• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Hukum Indonesia dan id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengenalan Hukum Indonesia dan id"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PERSPEKTIF HUKUM DALAM NEGARA

A. Hukum, dan Kaitannya dengan Manusia

Hukum, berbicara tentang hukum tentu tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan tiap-tiap segi kehidupan manusia diatur oleh sesuatu yang dinamakan “Hukum” ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudikno Mertokusumo yang menyatakan bahwa hukum tidak lepas dari kehidupan manusia, oleh karenanya jika membicarakan hukum akan sama dengan membicarakan kehidupan manusia.

Selain itu, menurut Aristoteles, Manusia adalah makhluk sosial atau yang dikenal dengan sebutan “Zoon Politicon”. Hal ini berarti manusia akan selalu hidup berkelompok dalam masyarakat. Tiap manusia ini akan hidup membentuk kelompok-kelompok sosial yang masing-masing mempunyai kepentingan-kepentingan tersendiri. Kelompok manusia ini mempunyai kepentingan bersama di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Mereka hidup dengan saling bekerja sama untuk mencapai kepentingan bersama ini. Akan tetapi di dalam praktiknya, hal ini tidak selalu dapat diwujudkan karena adanya halangan-halangan yang mungkin timbul di dalam usaha kelompok manusia ini mencapai kepentingan tersebut.

(2)

dengan hanya berpedoman pada kaedah-kaedah sosial ini, tetapi perlu ada “Sesuatu” yang lain untuk mengatur kehidupan mereka. Manusia mula-mula ini sadar bahwa kaedah-kaedah sosial tidak cukup untuk menjamin kepentingan-kepentingan mereka agar tidak dilanggar oleh manusia yang lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara untuk menjamin berlangsungnya ketertiban agar kepentingan-kepentingan manusia tidak dilanggar diperlukan adanya kekuatan lain dari diri manusia yang memaksa, dan untuk itulah dibentuk “Kaedah Hukum” guna melindungi kepentingan manusia yang belum terlindungi oleh kaedah-kaedah sosial.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Thomas Hobbes, bahwa tanpa hukum, kehidupan manusia layaknya kehidupan di hutan rimba, manusia yang satu akan seperti binatang buas bagi manusia yang lain, yang kuat akan memangsa atau menindas yang lemah. Segala sesuatunya akan diukur dengan menggunakan kekuatan fisik belaka. Keadaan demikian inilah yang disebut dengan “Homo Homini Lupus” oleh Beliau. Oleh karena itu, untuk mencegah keadaan demikian, dan mengatur agar kehidupan manusia berlangsung harmonis dibentuklah suatu aturan yang bersifat memaksa yang dinamakan “Hukum” ini.

B. Konsepsi Negara Hukum

(3)

negara pun di dunia ini yang tidak berdasarkan pada hukum di dalam penyelenggaraan kehidupan bernegaranya. Semua negara menggunakan hukum untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Gagasan inilah yang dinamakan dengan Konsep “Negara Hukum” atau negara yang berdasar pada hukum. Negara hukum mendasarkan pemerintahannya pada hukum sebagai pedoman berperilaku, segala tindakan pemerintah, dan rakyat harus sesuai dengan hukum. Hukum ada untuk mencegah timbulnya tindakan sewenang-wenang, terutama dari penguasa.

Di dunia ini konsep negara hukum dibedakan menjadi 2 macam menurut sistem hukum yang dianut oleh suatu negara, yaitu negara hukum “Rechtsstaat”, dan negara hukum “Rule of Law”. Kedua konsep negara hukum ini tidaklah sama, masing-masing berlainan. Konsep negara hukum Rechsstaat dianut oleh negara dengan sistem hukum Eropa Kontinental, sedangkan negara hukum Rule of Law dianut oleh negara dengan sistem hukum Anglo Saxon. Secara mendasar perbedaan antara kedua konsep ini adalah pada negara hukum Rechsstaat menjunjung tinggi supremasi hukum tertulis, dan tidak mengenal adanya yurisprudensi (putusan hakim terdahulu sebagai kekuatan mengikat), sedangkan pada negara hukum Rule of Law menjunjung tinggi yurisprudensi. Berdasarkan hal ini, maka bisa dikatakan bahwa sendi utama dari sistem hukum Eropa Kontinental adalah peraturan perundang-undangan.

(4)

Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini jelas tercantum dalam pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD’45) yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Hal ini menimbulkan konsekuensi segala tindakan pemerintah, dan masyarakat harus sesuai dengan hukum.

Selain sebagai negara hukum, negara kita juga merupakan Negara “Pengurus” atau yang disebut dengan “Verzorgingsstaat”. Negara pengurus merupakan suatu konsep yang merujuk pada tindakan negara, dalam hal ini pemerintah yang melayani masyarakat atau mudahnya kita sebut negara pengurus sebagai negara yang mengayomi rakyatnya. Konsep negara Indonesia sebagai negara pengurus ini dapat kita jumpai pada alinea ke-4 UUD’45 yang menyatakan tentang tujuan negara Indonesia, yang salah salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum. Hal ini berarti segala tindakan pemerintah Indonesia haruslah ditujukan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

(5)

Dengan demikian, pembentukan peraturan perundang-undangan tidak lagi berjalan di belakang mengikuti atau membuntuti perkembangan masyarakat, namun hukum akan benar-benar merupakan sarana pembangunan masyarakat atau yang disebut dengan “Law as a Tool of Social Engineering”. Hukum atau peraturan perundang-undangan itu sendiri mempunyai beberapa tingkatan atau hierarki peraturan dimana peraturan yang lebih rendah harus bersumber, dan berdasar pada peraturan yang lebih tinggi secara hierarki peraturan perundang-undangan Indonesia.

Pembentukan peraturan perundang-undangan menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011, merupakan pembuatan peraturan perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, serta pengundangan. Pembentukan peraturan perundang-undangan ini didasarkan pada pemikiran bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, dan atas perintah pasal 22 A UUD’45 yang menyatakan bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan undang-undang diatur lebih lanjut dengan undang-undang”.

BAB II NEGARA HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, DAN SISTEM HUKUM NASIONAL

A. Hukum sebagai Suatu Sistem

(6)

yang menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. UUD’45 sendiri tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan negara hukum itu sendiri. Namun jika kita memperhatikan ketentuan pasal 4 Undang-Undang Nomor 37 tahun 2008 tentang “Ombudsman Republik Indonesia” yang berkaitan dengan tujuan keberadaan lembaga Ombudsman di Indonesia yaitu mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera.

Adapun yang dimaksud dengan negara hukum dijelaskan dalam penjelasan pasalnya. Yang dimaksud negara hukum adalah negara yang dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dalam penyelenggaraan pemerintahannya harus berdasarkan hukum, dan asas-asas umum pemerintahan yang baik yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan demokratis yang sejahtera, berkeadilan, dan bertanggung jawab. Penjelasan negara hukum ini sejalan dengan amanat tujuan negara yang terkandung di dalam alinea ke-4 pembukaan UUD’45.

Hukum sendiri merupakan suatu sistem yang terdiri yang terdiri dari kumpulan peraturan hukum, dan ilmu hukum melihat hukum sebagai suatu “Structured Whole” atau sistem. Hal ini. Kumpulan peraturan hukum ini memiliki keterkaitan yang erat antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lainnya yang tidak bisa dipisahkan, serta berkembang mengikuti perkembangan kubutuhan hukum masyarakat.

(7)

Dalam literatur dikenal adanya dua kelompok besar sistem hukum, yaitu sistem hukum Eropa Kontinental, dan sistem hukum Anglo Saxon. Dalam sistem hukum kontinental akan mengutamakan hukum tertulis, yang berarti bahwa negara-negara yang menganut sistem hukum ini akan selalu berupaya untuk menyusun hukum dalam bentuk tertulis. Upaya demikian dinamakan dengan “ Sistem Kodifikasi”. Hal ini dilakukan untuk menjamin adanya kepastian hukum, dan dengan begitu dapat melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.

Berbeda dengan sistem hukum kontinental, pada sistem hukum anglo saxon mendasarkan sistem hukumnya pada hukum tak tertulis, yaitu yurisprudensi. Namun demikian, janganlah dikatakan bahwa pada negara-negara yang menganut sistem hukum anglo saxon ini tidak ada peraturan tertulis atau peraturan tertulisnya tidak mempunyai daya berlaku yang dapat dipaksakan dibandingkan dengan yurisprudensi. Hukum tertulis tetap ada, dan berlaku yang dijadikan sebagai pedoman hakim dalam memutus perkara. Yurisprudensi mempunyai kekuatan mengikat apabila belum ada peraturan tertulis yang mengatur pemecahan masalah terhadap suatu permasalahan yang timbul. Oleh karena itu, yurisprudensi berkembang dari kasus-kasus kongkrit menjadi suatu kaidah, dan asas hukum yang diataati.

(8)

Negara kita menganut sistem hukum peninggalan Belanda yaitu sistem hukum Eropa Kontinental yang keberadaannya tercemin melalui berbagai kodifikasi (pengelompokkan aturan-aturan) hukum peninggalan Belanda. Aturan-aturan tersebut antara lain Burgerlijk Wetboek yang menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Wetboek Van Koophandel yang menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dan Wetboek Van Strafrecht yang menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Berdasarkan kodifikasi-kodifikasi tersebut jelaslah bahwa Indonesia menganut sistem hukum kontinental yang mengutamakan hukum dibuat dalam bentuk tertulis. Hukum dibentuk, dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat diketahui hubungan keterkaitannya satu hukum tehadap hukum-hukum lainnya. Keseluruhan hukum yang ada ini akan membentuk sistem hukum nasional.

Proses kodifikasi hukum ini akan sangat dipengaruhi oleh politik hukum negara, yaitu kehendak negara, dalam hal ini pemerintah dalam membentuk hukum, bagaimana ia ingin membuat hukum sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu, berbicara politik hukum tidak akan terlepas dari berlakunya berbagai kebijakan negara yang dilakukan pemerintah dalam penyelenggaraan negara. Politik hukum dalam hubungannya dengan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan arahan bagaimana pembangunan nasional di suatu negara akan diwujudkan.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Segi produk dapat dilihat dari kandungan gizi yang dimiliki susu sapi tersebut, kualitas gizi yang baik, memiliki varians rasa yang banyak, pengemasan yang menarik

(2) Pertanyaan 2 : Apakah anda merasa puas dengan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan?, sebagian karyawan EN Mandarin puas dengan pekerjaannya, tetapi ada

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Rektor tentang Calon Mahasiswa Baru Program Program Sarjana dan

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 PROVINSI : JAWA TENGAH... SDN

DIKLAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTIFIKASI JP2UPD 08 2005 360 S-1 IAIN RADEN PATAH PALEMBANG MAGISTER MANAJEMEN STIE NEGARA BELITANG OKU SUMSEL 1992 2014 S-1 S-2 48 THN DARI

anak juga sering dikaitkan dengan proses pikir dari anak tersebut yang masih dalam tahap pertumbuhan, sebab pertumbuhan seorang anak biasanya menyangkut tentang

Abstrak – Pada paper ini akan dirancang mobile robot dengan kemampuan mengatur arah gerak menuju arah yang dituju menggunakan compass sebagai penentu arah,

Pada sambutannya ia berharap bahwa dengan terbitnya tafsir al-Huda ini akan berguna bagi masyarakat dalam membina kehidupan beragama dan bermasyarakat serta dapat mendorong