sesuai dengan
pendapat atau pendiriannya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan angket berstruktur yang
menambahkan jawaban dengan uraian-uraian lebih lanjut. Proses
pengembangan instrumen penelitian ini dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Kuisioner atau angket dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan
hasil kajian konsep kedisiplinan sebagaimana telah diuraikan pada bab II.
Setelah dilakukan penelusuran terhadap berbagai sumber yang dianggap
relevan dan mendukung, diperolehlah reka bangun (construct) kedisiplinan
secara utuh, baik aspek maupun indikator pembangunnya. Konstruk itulah
yang kemudian dikembangkan ke dalam bentuk angket. Angket yang
dikembangkan ini sifatnya non-tes. Data-data seperti jenis kelamin diperoleh
dari biodata singkat yang disediakan pada lembar jawaban. Secara
keseluruhan, pengembangan instrumen tersebut melalui beberapa tahapan
berikut.
1. Pengembangan kisi-kisi dilakukan berdasarkan hasil studi kepustakaan
dengan sumber-sumber yang relevan sekaligus mendukung konsep dan
konstruk kedisiplinan secara utuh. Selanjutnya, berdasarkan kisi-kisi
tersebut dikembangkan draf pernyataan.
2. Setelah kisi-kisi beserta draf tersusun dan beberapa kali mendapatkan
revisi dari dosen pembimbing tesis sampai dihasilkan kisi-kisi beserta draf
yang siap ditimbang oleh dosen penimbang.
3. Setelah kisi-kisi beserta draf sementara tersusun, kemudian dilakukan
penimbangan oleh tiga orang dosen yang memiliki perhatian dan
Kedua dosen tersebut adalah Prof. Dr. Juntika, M.Pd dan Dr. Mubiar
Agustin, M.Pd., sebagai ahli bimbingan dan konseling dan Drs.
Nurhudaya, M.Pd., sebagai ahli pengembangan instrumen.
4. Dari penilaian itu diperoleh rekomendasi untuk menghilangkan beberapa
pernyataan yang tidak sesuai dan melakukan kontesktualisasi instrumen
dengan bahasa yang sesuai dengan perkembangan anak siswa SMA.
Berdasarkan hasil penilaian dan masukan itu, selanjutnya dilakukan revisi.
Kegiatan penimbangan dilakukan untuk mengetahui validitas internal
dengan cara melihat kesesuaian antara isi rumusan item dengan
indikator-indikator konstruk yang diukur oleh item tersebut. Berikut adalah tabel 3.3
hasil penilaian dan masukan dari tiga orang pakar tersebut.
Tabel 3.1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN VARIABEL KEDISIPLINAN (Setelah Penimbangan dan Sebelum Uji Coba Lapangan)
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR NO. ITEM ∑ 1.3. Berkata tidak kotor/kasar 1.4. Menghargai teman
1.5. Berani menyampaikan yang benar dan yang salah
1,2,3
2.1. Tidak mudah terpengaruh oleh hal yang menghambat belajar 2.2. Tidak mencontek atau
bekerjasama disaat ulangan
3. Pergaulan islami terutama antara putra dan wanita
3.1. Tidak melakukan geng dengan teman sebaya
3.2. Dilarang berboncengan dengan lawan jenis
4.3. tidak membawa barang mewah seperti hp yang mahal,
walkman , MP3 dll 4.4. Tidak membawa kendaraan
roda empat
5.1. Datang ke sekolah tepat waktu 5.2. Tidak membolos sekolah 5.3. Mengikuti apel pagi/upacara 5.4. Selama proses pembelajaran
siswa berada di kelas 5.5. Saat istirahat siswa berada
dilingkungan sekolah 5.6. Pulang sekolah langsung
pulang ke rumah
masing-1.1. Menerima sanksi sebagai akibat tidak disiplin 1.2. Melaksanakan hukuman
sebagai akibat tidak disiplin
56,57
1.1. Menerima pujian sebagai akibat disiplin
1.2. Menerima hadiah (point) sebagai reward
1.1. Memiliki kesadaran untuk selalu mematuhi peraturan sekolah
1.2. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap aturan sekolah
1.1. Komitmen terhadap peraturan sekolah
1.2. Komitmen dalam menjaga nama baik sekolah
5. Setelah draf selesai disesuaikan dengan pertimbangan dosen penimbang
yang dimaksud di atas, draf tersebut kembali dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing tesis. Seusai item-item ditinjau dan dinilai dosen pembimbing
tesis mampu mewakili indikator, aspek dan indikator kedisiplinan,
6. Untuk lebih meyakinkan segi kenyamanan dan keterpahaman siswa SMA
sebagai objek penelitian terhadap item-item pada angket, dilakukanlah uji
keterbacaan kepada lima orang siswa SMA secara acak.
7. Setelah perizinan penelitian tuntas, sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan dilakukanlah uji coba pada sampel penelitian sekaligus
pengambilan data (karena sifatnya yang built in). Berikut adalah
langkah-langkah yang dilakukan pada saat melakukan pengumpulan data:
1) membuka pertemuan dengan salam dan perkenalan singkat;
2) menyampaikan maksud dan tujuan angket pada siswa SMA;
3) mengecek presensi siswa;
4) membagikan angket dengan lembar jawaban;
5) memberikan penjelasan berkenaan dengan cara pengisian;
6) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya;
7) mempersilahkan siswa menjawab soal;
8) mengumpulkan lembar jawaban;
9) menutup pertemuan, berterima kasih dan mengucapkan salam.
8. Lembar jawaban siswa kemudian diperiksa kelengkapannya satu-persatu.
Data kemudian diolah untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas dan
menyusun norma. Untuk penyekoran isntrumen dibuat dengan pola diskrit,
yaitu dua pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Berikut adalah tabel 3.4
Tabel 3.2
Pola Skoring Terhadap Jawaban Siswa
ALTERNATIF SKOR BUTIR SOAL
FAVORABLE NON-FAVORABLE
Ya 1 0
Tidak 0 1
9. Setelah berkas data dari lapangan diperoleh dan kemudian diberi skor
sebagaimana pedoman di atas, selanjutnya data tersebut direkapitulasi
dalam microsoft excel untuk pengolahan validitas dan reliabilitas. Uji
validitas ada dua macam yaitu validitas eksternal dan internal. Dalam
penelitian, peneliti akan menggunakan validitas internal yaitu dengan
analisis butir. Untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang
ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir
dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y dengan
diperoleh indeks validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti
butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat bila ditinjau dari validitas
(Arikunto, 2002: 153). Untuk memperoleh instrumen yang valid, peneliti
harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya sebelum merancang
kisi-kisi yaitu memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator baru
merumuskan butir-butir pertanyaan. Untuk menguji validitas instrumen ini
digunakan rumus korelasi point biserial (r pbis) (ireene, 1993: 359-360)
dan (Glass and Stanley, 1970: 169-170) seperti berikut.
pq
SD
s
X
b
X
Keterangan:
Xb, Yb adalah rata-rata skor siswa yang memperoleh skor 1
Xs, Ys adalah rata-rata skor siswa yang memperoleh skor 0
SDt adalah simpangan baku skor total
p adalah proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa
q adalah 1 – p
Penentuan item diterima (valid) atau tidak untuk korelasi point biserial
biasanya menggunakan rumus interpolasi n-2 dari tabel t. Namun dalam
kasus ini karena jumlah item dan jumlah sampelnya relatif banyak, dapat
juga digunakan kriteria r minimal yang lazim, yaitu valid, rpb x > r 0,3
bahkan dalam penelitian ini r hasil valid bila r > 0,5. (proses perhitungan
dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran).
10. Setelah perhitungan uji validitas dilakukan, diketahui sebanyak 8 butir
soal tidak valid. Dengan demikian butir soal (item) yang tersisa sebanyak
58 butir. Berikut adalah tabel 3.5 yang mendeskripsikan hasil uji validitas
Tabel 3.3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN VARIABEL KEDISIPLINAN (Setelah Uji Coba Lapangan)
ASPEK SUB ASPEK INDIKATOR NO. ITEM ∑ 1.3. Berkata tidak kotor/kasar 1.4. Menghargai teman
1.5. Berani menyampaikan yang benar dan yang salah
1,2,3
2.1. Tidak mudah terpengaruh oleh hal yang menghambat belajar 2.2. Tidak mencontek atau
bekerjasama disaat ulangan
3. Pergaulan islami terutama antara putra dan wanita
3.1. Tidak melakukan geng dengan teman sebaya
3.2. Dilarang berboncengan dengan lawan jenis
4.1. Berpakaian rapih dan menutup aurat
4.2. Berpenampilan sederhana/tidak berlebihan
4.3. tidak membawa barang mewah seperti hp yang mahal,
walkman , MP3 dll 4.4. Tidak membawa kendaraan
roda empat
5.1. Datang ke sekolah tepat waktu 5.2. Tidak membolos sekolah 5.3. Mengikuti apel pagi/upacara 5.4. Selama proses pembelajaran
siswa berada di kelas 5.5. Saat istirahat siswa berada
dilingkungan sekolah 5.6. Pulang sekolah langsung
pulang ke rumah
masing-1.1. Menerima sanksi sebagai akibat tidak disiplin
1.2. Melaksanakan hukuman sebagai akibat tidak disiplin
52,53
1.1. Menerima pujian sebagai akibat disiplin
56,57 50,51 2
2. Penerimaan penghargaan sebagai harga diri
2.1. Menerima hadiah (point) sebagai reward
1.1. Memiliki kesadaran untuk selalu mematuhi peraturan sekolah
melaksanakan peraturan sekolah
peraturan 1.2. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap aturan sekolah
62 55 1
2. Menjaga nama baik sekolah dengan mematuhi segala aturan sekolah
2.1. Komitmen terhadap peraturan sekolah
2.2. Komitmen dalam menjaga nama baik sekolah
63,64
65,66
56,57
58
2
1
Jumlah 66 58 58
11. Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteruskan pada subyek
yang sama. Untuk mengetahui ketepatan ini pada dasarnya dilihat dari
kesejajaran hasil. Relialibiltas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. reliabilitas
artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Secara garis besar ada dua
jenis reliabilitas yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Seperti
halnya dalam pembicaraan validitas, dua nama ini sebenarnya menunjukan
cara-cara menguji tingkah reliabilitas instrumen. Jika ukuran dan kriteria
berada diluar instrumen maka hasil uji ini diperoleh reliabilitas eksternal,
sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarnya data dari instrumen
tersebut saja akan menghasilkan reliabilitas internal. Jika reliabilitas
eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda
baik dari instrumen yang berbeda atau sama, reliabilitas internal diperoleh
dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan. Ada beberapa
cara untuk mengetahui reliabilitas internal, pemilihan suatu teknik
156). Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus Kuder
Richadson 20 (KR-20) seperti berikut ini.
Hasil perhitungan reliabilitas ini diperoleh angka sebesar 0,817 yang
diartikan bahwa instrumen ini memiliki keajegan tinggi untuk dijadikan
instrumen penelitian. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran
D. Penentuan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mengambil lokasi di SMA Darul Hikam
yang beralamat di Jl. Ir.H. Juanda No.285 Bandung dengan populasi adalah
siswa kelas X tahun pembelajaran 2009-2010 berjumlah 82 orang. Berkaitan
dengan populasi, Sugiyono (2008: 117) mengartikannya sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Untuk menghemat biaya dan waktu penelitian, maka digunakan
sampling. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah jenis teknik
probability sampling, yaitu cluster-proportional random sampling dengan
kriteria 50% dari anggota populasi (Sevilla, et. al., 2003). Di SMA Darul
Hikam khususnya pada kelas X terdiri dari tiga kelas (cluster). Selain itu,
pengambilan sampel ini dilakukan dengan asumsi utama bahwa populasi
penelitian adalah homogen karena rata-rata karakteristik perkembangan siswa
sama.
Dasar pertimbangan mengapa dipilih siswa SMA sebagai objek
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Secara perkembangan fisik, masa remaja merupakan salah satu di antara
dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik
yang sangat pesat yang ditandai dengan matangnya organ-organ seksual.
Kendali atas dorongan seksual secara fisik memerlukan kedisiplinan dan
masa remaja merupakan saat pembuktian sekaligus dasar bagi disiplin
kontrol biologis pada masa selanjutnya.
2. Secara perkembangan koginitif, menurut Piaget masa remaja sudah
mencapai tahap operasi formal. Remaja secara mental telah dapat berfikir
logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir
operasi formal lebih lebih bersifat hipotetis dan abstrak, serta sistematis
ini merupakan bagian dari fondasi remaja untuk mengambil keputusan atas
pilihan hidupnya termasuk dalam hal memperkuat kedisiplinannya.
3. Perkembangan emosi, Secara emosi masa remaja merupakan puncak
emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Terlebih lagi
pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi
perkembangan emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru
yang dialami sebelumnya. Luapan emosi yang terkendali dianggap dapat
memberi kontribusi signifikan terhadap kedisiplinan.
4. Secara perkembangan sosial, pada masa remaja berkembang “social
cognition” yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja
memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut
sifat-sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pada masa ini juga
berkembang sikap “comformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah
atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau
keinginan orang lain (teman sebaya). Perkembangan sikap konformitas
pada remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun yang negatif
pada dirinya. Baik positif maupun negatif kontribusi dari sikap
konformitas atau kognisi sosial sedikitnya akan mempengaruhi mereka
dalam menentukan pilihan wujud kedisiplinan yang mereka pegang.
5. Secara perkembangan kepribadian, masa remaja merupakan saat
berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan identity merupakan isu
sehat yang merefleksikan kesadaran diri, kemampuan mengidentifikasi
orang lain dan mempelajari tujuan-tujuan agar dapat berfartisipasi dalam
kebudayaannya. Proses pembudayaan perilaku salah satunya adalah
melalui disiplin. Sikap disiplin inilah kemudian pada masa remaja menjadi
sangat penting mengingat interaksi jati diri mereka dengan lingkungan
yang lebih luas.
6. Secara perkembangan kesadaran beragama, terkait dengan kehidupan
beragama remaja, ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk
mencapai kesadaran beragama remaja yang sangat dipengaruhi oleh
kualitas pendidikan atau pengalaman keagamaan yang diterimanya sejak
usia dini, terutama di lingkungan keluarga. Masa remaja sebagai masa
transisi dari anak-anak ke masa dewasa merupakan masa pilihan.
Kesadaran beragama yang notabene identik dengan kedisiplinan pada
masa remaja merupakan sesuatu yang perlu dikritisi.
Alasan pemilihan populasi penelitian dilakukan terhadap kelas X
karena merupakan kelas permulaan dari dua kelas berikutnya (kelas XI dan
XII) yang notabene merupakan masa orientasi kritis peralihan dari lingkungan
SMP ke lingkungan baru (SMA). Dalam konteks ini, program BK untuk
meningkatkan disiplin siswa dikembangkan sebagai jalan brainwash sekaligus
foundation of critical life aspect bagi perkembangan kehidupan kampus
Tabel 3.4
Proporsi Sampel Penelitian
Kelas Populasi Jumlah Sampel Jumlah
Pria Wanita Pria Wanita
X-A 15 12 27 8 6 14
X-B 13 15 28 7 8 14
X-C 14 13 27 7 7 14
Total 42 40 82 22 21 42
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini memilih survey. Survey adalah
satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah
sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan; satu cara mengumpulkan
data melalui komunikasi dengan individu-individu dalam suatu sampel
(Zikmund, 1997). Ada juga pendapat bahawa survey adalah metoda
pengumpulan data melalui instrumen yang bisa merekam tangapan-tanggapan
responden dalam sebuah sampel penelitian (Nan Lin1976). Walau umumnya
orang bisa saling mempertukarkan istilah “survey” dengan “daftar
pertanyaan” , namun istilah survey digunakan sebagai kategori umum
penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai metodenya
(Gay dan Diehl, 1992: 98). Survai merupakan satu metode penelitian yang
teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan - tertulis atau lisan
Mengenai survey ini Surakhmad (1990: 141-142) mengemukakan
bahwa “Survey pada umumnya cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau
individu dalam waktu (jangka waktu ) yang bersamaan”. Jumlah itu biasanya
cukup besar. Sedangkan Faisal (1982: 123) mengemukakan bahwa data
penelitian bisa dikumpulkan melalui survey terhadap populasi seluruhnya, atau
bisa juga ditarik dari studi terhadap suatu kelompok sampel yang dipilih secara
cermat dari total populasi. Kadang-kadang survey mendetesiskan suatu
kelompok tertentu yang dipandang sebagai populasi.
Penelitian ini ditegaskan menggunakan survei dengan teknik observasi
tidak langsung melalui angket atau kuisioner. Dengan kata lain penelitian ini
menggunakan komunikasi tidak langsung dengan menyebarkan angket pada
sampel penelitian.
F. Prosedur Penelitian dan Teknik Pengolahan Data
1. Langkah-langkah Pembuatan Program
a. Perencanaan Penyusunan Program Bimbingan Pribadi-Sosial
untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kedisiplinan
siswa disusun berdasarkan hasil identifikasi terhadap kondisi kedisiplinan
siswa . Untuk mengetahui kondisi kedisiplinan tersebut dilakukan pemberian
permasalahan dan kebutuhan yang dirasakan oleh siswa khususnya yang
terkait dengan kedisiplinan.
Penyusunan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut ini :
1) Melakukan analisis terhadap kondisi dan kebutuhan-kebutuhan siswa
terkait dengan kedisiplinan siswa dan disesuaikan pula dengan visi dan
misi Darul Hikam.
2) Melakukan peninjauan ulang terhadap program yang sudah ada.
3) Menyusun program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa.
b. Pengujian Kelayakan Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa.
1) Pengujian Rasional
Untuk memperoleh bangun dan substansi program yang teruji secara
rasional konseptual, program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa mendapat masukan perbaikan program dari para pakar
bimbingan dan konseling. Proses ini melibatkan dua orang pakar yang
memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengembangkan program
bimbingan dan konseling. Masukan dari para pakar, dapat diinventarisasi
a) Sistematika, redaksi dan ketatabahasaan program supaya mengacu
kepada tata penulisan yang baku agar program bimbingan pribadi-sosial
untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dapat dipahami oleh siswa,
kepala sekolah, wali kelas dan guru bimbingan dan konseling.
b) Program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kedisiplinan
siswa agar disinergikan dengan program pembelajaran.
c) Struktur program dan satuan layanan yang digunakan agar disesuaikan
dengan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Persekolahan, misalnya dalam visi program dibuat lebik
spesifik; tujuan yang hendak dicapai, gunakan standar kompetensi
kemandirian mahasiswa; istilah ruang lingkup diganti dengan
komponen program dan strategi; isi dan jenis layanan bimbingan
digunakan istilah action plan.
2) Pengujian Keterbacaan Program
Pengujian keterbacaan program bertujuan agar naskah program
bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dapat
dipahami dengan baik oleh pengguna program, antara lain : kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, wali kelas dan siswa. Selain itu, pengujian keterbacaan
program merupakan proses untuk menginventarisasi masukan bagi perbaikan
Setelah melalui tahap pengujian rasional serta keterbacaan program,
maka dihasilkan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa, sebagai berikut.
Program program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa di dalamnya mencakup : rasional, visi dan misi program,
deskripsi kebutuhan, tujuan program, komponen program, rencana operasional
(action plan), pengembangan tema/ topik, dan evaluasi program.
2. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini terbagi dua. Bagian
pertama dilakukan saat membakukan isntrumen penelitian, yaitu dengan
menghitung validitas dan reliabilitasnya. Validitas menggunakan teknik
korelasi item-total dengan rumus korelasi point-biserial, sedangkan reliabilitas
menggunakan rumus statistik KR.
Bagian kedua adalah deskripsi profil. Profil ini dikembangkan atas
dasar kategorisasi norma yang dibuat saat hasil validitas dan reliabilitas
diketahui. Profil diperoleh dengan membuat kategorisasi tingi, sedang dan
rendah. Tingkatan pengkategorian tinggi, sedang dan rendah tersebut
menggunakan rumus kategorisasi skor aktual dengan perhitungan pesentil
dibantu melalui SPSS Versi 14. Hal ini senada dengan pendapat Anastasi dan
Berikut disajikan katagori pengelompokkan data sesuai dengan
Pedoman Kategorisasi Profil Kedisiplinan
KATEGORI PATOKAN
Untuk menentukan profil kedisiplinan secara umum baik total maupun
per-aspek digunakan rumus persentasi sederhana. Rumus presentasi yaitu
dengan membagi jumlah responden yang menjawab oleh jumlah total
responden dikali 100% atau sebagai berikut.
3. Hasil Penilaian Personil Sekolah
Tahapan ini dilakukan setelah program bimbingan pribadi-sosial
disusun berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Penilaian dilakukan oleh
kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling serta wali kelas X. Personil
sekolah tersebut melakukan penimbangan terhadap program bimbingan
pribadi-sosial yang dilihat berdasarkan visi misi, tujuan, aspek yang
dikembangkan, materi, sampai pada media yang digunakan dalam proses
pemberian layanan. Pada akhirnya personil sekolah akan memberi hasil
kesimpulan terhadap program berupa kesimpulan program tersebut layak atau