Berinvestasi pada
Periode Awal Remaja:
Refleksi & Urgensi
Satu dari empat penduduk Indonesia adalah remaja usia 10-24 tahun (BPS, 2018). Periode ini dibagi kedalam tiga tahap perkembangan yaitu remaja awal, tengah dan akhir (Blum et al., 2015). Pada periode awal (10-14 tahun) remaja mengalami transisi yang dramatis akibat saling terkaitnya perubahan dan perkembangan otak, kognitif, pubertas, sosial dan seksualnya. Interaksi kesemua faktor ini akan sangat menentukan kesehatan dan kesejahteraan mereka saat ini dan di sepanjang hidup mereka, termasuk kesehatan seksual dan reproduksinya (Blum et al., 2017, McCarthy et al., 2016). Sayangnya tidak banyak penelitian yang menggali bagaimana proses tersebut terjadi pada kelompok umur ini. Global Early Adolescent Study (GEAS) merupakan bagian dari proyek Explore for Action (E4A) yang berupaya untuk mengisi kekosongan informasi tersebut. Survei berbasis telepon seluler ini mengumpulkan data mengenai faktor-faktor di awal masa remaja yang mendorong perilaku seksual yang sehat, atau sebaliknya menjadi predisposisi perilaku seksual berisiko remaja. Hasil dari GEAS diharapkan dapat membantu akademisi dan pengambil kebijakan untuk memahami bagaimana proses transisi ini berlangsung, serta apa saja faktor-faktor penting yang berperan sehingga dapat merumuskan rekomendasi bagi program dan kegiatan di masa mendatang yang membantu remaja tumbuh sehat dan sejahtera.
01.
Pendahuluan
Sebanyak
4.681
pasang siswa
dan orang tua kelas 7 dari 18
sekolah terlibat dalam
GEAS
GEAS Indonesia adalah komponen dari Explore4Action (E4A), sebuah program penelitian dan advokasi yang bertujuan untuk menyediakan bukti yang mendukung implementasi dan perluasan pendidikan seksualitas komprehensif dan strategi yang sesuai usia untuk meningkatkan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja (ASRH) di Indonesia.
Selain penelitian observasional, GEAS Indonesia mengevaluasi dampak dari CSE yang dilaksanakan oleh Rutgers Indonesia dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang disebut Semangat Dunia Remaja atau Aspirasi Remaja (SETARA) yang juga berarti “setara” dalam bahasa Indonesia).
GEAS menggunakan desain longitudinal kuasi-eksperimental tanpa randomisasi yang membandingkan dua kelompok yaitu intervensi dan kontrol, yang dipilih dari remaja berusia 10-14 tahun yang duduk di kelas tujuh di sekolah yang terpilih pada awal penelitian. Luaran (outcome) yang diamati dari siswa terdiri dari :
GEAS dilakukan di 3 area yaitu Bandar Lampung, Denpasar dan Semarang. Tiga wilayah geografis yang berbeda dipilih secara purposive dengan tujuan untuk :
Menganalisis bagaimana konteks lokal yang beragam mempengaruhi norma dan perilaku.
Menemukan kompilasi kasus yang menarik/berbeda agar Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) dapat diterapkan dalam konteks yang beragam, dan
Kekerasan interpersonal dan berbasis gender pada remaja Persepsi norma gender
Pemberdayaan: Kebebasan bergerak, berpendapat dan mengambil keputusan
Efikasi diri
Citra diri dan kenyamanan tubuh
Kesehatan mental (gejala depresi, kecemasan, dan pengalaman masa kecil yang buruk)
Kesehatan reproduksi dan seksual. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. a. b.
02.
Desain Sampel
Lokasi Jenis perlakuan Total jumlah sekolah Total jumlah siswa Total partisipan Intervensi Kontrol Jumlah
sekolah Jumlah siswa sekolahJumlah Jumlah siswa
Denpasar 3 992 3 761 6 1.753 92.890
Bandar
Lam-pung 3 751 3 663 6 1.414 75.790
Semarang 3 760 3 757 6 1.517 99.390
TOTAL 9 2.503 9 2.181 18 4.684
Pengumpulan data dilaksanakan pada tahun 2018, 2020 dan 2021 dengan keluaran berupa: kekerasan berbasis gender pada remaja, pemberdayaan, seksualitas sehat, hubungan, dan perilaku seksual. Sebanyak 4.681 pasang siswa dan orang tua kelas 7 dari 18 sekolah terlibat dalam penelitian ini.
Tiga SMP negeri di kecamatan terpilih ditetapkan sebagai sekolah intervensi, dan tiga SMP negeri terdekat dengan karakteristik demografis dan sekolah yang sama dipilih sebagai sekolah kontrol. Totalnya terdapat 9 sekolah intervensi dan 9 sekolah kontrol sehingga ada 18 sekolah di seluruh Indonesia.
Seluruh siswa berusia 10-14 tahun yang terdaftar di kelas 7 pada tahun ajaran 2018-2019 di sekolah dipilih diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian. Hanya orang tua dan siswa yang setuju untuk berpartisipasi yang akan dikumpulkan datanya selama 3 tahun penelitian. Total ada 4.684 pasang siswa dan orang tua yang berhasil direkrut untuk berpartisipasi.
Mengidentifikasi bagaimana konteks mempengaruhi penerapan SETARA. c.
Tabel 1.
Instrumen survei GEAS terdiri dari tiga komponen lintas budaya: instrumen kesehatan 10-modul, instrumen (dengan vignette) untuk mengukur kesetaraan gender, dan penilaian norma-norma gender. Semua instrumen ini menilai berbagai pengaruh sosial-ekologis di tingkat keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan, serta perilaku dan luaran (outcome) yang berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan remaja, termasuk retensi sekolah, pemberdayaan remaja; kekerasan dan pengalaman buruk; kesehatan mental, seksualitas dan kesehatan seksual. Gelombang pertama pengumpulan data GEAS menggunakan dua kuesioner, satu untuk orang tua dan yang lainnya untuk remaja. Kuesioner orang tua mengumpulkan data tentang status perkawinan, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan kepala rumah tangga dan orang tua / pengasuh utama, kepemilikan aset rumah tangga untuk menghasilkan indeks kekayaan, komposisi rumah tangga, harapan tentang pendidikan anak mereka, dan apakah mereka akan menyetujui jika anak mereka punya anak laki-laki/pacar sekarang.
Studi GEAS Indonesia telah disetujui oleh Komite Etika FKKMK UGM dan menerima izin dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Kantor
Pendidikan Kota sebelum kami menghubungi sekolah-sekolah yang dipilih.
Rutgers Indonesia dan Pusat Kesehatan Reproduksi FKKMK UGM mengembangkan Kebijakan Perlindungan Anak, Prinsip dan Pedoman Perilaku, dan protokol pelaporan untuk mempromosikan kesadaran akan perlindungan keselamatan anak, mencegah perilaku berbahaya dan tidak etis, dan untuk menyelidiki dan menangani laporan pelecehan dan eksploitasi anak.
03.
Kuesioner
Tim peneliti lokal yang mencakup koodinator dan dua peneliti junior direkrut dengan bantuan dari cabang-cabang lokal PKBI. Pelatihan mencakup diskusi tentang
pemilihan kata-kata dalam kuesioner yang bertujuan untuk memastikan pemahaman yang benar telah dilakukan oleh Johns Hopkins, UGM dan Rutgers bersama-sama pada bulan April 2018. Sebanyak 18 pengumpul data lokal (6 pengumpul data untuk setiap situs) direkrut oleh Pusat Kespro dan menerima informasi serta pelatihan tentang latar belakang dan tujuan GEAS, perilaku etis penelitian, persetujuan dan perlindungan kerahasiaan, proses wawancara, penggunaan perangkat seluler untuk mengelola kuesioner.
Pengumpulan data untuk remaja dan orang tua dilakukan dengan 2 cara: wawancara dengan bantuan komputer (tatap muka) (CAPI) menggunakan tablet dan wawancara dengan bantuan komputer (CASI). Data orang tua dan anak langsung diunggah ke server UGM pada setiap akhir hari pengumpulan data. Manajer data yang berada di UGM secara teratur memeriksa data dan mengkonfirmasi setiap kesalahan atau perbedaan yang dilaporkan oleh pengumpul data.
Server Pusat Agregasi Data &
Penyimpanan
Manajemen Data
Tampilan untuk akses data eksternal (Mitra
Penelitian) Stakeholders Responden Remaja Pengempulan data dengan Table / HP Pengisian Kuesioner CASI & ACASI
Validasi Data & Analisis
Update data yang Real - Time
Informasi lebih lanjut tentang laporan lengkap indikator GEAS, dataset dan policy brief terkait dapat diakses di website Pusat Kesehatan Reproduksi FKKMK UGM https://pkr.fk.ugm.ac.id/
Pengiriman data lewat GPRS
Gambar 1.
Rutgers WPF Indonesia
Jl. Warung Buncit Raya No.75, RT.12/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Jakarta 12470
Pusat Kesehatan Reproduksi, FKKMK UGM
Jl. Bulaksumur No.24, Sagan, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta 55281