• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Saintara Vol.5 No. 1 September 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Saintara Vol.5 No. 1 September 2020"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Saintara Vol.5 No. 1 September 2020

33

Efektivitas Pelayanan Ekspor Impor Pada Kantor Bea Cukai Dalam

Upaya Mendukung Peningkatan Perekonomian Daerah

(

Studi Pada KKBC Tipe Madya Pabean C Cilacap)

Kristian Cahyandi1

1Akademi Maritim Nusantara-Cilacap andykrist94@gmail.com

Diterima 30 September 2020, direvisi 01 Oktober 2020, diterbitkan 15 Oktober 2020

Abstrak

Badan Kepabeanan di Indonesia memiliki peran penting dalam urusan prosedural dan dalam memantau keluar masuknya barang dari dan ke luar negeri. Lembaga bea cukai dalam menjalankan tugasnya tentunya menghadapi berbagai kendala dan diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap merupakan pintu gerbang perdagangan bagi Kota Cilacap dan sekitarnya, baik lokal maupun ekspor-impor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran Bea dan Cukai dalam efektivitas kegiatan ekspor-impor di pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data Miles dan Huberman yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi serta analisis data.

Kata Kunci: Kepabeanan, Efektivitas, Ekspor-Impor, Perekonomian Daerah Abstract

Customs agency in Indonesia has an important role in procedural matters and in monitoring the entry and exit of goods from and to foreign countries. Customs agencies in carrying out their duties certainly face various obstacles and the right strategy is needed to overcome these obstacles. Tanjung Intan Cilacap Port is a trading gateway for the City of Cilacap and its surroundings, both local and export-import. The purpose of this study was to analyze the role of Customs and Excise in the effectiveness of export-import activities at the Tanjung Intan Cilacap port. This study uses a descriptive research method with a qualitative approach. Data collection methods used were unstructured interviews and documentation. The analytical method used in this research is the data analysis model of Miles and Huberman which includes the following steps, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions / verification and data analysis.

Key Words: Customs, Effectiveness, Export-Import, Regional Economy

Pendahuluan

Direktorat Jendral Bea dan Cukai [1] merupakan instansi di bawah Kementrian Keuangan yang memiliki tugas pokok untuk mengawasi lalu lintas keluar masuknya barang dari daerah pabean Indonesia. Dan memiliki peran penting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia terutama dalam bidang Kepabeanan. Bea dan Cukai juga satu-satunya instituti yang

bertanggung jawab terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat karakteristik yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan. [2]

Keadaan tersebut menjadi salah satu harapan masyarakat sebagai jalan untuk perekonomin yang baik, agar proses barang

(2)

Jurnal Saintara Vol.5 No. 1 September 2020

34 masuk ataupun keluar lebih baik dan mudah. Melihat arus kesibukan dalam perdagangan internasional yang semakin besar karena perkembangan dunia usaha yang semakin cepat, mengharuskan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor impor untuk mampu bekerja dengan semaksimal mungkin.

Customs atau instansi kepabeanan

yang di Indonesia dikenal dengan nama Bea Cukai, merupakan penjaga pintu (doorkeeper) dalam perdagangan internasional. Bea Cukai dalam melaksanakan tugasnya tentu menghadapi berbagai kendala. Dibutuhkan strategi yang tepat dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi.

Materi dan Metode

Berdasarkan [2] tentang Kepabeanan, Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan pemungutan bea masuk. Daerah pabean wilayah Republik Indonesia meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu. (Sutedi, 2012: 61) Tujuan pengawasan pebean adalah untuk memastikan semua pergerakan barang, kapal, pesawat terbang, kendaraan, dan orang-orang yang melintas perbatasan negara berjalan dalam kerangka hukum, praturan, dan prosedur pabean yang ditetapkan.

Wewenang yang dimiliki oleh pejabat bea dan cukai dalam kepabeanan diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugasnya mengamankan hak-hak negara. Terutama dalam menghadapi barang menghadapi barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya dan barang ekspor atau barang lain yang perlu diawasi menurut undang-undang (Sutedi, 2012: 24). Pemberitahuan, pemeriksaan firik, penyegelan dan pengeluaran barang adalah garis besar dalam proses pengeluaran barang ekspor dan barang impor yang dilakukan oleh bea cukai.

Wilayah kerja Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Cilacap adalah sepanjang pesisir selatan Propinsi Jawa Tengah dari Kabupaten Cilacap sampai dengan Kabupaten Kebumen.

Gambar 1. Peta Kabupaten Cilacap

Gambar 2. Peta Kabupaten Kebumen Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Yuridis Empiris. Metode pendekatan tersebut digunakan untuk memecahkan masalah dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan. Menggunakan metode pendekatan yuridis artinya penulis mengacu pada prosedur, konsep, tata kerja yang berdasarkan pada perundang-undangan sedangkan metode pendekatan empiris yaitu penulis melihat ke dalam peraturan perundang-undangan.

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Deskriptif yaitu bahwa penelitian ini dilakukan dengan melukiskan obyek penelitian berdasarkan peraturan perundang-undangan dan bertujuan memberikan gambaran sesuatu obyek yang menjadi masalah dalam penelitian. Untuk mencapai tujuan dari penulis ini, penelitian ini tidak hanya sekedar memberikan gambaran tentang keadaan obyek atau masalahnya semata, akan tetapi juga menganalisa, mengklasifikasi dan menafsirkan informasi yang diperoleh tersebut dan tidak bermaksud mencapai kesimpulan secara umum, oleh karena itu penelitian ini

(3)

Jurnal Saintara Vol.5 No. 1 September 2020

35 dinamakan juga tipe penelitian yang deskriptifanalitis.

Hasil dan Pembahasan

Salah satu komitmen yang dibangun adalah, bawasannya Sebagai bagian dari kementrian keuangan, Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) [4] turut berperan dalam gerakan reformasi birokasi yang dicanangkan oleh Kementrian Keuangan. Hal tersebut tidak luput dari komitmen pimpinan yang senantiasa menggemakan semangat anti korupsi. Komitmen ini diwujudkan dalam berbagai bentuk yang salah satunya adalah pembangunanm Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM ). Sebagai salah satu unit kerja vertikal di bawah DJBC, KPPBC TMP CCilacap, turut berkontribusi dalam pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). KPPBC TMP C Cilacap ditunjuk sebagai salah satu perwakilan dari DJBC dan Kementrian Keuangan untuk mendapatkan predikat WBK dan WBBM setlah sebelumnya mendapatkan peringkat 3 sebagai kantor percontohan di lingkungan DJBC. Pada tangal 12 Desember 2017 KPBC TMP C Cilacap resmi mendapatkan predikat WBK Penyeraha predikat tersebut dihadari oleh Kepala KPBC TMP C Cilacap, Bapak Wisnu Wibowo di Hotel Bidakara Jakarta bersama dengan perwakilan dan instasi lain yang mendapatkan predikat yang serupa.

Tabel 1. Volume of Eksport at Tanjung Intan Cilacap Port 2009 - 2013

Tabel 2. Volume of Import at Tanjung Intan Cilacap Port 2009 - 2013

(4)

Jurnal Saintara Vol.5 No. 1 September 2020

36 Proses Pre Clearance memiliki pengaruh yang paling besar dalam kecepatan pelayanan. Proses ini dimulai sejak muatan dibongkar dari kapal sampai dengan importir melakukan submit PIB (Pemberitahuan Impor Barang) ke Bea Cukai. Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai No: PER-16/BC/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai, untuk dapat mengeluarkan barang impor dari Kawasan Pabean, atau tempat lain yang diperlakukan sama dengan TPS dengan tujuan impor untuk dipakai, importir wajib menyerahkan dokumen Pemberitahuan Impor Barang dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean yang lain.

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan proses Pre

Clearance. Kendala pertama yang dihadapi

adalah importir yang tidak segera mengurus kewajiban kepabeanannya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena pertimbangan ekonomis, pengurusan ijin lartas (larangan dan/atau pembatasan), dan menunggu kelengkapan dokumen dari luar negeri.

Pengurusan ijin lartas (larangan dan/atau pembatasan) menjadi penyebab importir tidak segera mengurus kewajiban kepabeanannya dikarenakan, barang yang diimpor termasuk barang yang dilarang atau dibatasi. Barang impor yang dilarang atau dibatasi hanya dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain yang diperlakukan sama dengan TPS, setelah persyaratan yang diwajibkan oleh instansi terkait terpenuhi. Pengurusan ijin lartas oleh perusahaan dapat menghambat pemenuhan kewajiban kepabeanan oleh perusahaan, karena dokumen ijin lartas merupakan salah satu dokumen pelengkap yang harus disertakan bersama dengan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang).

Proses Custom Clearance merupakan waktu yang dibutuhkan sejak Pemberitahuan Impor Barang (PIB) diterima oleh Bea Cukai sampai dengan diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) oleh Bea Cukai. Terdapat beberapa faktor yang menentukan kelancaran kegiatan pada proses

Custom Clearance, diantaranya, kecepatan

perusahaan dalam menyerahkan hard copy

dokumen-dokumen, kecepatan perusahaan

dalam menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik, kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan fisik, dan kecepatan pemeriksaan dokumen.

Bea Cukai memiliki peranan yang besar pada proses Custom Clearance karena Bea Cukai Bertindak sebagai pelaksana dalam melakukan pelayanan dalam kegiatan kepabeanan. Tahap ini menentukan penjaluran barang yang dibagi kedalam 3 jalur, yaitu jalur hijau, jalur kuning, dan jalur merah untuk menentukan proses selanjutnya.

Impor jalur hijau tidak dilakukan pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik. Perusahaan menyerahkan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang) maka akan langsung keluar Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Pengeluaran barang impor dari kawasan pabean untuk jalur kuning tidak perlu dilakukan pemeriksaan fisik barang tetapi harus dilakukan pemeriksaan dokumen sebelum penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang. Sedangkan untuk jalur merah dilakukan pemeriksaan dokumen dan juga pemeriksaan fisik.

Post Clearance merupakan waktu

yang dibutuhkan sejak dikeluarkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) sampai pengeluaran barang impor dari Tempat Penimbunan Sementara. Terdapat beberapa faktor penentu kelancaran kegiatan pada proses Post Clearance. Diantanya, kesiapan dan keaktifan importir untuk segera mengeluarkan barang dari tempat penimbunan sementara, kecepatan proses pelayanan persetujuan pengeluaran barang oleh operator terminal, kesiapan pemangku kepentingan, infrastruktur dan fasilitas pelabuhan serta akses jalan dari dan menuju pelabuhan.

Kesimpulan

Kendala utama yang dihadapi adalah para pengguna jasa yang tidak segera memenuhi kewajiban kepabeanannya. Perusahaan menanda penyelesaian kewajiban kepabeanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya karena pertimbangan ekonomis, tidak tersedianya gudang, pengurusan ijin lartas, barang belum dibutuhkan untuk proses produksi.

Aturan yang telah berlaku saat ini sudah cukup baik dalam menunjang proses

(5)

Jurnal Saintara Vol.5 No. 1 September 2020

37 kegiatan ekspor impor. Namun, penerapan peraturan tersebut belum berjalan secara konsisten, sehingga perlu adanya perbaikan lebih lanjut.

Perlu meningkatkan kemudahan dan perbaikan pada sistem online agar pengurusan kewajiban kepabeanan dapat berjalan dengan lebih efektif dan tidak terjadi gangguan, karena sistem online rentan mengalami gangguan.

Daftar Pustaka

[1] Peraturan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai No: PER-16/BC/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai.

[2] Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan.

[3] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Diakses pada 12 Oktober 2020 Jam 12.35 WIB dari https://jateng.bps.go.id/subject/8/eks por-impor.html#subjekViewTab3

[4] Direktorat Jendral Bea dan Cukai KPPBC Tipe Madya Pabean C Cilacap. Diakses pada 10 Oktober 2020 Jam 22.27 WIB dari https://bccilacap.beacukai.go.id/ [5] Suryana. 2000. Ekonomi

Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Jakarta: Salemba Empat [6] World Bank. 2016. The Logistics

Performance Index and Its Indicators. Global Trade Unit: The World Bank.

Gambar

Gambar 1. Peta Kabupaten Cilacap
Tabel 1. Volume of Eksport at Tanjung Intan  Cilacap Port 2009 - 2013

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengakuan sebagai IP-NC dan Persetujuan Impor NC yang diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 sebelum pendidikan kesehatan dapat diketahui sebagian besar atau sebanyak 14 siswi (70%) memiliki tingkat pengetahuan

Secara umum, faktor lingkungan tambak (kualitas tanah dan air) adalah faktor penentu dominan dalam budidaya tambak sehingga dipertimbangkan sebagai kriteria

Pengaruh Jumlah Sadapan Terhadap Produksi Getah Pinus merkusii Dengan Metode Koakan Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.. Skripsi Mahasiswa

Kecap merupakan salah satu bumbu masakan yang berguna untuk menambah citarasa masakan. Saat ini persaingan dalam industri kecap semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan

Bahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh pun digunakan sms, facebook, email, dan bentuk lain yang memerlukan kemampuan membaca yang tinggi

[r]

Jawab : Jaminan Penawaran ditujukan kepada Pokja 03 Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustrian. Dokumen RKS BAB III.C. Penyampaian Dokumen Penawaran : 15.1.e. Dokumen Teknis