• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

38

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah proses pencarian data-data yaitu industri rumahan shuttlecock yang ada di Kabupaten Tegal, sebagai sentra industri rumahan shuttlecock. Peneliti ingin melakukan pendataan klub atau perkumpulan olahraga bulu tangkis yang ada di daerah Kabupaten Tegal yaitu terdiri yang dipandang sebagai basis dari pembinaan bulu tangkis di kabupaten tegal.

2. Waktu Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat menentukan hasil penelitian. Seorang peneliti terlebih dahulu harus betul-betul memahami prosedur penelitian yang akan dilaksanakan, sehingga penelitiannya akan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan hal itu, dalam melaksanakan penelitian diperlukan metode tertentu. Penggunaan metode dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode penelitian merupakan syarat pokok dalam sebuah penelitian. Berbobot tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari metodologi penelitiannya.

Metode penelitian memberi garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang besar agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang tinggi (Sutrisno Hadi, 2004). Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metode penelitian, yaitu sebagai berikut :

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran. Dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan atau objektif serta memecahkan suatu masalah dengan cara pencarian data-data mengenai masalah yang diteliti sesuai dengan prosedur penelitian. Seperti yang dikemukakan (Suharsimi Arikunto, 2003:3), metode penelitian deskriptif adalah

(2)

“penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain- lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan”.

Terdapat beberapa jenis metode penelitian deskriptif, jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif korelational. Pengertian penelitian korelational menurut (Suharsimi Arikunto, 2010:4) adalah “penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada”.

Alasan peneliti memilih metode deskriptif korelasional karena penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan hubungan yang terjadi antara variabel kepercayaan diri dan kondisi fisik terhadap prestasi dalam olahraga Poomsae Taekwondo. Sedangkan teknik dalam penelititian ini menggunakan teknik analisis korelasional regresi berganda. Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubunganantara variabel dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metode mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik (Imam Ghozali, 2011). Dengan pertimbangan dalam penggunaan regresi berganda, pengujian hipotesis harus menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi-asumsi klasik.

Waktu yang diperlukan dalam proses penelitian ini adalah selama kurang lebih 10 minggu yang di awalai bulan November sampai dengan bulan Januari. penelitian diawali dengan ijin kekantor Kecamatan dan Kepala Kelurahan atau Kepala Desa, yang kemudian dengan surat tersebut peneliti memulai pencarian data ke desa-desa di Kabupaten Tegal, selaku pusat industri rumahan shuttlecock. Peneliti meminta ijin kepada pemilik dan kemudian dilanjutkan dengan survay industri rumahan shuttlecock yang ada di Kabupaten Tegal, serta ke pengurusan cabang bulu tangkis Kabupaten Tegal yang selanjutnya melakukan survay dan pendataan ke klub-klub bulu tangkis pembinaan dari ke tiga kecamatan di Kabupaten Tegal.

(3)

Adapun jadwal penelitian tertera pada tabel berikut: Tabel 3.1 : Waktu Penelitian

No Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian

November Desember Januari 1 Pengajuan ijin 2 Observasi industri 3 Observasi pembinaan klub 4 Pengambilan data 5 Pengumpulan data

dan Pengolahan data

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi. Penelitian deskriptif bersifat komperatif dan korelasi. Penelitian deskriptif sangat membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetik, klinis dan dan penelitian survai (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2010: 44).

Penelitian deskriptif dilakukan untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2010: 44). Metode survai adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah (Masyhuri dan M. Zainuddin, 2008: 34).

(4)

C. Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prestasi bulu tangkis di Kabupaten Tegal. Dalam hal ini peneliti akan menganalisis industri rumahan shuttlecock terhadap prestasi bulutangkis di Kabupaten Tegal atau penulusuran atlet-atlet berprestasi tingkat Kota. Keberadaan industri rumahan shuttlecock terhadap prestasi bulutangkis Kabupaten Tegal pada tingkat Kota.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti harus didefinisikan secara operasional, yaitu yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel. Adapun dua variabel tersebut yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Rincian variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (independen) Industri rumahan Shuttlecock. 2. Variabel Terikat (dependen)

Prestasi bulutangkis.

Tabel 3.2 Deskripsi variabel penelitian

Inklusi Eksklusi

Terdapat industri rumahan Shuttlecock

Jumlah karyawan dan jumlah produksi

Memiliki klub bulutangkis atau persatuan bulutangkis

Peralatan

Terdapat Pembinaan Fasilitas

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari setiap variabel penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Industri Rumahan Shuttlecock

Industri rumahan adalah berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedangkankan industri dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang

(5)

atau perusahaan. Jadi industri rumahanadalah rumah usaha yang memproduksi barang atau perusahaan kecil.

Shuttlecocok adalah terdiri atas bagian kepala dan bulu. Shuttlecock yang baik menggunakan gabus sebagai kepala dan dibungkus dengan kulit yang tipis dan kuat. Berat Shuttlecock antara 73-85 grains (4,73-5,50 gram) dan harus mempunyai 14-16 helai bulu yang ditancapkan ke dalam gabus yang bergaris 1-1/8 inch atau 15-18 milimeter. Bulunya berukuran 64-74 mm dari ujung atas sampai ke bagian yangrata pada gabus. Garis tengah atau diameter bagian atas Shuttlecock 5456 mm dan harus diikat dengan benang secara kuat.

Kecamatan Dukuhturi (Desa Lawatan, Desa Kepandean), Kecamatan Talang (Desa Dukuhmalang dan Tegalwangi), Kecamatan Pagerbarang (Desa Pesarean), terdapat industri rumahan shuttlecock berdiri sejak tahun 1980 an. Industri rumahan shuttlecock mendapatkan bulu dari pemasok kemudian baru diolah menjadi shuttlecock dengan berbagai tipe. Sistem pemasaran yaitu dengan menjadi suplayer di gedung-gedung olahraga bulu tangkis dan ada beberapa pembeli yang langsung mendatangi ke industri rumahan. Peneliti melakukan observasi, wawancara, dan melakukan dokumentasi pada industri rumahan yang melibatkan pemilik industri rumahan, staf-staf, karyawan pengrajin shuttlecock, tokoh pengrajin, dan masyarakat sekitar industri rumahan.

2. Prestasi Bulutangkis

Prestasi yaitu jumlah medali yang diperoleh dalam setiap kompetisi atau prestasi tertinggi dari seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan dalam menghadapi situasi segala aspek.

Bulutangkis adalah cabang olahraga permainan yang dimainkan menggunakan raket dan shuttlecock agar tidak jatuh daerah sendiri. Prestasi bulu tangkis dapat diartikan sebagai jumlah medali yang diperoleh pada setiap pertandingan sejak awal karirnya.

Prestasi bulutangkis di Kabupaten Tegal berada pada tingkat Kota. Melakukan observasi, wawancara, dan melakukan dokumentasi pada prestasi yang melibatkan pembina atau manajer klub, atlet, ketua KONI atau Pengcab PBSI Tegal, masyarakat atau pengurus organisasi bulu tangkis.

(6)

F. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai sumber baik orang maupun benda yang dapat membantu dalam perolehan data-data yang lengkap tentang keberadaan industri rumahan shuttkecock terhadap prestasi bulu tangkis Kabupaten Tegal. Sumber data dalam penelitian deskriptif kualitatif ini dapat berupa manusia, kejadian atau peristiwa dalam masyarakat serta arsip atau dokumen. Penelitian ini yang menjadi sumber utama pengumpulan data adalah (1) Informan, (2) tempat dan peristwa, dan (3) dokumen dan arsip. Lebih jelasnya tentang hal tersebut akan dijelaskan dibawah ini:

1) Informan

Informan merupakan orang yang mempunyai kapabilitas atau kemampuan dalam hal tentang apa yang akan di korek dari tujuan awal penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang peneliti. Jadi dalam hal ini informan yang dicari harus mempunyai banyak pengalaman tentang bulu tangkis di desa Lawatan. Data yang diperoleh dari informan berupa informasi yang digunakan sebagai sumber data dan dengan data-data ini pertanyaan maupun kata-kata yang diperoleh dari sumber primer dari sumber primer dapat digunakan secara valid. Oleh karena itu peneliti harus mampu secara sosialita mengetahui berbagai organisasi dalam bulu tangkis di Kabupaten Tegal dan melakukan pendekatan terhadap organisasi masyarakat, karena informan terdiri dari tokoh organisasi, tokoh masyarakat baik yang formal maupun non formal dan beberapa kelompok masyarakat. Adapun nama-nama informan yang dipilih oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Pemilik industri rumahan dan karyawan. b) Seorang tokoh pengrajin shuttlecock.

c) Sekelompok pengrajin shuttlecock, kurang lebih 10 orang setiap industri rumahan. d) Pembina klub klub bulu tangkis di Tegal.

e) Atlet prestasi tingkat Kota.

f) Masyarakat atau anggota klub-klub bulu tangkis di Kabupaten Tegal.

g) Masyarakat sekitar home industri bukan pelaku aktif atau pengrajin maupun masyarakat penggemar bulu tangkis di Tegal.

(7)

2) Tempat dan peristiwa

Hal ini dapat dijadikan sebuah informasi penting dalam penelitian yang bersifat sosial, karena dalam pengamatan harus ada kesesuaian antara kontek dan situasi sosial yang selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktifitas. Tempat yang akan menjadi obyek penelitian adalah Kecamatan Dukuhturi (Desa Lawatan, Desa Kepandean), Kecamatan Talang (Desa Dukuhmalang dan Tegalwangi), Kecamatan Pagerbarang (Desa Pesarean), Kabupaten Tegal sebagai pusat keberadaan industri rumahan shuttlecock dan lokasi bulu tangkis yang terdiri dari 11 klub bulutangkis dan setiap desa se Kabupaten Tegal terdapat satu PB atau persatuan bulutangkis. Lokasi ini dijadikan tempat penelitian karena akan didapatkan fenomena dan data yang sangat diperlukan sehingga akan memperkuat keterangan yang diberikan informan pada peneliti. Peristiwa yang akan diamati antara lain adanya industri shuttlecock yang masih ada dengan pendataan jumlah orang dan pengrajin yang masih aktif sampai sekarang dan fenomena adanya proses pembinaan dan aktivitas bulu tangkis di wilayah tersebut.

Jenis data yang akan dikumpulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Data jumlah industri rumahan industri rumahan shuttlecock serta jumlah pengrajin

yang masih ada sampai saat ini.

Data ini berisi tentang jumlah pengrajin yang sampai sekarang masih aktif mengerjakan kerajinan rotan yaitu pembuatan shuttlecock di Kecamatan Dukuhturi (Desa Lawatan, Desa Kepandean), Kecamatan Talang (Desa Dukuhmalang dan Tegalwangi), Kecamatan Pagerbarang (Desa Pesarean), Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Sistem yang digunakan apakah masih menggunakan sistem perusahaan kecil yang di kelola seorang pimpinan perusahaan kecil ataukah hanya bersifat individu yang mengerjakan di rumah masing-masing?

b) Data pemasaran hasil industri shuttlecock.

Sejauh manakan pola pemasaran yang di terapkan pada industri shuttlecock yang ada di Desa Lawatan, akan di peroleh dengan mengadakan interview langsung ke pelaku atau pengrajin yang memasarkan langsung maupun tak langsung hasil kerajinan shuttlecock.

c) Data dokumen (artefak) atau bukti-bukti tentang keberadaan industri rumahan industri rumahan shuttlecock di Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi.

(8)

Data-data yang diperoleh digunakan untuk memperkuat hasil penelitian di industri rumahan shuttlecock, baik itu saat berkembangnya industri tahun 1980 an. data proses produksi maupun diluar produksi, misal buku tamu ataupun foto yang menunjukkan eksisnya produksi shuttlecock.

d) Data profil pelatih dan atlet.

Pendataan atlet prestasi dalam bulu tangkis di gunakan untuk memperkuat tentang perkembangan yang signifikan atas hasil pengenalan permainan bulu tangkis di Tegal dan sekitarnya. Atlet maupun tokoh bulu tangkis yang berprestasi baik Kota, Karisidenan, Jawa Tengah, Nasional maupun Internasional merupakan bukti yang positif dalam alur perkembangan bulu tangkis di Tegal.

e) Data peristiwa kejuaraan dan pembinaan prestasi klub-klub bulu tangkis di Kabupaten Tegal.

Kejuaraan yang sering di adakan di Kabupaten Tegal baik tingkat sekolah dasar, setingkat sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan umum merupakan data-data yang valid, dan tersebut di ambil melalui sumber-sumber yang kompeten dengan hasil observasi lapangan langsung, baik saat adanya kejuaraan maupun saat membina atlet di klub-klub di Tegal.

f) Data prestasi Tim Bulu Tangkis Kabupaten Tegal di tingkat Kota dan Karisidenan.

Data yang di ambil dari pengurus organisasi bulu tangkis Tegal merupakan data yang tepat sebagai bahan penguat dalam pengumpulan bukti-bukti tentang prestasi bulu tangkis Tegal mulai tahun 1980an sampai dengan sekarang ini. Melalui data yang sudah ada dan diperkuat dengan interview yang matang dengan tokoh pelatih, pembina serta pengurus akan memberikan kesempurnaan informasi dalam pengolahan data-data lainnya. Sedangkan penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah eksistansi industri rumahan industri rumahan shuttlecock dan adanya pembinaan prestasi bulu tangkis.

3) Dokumen dan arsip

(Irawan Soehartono, 1999) adalah studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung dutunjukan kepada subyek penelitian. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case record) dalam pekerjaan sosial dan dokumen lain. Sedangkan arsip merupakan sumber

(9)

data yang sudah lama tersimpan sebagai dokumen atau data lama yang sangat diangga penting yang di simpan oleh suatu lembaga swasta, pemerintah maupun suatu lembaga. Sedangkan menurut, (Sutopo, 2006:883) bahwa alat kamera foto, film, dan vidio sering juga digunakan di dalam penelitian kualitatif, karena bisa sangat membantu dalam pengumpulan data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subyek yang di teliti. Demikian pula alat perekam suara (tape recorder) banyak digunakan terutama didalam pengumpulan data dengan teknik wawancara.

Data yang diperlukan dalam kajian dukungan industri rumahan industri rumahan ini antara lain data di balai desa tentang jumlah pengrajin shuttlecock, berupa sertifikat artefak saat pertama kali ketrampilan, data dari pengurus PBSI yaitu dari KONI tentang data prestasi maupun piala dan penghargaan prestasi bulu tangkis serta foto kejuaraan dan event di Kabupaten Tegal maupun data dari lembaga KONI Jawa Tengah atau PBSI.

4) Perekaman

Dalam memperjelas penelitian ini menggunakan peralatan seperti kamera foto, perekam, dan vidio untuk pengumpulan data-data dilapangan. Penggunaan tipe recorder atau alat perekam yang lain dilakukan sebagai pendukung data-data melalui wawancara, sehingga setiap kalimat yang diucapkan informan sedetail mungkin akan tercatat dalam laporan penelitian, selain itu teknik ini juga menggunakan foto guna memperjelas proses kejadian di lapangan dalam memperjelas tentang gambaran aktivitas industri rumahan industri rumahan shuttlecock dengan kegiatan klub-klub bulu tangkis maupun kegiatan lainnya. (Sutopo, 2006: 83) menyatakan bahwa alat kamera foto, film, dan vidio sering juga di gunakan di dalam penelitian kualitatif, karena bisa membantu di dalam pengumpulan data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subyek yang di teliti. Demikian pula alat perekam suara (tape recorder) banyak digunakan terutama didalam pengumpulan data dengan teknik wawancara.

G. Teknik Sampling

Jenis dari teknik sampling adalah deskriptif yang berarti menggambarkan pengaruh dukungan industri rumahan shuttlecock terhadap perkembangan prestasi bulu tangkis di Kabupaten Tegal di tingkat Jawa Tengah. Menurut (Suryabrata, 2010:75) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian

(10)

dengan cara deskriptif ini semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mengetest hipotesis, membuat ramalan atau mendapatkan makna atau implikasi. Dikarenakan yang diteliti adalahnsuatu wilayah dengan karakteristik kemampuan membuat kerajinana shuttlecock yaitu industri rumahan dan wilayah dengan kemampuan melakukan aktivitas olahraga bulu tangkis, maka peneliti menggunakan teknik Area Probability Sample dan Purposive Sample menurut (Suryabrata, 2010:75).

(Surahsimi Arikuto, 1999:126) mengatakan bahwa sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat populasi. (Surahsimi Arikuto, 1999:127) mengatakan bahwa sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dalam teknik purposive sampling pengambilan sample dserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang menurut peneliti sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian (Irawan Soehartono, 1999). Tujuan yang dimaksud adalah yang mempunyai karakteristik dalam hal keterampilan membuat shuttlecock yaitu salah berada pada wilayah di Kabupaten Tegal yaitu di Desa Lawatan, serta tujuan kedua adalah wilayah yang merupakan tempat pembinaan olahraga bulu tangkis. Menurut (Sutopo, 2006:64) ada beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif antara lain (1) Purposif Sampling, (2) cuplikan waktu atau Time Sampling, dan (3) Snowball Sampling. Untuk lebih jelasnya di paparkan beberapa teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian.

1) Purposif Sampling

Informa yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah yang benar-benar sudah diketahui karakteristiknya dalam suatu tempat atau wilayah. Purposive sampling adalah sebuah teknik pengambilan sample yang ciri atau karakteristinya sudah diketahui lebih dahulu berdasarkan ciri atau sifat populasinya menurut (Ali Maksum dan Toho Cholik M, 2009). Dalam penelitian ini melakukan pencarian informasi mulai dari pengrajin yang memiliki keahlian dalam pembuatan shuttlecock, pemain atau atlet dan pelatih serta pengurus yang mempunyai keahlian khusus dalam bermain bulu tangkis di Kabupaten Tegal.

(11)

Teknik berhubungan dengan waktu yang dipilih dan dipandang tepat dan sesuai untuk pengumpulan informasi sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji. Dengan ketepatan waktu pengumpulan data yang lengkap dan mendalam akan dapat memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya tanpa merasa diganggu. Hal ini peneliti melakukan penelitian menyesuaikan dengan waktu pelaksanaan kejadian atau peristiwa yaitu pertandingan atau kejuaraan yang ada di Kabupaten Tegal seperti halnya saat kejuaraan bulu tangkis yang ada di Kabupaten Tegal. Pelatih memberikan pembinaan pada klub tersebut dan juga pengamatan pada saat pengiriman hasil kerajinan shuttlecock, saat proses pembuatan shuttlecock dan sebagainya.

3) Snowball Sampling

Peneliti menggunakan teknik ini untuk mengumpulkan informasi dari informan dalam suatu lokasi, namun peneliti belum tahu siapa yang tepat untuk dipilih. Oleh karena itu, peneliti secaran langsung memasuki lokasi dan bertanya mengenai informasi yang diperlukan yang diperlukan kepada siapapun yang dijumpai pertama, dari petunjuk pertama peneliti bisa menemukan informasi kedua, ketiga dan seterusnya sehingga dapat menggali data-data lebih mendalam. Identifikasi terhadap informan lanjutan ini diberikan oleh informan awal. Jumlah sample akan makin bertambah dan berkembang, dari sampel yang sedikit yaitu yang mengetahui tempat atau area industri shuttlecock, mengetahui kegiatan bulu tangkis sampai pada sampel yang lebih mengetahui secara mendalam dan luas tentang permasalahan yang dikaji peneliti seperti halnya penelusuran mantan atlet bulu tangkis yang pernah membela tim Jawa Tengah pada even daerah maupun Nasional.

Dalam pencarian data industri rumahan industri rumahan shuttlecock peneliti mencari informasi ke Kelurahan atau Balai Desa setempat, kemudian diarahkan ketempat atau seseorang atau pengelola paguyuban atau kelompok yang mengetahui atau melakukan proses kerajinan shuttlecock, juga mencari informasi ketempat klub bulu tangkis yang dilanjutkan denga di arahkan ke tokoh atau pengurus klub bulu atau persatuan bulu tangkis yang ada di lima desa tersebut di Kabupaten Tegal.

H. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian mulai dilaksanakan setelah peneliti memperoleh surat ijin, kemudian peneliti mempersiapkan kerangka kerja yang akan digunakan dalam penelitian untuk

(12)

menggali atau memperoleh data, yaitu berupa panduan dan pedoman lapangan. Dengan adanya panduan pedoman lapangan yang dibuat peneliti dapat memperolah data yang digunakan sebagai tahap pengumpul data.

Pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kondisi yang alami, sumber data primer, dan lebih banyak pada teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi (M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, 2012:164-199).

1) Observasi

Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan penelitian turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2005:135).

Interview merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden. Elemen yang paling penting dari proses interaksi yang terjadi adalah wawasan dan pengertian (insigh) (Moh. Nazir, 2006: 194).

Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, dan sikap tertentu.

Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara tak tersetruktur. Wawancara ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek. Wawancara semacam ini dapat membantu menciptakan dan menjelaskan dimensi-dimensi yang ada di dalam topik yang sedang dipersoalkan (Margono, 2005:167).

Pelaksanaan wawancara dengan cara interviu terpimpin, guide interview, yaitu interviu yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu tersetruktur (Suharsimi Arikunto, 2010:199).

(13)

Untuk melakukan wawancara dengan responden terlebih dahulu pewawancara harus membuat pertanyaan pembimbing (interview guide) yang dapat membuat wawancara berjalan dengan lancar dan mengarah pada tujuan penelitian.

Persiapan wawancara dapat diselenggarakan menurut tahap-tahap berikut yaitu: a) Tahap pertama adalah menemukan siapa yang akan diwawancarai. Mereka adalah

yang berperan, yang pengetahuannya luas tentang daerah atau lembaga tempat penelitian, dan yang suka bekerja sama untuk kegiatan penelitian yang sedang dilakukan,

b) Tahap kedua adalah mencari tahu bagaimana cara yang sebaiknya dilakukan untuk mengadakan kontak dengan mereka. Karena responden adalah orang-orang pilihan, dianjurkan jangan membiarkan orang ketiga yang menghubungi, tetapi peneliti sendirilah yang melakukannya,

c) Tahap ketiga adalah mengadakan persiapan yang matang untuk pelaksanaan wawancara. Hal ini berarti pewawancara hendaknya mengadakan latihan terlebih dahulu bagaimana memperkenalkan diri dan memberikan ikhtisari singkat tentang penelitian yang akan dilakukan.

3) Dokumentasi

(Irawan Soehartono, 1999) mengatakan bahwa studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung dutunjukan kepada subyek penelitian. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case record) dalam pekerjaan sosial dan dokumen lain. Sedangkan arsip merupakan sumber data yang sudah lama tersimpan sebagai dokumen atau data lama yang sangat diangga penting yang di simpan oleh suatu lembaga swasta, pemerintah maupun suatu lembaga. Sedangkan menurut, (Sutopo, 2006:883) bahwa alat kamera foto, film, dan vidio sering juga digunakan di dalam penelitian kualitatif, karena bisa sangat membantu dalam pengumpulan data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subyek yang di teliti. Demikian pula alat perekam suara (tape recorder) banyak digunakan terutama didalam pengumpulan data dengan teknik wawancara.

Data yang diperlukan dalam kajian dukungan industri rumahan industri rumahan ini antara lain data di balai desa tentang jumlah pengrajin shuttlecock, berupa sertifikat artefak saat pertama kali ketrampilan, data dari pengurus PBSI yaitu dari KONI tentang data prestasi maupun piala dan penghargaan prestasi bulu tangkis serta foto kejuaraan

(14)

dan event di Kabupaten Tegal maupun data dari lembaga KONI Jawa Tengah atau PBSI.

I. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Sesuai dengan pendapat (Sugiyono, 2012:102) yang mengatakan, bahwa instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

(Suharsimi Arikunto, 2005:101), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Jadi Intrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

J. VALIDITAS DATA

Validitas data adalah kebenaran dari kanca penelitian, kebenaran data dalam penelitian ini sangat diperlikan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Dalam penelitian kualitatif ada beberapa cara untuk mengetahui kebenarannya atau kevalidan suatu data, yaitu trianggulasi data. trianggulasi data adalah teknik yang didasarkan pola berfikir fenomenologis yang bersifat multi perspektif, artinya untuk menarik kesimpulan yang benar dan mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dengan trianggulasi data-data yg diolah maka hasilnya akan dpat ditingkatkan dan dapat dijamin validitasnya.

(Sutopo, 2009:95) menyatakan bahwa trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber yang berbeda, misalnya mengenai kegiatan program digali dari sumber data yang berupa informan, arsip, dan peristiwa. Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan trianggulasi metodologis, yaitu digunakan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi,wawancara dan analisis dokumen. Data-data yg telah di buat akan di akui setelah data tersebut ada pembuktian

(15)

secara sah oleh pihak-pihak terkait dengan bukti surat keterangan resmi yaitu dari pengprov PBSI jawa tengah, koni kab, tegal, pengurus cab. Blutngkis tegal pbsi, kepala desa atau kepala kelurahan ataupun camat terkait, keterangan resmi dari pelatih atau atlet bahwa data tersebut adalah benar adanya sesuai dengan kenyataan tanpa ada unsur rekayasa.

K. TEKNIK ANALISIS DATA

Data-data yang telah dikumpulkan maka selanjutnya dianalisis dengan mengolah data-data yang didapat dari lapangan. Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip (Meolong, Lexy 2004) menjelaskan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan oleh orang lain.

Dalam hal ini peneliti memproses dari data yang terdiri dari jumlah pelaku industri rumahan industri rumahan shuttlecocok, data perkembangan prestasi melalui jumlah klub olahraga bulu tangkis yang ada di Kabupaten Tegal dan data prestasi yang pernah di perolehnya.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana pengembangan Kawasan Industri Sentolo merupakan salah satu isu strategis yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Namun, selain peran besar dari

Dengan segala keterbatasan paparan bahasa Inggris (language exposure) yang ada di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pembelajaran berbasis observasi

Secara keseluruhan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian 1, dimana perbaikan mutu pakan akan sangat berpengaruh terhadap penampilan dan kualitas daging sapi

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaan yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk

Berdasarkan data tersebut balita mempunyai resiko terkena diare sehingga peneliti ingin melihat adanya hubungan antara praktek personal hygiene ibu dan kondisi sanitasi lingkungan

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Akuntansi

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) megubah tema RPP berbicara teks procedure tentang cara membuat minuman, 2) Bahan ajar dalam bentuk power point tentang cara membuat

Dimana pada tugas akhir ini penulis akan menganalisa kehilangan gaya prategang yang terjadi pada girder dan membandingkan perilaku struktur terhadap pilar persegi