• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JEP 1206208 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JEP 1206208 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

117 Rahayu Rahmawati, 2016

ANALISIS UNGKAPAN PERINTAH DAN LARANGAN PADA RAGAM BAHASA ANAK DALAM BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Setelah meneliti drama Akumu-chan episode 1 sampai dengan episode

11. Maka pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan dari rumusan

masalah yang sudah di bahas pada bab 1 sebagai berikut :

1. Ungkapan perintah dan larangan yang sering digunakan oleh

anak-anak dalam drama Akumu-chan.

Kalimat perintah yang dapat penulis temukan dalam drama

Akumu-chan adalah 46 kalimat perintah yang terdiri dari 3 buah

kalimat dengan pola kalimat “~te kudasai”, 23 buah kalimat

dengan pola kalimat “~te”, 6 buah kalimat dengan pola kalimat “nasai” dan 14 buah kalimat dengan pola kalimat “meireikei”.

Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa kalimat perintah yang

sering digunakan oleh anak-anak dalam drama Akumu-chan adalah

kalimat perintah dengan pola kalimat “~te” dan pola kalimat

“meireikei”. Hal tersebut dikarenakan pada drama Akumu-chan

sering terjadi percakapan antara guru dengan murid serta murid

dengan murid, sehingga pola kalimat yang digunakan pun tidak

menggunakan pola kalimat yang baku atau kaku melainkan non

formal.

Sedangkan kalimat larangan yang dapat penulis temukan dalam

drama Akumu-chan adalah 15 kalimat larangan yang terdiri dari 3

buah kalimat dengan pola kalimat “~naide kudasai”, 9 buah

kalimat dengan pola kalimat “~naide” dan 3 buah kalimat dengan

pola kalimat “~na”. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa kalimat larangan yang sering digunakan oleh anak-anak dalam

drama Akumu-chan adalah kalimat larangan dengan pola kalimat “~

(2)

118

Rahayu Rahmawati, 2016

ANALISIS UNGKAPAN PERINTAH DAN LARANGAN PADA RAGAM BAHASA ANAK DALAM BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan murid, sehingga pola kalimat yang digunakan cenderung

kalimat non formal atau futsukei sehingga tidak terdengar kaku.

2. Karakteristik penggunaan ungkapan perintah dan larangan yang

digunakan oleh anak-anak dalam drama Akumu-chan sangat beragam

sesuai dengan tingkat kesopanan atau siapa lawan bicara anak tersebut.

Kalimat perintah dengan pola kalimat “~te kudasai” digunakan saat

berbicara dengan orang yang lebih tua atau pun sedrajat karena terdengar

lebih sopan. Dan kalimat perintah dengan poal kalimat te” merupakan

kalimat nonformal namun masih terdengar sopan dan sering di gunakan

kepada teman sebaya atau pun orang yang dekat (akrab) dengan si

pembicara. Karena dalam drama Akumu-chan sering terjadinya

interaksi antara guru dengan murid serta murid dengan murid maka

kalimat perintah yang sering digunakan adalah pola kalimat perintah

“~te”. Selain kalimat perintah “~te kudasai” dan te” juga

terdapat kalimat “meireikei”dan “~nasai” yang merupakan kalimat

bentuk perintah nonformal yang kasar sehingga hanya dapat di

ucapkan kepada orang yang sedrajat atau pun kepada bawahan. Dan

juga kalimat “meireikei” sering digunakan oleh anak-anak dalam drama Akumu-chan saat mereka dalam kondisi marah atau kesal.

Sedangkan pada kalimat larangan dengan pola “ ~ naide kudasai” digunakan pada saat pembicara berbicara dengan orang yang lebih tua atau pun sedrajat untuk menunjukan rasa hormat si

pembicara kepada lawan bicaranya. Dan pada pola kalimat “~

naide” digunakan kepada bawahan, teman, maupun seseorang yang memiliki keakraban dengan pembicara. Namun dalam drama

Akumu-chan sering terjadinya interaksi antara guru dengan murid serta

murid dengan murid maka kalimat larangan ynag sering digunakan

adalah pola kalimat laragan “~naide”.

(3)

119

Rahayu Rahmawati, 2016

ANALISIS UNGKAPAN PERINTAH DAN LARANGAN PADA RAGAM BAHASA ANAK DALAM BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat implikasi yang

berhubungan dengan ungkapan perintah dan larangan pada ragam bahasa

anak dalam bahasa Jepang. Implikasi tersebut antara lain:

1. Berdasarkan hasil analisis data ungkapan perintah dan larangan

pada ragam bahasa anak dalam bahasa Jepang dari drama

Akumu-chan menunjukan bahwa ungkapan perintah yang sering digunakan

oleh anak-anak tersebut adalah pola kalimat perintah ~te dan

ungkapan larangan yang sering digunakan oleh anak-anak tersebut

adalah pola kalimat “~naide”. Hal itu berarti adanya implikasi terhadap linguistik bahasa Jepang baik dalam kaiwa, sakubun, dan

lain-lain.

C. Rekomendasi

1. Untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat mendapatakan kalimat

perintah dan kalimat larangan yang lebih beragam lagi.

2. Diharapkan penelitian yang penulis lakukan ini dapat menjadi

refrensi bagi peneliti berikutnya dikarenakan masih kurangnya

refrensi.

3. Diharapkan peneliti berikutnya dapat meneliti bahasa anak dengan

lebih mendalam lagi.

4. Diharapkan juga untuk peneliti berikutnya supaya dapat memilih

situasi yang lebih tepat sehingga mendapatkan data sesuai yang

Referensi

Dokumen terkait

sebagai Penyedia Jasa atas Pekerjaan Rehabilitasi Pagar Tahap Pertama Tahun Anggaran 2012 di lingkungan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar. Kepada

Kesimpulan yang dapat dikemukakan, dalam konteks analisis ini, peneliti berpendapat bahwa faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja,

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok siswa yang tinggi dapat diturunkan ke kategori rendah dengan menggunakan konseling pendekatan rational

maupun pasien.. TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 14 5) Mengur angi ketidakpastian. 6) Meningkatkan ker jasama dokter dan pasien. 7) Landasan ker jasama antar a

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN. MATEMATISDITINJAUDARITINGKAT

Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling),

hal ini dibuktikan secara statisik dari analisis korelasi chi-square, hasil uji analisis diperoleh nilai p = 0,01 maka dapat disimpulkan ada hubungan

[r]