• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang terhadap Koperasi Simpan Pinjam T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang terhadap Koperasi Simpan Pinjam T1 BAB I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Peran koperasi di Indonesia sangat penting terutama dalam perekonomian nasional.

Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (1) yang mengatakan

bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.” Bangun perusahaan yang sesuai dengan asas kekeluargaan adalah koperasi.

Koperasi saat ini sudah banyak didirikan dan menjadi kekuatan ekonomi di

masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang menjadi dasar hukum

koperasi, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan. Secara garis besar, tujuan utama koperasi adalah untuk mencapai

kesejahteraan hidup bersama. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang dan

bukan perkumpulan modal. Orang-orang yang kesemuanya menjadi anggota koperasi itu

secara bersama-sama bergotong-royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk

memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat.1

Tujuan dari Koperasi harus benar-benar merupakan kepentingan bersama dari semua

anggotanya dan dalam hal mencapainya masing-masing anggota menyumbangkan karya

dan jasanya, di mana peran serta para anggota tersebut akan memperoleh imbalan yang

adil berupa pembagian keuntungan yang diperoleh koperasi.2

Cita-cita koperasi Indonesia

(2)

menentang individualisme dan kapitalisme secara fundamental. Paham koperasi indonesia

menciptakan masyarakat Indonesia yang kolektif, berakar pada adat-istiadat hidup

Indonesia yang asli, tetapi ditumbuhkan pada tingkat yang lebih tinggi, sesuai dengan

tuntutan zaman modern. Semangat kolektivitas Indonesia yang akan dihidupkan kembali

dengan koperasi mengutamakan kerja sama dalam suasana kekeluargaan.3

Faktor penting demi terwujudnya koperasi yang berkualitas adalah dengan melalui

peranpemerintah dalam bentuk perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan

terkait koperasi harus ditaati dan dijalankan oleh semua pihak. Kekuasaan tertinggi pada

koperasi berada di tangan para anggota sebagai pemilik koperasi itu sendiri. Setiap

anggota pun memiliki hak yang sama dalam setiap keputusan yang sudah dibuat.

Koperasi dibentuk dengan tujuan menyejahterakan setiap anggotanya, untuk itu koperasi

harus dijalankan secara terus-menerus. Koperasi yang dikelola harus dilaksanakan secara

produktif, efektif dan efisien. Sehingga koperasi dituntut untuk memiliki kemampuan

dalam mewujudkan pelayanan usaha.

Koperasi yang mempunyai efisiensi yang baik maka akan dapat melayani

kepentingan anggotanya maupun melayani masyarakat sekitar dengan baik sehingga

dapat mewujudkan kesejahteraan ekonomi. Ada dua kategori koperasi. Kategori pertama

adalah koperasi yang masih konsisten setia pada tiga prinsip dasar yaitu dari, oleh dan

untuk anggota. Sebagai kategori yang pertama, dimana koperasi-koperasi ini tumbuh dan

berkembang dalam satu lembaga intern dimana para anggotanya berada ataupun dalam

satu komunitas tertentu. Kategori kedua adalah koperasi-koperasi yang sebenarnya tidak

menghimpun anggota untuk mendirikan koperasi tetapi koperasi didirikan untuk

2Ibid., hlm.5.

3Ninik Widiyanti dan Sunindhia,Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA 2008,

(3)

menghimpun dana layaknya bank, namun dalam skala kecil. Inilah koperasi-koperasi

yang nampak tumbuh subur dimana-mana dengan papan nama yang besar-besar dan

keren yang lebih dikenal dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)4

.

Koperasi Simpan Pinjam banyak mengalami perkembangan yang luar biasa

mengingat semakin bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini berdasarkan data statistik

mengenai perkembangan jumlah KSP yaitu pada tahun 2013–2014 KSP sebanyak

203.701, tahun 2014–2015 KSP sebanyak 209.488 dan tahun 2015–2016 KSP berjumlah

212.135.5

KSP menjadi satu-satunya lembaga yang cenderung diminati oleh masyarakat

daripada lembaga keuangan lainnya. Kebanyakan masyarakat berpikir bahwa KSP

menjadi penyalur pinjaman pada kelompok masyarakat tertentu yang selama ini

mengalami kesulitan memperoleh pinjaman dari bank. Pemerintah dalam meyalurkan

kredit lunak pada masyarakat pun mengandalkan KSP. Pentingnya peran KSP dalam

membantu dan mendorong pertumbuhan usaha kecil inilah, maka KSP harus dijaga

dengan suatu sistem yang baik juga sehingga tujuannya dapat tercapai dengan sempurna.

Dinas koperasi adalah salah satu unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan

menengah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang

adalah Dinas Daerah yang berada di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Dinas

Koperasi ini merupakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

Tipe A, yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang koperasi, bidang usaha

mikro, bidang perindustrian dan bidang perdagangan.

4 Sri Harini, Fragmentasi Pemikiran Hukum Bisnis, BANK DALAM TUBUH KOPERASI, 2009, Salatiga ;

Widya Sari, hal. 4

5BPS, Tabel Perkembangan Koperasi Periode 1967 – 2016. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1321.

(4)

Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang

memiliki visi mewujudkan Koperasi yang mandiri, tertib dan sejahtera. Visi utama dalam

bidang koperasi nya adalah mewujudkan koperasi yang mandiri, tangguh dan berdaya

saing. Sedangkan misi bidang koperasi dalam Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang adalah:

1. Mewujudkan koperasi di Kabupaten Semarang yang berkualitas.

2. Meningkatkan peran koperasi dalam mendukung perekonomian Kabupaten

Semarang.

3. Meningkatkan manfaat dan keunggulan koperasi dalam mendukung perekonomian

masyarakat.

Menurut Amin Widjaja,tugas pokok dari dinas koperasi adalah membantu

merumuskan kebijakan perencanaan operasional program kegiatan koperasi, yaitu

meliputi:6

1. Pengelolaan urusan administrasi keuangan

2. Koordinasi penyusunan program

3. Pengolahan data dan informasi di bidang perkoperasian, usaha mikro, kecil dan

menengah

4. Fasilitasi pembiayaan serta hubungan masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan

yang searah dengan kebijakan umum daerah dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Tugas yang dimiliki oleh Dinas Koperasi adalah sebagai wujud tujuan dan strategi

pemberdayaan koperasi. Dengan kata lain tujuan dan strategi pemberdayaan koperasi

merupakan hasil akhir yang dicari. Upaya pencapaian tujuan-tujuan koperasi diarahkan

untuk mewujudkan gerakan koperasi yang sejati, mampu berswadaya atau mandiri, serta

(5)

dikelola secara profesional, demokratis, dan otonom dengan tetap memegang teguh jati

dirinya.7

Tugas Pokok Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Semarang sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 adalah

melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang koperasi, usaha mikro,

perindustrian dan perdagangan.

Sedangkan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustriandan Perdagangan

Kabupaten Semarang sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016:

a). Perumusan kebijakan bidang koperasi, usaha mikro, perindustriaan dan

perdagangan;

b). Pelaksanaan kebijakan bidang koperasi, usaha mikro, perindustrian dan

perdagangan;

c). Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan Pemerintah bidang

koperasi, usaha mikro, perindustriaan dan perdagangan;

d). Pelaksanaan administrasi Dinas; dan

e). Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

fungsinya.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 21 Tahun 2016 tentang

pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Semarang yang dimaksud

dengan Dinas Daerah adalah Dinas Kabupaten Semarang. Dinas Daerah tersebut terdiri

dari beberapa dinas, salah satunya adalah Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian

dan Perdagangan Tipe A, yang menyelanggarakan urusan pemerintah bidang koperasi,

usaha mikro, bidang perindustrian dan bidang perdagangan (Pasal 2 huruf d nomor 5).

Salah satu tujuan dari Dinas Koperasi adalah memberikan pedoman kepada gerakan

7Muslimin Nasution, Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional, Jakarta: PIP (Pusat Informasi

(6)

koperasi dan masyarakat agar Koperasi Simpan Pinjam dapat melakukan kegiatan usaha

simpan pinjam berdasarkan prinsip koperasi secara profesional sesuai dengan prinsip

kehati-hatian dan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 13

Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Pasal 11 Ayat 1 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Kabupaten/Kota tipe A terdiri atas paling banyak 4 (empat) bidang. Kemudian

dalam Pasal 12 dipaparkan bahwa Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Kabupaten/Kota tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat yang terdiri atas 3 (tiga) subbagian

dan paling banyak 4 (empat) bidang yang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) seksi.

Sekretariat Dinas Koperasi terdiri dari subbagian: 1). Tata Usaha, 2). Penyusunan

Program, 3). Keuangan. Bidang Koperasi terdiri dari bidang: 1). Perizinan dan

Kelembagaan yang terdiri dari seksi: a). Perizinan, b). Kelembagaan, c). Monitoring,

evaluasi, pelaporan dan data koperasi. 2). Pengawasan dan Pemeriksaan yang terdiri dari

seksi: a). Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam, b). Pemeriksaan Kelembagaan

dan Usaha Koperasi, c). Penerapan Peraturan dan Sanksi. 3). Pemberdayaan Koperasi

yang terdiri atas seksi: a). Fasilitasi Usaha Koperasi, b). Pengembangan, Penguatan dan

Perlindungan Koperasi, c). Peningkatan Kualitas SDM Koperasi. 4). Pemberdayaan

Usaha Kecil yang terdiri atas seksi: a). Fasilitasi Usaha Kecil, b). Pengembangan,

Penguatan dan Perlindungan Usaha Kecil, c). Peningkatan Kualitas Kewirausahaan.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pemerintah

menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan serta

pemasyarakatan koperasi dimana mengandung arti bahwa pemerintah memberikan

(7)

otonomnya. Disamping itu, pertumbuhan dan perkembangan ekonomi terutama di sektor

koperasi dari waktu ke waktu tentunya didukung oleh kebijakan politik ekonomi yang

kondusif.

Dari pemaparan tugas pokok dinas koperasi, peran dari Dinas Koperasi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembinaan, diberikan sejak awal pendirian KSP.Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang selalu mendampingi KSP.Dinas

Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Semarangmemberikan bimbingan, saran-saran, perintah-perintah, dan

instruksi-instruksi kepada KSP dalam pelaksanaan tugasnya dengan maksud untuk menciptakan

iklim dan kondisi seumumnya yang memungkinkan Koperasi akan tumbuh dan

berkembang. Hal ini dilakukan dengan sosialisasi ataupun penyuluhan dari dinas

koperasi yang bertujuan untuk pengembangan diri seperti seminar maupun pelatihan

bagi anggota koperasi . Pembinaan ini dilaksanakan secara merata dan seimbang

sehingga nantinya koperasi dapat diapresiasi sebagai organisasi ekonomi yang baik,

yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh masyarakat.

2. Pengawasan, dilakukan seperti misalnya menerima laporan Rapat Anggota Tahunan

(RAT) yang diberikan dengan maksud untuk mengamankan dan menyelamatkan

kepentingan baik bagi perkumpulan Koperasi itu sendiri maupun guna kepentingan

pihak lain. Jenis pengawasan Koperasi itu meliputi pengawasan aktif dan pasif,

pengawasan rutin dan sewaktu-waktu, pengawasan bersifat preventif dan

represif.8

Dengan adanya pengawasan maka dinas koperasi dapat memantau kegiatan

yang dilakukan terhadap penyusunan dan pelaksanaan kegiatan perkoperasian

sehingga dapat mengoreksi apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam suatu koperasi.

8Pasal 7 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

(8)

Disamping itu pengawasan juga ditujukan untuk menyelamatkan dan mengamankan

kepentingan koperasi, menghindari penyalahgunaan yang sangat mungkin terjadi

dalam suatu lembaga perkoperasian, dan menetapkan ketentuan-ketentuan tersendiri

dalam bidang tata niaga dan distribusi dengan tujuan untuk memungkinkan

perkembangan koperasi.

3. Evaluasi pelaksanaan dan pelaporan tugas oleh dinas koperasi akan mengidentifikasi

keberhasilan atau kegagalan dari suatu rencana kegiatan atau program yang berjalan.

Supaya pelaksanaan koperasi dapat dikendalikan maka dibutuhkan koordinasi pula.

Koordinasi menjadi salah satu peran dinas koperasi untuk saling memberi informasi

dan mengatur bersama atau menyepakati persetujuan tertentu sehingga dalam

pelaksanaan tugasnya dapat terealisasi dengan baik dan tepat sasaran. Koordinasi

berarti kewenangan untuk menggerakan, menyelaraskan dan menyeimbangkan

kegiatan yang utama agar terarah pada satu tujuan yang sama. Disamping itu, dengan

koordinasi maka pembagian kerja akan lebih efektif.

Peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Semarang sangat berpengaruh terhadap terwujudnya koperasi-koperasi yang berkualitas

terutama Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Adanya KSP yang sangat mendorong

pertumbuhan usaha kecil inilah maka harus dibina, diawasi dan dilakukan evaluasi

dengan sebaik-baiknya sehingga tujuannya pun dapat tercapai dengan baik.

Sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2015, di Kabupaten Semarang telah

beroperasi 34 unit Koperasi Simpan Pinjam berstatus aktif, dengan jumlah anggota

mencapai 15.942 orang. Sebelumnya, di Kabupaten Semarang terdapat 37 Unit Koperasi

Simpan Pinjam yang aktif, namun karena adanya beberapa masalah yang timbul, 3

Koperasi Simpan Pinjam menjadi tidak aktif.9

Keberhasilan Dinas Koperasi dalam

(9)

pembinaan, pengawasan serta evaluasi pelaksanaan dan pelaporan tugas dapat

diwujudkan tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang ditunjukkan dengan

kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugasnya. Pembinaan dimaksudkan agar

koperasi dapat melakukan tugasnya sesuai dengan apa yang diinginkan untuk mencapai

tujuan utama koperasi. Pembinaan harus dilakukan terus-menerus mengingat pembinaan

memerlukan pendekatan banyak sehingga diharapkan dengan pembinaan yang rutin maka

akan menunjang kegiatan perkoperasian dan semakin berhasilnya segala usaha yang telah

dilakukan maupun akan dilakukan.

Dengan pembinaan yang baik maka akan memberikan pengaruh besar dalam

kegiataan perkoperasian. Pengawasan terhadap koperasi dimaksudkan untuk memastikan

agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mencegah

terjadinya penyimpangan, penyelewengan, maupun kelalaian yang dapat menimbulkan

kerugian serta penyalahgunaan otoritas dan kedudukan.

Dengan adanya pengawasan diharapkan proses kerja dapat berjalan sesuai dengan

prosedur yang ditetapkan. Pengawas atau pejabat yang menangani pengawasan terhadap

koperasi perlu dibekali diklat kompetensi, juga diperlukan adanya regulasi yang mengatur

tentang sanksi yang tegas terhadap koperasi yang tidak mematuhi peraturan

perudang-undangan yang meliputi kepatuhan legalitas, usaha dan keuangan serta kepatuhan

transaksi.

Kemudian dengan adanya evaluasi pelaksanaan dan pelaporan tugas maka akan

mengukur sejauh mana kemajuan yang sudah dicapai lalu selanjutnya menilai, sampai

sejauh manakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan, dan nantinya

dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk memperbaiki atau melakukan penyempurnaan

kembali. Evaluasi yang berkesinambungan akan dapat memantau tahapan manakah yang

(10)

pelaksanaannya. Sehingga pada dasarnya evaluasi dimaksudkan untuk melakukan

penyempurnaan usaha. Penyempurnaan usaha tanpa didahului dengan evaluasi adalah

tidak mungkin, karena dalam melakukan penyempurnaan terlebih dahulu harus tahu apa

yang harus diperbaiki, dan tahu mengapa hal tersebut harus diperbaiki. Sedangkan

pelaporan tugas dimaksudkan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan suatu tugas yang

telah dilaksanakan sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana hasil dari suatu

kegiatan.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Dinas Koperasi Kabupaten Semarang yang

dituangkan kedalam skripsi dengan judul “Peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang Terhadap Koperasi Simpan

Pinjam”.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Semarang terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP)?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Semarang dalam menjalankan perannya terhadap Koperasi

Simpan Pinjam (KSP)?

C.

Tujuan Penelitian

(11)

1. Untuk mengetahui peran Dinas Koperasi Kabupaten Semarang dalam perannya

terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang dalam menjalankan perannya

terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

D.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum pada khususnya, maupun masyarakat

pada umumnya mengenai penerapan hukum dan ketaatan hukum Koperasi Simpan

Pinjam (KSP).

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian

berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Menyebar luaskan informasi serta memberikan masukan bagi semua pihak yang

terlibat terkait peran Dinas Koperasi di Indonesia terkhusus di Kabupaten Semarang

dalam perannya terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

b. Dapat menambah pengetahuan bagi kita semua mengenai peran Dinas Koperasi

terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

E.

Metode Penelitian

(12)

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian empirik. Penelitian empirik

yaitu cara prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan

meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan

mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.10

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum

sosiologis, artinya suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan nyata masyarakat

atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan menemukan fakta (fact-finding), yang kemudian menuju pada identifikasi (problem-identification) dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem-solution).11

3. Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang objektif, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan:

a. Data Primer

Merupakan data yang berasal dari responden secara langsung yang akan merespons

atau memberi keterangan dalam penelitian yaitu:

1. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Semarang

2. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori sehat (KSP Arta Bahana).

3. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori cukup sehat (KSP Sumber Karya

Makmur).

10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Rajawali Press, 1985, hlm.52

(13)

4. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan (KSP Surya Mitra

Dana).

5. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan khusus (KSP Pandu

Lestari).

Dengan topik yang diamati adalah peran Dinas Koperasi terhadap Koperasi

Simpan Pinjam (KSP).

b. Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud adalah bahan yang memberikan penjelasan

mengenai data primer, seperti dokumen maupun informasi dari artikel-artikel yang

berkaitan dengan peran Dinas Koperasi terhadap koperasi simpan pinjam dikaitkan

dengan aturan perundang-undangan, hasil penelitian, dan berbagai sumber lainnya

seperti buku maupun internet.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Terhadap data sekunder dikumpulkan dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu

dengan mencari dan mengumpulkan serta mengkaji Peraturan perkoperasian dan

beserta pedoman buku-buku lainnya yang menunjang penelitian.

b. Wawancara

Wawancara dimaksud untuk memperoleh keterangan, pendirian, pendapat secara

lisan dari seseorang (yang lazim disebut dengan responden) dengan berbicara langsung (face to face) dengan orang tersebut.12

Wawancara ini ditujukan kepada:

1. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Semarang

12 Suyanto dan Sutinah,(Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan), Penerbit Kencana Prenada

(14)

2. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori sehat (KSP Arta Bahana).

3. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori cukup sehat (KSP Sumber Karya

Makmur).

4. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan (KSP Surya Mitra

Dana).

5. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan khusus (KSP Pandu

Referensi

Dokumen terkait

Saya berjanji akan menjaga dan mengawal tingkah laku dan disiplin pemain serta penyokong pasukan saya sepanjang kejohanan dan tidak akan mendakwa dan menyalahkan penganjur

kebencian (hate speech) khususnya penghinaan yang dilakukan dalam media sosial kemajuan teknologi membuat para pelaku semakin mudah melakukan kejahatan dengan

Setelah hasil analisis data penelitian, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel yang menggambarkan pendekatan

[r]

Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan pada dua kelas yang menjadi sampel penelitian, yaitu kelas VII C sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan pendekatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk validitas software Pharmacy Support System melalui uji diagnostik (sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif) dari

Bentuk tubuh kerbau Surti besar dan baik, kaki agak pendek, tanduk termasuk menengah dan berbentuk bulan sabit, dan kulit berwarna antara hitam atau coklat,

bentuk membangun hubungan dengan Tuhan kabhanti (5) direpresentasikan ungkapan dadihanomo aitu dasenea-neatiha ‘jadi sekarang kita berniat’ sedangkan tujuan doa disampaikan