• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problematika Dakwah Penggerak Dakwah JAKIM dalam Penyampaian Pesan Islam di JHEAINS Cawangan Ranau Sabah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Problematika Dakwah Penggerak Dakwah JAKIM dalam Penyampaian Pesan Islam di JHEAINS Cawangan Ranau Sabah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Dari Al-Quran didapat keterangan bahwa tujuan hidup manusia adalah menjadi wakil kepada Tuhan, manusia ditugaskan untuk memakmurkan bumi melalui pengembangan potensi-potensi kebaikan yang telah dianugerahkan Tuhan, baik di dunia maupun di dalam diri manusia.

Untuk melakukan tugas tersebut, Tuhan memberikan dua petunjuk kepada manusia, pertama, petunjuk jiwa yang terdiri daripada akal sehat dan nurani, dan kedua petunjuk agama. Dengan kedua petunjuk ini, manusia dapat membedakan yang baik dan bermanfaat dari yang buruk dan merusak kehidupannya. Untuk itu diperlukan usaha-usaha pemulihan dan pembaikan kepada nilai kemanusiaan dengan itu diperlukanlah kegiatan dakwah.

Keharusan tetap berlangsungnya dakwah islamiyah di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup sebagai seorang muslim, yakni sebagai penerus kepada penyampaian risalah dan pesan Islam Nabi Muhammad Saw. yang bertujuan menyeru dan mengajak manusia menuju ke jalan Allah Swt. Usaha sebagai seorang yang meneruskan usaha dakwah Nabi Saw. sebenarnya sudah tercantum dalam kitab suci Al-Quran surat Al-Imran ayat 104 yang berbunyi:





























.

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.1(Abdul Fadil Abdul Rahman, Dkk., 2010: 63).

(2)

Berdasarkan kepada nukilan ayat-ayat Al-Quran serta penjelasannya dapat disimak bahwa dakwah islamiyah tiada lain merupakan kegiatan mengkomunikasikan atau menyampaikan ajaran Allah Swt. yang terkandung dalam Al-Quran dan As-sunnah, agar manusia mengambilnya untuk dijadikan sebagai jalan hidupnya. Adapun perlaksanaan daripada dakwah itu sendiri adalah melalui proses penyampaian melalui para pendakwah yakni melalui teknik komunikasi maupun teknik yang lainnya yang selalu berhubungan dengan Allah Swt. dan persaudaraan.

Ini bermaksud bahwa, dalam melakukan kegiatan dakwah itu, dakwah harus menggunakan dua macam perlaksanaan yaitu melalui komunikasi antara Allah Swt. dengan umatnya atau sebaliknya dan yang kedua adalah komunikasi antara umat-umat itu sendiri yang dinamakan sebagai usaha dakwah.

Keilmiahan proses dakwah kepada manusia banyak tersirat dalam ayat suci Al-Quran, yang mana landasan utama dalam pokok dakwah adalah iman dan amal saleh yang berlandaskan ilmu pengetahuan, sedangkan dasar perlaksanaannya adalah melalui pengelihatan, logika dan kebenaran.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk sosial, manusia itu akan selalu berinteraksi antara satu sama yang lain dalam lingkungannya. Begitu juga dengan usaha dakwah, yang mana prosesnya akan melibatkan da’i dan mad’u dalam menyampaikan pesan Islam.

Oleh yang demikian, dalam usaha menyampaikan dakwah kepada manusia ke jalan Allah Swt., tidaklah semudah seperti membalikkan tangan, sudah tentu seringkali jalan yang ditempuh tidak mulus dan selalu sahaja menemui hambatan dan rintangan. Tanpa menggunakan strategi dan metode yang sesuai, sudah tentu dakwah yang coba disampaikan oleh para pendakwah kepada mad’unya akan menemui masalah-masalah yang tidak dijangka

(3)

akan berlaku. Masalah seperti ini seringkali berlaku dan tidak asing lagi dalam kegiatan dakwah seharian oleh para pendakwah.

Sudah tentu, masalah yang seperti ini dikenali sebagai problematika dalam dakwah. Problematika dakwah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, bahkan dari abad ke abad, tentu sangat variatif. Tiap-tiap masa dan era memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Karena itu, dinamika agama (Islam) di manapun ia berada sangat ditentukan oleh gerakan-gerakan dakwah yang dilakukan oleh umatnya.

Pada zaman Nabi Saw., problematika dakwah diperhadapkan pada akulturasi budaya dan kondisi masyarakat yang telah memeluk agama selain agama Islam, bahkan berbagai perubahan sebagai akibat banyaknya umat Islam yang berhijrah ke Madinah sekaligus merubah sistem ekonomi, sosial budaya dan bahkan status sosial.

Sepeninggal Nabi Saw., problematika dakwah tetap muncul ke permukaan. Adanya sebagian umat Islam yang tidak mensosialisasikan ajaran agama, misalnya tidak mengeluarkan zakat, termasuk problematika yang tak terbantahkan. Di masa-masa berikutnya, perpecahan umat Islam ke dalam berbagai aliran yang berdampak pada renggangnya solidaritas dan ukhuwah islāmiyah, juga merupakan problematika abadi yang dihadapi oleh umat Islam sepanjang sejarahnya.

Untuk zaman modern ini, problematika dakwah dihadap oleh para pendakwah itu sendiri dan penerima pesan yakni mad’u dakwah.

Untuk itu, dalam melaksanakan dakwah Islamiyyah, diperlukan siasat strategi dakwah yang sesuai, dengan mudah dakwah yang kita sampaikan akan mudah diterima oleh mad’u dan dapat diterima serta diamalkan oleh mereka. Untuk menunjang keberhasilan dakwah, perlu diusahakan usaha-usaha yang konkirt, baik dalam bentuk metode atau alat yang diguna pakai untuk berdakwah.

(4)

Dengan itu, dalam usaha menyebarkan dakwah kepada manusia pasti akan ada gerakan-gerakan yang meneruskan usaha ini. Bermacam gerakan-gerakan yang muncul lewat masa kini, yang mempertaruhkan hidupnya dengan meneruskan kegiatan dakwah nabi Muhammad Saw. hal ini dapat dicontohkan kepada kegiatan gerakan dakwah oleh penggerak dakwah JAKIM.

Penggerak dakwah JAKIM merupakan sebuah gerakan dakwah yang berusaha menyampaikan pesan Islam kepada masyarakat yang berbilang bangsa. Pelbagai kegiatan dan usaha dakwah yang telah dijalankan oleh penggerak dakwah JAKIM (Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) dengan kerjasama JHEAINS (Jabatan Hal Ehwal Islam Negeri Sabah) di cawangan Ranau.

Secara ringkasnya, JAKIM adalah kepanjangan daripada Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, yang merupakan sebuah jabatan perdana menteri yang berperanan sebagai agensi pusat dalam perancangan pengurusan hal-ehwal Islam dan pembangunan ummah.

JAKIM sebagai pusat pengeluar kader-kader dakwah yang berkualitas akan mencari pendakwah yang berkualiti untuk dihantar ke setiap cawangan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dakwah. Oleh itu, JHEAINS (Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sabah) cawangan Ranau adalah hasil kerjasama daripada JAKIM untuk melakukan pelbagai kegiatan atau usaha dakwah kepada masyarakat.

Secara ringkasnya, Jabatan Hal-ehwal Agama Islam Negeri Sabah (JHEAINS) merupakan agensi Jabatan Kerajaan Negeri di bawah Jabatan Ketua Menteri. Disinilah penggerak dakwah JAKIM berkerjasama dengan JHEAINS dalam proses penyebaran pesan-pesan islami kepada masyarakat. Terdapat pelbagai aktiviti yang dijalankan oleh kedua jabatan ini dalam usaha melakukan kegiatan dakwah. Dengan kerjasama diantara dua jabatan ini, banyak sekali program-program dan aktiviti keagamaan yang dilaksanakan. Namun dalam acara dan aktiviti keagamaan yang dilakukan disitu jugalah segala macam masalah dan

(5)

hambatan datang untuk menghalangi proses perjalanan dakwah. Inilah yang sering berlaku di kalangan para da’i.

Berhubungan penelitian ini, penulis akan cuba mencari dan meneliti apa sahaja problematika dakwah yang dihadapi oleh pengerak dakwah jakim dalam menyampaikan pesan Islam kepada masyarakat (mad’u) dari sudut internal dan eksternal. peneliti memungkinkan bahwa dalam usaha penyampaian dakwah oleh penggerak dakwah JAKIM itu terkait dengan masalah yang ada dalam gerakan dakwah itu sendiri dalam masa yang sama, juga penulis memungkinkan bahwa masalah-masalah dakwah datang daripada masalah eksternal.

Oleh itu, inilah sebenarnya tujuan utama dalam penelitaian ini yang secara garis besarnya akan meneliti apa sahaja problematika dakwah yang terkait dengan masalah-masalah yang seringkali menghambat penyampaian pesan Islam kepada masyarakat.

1.2Rumusan dan Masalah

Berdasarkan kepada latar belakang penelitian di atas, penulis menemukan beberapa permasalahan yang layak untuk penelitian ini. Oleh itu, permasalah yang diangkat oleh penulis dalam rangka penelitian ini adalah meliputi masalah internal dan eksternal seperti berikut:

1.2.1 Rumusan Masalah

1) Bagaimana gerakan dakwah penggerak dakwah JAKIM?

2) Bagaimana masalah internal dan eksternal yang dihadapi oleh penggerak dakwah JAKIM dalam melaksanakan dakwah?

3) Apakah solusi yang dilakukan oleh pengerak dakwah JAKIM dalam menyelesaikan masalah?

1.2.2 Identifikasi Masalah

1) Mengetahui gerakan dakwah yang dilakukan oleh penggerak dakwah JAKIM.

2) Mengetahui apa saja masalah internal dan eksternal yang menghambat kegiatan dakwah Penggerak dakwah JAKIM.

(6)

3) Mengetahui apaa cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian pasti akan mempunyai tujuan penelitian, tujuan penelitian merupakan dasar utama mengapa penelitian ini dilakukan. Oleh itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan meneliti apa sahaja problematika dakwah penggerak dakwah JAKIM di JHEAINS cawangan Ranau dalam menyampaikan pesan Islam kepada mesyarakat.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis atau akademis dan praktis atau fragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.

Berdasarkan kepada penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa manfaat dan kegunaan daripada hasil penelitian ini. Penelitian terhadap problomatika dakwah pengerak dakwah JAKIM cawangan JHEAINS Ranau, Sabah dapat diklasifikasikan menjadi dua manfaat yaitu, manfaat secara akedemis dan manfaat secara teoritis.

Kegunaan secara akademis dalam penelitian ini adalah seperti berikut:

1. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui apa sahaja masalah-masalah internal dan eksternal kegiatan dakwah pengerak dakwah JAKIM, di JHEAINS Cawangan Ranau, Sabah.

(7)

2. Penelitian ini juga, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperkaya khazanah kepustakaan tentang problomatika dakwah, pengerak dakwah JAKIM di JHEAINS Cawangan Ranau, Sabah.

3. Penelitian ini juga, bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian.

4. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua kalangan baik, da`i, Masyarakat, Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi terkusus untuk penulis. Manakala kegunaan secara teoritis dalam penelitian ini adalah seperti berikut:

1. Berdasarkan kepada penelitian ini, kegunaan secara teoritisnya yang penulis maksudkan yaitu diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu tentang problomatika dakwah, penggerak dakwah JAKIM di JHEAINS Cawangan Ranau, Sabah.

2. Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan berharga sebagai informasi ilmiah terhadap Ilmu Komunikasi dan Dakwah.

3. Sebagai bahan masukan dan sumber rujukan bagi penggerak dakwah di JHEAINS Cawangan Ranau, Sabah, dalam usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas pengerak dakwah di Ranau khususnya.

4. Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian tentang problomatika dakwah dan menumbuhkan budaya meneliti di kalangan mahasiswa dan mahasiswi.

1.4 Kerangka Berfikir

1.4.1 Teori Penelitian

Teori adalah seperangkat pernyataan dengan kadar abstraksi yang tinggi yang saling berkaitan, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan, dapat dijui secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku. Teori merupakan seperangkat dalil

(8)

atau prinsip umum yang kait mengait mengenai aspek-aspek suatu realitas. Teori sebenarnya berfungsi menerangkan, meramalkan dan menemukan keterpautan fakta-fakta secara sistematis. Terdapat banyak teori yang sudah terkemuka baik teori dalam komunikasi dan teori dalam dakwah itu sendiri. 2

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teori dari sudut pandang komunikasi. Teori komunikasi secara dasarnya adalah satu teori yang mengajarkan kepada manusia bagaimana cara bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma kebudayaan melalui teknik-teknik pengemasan pesan secara persuasif sesuai dengan teori komunikasi yang tepat. Teori komunikasi yang tepat yang mampu menguggah emosi khalayak akan membangunkan hubungan antarmanusia yang semakin baik.3

Oleh itu, dalam penelitian ini, penulis akan cuba mengambil beberapa teori yang berkaitan dengan masalah kajian dalam rangka penelitian ini. Teori yang digunakan yang penulis cuba angkat dalam penelitian ini ialah, teori kreadibilitas. Teori ini diperkenalkan oleh Aristoteles. Menurut teori ini, aristetoles mengatakan bahwa untuk menjadi seorang komunikator yang efektif harus memiliki kreadibilitas yang tinggi.4

Kreadibelitas menurut aristetoles, boleh diperoleh jika seseorang memiliki ethos, pathos dan logos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki oleh pembicara dari karekter peribadinya, sehingga ucapannya dapat dipercaya. Pathos ialah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya5.

Berdasarkan kepada teori kreadibilitas, jika dikaitkan dengan masalah penelitian problematika pendakwah, untuk mengetahui apa sahaja masalah yang dihadapi oleh penggerak dakwah Jakim harus mempunyai kemampuan dalam memahami konsep problematika dakwah

2 West dan Richard, 2008: Pengantar Teori Komunikasi: Teori Dan Aplikasi, Salemba Humanika,, Jakarta. h:1. 3Ibid.1

4 Syaiful Rohim, 2009: Teori Komunikasi Perspektif Ragam dan Aplikasi, PT RINEKA CIPTA, Jakarta, h: 73. 5Ibid, h: 73.

(9)

itu sendiri. Oleh itu penguasaan dan adanya kemampuan terhadap sesuatu perkara sangatlah penting untuk mengetahui sesuatu perkara. Dan inilah yang peneliti lakukan dalam penelitian ini.

Kreadibilitas atau kemampuan dalam setiap organisasi dakwah sangatlah memainkan peranan penting dalam afektifnya dakwah yang dilakukan. Seperti dalam teori Aristoteles untuk menjadi seorang komunikator yang afektif dalam penyampaiannya harus mempunyai kekuatan karekternya, kekuatan dalam menahan emosi dan kekuatan dalam berargumentasi dengan ilmu yang dimiliki. Kekuatan inilah yang membolehkan suatu kegiatan komunikasi yang disampaikan bisa diterima dengan afektif di kalangan masyarakat atau pendengar.

Jika diteliti dan dikaji mengapa masalah itu dihadapi oleh setiap organisasi dakwah karena tidak ada persediaan, dan kekuatan dalam pelbagai aspek. Ini menjadikan pelbagai masalah akan timbul dan wujud dalam sesubuah kegiatan yang dilakukan. Sangat sesuai sekali apa yang dinyatakan oleh Aristetoles, bahwa setiap pembicara akan afektif pesannya jika ada kekuatan dan kreadibilitas yang terpancar. Maka segala yang menghambat akan bias dihadapi dan ditangani dengan mudah dalam meraik kesuksessan.

Begitu juga dengan sesebuah organisasi harus mempunyai kekuatan dalam melaksanakan dakwah demi menggelakan berlakunya sebarang hambatan atau masalah yang menghambat. Namun, walaupun dengan adanya masalah yang menghambat jika mempunyai kekuatan atau kreadibilitas maka apa yang menghambat bias ditangani dengan mudah dan sukses.

1.4.2 Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, yang berjudul “Problomatika Dakwah Pengerak Dakwah JAKIM dalam Penyampaian Pesan Islam di JHEAINS Cawangan Ranau” penulis akan mengangkat kerangka konsep yang utama dalam penelitian ini yaitu:

(10)

1.1 definisi problematika

Pengertian Problematika diambil dari Istilah problema/ problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan6.

Sedangkan ahli lain mengatakan menyatakan bahwa "definisi problema/problematika

adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu7."

Terkait dengan definisi problematika, berikut merupakan definisi yang diberikan oleh para ahli8:

Menurut Hudojo, masalah adalah pernyataan kepada seseorang di mana orang tersebut tidak mempunyai aturan/ hokum tertentu yang segera dapat digunakan untuk menemukan jawaban dari pernyataan tesebut.

Menurut Abdul Cholil, masalah adalah bagian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah menghadapi masalah, bisa bersumber dari diri maupun bersumber dari orang lain.

Menurut Prajudi Atmosudirjo, masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan, direncanakan dan ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan.

Oleh itu menurut penulis, dapat disimpulkan bahwa problematika adalah persoalan atau masalah yang dihadapi oleh seseorang dalam melakukan sesuatu tujuan yang seterusnya menghadapi halangan, hambatan atau kesukaran yang menyebabkan sesuatu yang dikerjakan tidak meraih kesuksesan.

1.2 Definisi Dakwah

6 Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang, 2002), h: 276 7 Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islami, Surabaya : Al-Ikhlas, 1983, h: 65 8http://www.google.com.my/pengertian-masalah-menurut-paraahli

(11)

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab “da’wah”. Da’wah mempunyai tiga huruf, yaitu: dal, ‘ain dan wau. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. makna-makna tersebut adalah memangil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi(Ahmad Munawwir, 1997:406)9.

Terdapat beberapa macam makna dakwah dalam Al-Quran yaitu: mengajak dan menyeru, doa, mendakwah dan mengangap tidak baik, mengadu, memangil atau panggilan, meminta, menggundang, malaikat israfil sebagai penyeru, panggilan nama atau gelar dan anak angkat10.

Manakala definisi dakwah menurut para ahli adalah seperti berikut11:

Abu Bakar Zakaria mengatakan bahwa, dakwah adalah usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan.

Menurut Syekh Muhammad Al-Rawi, dakwah adalah pedoman hidup yang sempurna untuk manusia berserta ketetapan hak dan kewajibannya.

Berdasarkan kepada pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dakwah merupakan proses peningkatan iman dalam diri manusia sesuai dengan syariat Islam yang memerlukan usaha yang terus-menerus, berkesinambungan dan bertahap. Oleh itu, melalui dua definisi dari dua konsep di atas dapat dijelaskan bahwa problematika dakwah adalah segala bentuk permasalahan yang dihadapi oleh seorang pendakwah baik dari sudut tantangan, hambatan, halangan dan kesukaran dalam usaha menyampaikan pesan Islam kepada masyarakat. Problematika dakwah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

9 Moh. Ali Aziz, 2012: Ilmu Dakwah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h: 6 10Ibid h. 6-9

(12)

a. Problematika Dakwah Secara Eksternal12

Problematika dakwah secara eksternal yakni, problem-problem, hambatan-hambatan, dan tantangan-tantangan dakwah yang bersumber dan berasal dari berbagai kalangan dan pihak umat manusia di luar lingkup kaum muslimin.

b. Problematika dakwah secara Internal13

Problematika secara internal ialah, problem-problem, permasalahan-permasalahan, dan hambatan-hambatan dakwah yang bersumber dan berasal dari lingkup internal penggerak dakwah itu sendiri. Problematika bisa berlaku dalam pelbagai aspek. 1.4.3 Pembagian Problematika

Berkaitan dengan problematika itu sendiri, maka terdapat beberapa daripada ciri-ciri problematika itu sendiri yaitu:

1. Masalah adalah sebuah kesempatan untuk berkembang.14

Sebuah masalah bisa merupakan sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar dari stagnan, kebosanan atau status quo serta apapun yg dimaksudkan untuk membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu kita catat baik-baik bahwa yg disebut masalah itu tidaklah harus merupakan akibat dari kejadian buruk atau faktor eksternal. Setiap pencerahan baru di mana Anda melihat peluang pengembangan atau perbaikan akan menjadi “masalah” bagi Anda untuk dipecahkan. Inilah kenapa kebanyakan para pemikir kreatif adalah para “pencari masalah” dan bukannya “penghindar dari masalah.”

Mengembangkan mentalitas positif terhadap masalah bisa membuat kita jadi lebih bahagia, waras, dan juga percaya diri. Maka latihlah sikap mental antusias dan bersemangat dalam menghadapi masalah dengan adanya ruang pengembangan yg bisa anda temukan, dan anda pasti akan merasa puas dengan hasil yang didapat dari mentalitas positif ini.

12 http://problematikainternal/eksternal.com diakses pada 10: 12 pm, 22 Nopember 2014. 13Ibid.

(13)

2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yg diharapkan.

Sebuah masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau pemikiran baru. Ketika anda tahu di mana posisi anda sekarang dan ke mana anda hendak menuju, maka anda sudah punya sebuah masalah terkait bagaimana agar anda bisa sampai pada tujuan yang Anda harapkan. Bentuk pemecahannya sendiri bisa dan sebaiknya dibikin menyenangkan dan seru dengan beragam jalur solusi yang bisa anda pilih di sana. Yang jelas, ketika anda sudah bisa mengidentifikasi adanya beda antara apa-apa yang anda punya dan apa-apa yang anda sebenarnya inginkan, maka anda berarti sudah bisa mendefinisikan masalah dan juga telah punya arahan untuk meraih sasaran anda.

3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yang sekarang terjadi belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik.

Bukankah menarik bila apa yang dinamakan “harapan” ternyata bisa melahirkan “masalah”. Keyakinan bahwa harapan anda bisa tercapai akan membuat anda memiliki sasaran untuk masa depan yang lebih baik. Harapan anda membuat diri anda merasa tertantang, dan tantangan semacam ini juga layak juga disebut sebagai masalah15.

1.4.4 Kerangka Berfikir

Berdasarkan kepada kerangka teori dan konsepa yang penulis ungkapkan diatas, maka dalam penelitian ini dapatlah dirumuskan bahwa kerangka berfikir penelitian ini adalah seperti berikut:

(14)

1.5 Langkah-Langkah Penelitian

1.5.1 Lokasi penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka JHEAINS (Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Daerah Ranau) peri surat no. 143, Ranau, No.tel: 088-875125/ Faks: 088-875125 adalah lokasi utama penulis untuk mendapatkan data kualitatif. Penulis sendiri datang langsung Ke Jabatan Hal-ehwal Agama Islam Negeri Sabah, cawangan Ranau untuk mendapatkan data langsung dari penggerak dakwah Jakim.

1.5.2 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan format desain deskriptif. Metode dekriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Teori kreadibilitas (Arsitoteles) Permasalahan:

1) Bagaimana gerakan dakwah penggerak dakwah JAKIM? 2) Bagaimana masalah internal dan eksternal yang dihadapi

yang dihadapi oleh

penggerak dakwah JAKIM

dalam melaksanakan

dakwah?

3) Apakah solusi yang

dilakukan oleh pengerak

dakwah JAKIM dalam

menyelesaikan masalah? PESAN ISLAM PROBLEMATIKA DAKWAH PENGGERAK DAKWAH JAKIM DALAM PENYAMPAIAN PESAN ISLAM

(15)

Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.16

Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas peneliti berharap mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif interpretatif sehingga peneliti dapat menganalisis dan menelaah lebih dekat, mendalam, mengakar dan menyeluruh, untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai problematika dakwah penggerak dakwah JAKIM dalam penyampaian pesan Islam kepada masyarakat di JHEAINS Cawangan Ranau, Sabah.

1.5.3 Jenis Data

1) Gerakan dakwah yang dilakukan oleh penggerak dakwah JAKIM.

2) Masalah internal dan eksternal yang dihadapi oleh penggerak dakwah JAKIM dalam melaksanakan dakwah.

3) Solusi yang dilakukan oleh pengerak dakwah JAKIM dalam menyelesaikan masalah. 1.5.4 Sumber Data

Proposal ini berupa karangan yang bersifat ilmiah, oleh sebab itu dalam penulisannya diperlukandata yang akurat dan yang dapat dipertanggunjawabkan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

1.5.4.1 Data primer

Data pokok yang langsung berkaitan dengan kebutuhan analisis dalam penelitian ini. Data primer yang diperoleh secara langsung pada objek penelitian lapangan. Data primer yang penulis maksudkan disini adalah, data yang diperolehi melalui obyek langsung dengan

16 Abdul M. Muttaqin, 2009: Stretegi Dakwah Pondok Pesantren Mualimin Rowowseneng Kecamatan,, Skripsi,

(16)

melakukan wawancara langsung kepada penggerak dakwah JAKIM di JHEAINS cawangan Ranau.

1.5.4.2 Data sekunder

Data pendukung yang sifatnya memperkuat analisis. Manakala data sekunder yang digunakan oleh penulis dalam mengumpul data dan informasi selebihnya adalah melalui, buku-buku ilmiah, situs laman web, media, melakukan wawancara kepada masyarakat yang terkait dan mengambil sumber rujukan daripada JHEAINS dan JAKIM.

1.5.5 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau teknik yang dipergunakan dalam mendapatkan data dalam penelitian. Teknik ini merupakan metode yang digunakan oleh penulis dalam mendapatkan data kualitatif. Oleh yang demikian berikut merupakan teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1.5.5.1 Observasi

Observasi adalah beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Oleh itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, adapun teknik observasi yang dilakukan oleh penulis adalah melalui pengamatan terhadap khalayak yang sering ke lokasi-lokasi dakwah seperti masjid sekitar Ranau yang kerap dilakukan oleh penggerak dakwah JAKIM di JHEAINS cawangan Ranau. Seterusnya, melalui pengamatan terhadap khalayak, penulis akan membuat catatan sebagai data tambahan. Oleh itu, metode ini digunakan untuk mengetahui suatu situasi dan kondisi yang ada.

(17)

1.5.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama17.

Teknik pengumpulan wawancara adalah teknik pengumpulan data yang diambil oleh penulis dalam memperoleh informasi dari narasumber yang terpilih. Metode wawancara dalam pengumpulan data ini dilakukan kepada informan premier atau pengerak dakwah JAKIM di JHEAINS cawangan Ranau, Sabah, Malaysia yang dapat memberikan informasi tentang problematika dakwah dalam usaha penyampaian pesan Islam kepada khalayak. Untuk menjamin dan menjaga wawancara ini terarah pada tujuan, maka dalam memperoleh data yang diperlukan adalah kaidah wawancara yang bebas terpimpin, yang mana pertanyaan yang diajukan sudah dipersiapkan secara lengkap.

Proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menemukan beberapa pertanyaan yang sesuai dalam mencari data. Setelah itu, penliti akan menemukan narasumber yang berkenaan dan barulah proses tanya jawab akan dilakukan. Peneliti akan menanyakan tentang gerakan dakwah itu sendiri, masalah internal dan eksternal dan seterusnya solusi yang digunakan untuk menyelasaikan masalah. Selain itu, untik mendapatkan data dan informasi yang selebihnya, peneliti akan mewawancarai nara sumber lainnya daripada khalayak yang berkaitan.

17

(18)

1.5.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.

Metode dokumentasi juga merupakan metode pengumpulan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah dokumen, peraturan-peraturan, rapat, catatan harian dan sebagainya18. Oleh yang demikian, penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh

data atau informasi tentang, metode dakwah, masalah dakwah, kegiatan dakwah, sarana dan prasarana, struktur perlaksanaan kegiatan dakwah penggerak dakwah Jakim serta untuk menggungkapkan data-data yang telah ditentukan dalam wawancara untuk menghindari ketidak sesuaian informasi. Oleh itu, inilah diantara metode dan cara penulis dalam mendapatkan data kualitatif tentang problematika dakwah di Ranau.

1.5.6 Analisis Data

Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian kualitatif, maka teknik analisa yang digunakan oleh penulis adalah penelitian diskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari narasumber dan perilaku yang dapat diamati. Maka untuk menganalisis data yang dihasilkan maka, penulis akan mengklasifikasikan, mendiskripsikan dan menginterprestasikan dalam bentuk kata-kata sesuai dengan bahasa peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara Republik

Hasil pengisian kuesioner siswa yang diberikan akan digali melalui wawancara konseling individual dengan pendekatan rational emotif, untuk mendapatkan gambaran yang

Daerah, pendanaan penyelenggaraan pertambangan dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan dalam pendidikan, segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar

Berdasarkan hasil analisis tes akhir dan uji hipotesis menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu jumlah penduduk Kota Sorong sampai dengan tahun 2026, besar kebutuhan air

Kesimpulan yang didapat dari penelitian perancangan sistem pakar yang digunakan untuk diagnosis penyakit Pneumonia pada balita yang menerapkan Algoritme K-Nearest

Hal ini memberikan arahan bahwa hipotesis pertama (H1) dapat diterima; 4) Seluruh variabel bebas penelitian yang terdiri dari; komitmen organisasi (X1),