• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Jamur Kayu Makroskopis Di Taman Hutan Raya (Tahura) K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eksplorasi Jamur Kayu Makroskopis Di Taman Hutan Raya (Tahura) K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI JAMUR KAYU MAKROSKOPIS DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO,

KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

MUHAMMAD TAUFIK A420130105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKATA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

EKSPLORASI JAMUR KAYU MAKROSKOPIS DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

PUBLIKASI ILMIAH

oleh :

MUHAMMAD TAUFIK A 420 130 105

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Surakarta, 18 Juli 2017

(Dra. Titik Suryani, M.Sc) NIP/NIK 1101660 NIDN 0511046402

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

EKSPLORASI JAMUR KAYU MAKROSKOPIS DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

MUHAMMAD TAUFIK A420130105

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Selasa, 25 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Dra. Titik Suryani, M.Sc ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Efri Roziaty, S.Si., M.Si ( ) (Angota I Dewan Penguji)

3. Dra. Aminah Asngad, M.Si ( ) (Angota II Dewan Penguji)

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(4)

iii

NIDN. 00280465501 ERNYATAAN

yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Muhammad Taufik NIM : A420130105 Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : Eksplorasi Jamur Kayu Makroskopis Di Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A. Mangkunagoro I Ngargoyoso Karanganyar Jawa Tengah

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Juli 2017 Penulis,

Muhammad Taufik

A 420 130 105

(5)

1

EKSPLORASI JAMUR KAYU MAKROSKOPIS DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO,

KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Abstrak

TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I Ngargoyoso merupakan salah satu bentuk kawasan pelestarian alam di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi. Jamur kayu merupakan jamur yang hidup menempel pada pohon yang masih hidup dan∕atau pada pohon yang sudah mati. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis jamur kayu makroskopis di Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode jelajah dan metode purposif sampling pada pohon yang masih hidup maupun pohon yang sudah mati di ketinggian 1400 mt dpl di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Karanganyar. Hasil penelitian menunjukan ada 14 spesies yang terdiri atas 9 famili (Stereaceae, Crepidotaceae, Russulaceae, Marasmiaceae, Mycenaceae, Fomitopsidaceae, Hymenochaetaceae, Polyporaceae, dan Pleurotaceae) dan yang paling banyak ditemukan yaitu dari Famili Marasmiaceae dengan 5 species.

Kata Kunci : Eksplorasi, Jamur Kayu, TAHURA

Abstract

TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I Ngargoyoso is one shape of the region nature conservation in Indonesia which has high biological diversity. Wood decayed fungi is a living fungi stick on the living tree and∕or on the dead tree. The purposes of this research is knowing species of macroscopic wood decayed fungi in Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. This research uses exploration metodh and purposive sampling metodh on the living tree as well as the dead tree at altitude 1400 mt dpl in region of Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Karanganyar. The results shows there are 14 species that consists of 9 family (Stereaceae, Crepidotaceae, Russulaceae, Marasmiaceae,

Mycenaceae, Fomitopsidaceae, Hymenochaetaceae, Polyporaceae, dan

Pleurotaceae) and which dominates was from Marasmiaceae Family with 5 species.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso merupakan Taman Hutan Raya yang terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Taman Hutan Raya sebagai salah satu contoh kawasan konservasi yang terdapat dalam UU No. 5 Tahun 1990 merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, serta tempat rekreasi (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah). Hasil penelitian Setyawan (2016) menunjukkan bahwa ditemukan 4 bangsa, 5 Suku, 15 genus dan 21 species tumbuhan yang tersebar pada ketinggian 1.000 m.dpl, 1.200 m.dpl dan 1.400 m.dpl di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso, Karanganyar.

Berdasarkan hasil wawancara Agung (2017) menyatakan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso, Karanganyar sudah sering digunakan sebagai tempat penelitian. Sebagian besar penelitian eksplorasi yang dilakukan mengenai flora, sedangkan penelitian tentang jamur masih jarang khususnya jamur kayu. Jamur kayu adalah jamur yang hidup menempel pada pohon kayu yang mengalami pelapukan namun beberapa jenis jamur kayu tumbuh pada batang pohon yang hidup dan∕atau pada pohon yang sudah mati (Meiliawati, 2013). Sampai saat ini kajian tentang keanekaragaman jamur masih terus dipelajari dan dikembangkan. Keanekaragaman jamur kayu yang banyak manfaatnya belum banyak dikenal oleh masyarakat, sehingga menjadi salah satu potensi yang perlu untuk diinventarisasi dan dikembangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan (Loveless,1989). Untuk itu perlu dilakukannya eksplorasi jamur kayu, sehingga akan membantu kelengkapan data sebagai referensi bagi pihak pengelola dalam memberikan informasi dan gambaran tentang keanekaragaman jamur kayu yang terdapat di Taman Hutan Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur kayu makroskopis di Taman Hutan Raya

(7)

3

(TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah di ketinggian 1400 m dpl pada tanggal 13 Mei 2017. Metode yang digunakan berupa metode jelajah dan metode purposif sampling pada kayu atau pohon hidup maupun pohon yang sudah mati di ketinggian 1400 mt dpl.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh jenis jamur kayu yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Karanganyar. Sampel pada penelitian ini adalah jenis jamur kayu makroskopis yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Karanganyar pada ketinggian 1400 mdpl. Pengumpulan data menggunakan beberapa cara yaitu : (1) Eksplorasi dan Purposif, (2) Identifikasi, (3) Wawancara, (4) Kepustakaan, (5) Dokumentasi, (6) Pembuatan Katalog. Analisis data dari penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1HASIL

Hasil eksplorasi jenis jamur kayu di Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunagoro I, Karanganyar pada ketinggian 1400 mdpl telah terinventarisasi dan disajikan dalam tabel 1.

(8)

4

Tabel 1. Jamur Kayu di KawasanTaman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I

Classis Family Nama Spesies

Basidiomycetes Stereaceae Stereum sp.

Stereum rugosum

Crepidotaceae Crepidotus variabilis

Russulaceae Russula betularum

Marasmiaceae Marasmius androsaceus

Collybia sp. Collybia aurea Collybia butyracea Clitocybula atrialba

Fomistopsidaceae Fomitopsis cajanderi

Mycenaceae Mycena hiemalis

Hymenochaetaceae Coriolus pubescens

Polyporaceae Fomes fomentarius

Pleurotaceae Pleurotus ostreatus

Dari tabel 1. diketahui bahwa semua jenis jamur kayu yang ditemukan di Kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I dimasukkan kedalam Classis Basidiomycetes. Jamur kayu yang paling banyak ditemukan yaitu dari Famili Marasmiaceae dengan ditemukan 5 spesies. Pada Famili Streaceae ditemukan 2 spesies. Sedangkan pada Famili Crepidotaceae, Russulaceae, Hymenochaetaceae, Fomitopsidaceae, Mycenaceae, dan Pleurotaceae masing masing hanya ditemukan 1 spesies.

(9)

5 3.2PEMBAHASAN

3.2.1 Identifikasi Jamur Kayu

Setelah dilakukan penelitian, eksplorasi jamur kayu di Kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I, Karanganyar diperoleh jamur kayu berjumlah 14 spesies meliputi Stereum sp., Collybia aurea, Crepidotus variabilis, Russula betularum, Marasmius androsaceus, Mycena hiemalis, Stereum rugosum, Fomitopsis cajanderi, Collybia sp., Collybia butyracea, Clitocybula atrialba, Colitrica perennis, Fomes fomentarius, dan Pleurotus ostreatus.

3.2.2 Analisis Keanekaragaman Jamur Kayu

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di Kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I ada 14 spesies yang dimasukkan dalam Classis Basidiomycetes. Famili yang termasuk dalam Classis Basidiomycetes berdasarkan spesies yang ditemukan adalah sebagai berikut :

(10)

6 a. Famili Stereaceae

Dari Famili Stereaceae diperoleh dua spesies yaitu Stereum sp. dan Stereum rugosum

b. Famili Crepidotaceae

Pada Famili Crepidotaceae diperoleh satu spesies yaitu Crepidotus variabilis

c. Famili Russulaceae

Famili Russulaceae diperoleh satu spesies yaitu Russula betularum.

d. Famili Marasmiaceae

Famili Marasmiaceae diperoleh lima spesies yaitu Marasmius androsaceus, Collybia sp., Collybia aurea, Collybia butyracea dan Clitocybula atrialba .

e. Famili Mycenaceae

Famili Mycenaceae diperoleh satu spesies yaitu Mycena hiemalis.

f. Famili Fomitopsidaceae

Famili Fomitopsidaceae diperoleh satu spesies yaitu Fomitopsis cajanderi.

g. Famili Hymenochaetaceae

Pada famili ini diperoleh satu spesies yaitu Colitrica perennis.

h. Famili Polyporaceae

Famili Polyporaceae diperoleh satu spesies yaitu Fomes fomentarius.

i. Famili Pleurotaceae

Famili Pleurotaceae diperoleh satu spesies yaitu Pleurotus ostreatus.

Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa jamur kayu yang banyak ditemukan yaitu pada Famili Marasmiaceae. Hal ini karena pada umumnya jamur memiliki batang keras dan berwarna

(11)

7

putih serta pada jamur ini juga dapat dikonsumsi, sehingga mudah ditemukan.

3.2.3 Kondisi Linkungan

Faktor lingkungan besar pengaruhnya terhadap kehidupan jamur kayu. Dalam hal ini terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur kayu yaitu faktor internal (biotik) dan eksternal (abiotik). Salah satu yang mempengaruhi adalah faktor eksternal (abiotik), yaitu faktor yang berasal dari lingkungan luar yang tak hidup .

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Mei 2017 di Kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I pada ketinggian 1400 m dpl diperoleh hasil berupa suhu udara pada siang hari mencapai 25,1oC dengan kelembaban udara mencapai 64 % dan sore hari mencapai 24oC dengan kelembaban udara mencapai 69 %. Kondisi tanahnya padat memiliki pH 5,8.

Hasil penelitian di Kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I pada ketinggian 1400 m dpl diperoleh 14 jenis jamur kayu. Hasil ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan waktu serta musim yang mempengaruhi keberagaman jamur kayu yang ditemukan. Menurut Pasaribu (2002) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur kayu, antara lain :

a. Temperatur

Secara umum jamur kayu tumbuh pada kisaran 15-30ºC tetapi ada beberapa jenis jamur kayu dapat tumbuh baik pada suhu lemari es dan ada jamur kayu yang dapat tumbuh dengan baik pada suhu dibawah suhu pembekuan, misalnya 5ºC sampai -10ºC. Kondisi di lokasi saat itu suhu udaranya mencapai 25ºC sehingga jamur kayu masih mudah tumbuh di lokasi tersebut.

(12)

8 b. Kelembaban

Berkaitan dengan ini ada beberapa jamur kayu yang aktivitasnya dapat tumbuh dengan baik pada kelembaban yang tinggi dan rendah dan ada pula yang tumbuh pada kelembaban yang berganti ganti antara tinggi dan rendah. Kondisi di lokasi saat itu kelembaban udaranya mencapai 69%, maka dapat dikatakan bahwa lokasi tersebut termasuk tempat yang lembab.

c. Cahaya

Pengaruh cahaya mempunyai daya perusak pada sel jamur kayu terutama cahaya yang bergelombang pendek. Tapi sinar matahari yang bergelombang panjang dapat mempunyai daya fotodinamik dan daya biofisk terhadap sel jamur kayu. Cahaya berpengaruh terhadap reproduksi dalam bentuk perangsangan, penghambat, atau arah pembentukan struktur reproduksi.

d. Keasaman (pH)

Keasaman ini mempengaruhi permeabilitas membran jamur kayu, oleh karena itu jamur kayu dapat menjadi tidak mampu mengambil nutrisi yang penting pada saat pH tertentu atau dapat membentuk senyawa yang toksis. Pada umumnya pH yang baik untuk dapat berkecambah adalah pH 5,5 – 6,5 dengan batas kisaran antara pH 3−8. Kondisi di lokasi saat itu pH tanahnya sebesar 5,8, maka masih berada di batas yang baik untuk dapat berkecambah.

e. Kondisi Lahan

Tinggi tempat dan letak lahan disesuaikan dengan jamur kayu. Seperti jamur kayu akan tumbuh pada ketinggian lebih dari 700 m dpl. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada ketinggian 1400 m dpl, didapatkan 14 jenis jamur kayu.

(13)

9 4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan Jenis jamur kayu yang ditemukan ada 14 spesies yang terdiri atas 9 Family yaitu Stereaceae, Crepidotaceae, Russulaceae, Marasmiaceae, Mycenaceae, Fomitopsidaceae, Hymenochaetaceae, Polyporaceae, dan Pleurotaceae di kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I Ngargoyoso, Karanganyar pada ketinggian 1400 m dpl. Spesies jamur kayu paling banyak (5 species) ditemukan dari Family Marasmiaceae. Species jamur kayu paling sedikit (1 species) ditemukan dari Family Streaceae, Crepidotaceae, Russulaceae, Mycenaceae, Polyporaceae, Hymenochaetaceae, Fomitopsidaceae dan Pleurotaceae. Saran yang perlu dilakukan yaitu sebaiknya dilakukan penelitian lanjut jamur kayu dari Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso, Karanganyar, kemudian diisolasi untuk mengetahui kandungan dan jenis jamur pelapuk putih dan jamur pelapuk coklat.

PERSANTUNAN

Terimakasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing, dosen FKIP Biologi dan teman teman semua yang telah memberikan bantuan untuk penelitian skripsi dan penulisan artikel ilmiah.

DFTAR PUSTAKA

Agung. 2017. Hasil Wawancara dengan Pihak Pengelola Taman Hutan Raya (TAHURA) Mangkunagoro I pada hari Senin, 27 Maret 2016.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Refleksi Pengelolaan Taman HutanRaya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I. Ngargoyoso: Balai TAHURA K.G.P.A.A. Mangkunagoro I.

Meiliawati, Devi. 2013. “Isolasi dan Identiikasi Jamur Kayu Linolitik dari Vegetasi Mangrove Wonorejo”. Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol. 2 No. 1. Surabaya.

(14)

10

Pasaribu, Tahir., Permana, Djumhawan. R., dan Alda, Eisrin Risri. 2002. Anela Jamur Unggulan Yang Menembus Pasar. Jakarta: Gramedia. Setyawan, Pendi. 2016. “Inventarisasi Dan Keanekaragaman Tumbuhan

(Bryophyta Dan Pteridophyta) Pada Ketinggian Yang Berbeda Di Taman Hutan Raya (Tahura) K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah”. Skripsi. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Gambar

Tabel  1.  Jamur Kayu di Kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A. Mangkunagoro I

Referensi

Dokumen terkait

Pihak bank dituntut untuk bagaimana menghadapi komplain atau keluhan yang dilakukan nasabah, maka bank harus cepat dan tepat dalam melakukan penanganan keluhan, supaya nasabah

Analisis hasil skala rasa sakit SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel

Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja badan

[r]

Actions in a society may reflect values that their share. From the analysis in the Chapter IV, it is concluded that American society in Mitch Albom’s Tuesdays with

Dalam menerapkan konsep arsitektur organik, kesan bangunan organik juga dapat dihadirkan dengan massa bangunan yang menerapkan bentuk- bentuk horizontal untuk

Parameter yang diuji berdasarkan SNI mutu saus tomat.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa produk saus tomat yang dihasilkan dengan menggunakan pengental hunkuwe,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapat perhatian dan