• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Kompetensi Guru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Kompetensi Guru"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TIRTO

Disusun oleh: Pangky Irawan M2A605060

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

PENGESAHAN

Hubungan Persepsi Terhadap Komepetensi Guru dengan Motivasi Berprestasi

Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tirto

Ringkasan telah disetujui dan disahkan

pada tanggal

______________

Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pendamping,

(3)

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 2 TIRTO Oleh :

Achievement motivation is one important factor that affects achievement. Someone who has the motivation to have a tendency to devote all his ability to obtain optimal performance in accordance with the expected goals. This study to determine whether there is a correlation between perceptions of competence teacher with achievement motivation on student class VII SMP Negeri 2 Tirto.

The study population as much as 160 student class VII SMP Negeri 2 Tirto, with sampel study as much as 87 student. Sampling techniques with cluster random sampling. The collection of data by using two measuring instruments, that is scale achievement motivation (rix=0,255-0,568 and α=0,871) and scale perception of competency teacher (rix=0,253-0,713 and α=0,910).

Results of correlation analysis product moment show the correlation coefficient 0,336 (p=0,001) which means that there is a significant positive relationship between perception of competence teacher with achivement motivation. The contribution competene teacher for achievement motivation is 11,3% and 88,7% influenced by other factor.

(4)

PENDAHULUAN

Penyesuaian diri diperlukan oleh siswa yang sedang beradaptasi ketika di

kelas VII. Penyesuaian bagi siswa kelas VII antara lain penyesuaian terhadap

lingkungan kelas dalam hal ini teman-teman kelas, lingkungan sekolah dengan

teman-teman dari tingkat maupun kelas lain ataupun dalam membina hubungan

dengan keluarga dan masyarakat, serta jumlah guru dan mata pelajaran yang

banyak dibandingkan dengan SD. Permasalahan yang muncul saat penyesuaian

siswa kelas VII adalah kesulitan belajar, misalnya siswa kurang memperhatikan

penjelasan guru pada setiap pembelajaran, konsentrasi siswa kurang terfokus pada

pembelajaran, kurangnya kesadaran siswa terhadap pembelajaran. Kesulitan

belajar membuat hasil belajar siswa menurun sehingga prestasi belajar siswa juga

menurun.

Individu dengan tingkat inteligensi yang tinggi belum tentu menghasilkan

prestasi yang tinggi, demikian juga individu dengan tingkat inteligensi yang

rendah belum tentu menghasilkan prestasi yang rendah juga. Dalyono (1997, h.

50-60) mengatakan bahwa ada dua faktor yang menentukan pencapaian hasil

belajar individu, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal

seperti kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar)

dan faktor yang berasal dari luar individu (faktor eksternal seperti keluarga,

keadaan sekolah, masyarakat sekitar, dan lingkungan sekitar). Faktor yang

berpengaruh dalam menentukan prestasi individu salah satunya yaitu adanya

dorongan dari individu itu sendiri untuk berprestasi. Dorongan untuk berprestasi

(5)

mencapai target prestasi atau standar yang diinginkan. Dorongan ini disebut juga

dengan motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi diperlukan para siswa untuk

bisa berprestasi sesuai dengan tuntutan yang ada.

Seiring dengan berjalannya waktu, motivasi siswa bisa saja berubah

karena terpengaruh oleh beberapa faktor, seperti keadaan lingkungan di sekolah.

Lingkungan sekolah ikut menentukan prestasi siswa. Lingkungan sekolah terdiri

dari lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik meliputi gedung

dan sarana yang ada dalam sekolah, sedangkan lingkungan nonfisik adalah

lingkungan yang berkaitan dengan sumber daya manusianya. Berkaitan dengan

lingkungan nonfisik, guru merupakan hal yang berperan penting dalam

menentukan prestasi belajar siswa.

Dapat dilihat bahwa guru juga memiliki peran penting dan tanggung jawab

yang besar dalam menenuntukan hasil belajar, dan untuk melaksanakannya

dibutuhkan kompetensi. Mengacu pada Pasal 28 ayat (3) Bagian I Bab VI

Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan

Pasal 3 ayat (2) Bagian I Bab II Peraturan Pemerintan RI No. 74/2008 tentang

Guru, kompetensi guru terdiri dari empat bentuk yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Kompetensi dalam mengajar guru menarik untuk dikaji, mengingat guru

sebagai sentral dalam proses belajar mengajar. Guru dipandang sebagai

gudangnya ilmu dan metodologi, sekaligus tempat bertanya siswa. Oleh

karenanya, kemampuan guru mengajar menjadi keharusan yang harus perlu

(6)

seorang guru. Ironisnya kompetensi guru jauh dari harapan. Dalam harian Suara

Merdeka 12 Desember 2005 guru SMP/MTs se-Jawa Tengah tahun 2003/2004

guru yang belum sarjana sebesar 38.599 dari 92.226 (41,8%). Upaya perbaikan di

SMP N 2 Tirto sudah dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar,

misalnya guru yang sudah sarjana dan tersertifikasi.

Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan baik yang berasal dari dalam

individu ataupun dari luar individu yang menggerakkan individu untuk

menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih baik untuk mencapai prestasi

yang diinginkan sesuai dengan standar keunggulan yang ditetapkan.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri yaitu

mempunyai tanggung jawab, berorientasi untuk sukses, membutuhkan umpan

balik, dan inovatif.

Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi dibagi menjadi dua

macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi tujuan

yang ditetapkan, harapan yang diinginkan, cita-cita yang mendasari, sikap

terhadap kehidupan dan lingkungan, harga diri, rasa takut untuk sukses,

pengalaman yang dimiliki, dan potensi. Faktor eksternal itu sendiri meliputi

norma kelompok, dukungan dan harapan orang tua dan guru, serta suasana

(7)

Persepsi Terhadap Kompetensi Guru

Persepsi terhadap kompetensi guru adalah proses ketika siswa menerima,

mengorganisasikan dan menginterpretasi kemampuan, pengetahuan, ketrampilan,

dan perilaku yang dimiliki gurunya pada saat mengajar.

Aspek persepsi terhadap kompetensi guru yang akan dipakai dalam

penelitian ini yaitu penggabungan dari aspek persepsi dan bentuk kompetensi

guru. Aspek persepsi tersebut meliputi kognisi dan afeksi, sedangkan bentuk

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jadi pada aspek kognisi di

dalamnya menyangkut penilaian tentang kompetensi guru di bidang pedagogik,

bidang kepribadian, bidang sosial, dan bidang profesional yang dimiliki oleh guru.

Begitu juga aspek afeksi, di dalamnya meliputi perasaan individu terhadap

kompetensi gurunya di bidang pedagogik, bidang kepribadian, bidang sosial, dan

bidang profesional.

Hipotesis

Ada hubungan positif antara persepsi terhadap kompetensi guru dengan

motivasi berprestasi siswa, artinya semakin positif persepsi terhadap kompetensi

guru maka semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, begitu juga sebaliknya

semakin negatif persepsi terhadap kompetensi guru maka semakin rendah

(8)

Metodologi Penelitian

Identifikasi terhadap variabel-variabel penelitian dalam menemukan alat

data dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini variabel-variabel

penelitian diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Variabel tergantung : Motivasi Berprestasi

2. Variabel bebas : Persepsi terhadap Kompetensi Guru

Populasi yang ada dalam penelitian ini sebanyak 160 siswa. Mengingat

populasi dalam penelitian ini cukup banyak, dan terdistribusi dalam beberapa

kelas, maka akan lebih memudahkan peneliti ketika pengambilan sampelnya

menggunakan teknik cluster random sampling.

Skala dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Skala Likert, yang aslinya

terdiri dari lima jawaban. Tetapi dalam peneltian ini hanya disediakan empat

pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat

Tidak Sesuai (STS). Jawaban ragu-ragu dihilangkan dengan pertimbangan untuk

menghindari central tendency effect yaitu kecenderungan untuk memilih pusat

gejala (Hadi, 1986, h. 122). Skala yang digunakan adalah Skala Motivasi

Berprestasi dan Skala Persepsi terhadap Kompetensi Guru.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara persepsi

terhadap kompetensi guru dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas VII. Hal

ini berarti hipotesis yang mengatakan bahwa ada hubungan positif antara persepsi

(9)

Berdasarkan penghitungan hasil penelitian, didapat bahwa motivasi

berprestasi siswa terletak pada kategori tinggi. Hasil penelitian ini agak berbeda

dengan hasil survey awal yang menyimpulkan masih rendahnya tingkat motivasi

berprestasi siswa. Respon yang diberikan siswa wakti diskusi survey awal,

merupakan penyimpulan secara keseluruhan dari siswa kelas VII yang ada di

SMP Negeri 2 Tirto. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan penelitian, siswa

yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,

perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan

mengalami kesulitan belajar.

Motivasi berprestasi subjek berada dalam kategori tinggi berarti bahwa

karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi yang

dikemukakan oleh McClelland terdapat pada diri subjek. McClelland (1987, h.

246-249), mengatakan bahwa individu yang mempunyai motivasi berprestasi

tinggi merupakan individu yang tanggung jawab, berorientasi untuk sukses,

membutukan umpan balik, dan inovatif.

Menurut Self-System Theory yang merupakan salah satu teori motivasi

berprestasi yang dikemukan oleh Stipek (2002, h. 9-12), menjelaskan bahwa

kebutuhan untuk berhubungan sosial adalah sebuah kebutuhan dasar manusia.

Individu yang tidak berfungsi dengan baik di lingkungannya adalah ketika

kebutuhan tersebut tidak dijumpai. Teori Stipek ini menjelaskan kualitas

hubungan antara murid dengan guru.

Berdasarkan penghitungan penelitian, didapatkan bahwa persepsi siswa

(10)

pentingnya motivasi dalam hal peningkatan hasil belajar maka anyak teknik yang

dipergunakan guru untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Di SMP

Negeri 2 Tirto, guru selalu ingat betapa pentingnya memberikan alasan-alasan

kepada siswa mengapa siswa-siswa itu harus belajar dengan sungguh-sungguh

dan berusaha untuk berprestasi sebaik-baiknya. Guru di SMP Negeri 2 juga sering

menjelaskan kepada siswa-siswa tentang apa yang diharapkan dari mereka selama

dan sesudah proses belajar berlangsung. Seorang guru juga mengusahakan agar

siswa-siswanya mengetahui tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari

pelajaran yang sedang diikutinya dengan adanya memberikan pengetahuan secara

umum dari penerapan pelajaran tersebut.

Proses interaksi antara siswa dengan gurunya akan menghasilkan persepsi

siswa mengenai sosok guru yang di kenalnya. Siswa menganggap guru sebagai

figur yang menarik dan menyenangkan, sehingga hal ini akan meningkatkan

minat siswa untuk mengikuti mata pelajaran yang diampunya. Djamaran (2008, h.

166) mengatakan bahwa minat merupakan rasa senang dan ketertarikan pada

suatu hal yang ditimbulkan dari hasil interaksi. Minat siswa dapat

diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, seperti

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap gurunya terutama ketika

mengikuti pelajaran. Minat merupakan alat motivasi yang utama (Djamaran,

2008, h. 167). Siswa akan lebih termotivasi jika dalam dirinya tumbuh minat yang

kuat. Lebih lanjut Baharuddin (2007, h. 138) mengatakan bahwa suatu kegiatan

(11)

Persepsi siswa akan menentukan sikapnya. Siswa yang mempunyai

persepsi positif seringkali akan mempunyai sikap yang positif juga. Ketika siswa

mempersepsikan kompetensi gurunya secara positif, maka sikap yang positif

terhadap guru itu pun terbentuk. Syah (2003, h. 149) mengatakan bahwa sikap

siswa yang positif terhadap guru merupakan pertanda awal yang baik bagi proses

belajarnya. Sikap yang positif dari diri siswa ini yang akan meningkatkan

motivasi berprestasinya. Heckhausen (dalam Haditono, 1979, h. 26) mengatakan

bahwa sikap individu terhadap kehidupan dan lingkungannya merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi.

Kesimpulan dan Saran

Ada hubungan positif antara persepsi terhadap kompetensi guru dengan

motivasi berprestasi. Semakin positif persepsi siswa terhadap kompetensi guru

akan semakin tinggi motivasi berprestasinya. Sebaliknya semakin negatif persepsi

siswa terhadap kompetensi guru maka semakin rendah motivasi berprestasinya.

Sumbangan efektif persepsi terhadap kompetensi guru sebagai salah satu variabel

bebas yang berdiri sendiri terhadap motivasi berprestasi sebesar 11,3%.

Masukan bagi siswa agar mereka tetap menjaga persepsi yang positif

terhadap kompetensi gurunya, dengan cara memelihara objektivitas penilaian

terhadap kompetensi guru yang memiliki orientasi motivasional pada pencapaian

prestasi.

Memberikan informasi pada pihak sekolah tentang pentingnya persepsi

(12)

berprestasi siswa tersebut. Cara untuk meningkatkan persepsi yang positif pada

diri siswa yaitu dengan melakukan dialog antara siswa dengan guru dan membuat

kondisi lingkungan yang kondusif sehingga siswa merasa nyaman.

Bagi peneliti selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih

lanjut khususnya yang berkaitan dengan motivasi berprestasi peneliti lain dapat

lebih menyempurnakan hasil penelitian ini dengan menambah variabel lain yang

belum di ungkap dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2007. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoretis terhadap Fenomena. Jogjakarta: AR-RUZZ Media.

BKKBN. Pendidikan yang baik untuk Anak. Diambil dari: http://sulawesi%20tenggara.bkkbn.go.id/. Diakses tanggal: 22 Agustus 2009.

Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamaran, S. B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Haditono, S. R. 1979. Achievement Motivation; Parents Educational Level & Child Rearing Practice in Four Occupational Groups. Disertasi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Hamalik, O. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hardjo, S., & Badjuri. 1999. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Cara Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten Semarang.

Semarang: UPBJJ UT Semarang.

Hawadi, R. A. 2001. Psikologi Perkembangan Anak; Mengenal Sifat, Bakat dan

Kemampuan Anak. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

(13)

McClelland, D. C. 1987. Human Motivation. New York: Cambridge University Press.

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mussen, dkk. 1994. Perkembangan Anak dan Keribadian Anak. Jakarta: ARCAN.

Suara Merdeka, 12 Desember 2005. Peningkatan Mutu Sebatas Keinginan.

____________, 23 Juni 2009. Dindik Kumpulkan Kepala Sekolah.

Slavin, R. E. 1994. Educational Psychology Theory Into Practices. 4th ed. Boston: Ally and Bacon Publishers.

Stipek, D. 2002. Motivation to Learn; Intergrating Theory and Practice. 4th ed. Boston: Ally & Bacon Publishers.

Syah, M. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H. A. R. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional; Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

• Suatu titik itu visible dengan pointcode jika nilai l, r, t dan b adalah nol, artinya jika salah satu nilai dari l, r, t dan b tidak sama degan nol maka dapat diketahui bahwa

Pengaruh Kerapatan Mangrove terhadap Laju Sedimen Transpor di Wilayah Pesisir Desa Pulau Sembilan Kabupaten Langkat Sumatera Utara.. Dibimbing oleh YUNASFI dan

Aplikasi ini bertujuan untuk membantu mempercepat pengolahan data siswa pada Sekolah Taman Kanak-kanak Islam Wahyu agar pengelola dapat bekerja seefektif mungkin serta dapat

Karakter yang terdapat di dalammnya adalah karakter tanggung jawab dan kerja sama, di SD Negeri 2 Berkoh karakter tanggung jawab dan kerja sama diimplementasikan dalam kurikulum

the undercooled melt towards the idealized arrested state, either by analyzing the time and temperature dependence in the b regime of the structural fluctuation dynamics @ 12–14 # or

kampanye yang telah diperbaiki kepada pengurus Partai Politik sesuai tingkatannya, calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dengan tembusan disampaikan

Gerak Melingkar Beraturan adalah ger ak benda yang lint asannya ber upa lingkar an dengan laj u t et ap dan mempunyai per cepat an yang ar ahnya selalu menuj u

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Aulia Rachmaniah